Upload
ladyseptiani
View
374
Download
18
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
1/24
LAPORAN KASUS
LAPARATOMI APENDIKTOMI PADA APENDISITIS AKUT
DENGAN GENERAL ANESTESI INHALASI
Disusun untuk memenuhi sebagian tugas kepaniteraan klinik bagian Anastesi di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Disusun oleh :1. HILMA FITRIA NUR FAIZ 012106183
2. LADY SEPTIANI 012106203
Pembimbing :
dr. Wi!"# S$!%#&$'S(.A!
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNI)ERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
201*
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
2/24
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Hilma Fitria Nur Faiz
Lady Septiani
Fakultas : edokteran !mum
!ni"ersitas : !ni"ersitas Islam Sultan Agung # !NISS!LA $
%ingkat : Program Pendidikan Pro&esi Dokter
'agian : Ilmu Anastesi
(udul : Laparatomi Apendiktomi pada Apendi)itis Akut dengan
*eneral Anestesi Inhalasi
Semarang+ (uni ,-./
0engetahui dan 0enyetu1ui
Pembimbing epaniteraan linik
'agian Ilmu Anastesi Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Pembimbing
dr. Wi!"# S$!%#' S(. A!' KI+
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
3/24
,A, I
PENDAHULUAN
1.1 L$%$r ,-$/$!
Apendisitis merupakan kasus nyeri perut yang sering ter1adi dan
membutuhkan pengobatan operasi pada anak2anak dan de3asa di ba3ah umur /-
tahun+ dengan pun)ak ke1adian pada usia dekade kedua dan ketiga yaitu usia .-2,-
tahun4 Apendisitis merupakan kasus emergensi obstetrik yang paling sering pada
3anita hamil+ ter1adi sering pada trisemester kedua.4
Insiden apendisitis akut di negara ma1u lebih tinggi daripada di negara
berkembang4 e1adian ini mungkin disebabkan akibat perubahan pola makan di
Negara berkembang yang banyak mengonsumsi makanan berserat4 Di Amerika
Serikat+ 1umlah kasus apendisitis dilaporkan oleh lebih dari 5-4--- rumah sakit tiap
tahunnya4 Laki2laki memiliki rasio tinggi ter1adi apendisitis+ dengan rasio laki2
laki:perempuan yaitu .+5:.+ dengan resiko seumur hidup apendisitis yaitu pada laki2
laki 6478 dan 7498 pada perempuan.4
Di Indonesia+ insiden apendisitis akut 1arang dilaporkan4 Insidens apendisitis
akut pada pria ber1umlah ,5, sedangkan pada 3anita 1umlahnya ,.6 dari keseluruhan
57- kasus4 Pada tahun ,--6+ insiden apendisitis mengalami peningkatan4 Hal inidisebabkan karena peningkatan konsumsi 1unk &ood; daripada makanan berserat4
Apendisitis akut yang merupakan keadaan akut abdomen maka diperlukan
tindakan yang segera maka ke)epatan diagnosis sangat diperlukan4 Diagnosis dapat
ditegakkan dengan anamnesis+ pemeriksaan &isik dan pemeriksaan penun1ang4
Pemeriksaan penun1ang yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium+
!S*+ laparoskopi+ dan
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
4/24
2.1 M$!$--! A!-&%-&i Pr-#(-r$%i4
2.1.1 P-!i$i$! Pr-#(-r$%i4
Sebelum dilakukan tindakan operasi sangat penting untuk dilakukan persiapan
preoperasi salah satunya adalah kun1ungan terhadap pasien sebelum pasien dibedah
sehingga dapat diketahui adanya kelainan di luar kelainan yang akan dioperasi4
%u1uannya adalah:
.4 0emperkirakan keadaan &isik dan psikis pasien
,4 0elihat kelainan yang berhubungan dengan anestesi seperti adanya ri3ayat
hipertensi+ asma+ atau alergi #serta mani&estasinya baik berupa dyspneu maupun
urtikaria$4
>4 Ri3ayat penyakit pasien+ obat2obatan yang diminum pasien
54 %ahapan risiko anestesi #status ASA$ dan kemungkinan perbaikan status praoperasi
