Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KINERJA (LKj) RSUD HAJI
MAKASSAR TAHUN 2019
PEMERINTAH PROVINSI
SULAWESI SELATAN
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
RSUD Haji Makassar sebagai salah satu Organisasi Perangkat Daerah di Sulawesi Selatan
memiliki tugas melaksanakan upaya kesehatan, upaya penyembuhan, dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu.
Dalam menjalankan tugasnya, RSUD Haji Makassar telah menetapkan visi, misi, rencana
strategis, tujuan, sasaran, program, indikator kinerja utama serta rencana kerja yang terukur
dan selaras dengan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan serta dilaksanakan setiap
tahun.
Dalam penyusunan LKj ini disajikan tentang Indikator Keberhasilan dan Kegagalan dalam
pencapaian sasaran, tujuan dan target yang telah ditetapkan dalam Penjanjian Kinerja, sehingga
diperlukan pola pengukuran kinerja mulai Rencana Strategis, dan berakhir sampai dengan
pengukuran kinerja atas sasaran program kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencapaian
visi, misi ,tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (PK). Sebagaimana
tertuang dalam Rencana Strategis Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar Tahun 2018-2023,
RSUD Haji Makassar mempunyai 5 (lima) sasaran strategis yang kemudian dijabarkan dalam 8
(delapan) program. Dalam konteks pengelompokan tingkat keberhasilan diukur dari tingkat
capaian yang telah ditetapkan.
Memperhatikan pada tingkat capaian kinerja tersebut, dilaksanakan evaluasi terhadap
program-program yang belum optimal dalam suatu koridor atas serangkaian perbandingan
capaian kinerja dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir membandingkan dengan tahun
sebelumnya guna memperkuat formulasi komparatif yang komperhensif. Hal tersebut
diorientasikan pula untuk menjadi bagian yang terintegrasi dalam suatu upaya konstruktif dan
berkelanjutan guna mengoptimalkan dan menyempurnakan kinerja Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan di masa yang akan datang.
Sementara itu, dari sisi Anggaran, pada tahun 2019 RSUD Haji Makassar mendapat
alokasi anggaran sebesar Rp 104.602.961.516. Total realisasi anggaran RSUD Haji Makassar
sebesar Rp 98.759.875.119 dengan rata-rata realisasi persentase untuk total anggaran adalah
sebesar 94,41% pada tahun 2019. Realisasi tersebut sedikit lebih tinggi selisih (0,9%) jika
dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2018 yaitu 92,43% %. Namun dari segi anggaran
yang dikelola lebih kecil pada tahun 2019 jika dibandingkan pada tahun 2018 yang mengelola
anggaran Rp 111.995.006.290,67, dengan realisasi anggaran sebesar Rp 103.519.812.185,00
dengan rata-rata realisasi persentase untuk total anggaran adalah sebesar 92,43%, hal tersebut
dipengaruhi oleh pelaksanaan program dan kegiatan.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 iv
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 v
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN..................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
RINGKASAN EKSEKUTIF………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang……………………………………………………….. 1
B. Landasan Hukum................................................................ 1
C. Maksud dan Tujuan……………………………………………….. 3
D. Tugas Pokok dan Fungsi...................................................... 3
E. Struktur Organisasi…………………………………………………. 4
F. Analisis Perkembangan Stategik…………………………………. 7
1. Kekuatan (Stength)……………………………………………….. 7
2. Kelemahan (Weakness)…………………………………………… 7
3. Peluang (Oportunis)………………………………………………. 8
4. Ancaman (Threat)………………………………………………….. 9
G. Faktor Keberhasilan Kunci FKK))…………………………………. 9
H. Sistematika…………………………………………………………….. 10
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA............................. 12
A. RENCANA STRATEGIK………………………………………………. 12
1. Visi…………………………………………………………………….. 12
2. Misi…………………………………………………………………….. 12
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 vi
B. RENCANA KINERJA………………………………………………….. 16
1. Rencana Program dan Kegiatan………………………………… 16
2. Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan pendanaan
Indikatif………………………………………………………………. 17
3. Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif………………… 40
4. Strategi dan Arah Kebijakan…………………………………….. 47
5. Rencana Kerja Tahunan………………………………………….. 47
6. Indikator Kinerja Utama (IKU)…………………………....…….. 48
7. Penetapan/Perjanjian Kinerja…………………………………… 52
C. HASIL KEGIATAN APBD/BLUD Tahun 2016…………………… 59
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA........................................................ 60
A. Capaian Kinerja Organisasi ………………………………………… 60
B. Pengukuran Capaian Kinerja ……………………………………… 61
1. Indikator Kinerja Bed Occupancy Rate (BOR)………………. 63
2. Indikator Kinerja Average Length of Stay (ALOS)……......... 68
3. Indikator Kinerja Bed Turn Over (BTO)……………………….. 70
4. Indikator Kinerja Turn Over Interal (TOI)……………………. 71
5. Indikator Kinerja Net Death Rate (NDR)……………………… 73
6. Indikator Kinerja Gross Date Rate (GDR)……………………. 74
7. Indikator Kinerja Cost Recovery Rate (CRR)………………… 75
8. Indikator Kinerja Tingkat Kemandirian………………………. 77
9. Indikator Kinerja Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)……. 78
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 vii
10. Jumlah Pegawai Yang Dilatih Selama 20 Jam/Tahun……. 80
C. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2019…………………………….. 80
BAB VI PENUTUP................................................................................ 85
A. Permasalahan………………………………………………………….. 85
B. Rekomendasi…………………………………………………………… 86
LAMPIRAN – LAMPIRAN
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah RSUD Haji Makassar Tahun 2019
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari
implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong
terwujudnya sebuah pemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia. Dengan
disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah RSUD Haji Makassar Tahun 2019
diharapkan dapat memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas
kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh RSUD Haji Makassar serta dapat mendorong
RSUD Haji Makassar didalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar
yang didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, dan sebagai upaya perbaikan
berkesinambungan bagi RSUD Haji Makassar untuk meningkatkan kinerjanya, dan hal yang
penting adalah memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap RSUD Haji Makassar
di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Sejak diberlakukannya Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), RSUD Haji Makassar sebagai Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan secara bertahap telah menyusun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKJ). Dan sejalan dengan
penyempurnaan format penyusunan LKJ berdasarkan Permenpan No. 29 Tahun 2010
tentang Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
B. LANDASAN HUKUM
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah;
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 2
3) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4) Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional;
5) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
6) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
7) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
8) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Badan Layanan Umum;
9) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
10) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
11) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
12) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional;
13) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
14) Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
15) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 9 Tahun 2007 tentang
Indikator Kinerja Utama;
16) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
17) Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan BLUD;
18) Permenkes Nomor 1165 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Rumah Sakit
BLUD;
19) Peraturan Daerah Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas
perda Prov. Sul-Sel Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat,
Bapeda, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 3
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) RSUD Haji Makassar Tahun 2019 dimaksudkan
untuk mengkomunikasikan capaian kinerja organisasi RSUD Haji Makassar dalam satu tahun
anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian indikator sasaran yang telah
ditetapkan. Tujuan penyusunan Laporan Kinerja (LKj) RSUD Haji Makassar adalah sebagai
sarana bagi RSUD Haji Makassar dalam menyampaikan pertanggungjawaban kinerja atas
pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan pengelolaan sumberdaya yang telah
dipercayakan kepada RSUD Haji Makassar.
D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar adalah rumah sakit milik pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan yang dipimpin oleh seorang direktur yang bertanggungjawab
kepada gubernur. Dalam hubungan tersebut, Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar
memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
1. Tugas Pokok
Tugas pokok RSUD Haji Makassar adalah melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan
pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit (promotif dan preventif) serta
melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
2. Fungsi
Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar adalah :
a. Menyelenggarakan pelayanan medis dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit;
b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis;
c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan;
e. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan;
f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika;
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 4
g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
E. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar didasarkan pada
Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Perda Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan.
Struktur organisasi RSUD Haji Makassar Provinsi berdasar Pergub Sulsel No.72 Tahun
2011 tentang Tupoksi dan rincian tugas jabatan structural RSUD Haji adalah sebagai berikut:
1. Direktur
2. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan membawahi :
a. Bidang Pelayanan Medik
1. Seksi Pengembangan Pelayanan Medik
2. Seksi Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Medik
b. Bidang Pelayanan Keperawatan
1. Seksi Pengembangan Keperawatan
2. Seksi Monitoring dan Evaluasi Keperawatan
Disamping itu juga mengkoordinir beberapa instalasi, yaitu :
a. Instalasi Rawat Inap
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Gawat Darurat
d. Instalasi Bedah Sentral
e. Instalasi Perawatan Intensif
3. Wakil Direktur Penunjang Medik, Diklat, & Litbang membawahi
a. Bidang Penunjang Medik
1. Seksi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Medik, dan Pelayanan
Keperawatan
2. Seksi Rekam Medik
3. Seksi Asuhan Pelayanan Penunjang Medik
b. Bidang Diklat, Litbang dan Etika
1. Seksi Pendidikan dan Latihan
2. Seksi Penilitian dan Pengembangan
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 5
3. Seksi Etika dan Mutu Pelayanan
Disamping itu juga mengkoordinir beberapa intalasi, yaitu :
a. Instalasi Radiologi
b. Instalasi Laboratorium
c. Instalasi Gizi
d. Instalasi Farmasi
e. Instalasi PS-RS
f. Instalasi CSSD/Laundry
g. Instalasi Rehabilitasi Medik
4. Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi :
a. Bagian Umum
1. Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
2. Sub Bagian Kepegawaian
3. Sub Bagian Perlengkapan dan Asset
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 6
PEMBINA GUBERNUR SULAWESI SELATAN
D I R E K T U R
drg. Abd.Haris Nawawi,MARS
Dr.drg.Hj.Nurhasnah
Palinrungi,M.Kes KOMITE-KOMITE S P I
WAKIL DIREKTUR PELAYANAN MEDIK DAN KEPERAWATAN
drg. Hj. Sukreni Abdullah,M.Kes
WAKIL DIREKTUR PENUNJANG MEDIK, DIKLAT , LITBANG DAN ETIKA
H. Ahdy Syafar,SKM,S.Kep.,M.Kes
WAKIL DIREKTUR UMUM DAN KEUANGAN
Dr.Hj.Halwatia,S.Kep,Ns.,M.Kes.,MM
KA. BIDANG PELAYANAN MEDIK
KA. BIDANG
KEPERAWATAN
Sangnging
Sado,S.Kep,Ns
KA. SEKSI
PENGEMBANGAN MEDIK
KA. SEKSI MONITORING DAN EVALUASI
PELAYANAN MEDIK
drg. Wahida,M.Kes
KA. SEKSI PENGEMBANGAN PEL.
KEPERAWATAN
Abd. Rahman.P,S.Kep,Ns
KA. SEKSI MONITORING DAN EVALUASI
Adam,S.Kep,Ns
KA. BIDANG PENUNJANG MEDIK
H. Bakhtiar,SKM
KA. BIDANG DIKLAT LITBANG DAN ETIKA
Hj.Alisda Amalia,Sp,M.Si
KA. SEKSI
PENGEMBANGAN
FASILITAS MEDIK DAN
KEPERAWATAN
KA. SEKSI REKAM MEDIS
KA. SEKSI ASUHAN PELAYANAN PENUNJANG
MEDIK
KA. SEKSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Rahmawati,SKM
KA. SEKSI PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
KA. SEKSI ETIKA DAN
MUTU PELAYANAN
KA. BAGIAN UMUM
KA. SUB. BAG TATA USAHA DAN RUMAH
TANGGA
Ramli,S.Sos.,M.Kes
KA. SUB.BAGIAN HUKUM HUBUNGAN MASYARAKAT
DAN PEMASARAN
Muhsin,SKM,M.Kes
KA. SUB. BAG PERLENGKAPAN DAN
ASET
Hj. Nuraeni Azis,SE,MM
KA. BAG PERENCANAAN PROGRAM,EVALUASI, HUKUM,
HUMAS DAN PEMASARAN
KA. SUB. BAG PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN MEDIK
Muh. Taufik,SKM KA. SUB. BAG EVALUASI
DAN PELAPORAN
KA. SUB. BAGIAN KEPEGAWAIAN
KA. BAGIAN KEUANGAN DAN
AKUNTANSI Drs.Zulkarnain
Malik,M.Si
KA. SUB. BAG PENERIMAAN PENDAPATAN
Hj.Sri Wulandari,SKM KA. SUB. BAG
PERBENDAHARAAN
KA. SUB. BAG VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI
KA. INST. R. INAP H. Isbair,S.Kep,Ns
KA. INST. R. JALAN Dr. Juliarna Gaffar
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 7
F. ANALISIS PERKEMBANGAN STRATEGIK
1. Kekuatan (Strength)
a. RSUD Haji Makassar telah menerapkan sistem ISO terintegrasi sejak tahun 2010.
Yaitu ISO 9001;2008.ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001;2007;
b. Pada instalasi rawat jalan semua pasien dilayani oleh dokter spesialis dan dokter
sub spesialis;
c. RSUD Haji Makassar telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
16 pelayanan;
d. Letak RSUD Haji Makassar sangat strategis yaitu terletak pada gerbang selatan kota
Makassar yang berbatasan dengan Kab. Gowa sehingga memungkinkan sebagai
pusat rujukan;
e. Jumlah kunjungan pasien rawat inap mengalami trend peningkatan mulai tahun
2010;
f. Kerja sama rujukan sudah cukup lama terbina dengan tenaga kesehatan yang
praktek mandiri dan sarana kesehatan lainnya;
g. Struktur keuangan dan hasil profit usaha RSUD Haji Makassar yang stabil dan
relative meningkat terbukti dengan tingkat kemandirian keuangan dan penerapan
BLUD;
h. Komitmen petugas RSUD Haji Makassar terhadap pelayanan baik;
i. SDM pada instalasi farmasi/apotik mampu melayani 24 jam;
j. Kemampuan manajerial RSUD Haji Makassar baik, dengan kepemimpinan direktur
yang cakap;
k. Teknologi yang digunakan dalam pelayanan adalah teknologi canggih.
2. Kelemahan (Weakness)
a. Belum dijiwainya tata nilai enterpreunership (kewirausahaan) yang menunjang
pelayanan prima dan perlunya perubahan mindset di jajaran birokrasi maupun
tenaga fungsional;
b. Belum dicapainya keselarasan antara kegiatan pelayanan dengan kegiatan
pendidikan tenaga kesehatan;
c. Masih lemahnya kemampuan manajemen diberbagai strata struktural maupun
fungsional, terutama dalam perencanaan dan evaluasi;
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 8
d. Belum siapnya budaya (value & belief) sebagai tenaga kesehatan menghadapi
tuntutan masyarakat akan hak-haknya serta membangun kepercayaaan (Trusted)
dalam rangka membangun hubungan dengan kastemer (Customer Relationship);
e. Struktur organisasi yang belum efektif karena terlalu besar;
f. Belum adanya pemasaran RS yang terintegrasi dan menyeluruh;
g. Belum adanya perhitungan Unit Cost yang rasional dan tidak adanya fleksibilitas
penetapan tarif;
h. Lahan perparkiran yang sempit dan belum teratur;
i. Image RSUD Haji sebagai eks RS Kusta Jongaya masih ada;
j. Gedung sarana pelayanan adalah gedung lama eks RS Kusta;
k. Keterbatasan luas lahan Rumah Sakit;
l. Sistem informasi rumah sakit belum optimal;
Jumlah SDM baik medis maupun paramedis serta tenaga administrasi masih
kurang.
3. Peluang (Opportunities)
a. Kondisi pasar industri pelayanan kesehatan (perumahsakitan) saat ini dalam fase
pertumbuhan dan posisi pangsa RS Pendidikan / RS Rujukan sebagai RS yang
bermutu saat ini masih tinggi;
b. Adanya Undang-Undang Nomor : 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara di
dalamnya mengatur Badan Layanan Umum memberikan peluang untuk “Swadana”
dan melakukan kerjasama saling menguntungkan dengan pihak ketiga (Pemerintah,
BUMN, Swasta);
c. Perkembangan IPTEK Kedokteran maupun teknologi informasi;
d. Adanya kontrol sosial masyarakat (LSM) terhadap mutu pelayanan dalam
mewujudkan akuntabilitas publik;
e. Adanya Renstra dari Instansi terakit yang mendukung program Rumah Sakit ;
f. Kebijakan pemerintah dengan adanya pelayanan kesehatan gratis;
g. Adanya jaringan puskesmas sebagai sumber rujukan;
h. Makin meningkatnya kepesertaan BPJS;
i. Kebijakan pengelolaan RS semakin kondusif;
j. Kompetensi SDM yang ada di RSUD Haji Makassar baik;
k. Adanya pengembangan Sistem Kerjasama Operasional (KSO) dan kelas perawatan;
l. Adanya dukungan dana DAK;
m. Masih terbukanya kebutuhan pelayanan Sub Spesialisik;
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 9
n. Adanya dukungan Fakultas Kedokteran Univesitas Hasanuddin untuk perbaikan
mutu pelayanan pendidikan penelitian.
4. Ancaman (Threat)
a. Masuknya jaringan pelayanan kesehatan milik pemodal swasta (Nasional maupun
Asing) yang menggunakan kekuatan hukum pasar global di dalam Sistem Kesehatan
Nasional;
b. Adanya rumah sakit pesaing yang ada di sekitar RSUD Haji Makassar;
c. Sistem pembiayaan yang masih fee for service, sedangkan bagi pasien yang tidak
mampu belum sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah;
d. Kekuatan “pasar” dokter spesialis menciptakan sebagian dokter spesialis
komitmennya rendah pada kepentingan RSUD Haji Makassar;
e. Perubahan pola penyakit dan kunjungan sebagai konsekuensi logis penurunan
utilitas RS yang berdampak pada penurunan pendapatan;
f. Tuntutan hukum oleh masyarakat atas pelayanan kesehatan;
g. Kebijakan pemerintah “zero/minus growth” regenerasi SDM keperawatan;
h. Keengganan pasien sebagai “Materi Pendidikan dan Penelitian”;
i. Tuntutan peningkatan mutu pelayanan.
