Upload
vuonghanh
View
272
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 1
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI
RESES MASA SIDANG III TAHUN 2016-2017
KE PROVINSI SUMATERA BARAT
TANGGAL 27 FEBRUARI-2 MARET 2017
KOMISI V DPR-RI
JAKARTA, 2017
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 2
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………… 3
I.1. Dasar Hukum ……………………………………………………………………………. 3
I.2. Maksud dan Tujuan ……………………….…………………………………………….. 3
I.3. Lokasi dan Waktu ……………………………………………………………………….. 4
I.4. Agenda ............................................................................................... .................... 4
II. HASIL PENINJAUAN KUNJUNGAN…………………………………………………………… 4
II.1. Temuan dan Permasalahan …….....………………………………………………… 4
II.2. Kesimpulan/Rekomendasi ………………………………………………….………… 5.
III. PENUTUP ………………………………………………………………………………………. .. 6
LAMPIRAN
L.1. Daftar Anggota Rombongan ……………………………………………………. 7
L.2. Daftar Mitra Pendamping ………………………………………………………… 7
L.3. Data-data Pendukung …………………………………………………………….. 9
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 3
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI
RESES MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016-2017
KE PROVINSI SUMATERA BARAT
TANGGAL 27 FEBRUARI – 2 MARET 2017
I. PENDAHULUAN
I.1. Dasar Hukum
1. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Perubahan
Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23;
2. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
I.2. Maksud dan Tujuan
1. Untuk melaksanakan fungsi pengawasan secara spesifik melalui peninjauan secara langsung
terhadap kondisi infrastruktur dan transportasi di Provinsi Sumatera Barat antara lain Jalan
Nasional Padang Bypass Capacity Expansion Project, Infrastruktur Kawasan Wisata Mandeh,
Pembangunan Proyek Pengendali Banjir di Kota Padang, Stasiun Kereta Api Bandara
Internasional Minangkabau dan Progress Pengembangan Bandara Internasional Minangkabau
2. Untuk mengetahui dan menginventarisir permasalahan-permasalahan yang dihadapi
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan masyarakatnya, terkait rencana pembangunan
infrastruktur dan transportasi seperti disebutkan poin nomor satu.
Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja adalah dalam rangka melaksanakan Fungsi dan Tugas
Dewan sesuai dengan Pasal 58, ayat (3), Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1
Tahun 2014 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, yaitu:
butir a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk APBN,
serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya;
butir d. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.
Selanjutnya Tata Tertib DPR RI Pasal 59 ayat (3) juga menyatakan bahwa: “Dalam melaksanakan
tugas komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (3) dan tindak lanjut pengaduan
masyarakat, komisi dapat:
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 4
butir f. mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses atau mengadakan kunjungan kerja
spesifik dalam masa sidang, yang hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk ditindaklanjuti.
I.3. Lokasi dan Waktu
1. Pelaksanaan Kunjungan diadakan pada tanggal 27 Februari-2 Maret 2017;
2. Lokasi kunjungan adalah Provinsi Sumatera Barat.
I.4. Agenda Kunjungan
1. Peninjauan Jalan Nasional Padang Bypass Capacity Expansion Project;
2. Peninjauan infrastruktur Kawasan Wisata Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan sebagai
Kawasan Strategis Nasional;
3. Peninjauan Proyek Pengendali banjir Kota Padang;
4. Peninjauan Stasiun Kereta Api Bandara Internasional Minangkabau;
5. Peninjauan Proyek Pengembangan Bandara Internasional Minangkabau;
6. Pertemuan dengan Gubernur Provinsi Sumatera Barat dan jajarannya yang dihadiri mitra
Komisi V DPR RI;
7. Pertemuan dengan Pejabat Kementerian Perhubungan dan Pejabat Bandara Internasional
Minangkabau (BIM).
