21
I. IDENTITAS PENDERITA Nama : An. RFZ Umur : 7 tahun Jenis kelamin : perempuan Agama : Islam Alamat : Ngetuk-Nalumsari RT3 RW1 Jepara Suku : Jawa No CM : 6583666 II. DAFTAR MASALAH No Problem Aktif Tanggal No Problem pasif Tgl 1. Neglected dislokasi hip joint sinistra terpasang skeletal traksi 18/4/201 1 III. DATA DASAR A. DATA SUBYEKTIF Anamnesis Alloanamnesis dengan tante penderita pada tanggal 18 April 2011 pukul 16.00 WIB di ruang Rajawali RSDK. Keluhan Utama Pincang saat berjalan

Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : An. RFZ

Umur : 7 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : Islam

Alamat : Ngetuk-Nalumsari RT3 RW1 Jepara

Suku : Jawa

No CM : 6583666

II. DAFTAR MASALAH

No Problem Aktif Tanggal No Problem pasif Tgl

1. Neglected dislokasi hip joint

sinistra terpasang skeletal

traksi

18/4/2011

III. DATA DASAR

A. DATA SUBYEKTIF

Anamnesis

Alloanamnesis dengan tante penderita pada tanggal 18 April 2011 pukul

16.00 WIB di ruang Rajawali RSDK.

Keluhan Utama

Pincang saat berjalan

Riwayat Penyakit Sekarang

± 7 bulan yang lalu ketika anak sedang mengendarai sepeda, anak terjatuh.

Mekanisme jatuh anak lupa. Sejak itu bagian pinggul kiri dirasa nyeri hingga

anak tidak dapat berjalan, bengkak (-), pinggul kiri tampak berbeda dengan

pinggul kanan (+), perdarahan (-), BAB dan BAK tidak ada kelainan. Oleh

keluarga anak dibawa ke pengobatan alternatif untuk dipijat hingga lebih dari

30 kali. Usai dipijat anak mulai dapat berjalan, namun pincang. Karena dirasa

Page 2: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

tidak sembuh, ± 3 minggu yang lalu anak berobat ke RS Kudus, dilakukan

foto rontgen dan dirujuk ke RSDK.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat trauma sebelum ini disangkal

Riwayat operasi sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat patah tulang dengan atau

tanpa trauma

Riwayat Sosial Ekonomi

Ayah bekerja sebagai karyawan pabrik. Ibu penderita tidak bekerja.

Menanggung 2 orang anak yang belum mandiri. Biaya pengobatan

ditanggung oleh jamsostek.

Kesan : sosial ekonomi cukup

B. DATA OBYEKTIF

Pemeriksaan fisik (dilakukan tanggal 18 Desember 2010 Pkl. 11.30 WIB)

Status Generalis

Keadaan umum: baik, kooperatif

Kesadaran : composmentis

Tanda Vital : Tek. Darah : tidak dilakukan

Nadi : 100x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

RR : 22x/menit

t : 37 º C ( axiller )

Kepala : mesosefal

Mata : conjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung : nafas cuping (-), sekret (-), septum deviasi (-)

Telinga : discharge (-/-)

Mulut : bibir sianosis (-)

2

Page 3: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

Tenggorokan : T1-T1, faring hiperemis (-).

Leher : simetris, trakhea ditengah, pembesaran nnll (-)

Thorax

Pulmo I : simetris saat statis dan dinamis

Pa : stem fremitus kanan = kiri

Pe : sonor seluruh lapangan paru

Au : SD vesikuler, ST (-)

Cor I : ictus cordis tak tampak

Pa : ictus cordis teraba pada SIC V 2 cm medial LMCS,

Pe : konfigurasi jantung dalam batas normal

Au : Suara jantung I-II murni, bising (-), gallop (-).

