Laporan DKK (Isi)

  • Upload
    adigama

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

RWFEFE

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangTujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang harus terus diupayakan oleh pemerintah. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kegiatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kehidupan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional (Badan Perencanaan dan Pengembangan kesehatan, 2008).Upaya kesehatan adalah sebuah tatanan terpadu antara upaya kesehatan masyarakat dan perorangan dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Tercapainya derajat kesehatan yang tinggi merupakan perwujudan kesejahteraan umum bangsa Indonesia yang merupakan tujuan nasional. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dilakukan upaya kesehatan yang ditunjang oleh dua komponen, yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). UKM adalah upaya yang diselenggarakan pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mengupayakan pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh. UKM meliputi Puskesmas, Dinas Kesehatan Kebupaten/Kota (DKK) dan Dinas Kesehatan Propinsi. Sedangkan UKP adalah upaya yang diselenggarakan pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mengupayakan pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi Puskesmas, praktek dokter swasta, poliklinik, rumah sakit pemerintah maupun swasta. Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, UKM dan UKP menyeleggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan dengan menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Kemenkes, 2014). Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (DKK) merupakan Strata II UKM yang melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, promosi kesehatan, penyehatan lingkungan, serta pembinaan keluarga dan masyarakat serta pengelolaan tata usaha dinas. Dinas Kesehatan Kota Karanganyar merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang kesehatan (Bapeda, 2009).Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, maka Bagian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteraan Universitas Sebelas Maret bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar memberikan kesempatan pada dokter muda untuk mengetahui tugas DKK dimana para calon dokter diharapkan dapat mengenal dan mempelajari tugas-tugas DKK secara struktural dan fungsional. Hal ini sangat bermanfaat bagi para dokter muda dalam mengetahui dan memahami peran dokter secara struktural dan fungsional. Dokter diharapkan tidak hanya dapat berperan fungsional (mendiagnosis dan mengobati pasien), tetapi juga memiliki kemampuan kepemimpinan dan manajerial untuk melaksanakan peran struktural demi suatu tujuan bersama, yaitu tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat.

B. TujuanTujuan pembelajaran Pendidikan Dokter Tahap Profesi di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Komunitas adalah:1. Tujuan UmumDokter muda dapat memahami peran struktural dan fungsional yang ada di Instansi Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.A. Tujuan Khususa. Mengetahui tugas pokok dan fungsi tiap bagian di DKK Karanganyar.b. Mengetahui struktur organisasi DKK Karanganyar c. Mengetahui pelaksanaan tugas dan kendala di DKK Karanganyar.C. Manfaat1. Memberi pengetahuan peran struktural dan fungsional DKK Karanganyar.2. Membedakan antara peran struktural dengan fungsional.3. Memahami sistem manajerial kesehatan DKK Karanganyar.