II. HASIL PERTEMUAN DAN PENINJAUAN LAPANGAN
II.1. Temuan dan Permasalahan
Beberapa temuan dan permasalahan yang diperoleh dari Kunjungan Kerja Reses Komisi V, dalam
rangka peninjauan sarana dan prasarana infrastruktur serta transportasi di Provinsi Sumatera
Barat antara lain;
1. Jalan Nasional Padang Bypass Capacity Expansion Project.
Peningkatan kapasitas jalan dari 2 lajur menjadi 4 lajur 2 arah Jalan Padang Bypass sedang
dilakukan dikarenakan pertumbuhan lalulintas kendaraan pribadi maupun kendaraan berat
antar kota yang dari dan menuju pelabuhan serta bandara mulai padat agar memaksimalkan
dan mengoptimalkan pengangkutan barang dan orang. Peniingkatan jumlah penduduk di
sekitar jalan Padang Bypass ikut berpengaruh terhadap naiknya tingkat kepadatan lalulintas
yang mana dapat dilihat pada saat pagi dan sore hari dimana terjadi kepadatan lalulintas
khususnya lokasi persimpangan sebidang yang ada. Pembangunan jalan Padang Bypass
Expansion Project menggunakan dana Loan sebesar IDR 436.006.233.313,17 (exluding VAT
10%) yang terdiri jalan 27 km dan 9 buah jembatan, terdiri dari :
Konstruksi Rigid Povement sepanajang 5 km (Segmen Simpang Gaung-Simpang Lubuk
Bergalung);
Konstruksi Flexible Povement sepanajang 22 km (Segmen Simpang Lubuk Begalung-
Duku Flyover).
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 5
Temuan:
Beberapa ruas jalan masih dalam pengerjaan dan ada juga beberapa lahan yang
termasuk ruas jalan belum dilakukan penyelesaian sengketa yang menjadi tanggung
jawab pemerintah Provinsi Sumatra Barat;
Belum lengkapnya marka jalan dan lampu perlintasan di perempatan jalan dan perlunya
penegakan hukum terhadap kendaraan yang parkir di kedua sisi jalan.
2. Pembangunan Jalan akses di Kawasan Strategis Wisata Mandeh (Teluk Kabung-Sei.Pisang-
Sei.Nyalo-Mandeh-Carocok-Tarusan)
Jalur alternatif Taluak Kabung-Mandeh–Tarusan sepanjang 40+525km diharapkan dapat
mengantisipasi terjadinya kemacetan arus lalulintas di jalan Padang-Painan terutama pada hari
libur. Selain itu lokasi terletak sejajar pantai Samudera Hindia dan berada di lokasi tujuan
wisata sehingga jalur alternatif ini akan memberikan nilai lebih untuk menunjang
pengembangan kawasan pariwisata daerah tersebut. Nantinya dapat berimbas kepada
pengembangan pendapatan dan peningkatan perekonomian Provinsi Sumatera Barat
umumnya dan Kabupaten Pesisir Selatan khususnya.
Temuan:
Perbaikan menuju kawasan Mandeh belum bisa dilakukan dalam waktu dekat ini karena
belum ada penentuan pemenang kontraktor proyek karena adanya sanggahan, untuk itu
perlu dilakukan revisi regulasi mengenai sanggahan yang nantinya hanya bisa dilakukan
sekali saja;
Pembebasan lahan yang akan dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah
provinsi sebagian besar belum diselesaikan. Kementerian pekerjaan umum tidak dapat
memulai pembangunan dan pelebaran jalan karena adanya penolakan masyarakat
tersebut dikarenakan persoalan pembebasan lahan. Pada kunjungan presiden dikawasan
mandeh tahun 2015 menargetkan pembangunan jalan dikawasan mandeh akan selesai
dalam waktu 2 tahun, mengingata target dari presiden ini maka sebaiknya pihak-pihak
yang berperan memwujudkan pembangunan dan pelebaran akses jalan ke kawasan
wisata Mandeh perlu bekerja lebih cepat dan tanggap mengatasi hambatan-hambatan
yang sedang terjadi;
Adanya informasi dari BMKG bahwa kawasan Mandeh merupakan kawasan bencana
sehingga pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sebaiknya memperhatikan sarana
dan prasarana infrastruktur maupun antisipasinya;
Salah satu kelengkapan untuk antisipasi bencana tersebut perlunya dibangun pos SAR di
Kawasan Wiasta Mandeh.
