Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    1/22

    LAPORAN KASUS

    CKR DENGAN CLOSE FRAKTUR 1/3 DISTAL ULNA DEXTRA

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Tn. A

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Umur : 53 tahun

    Alamat : Jl. Sunan Kali Jogo V, Probolinggo

    Pekerjaan : wiraswasta

    MRS : 4 Desember 2013

    KRS : Desember 2013

    II. ANAMNESA

    A.Keluhan Utama : nyeri pada tangan kanan post KLLB.Riwayat Penyakit Sekarang

    Kronologisnya : pada tanggal 4 Desember 2013, sepulang kerja pasien

    mengendarai motor bersama istrinya, saat pasien akan belok ke kiri tiba-

    tiba ditabrak oleh motor dari belakang, pasien dan istrinya terjatuh ke sisi

    kiri dan menghantam batu pada kepala dan lengannya. Pasien sempat

    pingsan kemudian sadar saat tiba di IGD dan tidak pingsan lagi. Pasien

    tidak muntah namun pasien semoat muntah di ruang radiologi saat akandilakukan foto waters. Saat di IGD pasien sempat lupa kejadian

    kecelakaan tersebut. Sebelum kejadian, pasien tidak berada dibawah

    pengaruh obat-obatan ataupun alkohol.

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    2/22

    (Gambar.1,2,3 lengan bawah kanan terdapat luka yang terbidai dan terbungkus

    kasa, saat dilakukan operasi, luka dikepala yang dijahit dan ditutup kasa, luka

    yang telah dijahit pada bibir bawah)

    C.Riwayat Penyakit Dahulu

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    3/22

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    4/22

    - mata : konjungtiva : anemis (-). sclera : ikterus (-)

    - leher : pembesaran KGB (-)

    2. Thorax : bentuk simetris, jejas (-), sikatrik (-)Jantung

    - inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

    - palpasi : iktus kordis tidak teraba

    - perkusi : batas jantung : kesan normal

    - auskultasi : S1S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)

    Paru

    - inspeksi : gerakan nafas : simetris, retraksi (-)

    - palpasi : fremitus suara : simetris

    - perkusi : sonor diseluruh lapang paru

    - auskultasi : suara nafas : vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (-/-)

    3. Abdomen- inspeksi : distensi (-)

    - palpasi : defans muscular (-), nyeri tekan (-), hepar-lien : tidakteraba

    - perkusi : hepar, lien redup ; usus timpani

    - auskultasi : bising usus (+) normal

    4. Ekstremitasedema -/- sianosis -/-

    E.Status Lokalis antebrachii dextra :

    Look : - terbidai dan terbungkus oleh kasa

    - tidak terlihat darah yang merembes pada kasa

    - tampak luka jahitan di kepala sebelah kanan

    - tampak luka jahitan dibibir bawah

    Feel : - nyeri tekan (+)

    - avn distal normal

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    5/22

    Movement :ROM digiti manus (+) bebas, ROM shoulder (+) bebas,

    ROM cubiti (+) terbatas e.c. nyeri

    IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. Pemeriksaan Laboratorium( 4 Desember 2013, 07.54 )

    Pemeriksaan darah lengkap :

    - HB : 15,7 g/dl

    - Leukosit : 16.200/cmm ()

    - Diff.count : -/-/4/49/45/2 %

    - Trombosit : 346.000/cmm

    - Hematokrit : 42 %

    - GDA sewaktu : 128 mg/dl

    Pemeriksaan faal hemostasis :

    - KPTT : 40,8 det

    - PTT : 15,7 det ()

    RFT- BUN : 11,3 mg/dl

    - Creatinin : 1,2 mg/dl

    - Urid acid : 8,8 mg/dl

    Pemeriksaan Laboratorium ( 4 Desember 2013, 19.05 )

    GDA sewaktu : 205 mg/dlPemeriksaan fungsi hati (LFT) :

    - Alkali Fosfatase : 105 U/l

    - Bilirubin direct : 0,23 mg/dl

    - Bilirubin Total : 0,51 mg/dl

    - SGOT : 24 U/l

    2. Foto rontagen antebrachii dextra AP & lateral:

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    6/22

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    7/22

    RIWAYAT

    Nama, umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan Mekanisme cedera Waktu cedera Tidak sadar segera setelah cedera Tingkat kewaspadaan Amnesia: anterograde, retrograde Sakit kepala: ringan, sedang, berat

    Definisi: pasien sadar dan berorientasi (GCS 13-15)

