26
BAB 1 GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan Data demografis keluarga dampingan seperti tercantum dalam tabel di bawah ini. Tabel 1. Data Demografi Keluarga Dampingan No . Nama Hubunga n dengan KK Umur JK Pendidik an Status Pekerja an 1 Ni Sari Istri 90 tahun P Tidak Sekolah Janda Buruh tani 2 Nyoman Wandra KK Meningg al L Tidak Sekolah Meningg al Buruh tani 3 Putu Kartika Ahli Waris 45 tahun L Tamat SMA Menikah Petugas PAM 4 Made Iswara Ahli Waris 50 tahun L Tidak Tamat SD Belum Menikah Belum Bekerja 5 Nengah Natra Ahli Waris 55 tahun L Tamat SMA Menikah Ibu rumah tangga Keluarga dampingan, dengan KK Ketut Sutama terdiri dari 4 orang, yaitu KK, istri KK, dua anak mereka, satu menantu, dan satu cucu. Pekerjaan KK dan istri adalah buruh tani, sementara anak pertama bekerja sebagai petugas PAM. Dari karakteristik keluarga di atas, dapat dilihat beberapa hal yang potensial menjadi masalah. Permasalahan yang pertama adalah tingkat pendidikan yang rata-rata rendah. Sebagian besar anggota keluarga menempuh tingkat pendidikan paling tinggi hanya sampai 1

Laporan KK Dampingan KKN Eva

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan KK Dampingan KKN Eva

BAB 1

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Data demografis keluarga dampingan seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Data Demografi Keluarga Dampingan

No.

NamaHubungan

dengan KK

Umur JK Pendidikan Status Pekerjaan

1 Ni Sari Istri 90 tahun PTidak

SekolahJanda Buruh tani

2Nyoman Wandra

KK Meninggal LTidak

SekolahMeninggal Buruh tani

3Putu Kartika

Ahli Waris 45 tahun LTamat SMA

MenikahPetugas PAM

4Made Iswara

Ahli Waris 50 tahun LTidak

Tamat SDBelum

MenikahBelum Bekerja

5Nengah Natra

Ahli Waris 55 tahun LTamat SMA

MenikahIbu rumah

tangga

Keluarga dampingan, dengan KK Ketut Sutama terdiri dari 4 orang, yaitu KK,

istri KK, dua anak mereka, satu menantu, dan satu cucu. Pekerjaan KK dan istri

adalah buruh tani, sementara anak pertama bekerja sebagai petugas PAM.

Dari karakteristik keluarga di atas, dapat dilihat beberapa hal yang

potensial menjadi masalah. Permasalahan yang pertama adalah tingkat pendidikan

yang rata-rata rendah. Sebagian besar anggota keluarga menempuh tingkat

pendidikan paling tinggi hanya sampai tamat SD, hanya sedikit yang menempuh

tingkat pendidikan sampai tamat SMA. Permasalahan yang kedua adalah sebagian

besar anggota keluarga sebagai buruh tani, di mana pekerjaan ini tidak

memberikan penghasilan yang teratur dan sangat tergantung hasil panen.

Keluarga dampingan tinggal dalam satu pekarangan yang terdiri dari 3

bangunan, yaitu 1 bangunan utama yang berfungsi sebagai kamar tidur dan kamar

tamu serta bangunan lain berfungsi sebagai dapur dan gudang. Rumah penderita

merupakan bangunan sederhana dengan tembok terbuat dari seng dan kayu. Atap

rumah terbuat dari seng. Beberapa bagian rumah penderita beralaskan semen dan

ditutup oleh karpet, namun masih terdapat bagian yang hanya beralaskan tanah.

Bangunan utama terdiri dari 4 ruangan, yaitu 1 ruangan yang berfungsi sebagai

1

Page 2: Laporan KK Dampingan KKN Eva

pusat segala kegiatan penderita bersama keluarganya dan 3 ruangan digunakan

sebagai kamar tidur. Ruang keluarga berukuran 3 x 4 meter dan dilapisi karpet.

Setiap ruangan memiliki jendela yang memungkinkan masuknya sinar matahari

ke dalam rumah. Terdapat banyak lalat yang hinggap di ruangan. Kamar mandi

penderita berada dalam kondisi bersih. Lantai kamar mandi menggunakan semen,

begitu pula dengan bak penampung air. Dapur beralaskan tanah, memasak

biasanya menggunakan bahan bakar minyak tanah dan kayu bakar. Pekarangan

rumah tampak bersih dan ditanami beberapa tumbuhan.