G. FAKTOR KEBERHASILAN KUNCI (FKK)
Dari analisis perkembangan strategik diatas, ada beberapa faktor
kunci keberhasilan sebagai isu strategis yang akan disusun strategi pelaksanaannya. Faktor
Kunci Keberhasilan tersebut adalah :
a. Keselarasan antara kegiatan pelayanan, pendidikan dan penelitian;
b. Kesiapan SDM ( struktural dan fungsional ) dalam menghadapi tuntutan masyarakat (
kepuasan pelanggan ) dalam profesionalisme maupun customer service;
c. Posisi dibenak pelanggan ( brand image ) sebagai RS Modern, Pelayanan Terpadu dan
rujukan;
d. Pengembangan model manajemen RS berbasis korporasi dengan SBU ( Strategic
Business Unit ) yang mandiri dan revenue center dapat memberikan subsidi silang pada
unit yang cost center ;
e. Pengembangan Net working ( RS Jejaring ) dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian;
f. Peraturan perundangan yang khusus mengatur manajemen perumah-sakitan guna
fleksibilitas yang mendukung pelayanan yang cepat-tepat-akurat dengan tetap menjamin
akuntabilitas dan profesionalitas;
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 10
g. Budaya organisasi dan budaya pelayanan dikembangkan melalui perubahan mindset
SDM dalam menghadapi persaingan global.
H. SISTEMATIKA
Untuk menggambarkan akuntabilitas kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Makasar disusun LKJ Tahun 2019 dengan sistematika sebagai berikut :
IKHTISAR EKSEKUTIF
Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana
strategis serta sejauh mana RSUD Haji Makassar mencapai tujuan dan sasaran utama
tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaiannya. Disebutkan pula
langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dan langkah
antisipatif untuk menanggulangi kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun
mendatang.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi pengantar LKJ Tahun 2019 berupa Pengantar; Maksud dan Tujuan;
Data Organisasi berdasarkan Perda No.9 tahun 2008 meliputi: uraian tugas pokok, fungsi
dan wewenang Badan/ Dinas/Kantor, serta Sistematika Penyusunan LKJ.
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Bab ini berisi gambaran umum uraian Rencana Strategis yang menjabarkan Visi,
Misi, dan Tujuan serta Sasaran-sasaran yang akan dicapai dalam konteks rencana jangka
menengah; Rencana Kerja Badan ; serta Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja Tahun 2019
sebagai gambaran dan acuan dalam penyusunan LKJ Tahun 2019, yang memuat program,
kegiatan, dan target capaian dalam upaya pencapaian Sasaran Strategik RSUD Haji
Makassar.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Bab ini berisi uraian Capaian Kinerja Organisasi untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Analisis
capaian kinerja dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini,
Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu
dan beberapa tahun terakhir, Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 11
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
organisasi, Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada),
Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternatif solusi yang telah dilakukan, Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.
Selain itu disajikan pula akuntabilitas keuangan yang menggambarkan realisasi
anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi
sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi ringkasan dari tinjauan pelaksanaan kegiatan dan kinerja RSUD Haji
Makassar tahun 2019 yang dirangkum ke dalam kesimpulan terhadap Akuntabilitas Kinerja
serta Permasalahan dan Rekomendasi/Rencana Tindak Lanjutnya.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 12
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIK
1. VISI
“ Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islami Terpercaya, Terbaik, dan
Pilihan Utama di Sulawesi Selatan 2020.”
Adapun makna dari visi tersebut adalah:
a. Rumah sakit pendidikan : Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan
mengutamakan aspek pendidikan berbasis riset;
b. Rumah sakit terpercaya : Artinya rumah sakit yang komitmen dengan janji
layanannya, memiliki tenaga profesional dan amanah;
c. Rumah sakit terbaik : Artinya rumah sakit yang mengedepankan patient safety
sebagai fokus layanan mutu dalam upaya mewujudkan Good Corporate Governance
& Good Clinical Governance;
d. Pilihan utama : Artinya meskipun bernuansa islami namun janji pelayanannya tidak
membedakan seorang pasien berdasarkan suku, ras, agama, dan status sosialnya;
e. Sulawesi Selatan : Artinya pangsa pasar RSUD Haji terutama wilayah selatan
Sulawesi Selatan;
f. Tahun 2019 : Batas pencapaian visi yang ditetapkan.
2. MISI
Misi yang diemban oleh RSUD Haji Makassar adalah menerapkan “Hospital Services to
Win All”, yaitu :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan rujukan berkualitas yang
terjangkau oleh masyarakat;
b. Menyelenggarakan pendidikan dan riset tenaga kesehatan berkarakter islami;
c. Menyelenggarakan pola tata kelola pelayanan kesehatan yang baik, akuntabel,
berbasis “The Ten Golden Habits”;
d. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM), serta mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana Rumah
Sakit;
e. Meningkatkan kesejahteraan karyawan sebagai aset berharga bagi Rumah Sakit.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 13
Adapun makna dari misi tersebut adalah :
a. Bahwa Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan profesional
secara efektif dan efisien kepada pasien / individu yang membutuhkan pertolongan
sesuai standar pelayanan minimal;
b. Profesionalisme bermakna kompeten dan bertanggung jawab dalam
menjalankan peran untuk memberikan yang terbaik – berorientasi kepada
keselamatan;
c. Bahwa Rumah Sakit melaksanakan pembelajaran dan pendidikan yang berorientasi
pembentukan karakter islami yang penuh amanah;
d. Bahwa Rumah Sakit melaksanakan Tata Kelola Klinik dan non Klinik yang baik,
akuntabel, dipandu sepuluh kebiasaan yang baik yaitu:
“The Ten Golden Habits”
(1) Doa sebelum dan sesudah pelayanan
Mengapa? Karena doa, intisari ibadah. Ibadah adalah pengabdian. Pengabdian
adalah karya, karya adalah kerja, dan kerja adalah ibadah “sesungguhnya
ibadahmu adalah karyamu, karyamu adalah ibadahmu” (Imam Ali);
(2) Bersikap islami dalam kehidupan sehari-hari (dalam berkomunikasi
menggunakan: Kaulan Sadida, Kaulan Layyinah, Kaulan Balighah, Kaulan
Maisyuro, Kaulan Karimah, dan Kaulan Ma’ruf);
(3) Berpikir Positif
Melakukan kajian dan koreksi terhadap layanan tidak sesuai dengan
mengedepankan perbaikan tanpa menyudutkan seseorang;
(4) Berkarya Ikhlas
Bila tombol ikhlas selalu menyala menerangi kehidupan rohani kita, maka akan
melahirkan perasaan syukur dan cinta yang akibatnya dalam setiap putaran
kehidupan kita merasakan ketenangan, sabar, dan kebahagiaan. Yang akhirnya
pada puncaknya adalah hidup kita menjadi berkah, bahagia secara individu, dan
bermanfaat secara sosial;
(5) Menggunakan hati nurani dengan seimbang dengan sifat mulia ALLAH SWT
bersemayam dalam hati (God Spot dalam otak) Kekuatan Hati Suara
Hati Kehidupan Damai dan Bahagia Kehidupan Sukses dan Bahagia;
(6) Bersyukur dalam keadaan apapun.
Pelajaran metamorphosis: Ulat > Kepompong > Kupu-kupu yang indah.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 14
Bersyukur membebaskan manusia dari ketergantungan hasil akhir
(outcome). Seburuk apapun hasil kondisi selalu ada berkah yang bisa kita petik.
Bekerja sekeras apapun tanpa diiringi dengan rasa syukur hanya akan membawa
anda ke perasaan kekurangan, stress, rendah diri, dan lain-lain. Bersyukur
adalah tindakan sadar untuk mengambil berkah dari Yang Maha Kuasa sebagai
pembelajaran untuk masa depan yang lebih baik;
(7) Mengendalikan tabiat, yaitu:
Menata, memelihara, dan merawat Qalbu sebaik-baiknya (wajah cerah,
sungging senyum tulus, kata-katanya bersih dari melukai, penuh semburan
Kaulan Layyinah dan Baliqqhoh);
(8) Altruisme
Dalam Islam, nilai Altruisme (al-itsar) terletak pada pengorbanan untuk
kepentingan yang lebih besar. Dalai lama (Budha) “Semakin besar kepedulian
kita terhadap kebahagiaan orang lain, semakin besar rasa sejahtera kita”. 85%
orang yang “hampir selalu bahagia”adalah orang yang altruist, memiliki system
imunitas yang lebih kuat;
(9) Emosi Positif
Kemanapun mengelola pikiran dan perasaan dalam hubungan intrapersonal
sehingga seseorang memiliki nilai-nilai kehidupan yang mendasari kemampuan
bersikap dengan tepat. (Syukur dan Ikhlas, bahagia ketika melakukan kebaikan);
(10) Amanah
Menunaikan amanah merupakan kewajiban dan panggilan iman bagi kaum
muslimin. Dalam Q.S Annisa:58 memuat pesan amanah yang terkandung dalam
ayat tersebut. Menurut tafsir Al-Razi (dalam Ismail Ilyas, 2013) bersifat umum
dan mencakup tiga amanah. Ketiganya adalah amanah dengan Tuhan, amanah
dengan sesama manusia, dan amanah dengan diri sendiri:
✓ Amanah dengan Tuhan mengandung makna keharusan bagi kaum muslimin
untuk melakukan semua kewajiban dan menjauhi semua larangan (Shalat,
Zakat, dll);
✓ Amanah dengan sesama manusia mencakup banyak hal, seperti keharusan
bersikap, jujur, dan adil dalam urusan ekonomi, bisnis, pemerintahan, dan
soal kemasyarakatan;
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 15
✓ Amanah dengan diri sendiri mencakup keharusan untuk tidak melakukan
sesuatu kecuali yang akan mendatangkan manfaat bagi kemaslahatan diri
sendiri, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
e. Bahwa Rumah Sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanan di tunjang oleh
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya sesuai yang dipersyaratkan standar
Rumah Sakit Pendidikan dengan mempertimbangkan akreditasi Rumah Sakit;
f. Bahwa Rumah Sakit membangun citra “Semua karyawan menjadi pemenang”
karena pekerjaan manusia mengandung 3 unsur yang memotivasinya sebagai
khalifah fil Ard :
(1) Kreativitas: adanya kegembiraan dalam berfikir bahwa sebaik-baik manusia
adalah yang bermanfaat bagi sesamanya;
(2) Kegiatan fisik: kegembiraan untuk bekerja dengan keringat menetes di dahi;
(3) Hubungan sosial: kegembiraan untuk berbagi suka-duka dengan orang lain
membangun sikap Altruisme.
Dalam mencapai visi yang diembannya, Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Makassar memiliki nilai-nilai dasar yang menjadi acuan bagi direksi dan seluruh
karyawan dalam melaksanakan tugas pokoknya. Nilai dasar tersebut adalah
MADANI :
✓ Mutu Tujuanku
Mutu merupakan elemen penting untuk mewujudkan Good Corporate
Governance dan Good Clinical Governance yang dijabarkan dalam Sistem
Manajemen Mutu (ISO 9001-2008, ISO 14001-2004, 18001-2004);
✓ Amanah Tanggungjawab Kerjaku
Setiap karya seseorang atau secara bersama-sama merupakan ibadah, karena
itu karya adalah amanah yang harus dilaksanakan secara tulus sesuai ketentuan
agar tetap bernilai ibadah yang berbuah amal jariyah melalui sifat Allah,Al
Wakil;
✓ Disiplin Spirit Kerjaku
Wujud pengabdian manusia kepada sifat Allah, Al-Matin yang akan menjadi
spirit dalam mengelola waktu, kepatuhan terhadap ketentuan peraturan untuk
mewujudkan Good Corporate Governance & Good Clinical Governance;
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 16
✓ Aman Janji Layananku
Patient safety merupakan fokus pelayanan bermutu sebagai upaya
mengeleminer medication error melalui upaya sistem manajemen mutu
(ISO/Akreditasi);
✓ Nyaman Suasana Kerjaku
Memberikan suasana rumah sakit yang Go green dan ruang kerja terutama
dengan prinsip 5S/5R;
✓ Ikhlas Mengawali Baktiku
Agar kerja bernilai ibadah yang berbuah amal jariyah, harus dimulai dengan niat
yang ikhlas karena Allah semata.
B. RENCANA KINERJA
1. Rencana Program dan Kegiatan
Rencana program dan kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar mengacu
kepada program dan kegiatan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sesuai
dengan tugas pokok organisasi yang diembannya. Adapun program yang dimaksud
adalah:
a. Program Pelayanan administrasi perkantoran;
b. Program Peningkatan kapasitas dan Kinerja SKPD;
c. Program peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan system Evaluasi
Kinerja SKPD;
d. Program Upaya Kesehatan Masyarakat;
e. Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;
f. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;
g. Program Standarisasi pelayanan kesehatan;
h. Program Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/RS jiwa/RS
Mata/RS Paru-Paru;
i. Program Peningkatan pelayanan penunjang kesehatan;
j. Program Pemeliharaan Peningkatan sarana dan Prasarana RS/RS Jiwa/RS paru-
Paru/RS Mata.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 17
Program-program tersebut di break-down dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang
disesuaikan dengan kebutuhan Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar yang
mengacu kepada standarisasi SPM rumah sakit setiap tahunnya.
2. Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
a. Indikator Kinerja
Dari pencapaian target kinerja yang telah terealisasi, masih banyak indikator yang
belum memenuhi standar yang dapat mendukung pencapaian visi dan misi RSUD Haji
Makassar. Diharapkan lima tahun kedepan, capaian tersebut dapat ditingkatkan.
Adapun indikator dan target kinerja lima tahun ke depan (2019-2022) berdasarkan
perspektif balanced scorecard adalah sebagai berikut:
1) Perspektif Pelanggan
a) Meningkatnya kepuasan pelanggan dengan beberapa target kinerja;
Tabel 2.1. Indikator dan Target Kinerja Perspektif Pelanggan
INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
Indeks kepuasan pelanggan 81,31 %
Angka pasien pulang paksa <1 %
Angka pasien pindah RS <0,1 % (0,002%)
Cakupan kunjungan pasien Meningkat 10 - 20 % / tahun
Sumber Data : SPM RS
b) Meningkatnya akuntabilitas publik kepada masyarakat dengan target kinerja
laporan akuntabilitas rumah sakit yang telah dievaluasi oleh auditor eksternal
dengan kualifikasi baik.
