48
KEI'y'IENTERIAN KESEHATJ,\N REPUBLIK INDONESIA BIRO KEUANGAN DAN BMN LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

KEI'y'IENTERIANKESEHATJ,\NREPUBLIKINDONESIA

BIRO KEUANGAN DAN BMN

LAPORAN I(INER]A INSTANSIPEMERINTAH TAHUN 2017

Page 2: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan
Page 3: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

ii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Keuangan dan BMN

Tahun 2017, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Kepala

Biro Keuangan dan BMN beserta jajarannya kepada Sekretariat Jenderal Kementerian

Kesehatan RI, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak

langsung sekaligus menyampaikan proses pencapaian hasil, permasalahan utama, upaya

pemecahan masalah dan strategi keberhasilan untuk kurun waktu 2015 - 2019 yang dapat

dijadikan lesson learn pada perencanaan strategis di tahun-tahun berikutnya. Selain itu

LAKIP Biro Keuangan dan BMN merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja

pencapaian visi dan misi yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis. Tujuan/sasaran

strategis tersebut mengacu pada Rencana Startegis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 –

2019.

Visi Biro Keuangan dan BMN adalah Peningkatan Pengelolaan Administrasi Keuangan

dan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang mendukung

terwujudnya Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Dalam mencapai visi tersebut,

Biro Keuangan dan BMN sebagai satuan kerja yang mempunyai tugas meneyelenggarakan

urusan di bidang pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara dalam

pemerintahan di lingkungan Kementerian Kesehatan mempunyai tiga misi yaitu (1)

Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara

Kementerian Kesehatan; (2) Meningkatkan kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik

(LPSE); (3) Meningkatkan koordinasi penyusunan laporan keuangan menuju terwujudnya

Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan sasaran strategis

yang akan dicapai dalam tahun 2015-2019, yaitu meningkatnya kualitas pengelolaan

Anggaran dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien

dan dilaporkan sesuai ketentuan.

Guna mencapai sasaran strategis tersebut di atas, diperlukan dukungan sasaran program

dan kegiatan, antara lain sebagai berikut :

a) Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pengelola keuangan dan barang milik negara

Satuan Kerja dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan

Page 4: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

iii

b) Peningkatan kualitas penerapan peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan

administrasi keuangan dan barang milik negara oleh semua Satker dan Unit Akuntansi

Kementerian Kesehatan

c) Peningkatan kualitas dan proporsi belanja pengadaan barang/jasa melalui Layanan

Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

d) Peningkatan koordinasi pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan

e) Peningkatan pembimbingan, konsultasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan

administrasi keuangan dan barang milik negara kepada seluruh Satker dan Unit Akuntansi

bekerja sama dengan Eselon I dan Biro/Pusat Setjen

Untuk menilai pencapaian sasaran strategis, Biro Keuangan dan BMN telah

menetapkan IKU Biro Keuangan dan BMN tahun 2015 – 2019 melalui Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan Tahun 2015-2019 yang telah direvisi menjadi Kepmenkes

No.HK.01.07/Menkes/422/2017 tanggal 29 Agustus 2017 Tentang Revisi Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 . Adapun revisi dari Renstra tersebut tidak

merubah tiga indikator Biro Keuangan dan BMN. Perubahan yang dilakukan hanya

penajaman kalimat baik pada cara perhitungan maupun definisi operasionalnya serta

perbaikan pada pencapaian target. Dengan keputusan tersebut, terdapat tiga indikator sebagai

alat pengukuran kinerja, yaitu :

1. Persentase Satker yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas

sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) untuk mempertahankan Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP)

2. Persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP)

sesuai ketentuan

3. Persentase pengadaan barang/jasa (e-procurementI) sesuai ketentuan

Capaian kinerja dari ketiga indikator tersebut pada tahun 2017 berhasil melebihi target

dari yang telah ditetapkan, yaitu indikator Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan

Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan dan Persentase pengadaan

menggunakan e-procurement. Dan untuk Indikator penyusunan laporan keuangan Kemenkes

sendiri untuk empat kali periode yaitu tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016 mampu

memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK.

Pada tahun 2017, pencapaian indikator kinerja “Persentase Satker yang menyampaikan

laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah

(SAP) untuk mempertahankan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)” dapat terealisasi dengan

Page 5: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

iv

baik yaitu mencapai 100 % dari target yang ditetapkan. Artinya bahwa penyusunan laporan

keuangan yang sesuai standar akuntansi pemerintah dapat disusun dan dicapai sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan.

Pencapaian indikator “Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan

Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan” dapat terealisasi dengan baik yaitu mencapai 85%,

melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 70%. Artinya bahwa penetapan status penggunaan

terhadap aset tetap dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Adapun pencapaian indikator “Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement)

sesuai ketentuan” dapat terealisasi dengan baik yaitu mencapai 98%, melebihi dari target yang

ditetapkan yaitu 90%. Artinya bahwa persentase pengadaan menggunakan e-procurement

dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Target yang ditetapkan adalah

target pertahun sehingga jika di rata-rata setiap tahunnya dari kurun waktu 2015-2017 capaian

kinerja telah dapat melebihi target atau selalu diatas 100%. Faktor-faktor yang berkontribusi

terhadap pencapaian kinerja PBJ melalui e procurement yang asangat baik antara lain adalah

komitmen yang tinggi dari tingkat pimpinan sampai dengan pengelola PBJ, peningkatan

kompetensi SDM PBJ dan koordinasi yang optimal antara unit kerja Biro Keuangan dan BMN

serta sektor lain yang terkait

Keberhasilan lain yang dicapai Biro Keuangan dan BMN tahun 2017, antara lain :

1. Opini dari BPK untuk laporan keuangan Kementerian Kesehatan periode tahun anggaran

2016;

2. Penghargaan dari Kementerian Keuangan sebagai Pembina Teknis Kinerja Pengelolaan

Badan Layanan Umum Terbaik

3. Penghargaan dari Kementerian Keuangan sebagai Pengelola Penerimaan Negara Bukan

Pajak Terbaik

4. Penghargaan dari Kementerian Keuangan Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara pada

kategori Peningkatan Tata Kelola BMN Berkelanjutan.

Page 6: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………….………………………..... i

IKHTISAR EKSEKUTIF .………………….…………………………... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………... v

DAFTAR TABEL …………………………….…………………………... vi

DAFTAR GAMBAR ………………………....…………………………... vii

DAFTAR GRAFIK ……………………...………………………………... viii

DAFTAR LAMPIRAN ……………………...………………………………... ix

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………..... 1

A. LATAR BELAKANG .....………………………………...... 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN .………………………………... 1

C. TUGAS DAN FUNGSI .………………………................. 2

D. SISTEMATIKA .…………………………………………... 4

BAB II PERENCANAAN KINERJA................................................... 6

A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI.......……………....... 6

B. RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KEUANGAN DAN

BMN...........................................................................…………... 7

C. VISI DAN MISI............................................................................ 8

D. TUJUAN DAN SASARAN .................................................. 8

E. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN.................. 10

F. RENCANA ANGGARAN .................................................. 12

G. PERJANJIAN KINERJA .................................................. 12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ................………………..…... 14

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI..……………...……... 14

B. INDIKATOR PENUNJANG ............................................ 23

C. REALISASI ANGGARAN ............................................... 24

D. PERBANDINGAN TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR

KINERJA BIRO KEUANGAN DAN BMN TAHUN 2015 ........ 26

E. SUMBER DAYA MANUSIA ...…..…………………......... 26

F. SUMBER DAYA ANGGARAN......................................... 30

G. SUMBER DAYA SARANA DAN PRASARANA .............. 31

BAB IV SIMPULAN ..…………………………………………………….. 32

Page 7: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN 3

Gambar 2 Penghargaan kepada Kementerian Kesehatan Pencapaian Standar

Tertinggi dari Kementerian Keuangan atas Laporan Keuangan TA

2016 16

Gambar 3 Penyerahan Penghargaan Opini WTP Oleh BPK 16

Gambar 4 Penyerahan Penghargaan Kepada Satker dengan Pengelolaan

Anggaran Terbaik 17

Gambar 5 Penghargaan Kepada Kementerian Kesehatan terkait Peningkatan

Tata Kelola BMN Berkelanjutan 19

Gambar 6 Capacity Building Biro Keuangan dan BMN 28

Gambar 7 Sertifikat Reward Kepada Pegawai dengan Kinerja Terbaik 29

Page 8: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Target dan Realisasi Indikator Kedua 19

Grafik 2 Target dan Realisasi Indikator Ketiga 21

Grafik 3 Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran 2016 dan 2017 25

Page 9: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kondisi IKK Saat Awal Renstra 6

