Upload
dymas-prayoga
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Laporan Eph HCl
1/13
A. Tujuan Praktikum
Menjelaskan prinsip dasar argentometri serta cara kerjanya pada penetapan
kadar senyawa obat.
B. Dasar Teori
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar
halogenida dan senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat
(AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga metode
pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa
yang relative tidak larut atau endapan (Gandjar,2007).
asil kali konsentrasi ion!ion yang terkandung suatu larutan jenuh dari
garam yang sukar larut pada suhu tertentu adalah konstan. Misalnya suatu
garam yang sukar larut Am"n dalam larutan akan terdisosiasi menjadi m
kation dan n anion (#hopkar$%&&').
Am"n Ma Nb!
asil kali kelarutan * (+A)M , (+"!)N titrasi argentometri adalah
titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk
garam perak yang sukar larut. -ika larutan perak nitrat ditambahkan pada
larutan kalium sianida maka mula!mula akan terbentuk endapan putih yang
pada pengadukan akan larut membentuk larutan kompleks yang stabil
(arriul.%&&/).
0arutan jenuh dapat dicapai dengan penambahan at ke dalam pelarut
secara terus menerus hingga at tidak melarut lagi dengan cara menaikkan
lagi konsentrasi ion!ion tertentu hingga terbentuk endapan (#hopkar.%&&').
1ntuk menentukan berakhirnya suatu reaksi pengendapan
dipergunakan indikator yang baru menghasilkan suatu endapan bila reaksi
dipergunakan dengan berhasil baik untuk titrasi pengendapan ini. 2alam
titrasi yang melibatkan garam!garam perak ada tiga indikator yang telah
sukses dikembangkan selama ini yaitu metode Mohr menggunakan ion
kromat$ +rO4!$ untuk mengendapkan Ag4+rO coklat muda. Metode 5olhard
menggunakan ion 6e3 untuk membentuk sebuah kompleks yang berwarna
8/18/2019 Laporan Eph HCl
2/13
dengan ion tiosianat$ 7+N. 2an metode 6ajans menggunakan indikator
adsorpsi. (Underwood.2004)
6aktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu suhu$ si8at pelarut$ ion
sejenis$ aktivitas ion$ p$ hidrolisis$ hidroksida logam$ dan pembentukan
senyawa kompleks (7kogg.%&9/).
Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu metode Mohr$
metode 5olhard$ Metode #. 6ajans$ dan metode 0eibig.
%. Metode Mohr
Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan
bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan
penambahan larutan kalium kromat sebagai indkator. :ada permulaan titrasi
akan terjadi endapan perak klorida dan setelah tercapai titik ekuivalen$ maka
penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan
membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah. (Gandjar,2007)
4. Metode 5olhard
:erak dapat ditetapkan secara teliti dengan suasana asam dengan larutan
baku kalium dan ammonium tiosianat yang mempunyai hasil kali kelarutan
;$% < %'!%3
. #elebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam
besi (===) ntrat atau besi (===) ammonium sul8at sebagai indicator yang
membentuk warna merah dari kompleks besi (===)!tiosianat dalam lingkungan
asam nitrat '$/!%$/N. >itrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam$ sebab
ion besi (===) akan diendapkan menjadi 6e(O)3 jika suasana basa sehingga
titik akhir tidak dapat ditunjukan. p larutan dibawah 3$ :ada titrasi terjadi
perubahan warna '$; ? % @ sebelum titik ekuaivalen. 1ntuk mendapatkan
hasil yang teliti pada waktu akan mencapai titik akhir$ titrasi digojog kuat!kuat supaya ion perak yang diarbsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat
bereksi dengan tiosianat. Metode volhard dapat digunakan untuk menetapkan
asam klorida$ bromide$ dan iondida dalam suasana asam. (Gandjar,2007)
3. Metode #. 6ajans
8/18/2019 Laporan Eph HCl
3/13
:ada metode ini digunakan indicator arbsorbsi$ yang mana pada titik
ekuivalen$ indicator terarbsorbsi oleh endapan. =ndicator ini tidak membeikan
warna pada larutan$ tetapi pada permukaan endapan. (Gandjar,2007)
. Metode 0eibig
:ada metode ini$ titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan indicator$
akan tetapi ditunjukan dengan terjadi kekeruhan. #etika larutan perak nitrat
ditambahkan kepada larutan akali sianida akan terbentuk endapan putih$
tetapi pada penggojongan akan larut kembali karena akan terbentuk kompleks
sianida yang stabil dan larut. (Gandjar,2007)
B. Alat dan Bahan%. Alat
rlenmeyer
"uret
:ipet volume %' ml
"eaker glass
"atang pengaduk
"ola hisap
+orong
#lem statis
"otol semprot 0abu ukur /' ml
"otol timbang
>imbangan anlitik
4. "ahan
• AgNO3
• Na+l
• pedrin +l
• #alium kromatB# 4+rO
• NaNO3
• ACuades
C. Dasar Reaksi
1. "aku :rimer Na+l '$'/ N dengan AgNO3 Na+l AgNO3 NaNO3 Ag+l
ndapan putih
4 AgNO3 # 4+rO 4 #NO3 Ag4+rOndapan coklat muda
2. :enetapan #adar pedrin +l dengan AgNO3
8/18/2019 Laporan Eph HCl
4/13
pedrin +l AgNO3 +%'%/ NO NO3 Ag+l
ndapan putih
4 AgNO3 # 4+rO 4 #NO3 Ag4+rO
ndapan coklat muda
D. Cara Kerja
1. Pembuatan larutan baku sekunder AgNO !"!# N 2!! ml
>imbang AgNO3 %$9&D; gram.
