9
 BAB I STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN  Nama : Tn.D Umur : 29 tahun Je nis ke la mi n : laki -l aki Alamat : AFD 8 Agama : Islam Status : menikah II. ANAMNESIS KU : Pa sie n a tang e ngan kel uhan kaki ki ri ! engk ak" mer ah a n n# eri le! ih  kurang $ hari ini. %PS : Pas ien atang engan keluhan kaki ki ri !engk ak" mer ah a n n# eri l e!i h  krang $ hari ini. N#eri irasakan terus-terusan an se&erti itusuk-tusuk.  Se!elumn#a kaki &asien tertim&a !uah sa'it an suah !er(!at teta&i  tiak aa &eru!ahan. Selain itu &asien )uga mengeluhkan emam se)ak *  hari #ang lalu. %PD : Tiak &ernah mengalami sakit se&erti ini se!elumn#a %PK : - Ke!iasaan : mer(k(k II I. PE ME RI KSAAN TANDA VIT AL Tekanan arah : +*8,9mmg Suhu tu!uh : */"/ ( 0 Fre kuen si en# ut nai : 8 1, menit Frekuensi na3as : 22,menit IV . PEMERI KS AAN FI SI K DI AGNOSTIK IV.A.KEADAAN UMUM Kesaaran : 4(m&(smentis Keaaan u mum : tam&a k sakit se ang Tinggi ! aan :- 5erat !aan :- Status gi6i :- IV.B.PEMERIKSAAN KEPALA Ke&ala : tiak ilakukan &emeriksaan 7ata : tiak ilakukan &emeriksaan 0

Laporan Kasus Bedah Selulitis 3

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

STATUS PASIENI. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn.DUmur: 29 tahun

Jenis kelamin: laki-lakiAlamat: AFD 8Agama : Islam

Status: menikah

II. ANAMNESISKU : Pasien datang dengan keluhan kaki kiri bengkak, merah dan nyeri lebih kurang 7 hari ini.

RPS : Pasien datang dengan keluhan kaki kiri bengkak, merah dan nyeri lebih

krang 7 hari ini. Nyeri dirasakan terus-terusan dan seperti ditusuk-tusuk. Sebelumnya kaki pasien tertimpa buah sawit dan sudah berobat tetapi tidak ada perubahan. Selain itu pasien juga mengeluhkan demam sejak 3 hari yang lalu.RPD : Tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya

RPK : -Kebiasaan : merokokIII. PEMERIKSAAN TANDA VITAL

Tekanan darah

: 138/95mmHg

Suhu tubuh

: 36,6oC

Frekuensi denyut nadi: 80x/menit

Frekuensi nafas

: 22x/menitIV. PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK

IV.A.KEADAAN UMUM

Kesadaran: composmentis

Keadaan umum: tampak sakit sedang

Tinggi badan:-

Berat badan:-

Status gizi:-

IV.B.PEMERIKSAAN KEPALA

Kepala

: tidak dilakukan pemeriksaan

Mata

: tidak dilakukan pemeriksaan

Telinga

: tidak dilakukan pemeriksaan

Hidung

: tidak dilakukan pemeriksaan

Mulut

: tidak dilakukan pemeriksaan

IV.C.PMERIKSAAN LEHER

Inspeksi

: leher simetris dan tidak ada pembesaran KGB

Palpasi

: tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan trakea: tidak dilakukan pemeriksaan

Tekanan vena sentral : tidak dilakukan pemeriksaan

IV.D.PEMRIKSAAN THORAKS

Inspeksi

: tidak terdapat retraksi dinding dada

Palpasi

: fremitus taktil simetris kanan dan kiri, tidak ada krepitasi

Perkusi

: sonor pada dingding dada

Auskultasi: suara navas dasar vesukuler, wheezing (-/-), ronki (-/-)

IV.E.PEMERIKSAAN ABDOMEN

Inspeksi

: perut tampak datar

Auskultasi: bising usus normal 8x/menit

Palpasi

: nyeri tekan(-),

Perkusi

: timpani

Pemeriksaan ren : tidak dilakukan pemeriksaan

Nyeri ketok ginjal : tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan hepar : tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan lien : tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan asites : tidak ditemukan asites