Abdomen I : datar

Au : bising usus (+) normal

Pe : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)

Pa : supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan(-),

defans muskuler (-)

Ekstremitas Superior Inferior

Akral dingin -/- -/-

Sianosis -/- -/-

Edema -/- -/-

Capillary refill < 2”/ <2” <2”/<2”

Sensibilitas +/+ +/+

Motorik:

Gerak +/+ +/sulit dinilai

Kekuatan 5/5 5/sulit dinilai

Tonus N/N N/ N

Reflek fisiologis +/+ +/ sulit dinilai

Reflek patologis -/sulit dinilai

3

Page 4: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

Status lokalis :

Panggul - ekstremitas inferior sinistra

Inspeksi : Terpasang skeletal traksi di distal femur dengan beban 5kg

Tak tampak deformitas, warna sama dengan kulit sekitar,

jaringan parut (-)

Palpasi : teraba trochanter mayor sinistra letak tinggi , nyeri tekan (-),

suhu sama dengan kulit sekitar, palpasi a.dorsalis pedis (+)

Kaki kiri Kaki kanan

Panjang anatomis 60 cm 60 cm

Panjang klinis 65 cm 68 cm

Range of Movement ( ROM ) :

Sulit dinilai karena terpasang skin traksi

V. DIAGNOSIS BANDING

1. Dislokasi sendi panggul kiri

2. Fraktur femur proksimal kiri

VI. DIAGNOSIS KERJA

Dislokasi sendi panggul kiri

VII. RENCANA PENGOBATAN

Dx : S : -

O: kontrol X foto femur AP-lateral, X-foto pelvis AP-oblique

Tx : Asam mefenamat 3x250mg bila perlu

Amoxicillin 3x250mg

Mx : Keadaan umum, panjang klinis, cappilary refill daerah distal

4

Page 5: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

Ex : - Menjelaskan kepada keluarga penderita bahwa penderita

mengalami perubahan posisi pada sendi panggul kiri akibat jatuh

dari sepeda

- Menjelaskan kepada keluraga penderita mengenai pemeriksaan

yang akan dijalankan untuk menegakkan diagnosis dan

mengevaluasi terapi

- Menjelaskan pada keluarga penderita bahwa telah dilakukan

operasi untuk pemasangan traksi sampai panjang klinis dan

panjang anatomis kedua kaki sama panjang

.

5

Page 6: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.

Dislokasi dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya

seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (mangkuk sendi).

KLASIFIKASI

Dislokasi panggul dengan atau tanpa fraktur acetabulum termasuk cedera

mayor. Kekuatan tertentu dibutuhkan untuk menyebabkan dislokasi dan sebagai

tambahan, gangguan yang didapat dari pemeriksaan rontgen secara signifikan berupa

cedera jaringan lunak.

Fraktur atau fraktur dan dislokasi panggul dapat terlewatkan dengan mudah

ketika berbarengan dengan cedera ekstremitas ipsilateral.

KLASIFIKASI DISLOKASI PANGGUL

A. Dislokasi Anterior

1.Obturator

2.Iliaca

3.Pubis

4.Berhubungan fraktur femur proksimal

B. Dislokasi Posterior

1.Tanpa fraktur

2.Dengan fraktur dinding posterior

3.Dengan fraktur femur proksimal

DISLOKASI ANTERIOR

Biasa terjadi pada kecelakaan. Mekanisme terjadinya dislokasi akibat paksaan

abduksi yang berlebihan (forced abduction). Collum femur atau trochanter mayor

femur jatuh pada tepi acetabulum dan mengungkit caput femur keluar melalui

6

Page 7: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

sobekan pada kapsul anterior. Jika hal tersebut terjadi pada kondisi ekstensi relatif

maka akan terjadi dislokasi iliaca atau pubis, panggul dalam keadaan fleksi maka

dislokasi obturator akan terjadi.

Dalam berbagai contoh kasus, caput femur bergerak ke atas melewati tepi

anteroinferior acetabulum.

Pemeriksaan

Pada pemeriksaan fisik, pada dislokasi obturator, panggul dalam keadaan abduksi,

eksternal rotasi dan fleksi. Pada dislokasi iliaca atau pubis, panggul mungkin dalam

keadaan ekstensi. Caput femur biasanya dapat dipalpasi di dekat spina iliaca anterior

pada dislokasi iliaca, pada dislokasi pubis dapat diraba di selangkangan.