3. Pembangunan sarana/ prasarana Pengendali Banjir dan Sedimen Kota Padang (Sungai
Batang Kuranji)
Sungai Batang Kuranji merupakan salah satu sungai di kawasan Kota Padang serta
merupakan salah satu DAS pada wilayah Sungai Indragiri-Akuaman dengan total luas DAS
202,7 km2 terdiri dari 5 sub daerah aliran sungai yaitu Sub DAS Batang Sungai Sapiah, Sub
DAS Batang Sungai Limau Manih, Sub DAS Batang Sungkai, Sub DAS Batang Bukik
Tindawan dan Sub DAS Padang Janiah. Batang Kuranji mengalir dari hulu Bukit Barisan
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 6
dengan elevasi tertinggi+1.605 mdpl pada puncak Bukit Tinjau Laut dan bermuara ke Pantai
Padang.
Sungai Batang Kuranji merupakan sumber air untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan sumber
bahan galian golongan C. Permasalahan utama segmen tengah yang teridentifikasi adalah
penurunan dasar sungai akibat penambangan galian C yang tidak terkendali, kecepatan aliran
yang tinggi ekspansif dan cenderung menggerus tebing serta pada segemen hilir dengan
permasalahan utama tanggul sungai yang rendah, tingkat sedimentasi yang tinggi
mengakibatkan pendangkalan sungai serta pencemaran yang menurunkan kualitas air.
Bencana Debris (non vulkanik) yang terjadi di Sungai Kuranji menimbulkan banjir bandang atau
galodo tahun 1988 dan tanggal 16 Maret 2008 pada aliran Batang Kuranji dan Batang Limau
Manih di Kelurahan Limau Manih Kecamatan Pauh. Dua kejadian bencana tersebut disusul
dengan bencana galodo lainnya pada tahun 2012 yang terjadi dua kali yaitu pada tanggal 24
Juli 2012 dan tanggal 12 September 2012.
Tujuan pembangunan sarana/prasarana pengendali banjir dan sedimen sungai Batang Kuranji
segmen tengah di kota Padang adalah untuk mengendalikan banjir bandang dan sedimentasi
pada sungai Batang Kuranji.
Manfaat pembangunan sarana/prasarana pengendali banjir dan sedimen sungai Batang
Kuranji segmen tengah di Kota Padang untuk mengamankan Aset Sumber Daya Air (SDA) dan
pengendalian banjir yang ada disepanjang sungai Batang Kuranji dan memberi rasa aman dari
ancaman bahaya banjir bandang pada masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran sungai
Batang Kuranji.
Pembangunan Sarana/Prasarana pengendalai banjir dan sedimen sungai Batang Kuranji
segmen tengah di Kota Padang sedang tahap pembangunan dan dilaksanakan oleh Balai
Wilayah Sungai Sumatera V dengan biaya dari APBN 2015-2017 sebesar 238.449.000.000
termasuk PPN.