Pemeriksaan ekstremitas : kaki kiri sulit digerakkan dengan bebas dan kaki tampak

bengkak, terasa nyeri setelah tertimpa buah sawit.V. PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium Hb

: 13,2 g/dl

Leukosit

: 8400 mm3

Trombosit: 225.000 mm3

Led

: 24

Ht

: 36,5 %

GDS

: 101 mg/dl

Rontgen

: Pedis Ap/oblVI. POINT DIAGNOSIS

Pasien datang dengan keluhan kaki kiri bengkak, merah dan nyeri lebih kurang 7 hari ini. Nyeri dirasakan terus-terusan dan seperti ditusuk-tusuk. Sebelumnya kaki pasien tertimpa buah sawit dan sudah berobat tetapi tidak ada perubahan. Selain itu pasien juga mengeluhkan demam sejak 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 138/95mmHg, suhu 36,6oC, nadi 80x/menit, nafas 22x/menit. Pemeriksaan ekstremitas kaki kiri sulit digerakkan, kaki tampak bengkak, terasa nyeriVII. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis: selulitis

Diagnosis banding : erisipelasVIII. PERENCANAAN TERAPI

1. IV RL 20 tpm

2. Inj. Ketorolac 1 amp

3. Inj. Ceftriaxone 1 amp

IX. PROGNOSISAd vitam

: Dubia ad bonam

Ad fungsionam: Dubia ad bonam

Ad sanationam: Dubia ad bonam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DefinisiSelulitis merupakan peradangan akut jaringan subkutis dapat disebabkan oleh Streptococcus B hemolyticus, Staphylococcus aureus, H influenzae dan S pneumonia1.2. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi untuk terjadi selulitis ini merupakan keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh terutama bila disertai higiene yang jelek; diabetes mellitus, alkoholisme, dan malnutrisi. Selain itu umumnya terjadi akibat komplikasi suatu luka/ulkus atau lesi kulit yang lain, namun dapat terjadi secara mendadak pada kulit yang normal2.3. Patogenesis

Selulitis biasanya mengikuti luka pada kulit, seperti luka gores, luka tusukan atau trauma lainnya sehingga bakteri masuk dengan mudah kedalam dermis dan berkembang biak yang akan menyebabkan terjadinya selulitis3.

Skema pathogenesis

4. Manifestasi klinis

Terdapat gejala konstitusi: demam, malaise. Lapisan kulit yang diserang adalah epidermis dan dermis. Penyakit ini didahului trauma, oleh sebab itu biasanya tempat predileksinya di tungkai bawah tetapi bisa juga pada daerah lainnya seperti wajah, ekstremitas atas, badan dan getitalia. Umumnya pada semua bentuk ditandai dengan kemerahan dengan batas tidak jelas, nyeri tekan, dan bengkak. Penyebaran perluasan kemerahan dapat timbul secara cepat di sekitar luka/ulkus. Pada keadaan akut, kadang-kadang timbul bula3.

5. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan klinis selulitis : adanya makula eritematous, tepi tidak meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas. Dapat disertai limfangitis dan limfadenitis. Penderita biasanya demam.

6. Diagnosis

Diagnosis selulitis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Pada pemeriksaan klinis selulitis ditemukan makula eritematous, tepi tidak meninggi, batas tidak jelas, edema, infiltrat dan teraba panas, dapat disertai limfangitis dan limfadenitis. Penderita biasanya demam dan dapat menjadi septikemia.Selulitis yang disebabkan oleh H. Influenza tampak sakit berat, toksik dan sering disertai gejala infeksi traktus respiratorius bagian atas bakteriemia dan septikemia. Lesi kulit berwarna merah keabu-abuan, merah kebiru-biruan atau merah keunguan. Lesi kebiru-biruan dapat juga ditemukan pada selulitis yang disebabkan oleh Streptokokus pneumonia3.

