Upload
nahrir-auzaie
View
106
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Virus berasal dari bahasa latin yaitu venom, artinya lendir yang beracun
dan bisa menular. Dulu virus dianggap bukan kehidupan tetapi hanya racun yang
tersusun dari jenis protein yang bisa berkembang biak bila berada dalam sel yang
hidup. Sekarang sudah diketahui bahwa virus adalah organisme yang hidup
karena ternyata bisa berkembang biak secara besar-besaran ( Pracaya, 2002).
Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu sumber protein
nabati (19,3%), serat alami (17,7%) dan karbohidrat (60,66%) (Riana, 2000) yang
murah dan biasa dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Kacang
panjang juga merupakan bahan alami yang dapat membantu menyembuhkan
penyakit diabetis mellitus (Heinerman, 1996).
Produktivitas polong segar kacang panjang atau (Vigna sinensisL.)
Fruwirth (Nenno, 2000) yang mampu dicapai petani di Indonesia masih tergolong
rendah, yaitu 4,8 t/ha (Departemen Pertanian, 2002), sedang di Thailand mencapai
7,2 t/ha dan Australia 30 t/ha (Gallacher, 1999). Sementara potensi hasil polong
di tingkat penelitian dapat mencapai rata-rata 17,4 t/ha (Kasno, dkk 2000).
Kebutuhan gizi ideal penduduk, memerlukan konsumsi sayuran sekitar
100 g/kapita/hari atau 7.632.000 t/tahun. Apabila kontribusi kacang panjang
dalam komposisi sayuran mencapai 10%, maka diperlukan sekitar 763.200 t/tahun
polong segar (Kuswanto, 2002). Produksi kacang panjang tahun 2000 baru
mencapai 313.526 t polong segar (Departemen Pertanian, 2002), atau sekitar 41%
2
dari total kebutuhan penduduk, sehingga produksi kacang panjang belum dapat
memenuhi kebutuhan gizi ideal pendudukIndonesia.
Produktivitas polong segar kacang panjang atau Vigna sesquipedalis(L).
Fruwirth (Nenno, 2000) yang mampu dicapai petani di Indonesia masih tergolong
rendah, yaitu 4,8 t/ha (Departemen Pertanian, 2002), sedang di Thailand mencapai
7,2 t/ha dan Australia 30 t/ha (Gallacher, 1999). Sementara potensi hasil polong
di tingkat penelitian dapat mencapai rata-rata 17,4 t/ha (Kasno, dkk 2000).
Kebutuhan gizi ideal penduduk, memerlukan konsumsi sayuran sekitar
100 g/kapita/hari atau 7.632.000 t/tahun. Apabila kontribusi kacang panjang
dalam komposisi sayuran mencapai 10%, maka diperlukan sekitar 763.200 t/tahun
polong segar (Kuswanto, 2002). Produksi kacang panjang tahun 2000 baru
mencapai 313.526 t polong segar (Departemen, Pertanian2002), atau sekitar 41%
dari total kebutuhan penduduk, sehingga produksi kacang panjang belum dapat
memenuhi kebutuhan gizi ideal pendudukIndonesia.
Virus berasal dari bahasa latin yang berarti racun. Virus didefenisikan
sebagai organisme yang submikroskopik, dapat diintroduksi ke dalam sel-sel
hidup yang spesifik serta berkembang biak hanya di dalam sel hidup saja.
Ditambahkan oleh Bawden bhawa virus merupakan wujud submikroskopis yang
infektif dan dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup serta dapat
menimbulkan penyakit. Menurut Gibbs dan Horizon virus adalah suatu parasite
dengan berat genom asam nukleat kurang dari 3 x 108 daltons, yang dapat
ditularkan ke tanaman sehat, serta membutuhkan ribosom dan komponen-
komponen sel inangnya untuk berkembang biak (Nurhayati, 2012).