Data Teknis :
Panjang :2,2 km
Lokasi : Kecamatan Kuranji Kota Padang
Tipe Dam : Cek Dam
Lebar Cek Dam : 35-75 m
Jumlah bangunan : 5 buah (baru), 2 buah (rehab)
Lebar jalan : 5 m
Luas DAS : 202, 7km
Curah Hujan Rata : 3500-4000 mm/th
Panjang Sungai : 32,41 km (utama), 274,25 (utama+anak sungai)
Temuan :
Beberapa tahun belakangan ini masyarakat Kota Padang mulai membangun pemukiman di
kawasan hulu sungai batang kuranji karena seringnya terjadi banjir di hilir sungai batang kuranji
yaitu Kota Padang dan sekitarnya, dalam hal ini pemerintah daerah sebaiknya memperhatikan
fenomena ini karena perpindahan pemukiman di hulu sungai sungai batang kuranji akan
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 7
memicu persoalan baru yaitu tingkat serapan air di hulu sungai batang kuranji akan berkurang
dan bisa menimbulkan banjir lebih besar lagi.
4. Stasiun Kereta Api Bandara Internasional Minangkabau
PT Kereta Api (Persero) melalui Balai Teknik Perkeretaan Kelas II Sumatera Bagian Barat
telah membangun jalur kereta api baru sepanjang 4,2 km dari Stasiun Duku menuju Bandara
Internasional Minangkabau. Proyek ini menjadikan Bandar Udara Internasional Minangkabau
tercatat sebagai bandara kedua di Indonesia yang dapat diakses melalui jalur kereta api.
Uraian perencanaan kegiatan pengembangan stasiun dan pembangunan jalur rel kereta api di
Provinsi Sumatera Barat yaitu:
1. Penyusunan rencana jangka panjang dan pendek jaringan kereta api daerah operasi
Sumater Barat dengan renacana pembangunan jalan kereta api simpang Duku-BIM oleh
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tahun 2005;
2. Rencana pemantauan lingkungan hidup RPL pembangunan jalan kereta api Simpang
Duku-BIM oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat-Dinas Perhubungan dan Informasi
Provinsi Sumatera Barat tahun 2010;
3. DED pembangunan jalur kereta api dari stasiun Duku-stasiun BIM oleh satuan kerja
Kereta Api Sumatera Barat tahun 2010;
4. Studi fasilitas perpindahan moda di stasiun-staisun kereta api di Pulau Sumatera oleh LLA
Kereta Api tahun 2012.
Biaya pembangunan pengaktifan rel kereta api di Provinsi Sumatera Barat bersumber dari
APBN 2012-2016 dengan total sebesar Rp 126.101.000.000,- (seratus dua puluh enam milyar
seratus satu juta rupiah), yang terdiri proses perencanaan tahun 2005 s.d. 2010 dan
pembangunan konstruksi tahun 2012 s.d. 2016.
Saat ini pembangunan stasiun kereta api Bandara Internasional Minangkabau (BIM) telah
mencapai tahap penyelesaian dan sedangkan jalur rel kereta api dalam tahap penyelesaian.
Beberapa kelengkapan sarana dan prasarana kereta api yang sedang dan akan dikerjakan
yaitu:
1. Peningkatan jembatan/terowongan/gorong-gorong/Box Culvert/Underpass/Fly Over;
2. Peningkatan jalan rel/emplasemen;
3. Pembangunan komunikasi;
4. Peningkatan sitem persinyalan;
5. Pembangunan stasiun, bangunan operasional dan gudang balai teknik perkeretaapian
Sumbar.
Menurut Bapak Alex Indra Lukman anggota Komisi V DPR RI Dapil Sumatera Barat, bahwa
mulai tahun 2016 s.d. bulan Februari 2017 telah terjadi 16 kali kecelakaan di sepanjang
perlintasan rel kereta api di Sumatera Barat dengan korban jiwa yang meninggal dunia yaitu 9
orang. Rel kereta yang sekarang sedang diaktifkan kembali merupankan rel kereta
peningggalan di zaman belanda, yang pada saat pembangunannya dulu belum banyak
pemukiman di sisi kiri dan kanan rel kereta api, tetapi pada saat ini sudah banyak lahan
pemukiman di sisi kiri dan kanan rel kereta. Pak Alex Indra Lukman menyarankan kepada
pihak Kementerian Perhubungan, PT Kereta Api Indonesia, dan Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat agar memperhatikan dan mencari solusi yang konkret di semua perlintasan kereta di
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 8
Provinsi Sumatera Barat sehingga dapat mengurangi atau menekan jumlah kecelakaan dan
korban jiwa di perlintasan rel kereta api.