Gejala dan tanda selulitisGejala dan tandaSelulitis

Gejala prodormal:Demam, malaise, nyeri sendi dan menggigil

Daerah predileksi:Ekstremitas atas dan bawah, wajah, badan dan genitalia

Makula eritematous:Eritema cerah

Tepi:Batas tidak tegas

Penonjolan:Tidak terlalu menonjol

Vesikel atau bula:Biasanya disertai dengan vesikel atau bula

Edema:Edema

Hangat:Tidak terlalu hangat

Fluktuasi:Fluktuasi

Pemeriksaan laboratorium sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan pada sebagian besar pasien dengan selulitis. Seperti halnya pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan pencitraan juga tidak terlalu dibutuhkan.7. Diagnosis banding

Untuk menegakkan diagnosis antara erysipelas dan selulitis cukup sulit, karena hampir mempunyai keluhan dan gambaran klinis yang sama, ada beberapa perbedaan antara erysipelas dan selulitis. Perbedaan Erisipelas dan Selulitis Gejala dan TandaErisipelasSelulitis

Gejala Prodormal Demam, malaise, nyeri sendi dan menggigilDemam, malaise, nyeri sendi dan menggigil

Daerah PredileksiEkstrimitas atas dan bawah, wajah, badan dan genitaliaEkstrimitas atas dan bawah, wajah, badan dan genitalia

Makula eritematousEritema terang, seperti buah cerry red cerryEritema cerah

TepiBatas tegasBatas tidak tegas

PenonjolanAda penonjolanTidak terlalu menonjol

Vesikel atau BulaBiasanya disertai dengan vesikel atau bulaBiasanya disertai dengan vesikel atau bula

EdemaEdemaEdema

HangatHangatTidak terlalu hangat

Fluktuasi-Fluktuasi

8. Penatalaksanaan Pada selulitis yang ternyata penyebabnya bukan S.aureus penghasil penisilinase dapat diberi penisilin. Pada yang alergi terhadap penisilin, sebagai alternatif digunakan eritromisin (dewasa 250-500 gram peroral; anak-anak: 30-50 mg/kgbb/ hari tiap 6 jam) selama 10 hari. Dapat juga digunakan klindamisin (dewasa 300-450 mg/hr PO; anak-anak 16-20 mg/kgbb/hari setiap 6-8jam). Pada yang penyebabnya SAPP selain eritnomisin dan clindamisin, juga dapat diberikan dikloksasilin 500mg/hari secara oral selama 7-10 hari. Pada pasien ini dilakukan insisi atau drainase, jika pasien selulitis ini telah terjadi supurasi3.9. Komplikasi

Pada anak dan orang dewasa yang immunocompromised, penyulit pada selulitis dapat berupa gangren, metastasis, abses dan sepsis yang berat. Selulitis pada wajah merupakan indikator dini terjadinya bakteriemi stafilokokus betahemolitikus grup A; dapat berakibat fatal karena mengakibatkan trombosis sinus kavernosum yang septik. Selulitis pada wajah dapat menyebabkan penyulit intracranial berupa meningitis.10. PrognosisBanyak selulitis dan infeksi jaringan lunak dapat diobati secara rawat jalan dengan antibiotik oral dan tidak mengakibatkan gejala sisa. Sebagian besar pasien merespon dengan baik terhadap antibiotik oral.DAFTAR PUSTAKA1. Djuanda, Adhi . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Ketujuh. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 20082. Pandaleke, HEJ. Erisipelas dan selulitis. Fakultas kedokteran Universitas Samratulangi; Manado. Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 19973. Herchline Thomas E. 2014. Celulitis. Diakses tanggal 30 Desember 2014 http://emedicine.medscape.com/article/214222-overviewBakteri pathogen Streptococcus B hemolyticus, Staphylococcus aureus

Gangguan rasa nyaman dan nyeri

Edema dan

kemerahan ( Nyeri ditekan

Kerusakan Integritas pada kulit

Eritema lokal pada kulit

Menyerang kulit dan jaringan sub kutan

Meluas kejaringan yang lebih dalam

Menyebar secara sistemik

Terjadi peradangan akut

6