Laporan ITPer

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM MK ILMU TANAMAN PERKEBUNAN (AGH 341)Pemeliharaan TM Kelapa Sawit

Oleh:Kelompok 101. Renaya Azima Sani A241101752. Lara WulandariA241101853. Ridho Muhammad A241200494. Wiwi WildasariE441200745. Monicha S. HarniH341100096. Elga FernandaH34110031

Asisten Praktikum:Rahma LatifahA24100175Rizki Caesar UtamaA24100192

Dosen Pembimbing Praktikum: Ahmad Junaedi

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURAFAKULTAS PERTANIANINSTITUT PERTANIAN BOGOR2014PENDAHULUAN

Latar Belakang Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi pertanian terpenting bagi Indonesia, baik dilihat dari devisa yang dihasilkan maupun bagi pemenuhan akan kebutuhan minyak nabati di dalam negeri. Sasaran utama yang harus dicapai dalam mengusahakan perkebunan kelapa sawit adalah memperoleh produksi maksimal dan kualitas minyak yang baik dengan biaya yang efisien. Produktivitas yang telah dicapai oleh perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini harus terus ditingkatkan dan dipertahankan dengan suatu pengelolaan yang baik seperti pada kegiatan pemeliharaan (Manurung et al. 1991) Periode tanaman menghasilkan (TM) merupakan periode dari umur fisiologis tanaman yang sudah mendapatkan hasil panen meskipun secra fisiologis tanaman kemungkinan akan terus produktif dalam waktu yang lebih lama tetapi dalam pengusahaan tanaman secara komersial pada masa TM dibatasi hanya sampai umur tanaman tersebut masih layak secara ekonomi untuk dieksploitasi. Rata-rata pertumbuhan tanaman kelapa sawit di lapangan normal dapat dikatakan sudah memasuki periode TM atau TM-1 sejak tahun ke-3 setelah tanam. Tanaman kelapa sawit akan mempunyai produktivitas yang sudah rendah dan batang yang sudah terlalu tinggi apabila telah berumur 25-30 tahun setelah tanam. Sasaran pemeliharaan TM diantaranya memacu pertumbuhan daun dan buah yang seimbang. Mempertahankan buah agar mencapai kematangan yang maksimal, dan menjaga kesehatan tanaman kelapa sawit. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut, diantaranya dengan melakukan pengendalian gulma, penunasan, sanitasi tanaman, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit (Kiswanto et al. 2008). Selain hal tersebut, pengamatan phlotaxy dan simulasi pengambilan contoh daun juga merupakan kegiatan yang diperlukan dalam pemeliharaan TM. Hal ini dikarenakan pengambilan contoh daun dapat dijadikan pedoman untuk menganalisis unsur hara daun.

TujuanMelakukan pemeliharaan tanaman meliputi: sanitasi tanaman, pengendalian gulma bokoran dan gawangan serta pemupukan. Mengamati phylotaxi contoh daun untuk analisis hara daun dan menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pemeliharaan TM kelapa sawit.