Masukkan ke dalam bekker glass dan tambahkan aCuadest ad 4'' ml.
Aduk sampai homogen.
:erhitungan berat E
N *m
Mr <1000
V < valensi
'$'/*m
169,87 <1000
200 < %
"erat (m) * %$9&D; gram
2. Pembuatan larutan baku $rimer NaCl !"!# N #! ml
Menimbang Na+l dengan timbangan analitik dalam botol timbang
sebanyak '.%D/ gram.
Masukkan ke dalam labu ukur /' ml.
0arutkan dengan aCuadest sampai tepat tanda batas.
>utup labu ukur dan kocok hingga homogen.
:erhitungan berat E
8/18/2019 Laporan Eph HCl
5/13
N *m
Mr <1000
V < valensi
'$'/ *
m
126,07 <
1000
50 < %
"erat (m) * '$%9% gram
. Pembakuan larutan AgNO dengan larutan NaCl
Masukan larutan AgNO3 ke dalam buret$ sebelumnya dibilas dahulu
dengan larutan AgNO3 tersebut.
:ipet %' ml Na+l dengan pipet volume dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer$ kemudian ditambahkan '$/ gram NaNO3 dan % ml
# 4+rO.
>itrasi larutan Na+l dengan AgNO3 sampai terjadi perubahan dari
berwarna kuning menjadi coklat muda.
+atat volume AgNO3 yang dikeluarkan.
0akukan replikasi sebanyak tiga kali.
%. Peneta$an kadar sam$el
>imbang 3'' mg pedrin +l dengan teliti.
Masukkan ke dalam erlenmeyer dan larutkan dalam %' ml air.
>ambahkan '$/ gram NaNO3 dan % ml # 4+rO$ aduk hingga
homogen.
>itrasi dengan AgNO3 hingga terbentuk warna coklat muda.
+atat volume AgNO3 yang digunakan.
8/18/2019 Laporan Eph HCl
6/13
0akukan replikasi sebanyak tiga kali.
D. &asil Praktikum%. :embuatan larutan baku primer
"erat Na+l yang ditimbang E '$%9/ gram
N *m
Mr <1000
V < valensi
N *0,1465
58,44 <1000
50 < %
N * '$'/'% N
4. :embakuan baku sekunder
No. 5%. Na+l N%. Na+l 54. AgNO3 N4. AgNO3
%. %' ml '$'/'% N %'$9% ml '$';4 N
4. %' ml '$'/'% N %'$4' ml '$'&% N
3. %' ml '$'/'% N %'$3' ml '$'D9 N
Fata4 * '$'D3 N
:erhitungan N baku sekunder E
7ampel % 5% N% * 54 N4
%' < '$'/'% * %'$9% < N4'$/'% * %'$9% < N4 N4 * '$';4 N
7ampel 4 5% N% * 54 N4%' < '$'/'% * %'$4' < N4'$/'% * %'$4' < N4
N4 * '$'&% N
7ampel 3 5% N% * 54 N4%' < '$'/'% * %'$3' < N4'$/'% * %'$3' < N4
N4 * '$'D9 N
3. :enetapan kadar pedrin +l
"erat sampel % yang ditimbang * '$3'3 gram (larutkan dalam %' ml
air)
"erat sampel 4 yang ditimbang * '$3'49 gram (larutkan dalam %' ml
air)
"erat sampel 3 yang ditimbang * '$3'3% gram (larutkan dalam %' ml
air)
8/18/2019 Laporan Eph HCl
7/13
5olume >itran "erat at ( G ) #adar ( @ )
7ampel % D$& ml '$3'3 gram 4;$%/ @7ampel 4 ;$9/ ml '$3'49 gram 4$9' @
7ampel 3 ;$// ml '$3'3% gram 4$4 @
:erhitungan kadar 5itamin +
#adar sampel % *V 1 x N 1 x E
W x 0,2 < %'' @
*8,49 x 0,0483 x 10,075
0,05 x 304,3 < %'' @
* 4;$%/ @
#adar sampel 4 *7,65 x 0,0483 x 10,075
0,05 x 302,6 < %'' @
* 4$9' @
#adar sampel 3 *7,55 x 0,0483 x 10,075
0,05 x 303,1 < %'' @
* 4$4 @
. :erhitungan persentasi kesalahan
2ata persentasi kadar *
No
.