BAB IIKEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan Kepaniteraan Klinik Dokter Muda kelompok 488 Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar dilaksanakan selama 3 hari mulai hari Senin tanggal 17 November 2014 sampai dengan hari Rabu tanggal 19 November 2014. Kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:Pada hari pertama, Senin tanggal 17 November 2014 kelompok 488 tiba di DKK Karanganyar pada pukul 07.00 WIB disambut oleh Bapak Bambang Tri H. selaku sekertaris DKK. Kegiatan hari pertama dimulai dengan mengikuti apel pagi yang diikuti oleh semua staf bidang pada pukul 07.15 WIB. Kegiatan dilanjutkan dengan bimbingan materi. Materi bimbingan yang pertama disampaikan oleh Bapak Drs. Bambang Tri Hastaryo. Beliau menjelaskan mengenai peraturan-peraturan yang terkait dengan program kesehatan nasional, struktur organisasi DKK Karanganyar, garis komando dan tugas masing-masing bidang. Selain itu beliau menjelaskan mengenai visi, misi, tujuan serta sasaran, dan program kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. Beliau juga menjelaskan mengenai peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan upaya kesehatan yang dilakukan oleh dinas kesehatan, yaitu: UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional, Permendagri No 13 tahun 2006 dan Permendagri No. 59 tahun 2007, serta Perda No. 2 tahun 2009 tentang organisasi dan tata kerja. Bimbingan dilanjutkan oleh materi dari Bapak Sutopo, ST dari bidang pelayanan kesehatan mengenai tahap-tahap dalam menyelesaikan program studi pendidikan dokter dan program internship dokter, yaitu program yang wajib dijalani oleh mahasiswa kedokteran sistem KBK setelah selesai menjalani kepaniteraan klinik. Materi bimbingan yang ketiga disampaikan oleh dr. Cucuk, M.Kes selaku Kepala DKK Karanganyar, mengenai program-program yang dilaksanakan oleh dinas kesehatan serta sistem informasi manajemen. Kegiatan kepaniteraan klinik IKM pada hari pertama ditutup dengan materi mengenai pembangunan gizi yang disampaikan oleh Bapak Sunarto, SKM dari bidang Bina Kesehatan Keluarga (Binkesga). Upaya pembangunan derajat kesehatan dapat dilihat dari morbiditas dan mortalitas, utamanya dilihat dari besarnya Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, dan Angka Kematian Balita.Materi bimbingan pada hari Selasa 18 November 2014 diberikan oleh Bapak Fathkul Munir, SKM, M.Kes. mengenai Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL). Beliau menjelaskan mengenai metode dalam mengubah perilaku masyarakat menjadi perilaku sehat, diantaranya dengan mengurangi kebiasaan buang air besar sembarangan, mencuci tangan dengan sabun, penyediaan air minum rumah tangga, dan pengelolaan sampah rumah tangga. Bimbingan selanjutnya diberikan oleh Ibu Dra. Sariati dari bagian Promosi Kesehatan Institusi (Promkesi). Beliau menjelaskan tentang sie-sie serta program-program yang ada di Promkesi. Sie meliputi: sie Promosi kesehatan; sie Pengembangan dan Pembiayaan Jaminan Kesehatan (PPJK); serta sie Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) dan Kesehatan Institusi. Semua sie tersebut bertugas dalam membantu kepala dinas kesehatan dalam merencanakan, melaksanakan, mengoordinir, dan menyampaikan info kesehatan melalui berbagai media.

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Profil Dan Pengorganisasian DKK Karanganyar1. Gambaran Umum Kabupaten Karanganyara. Keadaan GeografiKabupaten Karanganyar merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sragen; Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Wonogiri; Sebelah Barat berbatasa dengan Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali.b. Keadaan Penduduk1) Pertumbuhan dan Kepadatan PendudukPenyebaran penduduk masih belum merata. Kepadatan penduduk di daerah perkotaan secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan pedesaan. 2) Sex Ratio PendudukPerkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dari perkembangan ratio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Berdasarkan Data Karanganyar Dalam Angka Tahun 2013 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar rasio jenis kelamin penduduk Karanganyar Tahun 2013 sebesar 97,78 (tahun 2012 : 98,80 tahun 2011 : 99,39). Hal ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.

c. Keadaan Sosial Ekonomi1) Alokasi Anggaran Bidang KesehatanSesuai kesepakatan para Kepala Daerah diharapkan anggaran kesehatan memperoleh 15% dari APBD dan UU Nomor 36/2009 tentang kesehatan bahwa anggaran kesehatan pemerintah dialokasikan minimal 5% APBN dan 10% APBD di luar gaji. Namun secara umum belum banyak daerah yang dapat memenuhi angka tersebut.2) Angka Beban TanggunganAngka beban tanggungan diperoleh dari perbandingan banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya usia produktif (usia 15-64 tahun). Berdasarkan Jumlah Penduduk menurut kelompok umur tersebut maka angka beban tanggungan (dependency ratio) penduduk Kabupaten Karanganyar tahun 2013 sebesar 47,67 sama dengan tahun 2012 sebesar 47,68. Artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 47 orang penduduk tidak produktif.d. Tingkat Pendidikan0,63,92,624,322,93312,80,442,420,522,435,814,5PersentaseLaki-LakiPerempuan

Grafik 1. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2013

Dari diagram di atas menunjukkan bahwa laki-laki lebih diprioritaskan dalam mendapatkan pendidikan daripada perempuan, meskipun jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.2. Tugas Pokok FungsiPeraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekertaris daerah. DKK Karanganyar mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang kesehatan. Fungsi dari Dinas Kesehatan antara lain :a. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesehatan yang meliputi promosi dan kesehatan institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengandalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan.b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang kesehatan yang meliputi promosi dan kesehatan institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengandalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan.c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan yang meliputi promosi dan kesehatan institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengandalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan.d. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis dalam lingkup Dinas Kesehatan.e. Pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