2) Perspektif Bisnis Internal
a) Meningkatkan mutu layanan rawat inap dengan target kinerja sebagai berikut;
Tabel 2.2. Indikator dan Target Kinerja Layanan Perspektif Bisnis Internal
INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
B O R 50,56 %
B T O 51,74 kali
T O I 3,65 hari
Sumber Data : SPM RS
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 18
Tabel 2.3. Indikator dan Target Kinerja Manfaat Perspektif Bisnis Internal
INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
GDR 7,85 %
NDR 3,93 %
AKB 17
AKI 1
Sumber Data : SPM
b) Tersedianya safety patient sesuai standar mutu pelayanan penyakit proyeksi 10
penyakit terbanyak di instalasi rawat inap dan proyeksi tindakan bedah
terbanyak dengan target kinerja sebagai berikut;
Tabel 2.4. Indikator danTarget Kinerja 10 Penyakit Terbanyak
Proyeksi 10 Penyakit Terbanyak
Target Kinerja
1. DHF Tkt kcf DHF 2%
2. GEA Tkt kcf GEA 0%
3. TB Paru Tkt & komplikasi 7%
4. Impartu Kejadian infeksi 3 hari post partum
0,02%
5. Observasi febris Pasien 7 hari opname blm terdiagnose
2%
6. Hiperbilirubinemia Setelah 5 hari
diketahui causanya
2%
7. Comotio Cerebri Tdk komplikasi stlh 2 jam observasi
5%
8. Gagal Ginjal Kronik Tidak timbul Uremi Sindrom dgn pengobatan teratur selama 1 tahun
2%
9. Hernia Ingualis Lat. Hibrosadif paska Operasi 2%
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 19
Tabel 2.5. Indikator dan Target Kinerja Tindakan Bedah Terbanyak
Proyeksi Tindakan Bedah
Terbanyak untuk Kasus Target Kinerja
1. Hernia Incarcerata Kejadian Ileus atau ILO post op Hernia Incarcerata
2%
2. Appendicitis Kejadian infeksi 3 hari post op 0%
3. Vulnus apertum Kejadian infeksi 5 hari Perawatan 5%
4. Fibro Adenoma Kasus kejadian infeksi FAM > 3 hari
post op
2%
5. Vulnus apertum jari
tangan
Kejadian infeksi paska 5 Hari
perawatan
5%
6. Hernia Ingualis Kejadian infeksi 5 hari post op 2%
7. Haemorrhoid Kejadian infeksi internal/eksternal yg
kembali dgn gejala tetap/memburuk
dalam 1 bulan
5%
c) Terpenuhinya safety patient sesuai standar mutu penanganan penyakit
terbanyak di rawat jalan dan instalasi rawat darurat dengan target kinerja
sebagai berikut;
Tabel 2.6. Indikator dan Target Kinerja 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan
Proyeksi 10 Penyakit Terbanyak Rawat Jalan
Target Kinerja
1. Observasi febris Hari ke-5 diagnosa blm bisa Ditegakkan
10%
2. ISPA Ps ISPA yg kembali dalam 1 minggu dgn simptum + tp / memburuk
10%
3. Gravid Tidak terdeteksi adanya kelainan setelah 2x kunjungan
2%
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 20
4. Dispepsia Diagnosa tidak bisa ditegakkan max. 4x kunjungan dgn interval 1 minggu
0%
5. Presbiopia Ps presbiop dgn Visus koreksi 6/6 & addiksi mencapai 5 yg kembali < 2 tahun dgn koreksi ulang tetap mencapai Visus koreksi 6/5 addiksi mencapai jaeger 5
5%
6. Myopia Ps Myopia dgn Visus koreksi 6/6 yg kembali < 6 bulan dgn koreksi ulang tetap myopi koreksi 6/6
5%
7. GEA Ps 3 hari masih dgn keluhan yg Sama 10%
8. Myopia astigma tisma Ps M/A dgn Visus koreksi 6/6 yg kembali dlm 6 bulan dgn koreksi ulang tetap mencapai Visus 6/6
5%
9. Hipertensi Ps Esential hipertensi yg kembali dlm 1 bulan dgn tekanan darah 140/90
5%
10. Hypermetropia Pasien Myopia dgn Visus koreksi 6/6 yg kembali < 6 bulan dgn koreksi ulang tetap mencapai Visus 6/6
5%
Tabel 2.7. Indikator dan Target Kinerja 10 Penyakit Terbanyak Gawat Darurat
Proyeksi 10 Penyakit Terbanyak Rawat
Darurat Target Kinerja
1. Observasi febris Waktu penyelesaian diagnosa & terapi awal observasi febris >6 jam 10%
2. GEA Angka kematian GEA 10%
3. Impartu Kejadian infeksi > 3 hari post partum 0%
4. Excoreasi 2%
5. Vulnus apertum Pasien Vulnus apertum yg mengalami ILO paska tindakan 2%
6. Vumiting Diketahui kausa dalam 1 minggu 2%
7. DHF Waktu penyelesaian diagnosa & R/ awal DHF > 6 jam 10%
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 21
8. Comotio Cerebri Tidak ada komplikasi > 2 jam observasi 5%
9. ISK ∑ infeksi berulang yang telah
Diterapi 5%
10. Kolik Waktu penyelesaian diagnosa & R/ awal kolik > 6 jam 20%
d) Terpenuhinya safety patient sesuai standa mutu penunjang diagnosa dan resep
dengan target kinerja sebagai berikut;
Tabel 2.8. Indikator dan Target Kinerja Standar Penunjang Diagnosa
NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Radiologi Rata-rata kerusakan film 4,30%
2. Lab. Patologi Klinik
Rata-rata ∑ pemeriksaan yang diulang karena complain Rata-rata ∑ pemeriksaan yang ditolak Rata-rata Turn Around Time Rata-rata ∑ sampel lingkungan yang diulang
2,78%
3%
2%
2,33%
3. Lab.Patologi Anatomi Rata-rata TAT 2,83%
Rata-rata diagnosa salah 2,42%
4. Forensik Rata-rata TAT 2,80%
5. Farmasi
Service lerol Dead stock Stock out
100% < 1% < 0,001%
3) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif ini berkaitan dengan :
a. Pengembangan SDM dan Infrastruktur :
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 22
1. Meningkatnya komitmen pegawai melaksanakan tupoksi untuk mendukung
proses pelayanan kepada masyarakat dengan target kinerja;
Tabel 2.9. Indikator dan Target Kinerja Komitmen Pegawai
INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
Komitmen Kehadiran
Waktu pelayanan di luar jam kerja 30% dari total waktu
pelayanan
Tingkat kehadiran pegawai 98 %
Komitmen memanfaatkan utilitas RS
Surat pengantar ke Inst. Laboratorium
Rawat Inap 95%
Rawat Jalan 90%
IGD 100%
Surat pengantar ke Instalasi Radiologi
Rawat Inap 95%
Rawat Jalan 90%
IGD 100%
Resep yang ditujukan ke Farmasi
Rawat Inap 95%
Rawat Jalan 95%
IRD 100%
Surat pengantar yang ditujukan ke RM
Rawat Inap 95%
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 23
Rawat Jalan 95%
IRD 100%
2. Meningkatnya kapabilitas SDM dengan target kinerja;
Tabel 2.10. Indikator dan Target Kinerja Kapabilitas SDM
INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
Rata-rata karyawan mengikuti diklat 75,06 %
3. Meningkatnya kecukupan tenaga pelayanan dengan target kinerja
penambahan tenaga di seluruh unit pelayanan sebesar 100% dari standar
nasional;
4. Meningkatkan kualitas infrastruktur pelayanan dengan target kinerja
penambahan peralatan medis dan peningkatan kelayakannya sesuai
standar nasional, pembangunan gedung baru, penambahan luas bangunan
ruang pelayanan sebagai berikut :
a. Kelengkapan Alat
Tabel 2.11 Target Pencapaian Kelengkapan Alat
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 24
Tabel 2.11. Target Pencapaian Kelengkapan Alat
NO Jenis
Pelayanan Capaian 2019
Standar Nasional
Prognosis
2020
Target ( %)
2015 2016 2017 2018 2019
1. Penyakit Dalam 100% 100% 100% 59,02 72,67 86,32 100 100%
2. Pelayanan Anak 100% 100% 100% 58,36 72,24 86,12 100 100%
3. Pelayanan Bedah 100% 100% 100% 72,82 81,87 90,92 100 100%
4. Pelayanan Obstetri dan
Ginekologi
100% 100% 100% 81,33 87,55 93,77 100 100%
5. Pelayanan Gawat darurat 100% 100% 100% 63,68 75,68 87,68 100 100%
6. Pelayanan Radiologi 100% 100% 100% 73,39 82,26 91,13 100 100%
7. Pelayanan Laboratorium 100% 100% 100% 55,75 70,5 82,25 100 100%
8. Pelayanan THT 100% 100% 100% 71,75 81,18 90,59 100 100%
9. Pelayanan kesehatan Jiwa 100% 100% 100% 44,28 62,85 81,42 100 100%
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 25
10. Pelayanan spesialis gigi dan
mulut
100% 100% 100% 73,26 82,17 91,08 100 100%
11. Pelayanan Kulit dan Kelamin 100% 100% 100% 50,67 67,12 83,57 100 100%
12. Pelayanan Syaraf 100% 100% 100% 61,06 74,04 87,02 100 100%
13. Pelayanan Mata 100% 100% 100% 62,84 75,22 87,60 100 100%
14. Pelayanan Anestesi &
Reanimasi
100% 100% 100% 68,48 79,04 89,52 100 100%
15. ICU 100% 100% 100% 75,78 83,85 91,92 100 100%
16. Kamar Operasi 100% 100% 100% 66,59 77,60 88,61 100 100%
17. Fisioterapi 100% 100% 100% 43,74 62,52 81,26 100 100%
18. Farmasi 100% 100% 100% 88 92 96 100 100%
19 Rekam Medis 100% 100% 100% 100 100 100 100 100%
20 Sterilisasi 100% 100% 100% 46,68 64,45 82,23 100 100%
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 26
21 Kamar Jenazah 100% 100% 100% 55 70 85 100 100%
22 Gizi 100% 100% 100% 86,08 90,72 95,36 100 100%
23 Laundry 100% 100% 100% 72,72 81,81 90,9 100 100%
24 IPSRS 100% 100% 100% 73,33 82,22 91,11 100 100%
Rata-rata 100% 100% 100% 66,12 77,41 88,57 100 100%
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 27
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kelengkapan peralatan kesehatan yang
dimiliki RSUD Haji Makassar masih jauh dari kondisi ideal dimana pada tahun 2019
rata-rata kelengkapan alat baru mencapai %. Angka tersebut masih sangat jauh dari
kondisi ideal yang diharapkan mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada
masyarakat. Dimana pada tahun 2019 ditargetkan kelengkapan peralatan RSUD Haji
Makassar mencapai %;
b. Kondisi Peralatan (Kalibrasi);
Tabel 2.12 Target Pencapaian Kalibrasi Alat
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 28
Tabel 2.12. Target Pencapaian Kalibrasi alat
No Jenis
Pelayanan
Capaian
2019
Standar Prognosis
2020
TARGET
Nasional 2015 2016 2017 2018 2019
1 Penyakit Dalam 43% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Pelayanan Anak 60% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Pelayanan Bedah 33% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4 Pelayanan Obgyn 14% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
5 Pelayanan THT 33% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Pelayanan Mata 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
7 Pelayanan Syaraf 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
8 Pelayanan Kulit 66% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
9 Pelayanan Jiwa 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 29
10 Pelayanan Reanimasi dan
Anestesi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
11 Laboratorium 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
12 Radiologi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
13 IGD 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
14 OK 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
15 ICU 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
16 Fisioterapi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
17 Farmasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
18 Sterilisasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
19 Gizi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Rata-rata 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 30
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari peralatan yang ada yang wajib
dikalibrasi pada pelayanan/instalasi RSUD Haji Makassar, rata-rata jumlah
peralatan yang telah dikalibrasi sebesar 95,45%. Karena pentingnya standar ini,
seiring dengan pemenuhan kelengkapan peralatan sesuai standar, pada tahun
2019 RSUD Haji Makassar menargetkan semua peralatan yang ada harus 100%
dilakukan kalibrasi. Mengingat kalibrasi alat adalah salah satu faktor penting
dalam uji mutu peralatan kesehatan yang dimiliki oleh RSUD Haji Makassar.
c. Gedung dan Sarana Prasarana
Kelengkapan sarana prasarana RSUD Haji Makasar sudah mencapai
72,41% dari sarana prasarana yang harus dimiliki oleh rumah sakit kelas B
berdasarkan Kepmenkes Nomor 340 Tahun 2010. Adapun target pencapaian
kelengkapan sarana prasarana yang belum memenuhi standar rumah sakit kelas
B adalah:
Tabel 2.13. Target Pencapaian Kelengkapan Sarana Prasarana
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 31
Tabel 2.13. Target Pencapaian Kelengkapan Sarana Prasarana
SARANA
TARGET KINERJA
Capaian
2019 (%)
Prognosis
2020 (%)
2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
2018
(%)
2019
(%)
ppCSSD 100 100 75 100 100 100 100
Bangunan Pengelolaan
Limbah 100 100 100 100 100 100
100
Gudang 100 100 50 100 100 100 100
Ruang Sanitasi 100 100 0 100 100 100 100
Rumah Dinas Asrama 0 0 0 25 50 75 100
Ruang PKMRS 100 100 0 75 100 100 100
SIM –RS 100 100 100 100 100 100 100
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 32
1. Meningkatnya kapasitas sistem informasi dan penguatan kelembagaan dengan
target kinerja menjadi BLUD penuh dengan menerapkan sistem informasi
terintegrasi (SIM-RS terintegrasi) dengan target kinerja 100 % pada tahun 2019;
2. Meningkatkan Kecukupan Tenaga Pelayanan, dengan target kinerja jumlah
tenaga mencukupi sesuai standar ketenagaan yang dipersyaratkan untuk rumah
sakit Tipe B. Hasil pengukuran ketenagaan dan target rencana pencapaian
standar /target kinerja selama 5 tahun ke depan pada RSUD Haji Makassar adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.14. Target Pencapaian Ketenagaan RSUD Haji Makassar
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 33
Tabel 2.14. Target Pencapaian Ketenagaan RSUD Haji Makassar
Indikator Capaian
2019
(%)
Standar
Nasional
Prognosis
2019
Target Pencapaian
2015
(%)
2016
(%)
2017
(%)
2018
(%)
2019
(%)
Pelayanan Medik Dasar
Dokter Umum 150 12 150 74,9 83,3 91,6 100 300
Dokter Gigi 200 3 200 300 300 300 300 200
Pelayanan Gawat Darurat 100 15 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Medik Sp Dasar
Interna 100 3 100 79,9 86,6 93,3 100 100
Bedah 100 3 100 100 100 100 100 100
Obgyn 166,7 3 166,7 100 100 100 100 100
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 34
Anak 66,7 3 66,7 79,9 86,6 93,3 100 100
Pel.Medik Sp Penunjang
Anestesi, 100 2 100 40 60 80 100 100
Radiologi 150 2 150 70 80 90 100 100
Rehabilitasi Medik - 2 - 40 60 80 100 100
Patologi Klinik 100 2 100 70 80 90 100 100
Pelayanan Spesialistik Lain
Pelayanan Spesialis THT 300 1 300 200 200 200 200 300
Pelayanan Spesialis Orthopaedi
100 1 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Spesialis Kesehatan Jiwa
100 1 100 40 60 80 100 100
Pelayanan Spesialis Penyakit Syaraf
- 1 - 100 100 100 100 100
Pelayanan Spesialis Penyakit Mata
300 1 300 100 100 100 100 100
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 35
Pelayanan Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin
100 1 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Spesialis Jantung - 1 - 40 60 80 100 100
Pelayanan Spesialis Paru 200 1 200 100 100 100 100 100
Pelayanan Spesialis Urologi - 1 - 40 60 80 100 100
Pelayanan Spesialis Bedah Syaraf
- 1 - 40 60 80 100 100
Pelayanan Spesialis Lainnya - 1 - 100 100 100 100 100
Pelayanan Spesialis Gigi dan Mulut (Konservasi)
100 1 100 40 60 80 100 100
KEPERAWATAN
Pelayanan Asuhan Keperawatan dan Kebidanan
214 : 227 TT 1 : 1 TT 1 : 1 TT 86,8 91,2 95,6 100 100
PELAYANAN PENUNJANG KLINIK
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 36
Perawatan Intensif 100 11 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Darah 20 5 100 40 60 80 100 100
Pelayanan Gizi 100 23 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Farmasi 100 19 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Sterilisasi 40 7 100 40 60 80 100 100
Pelayanan Fisioterapi 100 9 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Laboratorium 100 10 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Radiologi 76,92 13 100 100 100 100 100 100
Rekam Medik 90,9 55 100 100 100 100 100 100
PELAYANAN PENUNJANG NON KLINIK
Laundry /Linen 40 15 100 100 100 100 100 100
Jasa Boga /Dapur 94 18 100 40 60 80 100 100
Teknik dan Pemeliharaan 83,3 12 100 100 100 100 100 100
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 37
Fasilitas
Pengelolaan Limbah/
Sanitarian
75
12
100
100 100 100 100 100
Gudang - 0 - 40 60 80 100 100
Ambulance - 0 - 40 60 80 100 100
Komunikasi - 7 - - - - - -
Pemulasaran Jenazah - 0 - 40 60 80 100
Pemadam Kebakaran - 0 - 40 60 80 100 100
Penampungan Air Bersih 70 10 100 40 60 80 80 100
Rata-rata 113 7,6 113 80,5 88,54 96,5 100 100
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 38
Hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa untuk mendukung pencapaian
standar pelayanan minimum, RSUD Haji Makassar masih memerlukan tambahan tenaga
terutama tenaga medis dokter umum, dokter spesialis, tenaga perawat, tenaga
penunjang medis dan tenaga penunjang non medis. terutama indikator yang belum
mencapai 100%. RSUD Haji Makassar menargetkan pada tahun 2019 telah mampu
memenuhi 100% standar ketenagaan yang dipersyaratkan untuk rumah sakit klas B
sesuai Kepmenkes Nomor: 340 Tahun 2010.
