23
LAPORAN PRAKTIKUM PENCELUPAN 1 “Pencelupan Serat Kapas Dengan Zat Warna Direk” Nama Anggota : Febi Septiyane 13020077 Nicky Ayeesha 13020089 Endwi Afnia Sari 13020097 Aulia Dafina 13020098 Group : 2K4 Tanggal Praktikum : 30 Maret 2015 Dosen/Asisten : M.Ichwan, AT., Ms. Eng Ir. Elly K., B. Teks SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

Laporan Kapas Zw Direk Jadi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pencelupan

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMPENCELUPAN 1Pencelupan Serat Kapas Dengan Zat Warna Direk

Nama Anggota: Febi Septiyane13020077 Nicky Ayeesha13020089 Endwi Afnia Sari 13020097 Aulia Dafina 13020098Group: 2K4Tanggal Praktikum: 30 Maret 2015Dosen/Asisten: M.Ichwan, AT., Ms. Eng Ir. Elly K., B. Teks

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTILBANDUNG20151. Maksud dan Tujuan1.1. MaksudUntuk mengetahui bagaimana proses pencelupan pada serat kapas dengan menggunakan zat warna direk.1.2. Tujuan Dapat menegetahui pengaruh dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pencelupan yaitu diantaranya zat pembasah, Na2CO3, NaCl dan vlot.

2. Teori Dasar2.1. Serat KapasKapas adalah salah satu jenis serat tumbuh-tumbuhan yang banyak dipergunakan dalam industri tekstil, baik sebagai 100 % serat kapas maupun sebagai campuran serat lainnya. Sebagai bahan campuran serat kapas dapat memperbaiki kekurangan dari serat lainnya seperti daya tahan panas dan daya serat air, karena kedua sifat tersebut sangat baik pada serat kapas. Serat kapas terutama terutama tersusun dari zat selulosa, oleh karena itu sifat kimia dan fisika serat kapas tergantung pada sifat kimia dan fisika selulosa.Zat-zat selain selulosa yang terdapat dalam serat kapas harus dihilangkan. Cara menghilangkannya itu adalah dengan cara pemasakan dalam larutan NaOH. Semua zat kecuali pigmen dan selulosa akan hilang. Pigmen dihilangkan dengan proses pengelantangan yang menggunakan zat oksidator seperti NaOCl, CaOCl2 dan sebagainya. berikut adalah penampang serat kapas.

Melintang MembujurKomposisi kimia serat kapas mentah tercantum dalam tabel dibawah ini.Komposisi Kimia Serat Kapas Mentah.Macam Zat% terhadap berat kering

Selulosa94

Protein1,3

Pektat1,2

Lilin0,6

Abu1,2

Pigmen dan zat lainnya1,7

Kandungan air8

SelulosaSelulosa merupakan bagian pokok serat kapas, oleh karena itu untuk mengetahui mekanisme pencelupan serat kapas dengan zat warna direk diperlukan keterangan mengenai selulosa. Zat-zat selain selulosa yang terdapat dalam serat kapas merupakan kotoran dan harus dihilangkan karena akan mengganggu proses pencelupan.Kotoran tersebut dapat dihilangkan dengan proses pemasakan dalam larutan NaOH, semua kotoran kecuali pigmen dan selulosa akan hilang sehingga persentase kotoran dalam serat kapas menjadi sangat kecil. Pigmen dapat dihilangkan dengan proses pengelantangan yang menggunakan oksidator seperti NaOCl, CaOCl2 dan sebagainya.a. Struktur molekul selulosaSelulosa adalah sebuah polimer karbohidrat yang mempunyai berat molekul yang tinggi, selulosa tersusun dari monomer d-glukosa yang dihubungkan satu sama lain oleh suatu ikatan 1 4 glikosida, sehingga membentuk suatu rantai yang sangat panjang. Derajat polimerisasi selulosa serat kapas kira-kira 10.000 sedangkan berat molekulnya kira-kira 1.580.000.Rumus empiris selulosa yang asli adalah ( C6H12O6 ) n ( n 1 ) H2O. tetapi oleh karena n merupakan bilangan yang sangat besar maka satu dapat diabaikan terhadap n, sehingga rumus empiris selulosa dapat ditulis menjadi ( C6H10O6 )n. Bagaimana ikatan antara unit-unit monomer d-glukosa dapat terlihat dalam gambar dibawah ini.