DKK Karanganyar sebagai dinas pelaksana kesehatan tingkat kabupaten membawahi 21 puskesmas yang tersebar di dalam 17 kecamatan, yaitu: Puskesmas Jatipuro, Puskesmas Jatiyoso, Puskesmas Jumapolo, Puskesmas Jumantono, Puskesmas Matesih, Puskesmas Tawangmangu, Puskesmas Ngargoyoso, Puskesmas Karangpandan, Puskesmas Karanganyar, Puskesmas Tasikmadu, Puskesmas Jaten I, Puskesmas Jaten II, Puskesmas Colomadu I, Puskesmas Colomadu II, Puskesmas Gondangrejo, Puskesmas Kebakkramat I, Puskesmas Kebakkramat II, Puskesmas Mojogedang I, Puskesmas Mojogedang II, Puskesmas Kerjo, dan Puskesmas Jenawi.Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009, yaitu meliputi:a. Kepala Dinas Karanganyar, bertugas sebagai pemimpin DKK Karanganyarb. Sekretariat, membawahi tiga sub bagian:1) Sub Bagian Perencanaan2) Sub Bagian Keuangan 3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.c. Bidang Bina Kesehatan Keluarga (BINKESGA), membawahi :1) Seksi Kesehatan Anak dan Lansia2) Seksi Perbaikan Gizi Masyarakat3) Seksi Reproduksi Remaja dan Lansia d. Bidang Pelayanan Kesehatan (YANKES), membawahi : a. Seksi Upaya Kesehatan Dasar dan Rujukanb. Seksi Kefarmasian dan NAPZAc. Seksi Akreditasi, Sertifikasi dan Lisensie. Bidang Promosi dan Kesehatan Institusi (PROMKESI)a. Seksi Promosi Kesehatanb. Seksi UKBM dan Kesehatan Institusic. Seksi Pengembangan Perlindungan Jaminan Kesehatanf. Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)a. Seksi Pengamatan dan Pencegahan Penyakit b. Seksi Pemberantasan dan Pengendalian Penyakitc. Seksi Penyehatan Lingkungang. Unit Pelaksana Teknisa. Unit Pelaksana Teknis Dinas Instalasi Farmasi Kabupatenb. Unit Pelaksana Teknis Dinas Laboratorium Kesehatan Masyarakatc. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) h. Kelompok Jabatan FungsionalB. Promosi Kesehatan dan KIPromosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh dan untuk masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Tujuan dari promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan UKBM (Upaya Kesehatan Masyarakat), serta menciptakan lingkungan yang kondusif.Promosi Kesehatan memiliki tiga strategi dasar yang berupa:1. Gerakan Pemberdayaan: memberikan informasi secara berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, sehingga sasaran berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mau, dari mau menjadi mampu untuk melaksanakan perilaku mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan.2. Bina suasana: menciptakan lingkungan sosial yang kondusif untuk lebuh menguatkan dukungan terhadap perubahan perilaku individu/keluarga/kelompok, khususnya dari fase tahu menjadi mau.3. Advokasi: upaya strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan stakeholders/penentu kebijakan/pemilik dana. Strategi tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat dapat menolong dirinya sendiri dengan perilaku mencegah dan mengatasi masalah kesehatan. Selain itu strategi tersebut juga untuk menanamkan paradigma sehat di masyarakat, dimana pencegahan dan peningkatan kesehatan diutamakan, tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.Promosi Kesehatan memiliki Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) yang meliputi penyebarluasan informasi kesehatan, pengembangan UKBM dan kesehatan institusi, serta pengembangan perlindungan jaminan kesehatan. Berdasarkan tupoksi tersebut, Promosi Kesehatan memiliki fungsi untuk merencanakan, mengkoordinasikan, penyediaan sarana, dan pengawasan/monitoring terhadap pelaksanaan Promosi Kesehatan, UKBM dan KI, dan PPJK (Program Pemeliharaan Jaminan Kesehatan). Dalam pelaksanaannya, promkes tidak berjalan sendiri, melainkan terintegrasi dalam program-program kesehatan.1. Seksi Promosi KesehatanKegiatan promosi kesehatan merupakan kewenangan daerah yang harus dilaksanakan oleh daerah, untuk menjamin pelayanan dasar, menjadi prioritas Pemerintah Daerah dan memenuhi komitmen, nasional dan internasional.Kegiatan promosi kesehatan ini merupakan pelayanan bidang kesehatan yang mendapat prioritas tinggi, berorientasi pada output yang langsung dirasakan oleh masyarakat, terukur terus menerus dan laik (feasible) untuk dikerjakan. Oleh karena itu terdapat SPM (Standar Pelayanan Minimum) untuk mengukur kinerja daerah dalam melakukan promosi kesehatan.Adapun indikator SPM Promosi Kesehatan berupa presentase tercapainya kondisi sehat di suatu daerah. Kondisi sehat tersebut ditentukan dari beberapa aspek.

