20
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin, 26 November 2012 yang bertempat di Laboratorium Farmasi Universitas Pakuan Bogor Sistem sirkulasi memegang peranan penting terhadap metabolisme tubuh. Sistem sirkulasi berperan dalam homeostasis dengan berfungsi sebagai sistem transportasi tubuh. Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusi- kan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari morfologi dan denyut jantu-ng, mempelajari beberapa faktor yang mempengaruhi denyut jantung, mem-pelajari otomasi jantung, mempelajari asal denyut jantung, mempelajari sifat-sifat aliran darah dalam sistem pembuluh darah arteri, kapiler dan vena. Pada pengamatan Berat badan katak memiliki hubungan terbalik dengan kerja jantung. Denyut jantung mengalami perubahan denyut (cepat /lambat) ketika dipengaruhi rangsang berupa larutan ringer, air panas, air es. Kata kunci :Denyut jantung,Arteri,Arteriol,Kapiler,Vena,Otomasi Jantung,Konvergen, Divergen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Percobaan Mempelajari morfologi dan denyut jantung, mempelajari beberapa faktor yang mem-pengaruhi denyut jantung, mempelajari otomasi jantu-ng, mempelajari asal denyut jantung, mempelajari sifat- sifat aliran darah dalam sis-tem pembuluh darah arteri, kapiler dan vena. 1.2. Hipotesis Rumusan Masalah : a. Pengaruh temperatur dan zat kimia terhadap denyut jantung. b. Pengaruh pemberian larutan Ringer terhadap otomasi jantung dan asal denyutnya. c. Jenis-jenis pembuluh darah

Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin, 26 November 2012 yang bertempat di Laboratorium Farmasi Universitas Pakuan Bogor

Sistem sirkulasi memegang peranan penting terhadap metabolisme tubuh. Sistem sirkulasi berperan dalam homeostasis dengan berfungsi sebagai sistem transportasi tubuh. Pembuluh darah mengangkut dan mendistribusi- kan darah yang dipompa oleh jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Tujuan dari penelitian ini untuk mempelajari morfologi dan denyut jantu-ng, mempelajari beberapa faktor yang mempengaruhi denyut jantung, mem-pelajari otomasi jantung, mempelajari asal denyut jantung, mempelajari sifat-sifat aliran darah dalam sistem pembuluh darah arteri, kapiler dan vena. Pada pengamatan Berat badan katak memiliki hubungan terbalik dengan kerja jantung. Denyut jantung mengalami perubahan denyut (cepat /lambat) ketika dipengaruhi rangsang berupa larutan ringer, air panas, air es.

Kata kunci :Denyut jantung,Arteri,Arteriol,Kapiler,Vena,Otomasi Jantung,Konvergen, Divergen

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Tujuan PercobaanMempelajari morfologi dan denyut jantung, mempelajari beberapa faktor yang mem-pengaruhi denyut jantung, mempelajari otomasi jantu-ng, mempelajari asal denyut jantung, mempelajari sifat-sifat aliran darah dalam sis-tem pembuluh darah arteri, kapiler dan vena.

1.2. HipotesisRumusan Masalah :

a. Pengaruh temperatur dan zat kimia terhadap denyut jantung.

b. Pengaruh pemberian larutan Ringer terhadap otomasi jantung dan asal denyutnya.

c. Jenis-jenis pembuluh darah dan percabangannya

mempengaruhi sifat aliran darah.

d. Mengidentifikasi morfologi jantung.

1. Pengumpulan Data Alat dan Bahan:

Katak,larutan fisiologis 0,65 %, kapas, khloroform, pap-an berlubang, jarum sonde, jarum pentul, stoples, mik-roskop.

Metode kerja: Morfologi dan denyut

jantung. Katak dibius dengan khloro-

from atau katak deserebrasi. Letakkan katak telentang &

fiksasi kaki-kakinya pada papan fiksasi dengan jarum pentul. De-ngan sebuah pinset jepitlah kulit bagian dada kemudian gunting arah kranial terus kearah lateral.

Lipat kulit keatas, potong tulang sternum dan klavikula

Page 2: Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

Dari rongga akan terlihat jantung yang masih berdenyut, bebaskan dari lapisan perikardium maka akan tampak bulbus arteriosus-nya.

Gambarlah bagian-bagian jantu-ng.

Amati kontraksi jantung, kontra-ksi otot jantung yang disebut sis-tole ditandai oleh warna pucat, relaksasi jantung disebut diastole ditandai dengan warna merah kecoklatan.