    Pemeriksaan umum untuk menyingkirkan

    cedera sistemik

    Pemeriksaan neurologis terbatas

    Pemeriksaan rontgen vertebra cervical dan lainnya sesuai indikasi

    Pemeriksaan kadar alkohol darah dan zat toksik dalam urin

    Pemeriksaan CT scan kepala merupakan indikasi bila memenuhi

    kecurigaan perlunya tindakan bedah saraf sangat tinggi

    Observasi atau di rawat di RS

    CT scan tidak ada CT scan abnormal Semua cedera tembus Riwayat hilang kesadaran Kesadaran menurun Nyeri kepala sedangberat Intoksikasi alkohol/ obat-obatan

    Fraktur tulang Kebocoran liquor: rinorea-otorea Cedera penyerta yang bermakna Tidak ada keluarga dirumah GCS

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    8/22

    VII. PROGNOSIS

    Dubia at bonam

    VIII. FOLLOW UP

    Tanggal Subyektif Obyektif Assesmen

    t

    Planing

    Kamis,

    5-12-

    2013

    - nyeri pada

    luka (+)

    - kesemutan

    (-)

    - panas pada

    luka (-)

    - pusing (+)

    - mual (-)

    - muntah (-)

    - pasien puasa

    KU: cukup

    KS: CM

    TTV:

    -tensi:140/100mmHg

    -nadi: 96 x/menit

    -suhu: 36,7 C

    -RR : 24x/menit

    Status lokalis cruris

    dextra 1/3 distal:

    Look :

    -R. Antebrachii dextra

    terbidai dan

    terbungkus oleh kasa-tampak luka jahit di

    kepala sebelah kanan

    tertutup kasa

    -tampak luka jahit

    dibibir bawah

    Feel : - nyeri tekan

    (+),avn distal normal.

    CKR

    dengan

    close

    fraktur

    ulna

    dextra 1/3

    distal

    -Inj.Ceftriaxon2x1g

    -Inj.Ketorolac4x20mg

    -Inj.Piracetam3x1g

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    9/22

    Movement : ROM

    digiti manus (+),

    ROM shoulder (+),

    ROM cubiti (-)

    Selasa,

    6-12-

    2013

    - nyeri pada

    luka (+)

    - kesemutan

    (-)

    - pusing (+)

    - mual (-)

    - muntah (-)

    - Ma/mi

    cukup

    KU: cukup

    KS: CM

    TTV:

    -tensi:150/100mmHg

    -nadi: 84 x/menit

    -suhu: 36,3 C

    -RR : 21x/menit

    Status lokalis cruris

    dextra 1/3 distal:

    Look :

    -R. Antebrachii dextra

    terbalut tensocrep

    -tampak luka jahit di

    kepala sebelah kanan

    tertutup kasa

    -tampak luka jahit

    dibibir bawah

    Feel : - nyeri tekan(+),avn distal normal.

    Movement : ROM

    digiti manus (+),

    ROM shoulder (+),

    ROM cubiti (-)

    Post

    debrideme

    nt dan

    ORIF

    close

    fraktur

    ulna

    dextra 1/3

    medial

    dengan

    CKR

    -

    Inj.Ceftriaxon

    2x1g

    Inj.Ketorolac

    4x20mg

    Inj.Piracetam

    3x1g

    Rabu, - nyeri pada KU: cukup Post -Rawat luka

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    10/22

    7-12-

    2013

    luka (+)

    - pusing (+)

    - Ma/mi

    cukup

    -BAB (+)

    KS: CM

    TTV:

    -tensi:130/90mmHg

    -nadi: 84 x/menit

    -suhu: 36,3oC

    -RR : 18x/menit

    Status lokalis cruris

    dextra 1/3 distal:

    Look :

    -tampak luka jahit di

    kepala sebelah kanan

    tertutup kasa

    -tampak luka jahit

    dibibir bawah

    -luka operasi bagus,

    serum(-), darah (-)Feel : - nyeri tekan

    (+),avn distal normal.

    Movement : ROM

    digiti manus (+),

    ROM shoulder (+),

    ROM cubiti (-)

    debrideme

    nt dan

    ORIF

    close

    fraktur

    ulna

    dextra 1/3

    medial

    dengan

    CKR

    -

    Inj.Ceftriaxon

    2x1g

    Inj.Ketorolac

    4x20mg

    Inj.Piracetam

    3x1g

    Kamis,

    8-12-

    2013

    Pasien sudah

    tidak pusing

    Mobilisasi

    (+)

    Ma/mi cukup

    KU: cukup

    KS: CM

    TTV:

    -tensi:140/100mmHg

    -nadi: 72 x/menit

    -suhu: 36,5 oC

    Post

    debrideme

    nt dan

    ORIF

    close

    fraktur

    -Osteocal

    2x1tabl

    -Na

    diklofenak

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    11/22

    -RR : 22x/menit

    Status lokalis:

    Look :

    -R. Antebrachii dextra

    terbalut tensocrep

    -tampak luka jahit di

    kepala sebelah kanan

    tertutup kasa

    Feel : - nyeri tekan

    (+),avn distal normal.