Tabel 1. Indikator SPM Promosi KesehatanNo.IndikatorStandar Pencapaian

1.Rumah Tangga Sehat65%

2.Bayi yang mendapat ASI Eksklusif80%

3.Desa dengan garam beryodium yang baik90%

4.Posyandu Purnama40%

Sumber: Profil Dinas Kesehatan KaranganyarContoh kegiatan Promosi Kesehatan:a. Peningkatan Citra Posyandub. Gerakan Senin Sehatc. Pergerakan Masyarakat untuk Tilik Tonggo dalam PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)d. Kampanye GAKYe. Gerakan Desa Siaga Sehat Sejahteraf. Peningkatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Tatanan Rumah Tangga, Tempat Kerja, dan Institusi Pendidikang. Promosi Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)h. Pengembangan Kawasan Tanpa Rokoki. Kampanye Gaya Hidup Sehat2. Seksi UKBM dan KIMacam-macam UKBM antara lain:a. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)Posyandu merupakan jenis UKBM yang paling memasyarakat dewasa ini. Posyandu memiliki beberapa program prioritas, yaitu pelayanan KB, KIA, Gizi, Imunisasi, Lansia, dan Penanggulangan Diare.b. Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK)Wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja yang terencana, teratur, dan berkesinambungan yang diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok pekerja yang memiliki jenis kegiatan yang sama dan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas.c. Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)PKD adalah UKBM yang dibentuk oleh, untuk, dan bersama masyarakat dan didukung oleh tenaga kesehatan profesional untuk melakukan upaya promotif dan kuratif, sesuai dengan kewenangannya dibawah pembinaan teknis Puskesmas. d. Saka Bakti Husada (SBH)Adalah wadah Pramuka untuk mengembangkan pegetahuan, ketrampilan, pengalaman dan kesempatan dalam membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam pembangunan kesehatan.e. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)Adalah sebidang tanah di halaman atau ladang yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang berkhasiat sebagai obat.f. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)Adalah segala usaha yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah mulai TK sampai dengan SLTA.g. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)Merupakan wujud partisipasi masyarakat produk pesantren dalam bidang kesehatan. Kegiatan dalam Poskestren antara lain3. Seksi PPJKSeksi ini berfungsi untuk sosialisasi Program Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat bagi masyarakat miskin. Program ini bertujuan untuk meningkatkan jangkauan, pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan khususnya bagi masyarakat miskin. Adapun sasaran program ini adalah masyarakat dengan kriteria sangat miskin, miskin, dan hampir miskin.Sumber pendanaan program ini berasal dari APBN. Adapun pelayanan kesehatan bagi peserta Jamkesmas meliputi:a. Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmasb. Pelayanan Kesehatan Rujukan di Rumah SakitC. Pembiayaan (PPJK)1. Program JamkesmasPenetapan Sasaran/ Kepesertaan:a. Desa mengusulkan masyarakat miskin dengan kriteria sangat miskin, miskin, dan hampir miskin ke Bupati Karanganyar melalui Puskesmas dan DKK dengan berdasarkan jumlah kuota yang ditetapkanb. Usulan tersebut disampaikan untuk di tetapkannya Surat Keputusan oleh Bupati Karanganyarc. Surat Keputusan Bupati Karanganyar perihal Daftar Peserta Jamkesmas tersebut selanjutnya diserahkan kepada PT. Askes Cabang Surakarta untuk dicetak kartunya (warna kuning)d. Kartu yang telah dicetak oleh PT. Askes selanjutnya diserahkan kepada desa untuk disampaikan kepada pesertaKarena jumlah kuota untuk Kabupaten Karanganyar pada tahun 2009 dan 2010 masih sama dengan tahun 2008 maka penetapan peserta baru hanya menggantikan yang meninggal, pindah alamat, dan double entry.Pendanaan Program Jamkesmas sendiri bersumber dari APBN. Pelayanan kesehatan bagi peserta Jamkesmas meliputi:a. Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmasb. Pelayanan kesehatan rujukan di RSAdapun pelayanan kesehatan yang dibatasi adalah:a. Kacamata minimal +1/-1b. Intra Ocular Lensc. Alat bantu dengard. Alat bantu gerake. Penunjang diagnostik canggihAdapun pelayanan yang tidak dijamin adalah:a. Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuanb. Bahan, tindakan, dan alat untuk tujuan kosmetikc. Prothesis gigi tiruand. General check upe. Rangkaian pemeriksaan dan pengobatan untuk mendapatkan keturunanf. Pengobatan alternativeg. Pelayanan kesehatan untuk tanggap darurat bencanah. Pelayanan kesehatan pada bakti sosial.Prosedur Program Jamkesmas di Kabupaten Karanganyar meliputi:a. Peserta Jamkesmas Kabupaten Karanganyar yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke Puskesmas dan jaringannyab. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta Jamkesmas Kabupaten Karanganyar harus menunjukkan kartu peserta yang merujuk kepada daftar masyarakat miskin yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Karanganyar tahun 2009c. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka peserta yang bersangkutan dapat dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai surat rujukan dan kartu peserta Jamkesmas yang ditunjukkan sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan kecuali pada kasus emergency.d. Bila peserta tidak dapat menunjukkan kartu peserta sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, maka yang bersangkutan diberi waktu maksimal 2 x 24 jam pada hari kerja untuk menunjukkan kartu tersebute. Pada kondisi tertentu dimana yang bersangkutan belum mampu menunjukkan identitas sebagaimana yang dimaksud diatas maka direktur rumah sakit dapat menetapkan status miskin atau tidak kepada yang bersangkutan. D. Kesehatan Ibu dan AnakIbu dan anak merupakan salah satu kelompok umur yang rentan dengan permasalahan kesehatan sehingga kelompok ini sensitif dengan perubahan derajat kesehatan masyarakat. Maka dari itu Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita merupakan indikator derajat kesehatan. Ibu dan anak memerlukan pelayanan kesehatan khusus sehingga dinas kesehatan merumuskan program Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA). Angka kematian bayi di Karanganyar pada tahun 2012 8,78 per 1000 kelahiran dibandingkan dengan angka kematian bayi di Jawa Tengah pada tahun 2012 11,85 per 1000 kelahiran sudah memenuhi target. Di mana angka kematian bayi di Karanganyar lebih rendah dibandingkan dengan angka kematian di Jawa Tengah. Angka kematian ibu di Karanganyar pada tahun 2012 sebesar 17 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan angka kematian ibu di Jawa Tengah 116,34 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012) tentunya sudah memenuhi target yaitu di bawah angka kematian ibu di Jawa Tengah.Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar membuat program KIA meliputi antenatal care (penanggulangan anemia pada ibu hamil dan penangggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)), pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan neonatus, kunjungan bayi dan ASI eksklusif serta pemantauan pertumbuhan balita.Program antenatal care ini difokuskan pada penanggulangan anemia dan GAKI. Berdasarkan masa emas dan kritis pertumbuhan dan perkembangan anak mulai dari konsepsi hingga umur dua tahun. Pada masa konsepsi hingga kelahiran otak janin mengalami pertumbuhan. Pada umur kehamilan 0-20 pekan janin mengembangkan tinggi badan potensial, maka dari itu janin membutuhkan kecukupan mikronutrien dan protein. Pada umur kehamilan 20 pekan sampai masa kelahiran janin membangun berat badan potensial, maka dari itu janin membutuhkan kecukupan jumlah kalori. Pada masa kelahiran hingga umur dua tahun bayi mengalami pertumbuhan mencapai tinggi dan berat badan optimal. Maka dari itu bayi membutuhkan kecukupan jumlah makronutrien dan mikronutrien melalui program ASI eksklusif (hingga umur enam bulan) dan MP-ASI. Jika asupan gizi pada tumbuh kembang janin dan bayi terganggu maka dapat muncul kerugian jangka pendek dan jangka panjang seperti perkembangan otak yang dapat mengakibatkan rendahnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, pertumbuhan masa tubuh dan komposisi badan yang dapat menyebabkan buruknya kekebalan dan kapasitas kerja, gangguan metabolisme yang dapat menimbulkan masalah metabolik seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung koroner dan dapat berujung pada kematian.Pencegahan anemia pada ibu hamil melalui pemberian tablet tambah darah berupa 200 mg Ferous Sulfat (60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat) per hari selama minimal 90 hari. Namun program ini belum mampu menurunkan kejadian anemia pada ibu hamil walaupun angka distribusi tablet tambah darah sudah cukup baik. Diasumsikan terdapat beberapa kendala seperti suplementasi tidak dibarengi dengan makanan pola menu seimbang, khususnya sumber protein hewani & vitamin C yang cukup, adanya penyakit yang mengganggu seperti cacing tambang dan malaria, tidak ada jaminan bahwa tablet tambah darah diminum sasaran dan adanya penghambat penyerapan tablet tambah darah (teh, susu, kopi).Kekurangan iodium dapat menimbulkan penurunan produksi hormon tiroid, sehingga dapat mengganggu metabolisme tubuh. Jika hal ini terjadi pada ibu hamil pada periode kritis, maka perkembangan otak dapat terganggu sehingga berisiko untuk mengalami keguguran, kelahiran prematur, hipotiroid kongenital, retardasi mental, kretinisme dan gangguan saraf lain. Pencegahan GAKI meliputi surveilans pengumpulan, pengolahan dan analisa data GAKI (pemeriksaan NHI (Neonatal Hipothyroid Indeks) pada