Pengaruh suhu dan zat kimia ter-hadap denyut jantung.

Basahi jantung dengan larutan Ringer (suhu kamar) hitunglah frekuensi denyutnya.

Dinginkan cairan ringer dengan dengan es yang tersedia sampai suhu 4-100C, teteskan beberapa tetes disekitar jantung, biarkan sebentar kemudian hitung freku-ensi denyutnya.

Perlakuan cairan ringer dingin berturut-turut diganti dengan ri-nger panas (40-500C), asetiklin, adrenalin.

Setiap pergantian perlakuan hen-daknya denyut jantung dinorma-lkan dulu dengan pemberian rin-ger suhu kamar.

Mempelajari otomasi jantung. Sediakan cawan petri yang diisi

larutan ringer suhu kamar. Jepitlah ujung ventrikel jantung

dan angkat keatas. Bebaskan jantung dari jaringan

sekitarnya, kemudian potong pe-mbuluh- pembuluh darah yang berhubungan dengan jantung se-jauh mungkin dari jantung.

Angkat jantung dan simpan diat-as cawan petri, jantung akan te-tap berdenyut, hitung frekuensi-nya.

Asal denyut jantung.

Letakkan jantung pada kertas sa-ring yang dibasahi dengan cairan ringer, amati denyut bagian-bag-ian jantung dan hitung lagi fre-kuensinya.

Dengan menggunakan pipet ya-ng berisi air dingin atau batang gelas dingin, tempelkan pada ba-gian sinus venosus, hitung freku-ensinya.

Ulangi hal tersebut diatas deng-an menempelkan pipet yang be-risi air panas atau batang gelas panas pada sinus venosus.

Setiap pergantian perlakuan nor-malkan denyut jantung dengan pemberian ringer suhu kamar.

Potong jantung pada batas atri-um ventrikel, hitung frekuensi potongan-potongan tersebut.

Sirkulasi pada pembuluh darah perifer.

Katak dibius dengan khloroform atau katak deserebrasi.

Bentangkan selaput renang pada papan berlubang dan jepitlah de-ngan jarum pentul

Amati dibawah mikroskop deng-an perbesaran 100x atau 450x

Identifikasi pembuluh darah ar-teri, kapiler & vena dengan cara memperhatikan ketebalan dindi-ng dan percabangan pembuluh, sifat aliran dan kecepatannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jantung sangat berperan penting dalam hubungannya de-ngan pemompaan darah ke selu-ruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah. Sirkulasi darah adalah sis-tem yang berfungsi dalam peng-angkutan dan penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen, karbondioksi-da, garam-garam, antibodi (keke-balan) dan senyawa N, dari tem-pat asal ke seluruh bagian tubuh sehingga diperlukan tekanan yang

Page 3: Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

cukup untuk menjamin aliran darah sampai ke bagian jaringan-jaringan tubuh (Afrianto, 2012).

Keefektifan kerja jantung dikendalikan oleh faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor ins-trinsik adalah sistem nodus, yang mengantarkan rambatan depolari-sasi dan pacu jantung (sinus spenosus ke bagian-bagian dari jantung. Meskipun kontraksi otot jantung tidak tergantung pada im-puls saraf tetapi laju kontraksinya dikendalikan oleh saraf otonom. Selain itu aktivitas jantung juga dipengaruhi oleh bermacam-mac-am bahan kimia, hormon, ion-ion, dan metabolit (Tim Dosen, 2012: hal 11).

sistem kardiovaskular terdiri dari jantung sebagai pemompa dan pembuluh darah sebagai saluran. Darah dipompakan oleh jantung ke dalam pembuluh darah dan ak-an disebarkan ke seluruh tubuh dan kemudian kembali lagi ke ja-ntung sebagai suatu sirkulasi (Ha-lwatiah, 2009: h. 42).

Otot jantung berbeda dari otot kerangka dalam hal struktur dan fungsinya. Untuk berkontrak-si otot jantung tidak memerlukan stimulus sebab otot jantung me-miliki sifat otomatis. Pada sel otot jantung dapat terjadi peristiwa de-polarisasi secara spontan tanpa ada stimulus. Selain itu otot jantu-ng juga memiliki sifat ritmis, peri-stiwa depolarisasi dan repolarisasi berjalan menurut irama tertentu (Susanto, 2012).

