27
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR SIRUP DIFENHIDRAMIN HCL Kelas / Kelompok : AI / 4 Nama Kelompok : Danty Andhina (2013130014) Dwi Gunawan (2013130015) Eggy Diar Paramita (2013130017) Faradila Amelia (2013130018) Fiqri Pujiutomo (2013130019)

Laporan SIRUP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fix anjis

Citation preview

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR

SIRUP DIFENHIDRAMIN HCL

Kelas / Kelompok: AI / 4

Nama Kelompok: Danty Andhina (2013130014) Dwi Gunawan (2013130015) Eggy Diar Paramita (2013130017)

Faradila Amelia (2013130018)

Fiqri Pujiutomo (2013130019)

UNIVERSITAS PANCASILA

FAKULTAS FARMASI

JAKARTA

2015

I. Judul percobaan

Sediaan Sirup Difenhidramin HClII. TujuanMengetahui cara pembuatan sediaan sirup dengan melihat pengaruh penambahan pemanis, anticaplocking dan pengental terhadap stabilitas sediaan sirup.III. Teori Dasar (Ansel 326)Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup pembawa bukan obat dimaksudkan sebagai pemanis yang memberikan rasa enak pada zat obat yng ditambahkan, kemudian baik dalam peracikan secara mendadak atau dalam pembutan formula standar untuk sirup obat, yaitu sirup yang mengandung bahan terapeutik atau bahan obat. Sirup memerlukan alat yang menyenangkan untuk pemberian suatu cairan dari suatu obat yang rasanya tidak enak. Sirup sirup terutama dalam pemberian obat untuk anak anak, karena rasanya yang enak dan mengurangi keengganan sebagian anak untuk meminum obat.Sebagian besar sirup sirup mengandung komponen berikut disamping air murni dan zat-zat obat yang ada : 1. gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk memberi rasa manis dan kental, 2. pengawet anti mikroba, 3. Pembau, 4.Pewarna. Juga banyak sirup terutama yang dibuat dalam perdagangan, mengandung pelarut prlatut khusus, pembantu kelarutan pengntal, dan stabilisator.Sukrosa adalah gula yang paling sering digunakan dalam sirup sirup, walaupun keadaan khusus dapat diganti seluruhnya atau sebagian dengan gula lainnya seperti dekstrose bukan gula seperti sorbitol, gliserin dan propilen glikol. Untuk penderita diabetes menggunakan zat yang bukan glikogenetik (senyawa yang diubah jadi glokosa dalam tubuh) seperti metal selulosa, dan hidroksimetilselulosa. Bahan ini tidak dihidrolisis dan di absorpsi ke dalam aliran darah, penggunanya menghasilkan pembawa seperti sirup yang baik sekali. Kebanyakan mengandung sebagian sukrosa sebesar 60-80%, tidak hanya disebabkan karena rasa manis dan kekentalan yang diinginkan dari larutan seperti itu, tapi juga karena sifat stabilitasnya berbeda dengan sifat larutan encer dari sukrosa yang tidak stabil. Media gula berair dari larutan pemanis dari sukrosa merupakan media makanan yang efisien untuk pertumbuhan mikroorganisme, terutama ragi dan jamur. Sebaliknya, larutan larutan gula yang pekat seperti itu sangat resisten terhadap pertumbuhan mikroorganisme.Sirup paling sering dibuat dengan satu dari empat cara umum, tergantung pada sifat fisik kimia bahan bahan. Dinyatakan secara luas, bahwa : 1. Larutan dari bahan bahan dengan bantuan panas, 2. Larutan dar bahan bahan dengan pengadukan tanpa penggunaan panas, 3. Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberi rasa, dan 4. Dengan perkolasi dari sumber sumber bahan obat atau sukrosa.IV. Data Preformulasi

A. Zat Aktif

1. Difenhidramin HCl (Farmakope Indonesia edisi III h.228) Bobot molekul

: 291,82 g/mol Pemerian

: serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit disertai rasa tebal, jika terkena cahaya langsung warnanya

menjadi gelap, larutannya praktis netral terhadap

kertas lakmus P.

Kelarutan

: mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dan

dalam kloroform P. sangat sukar larut dalam eter P.,

agak sukar larut dalam aseton P.