Temuan :
Dengan masih banyaknya kekurangan pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur
untuk mengaktifkan jalur kereta api yang menghubungkan Kota Padang-BIM di Provinsi
Sumatera Barat, perlu adanya perencanaan pembangunan yang lebih matang lagi agar
pembangunan sarana dan prasarana yang sudah terbangun tidak sia-sia. Seluruh pihak
terkait yang terlibat pengaktifan dan pembangunan jalur rel kereta api yang
menghubungkan Kota Padang-BIM di Provinsi Sumatera Barat perlu bekerja keras agar
jalur kereta api yang menghubungkan Kota Padang-Bim di Provinsi Sumatera Barat dapat
berfungsi dalam waktu singkat.
Perlu adanya perhatian bagi pihak terkait pada fasilitas penyeberangan masyarakat di
perlintasan kereta api di seluruh Provinsi Sumatera Barat agar pengaktifan rel kereta api
tidak menimbulkan kecelakaan dan korban jiwa manusia.
5. Pengembangan Bandara Internasional Minangkabau (BIM)
Bandar Udara Internasional Minangkabau (kode IATA: PDG, kode ICAO: WIEE) atau biasa
disingkat BIM adalah bandar udara bertaraf internasional utama di provinsi Sumatera
Barat yang melayani penerbangan-penerbangan dari dan ke Kota Padang. Bandara ini
berjarak sekitar 24 km dari pusat Kota Padang dan terletak di wilayah Ketaping, Kecamatan
Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman. Bandar Udara Internasional Minangkabau mulai
dibangun pada tahun 2001, dan dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005
menggantikan Bandar Udara Tabing. BIM merupakan bandara satu-satunya di dunia yang
memakai nama etnis.
a. Pembangunan
Bandar Udara Internasional Minangkabau dibangun sebagai pengganti Bandar Udara
Tabing yang sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dari segi keselamatan penerbangan
setelah 34 tahun lamanya digunakan. Pembangunan bandara ini mulai dilakukan pada tahun
2001 dengan menghabiskan biaya sekitar 9,4 miliar Yen, dengan 10% di antaranya (sekitar
97,6 miliar Rupiah) merupakan pinjaman lunak dari Japan Bank International
Coorporation (JICB). Konstruksinya melibatkan kontraktor Shimizu dan Marubeni J.O.
dari Jepang, dan Adhi Karya dari Indonesia.Bandar Udara Internasional Minangkabau berdiri di
atas tanah seluas 4,27 km² dengan landasan pacu sepanjang 2.750 meter dengan lebar 45
meter. Penerbangan domestik dan internasional dilayani oleh terminal seluas 12.570 m² yang
berkapasitas sekitar 2,5 juta penumpang setiap tahunnya. Bandar udara ini adalah bandara
kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta yang pembangunannya dilakukan dari awal.
Rencana induk pembangunan bandara ini dilakukan dalam tiga tahap, tahap keduanya dimulai
pada tahun 2010. Setelah semua tahap selesai pengerjaannya, panjang landasan bandara ini
akan diperpanjang menjadi 3.600 meter, yang juga dilengkapi denganlandasan
penghubung (taxiway) paralel di sepanjang landasan.
