Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA MASA RESES
KOMISI VII DPR RI
KE PROVINSI BANTEN,
DPPU PERTAMINA AVIATION SOETTA
DAN GARDU INDUK PLN CENGKARENG
MASA PERSIDANGAN I
TAHUN SIDANG 2020-2021
KOMISI VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Banten adalah sebuah provinsi yang dulunya merupakan bagian dari
Provinsi Jawa Barat, namun berdiri sendiri menjadi provinsi sejak tahun
2000, dengan Keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Pusat
pemerintahannya berada di Kota Serang. Berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000 luas wilayah Banten adalah
9.160,70 km² yang terdiri dari 4 Kota, 4 Kabupaten, 154 Kecamatan, 262
Kelurahan dan 1.273 Desa.
Banten merupakan jalur penghubung Australia dan Selandia Baru
dengan kawasan Asia Tenggara misalnya Thailand, Malaysia, dan Singapura
selain itu juga bagi Indonesia merupakan penghubung antara Jawa dan
Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis dan pemerintahan maka wilayah
Banten terutama Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang merupakan
wilayah penyangga bagi Jakarta. Secara ekonomi wilayah Banten memiliki
banyak industri dan gerbang ekonomi penting termasuk Bandara
Internasional Soekarno-Hatta dan beberapa pelabuhan laut yang
dikembangkan sebagai antisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas
dari pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan
alternatif selain Singapura.
Sebagai Wilayah Provinsi Banten yang semakin berkembang dan
strategis memerlukan pasokan listrik serta minyak dan gas yang merata dan
memadai untuk kebutuhan masyarakat, rumah tangga, bisnis dan
perusahaan. Diketahui bahwa pasokan listrik di Banten masih belum merata
khususnya wilayah pulau-pulau. Terlebih selama masa-masa pandemi
Covid-19 Tahun 2020, di mana keadaan ekonomi memburuk dan
masyarakat kecil merasakan dampaknya serta penurunan drastis permintaan
pasar untuk listrik dan minyak. PT PLN (Persero) dan PT Pertamina
(Persero) harus terus berupaya untuk mempertahankan kondisi perusahaan
dengan tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat melalui
kebijakan-kebijakan yang dapat meringankan beban masyarakat diantaranya
Stimulus Covid-19 bagi pelanggan dan tambahan pasokan LPG subsidi 3
kilogram
Khusus untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang
merupakan gerbang ekonomi Indonesia, pasokan listrik dan kebutuhan
minyak (Avtur) harus terjaga demi kondisi operasional yang aman dan
kondusif. Seperti diketahui, sistem kelistrikan di Bandara Internasional
Soekarno-Hatta dipasok tiga gardu listrik dari PT PLN (Persero), lalu
disalurkan ke main power system (MPS) milik PT Angkasa Pura II (Persero).
Ketiga gardu listrik itu yakni Jakarta Internasional Airport Cengkareng (JIAC)
atau Gardu Induk Cengkareng yang baru dibangun serta Gardu Induk Teluk
Naga Tangerang dan Gardu Induk Tangerang. Selain itu seluruh kebutuhan
kelistrikan pun di backup genset serta UPS.
Terkait Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pandemi Covid-19 juga
menghantam perekenonomian dan semua sektor termasuk penerbangan
untuk pariwisata dan bisnis yang menurun drastis karena harus
menyesuaikan dengan keadaaan. Hal tersebut berdampak pada turunnya
permintaan Avtur dari PT Pertamina (Persero) melalui Depot Pengisian
Pesawat Udara (DPPU) Aviation Soetta
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Komisi VII DPR RI yang
membidangi energi dan sumber daya alam serta kegiatan riset dan teknologi,
memandang perlu untuk menjadikan Depot Pengisian Pesawat Udara
(DPPU) Aviation Soetta dari PT Pertamina (Persero) dan Garda Induk
Cengkareng dari PT PLN (Persero) sebagai obyek Kunjungan Kerja Komisi
VII DPR RI pada Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020 – 2021.
Kunjungan ini dilakukan dalam rangka mengetahui berbagai kendala
dan tantangan pasokan minyak, gas dan ketenagalistrikan pada Bandara
Internasional Soekarno-Hatta dan Provinsi Banten pada umumnya dalam
masa pandemi Covid-19 ini. Melalui kunjungan kerja ini, diharapkan dapat
mendukung mitra kerja dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
serta membawa informasi dan data terkait bidang-bidang kerja Komisi VII
DPR RI untuk ditindak lanjuti dalam menjalankan fungsinya.
