22
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn.Z.T Umur : 27 Tahun Jenis kelamin : Laki-laki Tempat/tanggal lahir : Tambilato, 14 Agustus 1986 Status perkawinan : Belum Menikah Pendidkan terakhir : STM Pekerjaan : Tidak Bekerja Suku/Bangsa : Gorontalo/Indonesia Alamat : Desa Moopia Kec.Bone raya Agama : Islam Tanggal MRS : 5 Januari 2013 Cara MRS : Pasien datang diantar keluarga (Ayah pasien) Tanggal pemeriksaan : 16 Januari 2014 Tempat pemeriksaan : Ruang Katrili RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang II. RIWAYAT PSIKIATRIK Riwayat psikiatri diperoleh dari autoanamnesis dan catatan medik pada tanggal 16 Januari 2014, di ruangan Katrili RS Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang : A. Keluhan utama : 1

Laporan Kasus Sahala Baru

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lapkas psikiatri

Citation preview

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama: Tn.Z.TUmur: 27 TahunJenis kelamin: Laki-lakiTempat/tanggal lahir: Tambilato, 14 Agustus 1986Status perkawinan: Belum MenikahPendidkan terakhir: STMPekerjaan: Tidak BekerjaSuku/Bangsa: Gorontalo/IndonesiaAlamat : Desa Moopia Kec.Bone rayaAgama: IslamTanggal MRS: 5 Januari 2013Cara MRS: Pasien datang diantar keluarga (Ayah pasien)Tanggal pemeriksaan: 16 Januari 2014Tempat pemeriksaan : Ruang Katrili RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang

II. RIWAYAT PSIKIATRIKRiwayat psikiatri diperoleh dari autoanamnesis dan catatan medik pada tanggal 16 Januari 2014, di ruangan Katrili RS Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang :A. Keluhan utama :Marah-marah, merontak, bicara-bicara sendiri dan jalan-jalan tanpa tujuan.B. Riwayat gangguan sekarang:Dari hasil anamnesis dengan pasien, pasien tidak mengetahui mengapa ia dibawa ke RS Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang. Pasien mengaku sudah tidak lagi mendengar suara-suara bisikan ditelinga seperti saat dirawat pertama kali di rumah sakit. Pasien lebih suka menyendiri. Saat ini pasien mengaku tidak mengalami gangguan tidur, BAK dan BAB baik. Pada saat anamnesis dilakukan pasien dapat menjawab pertanyaan dengan cukup baik dan tenangMenurut Ayah pasien, pasien dibawa ke R.S. Prof. V. L. Ratumbuysang pada tanggal 5 Januari 2013 karena pasien menunjukan perilaku seperti marah-marah, merontak, bicara-bicara sendiri dan jalan-jalan tanpa tujuan. Pasien marah-marah tanpa sebab yang jelas. Karena pasien merontak dan mengamuk, keluarga pasien pernah mengikat tangan dan kaki pasien.Menurut Ayah pasien, pasien sering mengatakan ada suara yang berbisik-bisik di telinga pasien sehingga pasien sering sulit tidur karena bisikan-bisikan tersebut. Pasien menjadi seperti ini dikarenakan pasien sudah tidak mengkonsumsi obat 1 tahun sejak dirawat terakhir kali karena menurut keluarganya pasien sudah sembuh. Pasien merupakan anak ke 7 dari 7 bersaudara. Kedua orang tua pasien masih hidup. Pasien mulai berprilaku aneh saat berusia 19 tahun, Sejak tamat STM, pasien mengatakan ingin masuk sekolah polisi oleh karena pasien termasuk anak yang pintar dan juara kelas, akan tetapi orang tua tidak mampu. Sampai sekarang ijazah STM belum diambil dari sekolah, pasien sering menanyakan ijazahnya. Sejak saat itu, pasien mulai marah-marah tanpa sebab yang jelas, merontak, bicara-bicara sendiri dan jalan-jalan tanpa tujuan.Pasien sempat dipasung selama 6 tahun. Pasien pertama kali dirawat di RS. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang pada tahun 2012.