Tabel 2 Kondisi IKK Saat Revisi Renstra 7

Tabel 3 Matriks Kinerja Biro Keuangan dan BMN 10

Tabel 4 Rencana Anggaran Tahun 2017 12

Tabel 5 Perjanjian Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2017 13

Tabel 6 Target dan Realisasi IKK Biro Keuangan dan BMN Tahun 2017 15

Tabel 7 Target dan Realisasi Indikator Pertama 16

Tabel 8 Alokasi dan Realisasi Anggaran Indikator Penunjang 24

Tabel 9 Perbandingan Target Dan Capaian Indikator Kinerja Biro Keuangan

Dan BMN Tahun 2017 26

Tabel 10 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia 27

Tabel 11 Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan 27

Tabel 12 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan 27

Tabel 13 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin 28

Tabel 14 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan 28

Tabel 15 Optimalisasi dan Efisiensi Anggaran Per Output 30

Tabel 16 Barang Milik Negara yang Menjadi Aset Biro Keuangan dan BMN 31

Page 10: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perjanjian Kinerja TA 2017

Lampiran 2 Rencana Kerja Tahunan 2017

Lampiran 3 Matriks IKK Tahun 2017

Page 11: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

mengamanatkan bahwa Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja menyusun dan menyajikan

Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang

telah dialokasikan. Adapun salah satu entitas Akuntabilitas Kinerja yang disebutkan dalam

perpres tersebut adalah Entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja dalam hal ini Biro

Keuangan dan BMN. Dalam Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014

tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah dijelaskan bahwa laporan kinerja rnerupakan bentuk akuntabilitas dari

pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja

adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai

hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan

yang telah ditetapkan suatu unit organisasi diwujudkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja.

Dengan adanya pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi

kewenangan suatu unit organisasi diharapkan transparansi dan akuntabilitas atau good

governance dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan.

Dasar hukum dan acuan dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP), antara lain Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014

tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah dan Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2013

tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja merupakan laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan intuk

pencapaian IKK yang telah tercantum dalam Penetapan Kinerja Biro Keuangan dan BMN.

Page 12: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

2

Selain itu, juga memuat keberhasilan maupun kegagalan dalam pencapaian kinerja selama

Tahun Anggaran 2017.

Penyusunan LAKIP Biro Keuangan dan BMN bertujuan untuk:

1. Pertanggungjawaban kinerja satuan kerja Biro Keuangan dan BMN tahun anggaran

2017;

2. Sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan dan pelaksanaan perubahan-

perubahan ke arah perbaikan, dalam rangka efisiensi, dan efektifitas pelaksaaan tugas

pokok dan fungsi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,

serta untuk mencapai visi dan misi Biro Keuangan dan BMN;

3. Perbaikan dalam perencanaan, khususnya perencanaan jangka menengah dan jangka

pendek;

4. Sebagai bahan pemantauan dan pengendalian pencapaian kinerja organisasi;

5. Sebagai bahan pelaporan capaian realisasi kinerja untuk Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Sebagai bahan penilaian keberhasilan organisasi.

C. TUGAS DAN FUNGSI

Biro Keuangan dan BMN berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

64/MENKES/PER/IX/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara

di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas Biro Keuangan dan BMN menyelenggarakan

fungsi sebagai berikut :

1. Koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan urusan perbendaharaan;

2. Koordinasi dan pengelolaan akuntansi dan pelaporan keuangan;

3. Koordinasi dan pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa;

4. Koordinasi dan pengelolaan barang milik negara;

5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

Page 13: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

3

Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN sebagaimana digambarkan pada bagan

dibawah ini:

Gambar 1. Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN

Tugas dan fungsi masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan

Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan perbendaharaan. Dalam

melaksanakan tugas Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan hibah

uang/barang/jasa satuan kerja Non Badan Layanan Umum (Non BLU);

b. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan satuan kerja

yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (Non BLU);

c. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana perbendaharaan,

tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.

Page 14: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

4

2. Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Bagian Penyusunan Laporan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

dan pengelolaan akuntansi dan pelaporan keuangan. Dalam melaksanakan tugas Bagian

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan akuntansi pada satuan kerja Non

BLU;

b. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan akuntansi pada satuan kerja yang

menerapkan pengelolaan keuangan BLU;

c. Analisis akuntansi dan pelaporan keuangan.

3. Bagian Pengadaan Barang/Jasa

Bagian Pengadaan Barang/Jasa mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan layanan

pengadaan barang/jasa dan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. Dalam

melaksanakan tugas Bagian Pengadaan Barang/Jasa menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa lingkup Sekretariat

Jenderal dan Inspektorat Jenderal;

b. Pemantauan dan evaluasi pengadaan barang/jasa;

c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

4. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara

Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

dan pengelolaan barang milik negara. Dalam melaksanakan tugas Bagian Pengelolaan

Barang Milik Negara menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penggunaan/pemanfaatan barang

milik negara;

b. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penghapusan barang milik negara;

c. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penatausahaan barang milik negara;

D. SISTEMATIKA

BAB I

Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan tujuan

penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Biro Keuangan dan BMN, serta sistematika

penulisan laporan.

BAB II

Perencanaan Kinerja, menjelaskan tentang visi dan misi, tujuan dan sasaran kegiatan

Biro Keuangan dan BMN serta cara mencapai tujuan.

Page 15: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

5

BAB III

Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, evaluasi pencapaian

kinerja, analisis akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan serta sumberdaya

manusia yang digunakan dalam pencapaian kinerja Biro Keuangan dan BMN selama

tahun 2017.

BAB IV

Simpulan

Page 16: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

6

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan didasarkan pada arah kebijakan dan strategi

nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) 2015-2019, untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya

kesehatan yang efektif dan efisien dalam rangka pencapaian pembangunan kesehatan.

Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64/MENKES/PER/IX/2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan menyebabkan adanya reorganisasi

di lingkungan Kementerian Kesehatan. Adanya perubahan organisasi tersebut menyebabkan

perubahan Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-

2019 kemudian direvisi menjadi Kepmenkes No.HK.01.07/Menkes/422/2017 tanggal 29

Agustus 2017 Tentang Revisi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

Adapun revisi dari Renstra tersebut tidak merubah tiga indikator Biro Keuangan dan

BMN. Perubahan yang dilakukan hanya penajaman kalimat baik pada cara perhitungan

maupun definisi operasionalnya serta rasionalitas target. Adapun perbedaaan IKK Biro

Keuangan dan BMN sebelum dan setelah perubahan adalah sebagai berikut :

1. Kondisi Awal Renstra

2015 2016 2017 2018 2019

Laporan Keuangan:

1. Laporan Tahunan, menyajikan data hasil olah transaksi

keuangan dan mutasi BMN periode 1 Januari s.d 31

Desember tahun sebelumnya, termasuk data laporan realisasi

anggaran dan neraca tahun-tahun sebelumnya.

2. Laporan Semester I, menyajikan data hasil olah transaksi

keuangan dan mutasi BMN periode 1 Januari s.d 30 Juni

tahun berjalan, termasuk data laporan realisasi anggaran dan

neraca tahun-tahun sebelumnya.

Catatan: Laporan keuangan tersebut disampaikan secara

berjenjang, mulai dari tingkat satker ke Wilayah, Wilayah ke

Eselon I, Eselon I ke tingkat Kementerian Kesehatan (Biro

Keuangan dan BMN) sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan oleh Kementerian Keuangan.

2

Presentase nilai aset tetap

yang telah mendapatkan

Penetapan Status

Penggunaan (PSP) sesuai

ketentuan

Nilai aset tetap yang telah

mendapatkan PSP dibagi dengan

nilai aset tetap Laporan

Keuangan audited.

Semua aset tetap yang dimanfaatkan sesuai tupoksi satker

harus mendapatkan Penetepan Status Penggunaan (PSP)

yang mencakup satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah. - 30% 50% 70% 90% 100%

3

Presentase Pengadaan

Barang/Jasa (e-

procurement) sesuai

ketentuan

Perbandingan jumlah satker

Kantor Pusat dan satker Kantor

Daerah yang menggunakan LPSE

dibagi dengan jumlah seluruh

satker KP dan KD.

Semua satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah di seluruh

provinsi yang melaksanakan pengadaan barang dan jasa

melalui LPSE Kementerian Kesehatan. Sedangkan untuk tahun

2014 satker yang menggunakan e-procurement baru

mencakup Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang ada di

provinsi DKI Jakarta.

90% 65% 80% 90% 100% 100%

No INDIKATOR CARA PERHITUNGAN BASELINE

(2014)

TARGETDEFINISI OPERASIONAL

100% 100%1

Presentase Satker yang

menyampaikan Laporan

Keuangan tepat waktu dan

berkualitas sesuai dengan

Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) untuk

mempertahankan WTP.

Jumlah satker Kantor Pusat dan

Kantor Daerah yang

menyampaikan Laporan

Keuangan dibagi dengan jumlah

seluruh satker KP dan KD

2% 100% 100% 100%

Tabel 1. Kondisi IKK Saat Awal Renstra

Page 17: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

7

2. Kondisi Setelah Revisi

2015 2016 2017 2018 2019

1 Presentase Satker yang

menyampaikan Laporan

Keuangan tepat waktu dan

berkualitas sesuai dengan

Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) untuk

mempertahankan WTP.