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan

Perekonomian yang dihadapi oleh keluarga ini masih sangat jauh di bawah garis

kemiskinan, hal ini dapat dilihat dari kondisi rumah yang ditempati tidak layak

huni, bekerja sebagai petani penggarap lahan milik orang lain sehingga hasil yang

didapatkan harus dibagi dengan pemilik lahan, sehingga pendapatan keluarga ini

cukup rendah. Keluarga ini mendapat pendapatan tambahan dari anak pertama

mereka yang bekerja sebagai petugas PAM. Tetapi, dengan jumlah anggota

keluarga sebanyak 6 orang, tentunya menambah biaya yang harus dikeluarkan

untuk menghidupi keluarga. Keluarga dampingan memiliki aset berupa 1 buah

TV, 1 buah sepeda motor, serta rumah seluas 2 are.

1.2.1 Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga binaan I diperoleh dari KK Ketut Sutama dan istrinya yang

bekerja sebagai buruh tani. Pendapatan dari upah sebagai buruh tani jumlahnya

tidak menentu, tergantung dari musim panen. Dalam setiap bulannya pendapatan

KK dan istrinya sebesar Rp 500.000,00. Selain itu, anak pertama KK yaitu Putu

Suadana yang bekerja sebagai petugas PAM memperoleh pendapatan sebesar Rp

600.000,00 setiap bulannya.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Penghasilan keluarga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Pemenuhan kebutuhan hidup adalah terutama untuk biaya makan, sisanya untuk

keperluan listrik, air, dan suka duka. Pengeluaran perkapita keluarga dampingan

2

Page 3: Laporan KK Dampingan KKN Eva

rata-rata Rp 900.000,00 per bulan, dengan rincian kurang lebih Rp 850.000,00

untuk makan serta Rp 50.000,00 untuk listrik, air, dan suka duka

Keluarga dampingan termasuk dalam keluarga pra sejahtera sehingga

mereka bisa mendapatkan pengobatan gratis dari puskesmas (jamkesmas). Dengan

adanya Jamkesmas ini, keluarga dampingan ternyata tidak terbebas dari biaya

puskesmas atau rumah sakit. Hal ini disebabkan karena jika salah satu anggota

keluarganya sakit, namun obatnya tidak ada di puskesmas, maka anggota kelurga

yang sakit harus dibawa ke dokter yang memerlukan pengeluaran untuk biaya

pengobatan.

Untuk saat ini tidak ada anggota keluarga yang sedang bersekolah,

sehingga tidak ada pengeluaran untuk biaya pendidikan. Anak kedua KK putus

sekolah saat masih kelas 4 sekolah dasar, sementara cucu penderita masih balita

sehingga belum bersekolah.

3

Page 4: Laporan KK Dampingan KKN Eva

BAB 2

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan adalah

perekonomian yang rendah, masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga,

lingkungan fisik yang masih kurang bersih, serta perilaku hidup bersih dan sehat

belum diterapkan secara sempurna. Dengan perekonomian yang rendah, keluarga

ini sulit memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari sehingga pengeluaran harus

ditekan sekecil mungkin. Selain itu, anak kedua mengalami masalah kelumpuhan

kedua tungkainya, sehingga sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari

sebagaimana mestinya. Untuk keadaan lingkungan fisik, kondisinya masih berada

di bawah standar yang memadai. Pada keluarga ini yang memiliki balita,

penempatan kamar belum terpisah dengan anggota keluarga yang lain. Selain itu,

masih banyak lalat yang hinggap di ruangan. Budaya hidup sehat sudah berusaha

untuk diterapkan, namun masih belum sempurna

2.2 Masalah Prioritas

Dari hasil kunjungan yang dilaksanakan, maka dapat diidentifikasi beberapa

permasalahan dalam keluarga dampingan ini, antara lain:

2.2.1 Permasalahan Kesehatan

Permasalahan kesehatan yang ditemukan pada keluarga binaan I adalah pada putra

keduanya yaitu Made Suardana, laki-laki usia 25 tahun, yang mengalami

kelumpuhan pada kedua tungkainya sejak 8 tahun yang lalu. Keluhan dirasakan

setelah penderita mengalami kecelakaan terjatuh dari plafon setinggi 3 meter.