    Movement : ROM

    digiti manus (+),

    ROM shoulder (+),

    ROM cubiti (-)

    ulna

    dextra 1/3

    medial

    dengan

    CKR

    Jumat,

    9-12-

    2013

    -Pasiensudah tidak

    ada keluhan

    -ACC pulang

    KU: cukup

    KS: CM

    TTV:

    -tensi: 150/100 mmHg

    -nadi: 83x/menit

    -suhu: 36oC

    -RR : 22x/menit

    Look :-luka operasi bagus,

    darah (-), serum (-)

    -tampak luka jahit di

    kepala sebelah kanan

    tertutup kasa

    Feel : - nyeri

    Post

    debrideme

    nt dan

    ORIF

    close

    fraktur

    ulna

    dextra 1/3medial

    dengan

    CKR

    Osteocal

    2x1tabl

    -Na

    diklofenak

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    12/22

    berkurang, avn distal

    normal.

    Movement : ROM

    digiti manus (+),

    ROM shoulder (+),

    ROM cubiti (-)

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    13/22

    DISKUSI KASUS

    A. DEFINISI

    Cedera kepala ringan adalah cedera kepala dengan keadaan pasien sadar dan

    tidak ada disorientasi (GCS 14-15) 1

    Fraktur ulna dextra 1/3 distal adalah terputusnya kontinuitas tulang ulna yang

    terjadi pada 1/3 bagian bawah akibat rudapaksa (trauma)

    B. ANATOMI REGIO ANTEBRACHII2,3,4

    A.Tulang

    1. Radius

    Radius adalah tulang lateral lengan bawah . ujung atasnya bersendi dengan

    humerus pada articulation cubiti dengan ulna pada articulation radioulnaris

    proximal. Ujung distalnya bersendi dengan os scaphoideum dan lunatum pada

    articulation carpalis dan dengan ulna pada articulation radioulnaris distal.

    Pada ujung atas radius terdapat caput yang berbentuk bulat kecil.permukaanatas caput kecil dan bersendi dengan capitulum humeri yang

    cembung.circumferentia articulare radii bersendi dengan incisura radialis

    ulnae.dibawah caput tulang menyempit membentuk collum.dibawah collum

    terdapattuberositas bicipitalis/ tuberositas radii yang merupakan tempat

    insertion musculus biceps.

    Corpus radii berlainan dengan ulna, yaitu lebih lebar dibawah dibandingkandengan bagian atas.corpus radii di sebelah medial mempunyai margo interossea

    yang tajam untuk tempat melekatnya membrane interossea yang

    menghubungkan radius dan ulna. Tuberculum pronator ,untuk tempat insertion

    musculus pronator teres,terletak di pertengahan pinggir lateralnya.

    Pada ujung bawah radius terdapat processus styloideus yang menonjol kebaw ah

    dari pinggir lateralnya.pada permukaan medial terdapat incisura ulnae,yang

    bersendi dengan caput ulnae yang bulat,.permukaan bawah ujung radius

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    14/22

    bersendi dengan os scaphoideum dan os lunatum.pada permukaan posterior

    ujung distal radius terdapat tuberculum kecil,tuberculum dorsalis,yang pada

    pinggir medialnya terdapat sulcus untuk tendo musculi flexor pollicis longus.

    2. Ulna

    ulna merupakan tulang medial lengan bawah.ujung atasnya bersendi dengan

    humerus pada articulation cubiti dan dengan caput radii pada articulation ulnaris

    proximal.

    Ujung distalnya bersendi dengan radius pada articulation ulnaris distalis, tetapi

    dipisahkan dari articulation radiocarpalis dengan adanya facies

    articularis.