II. DASAR HUKUM
Dasar Hukum pelaksanaan kunjungan Komisi VII DPR RI adalah:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2020 tentang Tata Tertib.
3. Keputusan Rapat Intern Komisi VII DPR RI tentang Agenda Kerja Masa
Persidangan I Tahun Sidang 2020 - 2021.
III. MAKSUD DAN TUJUAN KUNJUNGAN KERJA
Maksud diadakannya Kunjungan Kerja Reses Komisi VII DPR RI ke
Provinsi Banten, khususnya di DPPU Pertamina Aviation Soetta dan Gardu
Induk PLN Cengkareng, kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta
adalah dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan serta menyerap
aspirasi dan melihat secara langsung perkembangan di daerah, khususnya
pengelolaan supply minyak dan gas untuk kebutuhan masyarakat Provinsi
Banten dan industri penerbangan yang sangat penting bagi pemulihan
ekonomi bangsa dan negara.
Adapun tujuan kunjungan kerja ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan data dan informasi supply demand Avtur dan tantangan
selama pandemi Covid-19 tahun 2020 dan melihat secara langsung
fasilitas Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Pertamia Aviation
Soetta.
2. Mendapatkan data dan informasi kuota dan realisasi minyak dan gas di
Provinsi Banten selama pandemik Covid-19 tahun 2020.
3. Mendapatkan data, informasi dan melihat secara langsung
perkembangan Gardu Induk PT PLN (Persero) untuk pasokan listrik
Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Provinsi Banten.
IV. WAKTU, LOKASI KUNJUNGAN, DAN AGENDA KEGIATAN
Kegiatan Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI dilaksanakan pada hari
Jumat tanggal 9 Oktober 2020 dengan tujuan kunjungan Provinsi Banten,
khususnya di DPPU Pertamina Aviation Soetta dan Gardu Induk PLN
Cengkareng, Kawasan Bandara Internasional Soetta, dengan agenda
sebagai berikut:
Waktu Kegiatan Keterangan/ Agenda
08:00-09:00 Perjalanan menuju Bandara Internasional Hotel
Berangkat dari tempat masing-masing dengan kendaraan pribadi
09:00 Tiba di Bandara Internasional Hotel Kawasan Bandara Internasional Soetta, Jl. Tol Prof. Sedyatmo No. KM 02, RT.001/ RW. 010, Pajang, Benda, Kota Tangerang, Banteng, 19110
09:00-11:30 Pertemuan di Hotel Bandara
International Hotel dengan:
1. Plt. Dirjen Migas KESDM RI
2. Dirjen Ketenagalistrikan KESDM RI
3. Kepala BPH Migas
4. Direksi PT PLN (Persero)
5. Direksi PT Pertamina (Persero)
6. Kepala DPPU Pertamina Aviation Soetta
7. Kepala PLN GI Cengkareng
a. Pembahasan supply demand avtur dan tantangan selama pandemi Covid-19 tahun 2020
b. Kuota dan realisasi minyak dan gas serta pasokan listrik Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Provinsi Banten selama pandemi Covid-19 tahun 2020
Diatur oleh Protokol PT Pertamina (Persero) dan Protokol PT PLN (Persero)
11:30-Selesai Sholat Jum’at dilanjutkan perjalanan menuju kediaman masing-masing
Masjid Nurul Barkah Bandara Internasional Soetta menggunakan kendaraan pribadi masing-masing
V. SASARAN DAN HASIL KEGIATAN
Sasaran dari Kegiatan Kunjungan Kerja Reses Komisi VII DPR RI ke
Provinsi Banten, khususnya di DPPU Pertamina Aviation Soetta dan Gardu
Induk PLN Cengkareng, kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta
adalah melihat langsung dan memperoleh informasi terkait dengan supply
demand minyak dan gas serta ketenagalistrikan bagi masyarakat, dunia
usaha dan industri.
Hasil kegiatan Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI diharapkan bisa
menjadi rekomendasi untuk ditindaklanjuti dalam rapat-rapat Komisi VII
DPR RI dengan mitra terkait, khususnya dalam melaksanakan fungsi
legislasi, pengawasan dan anggaran.
