16
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT DAN SEMI SOLID SIRUP SEJATI Tanggal Praktikum : 25 Maret 2014 Disusun Oleh : Kelompok 3 Ketua : Nardila 0661 12 104 Anggota : Marybet T R H 0661 12 121 Bela Fara RD 0661 12 090 Safrina Fitra A 0661 10 016 Dosen pembimbing : 1. Siti Sa’diah, M.Farm, Apt 2. Drs. Mustabadiharja, Apt 3. Septi Andini .,S.Farm.,Apt 4. Bayu Sandi Asisten dosen : 1. Esta Anggraeni 2. Rizki Gumpita 3. Widyastuti 4. Imroatus Soliha LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2014

Laporan Farset Sirup

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan farset sirup larutan sejati

Citation preview

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT DAN SEMI SOLID

    SIRUP SEJATI

    Tanggal Praktikum : 25 Maret 2014

    Disusun Oleh : Kelompok 3

    Ketua : Nardila 0661 12 104

    Anggota : Marybet T R H 0661 12 121

    Bela Fara RD 0661 12 090

    Safrina Fitra A 0661 10 016

    Dosen pembimbing :

    1. Siti Sadiah, M.Farm, Apt

    2. Drs. Mustabadiharja, Apt

    3. Septi Andini .,S.Farm.,Apt

    4. Bayu Sandi

    Asisten dosen :

    1. Esta Anggraeni

    2. Rizki Gumpita

    3. Widyastuti

    4. Imroatus Soliha

    LABORATORIUM FARMASI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS PAKUAN

    BOGOR

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Tujuan Percobaan

    Tujuan dari percobaan kali ini adalah mengetahui bagaimana cara membuat

    suatu sediaan sirup larutan sejati serta komponen yang menunjang stabilitas sediaan

    tersebut.

    I.2. Dasar Teori

    Suatu larutan didefinisikan sebagai campuran dua atau lebih komponen yang

    membentuk fassa tunggal homogen dalam skala molekuler. Bagian terbesar dalam

    sistem larutan adalah pelarut (solvent) yang menentukan fasa larutan. Bagian yang

    terlarut dinamakansolut yang merupakan fasa terdispersi dalam bentuk molekul atau

    ion dalam pelarut.

    Sediaan larutan sejati dalam farmasi pada umumnya terdiri dari :

    1. Bahan berkhasiat : bahan obat yang akan dibuat dalam sediaan larutan.

    2. Bahan pembantu terdiri dari :

    Pelarut : air dan pelarut campur

    Pengatur pH

    Pengawet

    Antioksidan

    Flavour : pemanis, pewarna, pewangi

    Pengental : sukrosa, golongan selulosa

    Pada umumnya sediaan sirup merupakan sediaan dengan dosis berulang (multi

    dose) dengan kadar kontaminasi mikroorganisme sangat besar. Oleh sebab itu

    diperlukan pengawet yang merupakan salah satu bahan pembantu yang ditambahkan

    untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Adanya mikroorganisme di dalam

    sediaan akan mempengaruhi stabilita sediaan atau potensi bahan berkhasiat. Sebagai

    antioksidan di dalam sediaan larutan berfungsi sebagai proteksi terhadap bahan aktif

    yang mudah teroksidasi oleh oksigen. Bahan pengental ditambahkan untuk menaikkan

    konsistensi sediaan, sehingaa dosis pemakaian lebih tepat. Dalam sediaan larutan pada

    umumnya ditambahkan flavour untuk memperbaiki penampilan sediaan dan

    mempermudah pemberian terutama pada anak-anak. Flavour terdiri dari :

  • a. Pemanis

    Sukrosa merupakan bahan pemanis yang banyak dipakai karena secara kimia

    dan fiaika stabil dalam pH larutan 4,0 8,0. Dalam pemakaian sering

    dikombanasikan dengan sorbitol, gliserin dan poli-ol ayng lainya untuk

    mengurangi kemungkinan terjadinya kristal gula pada penyimpanan. Kristalisasi

    terjadi pada daerah leher boto yang dikenal dengan istilah cap locking.