Lakukan pemeriksaan sirkulasi dan status neurologik dengan teliti sebelum mencoba

reduksi. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan foto rontgen berupa

gambaran caput femur keluar dari acetabulum pada posisi inferior dan medial.

Terapi

Terapi terpilih adalah reduksi tertutup segera, namun reduksi terbuka dapat dilakukan

jika dibutuhkan. Traksi awal yang kuat dan tegas sepanjang aksis femur selama

penggunaan bantuan stabilisasi pelvis dengan penekanan pada krista iliaka anterior.

Pada dislokasi obturator traksi dilanjutkan selama panggul dalam keadaan fleksi dan

dihentikan hingga terjadi internal rotasi. Pada dislokasi iliaca atau pubis, caput femur

ditarik ke distal hingga ke acetabulum sehingga dapat dilakukan fleksi dan internal

rotasi.

Prognosis

Dislokasi anterior terjadi kira-kira 13% dari 1000 kejadian dislokasi panggul. Hasil

yang cukup memuaskan didapatkan pada pasien anak-anak. Traumatik arthrosis dan

nekrosis avaskular merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dewasa.

Rekurensi dislokasi jarang terjadi.

DISLOKASI POSTERIOR

Mekanisme terjadinya dislokasi posterior akibat kekuatan yang melawan lutut dalam

keadaan fleksi dimana saat itu panggul juga dalam keadaan fleksi. Contohnya pada

benturan lutut pada dashboard mobil saat kecelakaan. Jika panggul dalam keadaan

7

Page 8: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

aduksi, dapat terjadi simple dislokasi. Namun jika pangul dalam keadaan sedikit

abduksi, fraktur posterior atau posterosuperior acetabulum dapat terjadi. Semakin

meningkat derajat fleksi panggul, semakin meningkat pula kemungkinan dislokasi

yang terjadi.

Pemeriksaan

Pemeriksaan menunjukkan kaki memendek, dalam posisi internal rotasi, dan aduksi.

Pemeriksaan teliti yang dapat dilakukan sebelum reduksi meliputi sensibilitas dan

derajat kekuatan kelompok otot motorik.

Terapi

Pada dislokasi posterior tanpa fraktur dilakukan reduksi sesegera mungkin, kurang

dari 8-12 jam jika memungkinkan. Langkah penting dalam reduksi adalah traksi pada

garis deformitas diikuti fleksi panggul 90 derajat. Sementara itu pelvis distabilkan

dengan tekanan pada spina iliaca. Dengan traksi berkelanjutan, panggul kemudian

dapat berotasi ke internal dan eksternal.

FRAKTUR FEMUR PROKSIMAL

Femur merupakan tulang yang terpanjang pada badan dimana fraktur dapat terjadi

mulai dari proksimal sampai distal.

Femur, terletak di bawah articulatio dengan tulang pelvis di bagian medial

membentuk sudut inklinasi ke inferior sampai dengan sendi lutut.

Sudut inklinasi lebih jelas terlihat pada wanita dibandingkan laki-laki.

Tulang femur terdiri diri

- Caput

femur

- Collum

femur

- Trochant

er mayor

- Trochant

Segmen superior

8

Page 9: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

er minor

- Batang femur

- Supra

kondulus femur

- Kondilus

femur

Segmen inferior

Fascia sub cutaneus terdiri dari :

superficial adipose layer

deep fibrous layer

Ototnya terdiri dari 3 kelompok

1. Kelompok anterior (Extensor)

m. rectus femoris

m. vastus lateralis

m. vastus medialis

m. vastus intermedius

articularis genu

m. sartorius

2. Kelompok medial (Adduktor)

m. pectineus

m. gracilis

m. adductor longus

m. adductor brevis

m. adductor magnus

3. Kelompok posterior (flexor)

m. biceps femoris

m.semi tendinosus hamstrings

m. semi membranosus

m. psoas major

m. iliacus

9

Page 10: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

m. tensor fascia lata

Pembuluh darah, lymphe dan saraf/nerve

Pembuluh darah :

Arteri :- a. femoris superficial

- a. femoris profunda

- a. abturator

Vena : - v. saphena magna

- v. obturator

- v. femoris

Vaskularisasi pada daerah tulang intraartikuler diberikan oleh cabang

dari arteri sirkumflexa femoris medial dan lateral, dan oleh arteri

foveal yang berjalan bersama lig.capitis femoris. Bila terdapat fraktur

pada femur proksimal, biasanya kedua arteri pertama tersebut ikut

putus, sehinga perdarahan ke segmen fraktur hanya diberikan oleh

arteri foveal. Oleh karena itu manipulasi berlebihan pada fraktur

femur proksimal perlu dihindari karena dapat menyebabkan iskemi

hingga nekrosis avaskuler (AVN)

Lymphe : - superfisial lymphatic

- deep lymphatis

- sub inguinital nodes

Nerve : - n. cutaneus femoralis

- n. genito femoral

- cabang cutaneus ant dari n. femoris

- n. cutaneus femoralis post

Fraktur caput femoris

Biasanya disertai dengan dislokasi articulatio coxae. Fraktur pada superior caput

terjadi luksasi anterior, dan fraktur inferior terjadi luksasi posterior

Tipe 1: single fragment fracture

10

Page 11: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

Tipe 2: comminuted fracture

Fraktur collum femoris

Sering pada orangtua akibat fraktur patologis,

Tipe 1 – stress fracturer/ fracture incomplete

Tipe 2- impacted fracture

Tipe 3- Partially displaced fracture

Tipe 4 – Completely displaced atau comminuted fracture

Fraktur Trochanter

Tipe 1 – nondisplaced fracture

Tipe 2 – displaced fracture; >1mm displacement untuk fraktur trochanter mayor dan

> 2mm displacement untuk fraktur trochanter minor

Fraktur Intertrochanter

Merupakan fraktur ekstrakapsuler, pembagian :

Tipe 1- single fracture line tanpa displacement; stable

Tipe 2 – comminutive dengan displacement; unstable

Fraktur subtrochanter

Pembagian : stable dan unstable

GAMBARAN KLINIS

Anamnesis

Riwayat trauma : onset, jenis, berat ringan trauma, arah trauma, posisi pasien atau

ekstremitas yang bersangkutan

Pemeriksaan Fisik

Lokalis : ditemukan tanda klinis patah tulang : Deformitas berupa: pembengkokan,

terputar, pemendekan, gerak abnormal, krepitasi, fungsiolesa, seberapa jauh

gangguan fungsi, gerak yang tidak mampu dilakukan, ruang lingkup gerak sendi

(ROM) dan kekuatan

Pemeriksaan pada posisi anatomis penderita juga penting untuk menentukan

kecurigaan lokasi fraktur.

Fraktur caput femoris: sering dislokasi ke posterior, terjadi endorotasi dan abduksi

Pada dislokasi ke anterior terjadi abduksi dan eksorotasi

11

Page 12: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

Fraktur collum femoris: femoral neck fracture, pada displaced fracture terjadi

pemendekan, abduksi, dan eksorotasi

Fraktur trochanter: pada trochanter mayor, nyeri gerak terutama pada abduksi dan

ekstensi. Pada trocahnter mnor nyeri pada fleksi dan endorotasi

Fraktur intertrochanter: tampak pemendekan dan eksorotasi yang jelas.

Fraktur subtrochanter : proksimal femur biasanya fleksi dan eksorotasi

Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan pemeriksaan dengan foto rontgen, syarat foto:

- patah tulang di pertengahan foto

- persendian proksimal dan distal termasuk dalam foto

- dua foto dua arah bersilangan 90’

- sinar menembus tegak lurus

Bagian paha yang patah lebih pendek dan lebih besar dibanding dengan normal serta

fragmen distal dalam posisi eksorotasi dan aduksi karena empat penyebab:

1) Tanpa stabilitas longitudinal femur, otot yang melekat pada fragmen atas dan

bawah berkontraksi dan paha memendek, yang menyebabkan bagian paha yang patah

membengkak.

2) Aduktor melekat pada fragmen distal dan abduktor pada fragmen atas. Fraktur

memisahkan dua kelompok otot tersebut, yang selanjutnya bekerja tanpa ada aksi

antagonis.

3) Beban berat kaki memutarkan fragmen distal ke rotasi eksterna.

4) Femur dikelilingi oleh otot yang mengalami laserasi oleh ujung tulang fraktur

yang tajam dan paha terisi dengan darah, sehingga terjadi pembengkakan

Penatalaksanaan fraktur femur proksimal

1. Fraktur caput femoris

Tipe 1: hilangkan fragmen fraktur dalam cavum synovial yang sebabkan AVN, ORIF

jika perlu

Tipe 2 : arthroplasty

2.Fraktur collum femoris

12

Page 13: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

Tipe 1: imobilisasi, kadang operasi

Tipe 2,3,4 : ORIF, arthroplasty, konservatif (fraktur impacted)

3. Fraktur Trochanter

Tipe 1: konservatif

Tipe 2 : fixasi interna

4. Fraktur Intertrochanter

Traksi/bidai traksi, ORIF

5. Faktur subtrochanter

Traksi/bidai traksi, ORIF

Penatalaksanaan fraktur ini mengalami banyak perubahan dalam waktu sepuluh

tahun terakhir ini. Traksi dan spica casting atau cast bracing mempunyai banyak

kerugian dalam hal memerlukan masa berbaring dan rehabilitasi yang lama,

meskipun merupakan penatalaksanaan non-invasif pilihan untuk anak-anak. Oleh

karena itu, tindakan ini tidak banyak dilakukan pada orang dewasa.

Bila keadaan penderita stabil dan luka telah diatasi, fraktur dapat diimobilisasi

dengan salah satu dan empat cara berikut ini:

1) Traksi.

2) Fiksasi interna.

3) Fiksasi eksterna.

4) Cast bracing.

Traksi

Merupakan salah satu pengobatan konservatif yang mudah dilakukan oleh setiap

dokter dan bermanfaat dalam mereduksi suatu fraktur atau kelainan lain seperti

spasme otot. Traksi dipasang memakai pemberat dengan berat badan penderita

sebagai counter traksi. Berdasarkan mekanisme traksi dikenal dua macam traksi yaitu

1.Traksi menetap (fixation traction)

Digunakan sekaligus untuk melakukan fiksasi

13

Page 14: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

2.Traksi berimbang (sliding traction)

Suatu traksi secara bertahap untuk memperoleh reduksi tertutup dan

sekaligus imobilisasi pada daerah yang dimaksud

Dikenal dua jenis pemasangan traksi, yaitu :

1.Traksi kulit

Menggunakan plester lebar yang direkatkan pada kulit dan diperkuat dengan

perban elastis. Berat maksimum yang dapat diberikan adalah 5kg yang merupakan

batas toleransi kulit.

Indikasi :

Traksi kulit merupakan terapi pilihan pada fraktur femur dan beberapa fraktur

suprakondiler humeri pada anak-anak

Pada reduksi tertutup dimana manipulasi dan imobilisasi tidak dapat

dilakukan

Merupakan pengobatan sementara pada fraktur sambil menunggu terapi

definitif

Fraktur-fraktur yang sangat bengkak dan tidak stabil, misal fraktur

suprakondiler humeri pada anak-anak

Untuk traksi pada spasme otot atau kontraktur sendi

2.Traksi tulang

Biasanya menggunakan kawat Kirschner (K-wire) atau batang dari Steinmann pada

lokasi tertentu, yaitu :

proksimal tibia

kondilus humeri

olekranon

kalkaneus

traksi pada tengkorak

trokanter mayor

bagian distal metakarpal

Indikasi

Apabila diperlukan traksi yang lebih berat dari 5kg

14

Page 15: Laporan Kasus Bedah Orthopedi Wendy

Traksi pada anak-anak yang lebih besar

Pada fraktur yang tidak stabil, oblik atau kominutif

Fraktur tertentu pada daerah sendi

Dipergunakan sebagai traksi langsung pada traksi yang sangat berat, misalnya

dislokasi panggul yang lama sebagai persiapan terapi definitif

KEPUSTAKAAN

1. Rasjad Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Yasif Watampone. Jakarta :

2007

2.Manual of Orthopaedic. 6th Edition. Lippincott and William Wilkin

15