VI. METODOLOGI PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan kunjungan kerja Komisi VII DPR RI dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan (menghimpun data dan informasi awal sebagai informasi
sekunder, koordinasi dengan pihak terkait, dan persiapan administrasi
kegiatan)
2. Pelaksanaan kegiatan, dilakukan pertemuan dengan berbagai pihak
kunci dan melihat langsung objek kunjungan.
3. Pelaporan, berisi seluruh rangkaian kegiatan dan hasil kegiatan beserta
rekomendasinya.
4. Pembahasan dan tindaklanjut hasil-hasil kunjungan lapangan pada
rapat-rapat mendatang Komisi VII DPR RI.
VII. ANGGOTA TIM KUNJUNGAN LAPANGAN
Kunjungan kerja ini diikuti oleh Anggota Komisi VII DPR RI, yang
merupakan representasi dari tiap-tiap fraksi.
DAFTAR NAMA ANGGOTA TIM
KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VII DPR RI
KE PROVINSI BANTEN
MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2020-2021
TANGGAL 9 OKTOBER 2020
NO. NAMA NO.
ANG. FRAKSI JABATAN
1. H. Alex Noerdin A-278 FP-Golkar Ketua Tim
2. Mercy Chriesty Barends, ST A-261 F-PDI Perjuangan Anggota
3. dr. H. Sulaiman Umar Siddiq A-247 F-PDI Perjuangan Anggota
4. H. Andi Ridwan Wittiri A-256 F-PDI Perjuangan
Anggota
5. Ir. H. M. Ridwan Hisjam A-317 FP-Golkar Anggota
6. H. Rudi Mas’ud, SE A-337 FP-Golkar Anggota
7. Dr. Ir. H. Kardaya Warnika, DEA A-91 FP-Gerindra Anggota
8. Katherine A. Oendoen A-123 FP-Gerindra Anggota
9. Prof. Dr. Awang Faroek Ishak, M.M. A-391 FP-Nasdem Anggota
10. Rico Sia A-408 FP-Nasdem Anggota
11. Marthen Douw A-58 F-PKB Anggota
12. Zulfikar Hamonangan, S.H. A-562 FP-Demokrat Anggota
13. Ir. H. Tifatul Sembiring A-411 F-PKS Anggota
14. Dr. H. Mulyanto, M.Eng. A-450 F-PKS Anggota
15. Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. A-517 F-PAN Anggota
16. H. Asman Abnur, SE, M.Si A-492 F-PAN Anggota
17. H. Lulung Abraham Lunggana, S.H. A-494 F-PAN Anggota
18. Drs. H. Anwar Idris A-460 F-PPP Anggota
19. Dwiyanti, Sos
Sekretariat 20. Khairunisa Septiyani
21. ABD. Waiz
22. Aristia Hady Wanjaya Tenaga Ahli
23. Helmi Darmawan TV Parlemen
24 Sofyan Efendi Media Cetak/ Medsos
25 Edin Zainal Abidin Pengemudi
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN HASIL KUNJUNGAN
I. KETENAGALISTRIKAN PROVINSI BANTEN DAN PASOKAN
LISTRIK KE BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA
TAHUN 2020
Secara umum, ketenagalistrikan willayah Provinsi Banten meliputi 6
Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) dengan 3.431.915 Pelanggan,
14,52 Milyar kWh Penjualan dan 11.168 MVA Kapasitas Trafo Terpasang.
Selain itu, wilayah Provinsi Banten memiliki 46 Gardu Induk (GI) Umum dan
12 GI Konsuemen Tegangan Tinggi (KTT), 16.547 kms Jaringan Tegang
Menengah (JTM), JTR 25.828 kms Jaringan Tegang Rendah (JTR) serta
15.310 Trafo Distribusi.
Untuk PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten, keadaan
pengusahaannya untuk masyakarat dan industri. Di mana 92% pelanggan
adalah Pelanggan Rumah Tangga. Untuk sektor Industri, 58% kWh
Penjualan UID Banten berasal dari pelanggan Industri dan 57% Rupiah
Pendapatan berasal dari tarif Industri dimana 50% Daya Tersambung
merupakan pelanggan sektor Industri
Gambar 1. Pengusahaan UID Banten (Sumber: PLN, 2020)
Rasio elektrifikasi (RE) Provinsi Banten pada triwulan II 2020 sudah
mencapai 99,99% tersebar disetiap Kabupaten / Kota dan rasio desa
berlistrik (RD) mencapai 100%. Berbagai pihak termasuk Pemerintah
Provinsi Banten, PLN dan CSR dari pihak lain berupaya untuk peningkatan
RE untuk Rumah Tangga yang masih Levering diantaranya melalui CSR non
PLN sebanyak 2.070 Sambungan dan Dinas ESDM Pemprov Banten
sebanyak 10.000 Sambungan.