#pemeriksaan tambahan dan atau?terapi diperlukan$
/4 Pemilihan 1enis anestesi dan pen1elasan persetu1uan operasi #informed consent$
kepada pasien4
74 Pemberian obat2obatan premedikasi sehingga dapat mengurangi dosis obat
induksi>4
un1ungan preoperati& dapat melihat kelainan yang berhubungan dengan anestesi
seperti adanya ri3ayat hipertensi+ asma+ alergi+ atau de)ompensatio )ordis4 Selain itu
dapat mengetahui keadaan pasien se)ara keseluruhan+ dokter anestesi bisa menentukan
)ara anestesi dan plihan obat yang tepat pada pasien4 un1ungan preoperasi pada pasien
1uga bisa menghindarkan ke1adian salah identitas dan salah operasi4 @"aluasi preoperasi
meliputi history taking #A0PL@$+ pemeriksaan &isik+ dan pemeriksaan penun1ang seperti
laboratorium+ @*+ !S*+ &oto thora+ dll4 Selan1utnya dokter anestesi harus men1elaskan
dan mendiskusikan kepada pasien tentang mana1emen anestesi yang akan dilakukan+ hal
ini ter)ermin dalam inform consent>4
2.1.1.1 History Taking
History takingbisa dimulai dengan menanyakan adakah ri3ayat alergi terhadap
makanan+ obat2obatan dan suhu+ alergi #mani&estasi dispneu atau skin rash$ harus
dibedakan dengan intoleransi #biasanya mani&estasi gastrointestinal$4 Ri3ayat penyakit
sekarang dan dahulu 1uga harus digali begitu 1uga ri3ayat pengobatan #termasuk obat
herbal$+ karena adanya potensi ter1adi interaksi obat dengan agen anestesi4 Ri3ayat
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
5/24
operasi dan anestesi sebelumnya bisa menun1ukkan komplikasi anestesi bila ada4
Pertanyaan tentang re"ie3 sistem organ 1uga penting untuk mengidenti&ikasi penyakit
atau masalah medis lain yang belum terdiagnosis4
2.1.1.2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan &isik dan history takingmelengkapi satu sama lain4 Pemeriksaan
yang dilakukan pada pasien yang sehat dan asimtomatik setidaknya meliputi tanda2tanda
"ital #tekanan darah+ nadi+ respiratory rate+ suhu$ dan pemeriksaan air3ay+ 1antung+ paru2
paru+ dan system mus)uloskeletal4 Pemeriksaan neurologis 1uga penting terutama pada
anestesi regional sehingga bisa diketahui bila ada de&isit neurologis sebelum diakukan
anestesi regional4
Pentingnya pemeriksaan air3ay tidak boleh diremehkan4 Pemeriksaan gigi geligi+
tindakan buka mulut+ lidah relati& besar+ leher pendek dan kaku sangat penting untuk
diketahui apakah akan menyulitkan dalam melakukan intubasi4 esesuaian masker untuk
anestesi yang 1elek harus sudah diperkirakan pada pasien dengan abnormalitas 3a1ah
yang signi&ikan4 0ikrognatia #1arak pendek antara dagu dengan tulang hyoid$+ in)isi"us
ba3ah yang besar+ makroglosia+ Range of Motionyang terbatas dari Temporomandibular
Joint atau "ertebrae ser"ikal+ leher yang pendek mengindikasikan bisa ter1adi kesulitanuntuk dilakukan intubasi trakeal4
lasi&ikasi status &isik ASA bukan alat perkiraan risiko anestesi+ karena e&ek
samping anestesi tidak dapat dipisahkan dari e&ek samping pembedahan4 Penilaian ASA
diklasi&ikasikan men1adi / kategori4 ategori ke27 selan1utnya ditambahkan untuk
ditu1ukan terhadap braindead organ donor. Status &isik ASA se)ara umum 1uga
berhubungan dengan tingkat mortalitas perioperati&4 arena underlying diseasehanyalah
satu dari banyak &aktor yang berkontribusi terhadap komplikasi perioperati&+ maka tidak
mengherankan apabila hubungan ini tidak sempurna4 0eskipun begitu+ klasi&ikasi satus
&isik ASA tetap berguna dalam peren)anaan mana1emen anestesi+ terutama teknik