Stabilitas

: stabil pada suhu penyimpanan 15 30C pH

: larutan 5 persen dalam air pH 4 6 Khasiat

: anti histamin

OTT

: Amphoterian B, Cefmetazole Sodium, Cefalation

Sodium, Hidrokortison Sodium, Succonate, Larutan

alkali dan asam kuat

Dosis

: 25 50 mg 3 4 kali

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik, terhindar dari cahayaB. Zat Tambahan1. Sukrosa (Farmakope Indonesia edisi IV h. 762, HOPE edisi 6 hal 704) Rumus molekul: C12H22O11 Bobot molekul

: 342,30 g/mol Pemerian

: hablur putih atau tidak berwarna, massa hablur atau

berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih, tidak

berbau, rasa manis.

Kelarutan

: sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam

air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut

dalam kloroform dan dalam eter

Stabilitas

: stabil di udara, netral terhadap lakmus Konsentrasi

: 60% (untuk sediaan sirup) Kegunaan

: pemanis

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

2. Glukosa (Farmakope Indonesia edisi III h. 208) Nama resmi

: Glucosum Rumus molekul: 198,17 g/mol Bobot molekul

: C6H6O6 Pemerian

: hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran

putih, tidak berbau; rasa manis.

Kelarutan

: mudah larut dalam air mendidih, larut dalam etanol

(95%) mendidih, sukar larut dalam etanol (95%)

Kegunaan

: pemanis

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup3. Propilen glikol / Propylenglycolum (FI III hal.534, USP 30 hal. 3063, Handbook of Pharmaceutical Excipients Ed VI hal. 592 593)

Rumus Molekul: C3H8O2 Bobot Molekul: 76,10

Pemerian

: Cairan kental, jernih, tidak berwarna; tidak berbau;

rasa agak manis; higroskopik

Kelarutan

: Dapat bercampur dengan air , dengan etanol (95%)

dan dengan kloroform P ; larut dalam 6 bagian eter P tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan dengan minyak lemak

Bobot jenis

: 1,035 1,037

OTT

: Tidak tercampur dengan reagen yang teroksidasi seperti potasium permanganat

Konsentrasi

: 10% 25%

Khasiat

: Zat tambahan , pelarut

Wadah/Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

4. Carboxymethylcellulose / CMC Na (FI IV, hal. 175, Handbook of Pharmaceutical Excipient, hal. 118 - 120)

Pemerian

:Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopik Kelarutan

: Mudah tersispersi dalam air membentuk koloidal,tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain.

Bobot jenis

: 0,52 pH

: 6,5 8,5 Wadah/Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat OTT

: Tidak tercampur dengan larutan asam kuat , dan

larutan asam yang mengandung logam seperti

aluminium, merkuri dan zink

Konsentrasi

: 0,1% - 1,0 %5. Na. Benzoat (Handbook of Pharmaceutical Excipient, hal. 146-153, FI IV, hal.584)

Rumus Molekul: C6H5COONa Pemerian

: Granul/serbuk hablur putih, tidak berbau/praktis tidak berbau dan stabil di udara Kelarutan

: Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol

dan lebih mudah larut dalam etanol 90%

Kegunaan

: Pengawet anti mikroba, lubrikan tablet dan kapsul pH

: 8,0 pada suhu 25OC Konsentrasi

: 0,02 0,5 % (oral) OTT

: Inkompatibel dengan senyawa kuarteneri, gelatin,

garam feri, garam kalsium. Aktivitas pengawet

biasanya berkurang karena interaksi dengan kaolin atau surfaktan non ionic

Wadah/Penyimpanan: Wadah tertutup rapat, kering dan sejuk serta terlindung dari cahaya 6. Sunset Yellow (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th p.133) Rumus molekul: C16H10N2Na2O4S2

Bobot molekul

: 452,37 g/mol Pemerian

: Serbuk kuning kemerahan di dalam larutan memberikan warna oranye terang

Kelarutan

: mudah larut dalam gliserin dan air, agak sukar larut dalam aseton dan propilen glikol tetapi mudah larut pada propilen glikol (50%), sukar larut dalam etanol (75%)

OTT

: as. Askorbat, gelatin dan glukosa

Kegunaan

: pewarna

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat dan tempat yang sejuk dan kering

7. Strawberry Essence (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th edition hal 421) Bobot molekul

: 0,95 10,1 g/cm Pemerian

: memiliki rasa dan bau seperti strawberry, kristal padat dan putih seperti karamel Kelarutan