Gambar 2. Rasio Eleftrifikasi Provinsi Banten (Sumber: PLN)
Meskipun demikian, berdasarkan data Dirjen Ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), masih ada 55.840
rumah di Banten yang belum teraliri listrik. Tahun 2020, Pemprov Banten
melalui Dinas ESDM Provinsi sudah mengalokasikan anggaran Rp 8,57
miliar untuk mengaliri listrik minimal target 10 ribu rumah tersebut.
Gambar 3. Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VII DPR RI dan Para Mitra
Selain itu, salah satu tujuan destinasi wisata Provinsi Banten, yaitu
Pulau Tunda, belum dialiri listrik 24 jam. Dalam satu hari satu malam, jika
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berfungsi, masyarakat bisa
menikmati listrik sekitar 5 jam saja, yakni pada malam hari mulai pukul 18.00
sampai dengan 22.00 WIB. Selanjutnya untuk penerangan lampu dari malam
hingga pagi, rumah-rumah warga di pulau berpenduduk 1000 orang lebih itu
bergantung kepada listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Tahun 2020 merupakan tahun yang berat bagi perekonomian
masyarakat dan industri, tak terkecuali terkait ketenagalistrikannya. Pada
awal pandemi, terjadi kepanikan publik yang mendapatkan lonjakan angka
meteran pada tagihan listriknya. Hal tersebut kemudian diklarifikasi bahwa
tidak ada kenaikan tarif listrik dan lonjakan tersebut merupakan kalkulasi
hitungan penggunaan listrik selama masa Covid-19 antara bulan April dan
Mei tahun 2020, yang tercatat pada basis data penggunaan listrik PLN. Di
mana pada saat itu, peningkatan penggunaan listrik seiring kebijakan
Pemerintah yang menghimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah.
Gambar 4. Suasana diskusi antara Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VII DPR RI dengan Jajaran Kementerian ESDM RI, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero)
Salah satu kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Presiden Joko
Widodo di masa wabah Covid-19 adalah keringanan biaya listrik. Kebijakan
tersebut berupa pembebasan biaya tarif listrik bagi konsumen rumah tangga
450 VA dan pemberian keringanan sebesar 50% untuk konsumen rumah
tangga 900 VA.
Dampak pandemi juga dirasakan oleh PLN UID Banten yang
memiliki 11 pembangkit dengan kapasitas total 7.975 MW mengalami surplus
permintaan sebesar 4.433 MW. Hal tersebut tercermin pada hasil penjualan
sampai dengan Agustus 2020 mengalami penurunan sebesar -4,34%
dibandingkan dengan kumulatif sampai dengan Agustus tahun 2019 sebagai
dampak dari Pandemi Covid-19. Dampak penurunan terbesar adalah pada
tarif Industri (11,03%) dan tarif Bisnis (8,82%).
Gambar 5. Gardu Induk Cengkareng PLN UID Banten
Dalam hal perekonomian, Provinsi Banten merupakan salah satu
gerbang ekonomi Indonesia melalu Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Bandara utama tersebut harus terjaga demi kondisi operasional yang aman
dan kondusif dimana sistem kelistrikannya dipasok tiga gardu listrik dari PLN
lalu disalurkan ke main power system (MPS) milik PT Angkasa Pura II
(Persero). Ketiga gardu listrik itu yakni Jakarta Internasional Airport
Cengkareng (JIAC) atau Gardu Induk Cengkareng yang baru dibangun serta
Gardu Induk Teluk Naga Tangerang dan Gardu Induk Tangerang.
Selain itu seluruh kebutuhan kelistrikan pun di backup genset serta
UPS. PLN juga memberikan pelayanan khusus kepada Bandara
Internasional Soekarno-Hatta diantaranya Petugas Teknik 24x7 Gardu MPS
Bandara Soekarno-Hatta dan Pelayanan Account Executive Khusus.
