23
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Virus berasal dari bahasa latin yaitu venom, artinya lendir yang beracun dan bisa menular. Dulu virus dianggap bukan kehidupan tetapi hanya racun yang tersusun dari jenis protein yang bisa berkembang biak bila berada dalam sel yang hidup. Sekarang sudah diketahui bahwa virus adalah organisme yang hidup karena ternyata bisa berkembang biak secara besar- besaran ( Pracaya, 2002). Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu sumber protein nabati (19,3%), serat alami (17,7%) dan karbohidrat (60,66%) (Riana, 2000) yang murah dan biasa dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Kacang panjang juga merupakan bahan alami yang dapat membantu menyembuhkan penyakit diabetis mellitus (Heinerman, 1996). Produktivitas polong segar kacang panjang atau (Vigna sinensisL.) Fruwirth (Nenno, 2000) yang mampu dicapai petani di Indonesia masih tergolong rendah,

laporan DPT.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan DPT.docx

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Virus berasal dari bahasa latin yaitu venom, artinya lendir yang beracun

dan bisa menular. Dulu virus dianggap bukan kehidupan tetapi hanya racun yang

tersusun dari jenis protein yang bisa berkembang biak bila berada dalam sel yang

hidup. Sekarang sudah diketahui bahwa virus adalah organisme yang hidup

karena ternyata bisa berkembang biak secara besar-besaran ( Pracaya, 2002).

Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu sumber protein

nabati (19,3%), serat alami (17,7%) dan karbohidrat (60,66%) (Riana, 2000) yang

murah dan biasa dikonsumsi oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia. Kacang

panjang juga merupakan bahan alami yang dapat membantu menyembuhkan

penyakit diabetis mellitus (Heinerman, 1996).

Produktivitas polong segar kacang panjang atau (Vigna sinensisL.)

Fruwirth (Nenno, 2000) yang mampu dicapai petani di Indonesia masih tergolong

rendah, yaitu 4,8 t/ha (Departemen Pertanian, 2002), sedang di Thailand mencapai

7,2 t/ha dan Australia 30 t/ha (Gallacher, 1999). Sementara potensi hasil polong

di tingkat penelitian dapat mencapai rata-rata 17,4 t/ha (Kasno, dkk 2000).

Kebutuhan gizi ideal penduduk, memerlukan konsumsi sayuran sekitar

100 g/kapita/hari atau 7.632.000 t/tahun. Apabila kontribusi kacang panjang

dalam komposisi sayuran mencapai 10%, maka diperlukan sekitar 763.200 t/tahun

polong segar (Kuswanto, 2002). Produksi kacang panjang tahun 2000 baru

mencapai 313.526 t polong segar (Departemen Pertanian, 2002), atau sekitar 41%

Page 2: laporan DPT.docx

2

dari total kebutuhan penduduk, sehingga produksi kacang panjang belum dapat

memenuhi kebutuhan gizi ideal pendudukIndonesia.

Produktivitas polong segar kacang panjang atau Vigna sesquipedalis(L).

Fruwirth (Nenno, 2000) yang mampu dicapai petani di Indonesia masih tergolong

rendah, yaitu 4,8 t/ha (Departemen Pertanian, 2002), sedang di Thailand mencapai

7,2 t/ha dan Australia 30 t/ha (Gallacher, 1999). Sementara potensi hasil polong

di tingkat penelitian dapat mencapai rata-rata 17,4 t/ha (Kasno, dkk 2000).

Kebutuhan gizi ideal penduduk, memerlukan konsumsi sayuran sekitar

100 g/kapita/hari atau 7.632.000 t/tahun. Apabila kontribusi kacang panjang

dalam komposisi sayuran mencapai 10%, maka diperlukan sekitar 763.200 t/tahun

polong segar (Kuswanto, 2002). Produksi kacang panjang tahun 2000 baru

mencapai 313.526 t polong segar (Departemen, Pertanian2002), atau sekitar 41%

dari total kebutuhan penduduk, sehingga produksi kacang panjang belum dapat

memenuhi kebutuhan gizi ideal pendudukIndonesia.

Virus berasal dari bahasa latin yang berarti racun. Virus didefenisikan

sebagai organisme yang submikroskopik, dapat diintroduksi ke dalam sel-sel

hidup yang spesifik serta berkembang biak hanya di dalam sel hidup saja.