3
Virus ditemukan sebelum 1900 dan dulu dikenal sebagai 'virus filtrable'
untuk menekankanukurannya yang kecil, semua kecuali yang terbesar yang dapat
dilihat hanya dalam mikroskop elektron. Hal ini diperdebatkan apakahmereka
benar-benar harus dianggap sebagai organisme hidup, karena mereka terdiri hanya
dari asam nukleat dibungkusdalam mantel protein dan bergantung sepenuhnya
pada sel inang untuk metabolisme mereka dan perkalian (seperti'virus komputer'
membutuhkan hardware komputer sebelum mereka dapat melampiaskan
malapetaka mereka, karena setelah Analogi adalah salah satu yang cukup baik)
(Viral Structure, Replication, and Function).
Virus yang intraseluler (di dalam sel) partikel pathogen yang menginfeksi
organisme hidup lainnya.Penyakit manusia disebabkan oleh virus termasuk cacar
air, herpes, influenza, rabies, cacar, dan AIDS (acquired immunodeficiency
syndrome).Meskipun ini adalah virus yang paling kita kenal, virus pertama yang
pernah dijelaskan dan dari mana istilah itu akhirnya berasal tembakau mosaic
virus atau TMV (yang Virus istilah berasal dari deskripsi asli dari kausal agen
TMV-a "vivum fluidum contagium" atau hidup menular cairan). TMV ditemukan
oleh Martinus W. Beijerinck, seorang ahli mikrobiologi Belanda, pada 1898
(Sarah dkk, 2008)
Tujuan Percobaan
- Untuk mempelajari dan melaksanakan prosedur penularan virus melalui
daunpada tanaman kacang panjang (Vigna sinensisL.).
- Untuk mengamati gejala lokal dan sistemik yang ditimbulkan oleh infeksi
virus serta membuktikan adanya gejala yang ditimbulkan dari penularan virus
4
dari daun dilakukan dengan menanam biji tanaman yang terserang virus dari
lapangan.
Kegunaan Penulisan
- Sebagai salah satu syarat untu dapat mengikuti Pra Praktikal di Laboratorium
Dasar Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan.
- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut reporsitory.uoi.edu (2012) klasifikasi tanaman kacang hijau
adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna sinensisL.
Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu komoditas
sayuran yang sudah lama dikenal dan digemari banyak orang. Selain rasanya
enak, kacang panjang sangat penting sebagai sumber vitamin A, vitamin B,
vitamin C, dan mineral terutama pada polong yang muda. Biji kacang panjang
mengandung protein, lemak, dan karbohidrat, sehingga kacang panjang
merupakan sumber protein nabati yang baik bagi manusia ( Haryanto, et al. 1999).
http://4.bp.blogspot.com/-TvCn_-0vr_4/TWoZOyZIcUI/AAAAAAAAA1M/lzjo-SQeAY8/s1600/DSCN0790.jpg
Syarat Tumbuh
6
Tanah
Budi daya kacang panjang dapat dilakukan di dataran rendah maupun
dataran tinggi dengan ketinggian antara 0-1500 m di atas permukaan laut
(dpl).Namun demikian tanaman ini tumbuh lebih baik pada ketinggian kurang dari
600 m dpl.Oleh sebab itu, kacang panjang banyak diusahakan di dataran rendah
dan digolongkan dalam sayuran dataran rendah.Sebelum dilakukan penanaman
benih kacang panjang perlu dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu seperti
penggemburan, pembuatan bedengan, dan pengapuran. Tanaman kacang panjang
membutuhkan tanah yang gembur yaitu tanah yang kaya akan bahan organik atau
ditambah pupuk kandang pada saat pengolahan tanah agar tumbuh dengan baik,
Pemeliharaan yang umum dilakukan pada pertanaman kacang panjang adalah
penyulaman, penyiangan, penyiraman, pemangkasan cabang, dan pemupukan.
Tanaman kacang panjang mulai berbunga pada umur 30 hari setelah tanam dan
pemanenan polong kacang panjang dapat dilakukan setelah tanaman berumur 45
hari (Susila, 2005).
Tanaman kacang panjang tumbuh baik di dataran rendah sampai
menengah hingga ketinggian 700 mdpl. Pada ketinggian di atas 700 mdpl
tanaman kacang panjang pertumbuhannya akan terhambat. Tanaman tumbuh baik
pada tanah Latosol, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan
drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan kacang
panjang adalah 25-35o C pada siang hari dan pada malam hari sekitar 15o C
(P.ROSEA, 1996).