2ata kadar 2ata yang dipakai
( d )
% 4;$%/H 4$9'
4 4$9' 4$4
3 4$4
! :erhitungan Irata!rata *24,60+24,24
2 * 4$4
! :erhitungan < drata!ratao d% (data dipakai) * 4$9' ? 4$4 * '$%D
o d4 (data dipakai) * 4$4 ? 4$4 * '$%D
drata!rata * '$%D
-adi$ < drata!rata * < '$%D * '$;4
8/18/2019 Laporan Eph HCl
8/13
2ata yang dicurigai * 4;$%/H ? 4$4 * 4$;3
< drata!rata J data yang di curigai data 4;$%/ dibuang
@ kadar * 24,60 +24,24
2 * 4$4@
:ersentasi kesalahan *24,42−20,38
20,38 < %''@ * %&$D4@
E. Pembahasan
2asar titrasi argentometri yang kami lakukan adalah pembentukan
endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analit. 7ebagai contoh
yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan Na+l dimana ion Ag dari
titran akan bereaksi dengan ion +l!dari analit membentuk garam yang tidak
mudah larut Ag+l.
Feaksi yang terjadi E
Ag I ! AgI(s)
Ag +rO! Ag4+rO(s) coklat muda
(titrasi ekivalen bila terjadi endapan coklat muda)
7etelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan indikator. =ndikator yang dipakai biasanya adalah ion
kromat +rO4! dimana dengan indicator ini ion perak akan membentuk
endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat
diamati. =ndikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator
adsorbsi.
8/18/2019 Laporan Eph HCl
9/13
7ebenarnya Ag akan membentuk endapan dengan kromat membentuk
Ag4+rO tapi karena endapan ini tidak lebih stabil dibanding endapan Ag!
halogen$ maka bila dalam rlenmeyer masih terdapat halogen maka perak
yang masuk akan bereaksi lebih dulu dengan halogen$ atau jika terbentuk
endapan Ag4+rO lebih dulu$ masih dapat dipecah bila ada halogen. 2ari
kondisi ini bisa dikatakan bahwa titrasi argentometri termasuk jenis titrasi
kompetisi (saingan) antara Ag4+rO dengan Ag!halogen.
:enambahan Na+O3 pada penetapan kadar pedrin +l ber8ungsi
sebagai bu88er$ dimana Na+O3 akan menjaga p reaksi tetap stabil. ati!
hati dalam menggunakan perak nitrat$ karena akan meninggalkan nodahitam pada kulit atau pakaian.
asil yang kami peroleh adalah 2%"%2 ' dari hasil teoritis. #esalahan
penetapan kadar sebesar 1(")2'. #esalahan ini diakibatkan karena titrasi
yang kurang teliti dari pembacaan hasil$ melihat endapan dan warna yang
terbentuk$ dan titran yang ditambahkan kelebihan akibatnya titik akhir titrasi
tidak sesuai yang diinginkan.
P*RTAN+AAN D, B-K- PRAT,K-
%. "agaimana cara pembakuan larutan standar AgNO3K
• :embuatanE 7ejumlah perak nitrat : larutkan dalam air secukupnya
hingga tiap %''' ml larutan mengandung %9$&& AgNO3.
• :embakuanE 7ejumlah natrium klorida : keringkan pada suhu %''!
%4''+. >imbang saksama lebih kurang 4/' mg$ larutkan dalam /'
ml air. >itrasi dengan perak nitrat '$% N menggunakan indikator %ml kalium kromat / @$ hingga terbentuk warna coklat lemah.
