Upload
habiby-habibaty-qolbi
View
257
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Slide 1
PEMERIKSAAN FISIK EKSTREMITAS INFERIOR
Trendelenburgs sign adalah tes stabilitas postur tubuh ketika pasien berdiri pada satu kaki.
normalnya pada saat berdiri dua kaki pusat gravitasi tubuh ditempatkan di tengah-tengah antara kedua kaki. Saat berdiri 1 kaki, panggul tertarik di sisi yang tidak di angkat dan pusat gravitasi ditempatkan langsung di atas kaki yang berdiri.
Namun jika panggul tidak stabil, maka panggul turun di sisi yang di angkat.
Penyebab tanda Trendelenburg positif adalah: (1) nyeri pada weight bearing, (2) kelemahan abduktor pinggul, (3) pemendekan colum femoralis, dan (4) dislokasi atau subluksasi pinggul.
GALEAZZI TEST
HIP FLEXION( m.iliopsoas )
HIP EXTENSION( m. gluteus max,semitendinosus,semimembranosus,biceps femoris)
HIP ABDUCTION( m. gluteus medius)
Faktor genetik:
Wynne-Davies mengidentifikasi 2 group yg menjadi predisposisi instabilitas sendi yaitu generalized joint laxity (dominan) dan displasia acetabulum .
Faktor hormonal:
=>Kadar estrogen, progesteron dan relaxin yg tinggi pada beberapa mgg terakhir masa kelahiran => memperberat ligamentum laxity pada bayi
DISLOKASI HIP KONGENITALDevelopmental Displacement of the HipDevelopmental Displasia of the Hip
ETIOLOGI DHK
Malposisi intrauterin :
Sendi hip terus menerus dipertahankan pada acute flexion.
Presentasi vertex (occiput sinistra anterior).
Faktor post natal:
Kebiasaan membebat bayi dgn posisi full extention hip dan knee => insiden meningkat
kebiasaan menolong bayi yang menyebabkan ekstensi pasif yg tiba-2 dari posisi fleksi hip => merupakan faktor awal dari dislokasi hip
A
B
Kebiasaan membebat bayi
Ekstensi pasif yang tiba-tiba
PATOLOGI DHK
Selama perkembangan bayi => terjadi perubahan dalam perkembangan berupa :
- Displasia acetabulum / femur proksimal
- Kapsul sendi terulur dan ligamentum teres capitis
memanjang dan hipertropi => menghalangi reduksi
Setelah weight bearing => perubahan ini memberat
Anteversi dari acetabulum dan collum femur tetap.
Otot-2 sekitarnya beradaptasi memendek.
Deteksi dini DHK pada setiap kelahiran dengan test instabilitas sendi Hip.
Neonatus dgn riw. keluarga DHK => hrs lebih perhatian
DHK Pada Neonatus
Test instabilitas sendi Hip:
Test Ortolani
Test Barlow
Test Ortolani:
Posisi bayi terlentang (supine)
Paha bayi dipegang dengan ibu jari pada sisi medial dan jari lainnya pada trochanter mayor
Hip difleksikan 90 dan dengan lembut abduksikan.
DHK Pada Neonatus
Penilaian test Ortolani :
Normal : hip dapat diabduksikan hampir 90 .
DHK : gerakan abduksi terhambat, tetapi jika diberikan penekanan pada trochanter mayor didapatkan soft clunk o/k dislokasi tereduksi => kemudian hip abduksi penuh
Jika abduksi berhenti ditengah jalan dan tidak ada jerk of entry => dislokasi tidak reducible.
DHK Pada Neonatus
Test Barlow :
Bayi posisi terlentang
Ibu jari pemeriksa diletakkan pada inguinal dan memegang paha atas
Hip fleksi dan sedikit diabduksikan sambil ditekan kebawah sepanjang aksis femur.
Kemudian sedikit diabduksikan sambil mengankat femur keatas dan ke depan pada trochanter mayor
DHK Pada Neonatus
Penilaian test Barlow :
Normal : jika caput femur pada posisi tereduksi. Akan tetapi dapat dibuat slip out dari socket dan dapat kembali lagi => hip dislocatable.
DHK Pada Neonatus
DHK : pada saat diabduksikan sambil ditekan kebawah sepanjang aksis femur => caput femur tergelincir ke posterior keluar acetabulum
Kemudian sedikit diabduksikan sambil mengangkat femur keatas dan ke depan pada trochanter mayor => tiba-tiba caput femur tereduksi ke dalam acetabulum dgn jerk
Gambaran Klinis :
Permukaan kulit tampak asimetris
Tungkai sedikit memendek dan rotasi eksternal
Caput femur teraba pada inguinal
Gerakan abduksi hip terbatas
Kontraktur otot
Galeazzis sign (+)
Telescoping (+)
DHK Pada kasus yang terlambat
Galeazzis sign (+)
2 & 3. Telescoping. Pada DHK terjadi pergerakan pada paha
DHK Pada kasus yang terlambat
1
2
3
ACETABULAR DYSPLASIA ANDSUBLUXATION OF THE HIP
Terdapat kerusakan pada epiphysis acetabulum bagian lateral atau gangguan perkembangan dari caput femur (baik bawaan atau pada penyakit Perthes).