Gangguan sekarang dengan penyakit fisik dan psikis sebelumnya :Gangguan dulu lebih berat dari sekarang.

C. Riwayat gangguan sebelumnya.

1. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya.Menurut rekam medis, pasien sebelumnya sudah pernah dirawat di R.S. Prof. V. L. Ratumbuysang pada tanggal 1 Februari 2012 dengan keluhan marah-marah, merontak, bicara-bicara sendiri dan sering mendengar suara bisikan-bisikan. Tetapi pada tanggal 5 Januari 2013 kembali dirawat dengan keluhan marah-marah tanpa sebab yang jelas, bicara-bicara sendiri dan jalan-jalan tanpa tujuan. Riwayat minum obat tidak teratur oleh akibat dari pasien tidak mau minum obat dan kurangnya pengawasan dari keluarga pasien.

2. Riwayat gangguan medis. Trauma kapitis (-), malaria(-).3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif.Alkohol (-), Merokok (+).

III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat prenatal dan perinatal.Pasien adalah anak yang di inginkan. Selama hamil ibu pasien tidak mengalami gangguan kesehatan. Pasien dilahirkan saat usia sembilan bulan secara spontan, ditolong oleh bidan. Tidak ditemukan kelainan atau cacat bawaan. Pasien anak ketujuh dari tujuh bersaudara.

2. Riwayat masa kanak awal (usia 0 3 tahun)Pasien sudah bisa BAB dan BAK sendiri pada usia sebelum 3 tahun.

3. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 3 7 tahun)Pasien sudah menyadari kalau dirinya seorang laki-laki. Pasien tidak memiliki teman dekat (sahabat) semasa kecil, akan tetapi pasien masih tetap memiliki teman bermain seusianya.4. Riwayat masa kanak-kanak akhir dan remajaPasien termasuk anak yang rajin di rumahnya. Hubungan dengan keluarga baik. Pasien termasuk anak manja dan kurang bergaul dengan teman-teman seusianya.5. Riwayat masa dewasaa. Riwayat pendidikan.Pasien bersekolah sampai tamat STM, disekolah pasien termasuk anak yang pandai. Pasien kurang bergaul.b. Riwayat pekerjaan.Pasien tidak bekerja.c. Riwayat psikoseksual.Kelainan seks tidak jelas.d. Riwayat perkawinan.Pasien belum menikahe. Kehidupan beragama.Pasien seorang yang beragama Islam dan rajin beribadah. Tetapi sejak mendapat penyakit tersebut pasien jadi jarang bahkan sudah tidak pernah lagi beribadah.f. Aktifitas sosial.Pasien mengaku mempunyai hubungan yang baik dengan keluarganya dan tidak ada masalah yang rumit diantara mereka. Pasien juga jarang bersosialisasi dengan tetangga maupun teman-teman lainnya.g. Riwayat pelanggaran hukum.Menurut ayahnya, pasien tidak pernah terlibat dalam masalah hukum.h. Situasi kehidupan sekarangPasien tinggal bersama orang tuanya sebelum dirawat di RS.i. Riwayat keluarga.Pasien adalah anak ke 7 dari 7 bersaudara, pasien termasuk golongan keluarga dengan ekonomi menengah kebawah. Tidak ada dikeluarga yang menderita seperti ini.

SILSILAH KELUARGA/GENOGRAM

KETERANGAN : = laki-laki= perempuan

= pasien

Faktor herediter: tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita sakit seperti ini.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTALISA. Deskripsi umum1) PenampilanPasien seorang laki-laki, berusia 27 tahun sesuai dengan usianya, kulit kuning langsat, penampilan cukup rapi menggunakan baju kaos berwarna abu-abu dan celana pendek berwarna abu-abu, menggunakan alas kaki.