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 9
B. Akses
Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat diakses baik menggunakan kendaraan
pribadi, maupun kendaraan umum sepertibus dan taksi yang beroperasi setiap hari dari Kota
Padang dan kota-kota lain di sekitarnya. Selain itu adapula bus Damri yang melayani rute
BIM—Pasar Raya dan bus Tranex Mandiri rute BIM—Lubuk Begalung. Selama tahun 2011,
jumlah penumpang di bandara ini telah mencapai 1,3 juta, dua kali lipat lebih dari yang
ditargetkan pada tahun 2010 yaitu 622.000 penumpang. Sejalan dengan perkembangan
bandara, pemerintah daerah telah membangun jalan layang di perempatan jalan masuk
menuju bandara, yang disusul dengan pelebaran ruas jalan Tabing—Duku sepanjang 10 km
yang merupakan bagian dari ruas jalan Padang—Bukittinggi. Di sisi lain, PT (Persero) Kereta
Api berencana menambah jalur kereta api baru sepanjang 4,2 km dari Stasiun Simpang Haru,
Padang menuju Bandara Internasional Minangkabau. Untuk itu, satu set railbus atau kereta api
jalur pendek telah didatangkan untuk melayani rute ini. Railbus buatan PT Industri Kereta Api
(Inka) Madiun dengan kapasitas 150 penumpang tersebut sampai di Stasiun Simpang Haru
pada 31 Desember 2012 dan diangkut melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada 9
Desember 2012 menuju Pelabuhan Teluk Bayur, Padang. Namun, karena belum rampungnya
infrastruktur, railbus ini untuk sementara akan dioperasikan sebagai angkutan wisata dari
Padang menuju Stasiun Pariaman sampai pembangunan rel baru menuju Bandara
Internasional Minangkabau selesai dibangun.
C. Pengembangan
PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II melakukan pengembangan di Bandara Internasional
Minangkabau, Padang, dengan memperluas bangunan terminal penumpang,
memperpanjang runway, dan mengintegrasikan bandara dengan stasiun kereta. Head of
Corporate Secretary & Legal AP II Agus Haryadi mengatakan, pada tahap I bangunan terminal
penumpang diperluas menjadi 36.789 meter persegi sehingga dapat menampung pergerakan
sebanyak 3,7 juta penumpang per tahun. Kemudian pada tahap II akan dikembangkan menjadi
49.124 meter persegi guna menampung 5,9 juta penumpang per tahun. Seiring dengan
perluasan terminal penumpang, jumlah konter check-in akan bertambah menjadi total 32
konter dengan 5 conveyor belt pengambilan bagasi. Konsep di dalam terminal juga akan
diubah dengan memasukkan seluruh fasilitas pelayanan seperti toilet, musholla, nursery room,
kids zone, dan area komersil ke dalam ruang tunggu keberangkatan sehingga menciptakan
ruang lebih luas bagi penumpang pesawat.
Adapun pengembangan terminal di Bandara Internasional Minangkabau memiliki desain
modern dengan mengedepankan karakter dan kearifan lokal Sumatra Barat.
Sementara itu, pengembangan di sisi udara menyentuh pengembangan runway dari saat ini
berukuran 2.750 x 45 meter persegi menjadi 3.000 x 45 meter persegi guna mengakomodir
operasional pesawat berukuran lebih besar. Jumlah taxiway juga akan bertambah menjadi 8
taxiway sehingga akan memperlancar lalu lintas pesawat di sisi udara guna meningkatkan on
time performance maskapai dan mengakomodir lebih banyak operasional penerbangan. Guna
memberikan alternatif transportasi bagi masyarakat, Bandara Internasional Minangkabau akan
segera terintegrasi dengan jalur kereta api dan sejalan dengan hal tersebut akan didirikan
bangunan penghubungan sepanjang 202,5 m antara bandara dengan stasiun kereta api.
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 10
II.2. Kesimpulan/Rekomendasi
Secara singkat, dari hasil Kunjungan dapat disampaikan saran dan rekomendasi sebagai
berikut:
1. Komisi V DPR RI mendukung pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur dasar di
Provinsi Sumatera Barat baik jalan, bendungan, perhubungan darat, perhubungan Udara dan
Perkeretaapian guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi
Sumatera Barat.