4) Perspektif Keuangan
a) Meningkatnya pendapatan operasional rumah sakit dengan target kinerja rata-
rata pertumbuhan pendapatan (SGR = 16% / tahun);
Tabel 2.14. Indikator dan Target Kinerja SGR Tahun 2015 - 2019
Tahun Proyeksi Pendapatan
Operasional SGR %
2015 27.303.476.250 20,00%
2016 32.764.171.500 20,00%
2017 39.317.005.800 20,00%
2018 47.180.406.950 20,00%
2019 39.300.000.000 0%
Rata-rata SGR/tahun 16%
b) Terwujudnya pengendalian biaya dengan target kinerja;
Tabel 2.15. Target dan Indikator Kinerja CRR dan TKK
INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA
CRR 100 %
Tingkat Kemandirian Keuangan >70 %
Berdasarkan data proyeksi pendapatan dan proyeksi belanja operasional
diperoleh rata-rata CRR sebagai berikut :
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 39
Tabel 2.16. Proyeksi CRR RSUD Haji Makassar Tahun 2015-2019
Tahun Proyeksi Pendapatan
Operasional
Proyeksi Belanja
Operasional CRR
2015 27.303.476.250 33.631.443.248,50 81,18
2016 32.764.171.500 38.609.813.862,78 84,86
2017 39.317.005.800 39.870.280.923,08 96,61
2018 47.180.406.950 45.770.544.555,21 103,08
2019 39.300.000.000 104.602.961.516 43,21
Rata-rata 81,79%
Berdasarkan data proyeksi pendapatan operasional dan belanja
operasional diperoleh rata-rata tingkat kemandirian keuangan RS sebagai berikut:
Tabel 2.17. Proyeksi TKK RSUD Haji Makassar Tahun 2015-2019
Tahun Proyeksi Pendapatan
Operasional
Proyeksi Total
Belanja
TKK
(%)
2015 27.303.476.250 59.844.913.381 45,62
2016 32.764.171.500 67.922.467.761 48,24
2017 39.317.005.800 72.114.200.211 54,52
2018 47.180.406.950 81.238.855.772 58,08
2019 39.300.000.000 104.602.961.516 26,47
Rata-rata tingkat kemandirian 46,59
c) Terwujudnya laporan keuangan berdasarkan Sistem Akuntansi Keuangan
Indonesia dengan target kinerja setiap tahun terbit laporan keuangan sesuai
Sistem Akuntansi Keuangan dan diaudit oleh auditor Independen dan dengan
opini sangat baik.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 40
3. Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
a. Kelompok Sasaran
Kelompok yang menjadi sasaran dari pelaksanaan program dan kegiatan di Rumah Sakit
Umum Daerah Haji Makassar adalah:
1) Pasien;
2) Keluarga Pasien;
3) Pegawai RSUD Haji.
b. Pendanaan indikatif
Untuk mencapai target dari indikator kinerja tersebut di atas dituangkan dalam bentuk
program kegiatan dengan pendanaan indikatif sebagai berikut:
Tabel 2.18. Program dan Pagu Pendanaan Indikatif
Noo
Program Pendanaan Indikatif
Total 2015 2016 2017 2018 2019
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
5,931,560,230
5,410,470,560
6,222,041,144
6,844,245,258
0,00 17,564,071,9
34,00
2
Program Peningkatan Kapasitas dan Kinerja SKPD
3,391,343,000
3,298,718,000
3,900,044,450
4,290,048,895
0,00 14,880,154,3
45,00
3
Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Sistem Evaluasi Kinerja SKPD
196,230,000
191,000,000
210,100,000
231,110,000
0,00 828,440,000,
00
4 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
14,132,427,730
12,699,500,000,22
14,000,000,000
14,700,000,000
0,00 55,531,927,7
30,00
5
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
135,000,000
135,000,000
148,500,000
163,350,000
0,00 581,850,000,
00
6
Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
41,500,000
42,000,000
42,000,000
42,000,000
0,00 167,500,000,
00
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 41
7
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1,026,846,049
869,996,200
1,180,872,956,35
1,298,960,251,60
0,00 4,376,675,45
6,95
8
Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/
6,447,040,200
10,103,400,000
12,124,080,000
14,548,896,000
18.000.000.000
,00
61,223,416,200,00
9
Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa
1,432,270,884
2,652,500,000
2,917,750,000
3,209,525,000
0,00 10,212,045,8
84,00
10
Program Pengembangan Kapasitas Organisasi dan Tata Laksana BLUD
150,000,000
200,000,000
200,000,000
220,000,000
38.800.000.000
,00
39,570,000,000,00
11
Program Peningkatan Pelayanan Penunjang Kesehatan
32,103,763,793
21,448,723,746
22,408,485,381,18
23,273,432,223,11
38.800.000.000
,00
138,034,405,143,29
Total 64,987,98
1,886 57,051,30
8,506 63,353,87
3,932 68,821,56
7,628
56.800.000.000
,00
342,970,486,693,24
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 42
Tabel 2.19. Distribusi Pendanaan Indikatif berdasarkan Program dan Kegiatan (Revisi)
No Program/Kegiatan
Pendanaan Indikatif
Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 5,931,560,230 5,410,470,560 6,222,041,144 6,844,245,258 0,00
1 Penyediaan jasa surat-menyurat 3,000,000 3,000,000 3,100,000 3,100,000 0,00
2 Penyediaan jasa komunikasi, suber daya air, listrik dan surat kabar
1,470,000,000 1,288,470,560 1,300,000,000 1,551,145,258,4 0,00
3 Penyediaan jasa administrasi keuangan & umum
1,868,740,560 1,900,000,000 1.950,000,000 1,980,000,000 0,00
4 Penyediaan jasa dan alat kebersihan kantor
756,000,000 650,000,000 808,941,144 875,000,000 0,00
5 Penyediaan alat tulis kantor 201,000,000 250,000,000 450,000,000 560,000,000 0,00
6 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
590,000,000 550,000,000 500,000,000 550,000,000 0,00
7 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
235,730,000 210,000,000 490,000,000 500,000,000 0,00
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 43
8 Penyediaan Bahan bacaan Ilmu Pengetahuan dan peraturan Perundang-undangan
15,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 0,00
9 Penyediaan makanan dan minuman 190,000,000 244,000,000 300,000,000 300,000,000 0,00
10 Rapat kordinasi dan konsultasi keluar dan dalam daerah
193,125,000 300,000,000 400,000,000 500,000,000 0,00
2. Program peningkatan kapasitas dan Kinerja SKPD
3,233,760,000 3,298,718,000 3,900,044,450 4,290,048,895 0,00
1 Pendidikan dan pelatihan formal 112,000,000 121,440,000 252,772,450 436,322,495 0,00
2 Bimbingan Teknis peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur
250,000,000 297,278,000 467,272,000 523,726,400 0,00
3 Belanja Pakaian Aparatur 428,200,000 430,000,000 580,000,000 680,000,000 0,00
4 Pendayagunaan Jasa Tenaga Kesehatan
2,443,560,000 2,450,000,000 2,600,000,000 2,650,000,000 0,00
3. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Sistem Evaluasi Kinerja SKPD
196,230,000 191,000,000 210,100,000 231,110,000 0,00
1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
100,000,000 100,00,000 116,200,000 126,000,000 0,00
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 44
2 Penyusunan Laporan keuangan 96,230,000 91,000,000 93,900,000 105,110,000 0,00
4. Program Upaya Kesehatan masyarakat 14,132,427,730 12,699,500,000 14,000,000,000 14,700,000,000 0,00
1 Peningkatan Pelayanan Kesehatan 14,132,427,730 12,699,500,000 14,000,000,000 14,700,000,000 0,00
5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
135,000,000 135,000,000 148,500,000 163,350,000 0,00
1 Pengembangan Media promosi dan informasi serta Hubungan Masyarakat
135,000,000 135,000,000 148,500,000 163,350,000 0,00
6. Program Pengendalian Penyakit dan penyehatan Lingkungan
41,500,000 42,000,000 42,000,000 42,000,000 0,00
1 Pest Control dan Anti Rayap
41,500,000 42,000,000 42,000,000 42,000,000 0,00
7. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
1,026,846,049 869,996,200 1,180,872,956,35 1,298,960,251,60 0,00
1 Evaluasi dan Pengembangan standar Pelayanan Kesehatan
840,000,000 570,000,000 670,000,000 784,000,000 0,00
2 Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
186,846,049 299,996,200 510,872,856,35 514,960,251,6 0,00
8. Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
6,447,040,200 10,103,400,000 12,124,080,000 14,548,896,000 2,200,000,000
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 45
1 Pengadaan Meubeler 300,000,000 900,000,000 900,000,000 998,896,000 0,00
2 Pengadaan Perlengkapan Rumah Tangga Rumah Sakit
447,040,200 904,080,000 950,000,000 950,000,000 0,00
3 Pengadaan Percetakan Adminsitrasi dan Surat Menyurat Rumah Sakit
350,000,000 500,000,000 500,000,000 700,000,000 0,00
4 Pengadaan Kendaraan Operasional Rumah Sakit
350,000,000 800,000,000 800,000,000 900,000,000 0,00
5 Pembangunan Gedung Tempat Kerja 5,000,000,000 6,999,320,000 9,000,000,000 11,000,000,000 2,200,000,000
9. Program pemeliharaan, peningkatan sarana dan prasarana rs/rs jiwa/rs paru/rs mata/rs khusus
1,432,270,884 2,652,500,000 2,917,750,000 3,209,525,000 0,00
1 Pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit
545,491,184 1,600,000,000 1,500,000,000 1,655,050,535 0,00
2 Pemeliharaan rutin/berkala instalasi pengelolaan limbah rumah sakit
150,000,000 267,869,000 267,869,000 270,000,000 0,00
3 Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan dan kedokteran rumah sakit
300,000,000 350,000,000 350,000,000 400,000,000 0,00
4 Pemeliharaan rutin/berkala mobil
274,378,700 400,000,000 400,000,000 475,000,000 0,00
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 46
operasional &ambulance/jenazah
5 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana Rumah Sakit
162,401,000 299,881,000 399,881,000 409,474,465 0,00
10. Program Pengembangan kapasitas Organisasi dan Tata Laksana BLUD
150,000,000 200,000,000 200,000,000 220,000,000 38,800,000,000
1 Optimalisasi Sistem Keuangan berbasis SAK
100,000,000 100,000,000 100,000,000 110,000,000 0,00
2 Peningkatan Type Rumah Sakit 50,000,000 100,000,000 100,000,000 110,000,000 38,800,000,000
3 Belanja Operasional BLUD 00 00 00 00 0,00
11. Program Peningkatan Pelayanan Penunjang Kesehatan
32,103,763,793 21,448,723,746 22,408,485,381,18 23,273,432,223,11 15,800,000,000
1 Pengadaan Alat Kesehatan dan Kedokteran Rumah Sakit
20.000.000.000 8,948,783,963 9,908,545,598 9,908,545,598 15,800,000,000
2 Pengadaan Obat-Obatan Rumah Sakit
9,347,315,054 9,399,939,783 9,399,939,783 9,399,939,783 0,00
3 Pengadaan Bahan-Bahan Logistik Rumah Sakit
2,756,448,739 3,100,000,000 3,100,000,000 3,864,946,842,1 0,00
T O T A L 64,987,981,886 57,051,308,506 63,353,873,932 68,821,567,628 56,800,000,000
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 47
4. Strategi dan Arah Kebijakan
Berdasarkan Grand Strategy yang telah ditentukan, kemudian ditentukan sasaran
strategis yang akan dicapai RSUD Haji Makassar dalam tahun 2013 – 2019. Sasaran
strategis tersebut disusun berdasarkan 4 (empat) dimensi (prespektif) manajemen sesuai
dengan metode Balanced Scorecard, yaitu :
a. Perspektif Keuangan (Financial Perspective), yang akan dicapai adalah :
1) Meningkatkan profitabilitas RSUD Haji Makassar;
2) Meningkatkan liquiditas RSUD Haji Makassar;
3) Terwujudnya kesejahteraan internal.
a. Perspektif Pelanggan (Customer Perspective), yang akan dicapai adalah memiliki citra
positif di mata pelanggan;
b. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Process Perspective), yang akan dicapai
adalah menjadi rumah sakit berbasis standar manajemen dan standar pelayanan yang
berfokus pada pelanggan;
c. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth Perspective), yang
akan dicapai adalah:
1) Terbentuknya pola pikir SDM yang berorientasi pada customer (pelanggan);
2) Terbentuknya SDM yang profesional, mandiri, dan mempunyai integritas tinggi.
5. Rencana Kerja Tahunan (RKT)
Penyusunan RKT berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (PERMENPAN & RB) Nomor : 29 Tahun 2010 Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Adapun Rencana Kinerja Tahun 2019 RSUD Haji Makassar adalah sebagai berikut :
Tabel 2.20. Rencana Kinerja Tahun 2019 RSUD Haji Makassar
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
TARGET
Meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan dan penelitian kesehatan untuk menunjang pelayanan kesehatan di RSUD Haji Makassar
Meningkatnya mutu pelayanan dan kemandirian rumah sakit
1 Bed Occupancy Rate(BOR)
65%
2 Average Length of Stay
(ALOS)
3,86 hari
3 Bed Turn Over (BTO) 60 kali
4 Turn Over Internal (TOI) 1-3 hari
5 Net Date Rate (NDR) < 10%
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 48
6 Gross Date Rate (GDR) < 24,14%
7 Cost Recovery Ratio
(CRR)
80%
8 Tingkat Kemandirian
Keuangan
70%
9
Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM)
80%
6. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Dalam rangka evalusi capaian target kinerja, untuk menggambarkan keberhasilan
program strategis 2013-2019 menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk
mendukung Program Strategis Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang tertuang dalam
RPJMD 2013-2019 dengan sasaran kinerja adalah meningkatnya mutu pelayanan dan
kemandirian rumah sakit.
a. Bed Occupancy Rate (BOR)
Yaitu prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan dari tempat
tidur. Dengan tingkat utilisasi (BOR) yang optimal (antara 65%-85%), maka dapat
memberikan gambaran efisiensi penggunaan tempat tidur, biaya umum (air,listrik),
pemakaian linen dan pendayagunaan tenaga keperawatan. Dan target pencapaian
BOR untuk RSUD Haji Makassar tahun 2019 sebesar 50,56 %.
b. Average Length of Stay (ALOS)
Yaitu rata-rata lama perawatan seorang pasien. Indikator ini menggambarkan
rata-rata hari pasien dirawat di rumah sakit. Makin tinggi angka ALOS-nya, makin
rendah kualitas pelayanannya, karena pasien tidak sembuh-sembuh. Angka ini cukup
sensitif menggambarkan tingkat efektivitas pelayanan di rumah sakit karena
menggambarkan hasil resultan dari berbagai program kegiatan yang dilakukan oleh
rumah sakit maupun variabel pasien itu sendiri. Variabel yang mempengaruhi adalah:
1) Jenis penyakit (akut/kronis);
2) Kondisi pasien saat dirawat (ada komplikasi/tidak);
3) Tingkat kegawatan saat datang;
4) Ada/tidaknya infeksi nosokomial;
5) Mutu pelayanan rumah sakit;
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 49
6) Ketersediaan alat kedokteran;
7) Kualitas pelayanan penunjang medik (Laboratorium & Radiologi);
8) Ketersediaan obat dan bahan farmasi;
9) Ketersediaan biaya operasional dan pemeliharaan.
Angka normatif (standar) ALOS untuk Rumah Sakit Type B Non Pendidikan
antara 7 s.d. 9 hari. Dan untuk target pencapaian ALOS RSUD Haji Makassar tahun
2019 sebanyak 3,51 hari.
c. Bed Turn Over (BTO)
Yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam satu satuan waktu
tertentu (biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah sakit dipakai. Indikator ini
menggambarkan tingkat efesiensi pemakaian tempat tidur dan idelnya rerata adalah
40-50 kali/Tempat Tidur/Tahun, sementara untuk target RSUD Haji Makasar tahun
2019 sebesar 51,74 kali dalam satu tahun.
d. Turn Over Interval (TOI)
Menggambarkan rerata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat
terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran tingkat efesiensi dari pada
penggunaan tempat tidur. Idealnya rerata 1-3 hari/tempat tidur, karena dibutuhkan
untuk membersihkan/menyiapkan pasien berikutnya, termasuk tindakan
dekontaminasi ruangan. Dan target RSUD Haji Makassar tahun 2019 sebesar 3,65
hari.
e. Net Death Rate (NDR)/ Angka Kematian Bersih
Indikator NDR ini dinilai sensitif karena kematian pasien lebih dari 2x24 jam
setelah dirawat di rumah sakit, merupakan hasil resultan dari kinerja program kegiatan:
1) Mutu pelayanan;
2) Ketersediaan SDM kesehatan (jumlah dan kompetensi tenaga medis &
keperawatan);
3) Ketersediaan peralatan yang memadai;
4) Kualitas pelayanan penunjang medik (laboratorium dan radiologi);
5) Ketersediaan obat dan bahan farmasi;
6) Ketersediaan biaya operasional dan pemeliharaan.
Angka normatif (standar) NDR untuk Rumah Sakit Tipe B Non Pendidikan antara
5% s.d. 7 %, mengingat pasien yang datang ke RSUD Haji Makassar sebagai Rumah Sakit
Type B Non Pendidikan sebagai rujukan wilayah bagian selatan dari kabupaten terakhir
pada umumnya kondisi pasien sudah dalam keadaan parah. Dan untuk target
pencapaian NDR RSUD Haji Makassar tahun 2019 sebesar 3,93 %.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 50
f. Gross Death Rate (GDR)
Hitungan rate untuk kematian didasari pada jumlah pasien yang keluar, hidup
atau meninggal. Kematian merupakan akhir dari periode perawatan. Pada kematian
dibedakan kematian secara keseluruhan atau gross death rate. Target untuk RSUD Haji
Makassar tahun 2019 sebesar 8,56 %.
g. Cost Recovery Rate (CRR)
CRR menggambarkan kemampuan rumah sakit membiayai seluruh biaya
operasional dari pendapatan fungsional rumah sakit. Untuk rumah sakit nirlaba CRR
antara 70% s.d. 100 % dinilai sehat. Target untuk RSUD Haji Makassar tahun 2019
capaiannya sebesar43,21%.
h. Tingkat Kemandirian
Menggambarkan tingkat kemampuan dan kemandirian rumah sakit dalam
membiayai seluruh belanja rumah sakit (belanja langsung dan belanja tak langsung,
termasuk belanja modal) dari pendapatan rumah sakit. Target untuk RSUD Haji
Makassar tahun 2019 capaiannya sebesar 26,47 %.
i. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Menggambarkan tingkat kepuasan dari pasien di RSUD Haji Makassar terhadap
pelayanan yang diberikan. Target IKM di RSUD Haji Makassar pada tahun 2019
sebesar 2.60 atau 81,11%.
7. Penetapan / Perjanjian Kinerja
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran diatas dilaksanakan Program yang tertuang
di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Propinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2013 – 2019, maka program RSUD Haji Makassar tahun 2019 sebagai
berikut:
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;
b. Program Peningkatan Kapasitas dan Kinerja SKPD;
c. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Sistem Evaluasi Kinerja
SKPD;
d. Program Upaya Kesehatan Masyarakat;
e. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
f. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan;
g. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;
h. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa
rumah sakit mata/rumah sakit paru-paru;
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 51
i. Program Peningkatan Pelayanan Penunjang Kesehatan;
j. Program Pemeliharaan Peningkatan Sarana dan Prasarana rumah sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit mata/rumah sakit paru-paru.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 52
Penetapan Kinerja Tahun 2019 RSUD Haji Makassar
Tabel 2.21. Perjanjian/Penetapan Kinerja RSUD Haji Makassar
PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2019
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH : RSUD. HAJI MAKASSAR TAHUN ANGGARAN : 2019
N0 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM / KEGIATAN PAGU ANGGARAN
APBD BLUD JUMLAH ( Rp.) 1 2 3 4 5 6 7 8
1.