Iklim
7
Kelembaban yang memadai sangat penting dari kuncup bunga formasi
untuk set pod. Terlalu banyak atau terlalu sedikit air, atau panas yang berlebihan,
menyebabkan mekar dan pod drop.Menyediakan tanaman kacang dengan 1 inci
air per minggu.Ekstrem di kelembaban tanah juga dapat menyebabkan untuk
polong cacat di mana hanya beberapa biji pertama mengembangkan,
meninggalkan sisa kacang polong keriput.Air pagi untuk memungkinkan tanaman
kering cepat dan mengurangi kesempatan untuk infeksi penyakit (Rose, 2010).
Virus CAMV (Cowpeaborne Aphid Mosaic Virus)
Biologi Virus CAMV (Cowpeaborne Aphid Mosaic Virus)
CAMV termasuk ke dalam famili Potyviridae, genus Potyvirus.Potyvirus
merupakan kelompok virus tumbuhan terbesar yang diketahui saat ini (Agrios,
2005).Partikel CAMV mempunyai panjang 720 – 770 nm dan lebar 12 – 15
nm.Partikel virusnya terdiri dari 95% protein dan 5% RNA utas tunggal.
Kestabilan virus dalam sap tanaman tergantung dari strain virus dan waktu
infeksinya. Virus ini mempunyai titik panas inaktivasi 50 – 60 οC, titik batas
pengenceran 10-3-10-4 dan ketahanan in vitro virus 1-4 hari pada suhu ruang
(CABI, 2005).
Gambar Virus CAMV (Cowpeaborne Aphid Mosaic Virus)
Sumber:
http://www.pesticide.ro/ghidul-bolilor/tobacco-mosaic-virusul-mozaicului-tutunului
8
Gejala Serangan Virus CAMV
Pada tanaman kacang panjang tingkat keparahan penyakit tergantung pada
ketahanan varietas inang dan strain virus. Varietas yang tidak tahan akan mudah
terserang dengan menampakkan gejala awal pada daun. Daun tanaman yang
sakit terdapat gejala mosaik dengan warna hijau dan kuning berselang-seling
yang sangat jelas. Terdapat warna hijau gelap di antara tulang daun (dark green
vein-banding) atau klorosis interveinal (urat daun), distorsi daun, melepuh dan
tanaman menjadi kerdil. Polong dan daun menjadi tidak berkembang, ukuran biji
berkurang sehingga produksi secara keseluruhan menurun (Bock and Conti,
1974; Sulyo, 1984; Brunt, 1994a; Moedjiono dkk., 1999). Infeksi CABMV pada
berbagai tingkat umur menghambat pertumbuhan generatif tanaman (Nurhayati,
1989). Infeksi pada awal pertumbuhan menyebabkan penurunan jumlah polong
dan jumlah biji/tanaman masing-masing sebesar 91,39% dan 91,82 % (Sulyo,
1984).
Virus menimbulkan gejala mosaic pada setiap tanaman inangnya.Tanaman
yang terserang virus dilapangan berwarna mosaic keemasan.Daun muda tanaman
sakit biasanaya menggulung dan melekuk dan dapat menjadi tanaman
kerdil.Polong yang dihasilkan tanaman sakit sering terlihat adanya bintik-bintik,
biji terlihat kotor dan jumlah serta ukuran biji juga berkurang (Sutrisno, 1987).
Faktor-Faktor yang mempengaruhi
Pengamatan gejala penyakit saja tidak cukup untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi virus pada tanaman. Beberapa virus dapat menimbulkan gejala
yang sama pada tanaman yang sama, satu virus dapat menghasilkan variasi gejala
tergantung strain virusnya, campuran beberapa virus atau strain virus dapat
9
mempengaruhi gejala. Selain itu, suatu virus dapat menimbulkan gejala yang
berbeda pada tanaman yang berbeda.Kondisi lingkungan dan iklim juga
berpengaruh terhadap tipe gejala yang muncul (Hull, 2002).