2) Perilaku dan aktivitas psikomotorSelama wawancara, pasien duduk tenang. Pasien dapat merespon saat diucapkan salam, pasien juga dapat menjawab pertanyaan mengenai identitas dirinya, pasien juga dapat menjawab pertanyaan lainnya.

3) Sikap terhadap pemeriksa.Pasien cukup kooperatif, Pasien dapat merespon saat diucapkan salam, pasien dapat menjawab pertanyaan mengenai identitas dirinya (pasien cukup tepat menjawab pertanyaan, walaupun ada kalanya tidak berhubungan).

B. Mood dan Afek Mood: Disforia Afek: Tumpul Keserasian: Serasi

C. Karakteristik bicaraSelama wawancara pasien menyimak pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan jawaban yang cukup tepat. Artikulasi jelas, volume kecil dan intonasi pelan. Pasien menoleh saat dipanggil namanya.

D. Gangguan persepsiPada saat dilakukan pemeriksaan tidak terdapat halusinasi,ilusi maupun delusi pada pasien.

E. Pikiran Bentuk pikiran : koheren Isi pikir : waham (-)

G. Kesadaran dan fungsi kognitif1. Tingkat kesadaran : Compos mentis Orientasi Orientasi waktu: baik Orientasi tempat: baik Orientasi orang: baik Daya konsentrasi : cukup Perhatian: pada saat wawancara pasien memperhatikan setiap pertanyaan yang diberikan, namun sesekali jawaban yang diberikan tidak berhubungan.

2. Daya ingat : Jangka panjang : tidak terganggu Jangka pendek : tidak terganggu Segera : tidak terganggu3. Kemampuan baca dan menulis : Baik. Pasien dapat menuliskan namanya dan nama pemeriksa, pasien juga bisa membaca kata yang dituliskan pemeriksa dengan baik walaupun saat pemeriksaan pasien merespon dengan lamban. 4. Kemampuan menolong diri sendiri : Makan dan minum dilakukan sendiri.

H. Daya nilaiDaya nilai sosial :baikUji daya nilai :baikPenilaian realitas : baik

I. TilikanTilikan pasien Derajat IV (pemahaman bahwa dirinya sakit, tetapi tidak mengetahui penyebabnya).

J. Taraf dapat dipercayaDapat dipercaya

IV.PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUTA. Pemeriksaan fisikKeadaan umum : Tampak sehatKesadaran : Compos MentisTanda vital : T : 120/80 mmHg, N :80x/m, R : 20x/m, S : 36,6CKepala : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/-Thoraks : Rhonki -/-, Wheezing -/-Abdomen : Datar, lemas, peristaltik (+) normal Hepar/Lien : Tidak terabaEkstremitas : Edema (-), turgor kembali cepat, akral hangat

B. Pemeriksaan neurologisGCS : E4M6V5TRM : Tidak adaMata : Gerakan normal searah, pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+Pemeriksaan Nervus Kranialisa. Nervus Olfaktorius (N.I)Tidak dilakukan evaluasib. Nervus Optikus (N.II)Tidak dilakukan evaluasic. Nervus Okulomotoris (N.III), Nervus Troklearis (N.IV), dan Nervus Abducens (N.VI)Selama wawancara berlangsung dapat diamati bahwa pasien memiliki gerakan bola mata yang wajar (pasien mampu melirikkan bola matanya ke kiri dan ke kanan). Selain itu, bola mata pasien dapat mengikuti penlight kiri-kanan dan atas-bawahd. Nervus Trigeminus (N.V)Selama wawancara berlangsung terlihat pasien dapat tersenyum dan wajah pasien simetris.e. Nervus Facialis (N.VII)Selama wawancara berlangsung terlihat pasien dapat tersenyum dan wajah pasien simetris.f. Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII)Selama wawancara berlangsung, pasien mampu untuk menjawab pertanyaan dengan tepat. Hal ini memberi kesan bahwa pendengaran pasien normal. Saat berjalan pasien terlihat stabil dan tidak terjatuhg. Nervus Glossofaringeus (N.IX)Tidak dilakukan evaluasih. Nervus Vagus (N.X)Tidak dilakukan evaluasii. Nervus Aksesorius (N.XI)Selama wawancara berlangsung terlihat bahwa pasien dapat menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan, hal ini menandakan bahwa fungsi Nervus Aksesorius pasien dalam keadaan normalj. Nervus Hipoglosus (N.XII)Tidak dilakukan evaluasi

