Laporan Kasus Iship Asma

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asma

Citation preview

  • LAPORAN KASUSASMA DALAM KEHAMILANdr. Arisita Carolina

  • PENDAHULUAN

  • Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran nafas yang melibatkan banyak sel dan elemen seluler yang mengakibatkan hiperresponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat, dan batuk-batuk terutama pada malam hari dan atau dini hari.

  • Di Indonesia, prevalensi asma berkisar 5-7%. Prevalensi asma pada kehamilan pada kepustakaan terdahulu dilaporkan 0,4 sampai 1,3%, sedangkan penelitian yang lebih mutakhir melaporkan sekitar 3,7 sampai 8,4%.

    Patogenesis maupun etiologi asma belum diketahui dengan pasti. Teori yang paling disepakati oleh para ahli adalah yang berdasarkan gangguan saraf otonom dan sistem imun.

  • Penelitian juga menunjukkan bahwa ibu hamil yang menderita asma berat atau tidak terkontrol secara statistik berhubungan erat dengan kejadian lahir prematur, berat badan lahir rendah, hipoksia neonatus dan kematian di samping komplikasi ibu antara lain hiperemesis gravidarum, perdarahan vagina, dan toksemia dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita asma atau ibu yang asmanya terkontrol.

  • LAPORAN KASUS

  • Nama: Ny. RUmur: 40 tahunJenis kelamin: PerempuanStatus: MenikahAlamat: Jl. Chairil Anwar No.88Bangsa: IndonesiaPendidikan: SMAPekerjaan: IRTTanggal masuk: 3 Desember 2014

  • Keluhan utamaSesak napas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS)

    Riwayat penyakit sekarangPasien mengeluh sesak napas sejak 1 hari SMRS. Sesak napas dirasakan hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu. Sesak napas bertambah berat pada malam hari dan berbaring terlentang, sehingga mengganggu tidur.

  • Sesak napas juga dialami ketika pasien batuk. Batuk pasien berdahak dengan warna bening kental. Demam yang hilang timbul juga dikeluhkan pasien sejak 1 bulan yang lalu.Sesak napas memberat dalam 3 jam SMRS. Pasien dibawa ke IGD RS Bhayangkara Kendari dan diberi pengasapan. Namun, keluhan sesak tidak berkurang sehingga pasienn dirawat inap di ruang Melati.

  • Riwayat penyakit dahuluPasien memiliki riwayat asma sejak kecil. Riwayat penyakit kronik lain disangkal.Riwayat keluargaTerdapat anggota keluarga dengan riwayat asma yaitu ayah pasien.Riwayat obstetriG5P4A1. HPHT 4-11-2014. Test pack (+). Pasien belum pernah memeriksakan kehamilannya.Riwayat kebiasaanPasien tidak merokok maupun minum alkohol.

  • Pemeriksaan FisikKeadaan umum: tampak sakit sedangKesadaran: compos mentisTekanan darah: 120/80 mmHgFrekuensi nadi: 80 x/menitFrekuensi napas: 32 x/menitSuhu: 36,2C

  • Status generalisataKepala: dalam batas normalLeher: dalam batas normalThoraksInspeksi : gerakan dinding dada simetris, retraksi (-)Palpasi : stem fremitus kiri = kananPerkusi : sonor di semua lapangan paruAuskultasi : suara nafas vesikuler dengan eskpirasi memanjang, wheezing (+/+), ronkhi (-/-), bunyi jantung I & II normal, murmur (-)

  • AbdomenInspeksi : bentuk normal, simetris, datar, scar (-)Palpasi : lemas, tidak ada nyeri tekan, ballotement (-), hepar dan lien tidak terabaPerkusi : timpaniAuskultasi : bising usus normalEkstermitas : akral hangat, CRT < 2 detik, tidak edema

  • RESUME MASUKG5P4A1 40 tahun hamil 4 minggu masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari yang lalu, batuk (+) berdahak putih kental, demam (+) hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu.Status praesens : Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, respirasi 32 x/menit, suhu 36,2C

  • Pemeriksaan thoraks:Inspeksi : gerakan dinding dada simetris, retraksi (-)Palpasi : stem fremitus kiri = kananPerkusi : sonor di semua lapangan paruAuskultasi : suara nafas vesikuler dengan eskpirasi memanjang, wheezing (+/+), ronkhi (-/-), bunyi jantung I & II normal, murmur (-)

