Upload
rio-oktabyantoro
View
16
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Stroke non hemoragik
Citation preview
Nama pemeriksa I
PRESENTASI KASUS
Presentan:
Ranetta Putri
(2012-061-011)
Pembimbing:
dr. Cep Juli, Sp.S
Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit Saraf
FK UNIKA Atma Jaya - RSUD R. Syamsudin, SH
I. Identitas Pasien
Nama
: Ny. AJenis kelamin: PerempuanUmur
: 58 tahunPekerjaan
: Ibu rumah tanggaAgama
: IslamAlamat
: Benteng, Warudoyong, Kota Sukabumi Tanggal masuk RS: 03 Oktober 2014Tanggal periksa: 04 Oktober 2014II. Anamnesis (dilakukan secara autoanamnesis)
Keluhan utama: bicara rero sejak 3 hari SMRS Keluhan tambahan : mulut mencong, pengecapan berkurangPasien mengeluhkan bicara rero sejak 3 hari SMRS. Keluhan terjadi secara tiba-tiba saat pasien bangun tidur. Pasien juga mengeluh sulit menggerakkan lidah. Keluhan disertai mulut mencong dan pengecapan berkurang. Pasien menyangkal adanya riwayat trauma, penurunan kesadaran, nyeri kepala, pusing berputar, muntah, gangguan penglihatan, serta gangguan pada buang air kecil dan buang air besar.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat hipertensi sejak 3 tahun lalu. Pasien pernah mendapat obat Captopril. Namun tidak dikonsumsi secara teratur.
Riwayat diabetes melitus sejak 3 tahun yang lalu. Pasien tidak mengkonsumsi obat Riwayat stroke dan alergi disangkal
Riwayat Kebiasaan:
Riwayat sering mengkonsumsi makanan berlemak
Riwayat merokok dan konsumsi alkohol disangkal
Riwayat Keluarga: Ayah pasien memiliki riwayat hipertensi dan stroke.
Riwayat Perkembangan: BaikIII. Pemeriksaan Umum
Keadaan/kesan umum: Tampak sakit ringanKesadaran/GCS
: Compos mentis/ GCS 15 (E4M6V5)
Kooperasi
: kooperatif
Tipe badan
: normal
Kelainan kongenital:-Tekanan darah
: 250/100 mmHg
Nadi
: 84 kali/menit regular, kuat, penuh
Suhu aksila
: 37,0oCPernafasan
: 20 kali/menit
Pembuluh darah [pulsasi/getaran/bising] (kanan/kiri)
A. Karotis komunis: +/-/-
A. Temporalis: +/-/-
A. Subklavia: +/-/-
A. Dorsalis pedis: +/-/-Keadaan regional [inspeksi-palpasi-perkusi-auskultasi] :
Kepala;
Kalvarium
: normocephali
Wajah
: asimetris
Mata
: simetris, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung
: sekret -/-
Mulut
: mukosa oral basah
Telinga
: MAE +/+, sekret -/-
Leher;
JVP
: 5+2 cmH2O
A. Karotis
: teraba pulsasi teratur, kuat, dan penuh
Kel. tiroid
: tidak teraba adanya pembesaran
Trakea
: terletak di tengah
Kelenjar/benjolan: kelenjar getah bening tidak teraba
Toraks;
Paru-paru
:
I : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
P : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
P : sonor +/+
A : ves +/+, rhonki -/- Wheezing -/-
Jantung
:
I : iktus kordis tidak tampak