    Pemanis sintesis yang sering digunakan antara lain sakarin dengan kadar

    kemanisan 250 500 x sukrosa. Di dalam farmasi tidak banyak digunakan

    karena memberikan rasa pahit setelah pemakaian. Pemanis sintesis aspartam

    mempunyai kadar kemanisan sekitar 200 x sukrosa tanpa memberikan rasa pahit

    setelah pemakaian.

    b. Bahan penutup rasa

    Ada empat rasa utama yang dapat dirasakan oleh indera perasa kita, yaitu pahit,

    manis, asam dan asin yang dapat ditutupi dengan flavour sebagai berikut :

    Asin, ditutupi dengan vanila mint, peach, maple.

    Pahit, ditutupi dengan rasa kacang, coklat, kombinasi mint.

    Manis, disertai penawar rasa buah, vanila

    Asam, ditutupi dengan rasa jeruk, rasberry.

    Untuk mempertajam flavour yang dipakai dapat ditambahkan menthol,

    kloroform, dan garam.

    c. Pewarna

    Ditambahkan untuk memperbaiki penampilan sediaan larutan. Zat warna yang

    digunakan tertentu sesuai dengan ketentuan penggunaan zat warna khususnya

    untuk obat. Penambahan bahan pembantu yang lainnya dalam sediaan sirup

    berdasarkan data preformulasi dan disesuaikan dengan sifat bahan berkhasiat

    yang dibuat.

  • BAB II

    DATA PREFORMULASI

    Senyawa : Sulfaguanidina ( Sulfaguanidinum )

    1. Rumus Molekul : C7H10N4O2S.H2O

    2. BM : 232,26

    3. Warna : Putih atau hampir putih

    4. Rasa : Tawar

    5.Bau : Tidak berbau atau hampir tidak berbau

    6. Penampilan : Hablur atau serbuk hablur

    7. Ukuran partikel : -

    8. Kelarutan :

    Air : Mudah larut dalam air mendidih

    Etanol : Sukar larut dalam etanol (95 %)

    Aseton : Sukar larut

    Alkalihidroksida : Praktis tidak larut

    9. Titik lebur dan DSC: Pada suhu 190C sampai 192,5C

    10. Bobot jenis : -

    11. pH, konsentrasi larutan dalam H2O : -

    12. pKa dan koefisiensi partisi : -

    13. Kecepatan disolousi dalam

    a. Permukaan tetap : -

    b. Suspensi : -

  • 14. Stabilitas bulk obat : Oleh pengaruh cahaya lambat laun warna berubah

    menjadi gelap.

    15. Khasiat : Antibiotikum

    16. Mekanisme Kerja zat aktif : Menghambat sintesis dinding sel, menghambat

    keutuhan permeabilitas dinding sel bakteri, menghambat kerja enzim.

    Aksi antagonized oleh PABA dan kelompok prokain anestesi lokal.

    Potentiates antikoagulan oral, metotreksat dan fenitoin. Peningkatan

    risiko kristaluria dengan senyawa yang membuat asam urin.

    17. Interaksi obat : Mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri

    dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan,

    dapat membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak

    beracun bagi penderitanya.

    18. Kontra Indikasi: Porfiria, gagal ginjal atau hati yang parah, gangguan darah,

    hipersensitif terhadap sulfonamida, SLE. Kehamilan (sebelum

    pengiriman). Laktasi. Bayi dalam waktu 1-2 mth lahir.

    19. Efek Samping : Efek GI, reaksi hipersensitivitas, reaksi nefrotoksik, gangguan

    hati, CV efek, hipoglikemia, hipotiroidisme, reaksi neurologis.

    Kolitis pseudomembranosa, penyakit kuning dan kernikterus pada

    bayi baru lahir.