    Ujung atas ulna besar, dikenal sebagai processus olecranii. Bagian ini

    membentuk tonjolan pada siku.processus ini mempunyai incissura di

    permukaan anterioirnya,incissura trochlearis,yang bersendi dengan trochlea

    humeri.di bawah trochlea humeri terdapat processus coronoideus yang

    berbentuk segitiga dan pada permukaan lateralnya terdapat incissura radialis

    untuk bersendi dnegan caput radii.Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah.di lateral mempunyai margo

    interosseus yang tajam untuk tempat melekatnya membrane interossea.pinggir

    posterior membulat ,terletak subcutan,dan mudah diraba seluruh panjangnya.di

    bawah incissura radialis terdapat lekukan, fossa supinator,yang mempermudah

    gerakan tuberositas bicipitalis radii.pinggir posterior fossa ini tajam dan dikenal

    sebagai crista supinator yang menjadi tempat origo musculus supinator.Padaujung distal ulna terdapat caput yang bulat, yang mempunyai tonjolan pada

    permukaan medialnya, disebut processus styloideus.

    Dua tulang lengan bawah mempunyai hubungan rumit. Di proximal, radius dan

    ulna bersendi satu sama lain dengan humerus distal. Di distal, artikuatio

    radioulnaris pada pergelangan tangan dipertahankan oleh kompleks

    fibrokartilago triangularis. Korpus radii dan ulna dihubungkan oleh membrane

    interossea fibrosa. Perubahan bentuk anatomi apapun dalam lengan bawah akan

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    15/22

    mengubah fungsi biokimiawinya dan membatasi kemampuan lengan bawah

    menjalani pronatio dan supinasi.

    B. Ruang Fascial Lengan Bawah

    Lengan bawah dibungkus oleh fascia profunda yang melekat pada periosteum

    margo posterior ulnae yang terletak subkutan. Sarung fascial ini bersama

    dengan membrane interossea dan septa intermuscularis fibrosa membagi lengan

    bawah menjadi beberapa ruang yang masing-masing mempunyai otot, saraf dan

    pembuluh darah yang mengurusnya.

    Membrane interossea adalah membran tipis tetapi kuat yang menghubungkan

    radius dan ulna. Membrane ini melekat pada margo interossea os radius dan

    ulna. Serabut-serabutnya berjalan miring ke bawah dan medial, sehingga gaya

    yang mengenai ujung bawahradius diteruskan dari radius ke ulna dan kemudian

    ke humerus dan scapula. Serabut-serabutnya menegang sewaktu lengan

    bawahdalam posisi semipronatio, yaitu pada posisi fungsional. Membrane

    interossea merupakan tempat perlekatan otot-otot di sekitarnya.

    Isi ruang fascial anterior lengan bawah:

    Otot: kelompok superficial terdiri dari musculus pronator teres, musculusflexor carpi radialis, musculus Palmaris longus dan musculus flexor carpu

    ulnaris; kelompok intermedia terdiri atas musculus flexor digitorum

    superficialis; dan keompok profunda terdiri dari musculus flexor policis

    longus, musculus flexor digitorum profundus, dan musculus pronator

    quadrates.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Illu_upper_extremity.jpg
  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    16/22

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    17/22

    C. DIAGNOSA5

    1. Anamnesa

    Bila tidak ada riwayat trauma, berarti fraktur patologis. Trauma harus diperinci

    kapan terjadnya, dimana terjadinya jenisnya, berat ringan trauma, arah trauma

    dan posisi pasien atau ekstremitas yang bersangkutan ( mekanisme trauma).

    Jangan lupa untuk meneliti kembali trauma ditempat lain secara sistematik dari

    kepala, muka, leher, dada dan perut.

    2. Pemeriksaan umum

    Dicari kemungkinan komplikasi umumseperti syok pada fraktur multipel ,

    fraktur terbuka atau tertutup, tanda tanda sepsis pada fraktur terbuka yang

    mengalami infeksi.

    3. Pemeriksaan status lokasi

    Tandatanda klinis pada fraktur tulang panjang :

    a.Look, cari apakah terdapat :Deformitas, terdiri dari penonjolan yang abnormal, angulasi, rotasi, dan

    pemendekan Functio laesa ( hilangnya fungsi ), lihat juga ukuran panjangtulang, bandingkan kiri dan kanan medialis )

    b.Feel, apakah terdapat nyeri tekan, apakah teraba denyut nadi sebelah distalcedera

    c.Move, untuk mencari :Krepitasi, terasa bila fraktur digerakan. Tetapi pada tulang spongiosa atau

    tulang rawan epifisis tidak terasa kreitasi. Pemeriksaan ini sebaiknya tidak

    dilakukan karena akan menambah trauma. Nyeri bila digerakan, baik pada

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    18/22

    gerakan akti f maupun pasif. Seberapa jauh gangguan gangguan fungsi,

    gerakangeraka yang tidak mampu digerakan, range of motion ( derajat dari

    ruang lingkup gerakan sendi ), dan kekuatan

    E. PENATALAKSANAAN6

    Prinsip Penatalaksanaan Dengan Konservatif & Operatif

    Konservatif

    Dilakukan pada anak-anak dan remaja dimana masih memungkinkan terjadinya

    pertumbuhan tulang panjang. Selain itu, dilakukan karena adanya infeksi atau

    diperkirakan dapat terjadi infeksi. Tindakan yang dilakukan adalah dengan gips

    dan traksi.

    a. Gips

    Gips yang ideal adalah yang membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh.