Jantung berongga ditemu-kan pada vertebrata. Jantung ini merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke ber-

bagai bagian tubuh. Jantung berta-nggung jawab untuk memperta-hankan aliran darah dengan ban-tuan sejumlah klep yang meleng-kapinya. Untuk menjamin kelang-sungan sirkulasi, jantung berkon-traksi secara periodik. Apabila ca-iran tubuh berhenti sirkulasi maka hewan mati (Isnaeni, 2006:178-179).

Otot jantung (cardiacmus-cle) vertebrata hanya ditemukan pada satu tempat yakni jantung. Seperti otot rangka, otot jantung berlurik. Perbedaan utama antara otot rangka dan otot jantung ada-lah dalam sifat membran dan lis-triknya. Sel-sel otot jantung mem-punyai daerah khusus yang dise-but cakram berinterkalar (interca-lateddisc), dimana persambungan longgar memberikan pengkopelan listrik langsung di antara sel-sel otot jantung. Dengan demikian su-atu potensial aksi yang dibang-kitkan pasa satu bagian jantung akan menyebar keseluruh sel otot jantung. Dengan demikian, suatu potensial aksi yang dibangkitkan pada satu bagian jantung akan me-nyebar ke seluruh sel otot jantung. Dan jantung akan berkontraksi. Sel-sel otot jantung tidak akan berkontraksi kecuali dipicu oleh impuls neuron motoris yang me-ngontrolnya. Akan tetapi, sel-sel otot jantung dapat membangkitk-an potensial aksinya sendiri, tanpa suatu input apapun dari sistem saraf. Membran plasma otot jan-tung mempunyai ciri pacu jantung yang menyebabkan depolarisasi berirama, yang memicu potensial aksi dan menyebabkan sel otot jantung tunggal untuk berdenyut bahkan ketika diisolasi dari jan-tung dan ditempatkan dalam biak-

Page 4: Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

an sel. Potensial aksi sel otot jant-ung berbeda dari potensial aksi sel otot rangka, yang bertahan sampai dua puluh kali lebih lama. Poten-sial aksi sel otot rangka hanya berfungsi sebagai pemicu kontrak-si dan tidak menguntrol durasi ko-ntraksi tersebut. Pada sel jantung durasi potensial aksi memainkan peranan penting dalam pengon-trolan durasi kontraksi (Campbell, 2004: h. 262).

Katak dan amfibia lainnya mempunyai jantung berbilik tiga, dengan dua atria dan satu ventri-kel. Ventrikel akan memompakan darah ke dalam sebuah arteri ber-cabang yang mengarahkan darah melalui dua sirkuit : pulmokutane-uscircuit mengarah ke jaringan pertukaran gas (dalam paru-paru dan kulit pada katak), dimana da-rah akan mengambil oksigen sem-bari mengalir melalui kapiler. Da-rah yang kaya oksigen kembali ke atrium kiri jantung, dan kemudian sebagian besar di antaranya dipo-mpakan ke dalam sirkuit sistema-tik. Sirkuit sistemik (systemiccir-cuit) membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh organ tubuh dan kemudian mengembalikan da-rah yang miskin oksigen ke atrium kanan melalui vena. Skema ini, yang disebut sirkulasi ganda (dou-blecirculation), menjamin aliran darah yang keluar ke otak, otot, dan organ-organ lain, karena da-rah itu dipompa untuk kedua kali-nya setelah kehilangan tekanan dalam hamparan kapiler pada paru -paru atau kulit (Campbell, 2004: h. 45).

Tugas jantung sebagai pompa darah dengan dua sistem sirkulasi yang terpisah. Sistem sir-kulasi yang lebih besar, meliputi

seluruh jaringan tubuh, sehingga untuk itu jantung memompa darah ke pembuluh nadi lewat aorta. Se-dangkan sistem sirkulasi yang lebih kecil, meliputi sirkulasi da-rah ke paru-paru (pulmonium), te-mpat dimana terjadi pertukaran udara (oksigenasi). Setelah kem-bali ke paru-paru darah yang kem-bali ke jantung itu merupakan da-rah bersih yang kaya akan zat as-am (oksigen). Untuk kemudian di-pompa oleh jantung keseluruh tu-buh. Setelah darah memberimak-an jaringan ke seluruh tubuh, ma-ka darah kembali ke jantung lewat pembuluh balik (vena), darah ini miskin akan zat asam. Darah ini kemudian dipompakan ke paru paru kembali untuk diperbaharui (dioksigenasi).

Cara kerja jantung pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi da-rah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memom-pa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi seca-ra bersamaan, dan kedua ventrikel juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.