Peningkatan cakupan upaya kesehatan masyarakat yang terjangkau pada pelayanan kesehatan dasar, pengembangan dan penunjang
1. Jumlah kunjungan rawat jalan perhari
200 0rang
1. Program Upaya Kesehatan
0,00 18,254,921,449 18,254,921,449
2. Jumlah kunjungan IGD perhari
80 orang - Peningkatan Pelayanan Kesehatan
0,00 18,254,921,449 18,254,921,449
3. BOR 60-85 %
4. BTO
40-50 kali
5. TOI 1-3 hari 6. GDR < 24,14%
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 53
7. NDR < 10% 8. AKI < 0,15% 9. AKB < 0,02%
2. Meningkatnya disiplin aparatur daerah 1. Penurunan tingkat indispliner pegawai
10% 2. Program Peningkatan Kapasitas dan Kinerja SKPD
331,736,500 331,736,500
2. Kehadiran pegawai
95% - Pendidikan dan Pelatihan Formal
0,00 0,00
3. Terlaksananya pendidikan, pelatihan
- Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
- 80,000,000 80,000,000
dan bimbingan taknis
80% - Belanja Pakaian Aparatur
- 251,736,500 251,736,500
3. Peningkatan upaya kesehatan yang optimal dan sesuai standar 1. Sertifikasi akreditasi RS
100% 3. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
- 693,172,000 693,172,000
baik sarana, tenaga dan peralatan melalui pemantapan
2. Sertifikasi mutu ISO 9001-2008
100% - Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan
- 168,960,000 168,960,000
kebijakan dan manajemen kesehatan\
3. Waktu pelayanan diluar jam kerja dari total
- Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
- 524,212,000 524,212,000
waktu pelayanan 30%
4. Tersedia website RS
100% 4. Program Pemeliharaan Sarana
- 3,314,626,782
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 54
dan Prasarana Rumah Sakit
5. Pemeliharaan sarana dan prasarana RS
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Sakit
- 914,496,000
terpenuhi
100% - Pemeliharaan Rutin/Berkala Instalasi Pengelolaan limbah
- 1,081,826,060
6. Tersedianya alat kedokteran umum dan
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Kesehatan dan Kedokteran Rumah Sakit
- 287,730,500 287,730,500
gas medis, obat-obatan, laboratorium,
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Operasional dan Ambulance/Jenazah
- 255,685,722 255,685,722
radiologi, meubeler dan perlengkapan RS, logistik RS, dan rekam medis RS
100%
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
- 774,888,500 774,888,500
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 55
5. Program Pengadaan Peningkatan Sarana dan Prasarana 17,524,829,909 1,110,449,634 18,635,279,543 RS/RS Jiwa/RS Paru/RS Mata/RS Khusus
- Pengadaan Meubeler Rumah Sakit
- 120,868,560 120,868,560
- Pengadaan Perlengkapan Rumah Tangga Rumah Sakit
- 965,213,074 965,213,074
- Pembangunan Gedung Tempat Kerja
1,989,974,879 24,368,000 2,014,342,8794
- Pengadaan Mobil Ambulance
15,534,855,030 - 15,534,855,030
7. Program Peningkatan Pelayanan Penunjang Kesehatan
11,171,991,227 11,171,991,227
-Pengadaan Alat Kesehatan dan Kedokteran Rumah Sakit
73.250.000 73.250.000
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 56
- Pengadaan Obat-obatan Rumah Sakit
8.707.350.471 8.707.350.471
- Pengadaan Bahan-Bahan Logistik
2.391.390.806 2.391.390.806
8. Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
- 0,00 0,00
- Pest Control dan Anti Rayap
- 0,00 0
4. Terwujudnya efektifitas pelayanan administrasi perkantoran
- Pemenuhan kebutuhan administrasi perkantoran
100% 9. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
- Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air, Listrik, Surat Kabar dan Internet
- 1,156,363,312 1,156,363,312
- Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan dan Umum
- 1,070,940,960 1,070,940,960
- Penyediaan Jasa dan Alat Kebersihan
- 180,740,000 180,740,000
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 57
Kantor
- Penyediaan Alat Tulis Kantor
- 196,759,000 196,759,000
- Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
- 464,999,996 464,999,996
- Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
- 325,775,440 325,775,440
- Penyediaan Makanan dan Minuman
- 202,403,150 202,403,150
- Rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah
- 205,120,500 205,120,500
5. Terwujudnya RSUD Haji Makassar sebagai unit kerja yang
1. Tersusunnya LKJ, RKA, DPA-SKPD,
100% 10. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Perencanaan dan Sistem Evaluasi Kinerja SKPD
- 120,000,000 120,000,000
mandiri dan profesional dalam mewujudkan visi dan misinya
laporan capaian kinera, laporan keuangan
dan laporan realisasi fisik dan kegiatan
- Penyusunan Laporan Keuangan
- 120,000,000 120,000,000
(Monev)
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 58
2. Pencapaian pendapatan rumah sakit
100%
JUMLAH TOTAL 60,591,599,106 38,168,276,013 98,759,875,119
Makassar, Februari 2020
Mengetahui, Gubernur Sulawesi Selatan, ( Prof. Dr. Ir. Nurdin Abdullah,M.Agr. )
Direktur RSUD Haji Makassar ( drg. Abd. Haris Nawawi, MARS )
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 59
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 59
Anggaran P-APBD/BLUD pada Tahun 2019 sebesar Rp. 104.602.961.516,00,- yang
terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 48.278.131.607,- (subsidi gaji PNS dan
tunjangan dan tambahan penghasilan PNS) dan Belanja Langsung sebesar Rp.
56.324.829.909,00,- (Belanja Pegawai, Belanja Barang/Jasa dan Belanja Modal).
Mengingat RS adalah termasuk padat modal dimana investasi alat-alat canggih
dengan nilai investasi yang besar. Demikian halnya dengan kebutuhan biaya pemeliharaan
dan pengadaan suku cadangnya. Kondisi inilah yang saat ini dihadapi oleh RSUD Haji
Makassar dengan semakin bertambahnya umur alat dengan beban kerja yang tinggi (over
load) sebagai konsekuensi logis dari RS Tipe B Non Pendidikan, maka saat ini ada beberapa
alat canggih yang tidak operasional. Akibatnya potensial lost pendapatan dari utilitas alat
semakin meningkat. Belum lagi potensial lost dari “Citra” sebagai RS dengan pelayanan
terbaik (visi : “ Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islami Terpercaya, Terbaik, dan Pilihan
Utama di Sulawesi Selatan 2019.”). Hal lain adalah hilangnya kesempatan para peserta
didik untuk belajar dalam penggunaan dan pemanfaatan alat canggih. Dalam mengemban
misi sosialnya, RSUD Haji Makassar memberikan perhatian khusus pada pelayanan
kesehatan PNS dalam mempertahankan fungsi produktivitasnya sebagai tenaga kerja yang
mengabdi pada pelayanan publik.
C. HASIL KEGIATAN APBD/BLUD TAHUN 2019
Pada tahun 2019 RSUD Haji Makassar mendapatkan anggaran subsidi APBD sebesar
Rp 65.802.961.516,00,- yang digunakan untuk memenuhi pengadaan peralatan
kedokteran, pembangunan gedung tempat kerja, pendidikan dan pelatihan formal dan
pengadaan mobil ambulance dan alokasi tersebut sampai akhir Bulan Desember Tahun
2019 terserap sebesar Rp. 60.591.599.106,00,- (92,08%).
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 60
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pengukuran capaian kinerja yang mencakup penetapan indikator dan capaian
kinerjanya digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan dan
program yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Sesuai dengan Renstra Rumah Sakit
Tahun 2013-2019, telah ditetapkan beberapa sasaran strategis yang telah dijabarkan dalam
empat perspektif antara lain perspektif keuangan, kastamer, proses bisnis dan pembelajaran
dan pertumbuhan.
Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur dan Renstra RSUD Haji makassar,
Visi, Misi dan Tujuan, kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2019, dituangkan dalam
Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2019. Dalam memberikan penilaian tingkat capaian kinerja
pada sasaran, menggunakan skala pengukuran 2 (dua) kategori sebagai berikut :
Tabel 3.1. Skala pengukuran capaian sasaran kinerja pelayanan Tahun 2019
NO. HASIL CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN
I Bed Occupancy Rate (BOR)
1 < 60% dan >85% Tidak Memenuhi Standar
2 60% - 85% Memenuhi Standar
II Average Length of Stay (ALOS)
1 < 6 hari dan > 9 hari Tidak Memenuhi Standar
2 6 – 9 hari Memenuhi Standar
III Bed Turn Over (BTO)
1 < 40 kali dan diatas > 50 kali Tidak Memenuhi Standar
2 40 – 50 kali Memenuhi Standar
IV Turn Over Internal (TOI)
1 < 1 hari dan > 3 hari Tidak Memenuhi Standar
2 1 – 3 hari Memenuhi Standar
V Net Death Rate (NDR)
1 > 7 % Tidak Memenuhi Standar
2 < 7% Memenuhi Standar
VI Gross Death Rate (GDR)
1 > 9 % Tidak Memenuhi Standar
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 61
2 < 9 % Memenuhi Standar
VII Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
1 81,26% - 100% Sangat Baik
2 62,51% - 81,25% Baik
3 43,76% - 62,50% Kurang Baik
VIII Cost Recovery Ratio (CRR)
1 > 100% Sangat Baik
2 70% - 100% Baik
3 < 70% Kurang Baik
IX Tingkat Kemandirian Keuangan (TKK)
1 > 70% Sangat Baik
2 60% -70% Baik
3 < 60% Kurang Baik
Tabel 3.2. Skala pengukuran capaian sasaran kinerja keuangan tahun 2019
NO HASIL CAPAIAN KATEGORI CAPAIAN
I Cost Recovery Ratio (CRR)
1 > 100% Sangat Baik
2 70% - 100% Baik
3 < 70% Kurang Baik
II Tingkat Kemandirian Keuangan (TKK)
1 > 70% Sangat Baik
2 60% -70% Baik
3 < 60% Kurang Baik
Dengan sasaran strategis meningkatkan mutu pelayanan dan kemandirian rumah
sakit, capaian kinerja RSUD Haji Makassar tahun 2019 adalah sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini
Tabel 3.3. Pengukuran kinerja sasaran meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit.
NO Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Bed Occupancy Rate (BOR) 60-85 % 55,67% TMS
2 Average Length of Stay (ALOS) 6-9 hari 3 hari TMS
3 Bed Turn Over (BTO) 40-50 kali 60,56 kali TMS
4 Turn Over Internal (TOI) 1-3 hari 3 hari MS
5 Net Death Rate (NDR) < 10 permil 7,99 permil MS
6 Gross Death Rate (GDR) < 24,50 permil 23,18 permil MS
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 62
Ket : MS ( Memenuhi Standar) , TMS ( Tidak Memenuhi Standar)
Berdasarkan hasil pengukuran capaian sasaran meningkatnya mutu pelayanan
rumah sakit dapat disimpulkan bahwa kinerja sasaran mutu pelayanan yang efektif dan
efisien pada RSUD Haji Makassar pada tahun 2019 capaiannya adalah pada indikator kinerja
Bed Occupancy Rate (BOR), Average Length of Stay (ALOS) dan Bed Turn Over (BTO) tidak
memenuhi standar (TMS), sedangkan pada indikator Neth Date Rate (NDR), Turn Over
Internal (TOI), dan Gross Death Rate (GDR) memenuhi standar (MS) ini diakibatkan oleh
beberapa faktor antara lain : Dalam mencapai hasil kinerja tersebut harus didukung oleh
beberapa program kegiatan antara lain peningkatan disiplin aparatur; peningkatan
pelayanan dan penunjang kesehatan; upaya kesehatan masyarakat; promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat; standarisasi pelayanan kesehatan; pengadaan, peningkatan
sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru/rumah sakit mata;
pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru/rumah
sakit mata.
Tabel 3.4. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Mutu Kemandirian RSUD Haji
Makassar Tahun 2019
NO Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
1 Cost Recovery Ratio (CRR) 100% 43,21% KB
2 Tingkat Kemandirian Keuangan (TKK) > 70% 26,47% KB
Modus Capaian Sasaran 62,35% KB
Ket : SB ( Sangat Baik) , B (Baik), KB (Kurang Baik)
Dari pengukuran kinerja sasaran untuk meningkatnya mutu kemandirian rumah
sakit pada tahun 2019 diperoleh hasil capaian untuk CRR sebesar 43,21% (Kurang Baik) dan
Tingkat Kemandirian Keuangan sebesar 26,47% (Kurang Baik). Hasil capaian tersebut
didukung oleh pelaksanaan program peningkatan pembangunan sistem pelaporan capaian
kinerja dan keuangan.
Sedangkan untuk capaian kinerja mengenai penelitian dan pendidikan/pelatihan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.5. Pengukuran Kinerja Penelitian dan Pendidikan/Pelatihan RSUD Haji Makassar
Tahun 2019
NO Indikator Kinerja Target Realisasi
1 Jumlah Pegawai yang dilatih selama 20 jam/tahun 80 64
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 63
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil capaian jumlah pegawai yang dilatih
selama 20 jam per tahun adalah sebanyak 64% dan kinerja tersebut didukung oleh program
peningkatan kapasitas dan kinerja SKPD.
Sesuai dengan Penetapan Kinerja Tahun 2019 dan untuk mewujudkan sasaran
strategis yaitu meningkatkan mutu pelayanan dan kemandirian rumah sakit dangan 10
indikator kinerja utama yang didukung dengan 10 program utama , maka LKJ RSUD Haji
Makassar untuk capaian masing-masing indikator utama tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut :
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir
a. Indikator Kinerja Bed Occupancy Rate (BOR)
Bed Occupancy Rate (BOR) menurut Depkes RI tahun 2005 adalah persentase
pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Berikut adalah hasil capaian BOR RSUD Haji Makassar mulai tahun 2015-2019 :
Tabel 3.6. Hasil Capaian BOR Tahun 2015-2019 RSUD Haji Makassar
No Indikator
Mutu
Target
2016
Tahun
2015 Ket 2016 Ket 2017 Ket 2018 Ket 2019 Ket
1.
Bed
Occupancy
Rate (BOR)
60-85% 60% MS 60% MS 55,67% TMS 50,57% TMS 55,67% TMS
Sumber : Laporan Rekam Medik RSUD Haji Makassar
Dari tabel 3.6. dapat terlihat hasil capaian BOR pada Tahun 2019 adalah sebesar
55,67% (tidak memenuhi standar). Dengan hasil BOR tersebut dapat dilihat bahwa tingkat
kepercayaan masyarakat untuk berobat di RSUD Haji Makassar pada lima tahun terakhir
berfluktuasi, sedangkan tahun 2016 hingga 2019 mengalami penurunan secara signifikan.
Pencapaian BOR yang tidak sesuai dengan standar dapat dianalisa dari beberapa faktor.
Beberapa faktor yang dapat digunakan untuk mengetahui capaian BOR yaitu :
1) Quality of Place
Sebagai rumah sakit Type B Non pendidikan yang menerima rujukan untuk
wilayah Sulawesi selatan Bagian Selatan, dan untuk menjaga mutu pelayanan kepada
pasien, kelengkapan peralatan medik sangat dibutuhkan. Untuk menaikkan capaian
BOR, salah satunya dengan menurunkan angka antrian pasien pada pelayanan
(pembedahan/operasi).
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 64
Banyak peralatan medik yang telah aus atau kualitasnya di bawah standar
sehingga umur pakainya pendek, khususnya pada alat instrument bedah set (semua
bidang spesialisasi). Untuk memenuhi kebutuhan peralatan medik dan penunjang
medik, RSUD Haji Makasar melakukan upaya-upaya sebagai berikut :
a) Pemenuhan peralatan medik dan penunjang medik melalui Subsidi APBD/DAK dan
BLUD;
b) Pemenuhan peralatan medik melalui KSO (Kerjasama Operasional);
c) Pemenuhan peralatan medik melalui hibah dari swasta;
d) Sedangkan untuk peralatan medik dengan skala kecil melalui pendapatan fungsional
rumah sakit.
Dalam SPM terkait pemeliharaan sarana rumah sakit dengan indikator kecepatan
waktu menanggapai kerusakan alat, ketepatan waktu pemeliharaan alat dan peralatan
laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu
sesuai dengan ketentuan kalibrasi. Hasil capaian untuk kecepatan waktu menanggapi
kerusakan alat dengan standar 80% tercapai 87.80%, ketepatan waktu pemeliharaan
alat dengan standar 100% tercapai 100% dan peralatan laboratorium dan alat ukur
yang terkalibrasi standar 100% tercapai 100%. Dengan kondisi alat yang telah
dikalibrasi diharapkan hasil pemeriksaan akan lebih akurat sehingga dalam
menegakkan diagnosa klinis akan lebih baik.
b) Quality of Service
1) Sumber Daya Manusia
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar merupakan Rumah Sakit Tipe B Non
Pendidikan yang mempunyai visi yaitu : “Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islami
Terpercaya, Terbaik, dan Pilihan Utama di Sulawesi Selatan 2019”. Dengan
mengacu pada nilai dasar, sasaran strategis dan grand strategy, maka permasalahan
yang dapat dimunculkan adalah sebagai berikut : Mutu SDM Provider, meliputi :
jumlah, jenis dan kualitas tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan
lainnya.
Sebagai rumah sakit yang menerima rujukan tentunya sarana dan prasarana
sebagai pendukung pelayanan kesehatan harus dipenuhi.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 65
Tabel 3.7. Jenis Ketenagaan Rumah Sakit Haji Makassar
No
Kelompok Jenis
Tenaga
Tahun Rerata
Standar
Tenaga Trend
2015 2016 2017 2018 2019
1. Tenaga Medis 31 28 36 45 73 34,2 80 Naik
2.
Tenaga
Keperawatan dan
Kebidanan
148 151 158 172 158 155,6 185 Naik
3. Tenaga Kesehatan
Non Keperawatan 62 71 83 76 71 70,8 165 Naik
4.