monitoring54
%abel ,4. lasi&ikasi ASA
elas I Pasien sehat tanpa kelainan organik+ biokimia+ atau psikiatri4
elas II Pasien dengan penyakit sistemik ringan sampai sedang+ tanpa limitasi akti"itas
sehari2hari4
elas III Pasien dengan penyakit sistemik berat+ yang membatasi akti"itas normal4
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
6/24
elas IB Pasien dengan penyakit berat yang mengan)am nya3a dengan maupun tanpa
operasi4
elas B Pasien sekarat yang memiliki harapan hidup ke)il tapi tetap dilakukan operasisebagai upaya resusitasi4
elas BI Pasien dengan kematian batang otak yang organ tubuhnya akan diambil untuk
tu1uan donor
@ Cperasi emergensi+ statusnya mengikuti kelas I BI diatas4
2.1.1.! Pemeriksaan Penun"ang
Dasar dan luas )akupan pemeriksaan preanestesi tergantung pada umur pasien+ ada
tidaknya kondisi )o2morbid saat ini+ sama seperti dasar dan luas dari prosedur bedah yang
diren)anakan4
%abel ,4, Pemeriksaan %ambahan yang Dibutuhkan
P--ri/&$$! r5%i! I!di/$&i
!rinalisis Pada semua pasien #periksa konsentrasi glukosa
darah 1ika glukosa urine positi&$
F'< Pada semua 3anita: pria E 5- tahun semua bedah
mayor
!reum+ 'eberapa pemeriksaan preanestesi berserta indikasinya:
N# T-&% I!di/$&i
. Darah Lengkap Anemia dan penyakit hematologik lainnya
Penyakit gin1al
Pasien yang men1alani kemoterapi
, !reum+ )reatinin dan
konsentrasi elektrolit
Penyakit gin1al
Penyakit metabolik misalnya diabetes mellitus
Nutrisi abnormalRi3ayat diare+ muntah
Cbat2obatan yang merubah keseimbangan elektrolit
atau menun1ukkan e&ek toksik dari adanya
abnormalitas elektrolit seperti digitalik+ diureti)+
antihipertensi+ kortikosteroid+ hipoglikemik agent4
> onsentrasi glukosa darah Diabetes 0ellitus
Penyakit hati yang berat
5 @lektrokardiogra&i Penyakit 1antung+ hipertensi atau penyakit paru
kronik
Diabetes 0ellitus
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
7/24
/
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
8/24
men1alani anestesi4 !ntuk meminimalkan risiko tersebut+ semua pasien yang di1ad3alkan
untuk operasi elekti& dengan anestesi harus dipantangkan dari masukan oral #puasa$
selama periode tertentu sebelum induksi anestesi4
%abel ,45Fasting (uideline Preoperatif #Ameri)an So)iety o& Anesthesiologist+ ,-..$/
!sia pasien Intake oral Lama puasa #1am$ puasa yg diberikan
7 bln
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
9/24
Pasien yang puasa tanpa intake )airan sebelum operasi akan mengalami de&i)it
)airan karena durasi puasa4 De&isit bisa dihitung dengan mengalikan kebutuhan )airan
maintenan)e dengan 3aktu puasa4
2.1. Pr--di/$&i
Premedikasi ialah pemberian obat .2, 1am sebelum induksi anestesi dengan
tu1uan untuk melan)arkan induksi+ rumatan dan bangun dari anesthesia diantaranya:
0eredakan ke)emasan dan ketakutan
0emperlan)ar induksi anesthesia
0engurangi sekresi kelen1ar ludah dan bronkus
0eminimalkan 1umlah obat anestetik 0engurangi mual muntah pas)a bedah
0en)iptakan amnesia
0engurangi isi )airan lambung
0engurangi re&lek yang membahayakan
%abel ,47 Cbat2Cbat Kang Dapat Digunakan !ntuk Premedikasi
No4 (enis Cbat Dosis #De3asa$
. S-d$%i47
Diazepam
Di&enhidramin
Promethazin
0idazolam
/2.- mg
. mg?kg''
. mg?kg''
-+.2-+, mg?kg''
, A!$-%i/ O(i$%
Petidin
0or&in
Fentanil
Analgetik non opiat
.2, mg?kg''
-+.2-+, mg?kg''
.2, g?kg''
Disesuaikan
> A!%i/#i!-ri/7
Sul&as atropine -+. mg?kg''
5 A!%i--%i/7 Cndansetron
0etoklopramid
526 mg #i"$ de3asa
.- mg #i"$ de3asa