Kedua tungkai tidak bisa digerakkan ke samping maupun ke atas dan ke bawah.

Selain itu, penderita juga mengeluhkan kehilangan rasa raba dan nyeri pada kedua

tungkai. Setelah terjatuh, penderita hanya dibawa ke pengobatan alternatif.

Penderita sempat difoto x-ray 2 tahun lalu dan dikatakan terdapat kelainan pada

tulang belakang di sekitar area lumbal. Penderita diberitahu oleh dokter spesialis

saraf bahwa terdapat kerusakan saraf di area tulang belakang yang menyebabkan

4

Page 5: Laporan KK Dampingan KKN Eva

pasien lumpuh sehingga tidak bisa menggerakkan kedua tungkainya. Setelah

kecelakaan tersebut, pasien tidak bekerja. Aktivitas sehari-hari dihabiskan di

tempat tidur dan tergantung oleh bantuan keluarga.

2.2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Pada keluarga ini, budaya hidup sehat sudah berusaha untuk diterapkan, namun

masih belum sempurna. Kegiatan menyikat gigi dilakukan 2 kali sehari pada pagi

dan sore hari. Mandi dikatakan hanya sekali sehari karena cuaca dingin. Cuci

tangan dilakukan dengan air yang ditampung sebelum dan setelah makan, tapi

tidak menggunakan sabun. Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK) di

jamban pribadi. Pakaian biasanya diganti setiap 1-2 kali sehari. Menu makanan

sehari-hari biasanya berupa nasi, sayur, kadang kadang berisi daging seperti ikan

atau ayam. Menu makanan ini masih memiliki nilai gizi yang sangat kurang

karena tidak memenuhi standar makanan 4 sehat 5 sempurna.

5

Page 6: Laporan KK Dampingan KKN Eva

BAB 3

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1 Program

Berdasarkan beberapa masalah di atas, pendamping mengambil semua

masalah yang harus dicarikan pemecahannya sehingga dapat membantu dan

meningkatkan tingkat kehidupan keluarga yang di dampingi. Masalah yang

diutamakan untuk dicarikan pemecahannya adalah masalah yang sesuai dengan

bidang keahlian yang didalami selama menempuh pendidikan di Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana:

1. Permasalahan kesehatan

2. Perilaku hidup bersih dan sehat

Kegiatan yang telah dilakukan adalah survey lapangan ke keluarga

dampingan. Kegiatan ramah tamah diperlukan pertama kali untuk lebih

mengakrabkan mahasiswa kepada keluarga dampingan. Mahasiswa juga

menngidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi keluarga dengan

wawancara dan percakapan interaktif. Selain itu, dilakukan observasi pada

keadaan rumah secara langsung dengan meminta izin ke keluarga terlebih dahulu.

Berbagai permasalahan ditemukan dengan survey yang dilakukan. Namun,

terdapat dua masalah prioritas yang dapat diselesaikan oleh mahasiswa.

Permasalahan tersebut meliputi permasalahan kesehatan serta perilaku hidup

bersih dan sehat. Kunjungan dilakukan dengan menggali informasi mengenai

riwayat penyakit sekarang, perjalanan penyakit, riwayat kesehatan sebelumnya,

riwayat kesehatan keluarga, dan riwayat pribadi/sosial. Selain itu, dilakukan

pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan fisik umum, dan pemeriksaan neurologis

untuk mengetahui kondisi penderita saat ini. Pemberian komunikasi, informasi,

dan edukasi (KIE) kepada penderita dan anggota keluarganya juga dilakukan

terkait dengan masalah kesehatan yang dialaminya, penyebabnya, proses

terjadinya kelumpuhan, terapi, komplikasi, cara pencegahan terjadinya

komplikasi, dan prognosis. Keluarga penderita juga diberikan penjelasan

mengenai kondisi penderita sehingga dapat membantu dan mendukung penderita

untuk menjalani hidupnya walaupun dalam kondisi cacat. Perilaku hidup bersih

6

Page 7: Laporan KK Dampingan KKN Eva

dan sehat juga perlu ditekankan pada penderita dan keluarga sehingga dapat

menciptakan suatu lingkungan kondusif sebagai tempat tinggal penderita.