    20. Dosis Lazim : Sekali = 1 g

    Sehari = 3 g 4 g

    21. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

  • BAB III

    METODE KERJA

    III.1. Alat dan Bahan

    a. Alat

    Mortar + stamper

    Kompor listrik

    Beaker glass

    Gelas ukur

    Tabung sedimentasi

    Botol obat

    Pipet tetes, spatel, batang pengaduk, zalfkar

    b. Bahan

    Sulfaguanin

    Sirupus simpleks

    Natrium benzoat

    Pewarna merah muda

    Pengaroma stroberi

    Aquadestila

    III.2. Formulasi

    R/ 01 Sulfaguanin 600mg / 15 mL : 2400 mg

    Sirupus Simpleks 10 % : 6 mL

    Natrium benzoat 0,1% : 0,06 mL

    Pewarna merah muda : 2 mL

    Pengaroma stroberi : 2 mL

    Aquadest ad 60 mL

  • R/ 02 Sulfaguanin 600mg / 15 mL : 2400 mg

    Sirupus Simpleks 20 % : 12 mL

    Nartium benzoat 0,1% : 0.06 mL

    Pewarna merah muda : 2 mL

    Pengaroma stroberi : 2 mL

    Aquadest ad 60 mL

    R/ 03 Sulfaguanin 600mg / 15 mL : 2400 mg

    Sirupus Simpleks 30 % : 18 mL

    Natrium benzoat 0,1% : 0,06 mL

    Pewarna merah muda : 2 mL

    Pengaroma stroberi : 2 mL

    Aquadest ad 60 mL

    III.3. Cara Kerja

    R/01

    1) Disiapkan alat-alat dan di timbang bahan-bahan yang akan digunakan.

    2) Dimasak 250 mL air di atas kompor listrik dengan menggunakan beakerglass.

    3) Disiapkan 3 tabung sedimentasi dan dikalibrasi ad 60 mL.

    4) Digerus bahan berkhasiat di dalam mortar dan kemudian di larutkan dengan air

    panas sampai larut.

    5) Digerus bahan pengawet di dalam mortar dan di larutkan di dalam beaker glass

    kecil yang berisi sedikit air dan dididihkan di atas kompor, tunggu sampai semua

    zat larut.

    6) Dicampurkan bahan berkhasiat dengan bahan pengawet yang telah dilarutkan

    dalam pelarut air, aduk rata sampai homogen.

    7) Kemudian ditambahkan sirupus simpleks 10 % sebanyak 6 mL kedalam

    campuran, aduk sampai homogen.

    8) Ditambahkan aqua sedikit demi sedikit dan diaduk homogen, dan ditambahkan 2

    mL pewarna dan 2 mL perasa, di aduk homogen.

    9) Ditambahkan sisa aqua samapi ad 60 mL, diaduk homogen.

    10) Sirup yang sudah jadi si uji rasa, bau dan warnanya sebagai pengamatan pertama.

    Kemudian sirup di simpan di dalam tabung sedimentasi dan di tutup dengan

  • alumunium foil. Disimpan dan di uji kembali rasa bau dan warna sebagai hasil

    pengamatan berikutnya.

    R/02

    1) Disiapkan alat-alat dan di timbang bahan-bahan yang akan digunakan.

    2) Dimasak 250 mL air di atas kompor listrik dengan menggunakan beakerglass.

    3) Disiapkan 3 tabung sedimentasi dan dikalibrasi ad 60 mL.

    4) Digerus bahan berkhasiat di dalam mortar dan kemudian di larutkan dengan air

    panas sampai larut.

    5) Digerus bahan pengawet di dalam mortar dan di larutkan di dalam beaker glass

    kecil yang berisi sedikit air dan dididihkan di atas kompor, tunggu sampai semua

    zat larut.

    6) Dicampurkan bahan berkhasiat dengan bahan pengawet yang telah dilarutkan

    dalam pelarut air, aduk rata sampai homogen.

    7) Kemudian ditambahkan sirupus simpleks 20 % sebanyak 12 mL kedalam

    campuran, aduk sampai homogen.

    8) Ditambahkan aqua sedikit demi sedikit dan diaduk homogen, dan ditambahkan 2

    mL pewarna dan 2 mL perasa, di aduk homogen.

    9) Ditambahkan sisa aqua samapi ad 60 mL, diaduk homogen.

    10) Sirup yang sudah jadi si uji rasa, bau dan warnanya sebagai pengamatan pertama.

    Kemudian sirup di simpan di dalam tabung sedimentasi dan di tutup dengan

    alumunium foil. Disimpan dan di uji kembali rasa bau dan warna sebagai hasil

    pengamatan berikutnya.