II. KONDISI DAN REALISASI PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK
DAN GAS PROVINSI BANTEN TAHUN 2020
Terkait minyak, Provinsi Banten memiliki tingkat kuota dan realisasi
Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP)
Premium yang baik sejak 2017 yang mencapai hampir 100%. Pada masa
pandemik di tahun 2020 hingga bulan September, realisasi minyak Solar
sebesar 67,63% sedangkan realisasi Premium masih 50,99 %.Sedangkan
realisasi penyaluran Jenis BBM Umum (JBU) pada tahun sebesar 1.115.312
KL.
Gambar 6. Kuota dan Realisasi JBT dan JBKP Provinsi Banten Tahun 2017-2020. (Sumber:
BPH MIgas, 2020)
Terkait infrastruktur penyaluran BBM, Provinsi Banten memiliki total
283 penyalur BBM dengan rincian; 19 stasiun pengisian bahan bakar
nelayan (SPBN), 1 stasiun pengisian bahan bakar bunker (SPBB) dan 263
stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Untuk penyalur mini, tersedia
102 mikrosite 25 Pertashop yang tersebar diseluruh Kabupaten / Kota. Selain
itu, Provinsi Banten terdapat 18 usaha penyimpanan BBM dengan total
kapasitas 846.915 KL yang sebagian besar berlokasi di Kota Cilegon.
Terkait gas, Provinsi Banten memiliki potensi kegiatan usaha gas
bumi di mana ada 7 Badan Usaha Gas Bumi diantaranya adalah Perusahaan
Gas Negara pada ruas trasmisi SSWJ 1, Majuko Utama Indonesia di Cilegon
dan Pertamina Gas pada ruas Nagrak - Bitung dan Bitung - Cilegon. Provinsi
Banten juga sudah memiliki infrastruktur jaringan pipa gas sepanjang
239.420 km untuk pipa pengangkutan dan sepanjang 710.808 km untuk pipa
niaga.
Gambar 7. Infrastruktur Jaringan Pipa Gas Provinsi Banten
(Sumber: BPH MIgas, 2020)
Selama pandemik Covid-19 ini, kegiatan usaha gas bumi di Provinsi
Banten juga mengalami penuruan produksi. Realisasi berdasarkan hasil
verifikasi volume pengangkutan gas bumi melalui pipa pada tahun 2020
menurun drastis menjadi 10.655.871 MSCF, dibandingkan tahun 2019
sebesar 27.326.713 MSCF. Untuk realisasi berdasarkan hasil verifikasi
volume niaga gas bumi melalui pipa pada tahun 2020 menurun drastis
menjadi 25.911.391 MSCF dibandingkan tahun 2019 sebesar 65.224.005
MSCF. Pada realisasi volume gas bumi yang dimanfaatkan oleh end user
juga menurun drastis pada tahun 2020 menjadi 35.427.600 MSCF
dibandingkan tahun 2019 sebesar 90.145.897 MSCF.
III. MARKETING OPERATION REGION III PERTAMINA DAN SUPPLY
DEMAND AVTUR BANDARA INTERNATIONAL SOETTA
Provinsi Banten masuk dalam wilayah kerja Daerah Marketing
Operation Region (MOR) III PT Pertamina (Persero) yang juga mencakup
Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat di mana alur pasokan dan
distribusinya tergambar pada bagan alur dibawah.
Gambar 8. Alur pasokan dan distribusi BBM di Pertamina MOR III (Sumber: Pertamina, 2020)
Gambar 9. Alur pasokan dan distribusi LPG di Pertamina MOR III (Sumber: Pertamina, 2020)
Sehubungan dengan realisasi BBM dan LPG di Provinsi Banten
melalui Pertamina, terdapat Fuel Terminal Tanjung Gerem, LPG Terminal
Tanjung Sekong, STS Semangka, 248 SPBU, 5.026 pangkalan LPG PSO,
199 Agen PSO dan 38 Agen NPSO,11 Pertashop yang telah beroperasi.
Sejalan dengan penurunan konsumsi BBM di wilayah MOR III, di Banten
konsumsi jenis Gasoline mencapai 16% dengan penurunan terbesar pada
produk Premium 38%. Sedangkan penjualan LPG PSO naik 2%.