Darah yang kehabisan ok-sigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke da-lam ventrikel kanan. Darah dari ventrikel kanan akan dipompa m-elalui katup pulmoner kedalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru . Darah akan mengalir mela-lui pembuluh yang sangat kecil

Page 5: Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

(kapiler) yang mengelilingi kan-tong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbon-dioksida yang selanjutnya dihem-buskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sir-kulasi pulmoner. Darah dalam at-rium kiri akan didorong menuju ventrikel kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil Percobaan

Macam percobaan Frekuensi denyut jantung/menit

Sesudah Sebelum Faktor temperatur pada frekuensi de-nyut Dingin Panas

59x/mnt61x/mnt

64 x/mnt64 x/mnt

Otomasi 31x/mnt 64 x/mnt

Asal denyut 29x/mnt 64x/mnt

Pendinginan Pada sinus ve-

nosus Pada ventrikel

30x/mnt 64 x/mnt

Pemanasan Pada sinus ve-

nosus Pada ventrikel

28x/mnt

23x/mnt

64 x/mnt

64 x/mnt

Pemotongan

Atrium+sinus venosus

ventrikelMati Mati

Jenis pembuluh darah

Percabangan Sifat aliran

Arteri Divergen CepatArteriol Divergen CepatKapiler Divergen LambatVena Konvergen Lambat

III.2. Pembahasan

Jantung katak berbeda de-ngan jantung manusia. Secara an-atomis jantung katak terbagi men-jadi tiga ruang yaitu sinus veno-sus, dua atrium dan satu ventrikel. Sinus venosus adalah ruangan se-kitar jantung. Melalui pengamatan darah mengalir melalui sinus venosus kemudian darah mengalir ke atrium dan mengisi ruang ven-trikel sebelum darah dipompa ke-mbali oleh otot- otot di ventrikel keseluruh tubuh. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian me-ngalir menuju ke atrium. Dari at-rium, darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis. Secara garis besar peredaran darah katak sama seperti peredaran darah ma-nusia namun saat darah dialirkan kembali melalui vena darah ter-lebih dahulu mengisi sinus veno-sus. Jantung katak memiliki res-pon yang kurang lebih sama deng-an jantung manusia, contohnya denyut jantung akan meningkat saat panas dan melambat saat di-ngin, kerjanya dapat dipengaruhi oleh hormone, dan memiliki band moderator.

Page 6: Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

Aliran darah diawali dari seluruh tubuh yang kaya CO2 ma-suk ke jantung melalui vena kava. Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus dan akan masuk ke atrium kanan, dan menuju ven-trikel, lalu dipompa menuju paru-paru. Selanjutnya, darah dari paru -paru yang kaya O2 masuk ke at-rium kiri dan menuju ventrikel. Selain dari paru-paru, O2 juga da-pat diperoleh melalui kapiler-ka-piler di bawah kulit. O2 ini masuk ke dalam kulit secara difusi.

Jadi, didalam ventrikel ke-dua jenis darah bercampur. Selan-jutnya, darah kaya O2 dari ventri-kel dipompa menuju arteri untuk diedarkan ke seluruh jaringan tu-buh. Kulit amfibi juga berperan sebagai alat pernapasan. Oksigen masuk melalui kulit secara difusi,

ke kapiler-kapiler di bawah kulit. Darah beredar dari jantung ke seluruh tubuh, kemudian kembali lagi ke jantung. Selain itu, juga terjadi aliran darah dari jantung menuju paru-paru, kemudian ke-mbali lagi ke jantung.

Percobaan pertama yang dilakukan pada jantung katak ad-alah mengenai pengaruh suhu ter-hadap jantung katak. Saat jantung katak di beri larutan Ringer seba-nyak 3 tetes pada suhu kamar jan-tung bekerja 64x/menit, itu adalah kerja normal jantung pada suhu normalnya, dalam rata-rata 59,25. Dapat dilihat bahwa kontraksi jan-tung terdiri dari kontraksi atrium dan kontraksi ventrikel (pada pe-rubahan warna, dimana saat jan-tung berkontraksi warna jantung pucat, dan saat relaksasi warna ja-ntung merah kecoklatan). Kedua macam kontraksi menunjukkan bahwa siklus jantung terdiri dari sistole dan diastole. Systole meru-pakan periode kontraksi ventrikel, saat jantung memompakan darah-nya dari ventrikel ke sirkulasi pul-monal (A pulmonalis) dan ke sir-kulasi sistemik (Aorta). Pada sa-at sistole katub-katub AV (mitra-lis dan bikuspidalis) menutup se-dangkan katub-katub semilunaris (katub aorta dan katub pilmonal) membuka sehingga ventrikel yang berkontraksi (tekanannya mening-kat) memompakan darahnya ke aorta dan A pulmonalis. Sedang-kan diastole menunjukkan periode relaksasi ventrikel (kontraksi atr-ium) saat ventrikel menerima da-rah dari atrium yang sebelumnya telah menerima darah dari paru (V pulmonalis) dan dari seluruh tu-buh (vena cava). Pada saat distole katub-katub semilunaris (katub aorta dan katub pulmonal) menu-