TINJAUAN PUSTAKAPersiapan Kebun Memasuki Masa TM Persiapan kebun telah memasuki masa TM diawali dengan kegiatan kastrasi dan pembuatan tempat pengumpulan hasil (TPH).Pembuatan Pasar pikul Pasar pikul merupakan jalan yang digunakan untuk mengantarkan buahsawit yang sudah dipanen ke Tempat Pemungutan Hasil (TPH) serta untuk memudahkan kegiatan pemeliharaaan lainnya. Fungsi pasar pikul tersebut mendorong untuk dilakukannya kegiatan pemeliharaan agar pasar pikul tetap berada dalam kondisi baik dan siap pakai. Kegiatan pemeliharaan yang harusdilakuakan adalah membersihkan vegetasi/gulma yang berada di areal pasar pikul baik secara manual maupun secara kimia. Pemeliharaan umumnya dilakukan dalam empat rotasi selama satu tahun, tiga rotasi dengan manual yaitu satu kali setiap tiga bulan dan satu rotasi dengan kimia. Pasar pikul dapat dibuat dalam beberapa sistem, salah satunya dengansistem 2 : 1. Sastrosayono (2007) menjelaskan bahwa pembuatan pasar pikul sistem 2 : 1 adalah dari 2 gawangan terdapat 1 pasar pikul dengan uraian 1sebagai pasar pikul dan satu lagi sebagai gawangan mati, lebar pasar pikul antara1 1,5 mendongkel seluruh anak kayu dan keladi keladi yang tumbuhdigawangan, membabat gulma yang digawangan dan membabat tidak boleh bersamaan waktu dengan dongkel anak kayu. Kegiatan dongkel anak kayu dilakukan untuk mencegah persaingan penyerapan unsur hara antara tanaman intidengan gulma pengganggu. Dalam kegiatan mendongkel diharuskan akar benar- benar terangkat agar mati. Tujuan dari pembuatan TPH yaitu memudahkan dalam perhitungan jumlah janjang yang telah di panen, mempermudah dalam proses pengangkutan buah.Pembuatan TPH dalam suatu blok dilakukan ketika tanaman akan memasuki masa produksi. Pembuatan TPH dilakukan dengan cara : Meratakan tanah yang akan di buat TPH, bentuk dari TPH yaitu: persegi panjang dengan ukuran panjang 4 m & lebar 2m.Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) Pemeliharaan tanaman meliputi pengendalian gulma, penunasan, sanitasi tanaman, membentuk piringan (bokoran), pemupukan, pemangkasan daun serta pengendalian hama dan penyakit.Pengendalian Gulma Pengendalian gulma bertujuan untuk menghindari terjadinya persaingan antara tanaman kelapa sawit dengan gulma dalam pemanfaatan unsur hara, air dan cahaya. Selain itu pengendalian gulma juga bertujuan untuk mempermudah kegiatan panen. Contoh gulma yang dominan di areal pertanaman kelapa sawit adalah Imperata cylindrica, Mikania micrantha, Cyperus rotundus, Otochloa nodosa, Melostoma malabatricum, Lantana camara, Gleichenia linearis dan sebagainya. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara penyiangan di piringan (circle weeding), penyiangan gulma yang tumbuh di antara tanaman LCC, membabat atau membongkar gulma berkayu dan kegiatan buru lalang (wiping).Penunasan Penunasan merupakan kegiatan pembuangan daun daun tua yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. Penunasan biasa juga disebut dengan pemangkasan. Pemangkasan bertujuan untuk memperbaiki udara di sekitar tanaman, mengurangi penghalangan pembesaran buah dan kehilangan brondolan,dan memudahkan pada saat kegiatan pemanenan dilakukan. Suyatno (1994) menyatakan bahwa tanaman kelapa sawit yang berumur 3 8 tahun memiliki jumlah pelepah optimal sekitar 48 56 pelepah, sedangkan yang berumur lebihdari 8 tahun jumlah pelepah optimalnya sekitar 40 48 pelepah. Tanaman menghasilkan kelapa sawit dilakukan penunasan, hal ini memiliki banyak manfaat, antara lain sanitasitanaman, memudahkan panen, menghindari tersangkutnya