Tenaga
Administrasi,
Teknisi
103 123 16 63 38 81,6 - Turun
Jumlah 344 374 293 477 340 342 430 Naik
Sumber : Laporan RSUD Haji Makassar
Dari tabel di atas bahwa trend secara keseluruhan dari tahun 2015 hingga
tahun 2019 jumlah tenaga medis maupun non medis mengalami fluktuasi. Dapat
dilihat bahwa jumlah tenaga medis yang terendah pada tahun 2016 yaitu sebesar 28
orang, sedangkan yang tertinggi pada tahun 2019 yaitu 73 orang. Sedangkan untuk
tenaga keperawatan jumlah terendah pada tahun 2015 yaitu 148 orang, sedangkan
yang tertinggi pada tahun 2018 yaitu 172 orang. Dengan konsep Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD) yang berorientasi pada peningkatan pelayanan pasien
(publik), tidak menutup kemungkinan untuk menambah tenaga perawat sehingga
ratio kebutuhan tenaga (standar tenaga) dengan jumlah tenaga akan lebih kecil.
Agar pelayanan tidak terganggu, maka RSUD Haji Makassar harus berusaha
untuk memenuhi kebutuhan kekurangan tenaga kesehatan baik medis maupun
keperawatan agar pelayanan berjalan lancar. Pada tahun 2019 dilakukan rekruitmen
tenaga, guna memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan maupun non kesehatan
namun harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial. Disamping
itu faktor ekternal harus diperhatikan untuk meningkatkan semangat pegawai
antara lain dengan ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat dan ketepatan
waktu pengurusan gaji berkala. Dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) tingkat
capaian sesuai indikator SPM tercapai 100% dari nilai standar yang ditetapkan yaitu
100%. Ini menggambarkan bahwa hak pegawai untuk ketepatan kenaikan pangkat
dan gaji berkala sudah terpenuhi 100%, dan harapan yang diinginkan kinerja
pegawai untuk melayani pasien dapat ditingkatkan.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 66
2) Pelatihan
Dalam kegiatan pelatihan pegawai dalam rangka upaya meningkatkan
kompetensi SDM di bidang kesehatan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Jenis
pelatihan diselenggarakan tentunya disesuaikan dengan perkembangan ilmu
kedokteran dan keperawatan yang berkembang saat ini. Tenaga yang terampil dan
cekatan dalam melayani pasien sangat diperlukan sehingga pasien merasa yakin
akan kesembuhan selama dirawat di rumah sakit ini, hal ini akan meningkatkan
capaian BOR.
Secara ideal setiap pegawai rumah sakit harus mendapatkan pelatihan 1 kali
setiap tahun, pada tahun 2019 pegawai yang mendapatkan pelatihan sebesar
10,2%. Sedangkan anggaran untuk pelatihan tersebut sebesar Rp. 80.000.000,-
(0,08%) dari total belanja rumah sakit, dan dengan anggaran sebesar itu masih
belum mencukupi untuk melatih seluruh pegawai. Kemampuan RS membiayai
peningkatan kapabilitas SDM sangat penting untuk menggambarkan mutu SDM
RS. Pada tabel berikut disebutkan jumlah pegawai yang dilatih mulai tahun 2018 –
2019 :
Tabel 3.8. Jumlah Pegawai yang Mendapat Pelatihan (inhouse training) RSUD Haji Makassar tahun 2018-2019
No Kategori Tenaga Tahun Jumlah % Trend
2018 2019
1 Tenaga Medis 1 68 69 20,17 Naik
2 Tenaga Keperawatan
11 80 91 26,60 Naik
3 Tenaga Lainnya 35 147 182 53,21 Naik
Jumlah 47 295 342
Sumber : Laporan Diklat RSUD Haji Makassar
Dari data di atas terlihat diklat tidak mengelompokkan berdasarkan kategori
tenaga, tingkat pertumbuhannya selama dua tahun (2018-2019) mengalami
penurPada tahun 2019 jumlah yang dilatih mengalami peningkatan yang sangat
tinggi karena didukung peningkatan anggaran untuk meningkatkan kemampuan
SDM.
Sejak tahun 2017 RSUD Haji Makassar memasuki akreditasi KARS yang
mengacu pada standar JCI dimana seluruh pegawai harus mendapat pelatihan dasar.
Output dari pelatihan ini, kualitas perawat makin baik sehingga pelayanan terhadap
pasien diharapkan lebih baik lagi.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 67
Ini akan membangun image pada pasien tentang kualitas yang diberikan dalam
memberikan pelayanan dan akhirnya pasien merasa yakin dan senang dirawat di RSUD
Haji Makassar (sembuh).
c) Standar Pelayanan Minimal
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM-RS) merupakan alat ukur mutu
layanan rumah sakit yang dapat mendukung pencapaian indikator kinerja rumah sakit.
SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan
urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Salah satu
indikator yang terkait dengan capaian SPM adalah Bed Occupancy Rate (BOR). Indikator
yang diukur dalam SPM (IRNA) antara lain pemberian pelayanan dirawat inap, dokter
penanggung jawab pasien rawat inap, ketersediaan pelayanan rawat inap, jam visite
dokter spesialis, kejadian infeksi nosokomial dan tidak adanya kejadian pasien jatuh
yang berakibat kecacatan/kematian. Capaian untuk indikator pemberian pelayanan di
rawat inap standar dilayani oleh dokter spesialis dan perawat minimal D3 tercapai di
IRNA untuk perawat minimal D3 sebesar 100%.
Indikator-indikator dalam SPM IRNA yang mempunyai nilai daya ungkit dalam
pencapaian peningkatan BOR antara lain pemberian pelayanan di rawat inap yang
dilakukan oleh dokter spesialis dan perawat minimal D3. RSUD Haji Makassar dokter
yang melayani pasien rawat inap dan pencapaian dalam SPM sebesar 100%, ini
menggambarkan bahwa dokter yang memberikan pelayanan (merawat) merupakan
dokter ahli dalam bidangnya, sehingga akan memberikan harapan yang cukup besar
bagi pasien untuk cepat sembuh dan ini berdampak waktu hari rawat yang relatif
pendek sehingga terjadi efesiensi pemanfaatan tempat tidur. Sedangkan untuk
pelayanan yang dilakukan oleh perawat minimal D3, dari semua IRNA Dari jumlah
perawat yang ada di IRNA sebanyak 208 orang yang sudah berpendidikan D3 sebanyak
141 orang (68%).
Untuk mencapai 100% perawat berpendidikan minimal D3, maka 80 perawat
didorong/dimotivasi untuk melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi (Diploma 3).
Atau mengusulkan ke rumah sakit untuk merekrut tenaga perawat baru minimal
berpendidikan D3. Untuk mencapai hasil BOR yang memenuhi standar didukung oleh
beberapa program antara lain program (1) program pelayanan administrasi
perkantoran, (2) program peningkatan kapasitas dan kinerja SKPD, (3) program
peningkatan pelayanan kesehatan, (4) program pengadaan,peningkatan sarana dan
prasarana rumah sakit/RS Jiwa/RS Paru-paru/ RS Mata.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 68
b. Indikator Kinerja Average Length of Stay (ALOS)
ALOS merupakan rasio yang mengukur jangka waktu atau periode (berapa lama)
rata-rata pasien dirawat atau menggunakan jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Semakin lama angka ALOS menunjukkan adanya pelayanan rumah sakit yang semakin
menurun atau terjadi inefisiensi dalam pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit,
sebaliknya semakin pendek periode ALOS berarti juga terjadi ketidak telitian dalam
pemberian layanan kesehatan. Dengan kata lain terjadi pula penurunan layanan
kesehatan.
Jangka waktu layanan yang ideal atau angka ALOS yang ideal antara tujuh sampai
dengan sembilan hari. Indikator ini di samping memberikan gambaran tingkat efisiensi
juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan. Semakin efisien rumah sakit
memberikan pelayanannya, maka pasien semakin terpuaskan kebutuhannya akan jasa
layanan kesehatan, tetapi angka ALOS ini tidak dapat diterapkan pada diagnosis tertentu
yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut). Hasil capaian nilai ALOS Tahun
2019 sebesar 3 hari (capaian sasaran tidak memenuhi standar), hasil pencapaian diatas
didukung oleh (1) program pelayanan administrasi perkantoran, (2) peningkatan kapasitas
dan kinerja SKPD, (3) peningkatan pelayanan penunjang kesehatan, (4) pengadaan
peningkatan sarana dan prasarana RS/RS Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata dan (5)
pemeliharaan peningkatan sarana dan prasarana RS/RS Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata.
Sedangkan untuk capaian ALOS selama lima tahun dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 3.9. Hasil Capaian ALOS RSUD Haji Makassar Tahun 2015-2019
No Indikator Mutu Target
2019
Tahun
2015 Ket 2016 Ket 2017 Ket 2018 Ket 2019 Ket
1. Average Length
Of Stay (ALOS)
6-9 4 TMS 4 TMS 4 TMS 3 TMS 3 TMS
Sumber : Laporan Rekam Medis RSUD Haji Makassar
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selama 5 (lima) tahun hasil capaian ALOS tidak
memenuhi standar. Sedangkan pencapaian ALOS tahun 2019 sebesar 3 hari dari target yang
ditetapkan selama 6 hari. Hasil capaian tersebut juga dapat dilihat dari lima IRNA yang ada di
RSUD Haji Makassar yaitu :
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 69
Tabel 3.10. Capaian ALOS Per IRNA Tahun 2014-2019 RSUD Haji Makassar
No. IRNA Tahun
2015 Ket 2016 Ket 2017 Ket 2018 Ket 2019 Ket
1. Al-Fajar 3,5 TMS 3,84 TMS 3,4 TMS 3,58 TMS 3,51 TMS
2. Ad-Dhuha 4 TMS 3,27 TMS 3,3 TMS 3,48 TMS 3,51 TMS
3. Al-Kautsar 3,5 TMS 3,26 TMS 4,8 TMS 3,67 TMS 3,51 TMS
4. Ar-Rahman 4,9 TMS 5,42 TMS 4,0 TMS 3,71 TMS 3,51 TMS
5. Ar-Raudah 1 3 TMS 4,11 TMS 4,11 TMS 3,54 TMS 3,51 TMS
6. Ar-Raudah 2 Tad Tad Tad Tad Tad Tad 3,65 TMS 3,51 TMS
7. Ar-Raudah 3 Tad Tad Tad Tad Tad Tad 3,56 TMS 3,51 TMS
8. Rinra Sujiwa
Sayang I
4 TMS 3,57 TMS 3,4 TMS 3,43 TMS 3,51 TMS
9. Rinra Sujiwa
Sayang II
4,4 TMS 4,4 TMS 4,0 TMS 3,94 TMS 3,51 TMS
10. Nifas 3 TMS 3,58 TMS 2,3 TMS 2,33 TMS 3,51 TMS
11. Perinatologi 4 TMS 4,5 TMS 4,5 TMS Tad Tad 3,51 TMS
Sumber : Laporan Irna RSUD Haji Makassar
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sebagian besar IRNA memiliki capaian
ALOS yang tidak memenuhi standar. Seperti pada IRNA Bedah memiliki lama rawat inap
cukup besar dari standar RS Non Pendidikan (7-9 hari) hal tersebut dikarenakan pasien
yang dirawat membutuhkan waktu cukup lama untuk pemulihan pasca operasi. Selain itu
untuk IRNA Bedah, perlu waktu cukup lama untuk menstabilkan kondisi pasien yang
dirawat sehingga mengakibatkan capaian ALOS menjadi lebih tinggi jika dibandingkan
capaian ALOS IRNA yang lain.
Selain itu berikut ini dapat dijelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat capaian ALOS yaitu :
1. Kondisi Pasien :
a. Jenis penyakit (akut/kronis)
b. Tingkat kegawatan saat datang
c. Kondisi pasien saat dirawat (ada komplikasi/tidak)
Hasil dari tingkat capaian ALOS untuk IRNA Bedah dan IRNA Interna relative
cukup tinggi/lama bila dibandingkan dengan tiga IRNA yang lain. Pasien yang dirawat
di IRNA Bedah merupakan pasien dengan kasus pembedahan yang memerlukan
waktu pemulihan sehingga lama dirawat lebih dari 7 hari. Demikian juga untuk
pasien-pasien dengan komplikasi atau pasien akut juga diperlukan waktu perawatan
yang relative lama. Angka normatif ALOS untuk RS Non Pendidikan antara 6 sampai
9 hari.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 70
2. Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Sebagai Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan dan RS Rujukan untuk wilayah
Sulawesi Selatan Bagian Selatan, RSUD Haji Makassar harus terus berupaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan. Untuk memenuhi hal tersebut pemenuhan peralatan
medik, sumber daya manusia dan pelatihan yang diberikan kepada petugas rumah sakit
terus dilakukan seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran.
Pemenuhan peralatan medis untuk menggantikan alat rusak atau umur pakai
yang cukup lama (>10 tahun) dan pemenuhan perkembangan ilmu kedokteran modern.
Langkah-langkah yang ditempuh adalah melalui subsidi APBD/DAK serta KSO
(Kerjasama Operasional). Kebutuhan sumber daya manusia harus tercukupi dimasing-
masing unit kerja agar pelayanan berjalan dengan lancar. Dari tabel terlihat secara
standar jumlah pegawai RSUD Haji Makassar masih kurang dan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut diupayakan melalui CPNS dan rekrutmen tenaga BLUD. Khusus
untuk rekrutmen tenaga BLUD kebutuhan harus mempertimbangkan kemampuan
keuangan rumah sakit. Sementara untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan
pegawai rumah sakit dilakukan upaya-upaya antara lain memberikan Beasiswa dan Ijin
Belajar bagi pegawai yang ingin alih jenjang pendidikan lebih tinggi serta pemberian
pelatihan kepada petugas medis, perawat, dan non medis.
c. Indikator Bed Turn Over (BTO)
Indikator ini menggambarkan frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam
satu satuan waktu tempat tidur dipakai (terisi) oleh pasien. Angka ini juga
menggambarkan tingkat efesiensi pemakaian tempat tidur. Dan idealnya rata-rata 40 – 50
kali/TT/Thn. Dan angka capaian dalam lima tahun sebagai berikut :
Tabel 3.11. Hasil Capaian BTO Tahun 2014-2019 RSUD Haji Makassar
No Indikator
Mutu
Target
2019
Tahun
2015 Ket 2016 Ket 2017 Ket 2018 Ket 2019 Ket
1. Bed Turn Over
(BTO)
40-50 58 TMS 56,56 TMS 63 TMS 60,5
6
TMS 49,74 MS
Sumber : Laporan Rekam Medis RSUD Haji Makassar
Indikator ini terkait dengan indikator lain (ALOS), pencapaian tahun 2019 sebesar
49,74 kali (capaian sasaran memenuhi standar). Dalam mencapai hasil kinerja tersebut
didukung oleh beberapa program antara lain peningkatan disiplin aparatur; peningkatan
pelayanan dan penunjang kesehatan; standarisasi pelayanan kesehatan; pengadaan,
peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru/rumah
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 71
sakit mata; pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit
paru/rumah sakit mata; upaya kesehatan masyarakat.
Selain itu capaian tersebut juga dapat dipengaruhi oleh kondisi pasien terutama
pasien yang dirawat di IRNA dengan capaian ALOS cukup tinggi. Selanjutnya, capaian BTO
tersebut dapat digambarkan per IRNA seperti pada tabel berikut :
Tabel 3.12. Capaian BTO Per IRNA Tahun 2014 – 2019 RSUD Haji Makassar
No IRNA Tahun
2014 Ket 2015 Ket 2016 Ket 2017 Ket 2019 Ket
1. Al-Fajar Tad Tad Tad Tad 54,50 TMS 54,50 TMS 20,87 TMS
2. Ad-Dhuha Tad Tad Tad Tad 64,48 TMS 64,48 TMS 56,37 TMS
3. Al-Kautsar 35 TMS 31 TMS 69,79 TMS 69,79 TMS 47 MS
4. Ar-Raudah 1 35 TMS 34 TMS 60,58 TMS 60,58 TMS 49 MS
5. Ar-Raudah 2 Tad Tad Tad Tad 62,27 TMS 62,27 TMS 61,37 TMS
6. Ar-Raudah 3 Tad Tad Tad Tad 55,06 TMS 55,06 TMS 72,89 TMS
7. Ar-Rahman 34 TMS 23 TMS 31,11 TMS 31,11 TMS 58,66 TMS
8. Rinra Sujiwa Sayang I 35 TMS 31 TMS 49,41 TMS 49,41 TMS 40,81 TMS
9. Rinra Sujiwa Sayang II 37 TMS 33 TMS 44,83 TMS 44,83 TMS 30 TMS
10. Obgyn Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad 79,5 TMS
11. Perinatologi Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad
Sumber : Laporan Irna RSUD Haji Makassar
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hampir dari seluruh rawat inap tidak
memenuhi standar untuk indikator BTO, hanya ruangan Al-Kautsar dan Ar-Raudah 1 yang
memenuhi standar yaitu 47 dan 49. Hal tersebut dapat dikarenakan dari kondisi pasien
yang memerlukan perawatan khusus dan membutuhkan waktu penyembuhan yang relatif
lama. Sedangkan ruangan perinatologi tidak memiliki data BTO. Untuk mencapai hasil BTO
yang memenuhi standar diperlukan dukungan program antara lain (1) program
peningkatan administrasi perkantoran,(2) program peningkatan pelayanan kesehatan, (3)
program pengadaan,peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/RS Jiwa/RS Paru-
paru/RS Mata, (4) program pemeliharaan peningkatan sarana dan prasarana RS/RS
Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata.
d. Indikator Turn Over Interval (TOI)
Indikator ini menggambarkan rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat
terisi ke saat terisi berikutnya. Hasil capaian selama lima tahun dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 72
Tabel 3.13. Hasil Capaian TOI Tahun 2014-2019 RSUD Haji Makassar
No Indikator Mutu Target
2019
Tahun
2014 Ket 2015 Ket 2016 Ket 2017 Ket 2019 Ket
1. Turn Over Interval
(TOI)
1-3 2 MS 2 MS 4 MS 3 MS 3 MS
Sumber : Laporan Rekam Medis RSUD Haji Makassar
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa capaian TOI Tahun 2019 sebesar 3 (memenuhi
standar). Indikator ini juga terkait dengan indikator lain seperti BOR, ALOS dan BTO.