/ Pr#4i$/&i& $&(ir$&i
-25/ menit sebelum induksi anestesia4 #b$ suntikan intra"ena diberikan /2.-
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
10/24
menit sebelum induksi anestesia4 omposisi dan dosis obat premedikasi yang akan
diberikan kepada pasien serta )ara pemberiannya disesuaikan dengan masalah yang
di1umpai pada pasien54
2.1.* P-r&i$($! Di K$$r O(-r$&i
Hal2hal yang perlu dipersiapkan di kamar operasi antara lain adalah:
a4 0e1a operasi dengan asesoris yang diperlukan
b4 0esin anestesi dengan sistem aliran gasnya
)4 Alat2alat resusitasi #S%A%I
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
11/24
Pada bayi dan anak paling baik dilakukan teknik general anestesi4 Pada pasien
de3asa untuk tindakan singkat dan hanya dipemukaan dapat dilakukan teknik
anestesi lokal atau umum4
,4 Status &isik pasien
a4 Ri3ayat penyakit dan anestesi terdahulu4 Penting untuk mengetahui apakah
pasien pernah men1alani suatu pembedahan dan anestesi4 Apakah ada komplikasi
anestesi dan paska pembedahan yang dialami saat itu4 Pertanyaa mengenai
ri3ayat penyakit terutama diarahkan pada ada tidaknya ge1ala penyakit
kardiorespirasi+ kebiasaan merokok+ meminum alkohol+ dan obat2obatan4 Harus
mena1adi suatu perhatian saat pasien memakai obat pelumpuh otot
nondepolarisasi bila didapati atau di)urigai adanya penyakit neuromuskular+
antaralain poliomielitis dan miastenia gra"is4 Sebaiknya tindakan anestesi
regional di)egah untuk pasien dengan neuropati diabetes karena mungkin dapat
memperburuk ge1ala yang telah ada4
b4 *angguan &ungsi kardiorespirasi berat4 Sedapat mungkin hindari penggunaan
anestesi umum dan sebaiknya dilakukan dengan anestesi lokal atau regional4
)4 Pasien gelisah+ tidak kooperati&+ disorientasi+ dan?atau dengan gangguan 1i3a
sebaiknya dilakukan dengan anestesi umum4
d4 Pasien obesitas4 'ila disertai leher pendek atau besar atau sering timbul gangguan
sumbatan 1alan na&as+ sebaiknya dipilih teknik anestesi regional+ spinal+ atau
anestesi umum ndotrakeal4
>4 Posisi pembedahan
Posisi seperti miring+ tengkurap+ duduk+ atau litotomi memerlukan anestesi umum
endotrakea untuk men1amin "entilasi selama pembedahan4 Demikian 1uga dengan
pembedahan yang berlangsung lama4
54 eterampilan dan kebutuhan dokter bedah
0emilih obat dan teknik anestesi 1uga disesuaikan dengan keterampilan dan
kebutuhan dokter bedah+ antara lain teknik hipotensi& untuk mengurangi perdarahan+
relaksasi otot pada laparotomi+ pemakaian adrenalin untuk bedah plastik+ dna lain2
lain4
/4 eterampilan dan pengalaman dokter anestesi
Pre&erensi pengalaman dan keterampilan dokter anestesiologi sangat menentukan
pilihan2pilihan teknik anestesi4 Sebaiknya tidak melakukan teknik anestesi tertentu
bila belum ada pengalaman dan keterampilan4
74 einginan pasien
einginan pasien untuk pilihan teknik anestesi dapat diperhatikan dan
dipertimbangkan bila keadaan pasien memang memungkinkan dan tidak
membahayakan keberhasilan operasi4
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
12/24
94 'ahaya kebakaran dan ledakan
Pemakaian obat anestesi yang tidak terbakar dan tidak eksplorati& adalah pilihan
utama pada pembedahan dengan memakai alat elektrokauter464 Pendidikan
Di kamar bedah rumah sakit pendidikan+ operasi mungkin dapat ber1alan lama karena
sering ter1adi per)akapan instruktor dengan residen+ mahasis3a+ atau pera3at4 Cleh
sebab itu+ sebaiknya pilihan adalah anestesi umum atau bila dengan anestesi spinal