brondolan di pelepah,memperlancar penyerbukan alami, memudahkan pengamatan buah, dan efisiensi distribusi fotosintat untuk pembungaan dan pembuahan.Kegiatan penunasan membutuhkan alat bantu. Penunasan dapat dilakukandengan alat dondos dodos (cnisel ) pada tanaman yang masih pendek, sedangkan pada tanaman yang sudah tinggi menggunakan alat yang disebut dengan egrek. Prinsip kerja penunasan adalah memotong pelepah daun yang terbawah. Pemotongan pelepah menggunakan alat yang disebut egrek (gambar terlampir). Cara pemotongannya adalah memotong pelepah daun terbawah dengan meninggalkan bagian pangkal pelepah sepanjang 2 3 cm atau selebar tandan buah sawit. Pelepah daun juga dapat dipotong rapat ke batang atau dengan berkas daun potongan berbentuk tapal kuda yang membentuk sudut 3o terhadap garis horizontal. Pelepah yang telah dipotong dikumpulkan dan disusun digawangan mati, terutama pada areal datar atau pelepah daun yang telah ditunas dipotong menjadi tiga bagian dan diletakkan teratur membentuk gundukan padagawangan mati. Umumnya penunasan dilakukan dengan menggunakan norma songgo dua. Sanitasi berupa penunasan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 tahun dengan rotasi dua kali dalam setahun.Membentuk Piringan (Bokoran)Piringan adalah areal di sekitar pokok kelapa sawit yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari 1-2 m yang harus bebas dari gulma. Pekerjaan membasmi dan membersih rumput (gulma) yang tumbuh di piringan pokok termasuk tunggul dan kayu (Risza,2010). Piringan dilakukan di sekitar lahan tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk agar efisien diserap tanaman. Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya buah kelapa sawit. Kondisi piringan senantiasa bersih dari gangguan gulma. Pemeliharaan piringan juga bertujuan antara lain untuk:a. Mengurangi kompetisi gulma terhadap tanaman dalam penyerapan unsur hara, air,dan sinar matahari.b. Mempermudah pekerja untuk melakukan pemupukan dan kontrol di lapangan bagi tanaman yang ditanam.Sekali pun kelapa sawit termasuk tanaman keras. Pohon sawit tetap memerlukan perawatan dan pemupukan. Perawatan di sini adalah teknik piringan pada tanaman kelapa sawit agar buah dalam tandan tidak terganggu hama. Sehingga dengan dilakukan pembuatan piringan maka pemberian pupuk akan maksimal diserap bagi tanaman.Pemupukan Pemupukan pada kelapa sawit harus mempertimbangkan banyak faktor, diantaranya : jumlah hara yang diserap tanaman, hara yang dikembalikan, hara yang hilang dari zona perakaran, dan hara yang terangkut panen, serta kemampuan tanah menyediakan hara (Arsyad,2012). Kebanyakan tanaman yang menderit kekurangan unsur hara yaitu gizi menunjukkan berbagai gejala, beberapa pertumbuhan mempengaruhi serius, tetapi itu jarang bahwa kekurangan gizi membunuh tanaman (Luz,2008).Pada tanaman muda akar serabut kelapa sawit berada di dalam piringan. Pada tanaman tua dimana kanopi tanaman sudah saling bersentuhan dan tumpukan pelepah sudah banyak,akar serabut kelapa banyak terdapat ditumpukan pelepah (Lumbangaol,2008). Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N, P, K, Mg dan B (Urea, TSP, KCl, Kiserit dan Borax). Pemupukan tambahan dengan pupuk Borax pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax (Boron deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit. Dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan umur tanaman atau sesuai dengan anjuran Balai Penelitian Kelapa Sawit.Tabel 2. Dosis pemupukan pada tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan

Pupuk N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir luar piringan. Pupuk P, K dan Mg harus ditaburkan merata pada jarak 1-3 m dari pokok. Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30-50 cm dari pokok. Waktu pemberian pupuk sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September-Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan pada akhir musim hujan (Maret-April) untuk pemupukan yang kedua. Untuk tanaman yang belum menghasilkan, yang berumur 0-3 tahun, dosis pemupukan per pohon per tahunnya.Tabel 3. Dosis pemupukan pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan

Pupuk N, P, K, Mg, B ditaburkan merata dalam piringan mulai jarak 20 cm dari pokok sampai ujung tajuk daun. Waktu pemupukan sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September-Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan pada akhir musim hujan (Maret-April) untuk pemupukan yang kedua.Pemangkasan Daun Pemangkasan daun bertujuan untuk memperoleh pohon yang bersih dengan jumlah daun yang optimal dalam satu pohon serta memudahkan pamanenan. Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur/tingkat pertumbuhan tanaman. Macam-macam pemangkasan:1. Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukan terhadap tanaman yang berumur 16-20 bulan dengan maksud untuk membuang daun-daun kering dan buah buah pertama yang busuk. Alat yang digunakan adalah jenis linggis bermata lebar dan tajam yang disebut dodos.2. Pemangkasan produksi, yaitu pemangkasan yang dilakukan pada umur 20-28 bulan dengan memotong daun-daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen. Daun yang dipangkas adalah songgo dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling menumpuk satu sama lain), juga buah-buah yang busuk. Alat yang digunakan adalah dodos seperti pada pemangkasan pasir.3. Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan setelah tanaman berproduksi dengan maksud membuang daun-daun songgo dua sehingga setiap saat pada pokok hanya terdapat daun sejumlah 28-54 helai.Sisa daun pada pemangkasan ini harus sependek mungkin, agar tidak mengganggu kegiatan panen.

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman kelapa sawit tergolong tanaman kuat. Walaupun begitu tanaman ini juga tidak luput dari serangan hama dan penyakit, baik yang kurang membahayakan maupun yang membahayakan. Sebagian besar hama yang menyerang adalah golongan insekta atau serangga. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman sawit umumnya disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Kegiatan pengamatan pemeliharaan tanaman menghasilkan (TM) kelapa sawit dilakukan di kebun percobaan Cikabayan University Farm, Institut Pertanian Bogor. Waktu pelaksanaan yaitu pukul 07.00 WIB 10.00 WIB tanggal 12 Maret 2014.Bahan dan AlatBahan yang digunakan ialah empat tanaman kelapa sawit TM-2 (tahun tanam 2010), 2 kg pupuk urea, 2 kg pupuk SP-18, 2 kg pupuk KCl, dan 400 g pupuk Kieserit , serta label simulasi.Alat yang digunakan ialah 4 buah sabit, 2 buah cangkul, timbangan, dan 1 buah ember.Metode Kerja Setiap TM kelapa sawit dilakukan sanitasi tanaman dan kebun, pengendalian gulma pada piringan, dan pemupukan. Sanitasi tanaman dan kebun dilakukan dengan penunasan pelepah kering dari tiap pokok tanaman dengan dodos atau sabit. Pokok tanaman kelapa sawit dibersihkan dari buah busuk dan brondolan atau anakan yang menyangkut di batang. Serasah atau pelepah kering dan buah busuk yang telah dibersihkan tadi ditumpuk di gawangan mati. Sampah plastik di sekitar areal juga dibersihkan. Piringan dibuat dengan jari-jari 2 m dari pokok tanaman kelapa sawit. Dibuat teras tapal kuda pada piringan yang terletak pada aeal yang miring dan piringan dibersihkan dari gulma dan brondolan serta anakan kelapa sawit dengan kondisi W0. Setelah pembuatan piringan dilakukan pengendalian gulma secara manual dengan kriteria W0 pada piringan dan W2 pada gawangan. Gulma berkayu didongkel sehingga gawangan dalam kondisi bebas dari gulma berkayu. Seasah gulma ditumpukkan pada gawangan mati. Pemupukan dilakukan dengan dosis yang sama untuk tiap pokok tanaman kelapa sawit yakni 500 g urea, 500 g SP-18, 500 g KCl dan 100 g Kieserit (mengandung 26%MgO dan 22% S). Puouk urea ditabur di piringan bagian dalam dan pupuk SP-18, KCl serta Kieserit di piringan bagian luar. Setelah keempat pekerjaan diatas selesai dilakukan simulasi pengambilan contoh daun untuk analisis hara. Phylotaksi daun kelapa sawit digambarkan dan ditunjukkan daun ke-17 kepada asisten dan daun tersebut ditandai pada gambar philotaksi. Waktu mulai dan waktu selesai setiap kegiatan pemeliharan dicatat untuk menghitung prestasi kerja.