Ekstrapiramidal sindrom : tidak ditemukan ada gejala ekstrapiramidal (Tremor, Bradikinensia, Rigiditas)

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA.

Berdasarkan anamnesis (secara autoanamnesis dan beberapa data diperoleh dari rekam medik) didapatkan pasien laki-laki berumur 27 tahun, pendidikan terakhir tamat STM, belum menikah, belum bekerja, beragama islam, alamat tempat tinggal di Desa Moopia Kec.Bone raya. Keluhan saat ini adalah marah-marah, merontak, bicara-bicara sendiri dan jalan-jalan tanpa tujuan. Keluhan ini di alami sejak 6 tahun yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Diketahui pasien putus obat sejak 1 tahun yang lalu.Riwayat penyakit sebelumnya : ada keluhan marah-marah, merontak dan sering mendengar bisikan-bisikan yang menganggu pasien, pasien sering bicara sendiri dan kadang-kadang tertawa sendiri sejak 8 tahun yang lalu. Setelah itu pasien dirawat di rumah sakit pada tanggal 1 Februari 2012 dengan keluhan marah-marah, merontak, bicara sendiri dan putus obat. Pada tanggal 5 Januari 2013 kembali dirawat dengan keluhan marah-marah, merontak, bicara-bicara sendiri dan jalan-jalan tanpa tujuan,Riwayat waham tidak ada, riwayat halusinasi auditorik ada. Pasien tidak mau berbicara banyak, tidak suka bergaul, dan sering menarik diri dari lingkungan sosial.Pasien tenang, cukup kooperatif menjawab, artikulasi jelas, volume kecil dan intonasi pelan. Pemeriksaan status mental mood pasien saat diperiksa disforia dan tenang, afek tumpul. Tidak ditemukan lagi adanya halusinasi auditorik. Arus pikiran ditemukan koheren. Isi pikir ditemukan tidak ditemukan adanya waham, tetapi gejala yang di alami saat ini sudah lebih ringan daripada sebelumnya. Penilaian realitas baik. Tingkat tilikan derajat IV. Pemeriksaan fisik dan neurologis dalam batas normal.

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIALAksis I : Skizofrenia Residual (F 20.05)Aksis II : Gangguan kepribadian skizoid (F60.1)Aksis III : Tidak ada diagnosis.Aksis IV : Masalah psikososial dan lingkungan.Aksis V : GAF Scale 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik

VIII. PROBLEMA. Organobiologi : Tidak ada faktor genetic gangguan jiwa.B. Psikologi : Tidak mengalami waham, ditemukan adanya halusinasi.C. Lingkungan dan sosial ekonomi : Penderita jarang bergaul dengan lingkungan orang-orang di sekitarnya. Penderita ingin sekolah polisi, tetapi orang tua tidak mampu untuk membiayai. IX. PERENCANAAN TERAPIA.PsikofarmakoRisperidon 2 mg 2x1 tab/hari.THP (Trihexyphenydil) 2 mg 2x1 tablet / hariChlorpromazine 100 mg 0-0-1 tablet / hari

B. Psikoterapi dan intervensi psikososial Dalam bentuk psikoedukasi yaitu menyampaikan informasi kepada keluarga mengenai kondisi pasien dan menyarankan untuk senantiasa memberi dukungan selama masa pengobatan. Pasien lebih sering diajak berkomunikasi serta keluarga hendaknya memahami kondisi pasien. Memotivasi pasien agar pasien tidak putus asa dan semangat dalam menjalani hidup.X. PROGNOSIS Quo ad vitam : bonam Quo ad fungsionam: dubia at bonam Quo ad sanationam: dubia ad bonam

XI. ANJURAN Dianjurkan kepada keluarga pasien agar mengawasi pasien sehingga pasien mengonsumsi obatnya secara teratur. Usahakan pasien berada dalam pengawasan keluarga, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga pada perjalanan penyakit.