Page 7: Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

tup sedangkan katub-katub AV (mitralis dan bikuspidalis) mem-buka sehingga atrium yang ber-kontraksi (tekanannya meningkat) memompakan darahnya ke ventri-kel. Kontraksi atrium terjadi ham-pir bersamaan dengan relaksasi ventrikel, walaupun pada saat ve-ntrikel relaksasi, atrium berkontr-aksi namun besarnya tekanan ke-dua ruangan ini hampir sama. Se-dangkan pada saat atrium relak-sasi juga tak tampak karena ter-tutup oleh besarnya tekanan pada ventrikel yang sedang berkontra-ksi, dimana proses kontraksi dan relaksasi (sistole dan diastole) dari atrium maupun ventrikel pada ke-adaan normal akan terjadi terus-menerus.

Setelah jantung diberi 3 te-tes larutan Ringer pada suhu 4-10°C, dimana sebelumnya bekerja 64x/menit ternyata ritme jantung katak menurun menjadi 59x/me-nit. Dari percobaan terlihat adanya penurunan frekuensi dan amplitu-do setelah pemberian larutan Ri-nger dengan suhu dingin (4-10° C). Hal ini disebabkan oleh res-pon feed back mechanism otot ja-ntung yang bekerja lebih lambat untuk mempertahankan suhu nor-mal jantung. Penurunan suhu me-nyebabkan penurunan permeabi-litas membran sel otot jantung te-rhadap ion, sehingga diperlukan waktu lama untuk mencapai nilai ambang, jadi self excitation juga akan menurun. Akibatnya kontra-ksi otot jantung juga mengalami penurunan.Perubahan denyut jan-tung pada suhu yang berbeda ter-lihat lebih jelas pada percobaan ini karena digunakan jantung ka-tak yang memiliki sifat poikilo-termik yang dapat menyesuaikan dengan suhu lingkungan.

Suhu air yang digunakan mungkin lebih tinggi dari suhu tu-buh katak itu sendiri serta lingku-ngannya, itu sebabnya mengapa penelitian ini tidak sesuai dengan beberapa referensi yang ada. Be-gitu pula seharusnya saat ditetes larutan ringer yang kurang lebih memiliki suhu yang sama dengan suhu tubuh katak dan lingkungan-nya dimana seharusnya denyut jantung katak kembali pada kece-patan normal. Namun hasil yang kami dapatkan adalah denyut jan-tung melambat. Hal ini mungkin dikarenakan kurang telitinya pra-ktikan saat mengamati kecepatan denyut jantung dimana sebenarn-ya kecepatan denyut jantung katak saat ditetesi larutan ringer pada suhu kamar mungkin kembali da-lam keadaan normal.

Begitu pula pada saat jan-tung diberi 3 tetes larutan Ringer dengan suhu 40-50°C. Jantung be-kerja lambat menjadi 61x /menit. Hal ini tidak sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi pada jan-tung. Karena seharusnya pening-katan  suhu sebesar  1°C  saja ak-an  meningkatkan  denyut jantung sekitar 10 denyut per menit. Ke-naikan suhu mengakibatkan per-meabilitas membran sel otot jan-tung terhadap ion meningkat, se-hingga mempercepat self excita-tion proses dari SA node. Kenai-kan suhu menyebabkan permeabi-litas sel otot terhadap ion mening-kat sehingga ion inflow meningk-at, terjadilah depolarisasi. Saat po-tensial membran mencapai nilai ambang, maka akan terjadi poten-sial aksi yang kemudian dikon-duksikan ke AV node, lalu ke bu-ndle of his, kemudian ke saraf purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel berkontraksi secara

Page 8: Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

cepat. Akibatnya frekuensi denyut jantung meningkat, tetapi amplitu-donya tetap. Tapi perlu diperha-tikan bahwa bila peningkatan su-hu>42˚C atau berlangsung lama, dapat melemahkan sistem meta-bolik. Hal ini disebabkan karena enzim tidak bisa bekerja dalam suhu tinggi sehingga menyebab-kan kerusakn protein.

Hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah suhu air yang kami guna-kan baik air dingin, normal dan panas tidak berada dalam suhu yang stabil. Dengan  kondisi de-mikian  tentunya  sangat berpeng-aruh pada hasil yang diperoleh. Penurunan suhu sangat menurun-kan frekuensi denyut jantung, se-hingga turun sampai serendah be-berapa denyut per menit.

Dengan larutan ringer ter-sebut, kita dapat mengetahui dan melihat secara jelas dampak yang terjadi terhadap jantung katak. (Ganong, 1995), menyatakan bah-wa bertambah cepatnya denyut jantung dapat disebabkan karena pada jantung ditetesi dengan la-rutan ringer, yang berperan dalam memacu syaraf simpatis, sehingga frekuensi dan amplitudo denyut jantung naik dan menjadikan ke-butuhan oksigen (O2) dalam jan-tung juga bertambah. Jantung ka-tak mempunyai centrum automasi sendiri/system jantung sendiri ya-ng tidak dipengaruhi oleh system syaraf otaknya sehingga ketika praktikan merusak susunan sistem saraf otaknya kemudian diputus-kan semua sistem syaraf pusat-nya, maka jantung katak akan te-tap berdenyut seperti dalam ke-adaan normal meski katak sudah tidak berdaya. Hasil pengamatan

dari percobaan ini, dapat dilihat denyut jantung normal pada katak permenit sebanyak 64 x/menit de-nyutan. Kemudian ditambahkan larutan ringer denyutan berkurang menjadi 29 kali denyutan. Ber-tambahnya denyutan setelah dite-tesi larutan ringer ini tidak sesuai dengan pernyataan (Ganong ,19-95) dimana pengaruh larutan ring-er mampu memacu kerja jantung. Akan tetapi, dari percobaan pe-nambahan tidak tampak adanya pacuan kecepatan denyut. Terhitu-ng kecepatan denyut menurun me-njadi 29 denyutan. Jumlah ini ti-dak berubah meskipun telah di-tambahkan ringer kembali laru-tan ringer, denyut jantung seharu-snya bertambah cepat, hal ini di-sebabkan oleh kurang telitinya pr-aktikan dalam memisahkan jan-tung katak. Menurut Adisowirjo (2003), ketidaksesuaian tersebut dikarenakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi denyut jantung, diantaranyaa:

a. Faktor Kimiawi1. Larutan ringer: menaikkan freku-

ensi denyut jantung.2. Kadar dioksida: menaikkan fre-

kuensi dan kekuatan kontraksi ja-ntung.

b. Suhu Tubuh Suhu tubuh naik, maka frekuensi denyut jantung naik, sedang bila suhu tubuh turun, maka frekuensi denyut jantung me-nurun.

c. Umur Hewan Muda mempunyai frekuensi deny-ut jantung yang lebih cepat bila dibandingkan dengan hewan yang lebih tua.

d. Aktivitas Aktivitas kerja tinggi, akan meni-ngkatkan frekuensi denyut jantu-ng.

e. Ukuran Tubuh

Page 9: Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

Tubuh besar, maka frekuensi de-nyut jantung lebih kecil, dan begi-tupun sebaliknya.

Percobaan ketiga adalah melihat otomasi jantung diluar tu-buh. Jantung memang memiliki otomasi sendiri di otot jantung be-rupa serabut purkinje dan serabut his. Terbukti tanpa adanya koor-dinasi saraf simpatis dan parasim-patis jantung tetap dapat berdetak diluar tubuh yaitu 31/menit. Teta-pi karena kondisi diluar tubuh ti-dak cocok dengan jantung maka jantung kerjanya menjadi semakin melemah. Jadi, sifat otomasi jan-tung mampu menyebabkan jan-tung tetap berdenyut meski tanpa ada impuls dari saraf. Kontraksi jantung tidak semata-mata tergan-tung dari impuls yang dihantarkan oleh saraf. Jantung mempunyai kemampuan untuk self excitation sehingga dapat berkontraksi seca-ra otomatis walaupun telah dile-pas dari tubuh dan semua saraf menuju jantung telah dipotong. Pada peristiwa self excitation, SA node menghantarkan impuls ke AV node yang kemudian diterus-kan keserabut purkinje sehingga otot jantung dapat berkontraksi. Ini menunjukkan bahwa self exci-tation adalah suatu sistem kondu-ksi khusus dari SA node sebagai pace maker. Self excitation ini di-lakukan olehn SA node sebagai pace maker karena membran sel-nya mudah dilewati ion Na se-hingga RMP-nya rendah. Selain itu juga karena kebocoran alamiah ion Na+.