    R/03

    1) Disiapkan alat-alat dan di timbang bahan-bahan yang akan digunakan.

    2) Dimasak 250 mL air di atas kompor listrik dengan menggunakan beakerglass.

    3) Disiapkan 3 tabung sedimentasi dan dikalibrasi ad 60 mL.

    4) Digerus bahan berkhasiat di dalam mortar dan kemudian di larutkan dengan air

    panas sampai larut.

    5) Digerus bahan pengawet di dalam mortar dan di larutkan di dalam beaker glass

    kecil yang berisi sedikit air dan dididihkan di atas kompor, tunggu sampai semua

    zat larut.

  • 6) Dicampurkan bahan berkhasiat dengan bahan pengawet yang telah dilarutkan

    dalam pelarut air, aduk rata sampai homogen.

    7) Kemudian ditambahkan sirupus simpleks 30 % sebanyak 18 mL kedalam

    campuran, aduk sampai homogen.

    8) Ditambahkan aqua sedikit demi sedikit dan diaduk homogen, dan ditambahkan 2

    ml pewarna dan 2 mL perasa, di aduk homogen.

    9) Ditambahkan sisa aqua samapi ad 60 mL, diaduk homogen.

    10) Sirup yang sudah jadi si uji rasa, bau dan warnanya sebagai pengamatan pertama.

    Kemudian sirup di simpan di dalam tabung sedimentasi dan di tutup dengan

    alumunium foil. Disimpan dan di uji kembali rasa bau dan warna sebagai hasil

    pengamatan berikutnya.

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV. 1.Hasil Percobaan

    Tabel 1. Hasil pengamatan R/01

    No Pengamatan Hasil Pengamatan

    Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4

    1 Warna (Pink) ++++ ++++ ++++ ++++

    2 Rasa (Manis) ++++ +++ ++ ++

    3 Aroma

    (Stroberi) ++++ ++++ +++ +++

    4 Endapan - + ++ +++

    5 Gambar

    Keterangan : - : tidak ada / tidak berbau / tidak berasa

    + : sangat sedikit / aroma lemah / tidak terlalu manis

    ++ : sedikit / aroma sedang / manis sedang

    +++ : banyak / aroma baik / manis

    ++++ : sangat banyak / aroma kuat / sangat manis

  • Tabel 2. Hasil pengamatan R/02

    No Pengamatan Hasil Pengamatan

    Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4

    1 Warna (Pink) ++++ ++++ ++++ ++++

    2 Rasa (Manis) +++ +++ +++ +++

    3 Aroma

    (Stroberi) +++ +++ +++ ++

    4 Endapan - - + ++

    5 Gambar

    Keterangan : - : tidak ada / tidak berbau / tidak berasa

    + : sangat sedikit / aroma lemah / tidak terlalu manis

    ++ : sedikit / aroma sedang / manis sedang

    +++ : banyak / aroma baik / manis

    ++++ : sangat banyak / aroma kuat / sangat manis

  • Tabel 3. Hasil pengamatan R/03

    No Pengamatan Hasil Pengamatan

    Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4

    1 Warna (Pink) ++++ ++++ ++++ ++++

    2 Rasa (Manis) ++++ ++++ +++ +++

    3 Aroma

    (Stroberi) ++++ ++++ +++ +++

    4 Endapan - + ++ +++

    5 Gambar

    Keterangan : - : tidak ada / tidak berbau / tidak berasa

    + : sangat sedikit / aroma lemah / tidak terlalu manis

    ++ : sedikit / aroma sedang / manis sedang

    +++ : banyak / aroma baik / manis

    ++++ : sangat banyak / aroma kuat / sangat manis

  • IV. 2.Pembahasan

    Pada praktikum larutan sejati kelompok kami mendapatkan zat aktif sulfaguanidin.

    Pembuatan larutan sejati dipengaruhi sekali oleh pelarutnya (solven). Kami menggunakan

    air mendidih sebagai pelarutnya karena diketahui dalam data preformulasi dan Farmakope

    Indonesia edisi III bahwa kelarutan sulfaguanidin adalah mudah larut dalam air mendidih.