Sehubungan dengan supply dan demand avtur pada Bandara
Internasional Soekarno-Hatta dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) melalui
Bisnis Aviasi Pertamina yang bertujuan untuk menjamin pasar domestik dan
bersaing di tingkat global. Penjualan Avtur dibagi menjadi 2 menurut lokasi,
yaitu bandara domestik dan bandara luar negeri. Secara total sales Avtur
Pertamina tahun 2019 sebesar 5,8 Juta KL. Sampai dengan akhir tahun
2020 diperkirakan mengalami penurunan sebesar-53% akibat Covid-19.
Gambar 10. Fasilitas DPPU Pertamina Aviation Soetta MOR III SHAFTI
Seperti yang diketahui bahwa penjualan Avtur dalam negeri sangat
dipengaruhi oleh jumlah penumpang di mana penjualan Avtur di pasar
domestik sampai dengan Agustus tahun 2020 turun sebesar 49%, karena
pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penutupan
penerbangan Internasional karena ada Travel Ban dari setidaknya 59
Negara.
Gambar 11. Rantai Pasok DPPU Pertamina Aviation di Soekarno-Hatta
Khusus untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK), demand
Avtur Soetta sebenarnya memiliki trend pertumbuhan yang sehat sekitar 3%
2015 - 2019, adapun hal tersebut seiring dengan pengembangan sarana dan
fasilitas seperti investasi Terminal 3 serta program pariwisata oleh
Pemerintah Indonesia. Travel ban juga menjadi faktor utama pengurangan
demand yang cukup signifikan bagi segmentasi Airlines International.
Penjualan Year-to Date (YtD) September tahun 2020 mengalami penurunan
sebesar 47% dibandingkan penjualan tahun 2019. Frekuensi penerbangan
tahun 2020 juga mengalami penurunan sebesar 45% dibandingkan tahun
2019 akibat pandemi Covid-19 sejak bulan Maret 2020.
Gambar 12. Demand Avtur Bandara Soekarno-Hatta Tahun 2020
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari pelaksanaan kegiatan Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI pada
Reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 ke Provinsi Banten,
khususnya di DPPU Pertamina Aviation Soetta dan Gardu Induk PLN
Cengkareng, kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, maka dapat
disampaikan kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI pada Reses Masa Persidangan
I Tahun Sidang 2020-2021 mengapresiasi kinerja PT Pertamina
(Persero) dan PT PLN (Persero) dalam menghadapi dampak pandemi
Covid-19 serta mendorong perusahaan untuk dapat bekerja lebih efisien
dalam pemenuhan kebutuhan listrik, minyak dan gas Provinsi Banten
dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
2. Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI pada Reses Masa Persidangan
I Tahun Sidang 2020-2021 mendesak BPH MIgas untuk meningkatkan
pengawasan di lapangan agar tidak terjadi over supply dari kuota yang
sudah ditentukan.
3. Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI pada Reses Masa Persidangan
I Tahun Sidang 2020-2021 mendesak PT Pertamina (Persero) dan PT
PLN (Persero) untuk meninjau ulang nilai keekonomian dan efisiens
rencana proyek-proyek baru seperti BBM dengan bahan dasar kelapa
sawit dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
4. Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI pada Reses Masa Persidangan
I Tahun Sidang 2020-2021 berharap bahwa setelah pandemi Covid-19
mereda, kebutuhan listrik, minyak dan gas dapat kembali normal dalam
rangka pemulihan ekonomi nasional serta kondisi perekonomian
masyarakat, PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero).
5. Tim Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI pada Reses Masa Persidangan
I Tahun Sidang 2020-2021 mendorong PT PLN (Persero) untuk dapat
mendukung Pemerintah Provinsi Banten dalam percepatan rumah dan
daerah yang belum dialiri listrik serta dapat memberikan pelayanan yang
optimal dan komunikasi yang baik kepada pelanggan terlebih selama
pandemi Covid-19 ini.
BAB IV
PENUTUP
Demikian Laporan Kegiatan Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke
Provinsi Banten, khususnya di DPPU Pertamina Aviation Soetta dan Gardu
Induk PLN Cengkareng, kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta,
dengan harapan dapat memperkaya pemikiran, masukan dan pertimbangan
bagi Komisi VII DPR RI dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
konstitusionalnya.
Jakarta, 13 Oktober 2020
Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI
Ketua Tim,
H. ALEX NOERDIN