Ditambahkan oleh Bawden bhawa virus merupakan wujud submikroskopis yang

infektif dan dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup serta dapat

menimbulkan penyakit. Menurut Gibbs dan Horizon virus adalah suatu parasite

dengan berat genom asam nukleat kurang dari 3 x 108 daltons, yang dapat

ditularkan ke tanaman sehat, serta membutuhkan ribosom dan komponen-

komponen sel inangnya untuk berkembang biak (Nurhayati, 2012).

Page 3: laporan DPT.docx

3

Virus ditemukan sebelum 1900 dan dulu dikenal sebagai 'virus filtrable'

untuk menekankanukurannya yang kecil, semua kecuali yang terbesar yang dapat

dilihat hanya dalam mikroskop elektron. Hal ini diperdebatkan apakahmereka

benar-benar harus dianggap sebagai organisme hidup, karena mereka terdiri hanya

dari asam nukleat dibungkusdalam mantel protein dan bergantung sepenuhnya

pada sel inang untuk metabolisme mereka dan perkalian (seperti'virus komputer'

membutuhkan hardware komputer sebelum mereka dapat melampiaskan

malapetaka mereka, karena setelah Analogi adalah salah satu yang cukup baik)

(Viral Structure, Replication, and Function).

Virus yang intraseluler (di dalam sel) partikel pathogen yang menginfeksi

organisme hidup lainnya.Penyakit manusia disebabkan oleh virus termasuk cacar

air, herpes, influenza, rabies, cacar, dan AIDS (acquired immunodeficiency

syndrome).Meskipun ini adalah virus yang paling kita kenal, virus pertama yang

pernah dijelaskan dan dari mana istilah itu akhirnya berasal tembakau mosaic

virus atau TMV (yang Virus istilah berasal dari deskripsi asli dari kausal agen

TMV-a "vivum fluidum contagium" atau hidup menular cairan). TMV ditemukan

oleh Martinus W. Beijerinck, seorang ahli mikrobiologi Belanda, pada 1898

(Sarah dkk, 2008)

Tujuan Percobaan

- Untuk mempelajari dan melaksanakan prosedur penularan virus melalui

daunpada tanaman kacang panjang (Vigna sinensisL.).

- Untuk mengamati gejala lokal dan sistemik yang ditimbulkan oleh infeksi

virus serta membuktikan adanya gejala yang ditimbulkan dari penularan virus

Page 4: laporan DPT.docx

4

dari daun dilakukan dengan menanam biji tanaman yang terserang virus dari

lapangan.

Kegunaan Penulisan

- Sebagai salah satu syarat untu dapat mengikuti Pra Praktikal di Laboratorium

Dasar Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Page 5: laporan DPT.docx

5

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut reporsitory.uoi.edu (2012) klasifikasi tanaman kacang hijau

adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Magnoliophyta

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Genus : Vigna

Spesies : Vigna sinensisL.

Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu komoditas

sayuran yang sudah lama dikenal dan digemari banyak orang. Selain rasanya

enak, kacang panjang sangat penting sebagai sumber vitamin A, vitamin B,

vitamin C, dan mineral terutama pada polong yang muda. Biji kacang panjang

mengandung protein, lemak, dan karbohidrat, sehingga kacang panjang

merupakan sumber protein nabati yang baik bagi manusia ( Haryanto, et al. 1999).

http://4.bp.blogspot.com/-TvCn_-0vr_4/TWoZOyZIcUI/AAAAAAAAA1M/lzjo-SQeAY8/s1600/DSCN0790.jpg

Syarat Tumbuh

Page 6: laporan DPT.docx

6

Tanah

Budi daya kacang panjang dapat dilakukan di dataran rendah maupun

dataran tinggi dengan ketinggian antara 0-1500 m di atas permukaan laut

(dpl).Namun demikian tanaman ini tumbuh lebih baik pada ketinggian kurang dari

600 m dpl.Oleh sebab itu, kacang panjang banyak diusahakan di dataran rendah

dan digolongkan dalam sayuran dataran rendah.Sebelum dilakukan penanaman

benih kacang panjang perlu dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu seperti

penggemburan, pembuatan bedengan, dan pengapuran. Tanaman kacang panjang

membutuhkan tanah yang gembur yaitu tanah yang kaya akan bahan organik atau

ditambah pupuk kandang pada saat pengolahan tanah agar tumbuh dengan baik,

Pemeliharaan yang umum dilakukan pada pertanaman kacang panjang adalah

penyulaman, penyiangan, penyiraman, pemangkasan cabang, dan pemupukan.