  • Asmadalam kehamilan

    Masuk rumah sakitO2 2-3 L/menitIVFD RL 16 tpmInj. Deksamethason 1 ampul/12 jamVentolin MDI 2 kali semprot bila sesakNebulizer combivent 1 ampul/8 jamKonsul dr. Y.P, Sp.P untuk perawatan lanjutDIAGNOSISSIKAP

  • FOLLOW-UP4 DESEMBER 2014S: sesak (+) berkurang, batuk (+), demam (-), mual (+)O: keadaan umum : sedangkesadaran: compos mentisT: 120/80 mmHg N: 88 x/menit R: 28 x/menit S: 36CParu : Suara napas vesikuler, wh(+/+) minimalA: Asma dalam kehamilanP: Terapi lanjut Inj. Ranitidine 1 amp/12 jam

  • Hasil laboratorium Eritrosit: 3,85 x 106 / mm3Leukosit: 11.600 / mm3Trombosit: 656.000 / mm3Hemoglobin: 11,5 g/dlHematokrit: 34,1 %

  • FOLLOW-UP5 DESEMBER 2014S: sesak (+) berkurang, batuk (+), mual (+) berkurangO: keadaan umum : sedangkesadaran: compos mentisT: 120/80 mmHg N: 80 x/menit R: 24 x/menit S: 36CParu : Suara napas vesikuler, wh(+/+) minimalA: Asma dalam kehamilanP: Terapi lanjut Mucoheksin tablet 3x1Acc pulang sore

  • PEMBAHASAN

  • sesak napas yang memberat pada malam hari dan berbaring terlentang serta batuk dengan dahak putih kental.Gambaran klinis asma klasik adalah serangan episode batuk, mengi, dan sesak napas. Pada awal serangan sering gejala tidak jelas, KasusKepustakaan

  • seperti rasa berat di dada, dan pada asma alergi mungkin disertai pilek atau bersin. Meskipun pada mulanya batuk tanpa disertai sekret, tetapi pada perkembangannya pasien akan mengeluarkan sekret baik yang mukoid, putih, atau kadang-kadang purulen.Kepustakaan

  • riwayat asma sejak kecil serta riwayat penyakit keluarga berupa ayah pasien juga menderita asmaFaktor genetik bakat alergi yang diturunkan. Penderita dengan penyakit alergi biasanya memiliki keluarga dekat juga yang alergiKasusKepustakaan

  • suara ekspirasi memanjang dan wheezing pada auskultasi paru.

    Pada pemeriksaan fisik pasien asma sering ditemukan perubahan cara bernapas dan terjadi perubahan bentuk anatomi toraks. Pada inspeksi dapat ditemukan napas cepat, kesulitan bernapas, menggunakan otot napas tambahan di daerah leher, perut, dan dada. Pada auskultasi dapat ditemukan mengi dan eskpirasi memanjang.KasusKepustakaan

  • Hamil 4 mingguVolume paru tidak berubah selama kehamilan. Namun functional residual capacity (FRC) mungkin berkurang. Demikian pula dengan pulmonary resistance juga berkurang akibat relaksasi otot dada yang dipengaruhi hormon. Pasien secara fisiologik memang akan merasa sesak karena sensitifitas pusat respirasi akibat progesteron meningkatKasusKepustakaan

  • Ventolin inhalerPenggunaan preparat agonis adrenoreseptor 2 merupakan terapi inisial pilihan dalam penanganan asma pada kehamilan. Preparat inhalasi salbutamol mulai bekerja dalam waktu beberapa menit dan lama kerjanya berlangsung tiga hingga lima jam. KasusKepustakaan

  • Nebulizer combivent(salbutamol + ipatropium bromida)Ipatropium bromida mempunyai efek antisekresi dan penggunaan lokal dapat menghambat sekersi kelenjar serosa dan seromukus mukosa hidung. Ipatropium bromida digunakan dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan bronkodilator lain (terutama adrenergik) sebagai bronkodilator dalam pengobatan bronkospasmeKasusKepustakaan

  • LANGKAH PENANGANAN ASMA PADA KEHAMILAN

    Sebelum kehamilan Konseling mengenai pengaruh kahamilan dan asma, serta pengobatan. Penyesuaian terapi maintenance untuk optimalisasi fungsi respirasi,Hindari factor pencetus, alergen.Rujukan dini pada pemeriksaan antenatal.