Jumlah satker Kantor Pusat,

Kantor Daerah dan

Dekonsentrasi yang

menyampaikan Laporan

Keuangan dibagi dengan

jumlah seluruh satker Kantor

Pusat, Kantor Daerah dan

Dekon dikali 100%

Persentase Jumlah Satker Kantor Pusat, Kantor Daerah,

dan Dekonsentrasi yang melaporkan (ADK & Laporan

Keuangan) semester dan Tahunan tepat waktu secara

berjenjang sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

serta ketentuan Peraturan Keuangan Negara yang

dibuktikan dengan melakukan rekonsiliasi secara berkala

Dasar Hukum Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

1. Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintah.

2. Permenkeu 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada

Pemerintah Pusat

3. Permenkeu 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman

Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan

Kementerian Negara/Lembaga

4. Permenkes Nomor 86 Tahun 2015 tentang Pedoman

Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis

Akrual di Lingkungan Kemenkes

2% 100% 100% 100% 100% 100%

2 Presentase nilai aset tetap

yang telah mendapatkan

Penetapan Status

Penggunaan (PSP) sesuai

ketentuan

Nilai aset tetap yang telah

diproses mendapatkan PSP

dibagi dengan nilai aset tetap

Laporan Keuangan audited

dikali 100%.

Presentase Nilai aset tetap yang berproses mendapatkan

Penetapan Status Penggunaan (PSP) yang mencakup

satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan Dekonsentrasi

- 30% 50% 70% 80% 100%

3 Presentase Pengadaan

Barang/Jasa (e-

procurement) sesuai

ketentuan

Jumlah satker Kantor Pusat

dan satker Kantor Daerah

yang menggunakan SPSE

dibagi dengan jumlah seluruh

satker Kantor Pusat dan

Kantor Daerah dikali 100%.

Persentase Jumlah satker Kantor Pusat dan Kantor

Daerah yang proses pengadaannya menggunakan SPSE

90% 65% 80% 90% 100% 100%

No INDIKATOR CARA PERHITUNGAN BASELINE

(2014)

TARGETDEFINISI OPERASIONAL

Tabel 2. Kondisi IKK Saat Revisi Renstra

Perubahan revisi didasarkan pada evaluasi pencapaian kinerja tahun sebelumnya dan

penyesuaian dengan aturan-aturanbaru sehingga dilakukan rasionalisasi target

B. RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KEUANGAN DAN BMN

Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Biro Keuangan dan BMN Tahun 2015-2019 mengacu

pada Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 dan Rencana Aksi Program

Sekretariat Jenderal Kemenkes Tahun 2015-2019. Adapun rencana aksi yang akan

dilaksanakan di lingkungan Biro Keuangan dan BMN dalam rangka mendukung tercapainya

3 (tiga) indikator yang tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan adalah sebagai

berikut:

1. Pengelolaan Penyusunan Laporan Keuangan Akuntansi Berbasis Akrual

2. Pembinaan dan Pemantauan Penyelesaian Kerugian Negara

3. Pengelolaan Keuangan Satker BLU dan Non BLU

4. Pengelolaan Hibah Uang/Barang/Jasa dan rekening Kementerian Kesehatan

5. Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan dan Perbendaharaan

6. Pengelolaan Penyusunan Laporan Barang Milik Negara

7. Pembinaan Administrasi / Teknis Pengelolaan Barang Milik Negara

8. Peningkatan SDM Pengelola Barang Milik Negara

9. Pembinaan dan Fasilitasi, Pemantauan dan Evaluasi Pengadaan Barang / Jasa

10. Penguatan ULP dalam Pengelolaan Barang dan Jasa

Page 18: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

8

11. Penguatan Internal Organisasi Terkait Perencanaan Anggaran Internal, Monev Internal

dan Penguatan SDM di lingkungan Biro Keuangan dan BMN

C. VISI DAN MISI

Rumusan visi dan misi Biro Keuangan dan BMN merujuk kepada Renstra Kementerian

Kesehatan Tahun 2015-2019 yaitu sebagai berikut:

1. Visi

Visi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian

Kesehatan adalah Peningkatan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik

Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan untuk mendukung terwujudnya Masyarakat

Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan.

2. Misi

Misi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian

Kesehatan adalah :

a. Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik

negara Kementerian Kesehatan

b. Meningkatkan kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

c. Meningkatkan koordinasi penyusunan laporan keuangan menuju terwujudnya

Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Opini Wajar Tanpa

Pengecualian (WTP)

D. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu.

Adapun tujuan dari Biro Keuangan dan BMN yang telah ditetapkan mengacu kepada visi dan

misi organisasi. Tujuan yang telah dirumuskan berfungsi untuk mengukur sejauh mana visi

dan misi Biro Keuangan dan BMN telah berhasil dicapai.

Sedangkan sasaran merupakan sasaran strategis Biro Keuangan dan BMN selaku satuan

kerja yang memberikan layanan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara

di lingkungan Kementerian Kesehatan. Adapun untuk tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan yaitu :

1. Tujuan

Umum

Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna

dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Page 19: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

9

Khusus

Terselenggaranya peningkatan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang

milik negara Kementerian Kesehatan sesuai peraturan perundangan dalam rangka

mendukung manajemen dan pelaksanaan tugas-tugas Kementerian Kesehatan

mewujudkan Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan

2. Sasaran

Meningkatnya kualitas pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara (BMN)

Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan.

2.1 Indikator

2.1.1 Persentase satker yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan

berkualitas sesuai dengan SAP untuk mempertahankan WTP. Target untuk

indikator ini pada tahun 2017 adalah sebesar 100%.

Definisi Operasional IKK adalah :

Persentase Jumlah Satker Kantor Pusat, Kantor Daerah, dan Dekonsentrasi

yang melaporkan (ADK & Laporan Keuangan) semester dan Tahunan tepat

waktu secara berjenjang sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) serta

ketentuan Peraturan Keuangan Negara yang dibuktikan dengan melakukan

rekonsiliasi secara berkala

2.1.2 Persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status

Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan. Target untuk indikator ini pada tahun 2017

adalah sebesar 70%.

Definisi Operasional IKK adalah :

Presentase Nilai aset tetap yang berproses mendapatkan Penetapan Status

Penggunaan (PSP) yang mencakup satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan

Dekonsentrasi

2.1.3 Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement) sesuai ketentuan. Target

untuk indikator ini pada tahun 2017 adalah sebesar 90%

Definisi Operasional IKK adalah :

Persentase Jumlah satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang proses

pengadaannya menggunakan SPSE

Page 20: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

10

2015 2016 2017 2018 2019

1

Presentase Satker yang menyampaikan Laporan

Keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

untuk mempertahankan WTP.

Persentase Jumlah Satker Kantor Pusat, Kantor

Daerah, dan Dekonsentrasi yang melaporkan (ADK

& Laporan Keuangan) semester dan Tahunan tepat

waktu secara berjenjang sesuai Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) serta ketentuan Peraturan

Keuangan Negara yang dibuktikan dengan

melakukan rekonsiliasi secara berkala

Dasar Hukum Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

1. Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintah.

2. Permenkeu 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada

Pemerintah Pusat

3. Permenkeu 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman

Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan

Kementerian Negara/Lembaga

4. Permenkes Nomor 86 Tahun 2015 tentang

Pedoman Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan

Berbasis Akrual di Lingkungan Kemenkes

100% 100% 100% 100% 100%

2

Presentase nilai aset tetap yang telah

mendapatkan Penetapan Status Penggunaan

(PSP) sesuai ketentuan

Presentase Nilai aset tetap yang berproses

mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP)

yang mencakup satker Kantor Pusat, Kantor Daerah

dan Dekonsentrasi

30% 50% 70% 80% 100%

3Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-

procurement) sesuai ketentuan

Persentase Jumlah satker Kantor Pusat dan Kantor

Daerah yang proses pengadaannya menggunakan

SPSE

65% 80% 90% 100% 100%

TARGETDEFINISI OPERASIONALNO INDIKATOR

Tabel 3. Matriks Kinerja Biro Keuangan dan BMN

E. CARA PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

Untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam hal ini pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan,

maka diperlukan kebijakan dan strategi pelaksanaan program kegiatan. Adapun kebijakan dan

strategi yang dijalankan antara lain sebagai berikut:

1. Kebijakan

a. Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pengelola keuangan dan barang milik

negara satuan kerja dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan melalui

peningkaatan jumlah SDM pengelola keuangan yang tersertifikasi

b. Peningkatan kualitas penerapan peraturan perundang-undangan pengelolaan

administrasi keuangan dan barang milik negara oleh semua satker dan Unit

Akuntansi Kementerian Kesehatan

c. Peningkatan kualitas dan proporsi belanja pengadaan barang/jasa melalui Layanan

Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) utamanya dengan mendorong penggunaan dan

penyusunan e catalogue

d. Peningkatan koordinasi pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaaan

Page 21: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

11

e. Peningkatan pembimbingan, konsultasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara kepada seluruh satker

dan Unit Akuntansi bekerja sama dengan Eselon I dan Biro/Pusat Setjen

2. Strategi

Seperti halnya pada tahun 2012 dengan roadmap WTP 2012, pada tahun 2017 strategi

pelaksanaan kegiatan Biro Keuangan dan BMN mengacu kepada 14 strategi. Inti dari

strategi tersebut adalah penguatan di berbagai bidang, yaitu: penguatan komitmen,

penguatan regulasi, penguatan sistem dan prosedur, penguatan sumber daya manusia,

penguatan monitoring dan evaluasi, serta penguatan pengawasan dan pengendalian. Empat

belas strategi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

a. Membangun Komitmen dan Integritas Pimpinan, Para Pengelola dan Para Pelaksana

Kegiatan;

b. Penguatan Perencanaan dan Penganggaran;

c. Pembenahan Pengelolaan Kas / Sistem Pembukuan / Akuntansi;

d. Perbaikan Penatausahaan PNBP;

e. Perbaikan Pengelolaan Hibah Langsung;

f. Penataan Rekening;

g. Peningkatan Kualitas Proses Pengadaan Barang/Jasa;

h. Pembenahan Penatausahaan BMN;

i. Penguatan Kapasitas SDM;

j. Penguatan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP);

k. Penguatan Monitoring dan Evaluasi;

l. Perbaikan Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan;

m. Peningkatan Kualitas Reviu dan Audit;

n. Percepatan Penyelesaian Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

Disamping itu Biro Keuangan dan BMN melakukan upaya perubahan (Budaya Kerja

Statis, Comfort Zone menjadi Budaya Kerja Yang Dinamis, Melayani dan Peduli). Upaya

perubahan yang dilaksanakan di lingkungan Biro Keuangan dan BMN antara lain:

a. Menata pegawai dengan pendekatan kompetensi (keluar dari zona nyaman);

b. Meningkatkan peran AOC dalam pemantauan SPIP menuju terbentuknya Unit

Kepatuhan Internal;

c. Memotivasi pegawai agar berkinerja tinggi dan berintegritas;

d. Pemanfaatan teknologi informasi dalam komunikasi internal dan eksternal Biro

Keuangan dan BMN;

Page 22: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

12

e. Peningkatan pelayanan sistem akuntansi keuangan dan BMN;

f. Terbentuknya ULP Kementerian Kesehatan yang mandiri merupakan perwujudan

dari budaya kerja melayani dalam pengadaan barang/jasa yang transparan, tidak

diskriminatif, profesional dan akuntabel;

g. Transformasi dalam pengelolaan keuangan dan perbendaharaan, aset dan PBJ dari

semi manual menuju digital (SAIBA, SIMAK BMN, SIMAN, SIMPONI,

SIMONAS, E HIBAH UANG DAN BARANG, SIMON PERBEN, SIBAJA);

h. Memotivasi kinerja laporan keuangan dan BMN satuan kerja dengan pemberian

penghargaan/apresiasi;

i. Evaluasi secara terus menerus proses perubahan oleh AOC.

F. RENCANA ANGGARAN

Sesuai dengan DIPA Tahun Anggaran 2017, program yang dilaksanakan oleh Sekretariat

Jenderal adalah “Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Kementerian Kesehatan”, sedangkan kegiatan untuk mendukung program Sekretariat Jenderal

tersebut salah satunya adalah kegiatan milik Biro Keuangan danBMN yaitu “Pembinaan

Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik Negara”. Anggaran yang digunakan

untuk melaksanakan kegiatan Biro Keuangan dan BMN tersebut yaitu sebagai berikut:

Output Kegiatan PAGU AWAL PAGU REVISI

Layanan Manajemen Keuangan

Bidang Kesehatan Rp6.200.000.000,- Rp5.560.660.000,-

Layanan Manajemen BMN

Bidang Kesehatan Rp5.132.000.000,- Rp4.503.675.000,-

Layanan Internal Rp3.000.351.000,- Rp2.968.026.000,-

Layanan Perkantoran Rp1.602.632.000,- Rp1.371.112.000,-

TOTAL PAGU Rp15.934.983.000,- Rp14.403.473.000,-

Tabel 4. Rencana Anggaran Tahun 2017

G. PERJANJIAN KINERJA

Penjabaran dari sasaran dan program Biro Keuangan dan BMN dituangkan dalam rencana

kinerja tahun 2017. Dalam rencana kinerja tahun 2017 ditetapkan target kinerja untuk seluruh

indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.

Page 23: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

13

Berikut indikator kinerja kegiatan beserta target yang telah ditandatangani oleh Sekretaris

Jenderal dan Biro Keuangan dan BMN.

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2017

1 Meningkatnya Kualitas

Pengelolaan Keuangan

dan Barang Milik

Negara (BMN) Kementerian Kesehatan

Secara Efektif dan

Efisien dan dipertanggungjawabkan

Sesuai Ketentuan

1 Persentase satker yang

menyampaikan laporan

keuangan tepat waktu dan

berkualitas sesuai dengan SAP untuk mempertahankan WTP

100%

2 Persentase nilai aset tetap yang

telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai

ketentuan

70%

3 Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement)

sesuai ketentuan

90%

Tabel 5. Perjanjian Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2017

Page 24: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 14

SASARAN

Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Dan Barang

Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan Secara Efektif,

Efisien Dan Dilaporkan Sesuai Ketentuan

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Capaian kinerja organisasi merupakan pernyataan kinerja sasaran strategis suatu organisasi

yang dilihat dari hasil pengukuran kinerja organisasi tersebut. Pengukuran kinerja adalah

kegiatan manajemen membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan target melalui

indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui

sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Biro Keuangan dan

BMN dalam kurun waktu Januari – Desember 2017.

Tahun 2017 merupakan tahun ketiga pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan Tahun 2015–2019. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan

membandingkan realisasi target pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat

keberhasilan pencapaian masing-masing indikator (serta membandingkan capaian tahun

sebelumnya (2016)). Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi capaian

masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program di tahun

berikutnya agar setiap program yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja

ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Biro Keuangan dan BMN khususnya di tahun

2017 sehingga dapat menjadi bahan evaluasi, dan menetapkan strategi perencanaan untuk

mencapai target yang diharapkan nantinya pada akhir tahun Renstra di 2019.

Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak

internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra dan Penetapan Kinerja.

Page 25: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 15

Pencapaian kinerja Biro Keuangan dan BMN pada tahun 2017 dapat digambarkan pada

tabel dibawah ini:

Sasaran Indikator Kinerja Target

2017

Realisasi

2017

%

Capaian

Meningkatnya kualitas

pengelolaan Keuangan

dan Barang Milik

Negara Kementerian

Kesehatan secara

efektif, efisien dan

dilaporkan sesuai

ketentuan

a. Persentase Satker yang

menyampaikan Laporan Keuangan

tepat waktu dan berkualitas sesuai

dengan Standar Akuntansi

Pemerintah (SAP) untuk

mempertahankan WTP

100% 100% 100%

b. Persentase nilai aset tetap yang telah

mendapatkan Penetapan Status

Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan

70% 85% 121%

c. Persentase Pengadaan Barang/Jasa

(e-procurement) sesuai ketentuan 90% 98% 109%

Tabel 6. Target dan Realisasi IKK Biro Keuangan dan BMN Tahun 2017

Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

1. Indikator Pertama

Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase Satker yang menyampaikan Laporan

Keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah

(SAP) untuk mempertahankan WTP” memiliki definisi operasional yaitu “Persentase

Jumlah Satker Kantor Pusat, Kantor Daerah, dan Dekonsentrasi yang melaporkan

(ADK & Laporan Keuangan) semester dan Tahunan tepat waktu secara berjenjang

sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) serta ketentuan Peraturan Keuangan

Negara yang dibuktikan dengan melakukan rekonsiliasi secara berkala”. Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro Keuangan dan BMN yaitu :

Jumlah satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan

Dekonsentrasi yang menyampaikan Laporan Keuangan

Jumlah seluruh satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan

Dekonsentrasi

X 100%

Page 26: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 16

Gambar 2. Penghargaan kepada Kementerian Kesehatan terkait Pencapaian Standar

Tertingggi dari Kementerian Keuangan atas Laporan Keuangan TA 2016

Dari Indikator Pertama pada tahun 2017 telah mencapai target yang ditetapkan, yaitu

dari sejumlah 418 Satker seluruhnya menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan

berkualitas. Dengan rincian 48 satker Kantor Pusat, 166 satker Kantor Daerah dan 204

Dekonsentrasi.