XII. DISKUSIDiagnosis pasien ini adalah Skizofrenia Residual. Dari hasil anamnesis dengan pasien ditemukan gejala-gejala yang berkaitan dengan Skizofrenia Residual, pasien menjadi pasif dalam beberapa hal, baik dalam berbicara ataupun dalam tingkah laku (tidak suka bergaul, malas berbicara). Pasien juga mempunyai riwayat episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia, yaitu pasien sudah pernah sakit sejak tahun 2006, dan 2x masuk rumah sakit. Pasien saat ini mempunyai riwayat putus obat 1 tahun.Dalam kasus ini pasien mempunyai aktivitas yang menurun cenderung menyendiri, afek yang tumpul, sikap pasif dan ketidaan inisiatif, kemiskinan dalam kualitas atau isi pembicaraan, ekspresi muka yang datar, kurangnya kontak mata, suara yang pelan. Gejala ini merupakan gejala negatif dari pasien skizofrenia, sehingga disebut sebagai skozofrenia residual. Pasien juga mempunyai riwayat psikotik yang jelas pada tahun 2006 dengan keluhan marah-marah, merontak, bicara-bicara sendiri dan jalan-jalan tanpa tujuan. Pada tahun 2012 pasien masuk rumah sakit dengan keluhan marah-marah, merontak, susah tidur dan putus obat. Pada tahun 2013 kembali dirawat di rumah sakit jiwa dengan keluhan marah-marah, merontak, bicara-bicara sendiri dan jalan-jalan tanpa tujuan.Berdasarkan DSM V untuk menegakan diagnosis skizofrenia pasien harus memenuhi kriteria sebagai berikut :1. Berlangsung paling sedikit 6 bulan.2. Penurunan fungsi yang cukup bermakna yaitu dalam bidang pekerjaan, hubungan interpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi.3. Pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk yang khas selama periode tersebut.4. Tidak ditemui gejala-gejala yang sesuai dengan skizoafektif, gangguan mood mayor, autisme, atau gangguan organik.

Untuk menegakan diagnosis skizofrenia residual yakni pasien dalam keadaan remisi dari keadaan akut tetapi masih memperlihatkan gejala-gejala residual seperti penarikan diri secara sosial, afek datar atau tak serasi, perilaku eksentrik, asosiasi melonggar, atau pikiran yang tidak logis.Berdasarkan PPDGJ III, pedoman diagnostik skizofrenia residual (F20.5) adalah persyaratan berikut harus dipenuhi :a) Gejala negatif dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotor, aktivitas menurun, afek yang tumpul, pasif dan ketidaan inisiatif, kemiskinan dalam kualitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk.b) Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas dimasa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia.c) Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom negatif dari skizofreniad) Tidak terdapat dimentia atau penyakit/gangguan otak organik lain, depresi kronik atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut.