HASIL DAN PEMBAHASANKegiatan yang dilakukan pada praktikum ke empat ini ialah melakukan pemeliharaan tanaman kelapa sawit meliputi sanitasi tanaman, pengendalian gulma bokoran dan abangan serta pemupukan.Tunasan atau sanitasi tanaman berarti membuang memangkas daun yang berada di bawah buah. Tunasan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.1. Membersihkan tanaman supaya polen mudah membuahi putik (bunga betina)2. Memudahkan pekerja untuk mengambil atau memotong buah yang sudah rusak3. Secara fisiologis, daun-daun yang sudah tua di bagian bawah tidak efektif lagi untuk melakukan fotosintesis.Tunasan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :a. Tunasan PasirTunasan pasir ialah tunasan yang dilakukan pertama kali, saat tanaman kelapa sawit berumur dua tahun setengah sejak di tanam di lapangan. Tunasan pasir dilakukan dengan cara memotong seluruh daun yang letaknya paling bawah sebanyak satu atau lingkarb. Tunasan SelektifTunasan selektif dilakukan setelah tunasan pasir ketika tanaman berumur 3-5 tahun. Tanaman yang di tunas adalah tanaman kelapa sawit yang mempunyai tandan buah hampir masak, tingginya sekitar 90 cm dari tanah. c. Tunasan UmumTunasan umum dilakukan setelah tunasan selektif. Tunasan umum dilakukan 9 bulan sekali di semua kebun tanaman kelapa sawit.