Tahun 2016 Tahun 2017

Total Satker 418 Satker 418 Satker

Target IKK 100% 100%

Persentase Capaian IKK 100% 100%

Tabel 7. Target dan Realisasi Indikator Pertama

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) ini

setiap tahunnya selalu mampu mencapai

target yang telah ditetapkan dalam

Renstra. Baik pada tahun 2016 maupun

tahun 2017, realisasi capaian target

adalah sebesar 100%. Artinya pada kedua

tahun anggaran tersebut, sebanyak 418

satker selalu menyampaiakan laporan

keuangannya secara tepat waktu. Bila

dipantau sepanjang tahun anggaran, rekon laporan keuangan tidak selalu tepat waktu,

sehingga dalam triwulan II dan III capaian rekon belum 100%. Hal ini disebabkan karena

updating aplikasi terlalu sering dan lambatnya proses feedback dari Kemenkeu. Namun

Gambar 3 Penyerahan Penghargaan Opini WTP Oleh BPK

Page 27: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 17

dalam akhir tahun seluruh satker dapat rekon dengan optimal dengan menyelesaikan

laporan keuangan sesuai standar.

a. Hal-hal yang Mempengaruhi Pencapaian Target

1) Pelaksanaan proses likuidasi aset di lingkungan Kementerian Kesehatan dengan

mengoptimalkan dasar hukum yaitu Surat Edaran Sekretariat Jenderal Nomor

HK.03.03/II/345/2016 tanggal 18 Februari 2016 tentang Pelaksanaan Likuidasi di

lingkungan Kementerian Kesehatan

2) Sosialisasi kebijakan-kebijakan terkait tata laksana keuangan, perbendaharaan

dan penyusunan laporan keuangan baik BLU maupun Non BLU yang

berkesinambungan

3) Adanya aplikasi e rekon sehingga dapat mengidentifikasi ketidaksesuaian lebih

dini.

4) Koordinasi dengan unit organisasi yang memiliki kewenangan untuk

menyelenggarakan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM

bidang pengelolaan keuangan dan anggaran

5) Memberikan reward kepada satker untuk kategori satker dengan pengelolaan

anggaran terbaik di lingkungan Kementerian Kesehatan

Gambar 4. Penyerahan Penghargaan Kepada Satker dengan

Pengelolaan Anggaran Terbaik

b. Permasalahan

Walaupun target kinerja Indikator Pertama tercapai namun masih ada permasalahan

yang muncul sebagai berikut:

1) Kurangnya kualitas SDM dalam bidang akuntansi

2) Sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan sangat dekat waktunya

dengan jadwal rekon.

3) Rotasi pengelola keuangan yang terlalu sering

Page 28: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 18

4) Kesalahan Penggunaan akun dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran

c. Upaya/Usul Pemecahan Masalah

1) Peningkatan kemampuan SDM melalui pelatihan/penyuluhan kepada petugas

penyusun laporan keungan

2) Meningkatkan koordinasi dengan KPPN dan DAPK Kementerian Keuangan

3) Mengoptimalkan peranan APIP dalam melakukan review mulai dari

perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan

d. Rencana Tindak Lanjut

1) Memaksimalkan ketersediaan anggaran pada DIPA Biro Keuangan dan BMN

untuk kegiatan peningkatan kemampuan penyusun Laporan Keuangan

2) Pelaksanaan review RKAKL dan LK mulai dari level satker sampai dengan

Kementerian pada setiap periode pelaporan keuangan

3) Penyusunan dan sosialisasi Pedoman Akuntansi dan Penyusunan Laporan

Keuangan

4) Rapat koordinasi dengan APIP, DAPK Kementerian Keuangan setiap triwulan

2. Indikator Kedua

Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan

Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan” memiliki definisi operasional

yaitu “Presentase Nilai aset tetap yang berproses mendapatkan Penetapan Status

Penggunaan (PSP) yang mencakup satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan

Dekonsentrasi”. Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro Keuangan dan BMN yaitu :

Nilai aset tetap yang telah diproses mendapatkan PSP

Nilai aset tetap Laporan Keuangan audited

X 100%

Page 29: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 19

Capaian kinerja Indikator ini tahun 2017 melampaui target yang ditetapkan, dari total

nilai aset yang harus ditetapkan status penggunaannya yaitu Rp39.727.025.395.104,-,

presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan penetapan status penggunaan sesuai

ketentuan adalah sebesar Rp 33.633.495.966.468,- (85%), melampaui target di tahun 2017

sebesar Rp27.808.917.776.573,- (70%).

30%

50%

70%

80%

100%

54%

66%

85%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019

TARGET RENSTRA CAPAIAN

Grafik 1. Target dan Realisasi Indikator Kedua

Terjadi peningkatan sebesar 21% untuk capaian pada indikator kedua, jika pada tahun

2016 sebesar 54% maka pada tahun 2017 berhasil ditingkatkan menjadi sebesar 85% .

Peningkatan terlihat dari naiknya jumlah aset yang ditetapkan status penggunaannya yaitu

sebesar Rp7.597.740.266.572,-. Dalam waktu 3 (tiga) tahun pengekuran indikator kedua

ini selalu melebihi target yang telah ditetapkan, namun gap selisih persentase capaian

semakin mengecil. Hal ini dikarenakan aset yang sudah selesai di PSP kan memang sudah

sesuai dengan rencana dan prediksi Biro Keuangan dan BMN sedangkan aset tersisa yang

harus diselesaikan dalam proses PSP memiliki kendala yang lebih kompleks dan

memerlukan effort yang lebih dalam penyelesaiannya.

Gambar 5. Penghargaan kepada Kementerian Kesehatan terkait Peningkatan

Tata Kelola BMN Berkelanjutan

Page 30: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 20

a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target kinerja

1) Sosialisasi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/558/2016

tentang Pelimpahan sebagian wewenang Menteri Kesehatan selaku Pengguna

Barang dalam Pengelolaan Barang Milik Negara di lingkungan Kementerian

Kesehatan

2) Sosialisasi Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor HK.03.03/II/2037/2016

tanggal 13 September 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Inventarisasi Barang

Milik Negara di lingkungan Kementerian Kesehatan

3) Sosialisasi Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor HK.03.03/III/2016 tanggal

28 September 2016 tentang Rencana Kebutuhan BMN di lingkungan

Kementerian Kesehatan

4) Sosialisasi kepada satker di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam

percepatan proses revaluasi aset BMN

5) Komitmen pimpinan dalam pengelolaan BMN termasuk dalam hal ini usul dan

proses PSP

6) Koordinasi yang intensif dan optimal dengan Unit Utama dan Kementerian

Keuangan

b. Permasalahan

Walaupun capaian kinerja Indikator Kedua melampaui target, masih ada

permasalahan yang terjadi, yaitu:

1) Pendelegasian wewenang yang memungkinkan Satker melakukan Penetapan

Status Penggunaan di KPKNL Setempat.

2) Petugas SIMAK BMN baru dan belum berpengalaman sehingga terhambat dan

atau salah kewenangan pengajuan usulan PSP

3) Data dukung yang tidak lengkap

4) Anggaran untuk monitoring terhadap Satker yang capaian PSP nya rendah sangat

terbatas sehingga tidak semua Satker terpapar regulasi-regulasi baru mengenai

PSP

c. Upaya/Usul Pemecahan Masalah

1) Akan melakukan koordinasi instensif dengan satker terutama yang capaian PSP

nya masih rendah dibawah 50% dan petugas simak yang masih baru

2) Pendampingan satker yang capaian nya masih rendah

d. Rencana Tindak Lanjut

1) Melakukan pertemuan tingkat satker dan sosialisasi regulasi-regulasi serta

kebijakan menyangkut proses usulan PSP

Page 31: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 21

2) Melakukan pendampingan kepada satker yang tingkat capaian realisasi PSP nya

masih rendah

3) Membuat aplikasi yang berisi template PSP sehingga memudahkan Petugas

SIMAK untuk mengusulkan PSP serta mengurangi tingkat kesalahan usulan PSP

3. Indikator Ketiga

Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement)

sesuai ketentuan” memiliki definisi operasional yaitu “Persentase Jumlah satker

Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang proses pengadaannya menggunakan SPSE”.

Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro Keuangan dan BMN yaitu :

Capaian kinerja Indikator Ketiga tahun 2017 melampaui target yang ditetapkan, dari

214 Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah ditargetkan 193 Satker (80%) melakukan

pengadaan melalui e-procurement, hasilnya sebanyak 210 Satker (98%) sudah melakukan

pengadaan melalui e-procurement.

Dengan demikian pencapaian kinerja melebihi target. Dasar penetapan target dan

realisasi ini adalah perhitungan jumlah Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang

melaksanakan pengadaan dengan menggunakan e-procurement.