atau regioal perlu diberikan sedasi yang )ukup>4
2.3 P-!$%$$/&$!$$!
.4 Apendiktomi adalah terapi utama,4 Antibioti) pada apendisitis digunakan sebagai:
a4 Preoperati"e+ antibiotik broad spectrum intra"ena diindikasikan
untuk mengurangi ke1adian in&eksi pas)a pembedahan4
b4 Post operati&+ antibioti) diteruskan selama ,5 1am pada pasien
tanpa komplikasi apendisitis
)4 Antibioti) diteruskan sampai /29 hari post operati& untuk kasus
apendisitis ruptur atau dengan abses4
d4 Antibioti) diteruskan sampai hari 92.- hari pada kasus
apendisitis rupture dengan peritonitis di&&use4
T$%$ L$/&$!$ A!-&%-&i d$! T-r$(i I!%-!&i4 ($d$ Ti!d$/$! A(-!di/%#i
.4 'atasan
%indakan anestesi yang dilakukan pada operasi pengangkatan
appendi4
,4 0asalah anestesi dan terapi intensi&
An)aman depresi na&as akibat manipulasi abdomen Perdarahan luka operasi
>4 Penatalaksanaan Anestesi dan terapi intensi&
Penilaian status pasien
@"aluasi status generalis dengan pemeriksaan &isik dan
penun1ang yang lain sesuai dengan indikasi
54 Persiapan Pra Cperati&
Persiapan rutin
Persiapan donor
/4 Premedikasi
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
13/24
Diberikan se)ara intra"ena >- 5/ menit pra induksi dengan obat2
obat sebagai berikut:
Cndan)entron 5 mg
Fentanyl : .2, g?kg''
74 Pilihan Anestesi
Anestesi umum inhalasi #imbang$ dengan pemasangan L0A atau
pipa endotrakea4
94 %erapi
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
14/24
dengan tu1uan untuk melan)arkan induksi+ rumatan dan bangun darianestesi
diantaranya :
0eredakan ke)emasan dan ketakutan
0engurangi sekresi kelen1ar ludah dan bronkus
0engurang mual dan muntah pas)a bedah
0engurangi isi )airan lambung
0embuat amnesia
0emperlan)ar induksi anestesi
0eminimalkan 1unmlah obat anestesi
0engurangi re&lek yang membahayakan4
1. O9$% Pr--di/$&i
a4 Cndansetron
0erupakan suatu antagonis /2H%> yang sangat e&ekti& yang dapat
menekan mual dan muntah karena sitostatika misalnya )isplatin dan
radiasi4 Cndansetron memper)epat pengosongan lambung+ bila ke)epatan
pengosongan basal rendah4 %etapi 3aktu transit saluran )erna meman1ang
sehingga dapat ter1adi konstipasi4 Cndansetron dieliminasi dengan )epat
dari tubuh4 0etabolisme obat ini terutama se)ara hidroksilasi dan
kon1ugasi dengan glukonida atau sul&at dalam hati4 Dosis ondansentron
yang biasanya diberikan untuk premedikasi antara 526 mg4 Dalam suatu
penelitian kombinasi antara *ranisetron dosis ke)il yang diberikan sesaat
sebelum ekstubasi trakhea ditambah Deamethasone yang diberikan saat
induksi anestesi merupakan suatu alternati& dalam men)egah muntah
selama -2, 1am setelah ekstubasi trakhea daripada ondansetron dan
deamethasone4b4 Fentanil
Fentanil merupakan salah satu preparat golongan analgesik opioid
dan termasuk dalam opioid potensi tinggi dengan dosis .--2./-
m)g?kg''+ termasuk su&entanil #-+,/2-+/ m)g?kg''$4 'ahkan sekarang
ini telah ditemukan remi&entanil+ suatu opioid yang poten dan sangat )epat
onsetnya+ telah digunakan untuk meminimalkan depresi pernapasan
residual4 Cpioid dosis tinggi yang deberikan selama operasi dapat
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
15/24
menyebabkan kekakuan dinding dada dan laryn+ dengan demikian dapat
mengganggu "entilasi se)ara akut+ sebagaimana meningkatnya kebutuhan
opioid potoperasi berhubungan dengan perkembangan toleransi akut4
0aka dari itu+ dosis &entanyl dan su&entanil yang lebih rendah telah
digunakan sebagai premedikasi dan sebagai suatu tambahan baik dalam
anestesi inhalasi maupun intra"ena untuk memberikan e&ek analgesi
perioperati&4
Sebagai analgesik+ potensinya diperkirakan 6- kali mor&in4