P : iktus kordis teraba di ICS V Linea Aksilaris Anterior
P : Batas atas : ICS II Linea Parasternal Sinistra
Batas kiri : 2 cm lateral dari ICS V Linea midklavikula sinistra
Batas kanan : ICS V Linea Parasternal Dextra
A: BJ I&II regular, murmur -, gallop -
Abdomen:
I : tampak datar
P : teraba supel, nyeri tekan -
P : timpani di seluruh regio abdomen
A : bising usus (+) 4x/menit
Hepar
: tidak teraba adanya pembesaran
Lien
: tidak teraba
Vesika urinaria: tidak teraba
Genitalia eksterna
: tidak diperiksa
Ekstremitas
: CRT >2, akral hangat,
Sendi
: kesan normal
Otot
: kesan normal
Kolumna vertebra
: kesan normal
Gerak leher/tubuh
: gerak tubuh normalIV. Pemeriksaan Neurologis
1. Tanda perangsangan selaput otak
Kaku kuduk: -Kernig
: -/-Brudzinski I: -Brudzinski II:-/-2. Tanda peningkatan tekanan intrakranial
Sakit kepala
: -Penglihatan kabur: -Bradikardia
: -Papil edema
: -3. Saraf kranial
N. I (kanan/kiri): normosmia
N. II (kanan/kiri) :
Asies visus: normal
Lihat warna: normal
Kampus visus : normal Funduskopi : tidak dilakukan
N.III-IV-VI (kanan/kiri) :
Kedudukan bola mata: simetris normal
Ptosis
: -
Eks/enoftalmus: -/-
Diplopia
: -
gerak bola mata
lateral
: baik
medial
: baik
atas
: baik
bawah
: baik
medial bawah: baik
Pupil
bentuk/besar
: bulat, 3mm/3mm
isokor
: isokor
Refleks cahaya:
langsung
: +/+
tidak langsung: +/+
Refleks akomodasi: baikN. V (kanan/kiri)
Motorik
Membuka mulut
: +
Menggerakkan rahang: +
Menggigit/mengunyah: +
Sensorik [raba, suhu, nyeri]
Oftalmikus
: +/+
Maksilaris
: +/+
Mandibularis
: +/+
Refleks kornea
: +/+
Refleks maseter
: -
N.VII (kanan/kiri)
Raut wajah
: asimetris
Angkat alis
: +/+
Tutup mata rapat-rapat: +/+
Kembungkan pipi
: +/-Memperlihatkan gigi
: +/-Mencucurkan bibir
: +/-Rasa kecap 2/3 depan
: tidak dinilaiN. VIII (kanan/kiri)
N. Vestibularis
Nistagmus
: -
Vertigo
: -
Keseimbangan
: normalN. Koklearis
Tinitus
: -/-
Gesekan jari
: +/+
Tes Schwabach: tidak dilakukan
Tes Rinne
: tidak dilakukan
Tes weber
: tidak dilakukanN. IX-X (kanan/kiri)
Suara (afoni/disfoni/normal): normalMenelan
: normal
Batuk
: normal
Refleks faring
: +
Arkus faring
Istirahat
: simetris
Fonasi
: simetris
N. XI (kanan/kiri)
Menoleh (M. Sternocleidomastoideus)
Ke kanan
: +
Ke kiri
: +
Angkat bahu (M. Trapezius): +
N. XII (kanan/kiri)
Disartria
: +Posisi lidah
Di dalam mulut: miring ke kiri
Saat menjulur
: deviasi ke kiriGerak lidah
Ke kanan
: +
Ke kiri
: tergangguFasikulasi
: -
Atrofi
: -4. Motorik
A. Kekuatan (kanan/kiri)
Lengan atas
Antefleksi
: 5/5
Retrofleksi
: 5/5
Abduksi
: 5/5
Aduksi
: 5/5
Lengan bawah
Fleksi
: 5/5
Ekstensi
: 5/5
Tangan
Fleksi
: 5/5
Ekstensi
: 5/5
Jari-jari
Fleksi
: 5/5
Ekstensi
: 5/5
Abduksi
: 5/5
Aduksi
: 5/5
Tungkai atas
Antefleksi