Selanjutnya dilakukan pe-motongan antara sinus venosus dengan ventrikel untuk melihat a-sal denyut jantung. Ternyata se-telah dipotong sinus venosus dan ventrikel tidak berdetak. Hal ini

disebabkan oleh katak yang kami gunakan dalam praktikum sangat besar.

Berdasarkan  referensi ya-ng kami dapatkan, hewan yang berukuran lebih besar dan lebih banyak beraktivitas memerlukan laju metabolisme sel yang lebih ti-nggi (Wiwi Isnaeni,2006). Berat badan yang berlebihan memberi-kan tegangan atau beban  ekstra pada jantung dan pembuluh darah. Tegangan atau beban pada jan-tung inilah yang akan menyebab-kan frekuensi denyut jantung se-makin menurun. Berat badan yang besar akan membuat beban pada otot jantung saat berkontraksi me-mompa darah menuju atau dari jantung (Ganong, 2008).Para ahli fisiologi telah menentukan bah-wa jumlah energi yang diambil hewan untuk mempertahankan seti-ap gram bobot tubuhnya berban-ding terbalik dengan ukuran tubuhnya.Setiap gram mencit, misalnya, mengkonsumsi energi sekitar se-puluh kali lebih besar dari pada satu gram gajah (meskipun keseluruhan individu gajah itu mengko-nsumsi lebih banyak kalori dari pada keseluruhan individu mencit itu). Semakin tinggi laju metabo-lisme, jaringan tubuh hewan yang lebih kecil memerlukan laju pe-ngiriman oksigen (O2) ke jaringan yang lebih tinggi secara propor-sional. Berkorelasi juga dengan laju metabolismenya yang tinggi itu, mamalia yang lebih kecil juga memiliki laju respirasi, volume darah (relatif terhadap ukuran tu-buhnya), dan laju denyut jantung yang lebih tinggi (Campbell et al, 2004). Ritme denyut jantung juga dapat diubah oleh berbagai faktor selain saraf, antara lain rangsang kimiawi seperti hormon dan peru-

Page 10: Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

bahan kadar O2 dan CO2, ataupun rangsang panas. Berbagai rangsa-ng psikis juga dapat mempengaru-hi kecepatan denyut jantung (Wi-wi Isnaeni, 2006). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa be-rat badan dengan frekuensi denyutjantung berbanding terbalik. Sem-akin besar berat badan suatu ma-khluk hidup maka semakin kecil frekuensidenyut jantungnya.

Pembuluh darah berdasar-kan fungsinya terbagi dalam 5 je-nis yaitu:

1) ArteriArteri adalah pembuluh darah ya-ng menerima darah dari jantung yang berisi zat-zat pengatur untuk dikirimkan ke sel-sel seluruh tu-pbuh. Arteri terdiri dari 3 lapisan yaitu : Tunika Intima (lapisan ya-ng paling dalam), tunika media (lapisan tengah) dan tunika ad-ventisia (lapisan paling luar). Tunika intima merupakan dinding yang licin yang melancarkan ali-ran darah, tetapi mempunyai afi-nitas terhadap lemak tertentu se-hingga mempunyai kecenderung-an untuk terbentuknya plak se-lama pertambahan usia. Arteri ter-bagi dua: Arteri koroner kiri ber-fungsi sebagai melingkari jantung antara atrium dan ventrikel (sul-kus atrioventrikuler) dan memi-sahkan kedua ventrikel (sulkus interventrikuler), sedangkan arteri koroner kanan berfungsi sebagai memberi nutrisi pada atium ka-nan, ventrikel kanan dan dinding sebelah dalam dari ventrikel kiri.

2) ArteriolAdalah cabang-cabang paling uju-ng dari system arteri. Berfungsi sebagai katup pengontrol untuk mengatur pengaliran darah ke kapiler dan mampu berkontriksi /menyempit secara

komplit atau dilatasi/melebar sampai beberapa kali ukuran normal, sehingga da-pat mengatur aliran darah ke kapiler.