Pengendalian GulmaGulma di perkebunan kelapa sawit harus dikendalikan supaya secara ekonomi tidak berpengaruh secara nyata terhadap hasil produksi. Adanya gulma di perkebunan kelapa sawit akan merugikan. Alasannya, gulma akan menghambat jalan para pekerja (terutama gulma-gulma yang berduri), gulma menjadi pesaing tanaman kelapa sawit dalam menyerap unsur hara dan air, serta kemungkinan gulma menjadi tanaman inang bagi hama atau penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit. Jenis-jenis gulma di perkebunan kelapa sawit adalah krisan, miana scandens, euthorium (babandotan), melastoma (harendong), pakis kawat, pakis gajah, keladi, dan alang-alang. Alang-alang dapat diberantas dengan pestisida sistemik, gulma lain dapat diberantas dengan pestisida kontak. Pengendalian gulma dilakukan tergantung pada banyaknya gulma yang ada di areal perkebunan, bisa setiap bulan 2 bulan sekali atau 3 bulan sekali.Pemupukan Pemupukan tanaman ialah proses penambahan unsur hara pada dan perbaikan struktur tanah serta penggantian unsur-unsur hara yang hilang diserap/diangkut oleh tanaman. Tujuannya agar tanaman dapat tumbuh subur dan seragam serta memberikan produksi yang optimum, meningkatkan daya tahan dan kesuburan tanah.Pemupukan pada taman kelapa sawit harus dilakukan dengan tepat jenis, waktu dan dosis. Tepat jenis artinya jenis pupuk yang diberikan sesuai dengan tanaman yaitu mencakup pupuk Urea, SP-18, KCl dan kiserit. Tepat waktu artinya pupuk diberikan pada waktu yang tepat. Oleh karena itu mengetahui masa kritis tanaman kelapa sawit menjadi penting untuk kita ketahui agar pemberian hara pada waktu yang diperlukan dapat terpenuhi karena kebutuhan unsur hara pada tanaman kelapa sawit pada setiap fase pertumbuhannya berbeda-beda. Tepat dosis artinya, jumlah pupuk yang diberikan harus sesuai jumlahnya dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Unsur hara minimal adalah indikator terpenuhinya hara pada tanaman, sehingga keseimbangan kebutuhan pupuk harus diperhatikan.Fungsi dan peranan setiap unsur hara terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kelapa sawit sebagai berikut :Nitrogen berfungsi untuk membentuk protoplasma sel, asam amino, protein, Amida, alkaloid dan klorofil. Kekurangan nitrogen akan menurunkan aktivitas metabolisme tanaman. Fosfor berfungsi dalam proses fisiologis tanaman, baik yang menyangkut pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Fosfor merupakan komponen utama asam nukleat. Kekurangan fosfor akan menghambat pertumbuhan, melemahkan jaringan, memperlambat proses fisiologis. Kalium berfungsi dalam proses fisiologi seperti fotosintesis dan respirasi banyak dipengaruhi oleh unsur kalium. Magnesium merupakan unsur utama pembentuk klorofil dan berperan dalam sistem kerja enzim.Waktu yang baik untuk pemupukan adalah ketika tidak musim hujan. Agar penyerapan pupuk dapat teroptimalkan, sedangkan apabila dilakukan pada musim hujan pupuk akan tercuci dan pemupukanpun tidak optimal. Pada saat memberikan pupuk, yang dapat menyerap hara tidak hanyatanaman tetapi juga gulma yang ada di sekitar piringan dan tanaman. Oleh karena itusebelum melakukan pemupukan, piringan dan areal di sekitar tanaman dibersihkan dari gulma.Piringan atau bokoran harus dibersihkan dari gulma agar pupuk yang diberikan tidakdiserap gulma. Pemeliharaan piringan juga dilakukan untuk memperlebar radius piringan sesuaiperkembangan tajuk. Selain itu, piringan yang bersih akan mempermudah pemanenanMengamati phylotaksi daunPemilihan contoh daun dilakukan dengan tahap seperti berikut :1. Daun diambil dari pelepah ke 172. Perhitungan daun ke 17 dilihat dari pucuk daun yang telah terbuka sempurna kemudian turun dua tingkat dari daun pertama tersebut. Tujuan membuat teras tapal kuda di antaranya adalah Pembuatan teras tapal kuda bertujuan untuk mengurangi bahaya erosi dan menahan air agar tidak langsung mengalir ke bawah sehingga air yang tertampung pada teras tapal kuda dapat diserap oleh tanaman, Memudahkan pekerjaan dalam perawatan dan pemeliharaan tanaman kelapa sawit sehingga akan meningkatkan prestasi kerja dan meningkatkan efisiensi serta menekan biaya operasional, Memudahkan pekerjaan saat pemanenan karena lebih mudah dalam pengangkutan buah yang telah di panen. Apabila pada lahan yang tipologi lahannya curam, akan menyulitkan pemanenan karena buah yang jatuh akan menggelinding dan akan merusak kualitas buah tersebut dan Menjaga agar buah yang di panen terutama brondolan agar tidak hilang terlalu banyakKriteria gulma (W0, W1, W2) di berikan untuk mempertimbangkan jenis gulma dan posisi keberadaan gulma. Sehingga dengan pemberian kriteria ini perlakuan terhadap gulma juga dapat ditentukan sesuai dengan lokasi tumbuhnya.Dimana, W0 daerah yang bersih dari gulma dan LCC yaitu piringan dan jalan. Piringan dan jalan merupakan tempat menebarkan pupuk dan tempat pekerja memanen sehingga lokasi ini harus bersih dari gulma. W1 murni LCC pada abangan sampai tahun ke-2 TM dan W2 pada areal hanya boleh tumbuh LCC dan rumput lunak.Pelepah kering harus dibersihkan agar memudahkan pekerja dalam memelihara tanaman kelapa sawit. Pelepah yang bayak duri akan menghambat dan menyulitkan pekerjaan. Pelepah-pelepah yang mengering ditempatkan khusus di abangan mati agar terurai menjadi pupuk kompos bagi tanaman kelapa sawit. Buah kelapa sawit yang busuk harus dibersihkan dari pokok tanaman kelapa sawit karena buah kelapa yang busuk biasanya tempat berkembang biaknya hama dan penyakit. Strategi Pemupukan Ada lima konsep pemupukan kelapa sawit yang benar dan baik dalam melakukan pemupukan kelapa sawit yaitu : Tepat dosisTepat dosis adalah dosis yang diberikan kepada tanaman kelapa sawit sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur tanaman kelapa sawit. Pada tanaman kelapa sawit TBM dan TM diagnosis secara visual dan secara kimia, yakni analisis tanah dan analisis daun.