2. Komisi V DPR RI mendukung pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur dasar di
kawasan wisata Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat yaitu peningkatan
jalan dan jembatan untuk akses ke kawasan wisata Mandeh guna meningkatkan kunjungan
wisata lokal maupun asing agar meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di
Provinsi Sumatera Barat
3. Komisi V DPR RI Komisi V DPR RI mendukung pengaktifan kembali rel kereta di Provinsi
Sumatera Barat dan pembangunan stasiun rel kereta api di Bandara Internasional
Minangkabau.
4. Komisi V DPR RI Komisi V DPR RI sehubungan dengan pengaktifan rel kereta di Provinsi
Sumatera Barat agar memperhatikan fasilitas penyeberangan masyarakat di semua perlintasan
kereta api guna mencegah kecelakaan yang dapat menimbulkan korban jiwa masyarakat.
5. Komisi V DPR RI mendorong peningkatan infrastruktur Bandara Internasional Minangkabau
agar dapat melayani masyarakat pengguna jasa penerbangan secara maksimal di Provinsi
Sumatera Barat.
6. Komisi V DPR RI meminta pemerintah pusat/BASARNAS untuk membangun pos SAR baru di
kawasan wisata Mandeh guna mendukung pengembangan pariwisata di kabupaten Pesisir
Selatan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
III. PENUTUP
Demikian Laporan Kunjungan Kerja Komisi V DPR-RI pada reses masa sidang III tahun sidang
2016-2017 terkait dengan Peninjauan rencana pembangunan sarana prasarana infrastruktur dan
transportasi yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Laporan ini menjadi masukan Komisi V DPR-RI
untuk dapat dibicarakan dengan mitra Komisi V pada rapat-rapat yang akan datang.
Jakarta, 6 Maret 2017
PIMPINAN / KETUA TIM KUNKER KOMISI V DPR-RI
KE PROVINSI SUMATERA BARAT
TTD
IR. H. SIGIT SOSIANTOMO
A – 114
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 11
LAMPIRAN
L.1. DAFTAR NAMA ANGGOTA KOMISI V DPR RI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA
RESES MASA PERSIDANGAN III TAHUN 2016-2017 KE PROVINSI SUMATERA BARAT
TGL 27 FEBRUARI s.d 2 MARET 2017
NO. NO. A N A M A FRAKSI JABATAN
1 A-114 Ir. H. SIGIT SOSIANTOMO PKS PIMPINAN/
KETUA TIM
2 A-162 Drs. YOSEPH UMARHADI, M.Si PDIP ANGGOTA
3 A-129 ALEX INDRA LUKMAN PDIP ANGGOTA
4 A-201 Hj. SADARESTUWATI, SP, M.MA PDIP ANGGOTA
5 A-225 Ir. RENDY M. AFFANDY LAMADJIDO, MBA PDIP ANGGOTA
6 A-233 H. M. SALIM FAKHRY, SE, MM PG ANGGOTA
7 A-265 H. DANIEL MUTAQIEN SYAFIUDDIN, ST PG ANGGOTA
8 A-288 Drs. H. GATOT SUDJITO, M.Si PG ANGGOTA
9 A-331 ADE REZKI PRATAMA, SE GERINDRA ANGGOTA
10 A-332 RITA ZAHARA, SH GERINDRA ANGGOTA
11 A-414 H. AGUNG BUDI SANTOSO, SH, MM PD ANGGOTA
12 A-417 ANTON SUKARTONO SURATTO PD ANGGOTA
13 A-464 H.A. BAKRI HM, SE PAN ANGGOTA
14 A-497 H. SYAHRULAN PUA SAWA PAN ANGGOTA
15 A-45 NENG EEM MARHAMAH ZULFA HIZ, S.Th.I PKB ANGGOTA
16 A-52 Drs. FATHAN PKB ANGGOTA
17 A-103 H. MAHFUDZ ABDURRAHMAN, S.Sos PKS ANGGOTA