Lamanya e&ek depresi na&as &entanil lebih pendek dibanding meperidin4
@&ek euphoria dan analgetik &entanil diantagonis oleh antagonis opioid+
tetapi se)ara tidak bermakna diperpan1ang masanya atau diperkuat oleh
droperidol+ yaitu suatu neuroleptik yang biasanya digunakan bersama
sebagai anestesi IB4 Dosis tinggi &entanil menimbulkan kekakuan yang
1elas pada otot lurik+ yang mungkin disebabkan oleh e&ek opioid pada
tranmisi dopaminergik di striatum4 @&ek ini di antagonis oleh nalokson4
Fentanyl biasanya digunakan hanya untuk anestesi+ meski 1uga dapat
digunakan sebagai anelgesi pas)a operasi4 Dosis &entanil untuk
premedikasi yaitu /- m)g .-- m)g4 Cbat ini tersedia dalam bentuk
larutan untuk suntik dan tersedia pula dalam bentuk kombinasi tetap
dengan droperidol4 Fentanyl dan droperidol #suatu butypherone yang
berkaitan dengan haloperidol$ diberikan bersama2sama untuk
menimbulkan analgesia dan amnesia dan dikombinasikan dengan nitrogen
oksida memberikan suatu e&ek yang disebut sebagai neurolepanestesia4
)4 Deamethasone
Deksametason adalah glukokortikoid sintetik dengan akti"itas
imunosupresan dan anti2in&lamasi4 Sebagai imunosupresan Deksametason
beker1a dengan menurunkan respons imun tubuh terhadap stimulasi
rangsang4 Akti"itas anti2in&lamasi Deksametason dengan 1alan menekan
atau men)egah respon 1aringan terhadap proses in&lamasi dan menghambat
akumulasi sel yang mengalami in&lamasi+ termasuk makro&ag dan leukosit
pada tempat in&lamasi4 Dosis deamethason in1eksi antara -4/ -4=
mg?kg''4
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
16/24
2. O9$% I!d5/&i
Pro&o&ol
Propo&ol adalah obat anestesi intra"ena yang beker1a )epat dengan
karakter re)o"eryanestesi yang )epat tanpa rasa pusing dan mual2mual4
Pro&o&ol merupakan )airan emulsi minyak2air yang ber3arna putih yang
bersi&at isotonik dengan kepekatan .8 #.mlO.- mg$ dan mudah larut dalam
lemak4 Pro&opol menghambat transmisi neuron yang dihantarkan oleh
*A'A4 Propo&ol adalah obatanestesi umum yang beker1a )epat yang e&ek
ker1anya di)apai dalam 3aktu >- detik4Dosis induksi .2, mg?kg''4 Dosis rumatan /--ug?kg''?menit
in&use4 Dosis sedasi ,/2.--ug?kg''?menit in&use4 Pada pasien yang
berumur diatas // tahun dosis untuk induksi maupun maintanan)e anestesi
itu lebih ke)il dari dosis yang diberikan untuk pasien de3asa menyebabkan
depolarisasi+ hanya menghalangi asetilkolin menempatinya+ sehingga
asetilkolin tidak dapat beker1a4
Dosis a3al -+/2-+7 mg?kg''+ dosis rumatan -+. mg?kg''+ durasinya
selama ,-25/ menit dan dapat meningkat men1adi , kali lipat pada suhu ,/-
mg?kg'' pada de3asa4
3. M$i!%$!$!:-
a4N,C
N,C #gas gelak+ laughling gas+ nitrous oide+ dinitrogen monoksida$
diperoleh dengan memanaskan ammonium nitrat sampai ,5-< #NH5 NC>
,H,C J N,C$ N,C dalam ruangan berbentuk gas tak ber3arna+ bau manis+
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
17/24
tak iritasi+ tak terbakar+ dan beratnya .+/ kali berat udara4 Pemberian anestesi
dengan N,C harus disertai C, minimal ,/84 *as ini bersi&at anestesik lemah+
tetapi analgesinya kuat+ sehingga sering digunakan untuk mengurangi nyeri
men1elang persalinan4 Padaanestesi inhalasi 1arang digunakan sendirian+ tetapi
dikombinasi dengan salah satu anestesi lain seperti halotan dan sebaagainya4
Pada akhir anestesi setelah N,C dihentikan+ maka N,C akan )epat keluar
mengisi al"eoli+ sehingga ter1adi pengen)eran C, dan ter1adilah hipoksia
di&usi4 !ntuk menghindari ter1adinya hipoksia di&usi+ berikan C, .--8
selama /2.- menit4Penggunaan dalam anestesi umumnya dipakai dalam
kombinasi N,C : C, yaitu 7-8 : 5-8+ 9-8 : >-84 Dosis untuk mendapatkan
e&ek analgesik digunakan dengan perbandingan ,-8 : 6-8+ untuk induksi