Tepat jenisTepat jenis berarti pupuk yang diberikan harus tepat jenisnya. memilih kombinasi jenis pupuk berdasarkan komposisi unsur hara utama dan tambahan, memilh berdasarkan sifat kelarutan, dan sifat tanahnya

Tepat tempatTempat yang baik untuk menabur pupuk kelapa sawit adalah piringan dan gawangan dengan syarat piringan atau gawangan dalam kondisi yang bersih dari gulma.

Tepat caraTepat cara berarti pupuk yang diberikan pada tanaman kelapa sawit harus sesuai dengan cara yang benar. Pemupukan ditentukan berdasarkan jenis pupuk, umur tanaman, dan jenis tanah

Tepat waktuWaktu sangat menentukan efektifitas pemupukan tanaman kelapa sawit. Jika pemupukan tanaman kelapa sawit dipupuk tidak sesuai dengan waktunya akan mengakibatkan kelapa sawit tidak berkembang secara sempurna.

Analisis DaunBudidaya tanaman kelapa sawit secara umum bertujuan untuk mendapatkan hasil produksi tandan yang kelapa sawit secara optimal sesuai dengan potensi dan umur tanaman tersebut. Untuk mencapai hasil produksi yang optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pemeliharaan. Pemeliharaan kelapa sawit dilakukan dengan cara menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhannya. Selain itu pemeliharaan juga dilakukan dengan melakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan dengan tujuan menambah kandungan unsur hara di dalam tanah sehingga dapat terserap dan digunakan oleh tanaman dengan efektif sesuai dengan kebutuhannya. Untuk mengetahui kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dapat dilakukan dengan cara pengambilan contoh daun kelapa sawit.Pengambilan contoh daun merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan secara rutin setiap satu tahun sekali dengan tujuan mengetahui status terakhir kandungan unsur hara yang ada di dalam tanaman. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu dasar untuk menentukan dosis pupuk per tanaman. Kesalahan didalam pengambilan contoh daun akan mengakibatkan pada kesalahan rekomendasi pupuk. Daun yang dijadikan sebagai sampel adalah daun ke-17 karena pada daun ke-17 dapat menggambarkan hara pada tanaman.Pengambilan sampel harus dilakukan pada daun ke-17 namun jika keadaan tanaman menghasilkan daun ke-17 rusak maka dapat diganti dengan daun ke-9 untuk seluruh pohon tersebut. Pada tanaman muda, daun ke-17 kadang-kadang tidak dalam keadaan baik, maka dapat diambil daun ke-9, dan kalau tanaman masih sangat muda yang berumur 2-3 tahun, maka dapat diambil daun ke-3. Analisa daun pada TBM tidak dilakukan, kecuali untuk keperluan khusus seperti untuk percobaan atau adanya sebab-sebab tertentu.Daun ke-9 maupun 17 ditentukan dengan memperhatikan susunan letak daun dapat ditentukan dengan pedoman sebagai berikut Daun ke-1 adalah daun termuda yang helai daunnya telah mekar seluruhnya dan jarak antar helai daun yang lain sudah jelas tampak pada pangkal pelepah. Daun ke-3 letaknya 274 derajat dari daun pertama. Derajat sudut ini dihitung dari daun pertama kea rah kiri pada tanaman yang mempunyai pusingan spiral ke kanan dan dihitung kea rah kanan pada tanaman yang mempunyai pusingan spiral ke kiri. Daun ke-9 letaknya dibawah daun ke-1 agak ke sebelah kiri pada pusingan kanan dan agak ke sebelah kanan pada pusingan spiral kiri. Daun ke-17 letaknya dibawah daun ke-9 agak kesebelah kiri pada pusingan spiral kanan dan agak ke sebelah kanan pada pusingan spiral kiri.Kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pemeliharaan TM kelapa sawitKegiatan yang dilakukan untuk pemeliharaan TM kelapa sawit adalah pembuatan piringan, pengendalian gulma dan pemupukan. Adapun rincian kebutuhan tenaga kerja per aktifitas adalah sebagai berikut Pembuatan piringanJumlah tenaga kerja: 6 orangWaktu : 50 menit = 0,833 jamPerhitungan TK: 0,833 jam x 6 orang x (1 HOK / 7 jam): 0,714 HOKHOK/ha: (136/4) x 0,714 HOK = 24,276 HOKInterpretasiUntuk melakukan aktifitas pembuatan piringan sehari penuh dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 24,276 HOK