18 A-509 CAPT. H. EPYARDI ASDA, M.MAR PPP ANGGOTA
19 A-543 Hj. FATMAWATI RUSDI, SE PPP ANGGOTA
20 A-29 H. SYARIEF ABDULLAH ALKADRIE,
SH, MH NASDEM ANGGOTA
21 A-553 MIRYAM S. HARYANI, SE, M.Si HANURA ANGGOTA
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 12
L.2. MITRA KOMISI V DPR RI YANG BERSAMA KOMISI V DPR RI
NO. N A M A JABATAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1 Ir. A. Gani Ghazali Akman, M. Eng.Sc
Direktur Pembangunan Jalan
2 Ir. Mochammad Natsir, M.Sc. Direktur pengembangan sistem penyediaan air minum
3 Syaiful Anwar Kepala Balai Jalan Nasional Wilayah II
4 Ir. Dwi Sugianto, MM Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku
5 Faliansyah,ST,M.Dev, Plg Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
PERHUBUNGAN DARAT
1 Pandu Yunianto Direktur Lalu lintas Perhubungan Darat
2 Jekky Hendri, Kepala Seksi Pengawasan Usaha Perlengkapan Jalan
3 Keni Turangan Staf
PERHUBUNGAN UDARA
1 Nailul Humam Kepala kantor otoritas bandara wilayah VI SumBar
2 Erwin Zein Kasubag tata usaha
3 Suparlan Kasie Keamanan, Angkutan Udara, dan Kelaikudaraan (KAK)
4 Paul B. Sianturi Kasie Pelayanan dan Pengoperasian Bandara (P2B)
PERHUBUNGAN LAUT
1 Yuyus Kusniadi Usmany, S.T. Ka. KSOP Kelas II Teluk Bayur
2 Ginosuyadi Hutabarat, S.E. Ka. Disnav Kelas II Teluk Bayur
PERKERETAAPIAN
1
2
KEMENTERIAN DESA ,PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
1 Anwar Sanusi Sekjend Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
2 Priyono Dir. Pengembangan SDM, Ditjen PDT
3 Faizul Ishom Dir. Pembangunan Ekonomi Kawasan Perdesaan, Ditjen PKP
4 Heryanto Dir. Promosi dan Kemitraan, Ditjen PK.Trans
5 Fery Syahminan Kasubdit di Direktorat Pasca Bencana, Ditjen PDTu.
6 Dina Samsiar Plt. Kasubdit Penyiapan dan evaluasi lahan pemukiman, dit. Pembangunan permukiman transmigrasi, Ditjen PKP2.
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V ke Provinsi Sumatera Barat 2017 Hal 13
NO. N A M A JABATAN
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
1 Edison Kurniawan Ka. Balai BMKG Wil. I Medan
2 Yayat Suriat Ka. Stasiun Meteorologi Minangkabau
3 Hartanto Ka. Stasiun Pemantau Atmosfer Global
4 Syafrizal Ka. Stasiun Meteorogi maritim Teluk Bayur
BADAN SAR NASIONAL
1 Brigjen TNI. Nugroho Budi Wiryanto
Inspektor kantor Pusat Basarnas
2 Sumpeno Yuwono, S.Sos Kepala kantor SAR Kota padang
3 Jasril J, S.Sos Kepala Seksi Potensi SAR
4 Yugo Yuliestiyo Mulia, S.T. Penyusun Rencana kerja
5 Arief Pratama Humas
PT ANGKUTAN SUNGAI DAN PENYEBERANGAN (ASDP) INDONESIA FERRY (persero) 1 Djunia Satriawan Dir. Keuangan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero)
2 Mohammad Islamuddin GM PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Padang
PT ANGKASA PURA II 1 2
PT KERETA API INDONESIA 1 2
PERUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA (LPPNI)
1 Yurlis Hasibuan Direktur Safety dan Security (DSS)