: larut dalam 25 bagian etanol (95%), dalam 80 bagian gliserin, dalam 50 bagian protanol, dalam 28 bagian propilen glikol, dalam 85 bagian air. Stabilitas

: dapat disimpan dalam wadah plastik pH

: 5,3 OTT

: dengan pengoksidasi kuat Kegunaan

: flavoring agent Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik 8. Essence Orange (Handbook of Pharmaceutical Excipient, hal.1724) Pemerian: Cairan kuning, orange/kekuningan yang diperoleh dengan

teknik mekanik dari buah segar sweet orange citrus aurantium var sinensis. Kelarutan: 1:7 dalam alkohol 90%, namun jarang dengan bentuk cairan

terang yang mengandung bahan non volatile(wax)

Kegunaan: Flavoring agent / perfume

Sinonim: Sweet orange oil, Essence of orange, Essence of Portugal, Arancia Doice Essenza9. Eritrosin (Martindale 28th h. 427) Rumus molekul: C20H6C9 Pemerian

: serbuk merah atau merah kecoklatan, tidak berbau,

higroskopis

Kegunaan

: coloring agent

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

10. Aquadest (Farmakope Indonesia III hal. 96; Handbook of Pharmacetical Excipient 6th p.766) pemerian

: cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa. Kelarutan

: dicampur dengan pelarut polar Stabilitas

: stabil secara fisika Kegunaan

: pelarut Viskositas

: 0,89mPa s (0,89cP) pada 25C Titik didih

: 100C Titik beku

: 0C KD

: 78,54 V. Alat dan Bahan

Alat :1. Beaker glass

Bahan:1. Difenhidramin HCl

2. Stirer

2. Glukosa

3. Batang pengaduk

3. Propilen glikol

4. Erlenmeyer

4. CMC Na

5. Alat Piknometer

5. Sukrosa

6. Cawan penguap

6. Na. Benzoat

7. Gelas ukur

7. Essence Orange8. Timbangan analitik

8. Eritrosin

9. Pipet tetes

9. Strawberry Essence

10. Oven

10. Sunset YellowVI. Formula

BahanFormula I Formula II

Difenhidramin HClGlukosaSukrosa

Na CMC

Na Benzoat

PropilenglikolSunset Yellow

Essence OrangeStrawberry Essence

Eritrosin

Aquadest ad50 mg/ml20 %

-2 %0,02 %

10 %

0,025 %0,06 %--Ad 300ml50 mg/ ml

-25 %

2 %0,1 %

15%

-

-0,25 %0,025 %Ad 300ml

VII. Perhitungan dan Penimbangan

A. Perhitungan1. Formula Ia. Difenhiramin HCl = 50mg/ml x 300 ml = 15 g

b. Glukosa

= 20% x 300 ml = 60 g

c. Propilen glikol

= 10% x 300 ml = 30 g

d. Na. Benzoat

= 0,02% x 300 ml = 0,06 g

e. CMC Na

= 2% x 300 ml = 6 g

f. air untuk CMC Na= 20ml x 6 g = 120 ml

g. Orange essence

= 0,025% x 300 ml = 0,075 g

h. Sunset yellow

= 0,06% x 300 ml = 0,18 g

i. Aquadest

= 300 (15+60+30+0,06+6+120+0,075+0,18)

= 68,685 ml2. Formula IIa. Difenhiramin HCl = 50mg/ml x 300 ml = 15 gb. Sukrosa

= 25% x 300 ml = 75 gc. Propilen glikol

=15% x 300 ml = 45 gd. Na. Benzoat

= 0,01% x 300 ml = 0,03 ge. CMC Na

= 2% x 300 ml = 6 gf. air untuk CMC Na= 20ml x 6 g = 120 mlg. Strawberry essence= 0,25% x 300 ml = 0,75 gh. Eritrosin

= 0,025% x 300 ml = 0,075 gi. Aquadest

= 300 (15+75+45+0,03+6+120+0,75+0,075)= 68,145 mlB. PenimbanganBahanFormula I Formula II

Difenhidramin HCl

Glukosa

Na CMC

Sukrosa

Na Benzoat

Propilenglikol

Sunset Yellow

Essence OrangeStrawberry Essence

Eritrosin

Aquadest ad15,10 g

60,37 g

4,51 g

-

0,3 g

30,30 g

-

-

3 tetes

3 tetes

100 ml15,01 g

-

4,56 g

75,2 g

0,31 g

45,2 g

3 tetes

3 tetes

-

-

100 ml

VIII. Cara Pembuatan

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Lakukan kalibrasi botol 60 ml.