Tanaman kacang panjang mulai berbunga pada umur 30 hari setelah tanam dan

pemanenan polong kacang panjang dapat dilakukan setelah tanaman berumur 45

hari (Susila, 2005).

Tanaman kacang panjang tumbuh baik di dataran rendah sampai

menengah hingga ketinggian 700 mdpl. Pada ketinggian di atas 700 mdpl

tanaman kacang panjang pertumbuhannya akan terhambat. Tanaman tumbuh baik

pada tanah Latosol, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan

drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan kacang

panjang adalah 25-35o C pada siang hari dan pada malam hari sekitar 15o C

(P.ROSEA, 1996).

Iklim

Page 7: laporan DPT.docx

7

Kelembaban yang memadai sangat penting dari kuncup bunga formasi

untuk set pod. Terlalu banyak atau terlalu sedikit air, atau panas yang berlebihan,

menyebabkan mekar dan pod drop.Menyediakan tanaman kacang dengan 1 inci

air per minggu.Ekstrem di kelembaban tanah juga dapat menyebabkan untuk

polong cacat di mana hanya beberapa biji pertama mengembangkan,

meninggalkan sisa kacang polong keriput.Air pagi untuk memungkinkan tanaman

kering cepat dan mengurangi kesempatan untuk infeksi penyakit (Rose, 2010).

Virus CAMV (Cowpeaborne Aphid Mosaic Virus)

Biologi Virus CAMV (Cowpeaborne Aphid Mosaic Virus)

CAMV termasuk ke dalam famili Potyviridae, genus Potyvirus.Potyvirus

merupakan kelompok virus tumbuhan terbesar yang diketahui saat ini (Agrios,

2005).Partikel CAMV mempunyai panjang 720 – 770 nm dan lebar 12 – 15

nm.Partikel virusnya terdiri dari 95% protein dan 5% RNA utas tunggal.

Kestabilan virus dalam sap tanaman tergantung dari strain virus dan waktu

infeksinya. Virus ini mempunyai titik panas inaktivasi 50 – 60 οC, titik batas

pengenceran 10-3-10-4 dan ketahanan in vitro virus 1-4 hari pada suhu ruang

(CABI, 2005).

Gambar Virus CAMV (Cowpeaborne Aphid Mosaic Virus)

Sumber:

http://www.pesticide.ro/ghidul-bolilor/tobacco-mosaic-virusul-mozaicului-tutunului

Page 8: laporan DPT.docx

8

Gejala Serangan Virus CAMV

Pada tanaman kacang panjang tingkat keparahan penyakit tergantung pada

ketahanan varietas inang dan strain virus. Varietas yang tidak tahan akan mudah

terserang dengan menampakkan gejala awal pada daun. Daun tanaman yang

sakit terdapat gejala mosaik dengan warna hijau dan kuning berselang-seling

yang sangat jelas. Terdapat warna hijau gelap di antara tulang daun (dark green

vein-banding) atau klorosis interveinal (urat daun), distorsi daun, melepuh dan

tanaman menjadi kerdil. Polong dan daun menjadi tidak berkembang, ukuran biji

berkurang sehingga produksi secara keseluruhan menurun (Bock and Conti,

1974; Sulyo, 1984; Brunt, 1994a; Moedjiono dkk., 1999). Infeksi CABMV pada

berbagai tingkat umur menghambat pertumbuhan generatif tanaman (Nurhayati,

1989). Infeksi pada awal pertumbuhan menyebabkan penurunan jumlah polong

dan jumlah biji/tanaman masing-masing sebesar 91,39% dan 91,82 % (Sulyo,

1984).

Virus menimbulkan gejala mosaic pada setiap tanaman inangnya.Tanaman

yang terserang virus dilapangan berwarna mosaic keemasan.Daun muda tanaman

sakit biasanaya menggulung dan melekuk dan dapat menjadi tanaman

kerdil.Polong yang dihasilkan tanaman sakit sering terlihat adanya bintik-bintik,

biji terlihat kotor dan jumlah serta ukuran biji juga berkurang (Sutrisno, 1987).