Pengendalian gulma Jumlah tenaga kerja: 6 orangWaktu : 15 menit = 0,25 jamPerhitungan TK: 0,25 jam x 6 orang x (1 HOK / 7 jam): 0,214 HOKHOK/ha: (136/4) x 0,214 HOK = 7,276 HOKInterpretasiUntuk melakukan aktifitas pengendalian gulma sehari penuh dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 7,276 HOK

PemupukanJumlah tenaga kerja: 6 orangWaktu : 10 menit = 0,16 jamPerhitungan TK: 0,16 jam x 6 orang x (1 HOK / 7 jam): 0,137 HOKHOK/ha: (136/4) x 0,137 HOK = 4.658 HOKInterpretasiUntuk melakukan aktifitas pemupukan sehari penuh dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 4,658 HOK

KESIMPULAN Pemeliharaan tanaman meliputi pengendalian gulma, penunasan, sanitasi tanaman, membentuk piringan (bokoran), pemupukan, pemangkasan daun serta pengendalian hama dan penyakit. Analisis daun digunakan sebagai penentuan pemberian unsur hara pada tanaman kelapa sawit, pelepah daun yang digunakan untuk analisis daun adalah pelepah ke-17 karena pada pelepah ke-17 dapat menggambarkan dengan jelas hara pada tanaman kelapa sawit.Kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pemeliharaan TM kelapa sawit untuk satu hektar adalah 36,21 HOK yang artinya untuk melakukan aktifitas pemeliharaan tanaman kelapa sawit dalam satu hari penuh dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 36,21 HOK

DAFTAR PUSTAKAKiswanto, Jamhari HP, Bambang W. 2008. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Lampung : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Arsyad AR. 2012. Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Potensi Produksi Untuk Meningkatkan Hasil Tandan Buah Segar (Tbs) Pada Lahan Marginal Kumpeh. Penelitian Universitas Jambi Seri Sains 14 (1): 29-36.Lumbangaol P. 2008. Rekomendasi Pupuk Kelapa Sawit.Sumatra: Rekomendasi kelapa sawit.Luz PB. 2008. Effect of Foliar and Substrate Fertilization on Lady Palm Seedling Growth and Development. Journal of Plant Nutrition (31): 13111318.Manurung A, Masra C dan Sjahrum L. 1991. Perkiraan Perkembangan Areal Kelapa Sawit dan Kebutuhan Bahan Tanaman dalam Pembangunan Jangka Panjang tahap kedua. Buletin Perkebunan Vol.22 No.4. Pusat Penelitian Perkebunan Medan.Risza S. 2010. Masa Depan Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.Sastrosayono S.2007. Budi Daya Kelapa Sawit. Jakarta: Agromedia Pustaka.

LAMPIRAN