b. Struktur fisika selulosaPolimer selulosa tersebut kemudian bergabung satu sama lain oleh suatu ikatan hidrogen diantara gugus-gugus hidroksil, sehingga membentuk zat yang besar yang menyebabkan serat selulosa dapat terlihat oleh mata. Berdasarkan penyelidikan dengan menggunakan sinar X oleh Meyer penggabungan rantai-rantai molekul selulosa tersebut terdiri dari dua bentuk yaitu :1. Bagian yang berbentuk KristalinBagian ini terdiri dari gabungan rantai-rantai molekul yang tersusun secara teratur, yaitu rantai-rantai molekul tersebut sejajar satu sama lain.2. Bagian yang berbentuk Amorf.Terdiri dari gabungan rantai-rantai molekul selulosa yang susunannya tidak beraturan. Bagian yang kristalin tidak dapat dimasuki air atau pereaksi-pereaksikimia lainnya,sedangkan bagian amorf dapat dimasukinya. Oleh karena itu kecepatan pencelupan selulosa tergantung dari banyak sedu\ikitnya selulosa tersebut, mengandung bagian yang amorf.Selulosa serat kapas mengandung 70 80 % bagian yang kristalin dan sisanya yaitu 20 30 % merupakan bagian amorf. Sifat-sifat serat kapasa. Sifat Fisika Serat kapas berwarna putih kekuning-kuningan Kekuatan serat kapas cukup tinggi, kekuatan dalam keadaan basah lebih tinggi daripada kekuatan dalam keadaan kering, sehingga sangat menguntungkan untuk proses pencelupan, karena pada proses pencelupan akan ada tarikan-tarikan pada kain kapas tersebut Mulur serat kapas 4 13 % Dalam keadaan standart, serat kapas mengandung 7 8,5 % air terhadap berat kering. Berat jenis serat kapas 1,5 1,56 Indeks bias sejajar sumbu serat 1,58. Indeks bias melintang sumbu serat 1,53.b. Sifat Kimia Serat kapas dapat teroksidasi membentuk oksiselulosa sehingga kekuatan serat akan turun. Serat kaps akan terhidrolisa oleh asam membentuk hidroselulosa. Degradasi serat kapas akan lebih cepat didalam asam kuat dan pekat. Serat kapas tahan akan alkali, alkali kuat dengan konsentrasi yang tinggi hanya akan menggelembungkan serat. Oleh karena itu, alkali dipergunakan untuk proses merserisasi. Dalam kondisi yang lembab dan temperatur yang hangat, jamur dan bakteri akan menyerang serat kapas.2.2. Zat Warna DirekZat warna direk adalah zat warna yang dapat mencelup selulosa secara langsung tanpa bantuan suatu mordan.disebut juga zat warna substantif karena dapat terserap baik oleh selulosa atau zat warna garam karena dalam pencelupannya selalu harus ditmbah garam untuk memperbesar penyerapan. Beberapa zat warna direk dapat mencelup serat protein.Zat warna direk yang pertama dikenal adalah congo red, ditemukan oleh Bottiger tahun 1884.1. Struktur Molekul Zat Warna DirekStruktur molekul zat warna direk tersusun oleh tiga unsur pokok yaitu :a. Gugus pembawa warna.Gugus pembawa warna mempunyai sistim ikatan rangkap dan tunggal berselang seling secara bergantian. Kebanyakan dalam