Faktor-Faktor yang mempengaruhi

Pengamatan gejala penyakit saja tidak cukup untuk mendeteksi dan

mengidentifikasi virus pada tanaman. Beberapa virus dapat menimbulkan gejala

yang sama pada tanaman yang sama, satu virus dapat menghasilkan variasi gejala

tergantung strain virusnya, campuran beberapa virus atau strain virus dapat

Page 9: laporan DPT.docx

9

mempengaruhi gejala. Selain itu, suatu virus dapat menimbulkan gejala yang

berbeda pada tanaman yang berbeda.Kondisi lingkungan dan iklim juga

berpengaruh terhadap tipe gejala yang muncul (Hull, 2002).

Pengendalian Virus CAMV

Strategi pengendalian penyakit tanaman dapat dilakukan dengan

menurunkan laju infeksi penyakit. Penurunan tersebut antara lain dengan

penggunaan varietas tahan penyakit dan protektan (Triharso, 1996). Ketahanan

tanaman terhadap hama dan penyakit merupakan kemampuan tanaman untuk

mengurangi kerusakan secara umum yang diakibatkan oleh serangan hama atau

penyakit (Sumarno, 1992).

Secara alamiah kacang panjang mempunyai ketahanan tertentu terhadap

penyakit, yaitu ketahanan yang dikendalikan oleh gen-gen.Perkembangan gen

ketahanan terjadi sebagai hasil evolusi tanaman inang dan patogen yang telah

berlangsung lama dan dapat terbentuk banyak tanaman dengan tingkat ketahanan

yang beragam. Pada tanaman yang telah mengalami penggaluran, keragaman

tersebut semakin tinggi sehingga dapat diseleksi untuk mendapatkan genotipa

yang tahan (Triharso, 1996).

Dari genotip tahan dapat dipelajari dan dievaluasi sebagai informasi awal

dalam kegiatan perbaikan ketahanan tanaman. Seleksi yang dilaksanakan oleh

Balitkabi (1998) telah dapat menghasilkan beberapa genotipa kacang panjang

dengan reaksi ketahanan terhadap CABMV yang berbeda, yaitu tahan, agak tahan,

agak rentan dan rentan.

Page 10: laporan DPT.docx

10

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan dilakukan di Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggiantempat

± 25 m di atas permukaan laut yang dimulai dari tanggal 22 Maret 2013 sampai

dengan tanggal 22 Maret 2013.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan adalah tanaman kacang panjang(Vigna

sinensis L.) sebagai bahan pengamatan.

Adapun alat yang digunakan adalah Chart Warna untuk melihat warna

arna daun yang terserang virus.

Prosedur Percobaan

-Diambil daun kacang panjang,

-Diambil chart warna,

-Diambil daun yang terserang virus,

-Diamati daun yang terserang virus kemudian dilihat warnanya dengan chart

warna,

-Dilihat kode warna pada chart warnanya

Page 11: laporan DPT.docx

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Daun yang tidak terserang virus

Daun yang terserang virus

Page 12: laporan DPT.docx

12

Warna #99FF66

Gejala serangan Virus CAMV (Cowpeaborne Aphid Mosaic Virus)

Pembahasan

Berdasarkan penelitian pada tanggal 22 Maret 2013, bahwa tanaman

kacang panjang yang terseserang Virus CAMV (Cowpeaborne Aphid Mosaic

Virus) memiliki ciri-ciri daunnya keriput, permukaannya seperti bintil-bintil,

kerdil, dan lain-lain.

Infeksi CABMV pada varietas yang tahan juga

menyebabkanberkurangnya jumlah polong per tanaman. Hasil penelitian

Kuswanto (2002) menunjukkan bahwa varietas Putih Super yang terserang

penyakit mosaic hanya mempu menghasilkan 9-10 polong per tanaman. Pada

kondisi sehat varietas tersebut dapat menghasilkan lebih dari 50 polong per

tanaman.

Pengamatan gejala penyakit saja tidak cukup untuk mendeteksi dan

mengidentifikasi virus pada tanaman. Beberapa virus dapat menimbulkan gejala

yang sama pada tanaman yang sama, satu virus dapat menghasilkan variasi gejala

Virus CAMV (Cowpeaborne Aphid Mosaic Virus)

Page 13: laporan DPT.docx

13

tergantung strain virusnya, campuran beberapa virus atau strain virus dapat

mempengaruhi gejala.

Virus mosaik merupakan virus yang sulit untuk dikendalikan.Upaya

pengendalian virus tanaman yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan

varietas yang tahan.Namun tidak banyak tersedia kultivar komersial tahan virus.