65%

80%

90%

100% 100%

73%

91%98%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019

TARGET RENSTRA CAPAIAN

Grafik 2. Target dan Realisasi Indikator Ketiga

Jumlah Satker Kantor Pusat dan Satker Kantor Daerah

yang menggunakan SPSE

Jumlah seluruh Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah

X 100%

Page 32: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 22

Terjadi peningkatan sebesar 7% untuk capaian pada indikator ketiga tahun 2017 (98%)

jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2016 (91%). Peningkatan terlihat dari

naiknya jumlah satker yang menggunakan LPSE Kementerian Kesehatan dalam

melakukan pengadaan barang/jasa yaitu sebanyak 15 satker.

a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target kinerja

Tercapainya target kinerja Indikator Ketiga tidak lepas dari terobosan yang

dilakukan oleh Biro Keuangan dan BMN yaitu sebagai berikut:

1) Pelatihan dan sertifikasi PBJ yang secara simultan dilaksanakan setiap tahunnya

untuk meningkatkan kualitas SDM pelaksana PBJ;

2) Dilaksanakannya workshop monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa;

3) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pra DIPA 2017

4) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui e katalog

5) Sosialisasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui mekanisme lelang cepat

kepada satker di lingkungan Kementerian Kesehatan

Melalui kegiatan pengadaan menggunakan LPSE Kementerian Kesehatan telah

menyelesaikan 1.964 paket dengan pagu selesai sebesar Rp4.647.070.222.774,- dengan

hasil lelang sebesar Rp4.040.553.645.850,- dan mampu menghemat keuangan negara

sebesar Rp606.516.576.924,- dari nilai pagu selesai yang dilelangkan di LPSE

Kementerian Kesehatan. Nilai tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan yang dicapai

pada tahun 2016. Pada tahun 2016 pengadaan menggunakan LPSE Kementerian Kesehatan

telah menyelesaikan 10.056 paket dengan pagu selesai sebesar Rp7.381.249.364.062,-

dengan hasil lelang sebesar Rp6.731.139.280.750,- dan mampu menghemat keuangan

negara sebesar Rp650.110.083.312,-. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2017 terdapat

pengadaan melalui e Purchasing dengan paket selesai sebanyak 20.862 paket dan nilai

hasil lelang sebesar Rp6.437.425.775.494,-.

Hasil yang melebihi target tersebut seharusnya dapat lebih maksimal dengan inovasi-

inovasi dari para pengelola PBJ seperti pelaksanaan Kontrak Payung dan optimalisasi

pengadaan melalui e catalogue.

b. Permasalahan :

1) Pembaharuan aplikasi RUP oleh LKPP yang menghambat pengisian RUP oleh

satker pada Triwulan I tahun 2017

2) Adanya kebijakan efisiensi anggaran berdampak pada terjadinya lelang ulang dan

tidak terlaksana

3) Terlambatnya pelaksanaan PBJ yang disebabkan oleh terlambatnya penyiapan

dokumen PBJ dan kualitas dokumen PBJ

Page 33: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 23

4) Perencanaan dan pelaksanaan PBJ Pra DIPA masih belum optimal

5) Pembahasan e catalogue bidang kesehatan di LKPP memakan waktu yang cukup

lama dikarenakan LKPP memerlukan bantuan teknis dari kementerian terkait.

c. Usul Pemecahan Masalah

1) Berkoordinasi dengan LKPP terkait kebijakan updating aplikasi agar tidak

menghambat proses pelaksanaan PBJ.

2) Optimalisasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pra DIPA tahun 2018.

3) Peningkatan kualitas SDM terkait pemahaman dan penyusunan dokumen PBJ

4) Membuat rancangan pembuatan aplikasi PBJ dengan melibatkan tenaga IT di

lingkungan Biro Keuangan dan BMN dan Narasumber dari LKPP.

5) Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ di lingkungan Kemenkes

untuk mengurangi lelang ulang dan proses gagal lelang.

6) Penyusunan e catalogue sectoral di delegasikan ke Kementerian terkait

(Kemnterian Kesehatan) sehingga tidak perlu menunggu dari LKPP

7) Melakukan advokasi kepada pimpinan untuk mendorong pengelola PBJ

melakukan inovasi dalam proses PBJ seperti kontrak payung, pengadaan melalui

e catalogue dan/atau e purchasing

d. Rencana Tindak Lanjut

1) Koordinasi dan bersurat kepada LKPP untuk mengurangi updating aplikasi

SIRUP di awal tahun anggaran

2) Membuat surat edaran dan koordinasi mengenai pengadaan barang/jasa melalui

proses lelang Pra DIPA kepada seluruh satuan kerja dan Unit Organisasi di

lingkungan Kemenkes

3) Membuat atau mengembangkan aplikasi PBJ untuk pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan PBJ

4) Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ (KPA, PPK,

PP dan Pokja ULP) di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi lelang ulang dan

proses gagal lelang.

B. INDIKATOR PENUNJANG

Sebagaimana disebutkan sebelumnya maka dalam pencapaian sasaran strategis Biro

Keuangan dan BMN diperlukan kegiatan penunjang berupa dukungan manajemen, operasional

perkantoran dan pemeliharaan kantor. Adapun alokasi dana untuk kegiatan tersebut yaitu:

Page 34: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 24

1. Layanan Internal

Alokasi dana dalam pelaksanaan kegiatan berupa dukungan manajemen kegiatan

pembinaan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara sebesar

Rp2.968.026.000 dengan realisasi anggaran sebesar Rp2.955.155.496 (99,57%).

2. Layanan Perkantoran

Kagiatan ini didalamnya mencakup kegiatan operasinal dan pemeliharaan kantor.

Alokasi dalam kegiatan ini sebesar Rp1.371.112.000 dengan realisasi sebesar

Rp1.371.022.442 (99,99%)

Adapun Indikator Penunjang dan pencapaiannya di Biro Keuangan dan BMN Tahun

Anggaran 2017 adalah sebagai berikut:

INDIKATOR PENUNJANG TARGET OUTPUT CAPAIAN %

Layanan Internal 6 Layanan 6 Layanan 100%

Layanan Operasional Perkantoran 12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100%

Tabel 8. Alokasi dan Realisasi Anggaran Indikator Penunjang

C. REALISASI ANGGARAN

Biro Keuangan dan BMN dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi didukung oleh

anggaran DIPA Biro Keuangan dan BMN Nomor : SP DIPA-024.01.1.465921/2017 tanggal 7

Desember 2016 sebesar Rp15.934.983.000,-. Namun dalam pelaksanaan kegiatan tahun

berjalan 2017 terutama pada semester II tahun 2017 anggaran yang digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan adalah sebesar Rp14.403.473.000. sebagaimana tercantum dala dokumen

Revisi DIPA ke-2 Nomor SP DIPA-024.01.1.465921/2017 tanggal 14 Agustus 2017.

Adanya revisi tersebut didasarkan kepada Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor

PR.04.02/I/1979/2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian Kesehatan TA 2017.

Revisi sebesar Rp906.775.000,- ditekankan kepada alokasi kegiatan belanja barang yang bukan

prioritas. Adapun realisasi keuangan pada tahun anggaran 2017 adalah sebesar

Rp14.280.126.662,- (99,14%). Sedangkan Alokasi anggaran pada tahun 2016 sebesar

Rp22.186.237.000,- dengan realisasinya sebesar Rp21.487.127.991 (96,85%). Realisasi pada

tahun 2017 ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2016 walaupun

dari sisi alokasi ada penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp6.251.254.000,-.

Page 35: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 25

22,186,237,000

14,403,473,000

21,487,127,991

14,280,126,662

TAHUN 2016 TAHUN 2017

ALOKASI REALISASI

Grafik 3. Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran 2016 dan 2017

Efisiensi anggaran sebesar 6% pada tahun 2017 tersebut tidak membuat kebijakan

penyerapan anggaran di lingkungan Biro Keuangan dan BMN menjadi terhambat. Karena

antisipasi dari setiap stakeholder seperti identifikasi kegiatan yang tidak perlu dan tidak dapat

dilaksanakan menjadi kunci dalam rangka peningkatan daya serap dan pelaksanaan kegiatan

prioritas yang terlaksana secara optimal.

Adapun rincian revisi-revisi DIPA yang dilakukan pada pelaksanaan anggaran TA 2017

adalah sebagai berikut:

1. Revisi I pada tanggal 23 Januari 2017 dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA

masih tetap yaitu sebesar Rp15.934.983.000,-

2. Revisi II tanggal 14 Agustus 2017 merubah anggaran menjadi sebesar

Rp14.280.126.662,-

Page 36: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 26

D. PERBANDINGAN TARGET DAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA BIRO

KEUANGAN DAN BMN TAHUN 2017

% Pagu Awal Pagu Efisiensi Realisasi %

1 Layanan Manajemen Keuangan Bidang Kesehatan

Persentase satker yang menyampaikan laporan

keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai

dengan SAP untuk mempertahankan WTP

(100%)

100%

Persentase pengadaan menggunakan e-

procurement (90%)98%

Persentase nilai aset tetap yang telah

mendapatkan Penetapan Status Penggunaan

(PSP) sesuai ketentuan (70%)85% 8 Layanan 8 Layanan 100% 5,132,000,000 4,503,675,000 4,441,751,200 98.63%

3 Layanan Internal Tersedianya Dukungan Layanan Manajemen 6 Layanan 6 Layanan 100% 3,000,351,000 2,968,026,000 2,955,155,496 99.57%