zat warna direk berbentuk Azo seperti mono azo,diazo, triazo dan tetra azo.b. Gugus yang mengadakan ikatan hidrogen dengan seratMenurut F.L.Rose gugus ini terbagi dalam dua bagian yaitu:1. Gugus yang mempunyai elektron Lonepair dan berbentuk pemberi elektron.contoh : -N=N- , H-O- , NH2 , NHR.2. Gugus yang mengandung hidrogen dan dapat mengadakan ikatan hidrogen dengan serat. Gugus ini bertindak sebagai pemberi hidrogen.c. Gugus PelarutIalah yang menyebabkan zat warna larut dalam suatu zat pelarut tertentu, misalnya dalam air.contoh : SO3Na , COONa2. Klasifikasi Zat Warna DirekZat warna direk dapat digolongkan berdasarkan struktur molekulnya, namun penggolongannya yang lebih umum adalah berdasarka cara pemakaiannya, sebagai berikut : Zat Warna Direk Type AUkuran molekulnya kecil, Substantifitasnya kecil, mudah rata, biasa dipakai pada suhu pencelupan 70oC, perlu penambahan garam yang banyak dalam pencelupannya, tahan lunturnya rendah. Zat Warna Direk Type BUkuran molekul agak besar, subtantifitasnya sedang, kerataan sedang, suhu pencelupan 80oC, perlu penambahan garam (tidak terlalu banyak ) dalam pencelupanya, tahan lunturnya lebih baik dari type A Zat Warna Direk Type CUkuran molekul zat warna lebih besar dari type B, subtantifitasnya besar, sukar rata, suhu pencelupan diatas 90oC (Umumnya pada suhu mendidih) dan tidak memerlukan penambahan garam, tahan lunturnya lebih baik dari type B. Zat Warna Direk Type DGolongan D adalah zat warna direk yang mengandung logam yang strukturnya lebih besar dan tahan lunturnya palinga baik. Untuk golongan D dalam larutan celupnya tidak boleh ditambahnyanzat pelunak air.2.3. Pengaruh Penggunaan NaClZat warna direk sering disebut dengan nama zat warna garam karena dalam pencelupan pada umumnya ditambahkan garam (NaCl) untuk memperbesar penyerapanya, sehingga peran NaCl sangat penting agar zat warna dalam proses pencelupan dapat terserap sempurna oleh serat sehingga dapat meningkatkan kerataan warna pada serat. Hal ini perlu diperhatikan karena selulosa dalam larutan mempunyai muatan negatip pada permukaanya, sehingga anion zat warna direk akan tertolak, elektrolit yang ditambahkan berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan muatan negatip tersebut, hingga pada jarak yang cukup dekat molekul-molekul zat warna akan tertarik karena gaya-gaya van der waalls atau ikatan hidrogen yang telah bekerja dengan baik. Mekanisme penetralan anion (muatan negatip) antara serat dengan zat warna direk oleh NaCl dapat terjadi karena NaCl dalam larutan akan terionisasi menjadi atom Na+ dan atom Cl-, atom Na yang bermuatan positif akan bergabung dengan zat warna direk yang bermuatan negatip sehingga muatan antara serat dan zat warna menjadi berlainan, maka dalam kondisi ini kecenderungan untuk berikatan semakin meningkat.

Namun apabila penambahan NaCl dalam proses pencelupan dilakukan dengan berlebihan maka hasil akhir dari proses tersebut akan menimbulkan warna yang tidak merata (belang) pada serat yang dicelup, karena terjadi penumpukan muatan di ruas kanan kesetimbangan reaksi zat warna, hal ini akan menyebabkan reaksi semakin bergeser kekiri, sehingga akan terdapat molekul zat warna yang tidak terionisasi dengan sempurna.

2.4. Ikatan Zat Warna Direk dengan SelulosaZat warna direk dalam suhu tinggi akan membentuk ikatan hidrogen dengan gugus hidroksi dari selulosa.AR1-N=N-AR2SO3Na Ikatan Hidrogien Sel-OHGambar ikatan hidrogen antara zat warna direk dengan selulosa

Kekuatan ikatan hidrogen antara zat warna direk dengan serat selulosa tidak terlalu kuat, dan mudah putus dalam suhu tinggi, sehingga daya tahan luntur zat warna direk rendah terutama dalam pencucian panas, selain membentuk ikatan hidrogen, ikatan antara zat warna direk dengan serat juga ditunjang oleh ikatan dari gaya van der waals, kekuatan ikatan dari gaya van der waals juga relative sangat lemah dan akan meningkat apabila ukuran molekul zat warna direk makin besar.Ketahanan terhadap pencucian hasil celupan zat warna direk dapat diperbaiki melalui proses iring, dengan zat pemiksasi kationik, dimana pada prinsipnya adalah memperbesar ukruan molekul zat warna dalam serat sehingga zat warna akan lebih sukar bermigrasi, akibatnya tahan luntur hasil celupan menjadi lebih baik., karena zat-zat kation aktif akan bergabung dengan zat warna direk yang bersifat anion membentuk molekul yang lebih kompleks sehingga tahan cucinya menjadi lebih baik, tetapi tahan sinarnya akan berkurang.

2.5. Teknologi PencelupanPencelupan adalah proses pemberian warna yang merata pada suatu bahan dan keadaannya kurang lebih permanen, dan sebagai bahan pewarna digunakan zat warna.Mekanisme Pencelupan Menurut teori pencelupan, perpindahan zat warna dari larutan ke dalam serat terjadi secara bertahap :1. Difusi zat warna dalam larutanDidalam larutan zat warna direk berbentuk molekul tunggal dan beragregat. Molekul-molekul ini dalam keadaan gerak dan tidak mempunyai arah tertentu. Gerakan secara terarah akan terjadi jika ada gaya penggeraknya. Gaya penggerak ini dapat disebabkan karena adanya gradien konsentrasi dalam larutan atau perbedaan pontensial elektro statik dibagian-bagian tertentu di dalam larutan. Gerakan yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan konsentrasi tersebut disebut difusi.Difusi merupakan proses pemindahan dengan adanya proses difusi maka akan terjadi proses pemindahan zat warna dari bagian larutan yang berkonsentrasi tinggi kebagian yang berkonsentrasi rendah. 2. Adsorpsi zat warna ke permukaan seratserat dalam larutan cenderung bermuatan negatif, demikian pula zat warna direk dalam larutan juga bermuatan negatif. Dengan demikian akan terjadi gaya tlak menolak antara zat warna dengan serat.Agar zat warna dapat menempel pada permukaan serat, maka zat warna harus dapat melampaui beberapa rintangan, yaitu :a. Rintangan muatan adalah rintangan yang dialami oleh butir zat warna direk untuk melekat pada permukaan serat karena adanya gaya tolak menolak antara butir zat warna dengan serat.b. Rintangan entropi adalah rintangan yang dialami oleh butir zat warna direk untuk melekat pada permukaan serat karena pengarahan molekul zat warna kurang. Posisi butir zat warna direk dipermukaan serat harus sejajar dengan sumbu serat.3. Difusi zat warna ke dalam seratAdsorpsi zat warna pada permukaan serat menyebabkan konsentrasi dipermukaan serat menjadi tinggi, sedangkan di dalam serat konsentrasi mula-mula adalah nol. Apabila butir-butir zat warna tersebut mempunyai energi untuk masuk ke dalam serat maka akan terjadi proses pemindahan zat warna dari permukaan serat ke dalam serat.Mula-mula butir zat warna dalam bentuk molekul tunggal atau agregat kecil masuk ke dalam serat melalui daerah amorf. Dengan bantuan panas serta mengembangnya kapas, maka butir-butir zat warna akan masuk lebih cepat dan bermigrasi ke bagian kristalin lewat antar molekul selulosa.4. Ikatan zat warna dengan seratSetelah berada dalam serat, kemudian zat warna tersebut mengadakan ikatan hidrogen dengan serat. Ikatan hidrogen terjadi antara gugus-gugus yang bertindak sebagai pembri elektron atau gugus-gugus yang mengandung hidrogen dan dapat mengadakan ikatan hidrogen dalam zat warna dengan gugus-gugus hidroksil didalam serat.

Ikatan hidrogen antara serat dengan zat warna terjadi dalam dua bentuk, yaitu :a. Bentuk ikatan anatara gugus hidroksil serat dengan gugus pemberi elektron dalam zat warna. Dalam hal ini gugus hidroksil serat akan bertindak sebagai pemberi hidrogen.b. Bentuk ikatan antara gugus hidroksil serat dengan gugus yang mengandung hidrogen dan dapat mengadakan ikatan hidrogen yang terdapat pada warna. Dalam hal ini unsur oksigen dari gugus hidroksil serat akan bertindak sebagai pemberi elektron dan gugus zat warna sebagai pemberi hidrogen.

Disamping ikatan hidrogen, dapat pula terjadi ikatan Van der Waals . Ikatan Van der Waals antara selulosa dengan zat warna telah diteliti oleh deal, yaitu karena adanya ikatan rangkap yang berkonyugasi dimana ujung dari ikatan rangkap yang berkonyugasi saling tarik menarik dengan gugus hidroksil selulosa. 3. Percobaan3.1. Variasi ResepProses pencelupan Resep1234

Zat Warna Direk (%owf)1

Pembasah (mL/L)-111

Na2CO3 (g/L)-0,50,50,5

NaCl(g/L)--30300

Vlot (1:x)1:301:301:301:20

Suhu (C)90

Waktu (menit)30

Proses PencucianSabun (g/L)1

Na2CO3 (g/L)1

Vlot (1:x)1:20

Suhu (C)60

Waktu (menit)10

3.2. Diagram Alir

3.3. Skema Proses

30C90C20701090

3.4. Fungsi Zat NaCl, berfungsi untuk mendorong penyerapan zat warna. Na2CO3, berfungsi untuk memperbaiki pelarutan zat warna. Pembasah, berfungsi untuk meratakan dan mempercepat proses pembasahan kain. Bila diperlukan proses iring, zat pembantu yang digunakan adalah zat pemiksasi kationik yang digunakan untuk memperbaiki ketahanan luntur hasil celup zat warna dan asam asetat untuk memperbaiki kelarutan zat pemiksasi kationik agar proses iringnya merata.

3.5. Perhitungan ZatPerhitungan ZatProses pencelupanResep12345

Berat Bahan (gram)3,904,084,754,544,00

Vlot (1:30)117122,4142,590,8120

Zat Warna Direk (gram)0,0390,040,0470,0450,04

Pembasah (mL)-0,120,140,090,12

Na2CO3 (gram)-0,06 0,0710,045-

NaCl (gram)--4,2752,7243,6

Proses PencucianResep12345

Berat Bahan (gram)

2,272,00

Vlot (1:20)3940,0847,545,440

Sabun (g/L)0,0390,040,0470,0450,04

Na2CO3 (g/L)0,0390,040,0470,0450,04

Proses IringResep 12345

Berat Bahan (gram)2,272,00

Vlot (1:20)3940,0847,545,440

Zat Fixing Agent (mL/L)0,0780,080,0940,090,08

CH3COOH (mL/L)0,0390,040,0470,0450,04

3.6. Prosedur Kerja Siapkan alat dan bahan Buatlah larutan celup dengan membuat terlebih dahuli larutan induk dari zat warna direk Setelah itu tambahkan air dan zat pembantu, aduk hingga larutan homogen Kemudian masukan bahan ke dalam larutan dan panaskan sesuai dengan skema proses Setelah di celup lakukan proses iring pada sebagian bahan. Kemudian cuci bahan dan keringkan Lakukanlah evaluasi pada bahan3.7. Data PercobaanCuci + IringCuci

Kain dengan resep 1

Kain dengan resep 2

Kain dengan resep 3

Kain dengan resep 5Kain dengan resep 4

Hasil Pengamatan dan EvaluasiResepKetuaan WarnaTahan Luntur

1Sangat MudaJelek

2Sedikit Tua Cukup

3TuaBaik

4Sangat TuaSangat Baik

5 MudaKurang Baik

4. DiskusiPada proses pencelupan kain kapas dengan zat warna direk ini, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang akan mempengaruhi proses pencelupan adalah zat pembantu yang digunakan, seperti zat pembasah, Na2Co3, dan NaCl. Faktor lain yang akan mempengaruhi proses pencelupan adalah vlot. Pada pencelupan ini dilakukan dalam beberapa variasi resep sehingga dapat diketahui pengaruh dari beberapa faktor tersebut terhadap hasil pencelupan. Berikut ini adalah perbandingan dari beberapa resep yang digunakan: Perbandingan Resep 1 & 2Pada resep 1, kain dicelup tanpa menggunakan zat pembantu seperti zat pembasah Na2CO3, dan NaCl. Sedangkan pada resep 2 menggunakan zat pembasah dan Na2CO3. Dari perbadaan tersebut dapat dilihat bahwa kain dengan resep 1 memilki warna yang lebih muda dari pada kain dengan 2. Hal ini dikarenakan Na2CO3 berperan sebagai gugus pelarut yang akan memperbaiki kelarutan zat warna dan zat pembasah berperan untuk meratakan dan mempercepat proses pembasahan pada kain sehingga pada resep 2 kelarutannya lebih baik dan proses penyerapan zat warna ke dalam kain lebih cepat dan merata dibandingkan resep 1. Perbandingan Resep 2 & 3Pada resep 2 & 3 yang membedakan adalah pada penggunaan NaCl sehingga warna kain pada resep 3 yang memakai NaCl lebih tua dibandingkan resep 2. Dimana pada proses absorbsi zat warna dan kain yang memilki ion yang sama akan saling tolak menolak, oleh karena itu digunakan NaCl yang dapat mengurangi keelektronegatifan pada kain . NaCl juga mempunyai kelarutan yang lebih tinggi sehingga zat warna tidak terlarut melainkan terdorong masuk ke dalam kain. Oleh karena itu kerataannya pun lebih baik dari pada resep 2. Perbandingan Resep 3 & 4Pada resep 3 & 4 yang membedakan adalah pada penggunaan vlot yang juga berpengaruh terhadap ketuaan warna. Dapat dilihat dari kain dengan resep 4 yang memiliki vlot yang lebih kecil menghasilkan ketuaan warna yang lebih tinggi dari pada kain dengan resep 3. Dengan perbandingan vlot yang lebih kecil akan menghasilkan warna yang lebih tua karena zat warna yang terbuang atau hilang hanya sedikit. Perbandingan Resep 1 & 5Pada resep 1 dan 5 yang membedakannya adalah penggunaan Na2CO3 yang berfungsi untuk memperbaiki kelarutan zat warna. Dimana ion Na+ akan ditarik oleh ion OH- sehingga zat warna mudah larut dan juga memberikan suasana alkali pada larutan yang akan mengurangi kesadahan air yang dipakai. Karena kelarutannya yang lebih tinggi hasil pada resep 5 memilki warna yang lebih tua dibandingkan resep 1.

Setelah proses pencelupan kain yang digunakan dibagi menjadi 2 bagian. Untuk bagian pertama hanya dilakukan pencucian dengan sabun saja, sedangakan bagian yang lain terlebih dahulu melalui proses iring sebelum di lakukan pencucian. Jika dibandingkan hasil dari kedua kain tersebut ternyata pada kain yang melalui proses iring memiliki ketahanan terhadap pencucian yang lebih baik dibandingkan dengan kain yang hanya dicuci saja dikarenakan proses iring dapat memperbesar molekul zat warna dalam serat sehingga zat warna akan lebih sukar bermigrasi.

5. KesimpulanPada proses pencelupan kain kapan dengan zat warna direk dapat disimpulkan bahwa kain dengan menggunakan resep 4 memilki ketuan warna dan kerataan yang paling baik

Daftar Pustaka

Djufri, Rasjid. M.Sc.dkk. 1976. Teknologi Pengelantangan, Pencelupan, dan Pencapan. Bandung: Institut Teknologi BandungKaryana, Dede, S.Teks,M.Si dan Ir. Elly K. Bk. Teks. 2005. Bahan Ajar Praktikum Pencelupan I. Bandung: STTT BandungSoeprijono,p.,et al.,serat-serat tekstil,textbook ITT,1973