Salah satu cara meningkatkan ketahanan tanaman terhadap infeksi patogen dapat

dilakukan dengan menginduksi ketahanan sistemik yang terdapat pada tanaman

tersebut. Menurut Kuc (1987), ketahanan sistemik dari suatu tanaman dapat

diaktifkan dengan menginduksi gen-gen ketahanan yang terdapat di dalam

tanaman dengan agen penginduksi. Salah satu agen yang dapat menginduksi

ketahanan sistemik suatu tanaman adalah ekstrak tumbuhan .

Page 14: laporan DPT.docx

14

KESIMPULAN

1. Daun tanaman yang sakit terdapat gejala mosaik dengan warna hijau dan

kuning berselang-seling yang sangat jelas.

2. Virus menimbulkan gejala mosaic pada setiap tanaman inangnya.

3. Beberapa virus dapat menimbulkan gejala yang sama pada tanaman yang

sama, satu virus dapat menghasilkan variasi gejala tergantung strain

virusnya,campuran beberapa virus atau strain virus dapat mempengaruhi

gejala.

4. Strategi pengendalian penyakit tanaman dapat dilakukan dengan menurunkan

laju infeksi penyakit.

5. Infeksi CABMV pada varietas yang tahan juga menyebabkanberkurangnya

Jumlah polong per tanaman.

Page 15: laporan DPT.docx

15

DAFTAR PUSTAKA

Balitkabi. 1998. Laporan Tahunan Balitkabi Tahun 1998/1999.

Hartono S, Munawarti A, Mastuti R, Indriani S, Subandiyah S. 2003. Theproduction of virus free patchouli seedlings and the development ofserological virus detection tool. Journal of International Developmentand Cooperation (2003) 10. Hlm 1-10.

Haryanto et al. 1999. Diambil dari sumber: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52283/A11san_BAB%20I%20Pendahuluan.pdf?sequence=4

Kasno, A.; Trustinah, Moedjiono and N. Saleh. 2000. Perbaikan Hasil, Mutu Hasil dan Ketahanan Varietas Kacang Panjang terhadap CAMV melalui Seleksi Galur pada Populasi Alam Dalam Ringkasan Makalah Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian. Balitkabi, Malang.

Kuswanto, R. Hasri, Y.Sugito dan S. Lestari. 2000. Pengujian Jumlah Anther dan Waktu Polinasi pada keberhasilan Persilangan Kacang Panjang, Habitat XI (113) : 247-252.

Kuswanto, R. Hasri, Y.Sugito dan S. Lestari. 2002. Pengujian Jumlah Anther danPersilangan Kacang Panjang, Habitat.

Kuswanto, Sri Lestari P dan A. Andriani. 2002c. Pendugaan Pengaruh TetuaBetina Sifat Ketahanan Kacang Panjang terhadap Cowpea Aphid BorneMosaic Virus, Habitat XIII (1) : 66-71.

Moedjiono, Trustinah dan A. Kasno.1999. Toleransi Genotipe Kacang Panjang terhadap Komplek Hama dan Penyakit.Dalam Prosiding Simposium V PERIPI Jatim (Ed. S. Ashari dkk), pp. 279-287. Universitas Brawijaya, Malang.

Nurhayati. 2010. Diambil dari sumber:http://eprints.unsri.ac.id/1201/2/VIRUS_PENYEBAB_PENYAKIT_TANAMAN_2012_fdf_ok.pdf

P.ROSEA. 199. Diambil dari sumber: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54054/A31awm-08-tinjauan%20pustaka.pdf?sequence=10

Page 16: laporan DPT.docx

16

Ratnawati. 1990. Diambil dari sumber: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/30737/A90rat_abstract.pdf?sequence=2

Sarah D. Ellis, Michael J. Boehm, and Feng Qu. 2008 Department of Plant Pathology. Diambil dari sumber: http://ohioline.osu.edu/hyg-fact/3000/pdf/PP401_05.pdf

Sulyo, Y. 1984. Pengaruh Perbedaan Waktu Inokulasi CAMV terhadap HasilKacang Panjang. Buletin Penelitian Hortikultura XI, 11-15.

Sumarno. 1992. Pemuliaan untuk Ketahanan terhadap Hama. Dalam ProsidingSimposium Pemuliaan Tanaman I. (Ed. A.Kasno dkk.) pp.348-363. PPTIJawa Timur.

Susila. 2005. Diambil dari sumber: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52283/A11san_BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=5