Pada pasien ini diberikan Risperidon 2 mg 2x1 tab / hari, THP (trihexyphenidyl) 2 mg 2x1 tablet/hari dan Chlorpromazine 100 mg 0-0-1. Risperidon dalam kasus ini berperan sebagai obat anti psikosis untuk mengatasi gejala positif dan negatif. Obat ini termasuk golongan antipsikosis atipikal derivate dari benzisoksazol mempunyai afinitas yang tinggi terhadap reseptor serotonin (5HT2), dan aktifitas menengah terhadap reseptor dopamine (D2). Antagonism serotonin dan dopamin yang seimbang dapat mengurangi kecenderungan timbulnya efek samping ektrapiramidal, sehingga memperluas aktifitas terapeutik terhadap gejala negatif dan afektif dari skizofrenia. Waktu paruh dari Risperidon relatif pendek (12 jam) karena itu Risperidon diberikan dalam dosis terbagi 2 x sehari. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat ini secara umum dapat ditoleransi dengan baik, efek samping ektrapiramidal umumnya ringan dibanding antipsikosis tipikal. Chlorpromazine berperan sebagai obat anti psikosis untuk mengatasi gejala psikosis baik yang negatif maupun positif, seperti hendaya berat dalam kemampuan daya menilai realitas, serta bermanifestasi dalam gejala kesadaran diri yang terganggu. Selain itu diberikan trihexyphenidyl yaitu golongan anti Parkinson. Trihexyphenidyl digunakan untuk mengurangi kegoyahan dan gelisah yang disebabkan oleh beberapa obat penenang.Selain itu juga edukasi terhadap pasien dan keluarga perlu diberikan. Untuk pasien agar memahami gangguannya, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, kemudian yang penting juga ialah meningkatkan kesadaran dalam kepatuhan dan keteraturan minum obat. Keluarga pasien juga diberikan terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi berupa penyampaian informasi kepada keluarga mengenai penyebab penyakit yang dialami pasien serta pengobatannya sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi pasien untuk minum obat dan kontrol secara teratur serta mengenali gejala-gejala kekambuhan secara dini. Peran keluarga dekat dalam kasus ini sangat penting, terutama dalam hal motivasi dan perhatian, sehingga pasien merasa nyaman tinggal bersama keluarga.

XIII. REFERENSI1. Kusumawardhani AAAA, Husain AB, Adikusumo A, Damping AA, Briliantina DM, Lubis DB, dkk. Buku Ajar Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2010;173-175.

2. Maslim R. Penggolongan Diagnosis dan kriteria Diagnosis Dan Perubahan perkembangan DSM-5. 2013;35-36.

3. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (Psychotropic Medication) Edisi 3. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya. 2007;36-41.

4. Syarif A, Estuningtyas A, Setiawati A, Muchtar A, Arif A, Bahry B. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011;167.

XIV. WAWANCARA PSIKIATRIWawancara dilakukan di ruang Katrili RS Prof.dr.V.L. Ratumbuysang pada tanggal 16 Januari 2014.

Keterangan :A: PemeriksaB: Pasien

A: Selamat Siang pakB: SiangA: Perkenalkan kita dokter muda Sahala neh. Bapak pe nama sapa kang?B: Zemi..Zemi Taher.A: Umur berapa bapak?B: 20 tahunA: Ada berapa bersaudara bapak? B: 7A: Bapak anak ke berapa?B: KetujuhA: Lahir dimana bapak?B: GorontaloA: Alamat dang pak dimana?B: GorontaloA: Kalo boleh tau,bapak pe pendidikan terakhir apa kang?B: STMA: Kong kiapa dang sampe bapak datang kemari?B: Ndak enak di rumah..A: Kira-kira bapak tau kiapa sampe dorang antar?B: Nyndak.A: Bapak ada ba dengar-dengar bisikan atau suara-suara baganggu?B: Nyanda ada..A: Bapak dulu ada masalah?B: Stres dokter..A: Kyapa dang stres bapak? cerita jo pa dokter.B: Ndak tauA: Bapak pernah cilaka atau kepala tatoki?B: Pernah tatokiA: Dpe tatoki itu bahaya?B: Nyandak dok..A: Kong bapak minum alkohol?B: Nyanda..A: Merokok dang?B: Ada dokterA: Kalau tidur bapak terganggu atau ndak?B: Ndak dok..A: Iyo dang neh, trimakasih neh bapak atas waktunya,,selamat siang bapak..B: iya,dokter.5