: 5/5
Retrofleksi
: 5/5
Abduksi
: 5/5
Aduksi
: 5/5
Tungkai bawah
Fleksi
: 5/5
Ekstensi
: 5/5Kaki
Plantarfleksi
: 5/5
Dorsofleksi
: 5/5
Jari-jari
Fleksi
: 5/5
Ekstensi
: 5/5
B. Refleks-refleks
Fisiologis
Biseps
: +/+
Triseps
: +/+
Lutut
: +/+
Tumit
: +/+Kulit dinding perut
Atas
: +/+
Tengah
: +/+
Bawah
: +/+
Otot dinding perut: -/-/-Patologis
Hoffman Tromner: -/-Babinski
: -/-Chaddok
: -/-Oppenheim
: -/-Gordon
: -/-Schaeffer
: -/-C. Klonus
Lutut
: -/-Tumit
: -/-D. Tonus
Lengan
Istirahat
: normotonus
Gerakan pasif
: normalTungkai
Istirahat
: normotonus
Gerakan pasif
: normal
E. Trofik
: eutrofik
F. Koordinasi dan fungsi serebelar
Statis
Duduk
: baik
Berdiri
: baikIntention tremor
: -Disdiadokokinesia
: baikRebound phenomena: -Dinamis
Telunjuk-telunjuk: normalTelunjuk-hidung: normalTumit-tumit
: normal5. Sensibilitas (kanan/kiri)
Permukaan [raba, suhu, nyeri]
Lengan
: baik
Tungkai
: baik
Tubuh
: baikDalam
Rasa gerak
: baik
Rasa getar
: tidak dilakukanDiskriminasi dua titik: baikSikap dan arah
: baik6. Sistem otonom
Miksi
: +Defekasi
: +Sekresi keringat
: +
7. Fungsi luhur
Afasia motorik
: -Afasia sensorik
: -Daya ingat, menghitung: baikApraksia
: -8. Tanda-tanda regresi
Refleks glabela
: -Refleks mencucur (snout): -Refleks pegang
: -V. Pemeriksaan Penunjang
Lab
Hematologi
Hb
: 8,0 g/dL (12 16 g/dL)Ht
: 23% (37 47 %)Jumlah leukosit: 5,9 ribu/uL (4 10 ribu/uL)Jumlah trombosit: 87 ribu/uL (140 400 ribu/uL)Kimia darah
SGOT / AST: 15 U/L (< 31 U/L)SPGT / ALT: 13 U/L (< 31 U/L)Elektrolit
Natrium: 151 mmol/L
Kalium: 5,01 mmol/L
Kalsium: 1.2 mmol/L (1.09 1.3 mmol/L)Klorida: 107 mmol/L
Fungsi ginjal
Ureum: 108 mg/dl (20 40 mg/dl)Kreatinin: 7,78 mg/dl (0.6 1.2 mg/dl)VI. Ringkasan
3 hari SMRS pasien mengeluh bicara rero secara tiba-tiba. Keluhan disertai mulut mencong dan penurunan pengecapan. Riwayat hipertensi dan DM sejak 3 tahun yang tidak terkontrol. Riwayat keluarga, ayah pasien memiliki riwayat hipertensi dan stroke.Pada pemeriksaan fisik ditemukan
KU : tampak sakit sedangKesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M6 V5
TD : 250/100 mmHgNadi : 80 x/menitRR : 20 x/menitSuhu : 37 C
Pada pemeriksaan neurologis ditemukan parese N. VII kiri sentral dan N. XII kiri sentralVII. Diagnosis
Pasien perempuan usia 58 tahun dengan parese N. VII kiri sentral dan N. XII kiri sentral e.c stroke non hemoragik Siriraj skore:
= (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x diastolik) (3 x penanda ateroma) 12= 0 + 0 + 0+ 10 3 12
= 5 (< 1) ( infark cerebriVIII. Diagnosis tambahan
CKD Hipertensi emergensi
DM tipe 2IX. Diagnosis banding-X. Saran Pemeriksaan
CT scan kepala EKG
Periksa GDS per hariXI. Terapi