4. 7ebutkan macam metode titrasi argentometri$ -elaskan perbedaan dari
keempat metode itu dalam halE p yang diperlukan dan mekanisme
perubahan indikator pada titik akhir titrasi.
! Metode MohrE metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar
klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak
nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator.
8/18/2019 Laporan Eph HCl
10/13
:ada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah
titik ekuivalen$maka penambahan sedikit perak titrasi akan bereaksi
dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang
berwarna merah.
! Metode 5olhard E :erak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana
asam dengan larutan baku kalium atau amonium tiosianat$ kelebihan
tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam besi( ===) nitrat
atau besi (===) amonium sul8at sebagai indikator yang membentuk
warna merah dari kompleks besi( ===) tiosianat dalam lingkungan asam
nitrat '$/!%$/ N. >itrasi ini harus dilakukan dlam suasana asam$ sebab
ion besi (===) akan diendapkan menjadi 6e(O)3 jika suasananya basa$sehingga titik akhir tidak dapat ditunjukkan.
! Metode #. 6ajans L :ada metode ini digunakan indikator adsorbsi$
7ebagai kenyataan bahwa pada titik ekuivalen indikator teradsorbsi
oleh endapan. =ndikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada
larutan$ tetapi pada permukaan endapan. ndapan harus dijaga sedapat
mungkin dalam bentuk koloid.
! Metode 0iebigE :ada metode ini titik akhir titrasinya tidak ditentukan
dengan indikator$ akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya
kekeruhan.#etika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan
alkali sianida akan terbentuk endapan putih$ tetapi pada penggojokan
larutan kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil. -ika
reaksi telah sempurna$ penambahan larutan perak nitrat lebih lanjut
akan menghasilkan endapan perak sianida.>itik akhir ditunjukan oleh
terjadinya kekeruhan yang tetap. #esukaran dalam memperoleh titik
akhir yang jelas disebabkan karena sangat lambatnya endapan melarut pada saat mendekati titik akhir.
3. Atas dasar apa perhitungan valensi pada penetapan kadar dengan metode
argentometri
#arena untuk mencari penetapan kadar harus mengetahui nilai normalitas.
Normalitas bisa diketahui jika nilai valensi at diketahui .
. +ari prosedur penetapan kadar sediaan 8armasi yang terdapat dalam
8armakope =ndonesia yang ditetapkan kadarnya secara argentometri
8/18/2019 Laporan Eph HCl
11/13
• :enetapan kadar timbang seksama lebih kurang 4/' mg $
masukkan kedalam wadah porselen$ tambahkan %' ml air dan %ml
dikloro8luoresein 0:$ campur. >itrasi dengan perak nitrat '$% N 05
sampai erak klorida menggumpal dan campuran berwarna merah
muda lemah.
!% ml perak nitrat '$% N setara dengan /$D mg Na+l.
F. Kesim$ulan
%. :ersen pedrin +l yang seharusnya 4'$3D@$ sedangkan yang didapat
4$4@
4. :ersen kesalahan yang dilakukan praktikan %&$D4 @
3. 7ampel sudah mencapai batas titik akhir titrasi (>A>) di tandai dengan
adanya warna coklat muda.
G. Da/tar Pustaka
1nderwood A.0. 4''. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. rlangga E
-akarta.
1nderwood A.0. %&&4. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. rlangga E
-akarta.
andjar$ . 4'';. Kimia Farmasi Analisis. :ustaka pelajar. ogyakarta.
ariul$ Fivai. %&&/. Asas Pemerisaan Kimia. 1niversitas =ndonesia :ress
44 E -akarta.
#hopkar$ 7M. %&&'. Konse! "asar Kimia Analiti . 1niversitas =ndonesia
:ress E -akarta.
7kogg. %&9/. Anal#ti$al %&emistr#. Edisi eenam. 7ounders +ollege
:ublishing E 6lorida.
8/18/2019 Laporan Eph HCl
12/13
0APORAN PRAKT,K- K,,A ANA0,,
Titrasi Pengenda$an 3Argentometri45
6O0ON6AN 7 K*0OPOK 8 T 7 D
TAN66A0 PRAKT,K- 8 19 :ebruari 2!1;
Nama ahasis*R,TA KATO0,K ?,D+A ANDA0A -RABA+A
8/18/2019 Laporan Eph HCl
13/13
2!1;