4 Layanan PerkantoranTersedianya Layanan Operasional Perkantoran

dan Pemeliharaan Perkantoran12 Bulan Layanan 12 Bulan Layanan 100% 1,602,632,000 1,371,022,442 1,371,022,442 99.99%

15,934,983,000 14,403,383,442 14,280,126,662 99.14%

99.13%

Anggaran 2017

RKAKL

10 Layanan 10 Layanan 100% 6,200,000,000 5,560,660,000 5,512,197,524

Target Capaian

Total Pagu

NO KEGIATAN

RENSTRA

TARGET REALISASI output 2017

2 Layanan Manajemen BMN Bidang Kesehatan

Tabel 9. Perbandingan Target Dan Capaian Indikator Kinerja

Biro Keuangan Dan BMN Tahun 2017

Dari tabel diatas terlihat beberapa program cukup efektif dalam hal pencapaian hasil dan

serapan. Pencapaian kinerja melampaui target walaupun menggunakan anggaran lebih kecil

dengan pagu alokasi pada tahun 2016 sebesar Rp14.280.126.662. Selain itu adanya kebijakan

Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor PR.04.02/I/1979/2017 tentang Efisiensi Belanja

Barang Kementerian Kesehatan TA 2017 tidak menurunkan pencapaian kinerja dibandingkan

tahun sebelumnya. Efisiensi anggaran yang ada membuat para stake holder pengelola anggaran

di Biro Keuangan dan BMN mengalihkan penyerapan anggaran tersebut ke kegiatan-kegiatan

prioritas yang mendukung peningkatan indikator kinerja biro. Namun demikian di tahun-tahun

mendatang perlu dievaluasi efektifitas perencanaan anggaran tiap-tiap program yang

mendukung indikator kinerja agar lebih meningkat lagi.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan anggaran tahun 2017 sangat efektif untuk

mendukung pencapaian kinerja, terbukti dengan capaian kinerja dapat memnuhi/ melebihi

target dengan penggunaan dana/anggaran yang relatif kecil.

E. SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah Pegawai Biro Keuangan dan BMN Sekretariat Jenderal sampai dengan Tanggal 31

Desember 2017 sebanyak 112 (seratus dua belas) pegawai dengan rincian sebagai berikut:

Page 37: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 27

a. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Usia

Tabel 10. Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah

1 21 – 30 10

2 31 – 40 28

3 41 – 50 23

4 51 - 60 51

Total 112

b. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Golongan

Tabel 11. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan

No Golongan Jumlah

1 Pengatur Muda Tk I / IId 3

2 Penata Muda / IIIa 18

3 Penata Muda Tk I / IIIb 56

4 Penata / IIIc 5

5 Penata Tk I / IIId 21

6 Pembina / IVa 6

7 Pembina Tk I / IVb 3

Total 112

c. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Pendidikan

Tabel 12. Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah

1 SLTP 1

2 SLTA 36

3 DIPLOMA III 7

4 S1 48

5 S2 20

Total 112

Page 38: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 28

d. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 13. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki – Laki 51

2 Perempuan 61

Total 112

e. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Jabatan

Tabel 14. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan

Proses peningkatan kapasitas (capacity

building) dan pembangunan

karakter (caracter building) SDM

menjadi hal yang mutlak dilakukan

karena berkembang tidaknya suatu

organisasi sangat dipengaruhi adanya

kepedulian dan kualitas SDM dalam

menggerakkan organisasi. Dalam

proses ini tentu dapat dilakukan dengan beragam cara, baik melalui pendidikan dan pelatihan

(diklat) berbasis kompetensi, tugas belajar, dan outbond atau pola permainan, yang kesemuanya

itu untuk meningkatkan performa SDM organisasi dalam menjalankan tugasnya.

Adapun proses peningkatan kapasitas dan pembangunan karakter yang telah dilakukan

oleh Biro Keuangan dan BMN yaitu :

1. Melaksanakan capacity building dengan melibatkan seluruh pegawai Biro Keuangan

dan BMN di Bandung Jawa Barat

2. Mengirimkan sebanyak 2 orang pegawai untuk mengikuti Pelatihan Tim Pelatih

Program Kesehatan (TPPK)

No Jabatan Jumlah

1 Struktural 16

2 Staf Pelaksana 89

3 Fungsional 7

Total 112

Gambar 6 Capacity Building Biro Keuangan dan BMN

Page 39: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 29

3. Mengirimkan sebanyak 2 orang pegawai untuk mengikuti Australia Awards

Scholarship for Strengthening E-Procurement In Indonesia Short Term Awards di

Australia

4. Mengirimkan sebanyak 5 orang pegawai untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan

Bendahara Pengeluaran APBN Angkatan I Tahun 2017

5. Mengirimkan sebanyak 4 orang pegawai untuk mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi

Peningkatan SDM dalam rangka Pengadaan Barang/Jasa

Selain itu, dalam rangka meningkatkan motivasi pegawai di lingkungan Biro Keuangan

dan BMN dalam hal kinerja dan gaya hidup sehat untuk mendukung Germas. Satker Biro

Keuangan dan BMN memberikan reward kepada beberapa orang pegawai dengan 2 (dua)

kategori :

1. Diberikannya penghargaan Most Dedicated Employee 2017 kepada 1 (satu) orang

pegawai Biro Keuangan dan BMN dengan kriteria penilaian didasarkan pada nilai SKP

terbesar, kinerja dan integritas yang tinggi

Gambar 7. Sertifikat Reward kepada Pegawai dengan Kinerja Terbaik

2. Diberikannya penghargaan Most Healthy and Sporty Employee 2017 kepada 3 (tiga)

orang pegawai sebagai bentuk keterlibatan dalam penerapan pola hidup sehat,

penerapan K3 dan penerapan 5S.

Adapun progress aksi perubahan nyata Agent of Change Biro Keuangan dan BMN antara

lain sebagai berikut :

1. Pembinaan pengelolaan keuangan dalam hal tingkat kepatuhan terhadap penerbitan

kartu pengawasan pada kontrak yang dilakukan

2. Ajakan perilaku hidup sehat salah satunya dengan mendorong para pegawai untuk

melakukan peregangan setiap pukul 10.00 dan 14.00

Page 40: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 30

3. Internalisasi salam sehat, revolusi mental bidang kesehatan dan aksi perubahan harian

pada pertemuan rakorstaf di lingkungan Biro Keuangan dan BMN

F. SUMBER DAYA ANGGARAN

Seluruh Kegiatan Biro Keuangan dan BMN ini dibiayai dari DIPA Biro Keuangan dan

BMN Nomor : SP DIPA-024.01.1.465921/2017 tanggal 7 Desember 2015 sebesar

Rp15.934.983.000,-. Namun dalam pelaksanaan tahun berjalan terjadi beberapa kali Revisi

DIPA, yaitu :

1. Revisi I pada tanggal 23 Januari 2017 dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA

masih tetap yaitu sebesar Rp15.934.983.000,-

2. Revisi II tanggal 14 Agustus 2017 merubah anggaran menjadi sebesar

Rp14.280.126.662,-

Revisi ke-2 dilakukan karena dikeluarkannya Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor

PR.04.02/I/1979/2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian Kesehatan TA 2017.

Revisi yang dilakukan menekankan pada pengurangan belanja barang yang dirasa tidak efektif

dan tidak dapat dilakukan.

Adapun optmalisasi dan efisiensi anggaran seperti tergambar dalam tabel berikut :

Output Alokasi Awal

(Rp)

Alokasi

Efisiensi (Rp)

Realisasi

Anggaran (Rp)

%

Layanan Internal 3.000.351.000 2.968.026.000 2.955.155.496 99,57

Layanan Manajemen

Keuangan Bidang

Kesehatan

6.200.000.000 5.560.660.000 5.512.197.524 99,13

Layanan Manajemen

BMN Bidang Kesehatan 5.132.000.000 4.503.675.000 4.441.751.200 98,63

Layanan Perkantoran 1.602.632.000 1.371.112.000 1.371.022.442 99,99

Total Pagu 15.934.983.000 14.403.473.000 14.280.126.662 99,14

Tabel 15. Optimalisasi dan Efisiensi Anggaran per output

Page 41: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017

Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan 31

G. SUMBER DAYA SARANA DAN PRASARANA

Berdasarkan Neraca Barang Milik Negara (BMN) Tahun Anggaran 2017, tampak bahwa

sumber daya sarana dan prasarana di Biro Keuangan dan BMN adalah sebagai berikut :

AKUN NERACA SALDO PER 31 DESEMBER 2017

Barang Konsumsi 35.714.250

Tanah 14.694.375.000

Peralatan dan Mesin 8.750.280.385

Gedung dan Bangunan 4.338.060.839

Jalan, Irigasi dan Jaringan 632.784.666

Aset Tetap dalam Renovasi -

Aset Tetap Lainnya 213.525.000

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (8.099.884.104)

Aset Tak Berwujud 2.556.732.405

Akumulasi Amortisasi (1.909.221.155 110)

Aset Lain-lain 427.730.366

Akumulasi Penyusutan atas Aset Lainnya (405.981.566)