    Indikasi dilakukan pemasangan gips adalah :

    o Immobilisasi dan penyangga fraktur

    o Istirahatkan dan stabilisasio Koreksi deformitas

    o Mengurangi aktifitas

    o Membuat cetakan tubuh orthotic

    b. Traksi (mengangkat / menarik)

    Secara umum traksi dilakukan dengan menempatkan beban dengan tali padaekstermitas pasien. Tempat tarikan disesuaikan sedemikian rupa sehingga arah

    tarikan segaris dengan sumbu panjang tulang yang patah. Metode pemasangan

    traksi antara lain :

    1. Traksi manual

    Tujuannya adalah perbaikan dislokasi, mengurangi fraktur, dan pada keadaan

    emergency.

    2. Traksi mekanik, ada 2 macam :

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    19/22

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    20/22

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    21/22

    Fraktur spiral pada tungkai atas memakan waktu 6-8 minggu untuk konsolidasi,

    tungkai bawah perlu dua kali lebih lama. Tambahkan 25% kalau fraktur tidak

    bersifat spiral atau kalau fraktur melibatkan femur.[1]

    G. KOMPLIKASI

    Komplikasi dini :

    1. Infeksi

    Fraktur terbuka selalu menghadapi resiko. Perforasi yang kecil sekalipun

    harus diterapi dengan seksama dan debridemen harus dilakukan sebelum luka

    ditutup.

    2. Cedera vascular

    3. Sindroma kompartemen

    Gips yang ketat pada kaki yang bengkak dapat menyebabkan iskemia otot.

    Dekompresi lewat operasi pada semua kompartemen perlu dilakukan. Fraktur

    itu kemudian diterapi seperti fraktur terbuka tingkat III yang memerlukan

    fiksator luar dan penundaan penutupan luka.

    Komplikasi Lanjut :

    1. Malunion

    Sedikit pemendekan (sampai 1,5cm) biasanya tidak banyak membawa akibat.

    Tetapi rotasi dan deformitas angulasi, selain buruk akan mengakibatkan cacat

    karena lutut dan pergelangan kaki tidak lagi bergerak pada bidang yang sama.Dalam jangka panjang deformitas dapat menyebabkan predisposisi untuk

    osteoartritis pada lutut atau pergelangan kaki.

    2. Penyatuan lambat

    Penyatuan akan lambat jika fraktur terbuka (terutama jika disertai infeksi), jika

    pergeseran awal banyak, jika tibia mengalami fraktur pada dua tempat atau jika

    faktur bersifat komintif.

    3. Non-union

  • 8/13/2019 Laporan Kasus Ckr Dan Fr.ulna

    22/22

    Dapat terjadi setelah kehilangan tulang atau infeksi dalam tetapi penyebabnya

    sering merupakan akibat kesalahan terapi, karena penyatuan lambat tak

    diketahui, dan pembebatan dihentikan terlalu awal atau karena pasien dengan

    fraktur yang baru saja menyatu telah berjalan dengan pergelangan kaki ekuinus

    yang kaku.

    4. Kekakuan sendi

    Sering diakibatkan oleh kelalaian terapi pada jaringan lunak. Tetapi bila

    pembebatan yang lama diperlukan, dan terutama bila terdapat sepsis, kekakuan

    mungkin tak dapat dihindari. Keterbatasan gerak pada pergelangan kaki dapat

    berlajut selama 6-12 bulan setelah gips dilepas meskipun telah dilakukan latihan

    aktif.

    5. Osteoporosis pada fragmen distal dan kadang-kadang juga tulang tarsal.

    Demikian sering menyertai semua bentuk terapi sehingga dianggap sebagai

    penyerta yang normal pada fraktur tibia. Pembebanan aksial pada tibia

    diperlukan dan penahanan berat harus dilakukan secepat mungkin. Setelah

    fiksasi luar yang lama, perawatan khusus harus dilakukan untuk mencegahfraktur tekanan distal.

    6. Algodistrofi

    Pada fraktur sepertiga bagian distal algodistrofi sering terjadi. Harus dilakukan

    latihan disepanjang masa terapi.[1]