Ruang Gawat Darurata. Stabilisasi jalan napas dan pernapasanb. Pemantauan tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah, pernapasan, suhu, saturasi oksigen) dan status neurologisc. Pasang IV line dan stabilisasi hemodinamik dengan cairan kristaloid atau koloid intravenaRuang Rawata. Rawat dalam bangsalb. Mobilisasi tirah baring, elevasi kepala 30c. Diet DM 1700 kalori/ harid. IVFD 2A dan Mecobalamin 500 mcg drip 1000 cc/ 24 jame. Citicolin 3 x 500 mg IVf. Omeprazole 1 x 40 mg IVg. Captopril 3 x 12,5 mg POh. Konsul bagian IPDII. Prognosis
q.a. vitam
: bonam
q.a. fungsionam: bonamq.a sanationam: dubia ad bonamFollow Up:
5-11-2014:
S: Pasien mengeluhkan bicara rero dan mulut mencong
O:
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran/ GCS: Compos mentis/ 15
Tanda-tanda vital:
Tekanan darah: 170/100 mmHg Nadi
: 96 kali/ menit
Pernapasan: 24 kali/ menit
Suhu
: 35,3C
Rangsang meningeal:
Kaku kuduk/ laseque/ kernig: -/ -/ -
Brudzinski I/ II
: -/ -
Saraf Otak
:
Pupil
: bentuk bulat, isokor, 3mm/3mm, reflek cahaya +/+
Gerak bola mata: baik
Wajah
: plika nasolabialis kiri tertinggal
Lidah
: miring ke kiri
Motorik
: 5 5
5 5
Sensibilitas
: +/ +
Fungsi luhur
: baik
Fungsi vegetatif: BAK +, BAB +, keringat +
Laboratorium:
GDS : 129Terapi:
a. IVFD 2A dan Mecobalamin 500 mcg drip 1000 cc/ 24 jamb. Citicolin 3 x 500 mg IVc. Omeprazole 1 x 40 mg IVd. Captopril 3 x 12,5 mg PO6-11-2014:S: Pasien mengeluhkan bicara rero. Mulut mencong sudah berkurangO:
Keadaan umum: Tampak sakit sedang
Kesadaran/ GCS: Compos mentis/ 15
Tanda-tanda vital:
Nadi
: 92 kali/ menit
Tekanan darah: 180/90 mmHg
Pernapasan: 20 kali/ menit
Suhu
: 36,5C
Rangsang meningeal:
Kaku kuduk/ laseque/ kernig: -/ -/ -
Brudzinski I/ II
: -/ - Saraf Otak
:
Pupil
: bentuk bulat, isokor, 3mm/3mm, reflek cahaya +/+
Gerak bola mata: baik
Wajah
: plika nasolabialis kiri tertinggal Lidah
: miring ke kiri Motorik
: 5 5
5 5 Sensibilitas
: +/ + Fungsi luhur
: baik
Fungsi vegetatif: BAK +, BAB +, keringat +
Pemeriksaan Penunjang
CT scan: Perdarahan intraserebri di daerah cortical subcortical lobus temporoparietalis kanan disertai dengan edema perifokal.
Atrofi serebriTerapi:
IVFD 2A dan Mecobalamin 500 mcg drip 1000 cc/ 24 jam Citicolin 3 x 500 mg IV Asam traneksamat 3 x 500 mg IV Omeprazole 1 x 40 mg IV Humulin R 3 x 6 U Captopril 3 x 12,5 mg POANALISA KASUS1. Anamnesis
Pada kasus gejala yang dialami pasien muncul mendadak, yaitu berupa bicara rero yang muncul tiba-tiba saat pasien bangun tidur 3 hari sebelum masuk RS. Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya mulut mencong dan penurunan pengecapan. Hal ini sesuai dengan definisi stroke yaitu timbulnya gejala defisit neurologis fokal/global terjadi secara mendadak dan berlangsung > 24 jam.