  • Selama kehamilanPenyesuaian terapi untuk mengatasi gejala. Pemantauan kadar teofilkin dalam darah, karena selama hamil terjadi hemodilusi sehingga memerlukan dosis yang lebih tinggi.Pengobatn untuk mencegah serangan dan penanganan dini bila terjadi serangan.Pemberian obat sebaiknya inhalasi, untuk menghindari efek sistemik pada janin.Pemeriksaan fungsi paru ibu.Pada pasien yang stabil, NST dilakukan pada akhir trimester II/awal trimester III.Konsultasi anestesi untuk persiapan persalinan.

  • Saat persalinanPemeriksaan FEV1, PEFR saat masuk rumah sakit dan diulang bila timbul gejala.Pemberian oksigen adekuat.Kortikosteroid sistemik (hidrokortison 100 mg i.v. tiap 8 jam) diberika 4 minggu sebelum persalinan dan terapi maintenance diberikan selama persalinan.Anestesi epidural dapat digunakan selama proses persalinan. Pada persalinan operatif lebih baik digunakan anestesi regional untuk menghindari rangsangan pada intubasi trakea. Penanganan hemoragi pascapersalinan sebaiknya menggunakan uterotonika atau PGE2 karena PGE dapat merangsang bronkospasme.

  • Pascapersalinan Fisioterapi untuk membantu pengeluaran mucus paru, latihan pernapasan untuk mencegh atau meminimalisasi atelektasis, mnulai pemberian terapi maintenance.Pemberian ASI tidak merupakan kontraindikasi meskipun ibu mendapat obat antiasma termasuk prednisone.

  • TERAPI FARMAKOLOGI ASMA PADA KEHAMILANTAHAP 1 : INTERMITTENTidak diperlukan pengobatan harianBila terjadi serangan asma berat, dianjurkan pemberian kortikosteroid sistemik untuk jangka waktu singkatPelega cepatBronkodilator kerja singkat : 2-4 semprot -2 agonis inhalasi kerja singkat,untuk mengatasi gejala semua pasien

  • TAHAP 1 : INTERMITTEN

    Intensitas terapi tergantung pada berat serangan, jika intensitasnya lebih dari 3 pengobatan dalam interval waktu 20 menit atau memerlukan terapi inhalasi, maka dianjurkan pemberian kortikosteroid sistemik

  • Penggunaan -2 agonis inhalasi kerja singkat lebih dari 2 kali dalam 1 minggu pada asma intermitten (setiap hari,atau kebutuhan inhaler yang meningkat pada asma persisten) menandakan peningkatan kebutuhan terapi kontrol jangka lama

    TAHAP 1 : INTERMITTEN

  • TAHAP 2 : PERSISTEN RINGAN

    Terapi yang dianjurkan :Kortikosteroid inhalasi dosis rendahTerapi alternatif :KromolinAntagonis reseptor leukotrien, atauTeofilin lepas lambat sampai kadar serum 5-12mcg/mL

  • TAHAP 3 : PERSISTEN SEDANG

    Terapi yang dianjurkan :Kortikosteroid inhalasi dosis rendah, dan -2 Agonis inhalasi kerja lama atauKortikosteroid inhalasi dosis sedang, jika perlu (terutama pada pasien serangan berat berulang)Kortikosteroid inhalasi dosis sedang dan -2 Agonis inhalasi kerja lama

  • TAHAP 3 : PERSISTEN SEDANG

    Terapi alternatif :Kortikosteroid inhalasi dosis rendah dan Teofilin atau antagonis reseptor leukotrien, jika perluKortikosteroid inhalasi dosis sedang dan Teofilin atau antagonis reseptor leukotrien

  • TAHAP 4 : PERSISTEN BERAT

    Pengobatan harianTerapi yang dianjurkan :Kortikosteroid inhalasi dosis tinggi, dan -2 Agonis inhalasi kerja lama, dan jika perluKortikosteroid tablet atau sirup (2mg/kg/hari, tidak>60mg/hari)

  • TAHAP 4 : PERSISTEN BERAT

    Terapi alternatif :Kortikosteroid inhalasi dosis tinggi, dan Teofilin lepas lambat sampai kadar serum 5-12mcg/mL

  • PENUTUP

  • 4 KOMPONEN KUNCI MANAJEMEN ASMA DALAM KEHAMILAN

    Pengukuran secara objektif yang bertujuan untuk pemeriksaan dan monitoring

    Menjauhkan pasien dari faktor-faktor yang dapat memperberat keadaan asma

  • 4 KOMPONEN KUNCI MANAJEMEN ASMA DALAM KEHAMILAN

    Memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakitnya

    Terapi farmakologi

  • TERIMA KASIH