    Untuk pembuatan larutan sejati ini hanya membutuhkan zat tambahan yang berupa pemanis

    yaitu yang digunakan adalah sirpus simplek, zat pengawet yang digunakan adalah natrium

    benzoate, pengaroma dan pewarna alami serta air sebagai pelarut.

    Dibuat tiga larutan sejati dengan mengandung 2400 mg pada masing-masing formula.

    Digunakan perbedaan pemberian sirupus simpleks untuk mengetahui kestabilan dari ketiga

    larutan tersebut. Untuk membuktikan kestabilan ke-3 larutan tersebut dilakukan pengamatan

    selama 5 hari.

    Hasil yang didapatkan bahwa pada formula 1 dengan 6 ml sirpus simpleks, 0,06 ml

    natrium benzoate, 2400 mg sulfaguanidin, menghasilkan endapan yang cukup banyak pada

    pengamatan hari ke tiga. Semakin lama rasa pada formula pertama ini semakin hilang. Pada

    hari terakhir pengamatan larutan menjadi tidak berasa, hanya beraroma strawberry saja. Hal

    ini disebabkan konsentrasi sirupus simpleks yang sedikit, dan aquades yang lebih banyak.

    Untuk formula ke dua yakni 12 ml sirupus simpleks, 0,06 ml natrium benzoate, 2400

    mg sulfaguanidin. Larutan juga menghasilkan endapan, namun endapan yang muncul jauh

    lebih sedikit, rasa dan aroma pun tidak terlau berubah. Hal ini terjadi karena kombinasi zat

    aktif dengan bahan tambahan yang sesuai.

    Pada formula ketiga dengan formulasi 18 ml sirupus simpleks, 0,06 ml natrium

    benzoate, 2400 mg sulfaguaidin menghasilkan endapan yang banyaknya dari fomula

    pertama. Karena mengandung konsentrasi sirupus simplek yang jauh lebih banyak dari

    pelarut air sehingga larutan ini sangat manis.

    Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan dengan formulasi kedualah larutan yang

    paling stabil, karena perubahan pada rasa dan aroma tidak terlalu signifikan. Dan diketahui

    bahwa syarat sebuah larutan adalah tidak ada endapan, maka larutan ke dualah yang

    mendekati pada syarat sempurna suatu larutan.

    Endapan terjadi karena beberapa kemungkinan, diantaranya: penggerusan yang

    kurang halus serta pelarut yang tidak sempurna, sehingga hal ini harus diperhatikan untuk

    menekan serendah mungkin agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak memenuhi syarat

    larutan sejati.

  • BAB V

    KESIMPULAN

    Pelarut yang digunakan pada larutan sejati pada umumnya yang dapat melarutkan

    zat aktif yang digunakan.

    Penggunaan bahan tambahan tidak boleh terlalu sedikit atau lebih dari bahan pelarut.

    Pemilihan bahan pelarut harus sesuai dengan zat aktif yang digunakan

    Proses pembuatan harus diperhatikan, diantaranya: kebersihan, ketelitian dan

    prosedur kerja.

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Farmakope Indonesia Edisi 3. 1979

    2. http://www.mims.com/USA/drug/info/sulfaguanidine/#relatedinfo.

    3. Siti Sadiah M.Si.,Apt. Dan Drs. Muztabadihardja, Apt. 2014. Penuntun Praktikum

    Farmaseutika 1. UNPAK. Bogor

    4. Wade Ainley dan Paul J Weller, Handbook Of Pharmaceutikal Excipients.Edisi

    VI.2009.

    5. Mc. Evory, Gerald K, American Hospital Formulary Service, Drug Information.

    America Society of Hospital Pharmacist.

  • LAMPIRAN

    Perhitungan

    Sulfaguanidin = 600 mg/15ml x 4 pemakaian = 2400 mg

    Sirupus simpleks

    R01 =

    10

    10060 mL=6 mL

    R02 =

    20

    10060 mL=12 mL

    R03 =

    30

    10060 mL=18 mL

    Pengawet

    Natrium benzoat

    0,1

    100 60 mL = 0,06 mL