Pengendalian Virus CAMV
Strategi pengendalian penyakit tanaman dapat dilakukan dengan
menurunkan laju infeksi penyakit. Penurunan tersebut antara lain dengan
penggunaan varietas tahan penyakit dan protektan (Triharso, 1996). Ketahanan
tanaman terhadap hama dan penyakit merupakan kemampuan tanaman untuk
mengurangi kerusakan secara umum yang diakibatkan oleh serangan hama atau
penyakit (Sumarno, 1992).
Secara alamiah kacang panjang mempunyai ketahanan tertentu terhadap
penyakit, yaitu ketahanan yang dikendalikan oleh gen-gen.Perkembangan gen
ketahanan terjadi sebagai hasil evolusi tanaman inang dan patogen yang telah
berlangsung lama dan dapat terbentuk banyak tanaman dengan tingkat ketahanan
yang beragam. Pada tanaman yang telah mengalami penggaluran, keragaman
tersebut semakin tinggi sehingga dapat diseleksi untuk mendapatkan genotipa
yang tahan (Triharso, 1996).
Dari genotip tahan dapat dipelajari dan dievaluasi sebagai informasi awal
dalam kegiatan perbaikan ketahanan tanaman. Seleksi yang dilaksanakan oleh
Balitkabi (1998) telah dapat menghasilkan beberapa genotipa kacang panjang
dengan reaksi ketahanan terhadap CABMV yang berbeda, yaitu tahan, agak tahan,
agak rentan dan rentan.
10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan dilakukan di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggiantempat
± 25 m di atas permukaan laut yang dimulai dari tanggal 22 Maret 2013 sampai
dengan tanggal 22 Maret 2013.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan adalah tanaman kacang panjang(Vigna
sinensis L.) sebagai bahan pengamatan.
Adapun alat yang digunakan adalah Chart Warna untuk melihat warna
arna daun yang terserang virus.
Prosedur Percobaan
-Diambil daun kacang panjang,
-Diambil chart warna,
-Diambil daun yang terserang virus,
-Diamati daun yang terserang virus kemudian dilihat warnanya dengan chart
warna,
-Dilihat kode warna pada chart warnanya
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Daun yang tidak terserang virus
Daun yang terserang virus
12
Warna #99FF66
Gejala serangan Virus CAMV (Cowpeaborne Aphid Mosaic Virus)
Pembahasan
Berdasarkan penelitian pada tanggal 22 Maret 2013, bahwa tanaman
kacang panjang yang terseserang Virus CAMV (Cowpeaborne Aphid Mosaic
Virus) memiliki ciri-ciri daunnya keriput, permukaannya seperti bintil-bintil,
kerdil, dan lain-lain.
Infeksi CABMV pada varietas yang tahan juga
menyebabkanberkurangnya jumlah polong per tanaman. Hasil penelitian
Kuswanto (2002) menunjukkan bahwa varietas Putih Super yang terserang
penyakit mosaic hanya mempu menghasilkan 9-10 polong per tanaman. Pada
kondisi sehat varietas tersebut dapat menghasilkan lebih dari 50 polong per
tanaman.
Pengamatan gejala penyakit saja tidak cukup untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi virus pada tanaman. Beberapa virus dapat menimbulkan gejala
yang sama pada tanaman yang sama, satu virus dapat menghasilkan variasi gejala
Virus CAMV (Cowpeaborne Aphid Mosaic Virus)
13
tergantung strain virusnya, campuran beberapa virus atau strain virus dapat
mempengaruhi gejala.
Virus mosaik merupakan virus yang sulit untuk dikendalikan.Upaya
pengendalian virus tanaman yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan
varietas yang tahan.Namun tidak banyak tersedia kultivar komersial tahan virus.