semua bayi, pemeriksaan TGR (Total Goitre Rate) pada ibu hamil dan pemantauan penggunaan garam beryodium pada semua keluarga) yang dilakukan terus menerus setiap tahun dan diinformasikan kepada pemegang program terkait.Pemberian makanan pada bayi dan pemantauan pertumbuhan balita turut menjadi perhatian pada program KIA. Bayi memiliki standar emas makanan meliputi inisiasi menyusui dini (IMD), menyusui ASI eksklusif selama enam bulan, memberikan MP-ASI dan makanan keluarga setelah umur enam bulan dan meneruskan pemberian ASI sampai umur dua tahun. Setelah itu pemantauan pertumbuhan balita digunakan untuk pengawasan dan deteksi dini adanya gangguan pertumbuhan pada balita. Jika gangguan segera diketahui maka harapannya gangguan dapat segera ditangani untuk mencegah dampak yang lebih besar. Pemantauan pertumbuhan ini dilakukan di Posyandu menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita. Jika ditemukan gangguan perkembangan maka Posyandu dapat melaporkan hal tersebut ke bidan desa, kemudian bidan desa akan melaporkan ke Puskesmas untuk memutuskan tata laksana lebih lanjut.E. Program Perbaikan GiziKonsep hidup sehat H.L.Blum sampai saat ini masih relevan untuk diterapkan. Kondisi sehat secara holistik bukan saja kondisi sehat secara fisik melainkan juga spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya masalah kesehatan.Faktor tersebut terdiri darifaktor perilaku/gaya hidup(life style), faktor lingkungan(sosial, ekonomi, politik, budaya),faktor pelayanan kesehatan(jenis cakupan dan kualitasnya) danfaktor genetik(keturunan). Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Diantara faktor tersebut faktor perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sukar ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilaku masyarakat.Tujuan pembangunan kesehatan nasional salah satunya adalah menurunkan mortalitas dan morbiditas. Dalam hal ini mortalitas lebih diutamakan dikarenakan hal tersebut adalah keadaan terburuk dalam dunia kesehatan. Tiga indikator utama yang terdapat diantaranya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA). Hal tersebut didasarkan karena sangat rentannya ketiga indikator tersebut mengalami dampak serius ketika faktor lain yang mendukungnya bermasalah. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu tertinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Berdasarkan SDKI 2007 Indonesia telah berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu dari 390/100.000 kelahiran hidup (1992) menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (1997). Selanjutnya turun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup.Penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan 28%, preeklampsi/eklampsi 24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri 5% dan lain lain 11%.Selain itu, salah satu indikator utama derajat kesehatan masyarakat lainnya adalah Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). AKB tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor faktor lain, salah satunya adalah faktor gizi. Status gizi ibu pada waktu melahirkan dan gizi bayi merupakan faktor tidak langsung maupun langsung sebagai penyebab kematian bayi. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat perhatian yang serius.Gizi untuk bayi yang paling sempurna adalah Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sejak dini. ASI sangat bermanfaat bagi bayi karena mengandung komposisi zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi yaitu zat pembangun (protein, mineral), zat pengatur (vitamin, mineral, protein) dan zat tenaga (karbohidrat, lemak), mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya serta mengandung zat-zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari infeksi.Namun cakupan pemberian ASI yang tinggi saja tidaklah cukup untuk mencapai ASI secara eksklusif, tetapi harus diikuti dengan pola pemberian ASI yang sesuai dengan standar pemberian ASI. Pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja selama 6 bulan dan dapat terus dilanjutkan sampai dengan 2 (dua) tahun dengan memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sebagai tambahan makanan sesuai dengan kebutuhan bayi. Kenyataan rendahnya pemberian ASI Eksklusif oleh ibu menyusui di Indonesia disebabkan oleh 2 (dua) faktor, yakni faktor internal yang meliputi rendahnya pengetahuan serta sikap ibu tentang kesehatan secara umum dan ASI Eksklusif secara khususnya dan faktor eksternal yang meliputi kurangnya dukungan keluarga, masyarakat, petugas kesehatan maupun pemerintah sebagai pembuat kebijakan terhadap pemberian ASI Eksklusif, gencarnya promosi susu formula, adanya faktor sosial budaya serta kurangnya ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak.F. Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)