Faktor risiko stoke yang didapatkan dari anamnesa adalah adanya riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Hipertensi menyebabkan kerusakan endotel pembuluh darah sehingga terjadi proses arterosklerosis. Arterosklerosis menyebabkan terjadinya penebalan dan mengurangi elastisitas dari dinding pembuluh darah arteri. Hal ini mengakibatkan aliran darah ke otak dapat berkurang sehingga menimbulkan iskemia jaringan otak baik fokal maupun umum. Iskemia pada jaringan otak dapat mengakibatkan gangguan fungsi saraf bahkan kerusakan yang menetap dan kematian.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik umum didapatkan tekanan darah yang meningkat atau hipertensi yaitu 250/100 mmHg. Hipertensi yang terus berlangsung dan tidak terkontrol dapat mengakibatkan disfungsi dari sel endotel. Vasokonstriksi yang berlangsung lama dan kurangnya relaksasi dari sel endotel pembuluh darah dapat menyebabkan kerusakan dari sel endotel yang memicu terjadinya arterosklerosis.
Pada pemeriksaan neuurologis ditemukan parese pada N. VII kiri sentral dan parese N. XII kiri sentral.3. Pemeriksaan penunjang
CT Scan kepala merupakan gold standard dalam menentukan adanya stroke dan dapat membedakan antara stroke hemorrhagik atau non hemorrhagik (iskemik). Stroke hemorrhagik pada CT scan menunjukkan adanya gambaran berupa lesi hiperdens, sedangkan pada stroke iskemik menunjukkan gambar berupa lesi hipodens pada jaringan otak. Akan tetapi, MRI merupakan alat yang paling sensitif untuk mendeteksi adanya infark dini. Pemeriksaan penunjang lain juga dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab dan faktor resiko dari stroke tersebut, antara lain pemeriksaan EKG, profil lipid, kadar gula darah, darah rutin, fungsi ginjal, fungsi hati, analisa gas darah, dan elektrolit.
4. Tatalaksana
Prinsip tatalaksana dari stroke adalah mencegah terjadinya stroke berulang, membatasi kecacatan akibat stroke, mencegah komplikasi akibat stroke, mengobati penyebab terjadinya stroke, dan membantu pemulihan pasien dari stroke. Stabilisasi pasien harus sudah dilakukan pada ruang gawat darurat untuk mencegah terjadinya kematian akibat stroke terutama pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran. Medikamentosa yang diberikan dapat berupa neuroprotektor untuk SSP dan neurotropik untuk saraf perifer. Pada kasus diberikan mecobalamin dalam larutan 2A hal ini berfungsi untuk memperbaiki fungsi saraf perifer dan memacu asam nukleat pada sumsum tulang untuk meningkatkan sel darah merah. Citicoline sebagai neuroprtotektor berfungsi untuk menurunkan lesi iskemia dengan menstabilkan membran dan menurunkan pembentukan radikal bebas. Selain itu juga dapat meningkatkan integritas dan struktural fungsional membran sel dan efek kolinergik membantu perbaikan sel, pemulihan difisiensi kognitif, dan pemulihan lesi pada SSP. Pemberian omeprazole pada pasien stroke diperlukan untuk mencegah terjadinya stress ulcer yang sering terjadi akibat stroke.
Setelah dilakukan CT scan, ditemukan adanya perdarahan intraserebri di daerah cortical subcortical lobus temporoparietalis kanan disertai dengan edema perifokal. Penanganan pada pasien dengan stroke hemoragik adalah asam traneksamat 500-1000 mg/hari. Cara kerja asam traneksamat adalah mencegah terjadinya fibrinolisis. Penanganan stroke juga harus meliputi pencegahan sekunder berupa pengendalian dari faktor-faktor lain atau penyakit lain yang dapat mencetuskan terjadinya stroke berulang antara lain perubahan gaya hidup (berhenti merokok, alkohol), diet tinggi serat rendah lemak, olahraga teratur, hindari penggunaan obat-obat terlarang, mengkonsumsi obat hipertensi dan DM secara teratur.