Salah satu cara meningkatkan ketahanan tanaman terhadap infeksi patogen dapat
dilakukan dengan menginduksi ketahanan sistemik yang terdapat pada tanaman
tersebut. Menurut Kuc (1987), ketahanan sistemik dari suatu tanaman dapat
diaktifkan dengan menginduksi gen-gen ketahanan yang terdapat di dalam
tanaman dengan agen penginduksi. Salah satu agen yang dapat menginduksi
ketahanan sistemik suatu tanaman adalah ekstrak tumbuhan .
14
KESIMPULAN
1. Daun tanaman yang sakit terdapat gejala mosaik dengan warna hijau dan
kuning berselang-seling yang sangat jelas.
2. Virus menimbulkan gejala mosaic pada setiap tanaman inangnya.
3. Beberapa virus dapat menimbulkan gejala yang sama pada tanaman yang
sama, satu virus dapat menghasilkan variasi gejala tergantung strain
virusnya,campuran beberapa virus atau strain virus dapat mempengaruhi
gejala.
4. Strategi pengendalian penyakit tanaman dapat dilakukan dengan menurunkan
laju infeksi penyakit.
5. Infeksi CABMV pada varietas yang tahan juga menyebabkanberkurangnya
Jumlah polong per tanaman.
15
DAFTAR PUSTAKA
Balitkabi. 1998. Laporan Tahunan Balitkabi Tahun 1998/1999.
Hartono S, Munawarti A, Mastuti R, Indriani S, Subandiyah S. 2003. Theproduction of virus free patchouli seedlings and the development ofserological virus detection tool. Journal of International Developmentand Cooperation (2003) 10. Hlm 1-10.
Haryanto et al. 1999. Diambil dari sumber: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52283/A11san_BAB%20I%20Pendahuluan.pdf?sequence=4
Kasno, A.; Trustinah, Moedjiono and N. Saleh. 2000. Perbaikan Hasil, Mutu Hasil dan Ketahanan Varietas Kacang Panjang terhadap CAMV melalui Seleksi Galur pada Populasi Alam Dalam Ringkasan Makalah Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Balitkabi, Malang.
Kuswanto, R. Hasri, Y.Sugito dan S. Lestari. 2000. Pengujian Jumlah Anther dan Waktu Polinasi pada keberhasilan Persilangan Kacang Panjang, Habitat XI (113) : 247-252.
Kuswanto, R. Hasri, Y.Sugito dan S. Lestari. 2002. Pengujian Jumlah Anther danPersilangan Kacang Panjang, Habitat.
Kuswanto, Sri Lestari P dan A. Andriani. 2002c. Pendugaan Pengaruh TetuaBetina Sifat Ketahanan Kacang Panjang terhadap Cowpea Aphid BorneMosaic Virus, Habitat XIII (1) : 66-71.
Moedjiono, Trustinah dan A. Kasno.1999. Toleransi Genotipe Kacang Panjang terhadap Komplek Hama dan Penyakit.Dalam Prosiding Simposium V PERIPI Jatim (Ed. S. Ashari dkk), pp. 279-287. Universitas Brawijaya, Malang.
Nurhayati. 2010. Diambil dari sumber:http://eprints.unsri.ac.id/1201/2/VIRUS_PENYEBAB_PENYAKIT_TANAMAN_2012_fdf_ok.pdf
P.ROSEA. 199. Diambil dari sumber: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54054/A31awm-08-tinjauan%20pustaka.pdf?sequence=10
16
Ratnawati. 1990. Diambil dari sumber: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30737/A90rat_abstract.pdf?sequence=2
Sarah D. Ellis, Michael J. Boehm, and Feng Qu. 2008 Department of Plant Pathology. Diambil dari sumber: http://ohioline.osu.edu/hyg-fact/3000/pdf/PP401_05.pdf
Sulyo, Y. 1984. Pengaruh Perbedaan Waktu Inokulasi CAMV terhadap HasilKacang Panjang. Buletin Penelitian Hortikultura XI, 11-15.
Sumarno. 1992. Pemuliaan untuk Ketahanan terhadap Hama. Dalam ProsidingSimposium Pemuliaan Tanaman I. (Ed. A.Kasno dkk.) pp.348-363. PPTIJawa Timur.
Susila. 2005. Diambil dari sumber: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52283/A11san_BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=5