3. Timbang masing-masing bahan yang akan digunakan.

4. Kembangkan CMC Na terlebih dahulu dengan air panas diaduk ad mengembang (sebanyak 20x = 2 gr x bobot) (M1)5. Difenhidramin HCl dilarutkan dalam air (M2)6. (Glukosa/Sukrosa) dilarutkan dengan aquadest diatas waterbath sambil diaduk ad homogen, kemudian disaring dengan kertas saring7. M1 dan M2 dicampur dan diaduk ad homogen (M3)8. Ditambahkan propilen glikol dan (glukosa/sukrosa) ke dalam M3 diaduk ad homogen M49. Dilarutkan Na. Benzoat ke dalam aquadest, kemudian dimasukan ke M4, diaduk ad homogen10. Ditambahkan (eritrosin/sunset yellow) diaduk ad berubah warna11. Ditambahkan sisa aquadest, dan dimasukan kedalam botol ad tanda batas kalibrasi.

12. Ditambahkan (essence strawberry/essence orange, kocok ad homogen.

13. Sisa sediaan dilakukan uji evaluasi (uji berat jenis, uji pH larutan, uji organoleptik, uji kejernihan, uji viskositas dan rheologi)IX. Evaluasi Hasil dan Pembahasan1) Berat jenis dengan alat piknometer ( FI ed IV hal 1031 )

Gunakan piknometer yang telah dibersihkan dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer dan bobot air yang baru didinginkan pada suhu 25oC , masukkan ke dalam piknometer . Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu 25oC , buang kelebihan zat uji dan timbang . Kurangkan bobot piknometer kosong dan bobot piknometer yang telah diisi.

( Berat piknometer + sirup ) (berat piknometer kosong )

Bj = __________________________________________________

( Berat piknometer + air ) ( berat piknometer kosong )

Uji BJ dengan piknometer

FormulaBerat pikno kosong (g)Berat pikno + air (g)Berat pikno + sirup (g)Bobot jenis (g/ml)

I30,7179,7883,281,0713

II34,3482,9887,481,0925

Pembahasan : Pada uji berat jenis dengan piknometer, pada formula 1 sediaan memiliki berat jenis sekitar 1,0713 g/ml dan pada formula 2 memiliki jenis 1,0925 BJ yang didapat mendekati BJ air, yaitu 1,00 g/ml. Semakin mendekati berat jenis air, dikatakan sediaan semakin baik.2) pH (Derajat Keasaman)Menggunakan pH universal atau pH meterUji pH larutan dengan pH meter

FormulapH

I6,18

II6,49

Pembahasan : Dari hasil uji pH larutan, pH sesuai dengan pH stabilitas zat aktif yang normal, karena bila pHnya terlalu jauh dengan pH stabilitas zat aktif akan menimbulkan potensial dari zat aktif yang dapat terganggu sehingga dapat mengurangi kekuatan dari zat aktif tersebut.3) Organoleptik ( warna , bau , rasa )

Prosedur : diamati dan dicatat bau, rasa, dan warnaUji Organoleptik

OrganoleptikFormula 1Formula 2

WarnaOrangeMerah Muda

BauJerukStrawberry

RasaPahit Pahit

Pembahasan :Pada formula satu digunakan essence orange dan sunset yellow sehingga menghasilkan warna oranye dan bau jeruk. Pada formula 2 digunakan essence strawberry dan eritrosin sehingga menghasilkan warna merah muda dan bau stroberi. Rasa ketika di coba pahit ini karena kandungan gula yang diformulakan rendah karena sediaan sirup harus mengandung gula tidak kurang dari 60 % dan tidak lebih dari 65 % gula sehingga rasa yang di berikan dapat optimal dan faktor pahit ini juga dikarenakan kandungan zat aktif Difenhidramin HCL ini memang memiliki rasa yang sangat pahit. Sehingga diperlukan gula yang cukup banyak untuk menutupi rasa pahit tersebut.4) Uji KejernihanSediaan disimpan pada suhu kamar selama 1 minggu dan diamati tingkat kejernihannya.Uji KejernihanHariTingkat Kejernihan