Selama masa bayi, displasia mungkin secara klinis tidak tampak dan hanya terlihat pada pemeriksaan USG.
tes Barlow bisa positif
Pada anak kondisi ini biasanya asimtomatik
Namun terkadang pinggul terasa nyeri - terutama setelah aktivitas berat - dan anak tampak pincang.
Jika ada subluksasi maka tanda Trendelenburg positif, panjang kaki asimetris dan kepala femoral teraba sebagai benjolan di selangkangan
gerakan - terutama abduksi saat posisi fleksi - terbatas
Datang ke dokter karena gaya berjalan yang aneh (awkward gait).
Anak yang in-toeing cenderung tersandung kaki nya ketika berjalan.
Dalam kondisi ini socket terlalu dalam dan menonjol ke dalam rongga panggul.
Biasanya tanpa gejala meskipun gerakan terbatas
Foto Sinar-X menunjukkan acetabulum tenggelam, dengan dinding bagian dalam menonjol melewati garis ilio-pectineal.
Sudut collum femur (terhadap aksis femur) yang normal 160 saat lahir, menurun menjadi 125 dalam kehidupan dewasa. Sudut < 120 disebut coxa vara. Deformitas dapat berupa bawaan atau diperoleh.
Kondisi ini biasanya didiagnosis ketika anak mulai berjalan Kaki tampak pendek dan bagian paha tampak bengkok.
coxa valgus pada Subluksasi
Tarikan otot abnormal
fleksi panggul, adduksi & rotasi interna femur
coxa valgus, malformasi kepala femur, asetabulum dangkal subluksasi
Proximal focal femoral deficiency (PFFD) or congenital femoral deficiency (CFD) kelainan yang jarang terjadi (kemungkinan teratogenik) hipoplasi femoralis Femur hampir tidak tampak.
Idiopatik
infeksi virus, trauma dan alergi telah diusulkan
Proses patologis efusi sinovial tekanan intra-artikular meningkat.
Biasanya pasien tampak nyeri dan lemas, sering kambuh. Nyeri dirasakan di paha atau bagian depan paha, kadang-kadang menjalar sampai lutut.
tanda utama adalah terbatasnya semua gerakan disertai rasa nyeri pada semua gerakan ekstrimitas
Karakteristik : gejala berlangsung selama 1-2 minggu dan kemudian mereda secara spontan
Perthes disease or rather LeggCalvPerthes disease gangguan (nyeri) adanya nekrosis avaskular dari caput femur.
Pasien - biasanya seorang anak 4-8 tahun - mengeluh sakit dan tampak pincang. Gejala berlanjut selama berminggu-minggu atau bisa berulang/intermiten.
Pinggul tampak normal, meskipun mungkin ada sedikit pengecilan. Awalnya, sendi mengalami iritasi sehingga semua gerakan berkurang dan nyeri pada ektrimitas.
abduksi (terutama dalam fleksi) hampir selalu terbatas dan rotasi internal juga.
Ada displacement dari epiphysis femoralis proksimal = femoral capital epiphysiolysis or slipped capital femoral epiphysis (SCFE)
Pada pemeriksaan kaki rotasi eksternal dan 1-2 cm lebih pendek. Khasnya ada keterbatasan fleksi, abduksi dan rotasi medial.
Tanda klasik adalah kecenderungan untuk peningkatan rotasi eksternal karena pinggul yang fleksi.
Setelah Slip akut, pinggul adalah mudah iritasi dan semua gerakan disertai rs nyeri.
Saat istirahat, anggota badan kanannya lebih rendah. kaki cenderung ke arah rotasi eksternal
abduksi dan rotasi medial terbatas
KNEE JOINT
Look :
Pasien berdiri:
Gait: normal, antalgic gait, spastic gait.
Alignment (kesegarisan): netral, varus, valgus,
fixed flexion, hyperextention, rotational deformity,
foot deformity.
Pembengkakan pada fossa poplitea.
Pasien terlentang:
Pasien terlentang:
Kulit: Sikatrik, fistulae, perubahan warna.
Pembengkakan, atrophy.
Deformitas.
Alignment (kesegarisan): netral, varus, valgus, fixed flexion, hyperextention, rotational deformity, foot deformity
Feel:
Kulit: Temperatur.
Soft tissue contour.
Nyeri tekan.
Pulsasi perifer: a. Dorsalis pedis, a. Tibialis posterior.
Move:
Fleksi.
Ekstensi.
McMURRAY TEST
ANTERIOR DRAWER TEST
POSTERIOR DRAWER TEST
BALLOTEMENT TEST
ANKLE JOINT
Pasien Berdiri
Look:
Gait: normal, antalgic gait, high-stepping gait (tabes dorsalis).
Drop foot.
Stiff foot.
Kulit: Sikatrik, fistulae.
Pembengkakan, atrophy.
Deformitas.
Bandingkan dengan kaki sebelah.
Move:
Pasien berjalan dengan ujung jari kaki.
Pasien terlentang:
Look:
Kulit: Sikatrik, fistulae, perubahan warna kulit.
Pembengkakan, atrophy.
Alignment (kesegarisan): equines, varus, valgus, dll.
Feel:
Kulit : Temperatur, Sensasi
Soft tissue: pembengkakan, penebalan, atrophy.
Nyeri tekan.
Pulsasi perifer: a. Dorsalis pedis, a. Tibialis posterior.
Move:
o Dorsofleksi.
o Plantarfleksi.
o Abduksi.
o Adduksi.
o Inversi.
o Eversi.
TERIMA KASIH