6-8 : ,-8+ dan pemeliharaan 9-8 : >-84 N,C sangat berbahaya bila
digunakan pada pasien pneumothorak+ pneumomediastinum+ obstruksi+
emboli udara dan timpanoplasti4
b4 Se"o&lurane
Se"o&luran #ultane$ merupakan halogenasi eter4 Induksi dan pulih dari
anestesilebih )epat dibandingkan dengan iso&luran4 'aunya tidak menyengat
dan tidak merangsang 1alan napas+ sehingga digemari untuk induksi anestesi
inhalasi disampinghalotan4@&ek terhadap kardio"askuler )ukup stabil+ 1arang
menyebabkan aritmia4 @&ek terhadap sistem sara& pusat seperti iso&luran dan
belum ada laporan toksik terhadaphepar4 Setelah pemberian dihentikan
se"o&luran )epat dikeluarkan oleh badan4Qalaupun dirusak oleh kapur soda
#soda lime+ baralime$+ tetapi belum ada laporanmembahayakan terhadap
tubuh manusia
,A, III
LAPORAN KASUS
3.1 Id-!%i%$&
Nama : Ny4 NS
!sia : /6 tahun
(enis elamin : Perempuan
Alamat : arangkimpul+ aliga3e Semarang
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
18/24
Agama : Islam
Suku : (a3a
e3arganegaraan : Indonesia Peker1aan : Ibu Rumah %angga
Status Pernikahan : 0enikah
%anggal 0RS : 9 (uni ,-./
No4 R0 : -..>-
'erat 'adan : 7- kg
%inggi 'adan : ./5 )m
3.2 Pr-O(-r$&i
3.2.1 A!$!-&$ K5!5!$! Pr-O(-r$&i ;8 5!i 201*29 hari4 Ri3ayat anastesi dan anastesi sebelumnya
belum ada4 Cperasi ini merupakan pengalaman pertama pasien mengalami
pembedahan anastesi4 0erokok #2$+ konsumsi minuman beralkohol #2$4 eadaan
psikis: kesan tenang4
L ##ast Meal$: pasien terakhir makan pukul -94--
@ #+licit History$: pasien mengeluh nyeri perut di tengah se1ak > hari4 Nyeri perut
kemudian terasa 1uga di perut bagian kanan dan kiri4 Pasien mengeluhkan perut
sakit 1ika digunakan ber1alan4 Pasien 1uga mengeluhkan tidak 'A' se1ak / hari
yang lalu dan demam yang dirasakan . minggu yang lalu4 'A dalam batas
normal4
3.2.2 P--ri/&$$! Fi&i/ Pr-O(-r$&i
'.2'reathing
o Air3ay paten+ na&as spontan+ RR ,- kali?menit
o Qa1ah dan rongga mulut: bentuk 3a1ah dalam batas normal+ buka mulut lebih
dari > 1ari+ mallampati .+ gigi utuh dan baik+ kebersihan rongga mulut baik4
o Hidung: perdarahan #2$+ de"iasi septum #2$+ polip #2$+ P
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
19/24
o Paru: suara paru "esikuler+ rhonki + 3heezing
',2'lood
o Akral hangat+ merah+ dan kering4 Nadi 66 kali?menit+ regular+ dan kuat4 %D
.>-?6- mmHg+ (BP tidak meningkat+ i)tus kordis tidak terlihat+ i)tus kordis
teraba pada I
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
20/24
@ritrosit 546, .-7?mm> 54- /4- Normal
Leukosit .64-- .->?mm> 5+92..+> Normal
Hematokrit 5.4.- 8 >6 2 5, Normal
%rombosit >>9 .->?mm> .5, 5,5 Normal
0 Normal
0. Normal
054.- gr8 >, >7 Normal
RDQ .54-- 8 ..+/ 2 .5+/ Normal
Faal Hemostasis
PP% ..45 Detik ..46 Normal
INR -4=6AP%% ,745 Detik ,64, Normal
@lektrolit Serum
Natrium #Na$ .>6 0mol?L .>7 .5/ Normal
alium #$ >4/. 0mol?L >4/ /4- Normal
lorida #
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
21/24
2 %idak menggunakan perhiasan?kosmetik
2 %idak menggunakan gigi palsu
2 0emakai ba1u khusus kamar bedah
.4 Premedikasi : Cndan)etron 5 mg Fentanyl /- g Sul&as
Atropin -+,/ mg
,4 Diagnosis Pra 'edah : Apendisitis Akut
>4 Diagnosis pas)a 'edah :Post Laparotomi2Apendiktomi a?i Apendisitis
54 (enis Anestesi : *eneral Anestesi
/4 %eknik : Inhalasi+ perna&asan diambil+
pemasangan @ndotra)heal %ube
74 Induksi : Propo&ol .-- mg
94 Pemeliharaan : -,+ N,C+ Se"o&lurane
64 Cbat2obat : Cndansentron 5 mg+ etorola) >- mg
=4 (enis
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
22/24
.>4 0onitoring pas)a Cperasi
Skor Lo)kharte?Aldrete Pasien
(am I #per ./;$ (am II (am III (am IB
Akti"itas ,
Respirasi ,
Sirkulasi ,
esadaran .