Formula IFormula II

022

133

2--

3--

433

544

Pembahasan :Dari ke dua formulasi yang di evaluasi dengan uji kejernihan kedua formulasi 1 dan 2 tersebut selama 0 sampai dengan hari ke 5 mengalami perubahan sediaan yaitu keruh sehingga stabilitas dari sediaan tidak stabil/tidak jernih dapat dikarenakan penggunaan bahan pemanis ataupun pengerjaan yang kurang baik sehingga kejernihan mudah dipengaruhi oleh faktor lingkungan, temperatur, kelembaban dan cahaya.5) Uji Viskositas dengan alat Viskometer. Dan Rheologi Metode: Viskometer Brookfield Alat: Viskometer Brookfield Tipe LVCara:1. Pasang ristal pada gantungan ristal 2. Turunkan ristal sampai batas yang ditentukan ke dalam cairan yang akan diuji viskositasnya 3. Nyalakan motornya dan biarkan spindel berputar. Lihat jarum merah pada skala setelah 3 x putaran. Pembacaan skala rentang 10 100.4. Dengan mengubah RPM, didapatkan viskositas pada berbagai RPM ViskositasMetode : Viskometer Stromer

Alat : Viskometer Stromer

Cara :

1. Isi wadah dengan cairan yang diukur

2. Naikkan alas sedemikian rupa sehingga silinder berada tepat ditengah-tengah

3. Atur skala sampai menuju angka nol

4. Bersihkan beban tertentu dan lepaskan kunci hingga bandul turun dan mengakibatkan silinder berputar mencapai skala tertentu

5. Catat waktunya dan hitung RPM

6. Dengan menaikkan dan menurunkan beban maka didapat pengukuran pada berbagai RPM. Aliran Newton ( = Kv. W/RPM Aliran Plastis ( = Kv. WRPM = 60/t x( PutaranFormula 1 No spindelRPMSkala (r)Faktor (f)h= r x F

CPSGaya= r x KV

(dyne/cm)

11,516,54066011.109,45

13262052017.505,8

16461046030.971,8

1327,52055018.515,75

11,5184072012119,4

Perhitungan Viskositas ( )

1. Skala x Faktor= 16,5x 40 = 660 cPs

2. Skala x Faktor= 26x 20 = 520 cPs

3. Skala x Faktor= 46x 10 = 460 cPs

4. Skala x Faktor = 27,5x 20 = 550 cPs

5. Skala x Faktor= 18x 40 = 720 cPs

Perhitungan Gaya (F)

1. Kv x Skala = 673,3 x 16,5= 11.109,45dyne/cm2

2. Kv x Skala = 673,3 x 26= 17.505,8dyne/ cm2

3. Kv x Skala = 673,3 x 46= 30.971,8dyne/ cm2

4. Kv x Skala = 673,3 x 27,5= 18.515,75dyne/ cm2

5. Kv x Skala = 673,3 x 18= 12119,4dyne/ cm2Formula 2WaktuBebanPutaranRPMcps

3810100157,8918,5096

2920100206,9028,2502

2330100260,9033,6085

2820100214,2927,2760

3610100166,6717,5345

Pembahasan :

Pada gambar rheogram formula 1 dan formula 2 membentuk Aliran plastic. Cairan yang mempunyai aliran plastik tidak akan mengalir sebelum suatu gaya tertentu dilampauinya. Gaya tersebut adalah yield value atau f. Pada tekanan di bawah yield value cairan tersebut bertindak sebagai bahan elastik, sedangkan di atas harga ini aliran mengikuti hukum Newton.6) Uji CaplokingSediaan di tuang ke tutup botol, diamkan sebentar kemudian tuang kembali sediaan kedalam botol dan tutup. Tunggu beberapa saat apakah terjadi pengkristalan di tutup atau tidak.Uji CaplokingFormulaHasil

ITidak terbentuk Kristal pada leher dan tutup botol

IITidak terbentuk Kristal pada leher dan tutup botol

Pembahasan :

Pada uji caplocking, kedua formula tidak mengalami caplocking karena anticaplocking bekerja dengan optimal tidak menimbulkan kristal terhadap tutup botol yang dapat menyebabkan susah untuk di buka karena kristal yang terbentuk pada tutup botol tersebut, dan juga kandungan gula yang rendah pada setiap formula 1 dan 2 sehingga tidak terjadi caplocking.X. Kesimpulan dan Saran Formula 1 UjiKeteranganHasil