1. Visi dan Misia. VisiTerwujudnya masyarakat yang bebas dari penularan penyakit dengan memiliki perilaku sehat dan didukung oleh lingkungan sehat.b. Misi1) Meningkatkan upaya penemuan kasus dan pengobatan penderita penyakit menular2) Meningkatkan dan mengembangkan upaya penyehatan lingkungan3) Meningkatkan dan mengembangkan upaya perilaku hidup sehat4) Meningkatkan dan mengembangkan ketahanan terhadap penyakit menular5) Meningkatkan meningkatkan dan mengembangkan perencanaan berdasarkan fakta6) Meningkatkan dan mengembangkan penggalangan kemitraan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit2. Pencegahan PenyakitBerdasarkan waktu pelaksanaannya terkait dengan patogenesis masing-masing penyakit, terdapat 3 jenis pencegahan, yaitu:a. Pencegahan I (primer): pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya penyakit1) Promosi Kesehatan2) Perlindungan Khususb. Pencegahan II (sekunder): pencegahan yang dilakukan selama masa perjalanan penyakit1) Penemuan dini2) Pengobatan segera3) Pembatasan ketidakmampuanc. Pencegahan III (tersier): pencegahan yang dilakukan pada akhir masa perjalanan penyakit1) Rehabilitasi3. Pemberantasan PenyakitDalam hal ini, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam upaya memberantas penyakit, diantaranya adalah intensifikasi pencarian dan pengobatan kasus, imunisasi, pemberantasan penyakit berbasis lingkungan dan perilaku sehat, penggalangan upaya kemitraan dengan pihak terkait, serta pelasanaan survailans epidemiologi.4. Kesehatan LingkunganProgram Kesehatan Lingkungan:a. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat)b. SBS (STOP BAB Sembarangan)c. CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)d. PAM RT ( Penyediaan Air Minum Rumah Tangga)e. PSRT (Pengolahan Sampah Rumah Tangga)Tabel 2. Standar Pelayanan Minimal (SPM) PPMNoJenis PelayananIndikatorTargetRealisasi tahun 2013

1PE & Penanggualangan KLBDesa ditangani 85%98%

CDR>70%55.3%

3ISPA PneumoniBalita ditangani100%6.61%

4IMS & HIV-AIDSKlien ditangani100%100%

IMS diobati100%100%

Scrining Donor Darah100%100%

5P2 Demam Berdarah Dengue (DBD)Penderita DB dtiangani100%100%

IR (Incident Rate)