3) KapilerBerfungsi sebagai tempat pertu-karan cairan dan nutrisi antara arah dan ruang interstisial. Untuk peran ini kapiler dilengkapi din-ding yang sangat tipis dan perme-able terhadap substansi-substansi bermolekul halus.

4) VenulBerfungsi menampung darah dari kapiler dan secara bertahap berga-bung kedalam vena yang lebih besar. Dinding Venul hanya se-dikit lebih tebal daripada dinding kapiler.

5) VenaBerfungsi sebagai jalur transpor-tasi darah dari jaringan kembali ke jantung. Dinding Vena tipis nam-un berotot dan ini memungkinkan vena berkontraksi sehingga mem-punyai kemampuan untuk meny-impan atau menampung darah sesuai kebutuhan tubuh.

Berdasarkan percobaan

diperoleh bahwa arteri memiliki percabangan divergen ( menyebar/dari satu pembuluh menjadi banyak pembuluh ) dengan sifat aliran cepat. Karena arteri menyalurkan darah bertekanan tinggi ke jaringan. Arteriol memiliki percabangan divergen dengan sifat aliran cepat. Kapiler memiliki percabangan

Page 11: Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

divergen dengan sifat aliran lambat. Sedangkan vena memiliki percabangan konvergen ( mengumpul/dari banyak pembuluh menjadi satu pembuluh) dengan sifat aliran lambat. Karena vena menyalurkan darah dari pembuluh kapiler ke jantung melalui vena sehingga darah bertekanan rendah dan lambat.

BAB III KESIMPULANJantung katak terbagi men-

jadi tiga ruang yaitu sinus veno-sus, dua atrium dan satu ventrikel. Suhu dan zat kimia dapat mem-pengaruhi frekuensi denyut jan-tung. Suhu rendah (dingin) akan menurunkan frekuensi denyut jan-tung, sedangkan suhu tinggi akan meningkatkn frekuensi denyut jantung. Jantung memiliki otoma-si sendiri di otot jantung berupa serabut purkinje dan serabut his. Tanpa adanya koordinasi syaraf simpatis dan parasimpatis jantung tetap dapat berdetak diluar. Sifat aliran darah dipengaruhi oleh jenis pembuluh beserta percabangannya.

SARANAdapun saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya praktikan mem-perhatikan frekuensi denyut jan-tung sampel pengamatan agar da-pat membandingkan pengaruh da-ri larutan terhadap aktivitas otot.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A.  Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell,Biologi Edisi ke 5 Jilid 3. Jakarta: Erlang-ga, 2004. 

Halwatiah,  Fisiologi. Makassar: Alauddin press, 2009.

Isnaeni, Wiwi. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius, 2006.

Tim Dosen, Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2012.

Anonymous, 2009. Sistem Sirkulasi pada Manusia, http:// massofa.wordpress.com Diakses  26 Desember 2011 Anonymous, 2007. TEORI RINGKAS BIOLOGI. LP3T Technos: malang

Isnaeni, wiwi. 2006. FISIOLOGI HEWAN. Yogyakarta: Kanisius

Soewolo, dkk. 1999. FISIOLOGI HEWAN. Um press: Malang

Sumarjito, 2006. PANDUAN BELAJAR BIOLOGI.Primagama: yogyakarta

Widodo,nur.2002. Fisiologi Hewan.umm press:malang

Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell,L.G   Junque i r a ,  Lu i z  Ca r lo s   and   Jo séCa rne i ro .   (2007 ) . H i s to log i  Dasa r .Jakarta:EGC. Gotera, Wira dan Muhammad Ridwan.2009.Pengaruh InsulinTerhadapFungsi Kardiovaskula.

Page 12: Laporan Jurnal Praktikum Anfisman Jantung Dan Sirkulasi

Denpasar :Universitas UdayanaIsnaeni, Wiwi. 2006.Fisiologi Hewan.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.Mitchel, Reece. 2000.Campbell Biologi Jilid 1.Jakarta : ErlanggaMitchel, Reece. 2000.Campbell Biologi Jilid 2.Jakarta : ErlanggaG a n o n g ,   W .   F .  ( 2 0 0 8 ) . Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.G u y t o n   a n d   H a l l .  2 0 0 2 .Fisiologi KedokteranJaka r t a   :  EGC  Pene rb i t Buku KedokteranTheil, Elizhabet. 1973.The   Jou rna l  Of  Biological Chemistry . “Amphibian RedBlood Cell Ferritin”. Vol 248 No.2