Bobot jenis1,0713

OrganoleptikWarnaOrange

BauJeruk

RasaPahit

pH6,18

Uji kejernihanHari ke 5Tingkat IV

Viskositas dan rheologySifat alirAliran Plastik

Uji anticaplockingTidak caplocking

Formula 2 UjiKeteranganHasil

Bobot jenis-1,0925

OrganoleptikWarnaMerah Muda

BauStrawberry

RasaPahit

pH-6,49

Uji kejernihanHari ke 5Tingkat IV

Viskositas dan rheologySifat alirAliran Plastik

Uji anticaplocking-Tidak caplocking

Saran :

Selalu teliti dalam mengerjakan praktikum dan mengikuti sesuai literature

Memberikan gula yang sesuai takaran lazim yang ditentukan oleh sediaan sirup sehingga sirup akan berasa manis dan tidak pahit

XI. Daftar Pustaka Rowe, Raymond C, Handbook of Pharmaceutical Excipient, 5th Edition, Pharmaceutical Press, 2006. The United States of Pharmacopeia 32, 2009.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia, Edisi III-IV.

Drug Information.

Martindale.

Ansel, Howard C, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Ed. IV.

Farmakope Indonesia edisi III dan IV

Komposisi :

Tiap 5 ml sirup mengandung Difenhidramin HCL 50 mg

Indikasi :

Antihistamin, batuk alergi & batuk berdahak, batuk karena flu.

Aturan Pakai :

Dewasa di atas 12 tahun 3 x sehari 1-2 sendok takar (10 ml)

Anak-anak umur 6-12 tahun 3 x sehari 1 sendok takar (5 ml)

No. Reg : DTL 1521210637 A1

No. Batch : 029671

Exp Date : April 17

Difenrup

Sirup Difenhidramin

Netto : 60 ml

PT. Barokah Farma

Jakarta Indonesia

Efek Samping :

Mengantuk, gangguan pencernaan, gangguan koordinasi.

Perhatian :

Tidak dianjurkan untuk anak-anak dibawah 2 tahun, wanita hamil, menyusui.

Simpan ditempat sejuk, kering dan terlindung dari cahaya

Keterangan Lengkap :

Lihat Brosur

Diproduksi oleh :

PT. Barokah Farma

Jalan Srengseh Sawah

Jakarta Indonesia

Difenrup

Sirup Difenhidramin

Netto : 60 ml

PT. Barokah Farma

Jakarta Indonesia

KOCOK DAHULU

Komposisi :

Tiap 5 ml sirup mengandung Difenhidramin HCL 50 mg

Indikasi :

Antihistamin, batuk alergi & batuk berdahak, batuk karena flu.

Aturan Pakai :

Dewasa di atas 12 tahun 3 x sehari 1-2 sendok takar (10 ml)

Anak-anak umur 6-12 tahun 3 x sehari 1 sendok takar (5 ml)

No. Reg : DTL 1520409637 A1

No. Batch : 029671

Exp Date : April 17

KOCOK DAHULU

Sidimin

Sirup Difenhidramin

Netto : 60 ml

PT. Barokah Farma

Jakarta Indonesia

Efek Samping :

Mengantuk, gangguan pencernaan, gangguan koordinasi.

Perhatian :

Tidak dianjurkan untuk anak-anak dibawah 2 tahun, wanita hamil, menyusui.

Simpan ditempat sejuk, kering dan terlindung dari cahaya

Keterangan Lengkap :

Lihat Brosur

Diproduksi oleh :

PT. Barokah Farma

Jalan Srengseh Sawah

Jakarta Indonesia

Sidimin

Sirup Difenhidramin

Netto : 60 ml

PT. Barokah Farma

Jakarta Indonesia

RANCANGAN KEMASAN, ETIKET

Sidimin

Difenhidramin HCL

Sirup

KOMPOSISITiap 5 ml sirup mengandung Difenhidramin HCL............................50 mg

FARMAKOLOGI

Kerja antihistamini ka H1 akan meniadakan secara kompetitif kerja histamin pada reseptor H1, dan tidak mempengaruhi histamin yang ditimbulkan akibat kerja pada reseptor H2.