Qarna kulit ,
Skor total .-
,A, I)
PEM,AHASAN
Diagnosis apendisitis akut pada pasien ini ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan &isik melalui palpasi ditemukan adanya nyeri pada perut bagian
kanan ba3ah+ nyeri semakin hebat 1ika pasien berakti"itas serta di tun1ang oleh
pemeriksaan apendikogram4
Status &isik pada pasien ini dimasukkan ke dalam ASA I dalam hal ini
pasien tidak memiliki ri3ayat alergi4 %eknik general anestesi inhalasi pada pasien
ini dilakukan atas pertimbangan lama 3aktu operasi yang relati& lama+ yaitu
sekitar . 1am4
Pada pasien ini diberikan premedikasi berupa ondan)entron 5 mg
intra"ena+ Sul&as Atropin -+,/ mg dan &entanil /- m)g4 Induksi anestesia
dilakukan dengan pemberian propo&ol .-- mg #, ,+/ mg?kg''$ #intra"ena$+
setelah re&leks bulu mata menghilang segera dilakukan pemasangan @% no4 94
!ntuk maintenan)e selama operasi berlangsung diberikan N,C /-8+ C, /-8+ dan
Se"o&lurane , "ol 8 dengan )ara inhalasi dengan mesin anestesia4 Selama operasi
berlangsung+ dilakukan monitoring perioperasi untuk membantu ahli anestesi
mendapatkan in&ormasi &ungsi organ "ital selama perioperasi+ supaya dapat
beker1a dengan aman4 0onitoring se)ara elektronik membantu ahli anestesi
mengadakan obser"asi pasien lebih e&isien se)ara terus menerus4 Selama operasi
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
23/24
berlangsung 1uga tetap diberikan )airan intra"ena RL4 Pada saat dilakukannya
operasi diberika in1eksi ketorola) >-mg intra"ena sebagai analgesik untuk
mengurangi nyeri setelah operasi dan anestesi selesai4 Setelah operasi selesai+
dilakukan tindakan su)tion dan reoksigenasi menggunakan &a)e mask dengan
Cksigen ,2> liter?menit4
Pasien dipindah ke ruang pemulihan dan dilakukan obser"asi sesuai skor
Aldrete4 'ila pasien tenang dan Aldrete S)ore W 6 dan tanpa nilai -+ pasien dapat
dipindahkan ke bangsal4 Pada kasus ini Aldrete S)ore2nya sebesar .- dengan
rin)ian yaitu akti"itas , # dapat menggerakan 5 etrimitas setelah diperintah$+
respirasi , #dapat berna&as dalam dan batuk$+ sirkulasi , #perubahan tekanan darah
,- mmHg dari tekanan darah preoperasi$+ kesadaran . #dapat dibangunkan dan
membuka mata ketika diperintah$+ saturasi oksigen , #saturasi oksigen ==2.--8
diudara kamar$4 Setelah dinilai Aldrete skornya dan nilainya E 6+ pasien
dipindahkan ke bangsal4
7/24/2019 LAPORAN KASUS Laparatomi Apendiktomi
24/24
DAFTAR PUSTAKA
'arash+ P4 *4+