Selanjutnya capaian TOI per IRNA dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.14. Capaian TOI Per IRNA Tahun 2014 - 2019 RSUD Haji Makassar
No IRNA Tahun
2015 Ket 2016 Ket 2017 Ket 2018 Ket 2019 Ket
1. Al-Fajar(Anak) Tad Tad 1,45 MS 3,2 TMS 3,2 TMS 5,41 TMS
2. Ad-Dhuha Tad Tad 2,39 MS 1,8 MS 1,8 MS 3,28 TMS
3. Al-Kautsar 2,2 MS 1,71 MS 1,41 MS 1,41 MS 4,52 TMS
4. Ar-Raudah 1 1,6 MS 1,59 MS 2,67 MS 2,67 MS 4,14 TMS
5. Ar-Raudah 2 Tad Tad Tad Tad 2,23 MS 2,23 MS 2,64 MS
6. Ar-Raudah 3 Tad Tad Tad Tad 2,7 TMS 2,7 TMS 1,51 MS
7. Ar-Rahman 4 TMS 7,7 TMS 8,16 TMS 8,16 TMS 9,08 TMS
8. Rinra Sujiwa Sayang I 2,5 MS 2,23 MS 3,65 TMS 3,65 TMS 2,97 MS
9. Rinra Sujiwa Sayang II 4,5 TMS 4,81 TMS 5,42 TMS 5,42 TMS 5,14 TMS
10. Nifas 3 MS 2,33 MS 3,58 TMS 3,58 TMS 1,53 Ms
11. Perinatologi Tad Tad Tad Tad 4,15 TMS 4,15 TMS Tad Tad
Sumber : Laporan Irna RSUD Haji Makassar
Capaian indikator ini juga dipengaruhi oleh capaian indikator BOR dan ALOS, makin
besar BOR maka capaian TOI akan lebih kecil. Untuk IRNA Ar-Raudah 3 (1,51) ini
menggambarkan bahwa pasien yang dirawat cukup banyak, sehingga pemakaian kembali
tempat tidur cukup cepat. Hal tersebut menjadi kurang baik, karena tempat tidur yang
dipakai menjadi kurang waktunya untuk dilakukan pembersihan,penggantian linen dan
bila perlu dilakukan desinfektan. Sementara untuk IRNA Bedah capaian TOI cukup panjang
(sekitar satu minggu). Untuk mencapai hasil TOI yang memenuhi standar diperlukan
dukungan program (1) program pelayanan administrasi perkantoran, (2) program
peningkatan disiplin aparatur, (3) program peningkatan kapasitas dan kinerja SKPD (4)
program peningkatan pelayanan penunjang kesehatan, (5) program pengadaan
peningkatan sarana dan prasarana RS/RS Jiwa/RS Paru paru/RS Mata, dan (6) program
pemeliharaan peningkatan sarana dan prasarana RS/RS Jiwa/RS Paru-Paru/RS Mata.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 73
e. Indikator Net Death Rate (NDR)
Indikator NDR ini di nilai sensitif karena kematian pasien lebih dari 2 x 24 jam setelah
dirawat di rumah sakit dan merupakan gambaran dari mutu pelayanan di rumah sakit.
Data angka kematian netto di RSUD Haji Makassar pada tahun 2014 s/d 2019 mengalami
penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pelayanan diberikan oleh rumah sakit
sangat baik, namun demikian kualitas pelayanan setiap saat harus mendapat perhatian
sehingga tidak terjadi penurunan bahkan meningkat setiap tahunnya. Pencapaian NDR
tahun 2019 adalah sebesar 4,23 (capaian sasaran memenuhi standar) yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.15. Hasil Capaian NDR Tahun 2014-2019 RSUD Haji Makassar
No Indikator Mutu Target
2019
Tahun
2015 Ket 2016 Ket 2017 Ket 2018 Ket 2019 Ket
1. Net Death Rate
(NDR)
< 7 % 9,48 TMS 8,03 TMS 8,01 TMS 7,99 TMS 4,23 MS
Sumber : Laporan Rekam Medis RSUD Haji Makassar
Dalam SPM untuk indikator yang berpengaruh terhadap peningkatan capaian NDR
antara lain, pemberi pelayanan di rawat inap dan dokter penaggungjawab pasien rawat
inap. Hasil capaian indikator tersebut untuk pemberi pelayanan di rawat inap ditangani
oleh dokter spesialis dan perawat minimal D3 dan semua penanggungjawab dilakukan
oleh dokter. Indikator dalam SPM Instalasi Rawat Darurat antara lain kemampuan
menangani life saving anak dan dewasa dan waktu tanggap pelayanan dokter digawat
darurat nilai capaian sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam SPM dan dapat
dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 3.16. Indikator IGD dalam SPM
Indikator Standar Target Capaian
Kemampuan menangani life
saving anak dan dewasa
100% 100% 100%
Waktu tanggap pelayanan
dokter di IGD
< 5 menit terlayani setelah
pasien datang
< 5 menit 1 menit
Kemampuan menangani dan waktu tanggap sangat diperlukan dalam memberikan
pelayanan pasien IRD mengingat kondisi pasien yang datang di IRD sangat akut/gawat.
Penanganan yang cukup baik akan memberikan dampak yang luas (baik) kepada pasien
untuk pelayanan berikutnya (rawat inap). Dan untuk mencapai hasil NDR memenuhi
standar diperlukan dukungan program antara lain (1) program peningkatan disiplin
aparatur, (2) program peningkatan pelayanan penunjang kesehatan, (3) program
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 74
peningkatan kapasitas dan kinerja SKPD,(4) program pengadaan peningkatan sarana dan
prasarana RS/RS Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata, (5) program pemeliharaan sarana dan
prasarana rumah sakit/RS Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata, (6) program upaya kesehatan
perorangan. Selain itu untuk angka NDR pada tiap IRNA dapat digambarkan pada tabel
3.17. di bawah ini :
Tabel 3.17. Angka NDR setiap IRNA Tahun 2014-2019
No IRNA Tahun
2015 Ket 2016 Ket 2017 Ket 2018 Ket 2019 Ket
1. Al-Fajar(Anak) Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad - MS
2. Ad-Dhuha Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad 2,21 MS
3. Al-Kautsar Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad 1,06 MS
4. Ar-Raudah 1 Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad - MS
5. Ar-Raudah 2 Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad 1,01 MS
6. Ar-Raudah 3 Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad 1,52 MS
7. Ar-Rahman (Bedah) - MS - MS - MS - MS - MS
8. Rinra Sujiwa Sayang I Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad 2,84 MS
9. Rinra Sujiwa Sayang II Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad 3,84 MS
10. Nifas Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad - MS
11. Perinatologi Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad Tad 6,8 MS
Sumber : Laporan RSUD Haji Makassar
Dari tabel 3.17. dapat diketahui bahwa semua IRNA pada Indikator Kinerja NDR memenuhi
standar.
f. Indikator Gross Death Rate (GDR)
GDR adalah angka kematian total pasien rawat inap yang keluar dari rumah sakit per
1000 penderita keluar hidup atau mati. Indikator ini memberikan penilaian tentang
kualitas rumah sakit meskipun GDR dipengaruhi oleh angka kematian <48 jam dimana
pada umumnya adalah kasus dengan kegawatdaruratan/akut. Gambaran Gross Death
Rate (GDR) di RSUD Haji Makassar mulai tahun 2015 s/d 2019 cukup dinamis dan untuk
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.18. Hasil Capaian GDR Tahun 2014-2019 RSUD Haji Makassar
No Indikator Mutu Target
2019
Tahun
2015 Ket 2016 Ket 2017 Ket 2018 Ket 2019 Ket
1. Gross Date Rate
(GDR) < 9 % 2,3 MS 2,4 MS 2,5 MS 23,18 TMS 8,56 MS
Sumber : Laporan RSUD Haji Makassar
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 75
Capaian GDR tahun 2019 sebesar 8,56% (capaian sasaran memenuhi standar) masih
memenuhi target yang telah ditetapkan (< 9%). Secara eksternal RSUD Haji Makassar tidak
dapat mengendalikan capaian GDR, mengingat RSUD Haji Makassar merupakan rumah
sakit Type B yang menerima rujukan dari rumah sakit lain, sehingga kondisi pasien yang
dirujuk tergantung dari kondisi pra hospital. Dari hasil tersebut dapat digambarkan pasien
yang dirujuk ke RSUD Haji Makassar dapat ditangani dengan baik, sehingga kematian
pasien < 2x24 jam dapat diperkecil dan bila dibandingkan dengan tahun 2014 hasilnya
masih lebih baik. Selain itu, pasien-pasien yang dirujuk di RSUD Haji Makassar ada dalam
kondisi akut atau dengan tingkat kegawatdaruratan cukup tinggi.
Untuk mencapai hasil GDR yang memenuhi standar diperlukan dukungan program
antara lain, (1) program peningkatan pelayanan penunjang kesehatan, (2) program
pengadaan peningkatan sarana dan prasarana RS/RS Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata, (3)
pemeliharaan peningkatan sarana dan prasarana RS/RS Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata.
Tabel 3.19. Tingkat Kegawatdaruratan Pasien IRD RSUD Haji Makassar
No. Tingkat
Kegawatdaruratan
Tahun Jumlah Rerata Trend
2015 2016 2017 2018 2019
1. Biru Tad Tad 0 0 0 0 0 Tetap
2. Merah Tad Tad 82 0 124 206 41,2 Naik
3. Kuning Tad Tad 2.602 4.548 5.780 12.930 2.586 Naik
4. Hijau Tad Tad 12.560 8.645 6.890 28.095 5.6190 Turun
5. Hitam Tad Tad 16 22 21 59 11,8 Turun
Sumber : Laporan RSUD Haji Makassar
Warna Biru : Pasien yang gawat dan darurat mengancam nyawa, butuh penanganan
segera.
Warna Merah : Pasien yang gawat dan darurat tetapi kurang mengancam nyawa.
Warna Kuning : Pasien yang tidak gawat tetapi darurat.
Warna Hijau : Pasien yang tidak gawat dan tidak darurat
Hitam : Pasien Meninggal
g. Indikator Cost Recovery Rate (CRR)
Indikator ini menggambarkan kemampuan rumah sakit membiayai seluruh biaya
operasional dari pendapatan fungsional rumah sakit. Untuk rumah sakit yang nirlaba
antara 70% s/d 100%. Capaian CRR dalam tiga tahun menunjukkan kenaikan yang
fluktuatif terutama pada tahun 2013 dengan capaian 80,40% (B) kemudian mengalami
penurunan secara signifikan pada tahun 2015 dengan capaian sebesar 54,25% (KB)
sebagai akibat dari adanya Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk belanja operasional (kegiatan
pengadaan alat-alat kesehatan kedokteran RS) sebesar Rp. 20.226.055.221,- yang
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 76
berpengaruh terhadap Cost Recovery Rate (CRR) namun demikian kemampuan rumah
sakit untuk membiayai belanja operasional dari pendapatan fungsional cukup baik. Selain
itu dapat diartikan bahwa hampir seluruh kebutuhan belanja operasional dapat dipenuhi
dari pendapatan fungsional. Ada beberapa progran kegiatan yang mendukung pencapaian
CRR antara lain (1) program pelayanan administrasi perkantoran, (2) program peningkatan
kapasitas dan kinerja SKPD, (3) program pengembangan system perencanaan dan system
evaluasi kinerja SKPD,(4) program peningkatan kapasitas dan kinerja SKPD, (5) program
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, (6) program standarisasi pelayanan
kesehatan, (7) program upaya kesehatan masyarakat.
Kondisi ini harus tetap dijaga agar pendapatan fungsional terus meningkat. Agar
optimalisasi pendapatan terus meningkat maka beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain, kebutuhan akan tenaga medis, perawat, dan non medis harus terus
ditingkatkan kemampuan SDM-nya, pemenuhan peralatan medis untuk menggantikan alat
medis yang rusak atau aus, kebutuhan akan reagen pada pemeriksaan laboratorium.
Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan harus selektif memperhatikan segmen
mana yang harus ditambah tenaganya agar pelayanan tidak terganggu. Pemenuhan alat
medis diusulkan melalui dana APBD/DAK serta KSO. Angka capaian CRR selama tiga tahun
sejak ditetapkannya RSUD Haji Makassar sebagai rumah sakit yang menerapkan PPK-
BLUD penuh pada tanggal 1 Januari 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.20. Angka capaian CRR Tahun 2015-2019 RSUD Haji Makassar
No Indikator Mutu Target
2019
Tahun
2015 Ket 2016 Ket 2017 Ket 2018 Ket 2019 Ket
1. Cost Recovery
Rate (CRR)
100% 43,54 KB 54,25 KB 51,35 KB 33,00 KB 43,21 KB
Sumber : Laporan RSUD Haji Makassar
Dalam meningkatkan profitabilitas keuangan tentunya bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan guna untuk memenuhi kebutuhan operasional rumah sakit.
Beberapa inisiatif strategis yang telah ditetapkan dalam mendukung peningkatan
profitabilitas antara lain penataan Sistem Informasi Manajemen (SIM) keuangan,
pelaksanaan sistem akuntansi berbasis akrual dan peningkatan kualitas sarana dan
prasarana pelayanan administrasi dan keuangan.
Beberapa target yang telah ditetapkan untuk meningkatkan profitabilitas antara
lain:
a. Pendapatan fungsional naik 10 % per tahun
b. CRR meningkat 10 % per tahun
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 77
Dengan ditetapkannya Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar sebagai Badan
Layanan Umum Daerah, maka setiap transaksi pendapatan harus tercatat (acrual bases).
APBD RSUD Haji Makassar yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
terdiri dari pendapatan dan belanja. Pendapatan RSUD Haji Makassar diperoleh dari
retribusi daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah. Sejak ditetapkan Renstra 2013-2019
RSUD Haji Makassar, target pendapatan fungsional mulai tahun 2015 sampai tahun 2019
mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Target pendapatan tersebut dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 3.21. Cakupan Pelayanan Pasien Per Unit Kerja RSUD Haji Makassar Tahun 2015 –
2019
No Kategori
Tenaga
Tahun Jumlah Rerata Trend
2015 2016 2017 2018 2019
1. IRJ 32495 26539 23416 23416 25427 131293 52517 Fluktuasi
2. IRD 15611 11565 13354 13354 12813 66697 13339 Fluktuasi
3. IRNA 14425 15205 35215 35215 10134 110194 22039 Naik
Jumlah 62531 53309 71985 71985 48374 308184 61637 Fluktuasi
Sumber : Laporan Rekam Medis RSUD Haji Makassar
Tabel 3.22. Target dan Realisasi Pendapatan RSUD Haji Makassar Tahun 2015 – 2019
(jutaan rupiah )
No Uraian
Realisasi Pendapatan Per Tahun
(dalam jutaan rupiah)
Jumlah Rerata Trend 2015 2016 2017 2018 2019
1. Target 35.000.000 37.000.000 38.542.879 39.100.580.000 39.300.000.000 78.511.122.879 15.702.224.576 Naik
2. Realisasi 35.419.000 32.458.267 30.136.615 30.076.449.610 42.638.025.724 72.812.489.216 14.562.497.843 Naik
Prosenta
se (%) 101,18 87,73 78,19 76,92 108,49 452.51 90.502 Naik
Sumber : Laporan RSUD Haji Makassar
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi pendapatan RSUD Haji Makassar
selama tiga tahun terakhir sejak diberlakukan system Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-
BLUD) penuh pada tanggal 1 Januari 2013, realisasi pendapatan mengalami kenaikan.
Pada tahun 2015, realisasinya adalah sebesar 101,18%. Sumber pembiayaan RSUD Haji
Makassar untuk Pembangunan (investasi) selain dari dana fungsional juga berasal dari
APBD Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan pembiayaan rutin berasal dari pendapatan
fungsional pelayanan kesehatan (retribusi pelayanan kesehatan) maupun subsidi
Pemerintah Provinsi melalui APBD.
h. Indikator Tingkat Kemandirian
Indikator ini untuk mengukur sampai sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional
terhadap total belanja. Berdasarkan data historis 4 tahun terakhir indikator ini
menunjukkan kecenderungan meningkat. Kondisi keuangan Rumah Sakit cukup memadai
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 78
karena ditunjang dari subsidi Pemerintah. Hal tersebut disebabkan Pemerintah masih
terus mengucurkan dana untuk mendukung program penguatan kapasitas infrastruktur
sesuai dengan pesatnya perkembanganan tenologi kedokteran dan perkembangan jenis
penyakit. Tabel tingkat kemandirian selama tiga tahun dapat digambarkan pada tabel di
bawah ini :
Tabel 3.23. Tingkat Kemandirian RSUD Haji Makassar Tahun 2015-2019
No Indikator
Keuangan
Target
2019
Tahun
2015 Ket 2016 Ket 2017 Ket 2018 Ket 2019 Ket
1. Tingkat
Kemandirian
>70 54,25 KB 47,30 KB 25,00 KB 26,47 KB 26,47 KB
Sumber : Laporan RSUD Haji Makassar
Dari tabel di atas capaian tingkat kemandirian tahun 2015 sebesar 54,25% (capaian
sasaran sangat baik). Tingkat kemandirian tahun 2015 lebih kecil bila dibandingkan
dengan tahun 2014. Beberapa program yang mendukung pencapaian tingkat kemandirian
antara lain (1) program pelayanan administrasi perkantoran, (2) program peningkatan
pengembangan system Evaluasi dan Kinerja SKPD, (3) program promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, (4) program standarisasi pelayanan kesehatan, (5) program
upaya kesehatan masyarakat.
Tabel 3.24. Alokasi Anggaran Pembangunan dan Rutin di RSUD Haji Makassar Tahun 2015-2019
N
o
Uraian
Realisasi Pendapatan Per Tahun (dalam jutaan rupiah)
Jumlah Rerata
2015 2016 2017 2018 2019
1. APBN
Alokasi 23.308.305 31.615.207 54.164.133 39.100.580.000 39.300.000.000 39.220.887.574 7.844.177.514
Realisasi 22.562.096 30.886.114 52.264.790 30.076.449.610 42.563.025.724 30.192.943.578 6.038.588.715
2. Capaian
(%) 96,80 97,69 97,00 76,92 108,30 76,98 76,98
Sumber : Laporan RSUD Haji Makassar
i. Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Pengukuran indeks kepuasan masyarakat merupakan aktifitas yang setiap tahun
diadakan di lingkungan RSUD Haji Makassar. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah
data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil
pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam
memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dan
membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 79
Pada Tahun 2015 IKM yang dicapai oleh RSUD Haji Makassar secara umum nilai
indeks unit pelayanan dari 14 unsur adalah 3 setelah dikonversi diperoleh hasil 73,12%
dimana itu termasuk dalam kategori B atau Berkinerja Baik. Ini berarti bahwa secara
umum pelayanan di RSUD Haji Makassar dinilai baik oleh seluruh responden. Namun ada
beberapa aspek ketidakpuasan pasien antara lain ketersediaan air di WC/toilet yang
kurang atau bahkan tidak ada sama sekali, dan sejumlah keluhan-keluhan lainnya.
Sedangkan hasil IKM pada masing-masing unit pelayanan ada pada tabel berikut :
Tabel 3.25. Hasil Pengukuran IKM Unit Pelayanan RSUD Haji Makassar Tahun 2019
5 Kualitas Layanan
(Service Quality)
2019
Skor Kategori
Keandalan 2,94 Baik
Daya Tangkap 2,92 Baik
Empati 2,92 Baik
Kepastian / Jaminan 2,87 Baik
Wujud Nyata 2,89 Baik
Sumber : Survey Kepuasan Pasien Tahun 2019
Berdasarkan tabel di atas untuk penilaian unit pelayanan dari 14 unsur pelayanan
yang mendapatakan penilaian/ mutu pelayanan kotegori B sebanyak 14 unsur pelayanan
(100%).
Tahun 2019 pengukuran IKM Bagian/Bidang Struktural belum dilakukan karena
keterbatasan anggaran.
Tabel. 3.26. Pengukuran IKM Bagian/Bidang Struktural yang direncanakan RSUD Haji
Makassar Tahun 2019
No. Bagian Pelayanan Skor (%) Kriteria
1. Poliklinik Kebidanan, Kandungan dan
KB
69,00 Baik
2. Poliklinik Anak dan Imunisasi 70,20 Baik
3. Poliklinik Gigi - -
4. Poliklinik ANC 65,10 Baik
5. Fisioterapi 53,40 Cukup Baik
6. Layanan Radiologi 51,60 Cukup Baik
7. Kamar Bersalin 70,30 Baik
8. Ruang Perawatan Nifas 84,60 Sangat Baik
9. Ruang Perawatan Anak 81,50 Sangat Baik
10. Kamar Operasi 82,40 Sangat Baik
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 80
11. Ruang Pemulihan (RR) 86,50 Sangat Baik
12. Instalasi Rawat Darurat (IRD) 85,40 Sangat Baik
13. Instalasi Perawatan Intensif (PICU/NICU
dan Perinatologi)
86,10 Sangat Baik
14. Instalasi Farmasi 74,20 Baik
15. Instalasi Gizi 63,20 Baik
16. Instalasi Laboratorium 77,70 Baik
17. Unit Transfusi Darah (Bank Darah) 11,50 Sangat Tidak
Baik
18. Instalasi Rekam Medis 67,50 Baik
19. Bagian BPJS 78,00 Baik
20. Parkiran 72,50 Baik
Sumber : Survey Kepuasan Pasien Tahun 2017
j. Indikator Jumlah Pegawai Yang Dilatih Selama 20 Jam Per Tahun
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM-RS) merupakan alat ukur mutu
layanan rumah sakit yang dapat mendukung pencapaian indikator kinerja rumah sakit.
SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan
wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Salah satu indikator
yang sesuai dengan SPM dan dapat menggambarkan capaian dari misi RSUD Haji Makassar
dalam hal pendidikan dan pelatihan adalah jumlah pegawai yang dilatih selama 20 jam per
tahun.
Menurut SPM standar jumlah pegawai yang dilatih selama 20 jam per tahun adalah
sebesar 5% dari jumlah pegawai. Sedangkan, jumlah pegawai yang dilatih selama 20 jam
per tahun di RSUD Haji Makassar pada tahun 2019 adalah sebesar 38 orang (1%).
Pencapaian indikator tersebut didukung oleh program peningkatan kapasitas dan kinerja
SKPD. Dalam pelaksanaan program tersebut dilakukan kegiatan pelatihan baik pelatihan
internal, eksternal maupun pelatihan mandiri. Hal tersebut merupakan kegiatan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pegawai baik tenaga medis maupun non
medis guna memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien.
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN TAHUN 2019
Kebijakan keuangan RSUD Haji Makassar secara umum berisi :
1. Perencanaan dan alokasi anggaran didasarkan pada program dan kegiatan yang telah
ditetapkan yang berorientasi pada kinerja;
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 81
2. Pengelolaan anggaran dilaksanakan secara tertib, transparan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta dapat dipertanggungjawabkan dengan
memperhatikan azas keadilan dan kesesuaian;
3. Pengalokasian anggaran didasarkan pada kebijakan dasar rumah sakit yang
dituangkan dalam perencanaan strategis sebagai 9 (Sembilan) kebijakan dasar RS;
4. Penetapan kebijakan dasar anggaran tersebut diprioritaskan ke dalam sasaran-
sasaran strategis sebagai berikut :
a. Peningkatan Akuntabilitas Publik atas pelayanan kepada masyarakat;
b. Terselenggaranya produk layanan berbasis standar mutu tinggi;
c. Meningkatnya pelanggan khususnya umum dan menengah serta pengguna jasa
pendidikan dan latihan;
d. Terwujudnya pemasaran dan kehumasan RS yang handal;
e. Meningkatnya kepatuhan Standar Operasional Prosedur (SOP);
f. Terkendalinya efesiensi dan efektifitas penggunaan logistic untuk keperluan
pelayanan rumah sakit;
g. Meningkatnya komitmen pegawai melaksanakan tupoksi;
h. Meningkatnya kepuasan SDM;
i. Meningkatnya kualitas dan kapabilitas SDM;
j. Meningkatnya pelayanan admnistrasi kepegawaian;
k. Meningkatnya cakupan pelayanan pasien;
l. Meningkatnya kualitas Diklat;
m. Meningkatnya kualitas hasil penelitian;
n. Terpenuhinya kuantitas dan kualitas infrastruktur minimum pelayanan;
o. Terpenuhinya kelancaran pelayanan administrasi pelayanan;
p. Meningkatnya pendapatan fungsional;
q. Terwujudnya pengendalian biaya;
r. Terwujudnya laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia;
s. Adapun dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran strategis di atas, RSUD Haji
Makassar didukung dengan anggaran belanja yang bersumber APBD;
t. Pendapatan Asli Daerah (PAD) RSUD Haji Makassar berasal dari penerimaan
fungsional dan non fungsional (penerimaan lain-lain).
Tahun 2019 RSUD Haji Makassar setelah P-APBD/BLUD memiliki alokasi anggaran
belanja sebesar Rp. 94.168.850.864,- yang digunakan untuk mendukung 11 program
utama dan 1 non program (belanja tidak langsung). Sedangkan, realisasi pada tahun
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 82
2019 adalah sebesar Rp.85.214.704.567,- (90,49%) dengan rincian program kegiatan
sebagai berikut :
Tabel 3.28. Rincian Program / Kegiatan RSUD Haji Makassar Tahun 2019
No Program/Kegiaatan Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) %
BELANJA DAERAH
I BelanjaTidak Langsung 48.278.131.607,00
40.363.383.730,00
1. Gaji dan Tunjangan 24.839.690.978,00
22.132.996.947,00
89,10
2. Tambahan Penghasilan PNS 23.438.440.629,00
18.230.386.783,00
77,78
II Belanja Langsung 56.324.829.909,00
52.030.574.626,00
92,38
1. Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
3.803.102.358,00
3.698.803.572,00
97,26
a. Penyediaan jasa komunikasi,
sumber daya air, listrik, dan
surat kabar
1.156.363.312,00
1.153.932.676,00
99,79
b. Penyediaan jasa administrasi keuangan dan umum
1.070.940.960,00
1.061.195.760,00
99,09
c. Penyediaan Jasa dan Alat Kebersihan Kantor
180.740.000,00
180.733.047,00
100,00
d. Penyediaan alat tulis kantor
196.759.000,00
196.461.725,00
99,85
e. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
464.999.996,00
463.858.425,00
99,75
f. Pengadaan peralatan dan perlengkapan kantor
325.775.440,00
258.775.000,00
79,43
g. Penyediaan bahan bacaan dan
peraturan perundang-
undangan
h. Penyediaan makanan & minuman
202.403.150,00
192.667.450,00
95,19
i. Rapat-rapat koordinasi & konsultasi keluar Daerah
205.120.500,00
191.179.489,00
93,20
2. Program Peningkatan
Kapasitas dan Kinerja SKPD
331.736.500,00
295.636.500,00
89,12
a. Pendidikan dan Pelatihan Formal
0,00
0,00
0,00
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 83
b. Bimbingan Teknis Peningkatan
Kapasitas SDA
80.000.000,00
45.900.000,00
57,38
c. Belanja Pakaian Aparatur 251.736.500,00
249.736.500,00
99,21
3. Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Perencanaan dan Sistem
Evaluasi Kinerja SKPD
120.000.000,00
120.000.000,00
100,00
a. Penyusunan Laporan Keuangan
120.000.000,00
120.000.000,00
100,00
4. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
18.254.921.449,00
18.200.564.708,00
99,70
a. Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
18.254.921.449,00
18.200.564.708,00
99,70
5. Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan
693.172.000,00
620.485.748,00
89,51
a. Evaluasi dan Pengembangan
Standar Pelayanan Kesehatan
168.960.000,00
96.273.748,00
56,98
b. Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan
524.212.000,00
524.212.000,00
100,00
6. Program
Pengadaan,Peningkatan
Sarana dan Prasarana RS/RS
Jiwa/RS Mata/RS Paru-paru
17.524.829.909,00
14.891.807.801,00
79,91
a. Pengadaan Meubeler Rumah
Sakit
120.868.560,00
120.630.000,00
99,80
b. Pengadaan perlengkapan
Rumah Tangga RS
965.213.074,00
884.511.188,00
91,64
c. Pembangunan Gedung
Tempat Kerja
1.989.974.879,00
1.804.014.450,00
89,56
d. PengadaanAlat Kesehatan &
Kedokteran Rumah Sakit
15.534.855.030
12.082.652.163 77,78
7. Program Peningkatan
Pelayanan Penunjang
Kesehatan
11.171.991.277,00
11.102.137.456,00
99,37
a. Pengadaan Alat Kesehatan dan
Kedokteran Rumah Sakit
73.250.000,00
63.250.000,00 86,35
b. Pengadaan Obat – obatan
Rumah Sakit
8.707.350.471,00
8.647.500.031,00
99,31
c. Pengadaan Bahan-Bahan 2.391.390.806,00 2.391.390.806,00
100,00
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 84
Logistik RS
8. Program Pemeliharaan
Peningkatan Sarana dan
Prasarana RS
3.314.626.782,00
3.101.138.841,00
93,56
a. Pemeliharaan Rutin/Berkala
Rumah Sakit
914.496.000,00
867.924.400,00
94,91
b. Pemeliharaan Rutin/Berkala
Instalasi Pengelolaan Limbah
Rumah Sakit
1.081.826.060,00
1.040.385.,00
96,17
c. Pemeliharaan Rutin/Berkala
Alat-Alat Kesehatan
287.730.500,00
281.994.000,00
98,01
d. Pemeliharaan Rutin/Berkala
Mobil Operasional dan
Ambulance/Jenazah
255.685.722,00
221.174.458,00
86,50
e. Pemeliharaan Rutin/Berkala
Sarana dan Prasarana RS
774.888.500,00
689.660.250,00
89,00
Sumber : Laporan RSUD Haji Makassar
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 85
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja (LKj) disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban RSUD Haji Makassar
berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2019 sebagai bahan pengambilan
keputusan dalam perencanaan tahun berikutnya. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban
kinerja RSUD Haji Makassar dalam mencapai tujuan/sasaran strategis tahun 2019, juga
mencerminkan sejauh mana Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan
mendasar telah dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan
kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran
organisasi.
Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) adalah salah satu bentuk komitmen pemerintah
terhadap tujuan reformasi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Makasar yang merupakan bagian dari institusi pemerintah daerah, menyusun LKJ sebagai wujud
pertanggungjawaban atas kinerja yang memberikan gambaran tentang perkembangan capaian
kinerja, dan diharapkan dapat berperan sebagai alat kendali sekaligus pendorong atau
pendukung terwujudnya penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance).
Dalam kurun waktu lima tahun pelaksanaan Rencana strategis, (Renstra) RSUD Haji Makassar
telah melakukan banyak hal dan cukup berhasil. Namun dalam implementasinya masih terdapat
permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian dan penyelesaian, baik yang berkaitan
dengan kontekstualisasi persoalan maupun komitmen terhadap upaya menata kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih baik.
Secara keseluruhan hasil evaluasi kinerja RSUD Haji Makassar tahun 2019 telah
memenuhi target. Tingkat capaian untuk indikator kinerja yang telah ditetapkan pada tahun
2019 secara umum adalah Memenuhi Standar. Dari 11 indikator kinerja dapat dirinci seperti
BOR realisasinya 55,67%, ALOS realisasinya 3 hari, BTO realisasinya 60,56 kali, TOI realisasinya 3
hari, NDR realisasinya 8,03%, GDR realisasinya 23,18 %, IKM realisasinya 81,11, CRR realisasinya
43,21%, Tingkat Kemandirian Keuangan realisasinya 26,47%. Selain itu, untuk capaian kinerja
keuangan pada tahun 2019 yaitu pendapatan secara akrual tercapai sebesar Rp 42.563.025.724
(108,30%)melebihi target pendapatan.
A. Permasalahan
Berdasarkan hasil capaian dari setiap indikator kinerja dan program kegiatan pada
tahun 2015 dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang ada yaitu adanya beberapa
peralatan yang telah aus dan kualitasnya menurun sehingga membutuhkan pemeliharaan
yang lebih spesifik atau bahkan regenerasi alat tersebut. Dari segi sumber daya manusia,
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 86
tenaga medis , keperawatan dan tenaga lainnya masih perlu peningkatan SDM melalui
pendidikan dan pelatihan karena dapat mempengaruhi dalam pemberian pelayanan yang
baik pada pasien. Selain permasalahan tersebut, ada juga beberapa permasalahan dalam
optimalisasi pendapatan yaitu masih banyaknya pemeriksanaan laboratorium yang
dilakukan di luar RS, panjangnya daftar tunggu antrian tindakan operasi, masih banyak
resep obat pasien umum di IRJ yang keluar Rumah Sakit, pengelolaan fasilitas lahan RS yang
belum optimal, serta masih adanya keterbatasan alat kedokteran/laboratorium sehingga
beberapa jenis pemeriksaan tidak bisa dilayani.
B. Rekomendasi
Meskipun capaian kinerja secara umum telah memenuhi target, namun langkah-
langkah strategi untuk meningkatkan kinerja serta pemecahan permasalahan yang ada juga
dibutuhkan. Strategi yang dapat dilakukan antara lain mengoptimalkan pemrosesan basis
data, meningkatkan pengelolaan data kinerja, kemudahan (fleksibilitas) pengelolaan
keuangan maupun pembelanjaan diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
sistem manajemen rumah sakit. Selain itu, pemecahan masalah yang dapat dilakukan yaitu
penyediaan alat-alat pemeriksaan yang canggih dan memadai, pemeliharaan alat
kedokteran serta sarana prasarana yang lain secara rutin, peremajaan alat kedokteran atau
melakukan kerjasama/KSO untuk penyediaan alat penunjang yang canggih, peningkatan
kualitas SDM medis, keperawatan, dan tenaga lainnya dengan memberikan
pendidikan/pelatihan bagi pegawai guna meningkatkan keterampilan dalam memberikan
pelayanan pada pasien.
Demikian Laporan Kinerja (LKj) RSUD Haji Makassar Tahun 2019 dapat kami laporkan
dengan harapan ada umpan balik perbaikan dari semua pihak agar mutu pelayanan dapat
ditingkatkan untuk mendapatkan hasil memadai.
Makassar, Februari 2020
Direktur, RSUD Haji Makassar
drg. Abd. Haris Nawawi, MARS Pangkat : Pembina Utama Muda NIP : 19630624 199402 1 001
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 58
LKj RSUD Haji Makassar | 2019 58