FARMAKODINAMIK

Difenhidramin ini memblokir aksi histamin, yaitu suatu zat dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi. Difenhidramin menghambat pelepasan histamin (H1) dan asetilkolin (menghilangkan ingus saat flu). Hal ini memberi efek seperti peningkatan kontraksi otot polos vaskular, sehingga mengurangi kemerahan, hipertermia dan edema yang terjadi selama reaksi peradangan.

FARMAKOKINETIK

Diphenhydramine merupakan amine stabil dan cepat diserap pada pemberian secara oral, dengan konsentrasi darah puncak terjadi pada 2-4 jam. Di dalam tubuh dapat terdistribusi meluas dan dapat dengan segera memasuki system pusat saraf, sehingga dapat menimbulkan efek sedasi dengan onset maksimum 1-3 jam. Diphenhydramine memiliki waktu kerja/durasi selama 4-7 jam. Obat tersebut memiliki waktu paruh eliminasi 2-8 jam dan 13,5 jam pada pasien geriatri.

INDIKASIAntihistamin, batuk alergi & batuk berdahak, batuk karena flu & kelainan saluran pernapasan lainnya.

KONTRAINDIKASI

Hipersensitivitas terhadap Diphenhydramine HCl, bayi dan ibu yang menyusui. Penderita hipertensi, glaukoma, diabetes, asma, gangguan jantung dan gondok.

EFEK SAMPING

Gangguan pencernaan, mengantuk, mulut kering, sulit buang air kecil, tinitus (telinga berdenging tanpa rangsang dari luar), sakit kepala, gangguan koordinasi.

DOSIS

Anak anak: 2,5 - 5,0ml setiap 4 jam.

Dewasa : 5,0 - 10,0ml setiap 3 atau 4 jam.

ATURAN PAKAI

Dewasa di atas 12 tahun 3 x sehari 1-2 sendok takar (10 ml)

Anak-anak umur 6-12 tahun 3 x sehari 1 sendok takar (5 ml)

PERINGATAN DAN PERHATIAN

Tidak dianjurkan untuk anak-anak dibawah 2 tahun, wanita hamil, menyusui, kecuali atas petunjuk dokter. Dapat mengganggu kemampuan mengendarai atau mengoperasikan mesin.

Interaksi Obat : Penggunaan bersama obat Mono Amin oksidase menyebabkan krisis hipertensi.

CARA PENYIMPANAN

Disimpan di tempat yang sejuk, kering dan terlindung dari cahaya

KEMASANBotol 60 ml

No. Reg: DTL 1520409637 A1

No. Batch : 029671

Exp Date : April 17

Diproduksi oleh :

PT. Barokah Farma

Jalan Srengseh Sawah

Jakarta Indonesia

KOCOK DAHULU

Aturan Pakai :

Dewasa di atas 12 tahun 3 x sehari 1-2 sendok takar (10 ml)

Anak-anak umur 6-12 tahun 3 x sehari 1 sendok takar (5 ml)

Simpan ditempat sejuk, kering dan terlindung dari cahaya

Keterangan Lengkap :

Lihat Brosur

Diproduksi oleh :

PT. Barokah Farma

Jalan Srengseh Sawah

Difenrup

Sirup Difenhidramin

Netto : 60 ml

PT. Barokah Farma

Jakarta Indonesia

Komposisi :

Tiap 5 ml sirup mengandung Difenhidramin HCL 50 mg

Indikasi :

Antihistamin, batuk alergi & batuk berdahak, batuk karena flu.

No. Reg : DTL 1521210637 A1

No. Batch : 029671

Exp Date : April 17

Aturan Pakai :

Dewasa di atas 12 tahun 3 x sehari 1-2 sendok takar (10 ml)

Anak-anak umur 6-12 tahun 3 x sehari 1 sendok takar (5 ml)

Simpan ditempat sejuk, kering dan terlindung dari cahaya

Keterangan Lengkap :

Lihat Brosur

Diproduksi oleh :

PT. Barokah Farma

Jalan Srengseh Sawah

Jakarta Indonesia

Sidimin

Sirup Difenhidramin

Netto : 60 ml

PT. Qway Farma

Jakarta Indonesia

Komposisi :

Tiap 5 ml sirup mengandung Difenhidramin HCL 50 mg

Indikasi :

Antihistamin, batuk alergi & batuk berdahak, batuk karena flu.

No. Reg: DTL 1520409637 A1

No. Batch : 029671

Exp Date : April 17

2