BMN Ekstrakomptabel 11.640.561

Akumulasi Penyusutan Ekstrakomptabel (10.500.752)

TOTAL ASET 21.245.255.895

Tabel 16. Barang Milik Negara yang menjadi Aset Biro Keuangan dan BMN

Page 42: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

32

BAB IV

SIMPULAN

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2017

merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, kebijakan,

program dan kegiatan Biro Keuangan dan BMN kepada pimpinan (Sekretaris Jenderal) dan

seluruh stakeholders yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan

pembangunan kesehatan khususnya di bidang Keuangan dan BMN.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja Biro Keuangan dan BMN cukup baik

dan efektif. Seluruh indikator mencapai target, bahkan melampaui target yang ditetapkan di TA

2017. Adapun hal-hal yang mendukung dan upaya Biro Keuangan dan BMN dalam pencapaian

target adalah:

1. Pelaksanaan proses likuidasi aset di lingkungan Kementerian Kesehatan dengan

mengoptimalkan dasar hukum yaitu Surat Edaran Sekretariat Jenderal Nomor

HK.03.03/II/345/2016 tanggal 18 Februari 2016 tentang Pelaksanaan Likuidasi di

lingkungan Kementerian Kesehatan;

2. Sosialisasi kebijakan-kebijakan terkait tata laksana keuangan, perbendaharaan dan

penyusunan laporan keuangan baik BLU maupun Non BLU yang berkesinambungan;

3. Koordinasi dengan unit organisasi yang memiliki kewenangan untuk

menyelenggarakan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM bidang

pengelolaan keuangan dan anggaran;

4. Memberikan reward kepada satker untuk kategori satker dengan pengelolaan anggaran

terbaik di lingkungan Kementerian Kesehatan;

5. Sosialisasi intensif beberapa peraturan terkait pengelolaan BMN kepada satker di

lingkungan Kementerian Kesehatan baik tentang pelimpahan wewenang pengguna

barang, inventarisasi BMN ataupun RKBMN. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.02.02/MENKES/558/2016 tentang Pelimpahan sebagian wewenang Menteri

Kesehatan selaku Pengguna Barang dalam Pengelolaan Barang Milik Negara di

lingkungan Kementerian Kesehatan;

6. Sosialisasi kepada satker di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam percepatan

proses revaluasi aset BMN

7. Pelatihan dan sertifikasi PBJ yang secara simultan dilaksanakan setiap tahunnya untuk

meningkatkan kualitas SDM pelaksana PBJ

8. Dilaksanakannya workshop monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa

9. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pra DIPA 2017, e katalog dan lelang cepat

Page 43: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

33

Namun demikian masih ada permasalahan yang terjadi yaitu :

1. Indikator Pertama

a. Kurangnya kualitas SDM dalam bidang akuntansi

b. Sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan sangat dekat waktunya dengan

jadwal rekon.

c. Adanya rotasi pengelola keuangan yang terlalu sering di beberapa satuan kerja

d. Kesalahan Penggunaan akun dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran

2. Indikator Kedua

a. Pendelegasian wewenang yang memungkinkan Satker melakukan Penetapan Status

Penggunaan di KPKNL Setempat.

b. Petugas SIMAK BMN baru dan belum berpengalaman sehingga terhambat dan atau

salah kewenangan pengajuan usulan PSP

c. Data dukung yang tidak lengkap

d. Anggaran untuk monitoring terhadap Satker yang capaian PSP nya rendah sangat

terbatas sehingga tidak semua Satker terpapar regulasi-regulasi baru mengenai PSP

3. Indikator Ketiga

a. Perencanaan dan pelaksanaan PBJ Pra DIPA masih belum optimal

b. Pembaharuan aplikasi RUP oleh LKPP yang menghambat pengisian RUP oleh

satker pada Triwulan I tahun 2017

c. Terlambatnya pelaksanaan PBJ yang disebabkan oleh terlambatnya penyiapan

dokumen PBJ dan kualitas dokumen PBJ

d. Pembahasan e catalogue bidang kesehatan di LKPP memakan waktu yang cukup

lama dikarenakan LKPP memerlukan bantuan teknis dari kementerian terkait

Saran atau usulan kedepan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu:

1. Indikator Pertama

a. Memaksimalkan ketersediaan anggaran pada DIPA Biro Keuangan dan BMN untuk

kegiatan peningkatan kemampuan penyusun Laporan Keuangan

b. Pelaksanaan review RKAKL dan LK mulai dari level satker sampai dengan

Kementerian pada setiap periode pelaporan keuangan

c. Penyusunan dan sosialisasi Pedoman Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan

d. Rapat koordinasi dengan APIP, DAPK Kementerian Keuangan setiap triwulan

2. Indikator Kedua

a. Melakukan pertemuan tingkat satker dan sosialisasi regulasi-regulasi serta kebijakan

menyangkut proses usulan PSP

Page 44: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan

34

b. Melakukan pendampingan kepada satker yang tingkat capaian realisasi PSP nya

masih rendah

c. Membuat aplikasi yang berisi template PSP sehingga memudahkan Petugas SIMAK

untuk mengusulkan PSP serta mengurangi tingkat kesalahan usulan PSP

3. Indikator Ketiga

a. Berkoordinasi dengan LKPP untuk mengurangi updating aplikasi SIRUP di awal

tahun anggaran;

b. Membuat surat edaran dan koordinasi mengenai pengadaan barang/jasa melalui

proses lelang Pra DIPA kepada seluruh satuan kerja dan Unit Organisasi di

lingkungan Kemenkes;

c. Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ (KPA, PPK, PP

dan Pokja ULP) di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi lelang ulang dan proses

gagal lelang.

Page 45: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan

NO INDIKATOR CAPAIAN PERMASALAHAN REKOMENDASI

Kurangnya kualitas SDM dalam bidang akuntansi Memaksimalkan ketersediaan anggaran pada DIPA Biro Keuangan dan BMNuntuk kegiatan peningkatan kemampuan penyusun Laporan Keuangan

Sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan sangat dekat waktunya dengan jadwal rekon.

Pelaksanaan review RKAKL dan LK mulai dari level satker sampai dengan Kementerian pada setiap periode pelaporan keuangan

Rotasi pengelola keuangan yang terlalu sering Penyusunan dan Sosialisasi Pedoman Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan

Kesalahan Penggunaan akun dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran Rapat koordinasi dengan APIP, DAPK Kementerian Keuangan setiap triwulan

Pendelegasian wewenang yang memungkinkan Satker melakukan Penetapan Status Penggunaan di KPKNL Setempat

Melakukan pertemuan tingkat satker dan sosialisasi regulasi-regulasi sertakebijakan menyangkut proses usulan PSP

Petugas SIMAK BMN baru dan belum berpengalaman sehingga terhambat dan atau salah kewenangan pengajuan usulan PSP

Melakukan pendampingan kepada satker yang tingkat capaian realisasi PSP nyamasih rendah

Data dukung yang tidak lengkap

Anggaran untuk monitoring terhadap Satker yang capaian PSP nya rendah sangat terbatas sehingga tidak semua Satker terpapar regulasi-regulasi baru mengenai PSPPembaharuan aplikasi RUP oleh LKPP yangmenghambat pengisian RUP oleh satker pada Triwulan Itahun 2017

Koordinasi dan bersurat kepada LKPP untuk mengurangi updating aplikasiSIRUP di awal tahun anggaran

Adanya kebijakan efisiensi anggaran berdampak padaterjadinya lelang ulang dan tidak terlaksana

Membuat surat edaran dan koordinasi mengenai pengadaan barang/jasa melaluiproses lelang Pra DIPA kepada seluruh satuan kerja dan Unit Organisasi dilingkungan Kemenkes

Terlambatnya pelaksanaan PBJ yang disebabkan olehterlambatnya penyiapan dokumen PBJ dan kualitasdokumen PBJ

Membuat atau mengembangkan aplikasi PBJ untuk pemantauan dan evaluasipelaksanaan PBJ

Perencanaan dan pelaksanaan PBJ Pra DIPA masihbelum optimal

Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ (KPA, PPK,PP dan Pokja ULP) di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi lelang ulang danproses gagal lelang.

Pembahasan e catalogue bidang kesehatan di LKPPmemakan waktu yang cukup lama dikarenakan LKPPmemerlukan bantuan teknis dari kementerian terkait.

3 Persentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement) sesuai ketentuan 98%

MATRIKS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TAHUN 2017BIRO KEUANGAN DAN BMN

1

Presentase Satker yang menyampaikan Laporan Keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) untuk mempertahankan WTP

100%

2Persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan

85%Membuat aplikasi yang berisi template PSP sehingga memudahkan Petugas SIMAK untuk mengusulkan PSP serta mengurangi tingkat kesalahan usulan PSP

Page 46: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan
Page 47: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan
Page 48: LAPORAN I(INER]A INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017rokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/LAKIP/LAKIP_ROKEUBMN_2017.pdf · Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan