LAPORAN KASUS bblr

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kasus bblr

Citation preview

BAB ILAPORAN KASUS

STATUS KEPANITERAAN KLINIKSMF ILMU PENYAKIT ANAKRUMAH SAKIT UMUM DAERAH BEKASI

Nama : Azman Hakim Hassanuddin Tanda tangan:NIM: 030.08.270Dokter Pembimbing: Dr. Mas Wisnu Wardhana Sp.A

I. IDENTITAS PASIENDataPasienAyahIbu

NamaBayi Ny Dewi (II)Tn. HNy. D

Umur3 hari37 tahun29 tahun

Jenis KelaminLaki-lakiLaki-lakiPerempuan

AlamatGanda Agung RT 07/06 Karang Satria

AgamaIslamIslamIslam

Suku BangsaJawaJawaJawa

Pendidikan-SMASMA

Pekerjaan--Ibu Rmh Tangga

KeteranganHubungan dgn orangtua anak kandung, kembar

II.ANAMNESISBerdasarkan rekam medis pasiena. Keluhan Utama:Tidak langsung menangis pada saat lahirb. Riwayat penyakit sekarang :Bayi laki-laki lahir spontan dengan letak songsang di ruang bersalin RSUD Bekasi pada tanggal 12 Juni 2013 dengan persalinan normal di Ruang Dahlia. Bayi lahir dengan berat 800g dan panjang badan 35cm dengan Apgar Score 2-3. Keluhan pada saat lahir tanpa menangis dan belum cukup bulan. Bayi dirujuk ke bagian NICU dengan tangis merintih, napas tidak adekuat, tampak retraksi dinding dada, terlihat biru pada bibir & ekstremitas. Kejang (-), ikterik (-), muntah (-), demam (-). Refleks hisap tidak baik, tonus otot tidak baik, BAB dan BAK normal.c. Riwayat kehamilan ibu :HIV (+)d. Riwayat Kehamilan dan PersalinanKehamilanPerawatan Antenatal: ?Penyakit Kehamilan: HIV (+)

PersalinanTempat kelahiran: BidanPenolong Persalinan: BidanCara persalinan: Persalinan normalMasa gestasi: Kurang bulan ( 32 minggu )Keadaan Bayi: - Berat badan lahir : 800 gr - Panjang badan lahir : 35 cm - Lingkar kepala : 27cm - Tidak Langsung menangis - Nilai APGAR : 2/3 - Kelainan kongenital : tidak adaKesan : Riwayat selama kehamilan ibu dicurigai menderita HIV, saat kelahiran ketuban jernih. Bayi lahir dengan kurang bulan, berat badan tidak sesuai usia kehamilan.e. Data KeluargaPerkawinan: PertamaUmur saat menikah: Ibu ( 20 thn)Konsanguitas: Tidak adaKeadaan kesehatan/penyakit bila ada: HIV (+)Riwayat penyakit pada anggota keluarga lain/orang lain serumah: ?

f. Data perumahanKepemilikan rumah:Milik pribadi Keadaan rumah:Lantai keramik, ventilasi cukup, dinding bertembok, kamar mandi didalamKeadaan lingkungan :Perumahan padat

III.PEMERIKSAAN FISIK dilakukan pada tanggal 14 Juni 2013

Status GeneralisKeadaan umum: Tampak sakit beratKesadaran: SoporocomaTanda VitalNadi: 140 x/menitSuhu: 37,3 oCPernafasan: 54 x / menit Status Antropometri Berat Badan : 800 grPanjang Badan: 35 cm Pemeriksaan SistematisKepala Bentuk dan ukuran :Simetris, bulat, normocephaly, UUB belum menutup, Caput suksadenum (-) Rambut &kulit kepala :Warna hitam, tebal biasa, pertumbuhan rambut merata, lanugo (+) Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik.Hidung : Pernafasan cuping hidung (-)Telinga: Daun telinga belum sempurna, Bibir : Lembab, sianosis oral (+)Mulut : Bentuk simetris Leher : Trakea di tengah.Thoraks Paru-paruInspeksi: Gerak napas kedua hemithoraks simetris, Retraksi sela iga (+), areola & papilla mammae (+). Puting Susu datar, < 1 mm.Palpasi: Vocal fremitus tidak dilakukanPerkusi: Tidak dilakukanAuskultasi: Tidak dilakukan JantungInspeksi: Ictus cordis tidak terlihatPalpasi: Tidak dilakukan Perkusi: Tidak dilakukanAuskultasi: S1-S2 regular, murmur (-), gallop (-). AbdomenInspeksi: Datar.Palpasi : Supel, hepar dan lien teraba tidak membesarPerkusi: TimpaniAuskultasi: Bising usus (+) normal

Anus dan rektum : Dalam batas normalGenitalia : Laki-laki, skrotum yang kecil dengan daerah permukaan rugae yang kecil, testis belum turun.Anggota gerak : Akral dingin, sianosis (+), capillary refill time < 3 detikTulang belakang : Kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-) Kulit: Turgor cukup, kuning (-)Reflek: Moro (-), Hisap (+), Rooting (-), Genggam (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANGTanggalPemeriksaanHasilNilai normal

12 Juni 201309.00 WIB

14 Juni 2013 06.00 WIBGDS

GDS84

45460 140 mg/dl

60 140 mg/dl

V. DIAGNOSA KERJANeonatus Kurang Bulan Kecil untuk Masa Kehamilan dengan BBLASR, RDS dan suspek HIV.VI. RESUMEPasien lahir pada tanggal 12 Juni 2013 pukul 06.30 WIB dengan persalinan normal. Berat lahir pasien 800 gram dengan panjang badan 35 cm. Pasien tidak memiliki kelainan bawaan, anus (+). APGAR Score 2/3. Sewaktu lahir, pasien biru dan tidak langsung menangis, merintih, sesak (+) dan terdapat retraksi minimal. Sianosis (+), pasien kejang (-) ikterik (-), muntah (-), demam (-). Refleks hisap tidak baik, tonus otot tidak baik, BAB dan BAK normal. Riwayat penyakit keluarga didapatkan ibu menderita HIV (+). Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit berat, soporocoma, gerakan bayi tidak aktif, sianosis oral (+), retraksi sela iga (+), akral dingin, sianosis anggota gerak (+) dan tanda prematuritas seperti lanugo (+), daun telinga belum sempurna, puting susu datar, skrotum yang kecil dengan daerah permukaan rugae yang kecil, testis belum turun.

VII. MASALAH1. Respiratory Distress Syndrome2. Neonatus preterm.3. BBLASR4. Curiga HIV (+)5. Ibu HIV (+)

ANALISA MASALAH1. Respiratory Distress SyndromeDari status pasien didapatkan usia kehamilan ibu saat melahirkan 32 minggu yang merupakan faktor resiko terjadinya RDS karena pada bayi premature terjadi gangguan sintesis, penyimpanan dan pelepasan surfaktan. Resiko RDS juga meningkat pada bayi lahir kembar seperti pasien ini. Pada pemeriksaan fisik 24 72 jam pertama pada pasien ini terdapat tanda gangguan pernafasan antara lain takipnue (+), retraksi interkostal (+) dan sianosis (+). Dinilai dari Down score pada pasien ini 2-3 yaitu moderate respiratory distress.

2. Neonatus pretermDari status pasien didapatkan riawayat kelahiran pasien pada usia kehamilan 32 minggu, dimana usia kehamilan normal untuk melahirkan adalah 38-42 minggu.

3. BBLASRDari status pasien didapatkan berat badan lahir pasien 800 gram, dimana berat badan lahir normal antara 2500 gram 4000 gram.

4. Curiga HIV (+)Dari status pasien didapatkan riwayat penyakit keluarga yakni ibu pasien menderita HIV (+), dan kemungkinan menularkan penyakitnya secara transplasental.

5. Ibu HIV (+)Dari status pasien didapatkan riwayat ibu pasien menderita HIV (+).

Penyebab kematian pada pasienIbu dengan HIV AIDS melahirkan anak dengan BBLASR, imunitas menurun, imaturitas organ, Hyalin Membran Disesase dan sepsis. Sehingga terjadi gagal napas yang akhirnya menyebabkan kematian pada pasien.

FOLLOW UP KOAS HARI 1TanggalJamNamaSOAPNama Pasien : Bayi Ny. D(II)Umur : 1 hariNo. CM : 03370567Tanggal Masuk: 12 Juni 2013

13/6/ 201309.10

S : Bayi kurang aktif, Sianosis (+), Sesak (+)O : Keadaan umum : tampak sakit berat Kesadaran : somnolen Tanda vital - Tekanan darah : 147/90 mmHg- Nadi : 136x/menit- Pernapasan : 63x/menit- Suhu : 36,9C

A : 1. Premature2. BBLASR3. Ibu HIV (+)

P : Medikamentosa IVFD Dextrose 10 % GIR 6 3,0 cc / jam Cefotaxime 2 x 40 mg Amikasin 1 x 6 mg/24 jam Aminophylin 4,8 mg, 24 jam kemudian 2 x 2 mg Zidovudin 2 x 2 mg Minum LLM 4 x 2,5cc

FOLLOW UP KOAS HARI 2TanggalJamNamaSOAPNama Pasien : Bayi Ny. D(1)Umur : 2 hariNo. CM : 03370566Tanggal Masuk: 12 Juni 2013

14/6/ 201310.43

S : Bayi kurang aktif, Sianosis (+), Sesak (+)O : Keadaan umum : tampak sakit berat Kesadaran : somnolen Tanda vital - Tekanan darah : 142/93 mmHg- Nadi : 138x/menit- Pernapasan : 66x/menit- Suhu : 36,3C

A : 1. Premature2. BBLR3. Ibu HIV (+)

P : Medikamentosa IVFD Dextrose 10 % GIR 6 3 cc / jam Cefotaxime 2 x 45 mg Amikasin 1 x 6,75 mg Aminophylin 5,4 mg, 24 jam kemudian 2 x 2,75 mg Zidovudin 2 x 2 mg

FOLLOW UP KOAS HARI 3TanggalJamNamaSOAPNama Pasien : Bayi Ny. D(1)Umur : 3 hariNo. CM : 03370566Tanggal Masuk: 12 Juni 2013

15/6/ 2013

Jam 16.30 WIBTelpon orang tua pasien 2 kali tidak ada jawabanJam 20.35 WIBO2 terpasang nasal 1 liter per menitSesak berkurang, kesadaran CM, saturasi O2 90%, HR: 181 kali/menitJam 22.00 WIBSaturasi O2 menurun menjadi 80-84%O2 nasal ditambah menjadi 2 liter per menitJam 23.40 WIBSaturasi O2 menurun menjadi 20%Dirangsang nyeri (+), bayi biru, pupil midriasis, orang tua ditelpon diangkat dan dijelaskan keadaan bayi.Jam 24.00 WIBSaturasi 02 send off, diransang nyeri (-), bayi sudah membiru, pupil midriasis.Bayi dinyatakan meninggal dunia.A : 1. Premature2. BBLR3. Ibu HIV (+)

P : Medikamentosa IVFD Dextrose 10 % GIR 6 4 cc / jam Cefotaxime 2 x 45 mg Amikasin 1 x 6,75 mg Aminophylin 5,4 mg, 24 jam kemudian 2 x 2,75 mg Zidovudin 2 x 2 mg

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. DefinisiBayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gr. Bertahun-tahun lamanya bayi baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut bayi premature. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Lama kelamaan ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya tetapi juga pada maturitas bayi itu. (2)Gruenwald mengatakan bahwa bila digunakan definisi yang lama, 30% - 40% dari bayi perempuan sebenarnya telah mempunyai masa gestasi 37 38 minggu. Selain itu negeri yang masih berkembang batas 2.500 gram sebagai bayi premature mungkin terlalu tinggi, karena berat badan lahir rata-rata yang lebih rendah. (2)Untuk mendapat keseragaman pada Kongres European Perinatal Medicine ke II di London (1970) telah diusulkan definisi yang berikut : (3) Bayi kurang bulan ialah bayi dengan maka kehamilan kurang dari 37 minggu (259) Bayi cukup bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu (259 sampai 293) Bayi lebih bulan ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih)Dengan pengertian seperti yang telah diterangkan di atas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi golongan, yaitu : (3)1. Prematuritas murniMasa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan.2. DismaturitasBayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK).Bayi lahir hidup yang dilahirkan sebelum 37 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir disebut premature oleh organisasi kesehatan sedunia (WHO). Premature juga sering digunakan untuk menunjukan imaturitas. Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu kurang dari 1000 gram juga disebut sebagai neonatus imatur. Secara histories, premature didefinisikan dengan berat badan lahir 2500 gram atau kurang tetapi sekarang bayi yang beratnya 2500 gram atau kurang pada saat lahir, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dianggap premature dengan masa kehamilan pendek menurut umur kehamilannya mereka mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine (disebut juga sebagai kecil untuk umur kehamilannya (SGA)) atau keduanya. Prematuritas dan retaradasi pertumbuhan intrauterine (disebut juga sebagai kecil untuk umur kehamilannya (SGA)) atau keduanya. Prematuritas dan retaradasi pertumbuhan intrauteri (IUGR) dihubungkan dengan kenaikan morbiditas dan mortalitas neonatus. Idealnya definisi berat badan lahir rendah untuk populasi individu harus didasarkan pada data yang sehomogen mungkin, baik secara genetic maupun lingkungan. (1)B. EpidemiologiMasa gestasi bayi prematur ialah kurang dari 37 minggu atau 259 hari. Di negeri maju angka kejadian kelahiran bayi prematur ialah sekitar 6-7%. Di negara sedang berkembang, angka kematian ini lebih kurang 3 kali lipat. Di Indonesia kejadian bayi prematur belum dapat dikemukakan disini, tetapi angka di RSCM jakarta berkisar antara 22-24% dari semua bayi yang dilahirkan pada 1 tahun. (2)Selama tahun 1991 7,1% kelahiran hidup di Amerika Serikat yang beratnya kurang dari 2500 gr, frekuensi untuk bayi kulit hitam dua kali lebih tinggi dari frekuensi untuk bayi kulit putih. Sejak tahun 1981 frekuensi BBLR telah naik terutama karena adanya kenaikan jumlah kelahiran preterm. Sekitar 30% bayi BBLR di Amerika Serikat mengalami IUGR dan dilahirkan sesudah 37 minggu. Pada angka BBLR yang lebih besar dari 10% kontribusi IUGR bertambah dan kontrfrekuensi BBLR telah naik terutama karena adanya kenaikan jumlah kelahiran preterm. Sekitar 30% bayi BBLR di Amerika Serikat mengalami IUGR dan dilahirkan sesudah 37 minggu. Pada angka BBLR yang lebih besar dari 10% kontribusi IUGR bertambah dan kontribusi prematuritas berkurang. Di Negara-negara yang sedang berkembang sekitar 70% bayi BBLR adalah IUGR. Bayi dengan IUGR mempunyai morniditas dan mortalitas lebih besar daripada bayi dengan pertumbuhan umur yang tepat. (2)C. EtiologiSalah satu cara yang efektif untuk menurunkan angka kematian perinatal ialah mencegah terjadinya prematuritas. Sampai sekarang pengetahuan mengenai etiologi prematuritas belum cukup memuaskan. Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui.15% dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari 1 janin). (3)Menurut besarnya penyebab kelahiran bayi prematur dapat dibagi : (3)1. Faktor ibua. Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya toksemia gravidarum, perdarahan ante partum, trauma fisis dan psikologis, penyakit lainnya ialah nefritis akut, diabetes mellitus, infeksi akut atau tindakan opertif dapat merupakan factor etiologi prematuritas.b. Usia Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20 tahun dan pada multigravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia ibu antara 26-35 tahun.c. Keadaan social ekonomiKeadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan social ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah. 2. Factor janinHidramnion, kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan lahirnya bayi BBLR.

Tabel 1 kemungkinan etiologi kelahiran premature (1)Amnionitis Cacat bawaanEritroblastosis fetalisiatrCacat bawaanEritroblastosis fetalisIatrogenInkompetensi serviksPlasenta previaPolihidramnion PreeklamsiaKetuban pecah diniPenyakit ibu yang beratKehamilan gandaInfeksi saluran kemihTidak diketahui

Faktor resiko yang mungkin berperan dalam terjadinya persalinan prematur adalah: (4) Kehamilan usia muda (usia ibu kurang dari 18 tahun) Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur Golongan sosial-ekonomi rendah Keadaan gizi yang kurang Penyalahgunaan obat.

D. Factor yang berhubungan dengan prematuritas dan berat lahir rendahSangat sulit memisahkan factor yang berhubungan dengan KMK dan SMK secara sempurna. Kira-kira 1/3 diantara bayi berat lahir rendah termasuk KMK yang masa gestasinya dihitung dari hari pertama haid terakhir. Dengan demikian bayi yang kecil terutama disebabkan oleh retardasi pertumbuhan intrterutama disebabkan oleh retardasi pertumbuhan intrauterine sedangkan yang lainnya termasuk SMK. Pada umumnya bayi premature (SMK) disebabkan oleh tidak sanggupnya uterus menahan janin, gangguan selama hamil, lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi hamil, lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Retardasi pertumbuhan intrauterine berhubungan dengan keadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta, dengan pertumbuhan dan perkembangan janin, atau dengan keadaan umum dan gizi ibu. (2)Hubungan yang jelas tampak antara KMK dengan SMK adalah keadaan social ekonomi yang rendah. Dalam kelompok keluarga ini kejadian ibu yang menderita kekurangan gizi, anemia, komplikasi kehamilan, dan riwayat reproduksi yang tidak memuaskan (ketidaksuburan yang relative, keguguran, lahir mati, prematuritas dan berat lahir rendah) relative tinggi. Factor yang kurang jelas hubungannya adalah perkawinan yang tidak sah, kehamilan remaja, jarak dua kehamilan yang terlalu dekat, dan ibu yang sebelumnya telah melahirkan 4 anak.(3)Walaupun telah diterangkan perbedaan sistematik tentang pertumbuhan janin dalam hubungan dengan ukuran/besarnya ibu, kelahiran, berat badan saudaranya, keadaan social ekonomi dan ibu yang perokok akan tetapi berapa besar variasi berat lahir antara subkelompok yang disebabkan oleh perbedaan diluar janin dan factor genetic dalam pertumbuhan tidak diketahui. (3)E. Gejala klinis Berat badan kurang dari 2500 gr, panjang badan kurang atau sama dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm. Masa gestasi kurang dari 37 minggu. Tampak luar sangat bergantung pada maturitas atau lamanya masa gestasi itu. Kalau bayi lapar, biasanya menangis, gelisah, aktifitas bertambah. Bila dalam waktu 3 hari tanda kelaparan ini tidak terdapat, kemungkinan besar bayi menderita infeksi atau perdarahan intracranial. Seringkali terdapat edema pada anggota gerak, yang menjadi lebih nyata sesudah 24-48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat pitting edema. Edema ini dapat berubah sesuai dengan perubahan posisi. Edema ini seringkali berhubungan dengan perdarahan antepartum, diabetes mellitus dan toksemia gravidarum. Frekuensi pernapasan bervariasi sangat luas terutama pada hari-hari pertama. Walaupun demikian bila frekuensi pernafasan terus meningkat atau selalu di atas 60/menit, harus waspada akan kemungkinan terjadinya penyakit membrane hialin (sindrom gangguan pernafasan idiopati) atau gangguan pernafasan karena sebab lain. Dalam hal ini penting sekali melakukan pemeriksaan radiologis thoraks. (3)Gambaran fisik bayi prematur: (2,5,6) Ukuran kecil Berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg) Kulitnya tipis, terang dan berwarna pink (tembus cahaya) Vena di bawah kulit terlihat (kulitnya transparan) Lemak bawah kulitnya sedikit sehingga kulitnya tampak keriput Rambut yang jarang Telinga tipis dan lembek Tangisannya lemah Kepala relatif besar Jaringan payudara belum berkembang Otot lemah dan aktivitas fisiknya sedikit (seorang bayi prematur cenderung belum memiliki garis tangan atau kaki seperti pada bayi cukup bulan) Refleks menghisap dan refleks menelan yang buruk Pernafasan yang tidak teratur Kantung zakar kecil dan lipatannya sedikit ( anak laki - laki ) Labia mayora belum menutupi labia minora ( pada anak perempuan).

E. DiagnosaUntuk menentukan status BBLR digunakan kurva pertumbuhan janin Lubchenko, 1966 Pediatrix, 2001. Kurva ini menggunakan patikan berat badan yang seharusnya pada umur kehailan tertentu. Kriteria yang digunakan adalah BMK (Besar Masa Kehamilan), SMK (Sesuai Masa Kehamilan), dan KMK (Kecil Masa Kehamilan). Berat badan kurang dari presentil ke 10 memiliki makna KMK (Kecil Masa Kehamilan) atau PJT (Pertumbuhan Janin Terhambat).9

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka waktu 1 jam setelah lahir, dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.8A. AnamnesisRiwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR (3):1. Umur ibu2. Riwayat hari pertama haid terakir3. Riwayat persalinan sebelumnya4. Paritas, jarak kelahiran sebelumnya5. Kenaikan berat badan selama hamil6. Aktivitas7. Penyakit yang diderita selama hamil8. Obat-obatan yang diminum selama hamilB. Pemeriksaan Fisik. C. Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain3:1. Berat badan > 2500 gram2. Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)3. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).D. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain 3:1. Pemeriksaan Skor Ballard

2. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.

Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafasDiagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran fisik dan usia kehamilan. Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada bayi prematur: (5,6) Rontgen dada untuk melihat kematangan paru-paru Analisa gas darah Kadar gula darah Kadar kalsium darah Kadar bilirubin.

F. Penyakit bayi prematurSemua penyakit pada neonatus dapat mengenai bayi prematur, tetapi ada beberapa penyakit tertentu yang terutama terdapat pada bayi prematur. Hal ini disebabkan oleh factor pembekuan, misalnya belum cukup surfaktan terbentuk pada penyakit membrane hialin. Demikian pula kejadian hiperbilirubinemia pada bayi premature lebih tinggi dibandingkan dengan neonatus cukup bulan karena factor kematangan hati. (1)Sebab utama kematian premature dan bayi cukup bulan adalah asfiksia, trauma lahir (terutama di otak) cacat bawaan, penyakit membrane hialin, septikimia dan perdarahan intraventrikuler. Prematuritas sendiri tidak menyebabkan kematian. Kejadian tertentu resiko neonatus berbeda menurut berat badan , masa kehamilan dan berat untuk kehamilan. (3)Masalah klinis yang sering dijumpai pada bayi prematur adalah sindrom gawat nafas (penyakit membran hialin, perdarahan paru, sindrom aspirasi, pneumonia kongenital, pneumothoraks), apnea berulang, hipoglikemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, anemia, edema, gejala neurologik yang berhubungan dengan anoksia otak, instabilitas sirkulasi, hipotermia, sepsis yang disebabkan oleh bakteri dan koagulasi intravascular diseminata. Keadaan lain yang memperburuk bayi premature adalah malas minum, berat badan tidak bertambah untuk waktu yang cukup lama, sering menderita apnea, anemia, perdarahan, dan asidosis metabolic. (4)Dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa penyakit yang ada hubungannya dengan prematuritas. (2,3,5)a. Enterokolitis nekrotikans neonatalEnterokolotis nekrotikan merupkan penyakit salurann cerna yang serius pada bayi yang baru lahir dan ditandai dengan bercak nekrosis atau nekrosis difus pada mukosa tau submukosa usus serta vaskularisasi usus. Insidensi terjadinya dihubungkan denga umur kehamilan yang kurang, dan merupakan komplikasi yang penting yang terjadi pada kelahiran premature. Terhitung 7,5 % kasus EKN sebagai penyebab kematian neonatal.Ileum bagian distal dan kolon proksimal sangat sering terlibat. Beberapa stress perinatal , terutam asfiksia dan hipotermia dianggap sebagai factor predisposisi terjadinya EKN. Permulaan penyakit biasanya pada 2 minggu pertama tetapi dapat terlam bat sampai umur 2 bulan. Dapat menimbulkan gejala seperti apneu, bradikardi, dan distensi abdominal. Mekonium keluar secara normal dan sebagai tanda pertama ialah distensi perut dengan retensi lambung. Timbulnya penyakit ini nsering tidak jelas, dan dapat terjadi sepsis sebelum dicurigai terjadi lesi pada usus. Sekali terkena kondisi anak biasanya buruk, dengan cepat menjadi lemah dan asidosis serta dapat berkembang kearah syok dan DIC.b. HipotermiaPerbedaan suhu di dalam kandungan dan lingkungan akan memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi, selain itu hipotermia dapat terjadi karena kemampuan untuk untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas, karena pertumbuhan otot-otot yang belum cukup matang, lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas.Tanda klinis hipotermia: Suhu tubuh dibawah normal Kulit dingin Akral dingin Sianosis

c. Sindrom Gawat NafasSampai saat ini penyakit membrane hyaline dianggap terjadi karena defisiensi pembentukan surfaktan pada paru bayi yang belum matang. Surfaktan adalah zat yang penting dalam pangembangan paru dan merupakan suatu kompleks yang terdiri dari protein, karbohidrat dan lemak. Senyawa utama zat tersebut adalah lesitin dan mulai terbentuk pada kehamilan 22 24 minggu dan berjumlah lengkap dan mulai berfungsi normal pada minggu ke-35 kehamilan.Defisiensi Surfaktan menyebabkan gangguan kemampuan paru untuk mempertahankan stabilitasnya, alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi sehingga untuk pernafasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks yang lebih besar yang disertai usaha inspirasi yang kuat.Pada aspirasi mekonium terjadi hipoksia intrauterin akan mengakibatkan janin mengalami gasping dalam uterus, selain itu mekonium akan dilepaskan dan bercampur dengan cairan amnion, cairan amnion yang mengandung mekonium tersebut akan masuk ke dalam paru janin karena inhalasi. Ketika bayi lahir akan menderita gangguan pernafasan karena melekatnya mekonium dalam saluran pernafasan.Tanda klinis sindrom gawat nafas : Pernafasan cepat Sianosis perioral Merintih sewaktu ekspirasi Retraksi substernal dan interkostal

d. Hipoglikemia.Penyelidikan kadar gula darah pada 12 jam pertama menunjukkan bahwa hipoglikemia dapat terjadi sebanyak 50% pada bayi matur. Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin yang menyebabkan terhentinya pemberian glukosa.Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah 50-60 mg/dL selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat badan lahir rendah dalam kadar 40 mg/dL. Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum mencukupi. Hipoglikemia terjadi bila kadar gula darah 20 mg/dL.

Tanda klinis hipoglikemia :

1

Gemetar Sianosis Apatis Kejang Apnea Intermiten Tangisan lemah atau melengking Kelumpuhan atau letargi Kesulitan minum Terdapat gerakan putar mata Keringat dingin Hipotermia Gagal jantung dan henti jantung

Hipoglikemia pada neonatus terjadi bila gula darah < 47 mg/dl, Pada hipoglikemia berat didapatkan hasil gula darah < 25 mg/dl, dan hipoglikemia ringan/sedang jika kadar gula darah >25 - 100 ml/kg. HMF diberikan sampai dengan berat 1800-2000 g. Bila tidak terdapat HMR atau ASI peras ibu kurang, dapat diberikan susu formula yang dimulai dengan pengenceran setengah.Komposisi Berbagai SusuSusu SapiASI MaturASI PrematurASI Prematur + FortifierFormula BBLRFormula Biasa

Energy / 100 ml677067748066

Karbohidrat 4.676-8.56.9

Lemak 3.94.2444.43.6

Protein 3.41.31.8-2.43.72.21.5

Natrium227223113-208

Kalium391518-1817

Calcium 30962718-2712-20

Phosphor 30553811-1712-18

Pencegahan infeksiBayi premature sangat rentan terhadap innfeksi. Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut : (1)1. mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit sebelum masuk ke tempat rawat bayi2. mencuci tangan dengan zat antiseptic/sabun setiap sebelum dan sesudah memegang seorang bayi 3. melakukan tindakan untuk mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang berhubungan langsung dengan bayi4. mencegah kontaminasi udara disekitar bayi5. mencegah jumlah bayi yang terlalu banyak dalam satu ruangan6. membatasi kontak langsung dan tidak langsung dengan petugas ruangan dan bayi lainnya7. melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke tempat bayi dirawat.Hubungan antara bayi dan keluarga harus tetap dilaksanakan agar perkembangan bayi tidak terganggu. Sedangkan bahaya infeksi dapat dikurangi dengan cara mematuhi peraturan pencegahan infeksi. (1) Pencegahan transmisi infeksi dari satu bayi ke bayi lainnya sukar dilakukan karena pada bayi cukup bulan maupun bayi premature sering tidak tampak manifestasi klinis infeksi dini. Terhadap bayi yang dirawat namun lahir di luar Rumah Sakit, dugaan terhadap infeksi harus selalu ada. Untuk membuktikannya bayi tersebut diawasi dengan teliti selama tiga hari. Kalau terjadi epidemic diruang rawat bayi sejumlah perawat tertentu dan ruangan isolasi harus digunakan serta tindakan aseptic dan antiseptic yang sudah dilaksanakan setiap hari lebih ditingkatkan lagi. (2)Keberhasilan dalam merawat bayi baru lahir umumnya dan bayi premature khususnya dapat dicapai dengan memuaskan apabila tersedia tenaga perawat yang cekatan, terlatih, berpengalaman dalam jumlah yang memadai, serta tersedia fasilitas lainnya seperti laboratorium, alat radiology,EKG,USG, alat resuscitator.(1)Obat Bersihan ginjal untuk sebagian besar bahan yang dikeluarkan air kemih kurang pada bayi beru lahir, lebih-lebih pada bayi prematur. Untuk mencapai hasil yang memuaskan dan tidak merugikan bayi, pemberian obat yang mudah diekskresi ginjal seperti penisilin, gentamisin dan kanamisin waktu antara 2 pemberian dibuat lebih lama misalnya 12 jam. Obat yang didetoksikasi dihati atau yang memerlukan konjungasi kimia sebelum diekskresi ginjal, harus pula diberikan dengan hati-hati dan dalam jumlah dan cara pemberian obat antibiotic kepada neonatus yang menderita infeksi harus dipertimbangkan untuk setiap bayi, oleh karena dapat menimbulkan bahaya seperti (1) infeksi yang disebabkan oleh organisme yang resisten terhadap obat yang diberikan, (2) merusak atau menghambat kerja bakteri yang menghasilkan sejumlah vitamin yang diperlukan bayi seperti vitamin K dan tiamin, (3) merusak/mengganggu proses metabolic yang bermanfaat misalnya peranan sulfisoksazol dalam hiperbilirubinemia. Walaupun obat dipasaran dikatakan aman untuk dipakai akan tetapi penggunaannya terhadap penyakit neonatus harus sangat berhati-hati terutama untuk premature. Dalam jumlah tertentu obat seperti oksigen, sulfisoksazol, kloramfenikol, novobiosin, cukup aman diberikan kepada bayi cukup bulan akan tetapi berbahaya untuk bayi premature. (1,2)Kadar beberapa immunoglobulin bayi premature pada waktu lahir berbeda bermakna dengan ibu saat bersalin atau bayi cukup bulan, kadar ini akan terus merendah selama bulan pertama. Pemberian rutin gamaglobulin profilaktik belum memberikan hasil yang memuaskan. (1,2)Memulangkan bayiSebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan botol maupun dengan putting susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara 10-30 g/hr dan suhu tubuh tetap normal diruang biasa. Bayi harus tidak menderita apnea atau bradikardia dan tidak memerlukan oksigen atau obat yang diberikan melaui pembuluh darah. Mata bayi yang mendapat oksigen harus diperiksa untuk melihat ada tidaknya fibroplasia retrolental dan tekanan darah bayi yang dimasukkan kateter ke dalam tali pusatnya harus diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya hipertensi vascular ginjal. Bila ada dugaan bayi menderita anemia, kadar haemoglobin dan hematokrit harus diperiksa. Biasanya bayi premature dipulangkan dengan berat badan lebih dari 2000 gram dan semua masalah yang berat sudah diatasi. Selanjutnya bayi harus dipantau secara teratur untuk melihat pertumbuhan dan perkembangannya serta menemukan kelainan yang mungkin baru timbul kemudian dan kalau mungkin mengobati/mencegah berlanjutnya proses penyakit yang dideritanya. (1)Perawatan dirumahSebelum pulang ketika ibu masih dirawat di rumah sakit, sudah harus diajarkan cara merawat bayi baru lahir seperti cara memandikan, merawat tali pusat, mengganti popok, memberi ASI/PASI. Kalau mungkin petugas social yang berpengalaman dalam merawat bayi mengunjungi rumah bayi tersebut sekurang-kurangnya 1 kali untuk melihat dari dekat bagaimana si ibu merawat bayinya dan kalau perlu memberi nasehat mengenai kesalahan atau kekurangannya. (1,3)H. Prognosis Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501-2500 gram adalah 95% tetapi bayi berat kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian lebih tinggi. Perawatan bayi dengan berat badan yang sangat rendah di ruang gawat darurat neonatus telah dapat memperpanjang umurnya, kematiannya diduga karena diplasia bronkopulmonal, enterokolitis nekrotikans atau infeksi sekunder. Angka kematian bayi berat lahir rendah yang berhasil dipulangkan dari rumah sakit selama 2 tahun pertama lebih tinggi dari bayi cukup bulan. Kebanyakan sebab kematiannya diduga karena infeksi yang pada hakekatnya dapat dicega. Selain itu terdapat peninggian kejadian gagal tumbuh, sindrom kematian bayi mendadak, anak terlantar, ikatan antara ibu bayi (terutama bayi premature) yang tidak memuaskan. (1,6)Kelainan anatomic bawaan yang didapat pada bayi BBLR kira-kira 3-7%. Bayi berat lahir rendah yang tidak mempunyai cacat bawaan, kerusakan susunan saraf pusat, berat lahir yang sangat rendah atau retardasi pertumbuhan intrauterine, selama tahun kedua akan mengalami pertumbuhan fisis yang mendekati pertumbuhan bayi cukup bulan dengan berat sesuai dengan masa gestasi. Keadaan inirine, selama tahun kedua akan mengalami pertumbuhan fisis yang mendekati pertumbuhan bayi cukup bulan dengan berat sesuai dengan masa gestasi. Keadaan ini terjadi lebih dahulu pada bayi premature dengan ukuran yang lebih besar. (1,3)Selama tahun kedua bayi BBLSR tidak akan mampu mencapai pertumbuhan seperti bayi dengan berat badan yang mendekati bayi cukup bulan, terutama yang menderita penyakir kronis berat, jumlah makanan yang diberikan tidak mencukupi, atau bila perawatannya tidak memadai. Pada umumnya makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan terjadinya kecerdasan yang kurang dan gangguan neurologik. Lingkaran kepala yang kecil waktu lahir mungkin berhubungan dengan ciri neurologik yang buruk. Kejadian retardasi perkembangan neurologik dan mental pada bayi dengan berat lahir yang sangat rendah berkisar antara 10-20% termasuk serebral palsi 3-5% cacat pendengaran dan penglihatan yang sedang sampai berat 1-4% dan kesukaran belajar 20% IQ global rata-rata sebesar 90-97 dan 76% di antaranya dapat mengikuti sekolah normal. (1)

DAFTAR PUSTAKA

1. Current : Pediatric Diagnosis and Treatment: Neonatal Intensive Care, page 22-30. Edition 15 Th 2001 Mc Graw Hill Companies.2. Avery Gordon B : Neonatologi, Pathology and Management Of The New Born, Page 182-200. Second Edition.JB Lippincott Company Philadelphia1981.3. Rudolfs Fundamental Of Pediatric, Page 161-164 Mc Graw Hill Companies 2002.4. eMedicine-Neonatal Resuscitation 2001 : Articel by Robin L Bissinger,MSN,RNC,NNP5. Lara Mother Health Care Center : Asphyxia Neonatorum6. Behrman, Kliegman : Nelson Essential Of Pediatric-Delivery Room Care, Page 160-166, 204-206. W.B Saunders Company 1990.7. CorbertAnthony,M.D : Disorders Of The Respiratory Tract In Children, Page 268-273. W.B Saunders Company19838. Wood David and Malan Atties : Notes On The Newborn Infant Fifth Edition.1996.9. Markum A.H. Prematuritas dan Retardasi Pertumbuhan Intrauterine. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, jilid I, cet.3, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996; 221-3610. Surasmi A., Handayani S., Nurkusuma H. Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah. Dalam: Perawatan Bayi Resiko Tinggi, cet. 1. Jakarta: EGC, 2003; 30-5611. Nelson. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak, Ed. 15, Vol. 1, Jakarta: EGC, 1996; 562-7212. Budjang R.F. Bayi Dengan Berat Lahir Rendah. Dalam: Ilmu Kebidanan, Ed. 3, cet. 5, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 1999; 771-8413. Ananth C.V., Kramer M.S., Demissie K. Small-for-Gestasional Age Birth Among Balck and White Women: Temporal Trends in the United States. In: Research and Practice, Vol. 93. No. 4, American Public Health Association, April 2003; Journal on 13 January 2005http://www.ajph.org/cgi/content/full/93/4/57714. I.D.A.I. Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah, artikel tanggal 13 Januari 2005. Dalam: http://www.idai.or.id/web/topik/detil.asp?IDTopics=71