3.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Kunjungan Keluarga Dampingan

No. Hari/Tanggal Jenis Kegiatan

1 Kamis, 19 Juli 2012Anamnnesis riwayat penyakit sekarang dan

perjalanan penyakit

2 Jumat, 20 Juli 2012 Anamnesis riwayat kesehatan sebelumnya

3 Sabtu, 21 Juli 2012 Anamnesis riwayat kesehatan keluarga

4 Minggu, 22 Juli 2012 Anamnesis riwayat pribadi/sosial

5 Senin, 23 Juli 2012 Pemeriksaan tanda vital

6 Rabu, 25 Juli 2012 Pemeriksaan fisik umum

7 Kamis, 26 Juli 2012 Pemeriksaan motorik (tenaga, tonus, tropik)

8 Jumat, 27 Juli 2012Pemeriksaan motorik (refleks fisiologis, refleks

patologis)

9 Sabtu, 28 Juli 2012 Pemeriksaan sensibilitas (perasa raba, perasa nyeri)

10 Minggu, 29 Juli 2012KIE terkait dengan etiologi dan proses terjadinya

kelumpuhan

11 Selasa, 31 Juli 2012KIE dan pemecahan masalah personal (Fisik, Psikis,

Sosial)

12 Rabu, 1 Agustus 2012 KIE mengenai komplikasi dan pencegahannya

13 Kamis, 2 Agustus 2012 KIE mengenai prognosis

14 Sabtu, 4 Agustus 2012 KIE mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

15 Minggu, 5 Agustus 2012KIE mengenai pentingnya peran serta keluarga dan

lingkungan

16 Senin, 6 Agustus 2012 Pemberian kenang-kenangan

7

Page 8: Laporan KK Dampingan KKN Eva

BAB 4

PELAKSANAAN, HASIL, DAN

KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1 Pelakasanaan Pendampingan Keluarga

4.1.1 Kunjungan 1

Hari/Tanggal : Kamis, 19 Juli 2012.

Jenis Kegiatan : Ananmnesis riwayat penyakit sekarang dan perjalanan penyakit.

Penderita mengeluh tidak bisa menggerakkan kedua tungkainya sejak 8

tahun yang lalu. Keluhan dirasakan setelah penderita jatuh terduduk dari plafon

setinggi 3 meter. Kedua tungkai tidak bisa digerakkan ke samping maupun ke atas

dan ke bawah. Hal ini membuat penderita tidak bisa bangun setelah terjatuh.

Kelemahan dirasakan menetap dan tidak membaik walaupun diistirahatkan. Selain

itu, penderita juga mengeluhkan kehilangan rasa raba dan nyeri pada kedua

tungkai. Penderita tidak bisa merasakan sensasi raba pada kulitnya ketika disentuh

dan tidak bisa merasakan nyeri ketika dicubit. Keluhan-keluhan yang dialami

penderita tidak disertai dengan penurunan kesadaran, kejang, dan penglihatan

ganda. Penderita juga tidak mengeluhkan adanya gangguan penciuman dan

pendengaran. Penderita masih mampu mengunyah makanan dengan baik.

Penderita tidak pernah tersedak saat makan dan minum dan menyangkal memiliki

keluhan sulit menelan. Keluhan nyeri pada punggung dan pinggang juga

disangkal. Riwayat demam dan penurunan kesadaran juga disangkal.

Pada saat ini pasien dapat berkomunikasi dengan baik. Pasien dapat

mengerti pembicaraan dan pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa. Pasien dapat

buang air kecil secara normal, tidak mengompol, dengan frekuensi kurang lebih 4

sampai 5 kali sehari. Keluhan buang air besar juga tidak ada.

4.1.2 Kunjungan 2

Hari/Tanggal : Jumat, 20 Juli 2012.

Jenis Kegiatan : Anamnesis riwayat kesehatan sebelumnya.

Setelah terjatuh, pasien hanya dibawa ke pengobatan alternatif. Pasien

pernah dirawat inap di RSUD Buleleng 2 tahun yang lalu. Pasien mengatakan saat

8

Page 9: Laporan KK Dampingan KKN Eva

itu perutnya luka dan keluar nanah. Saat itu, keadaan umum pasien buruk dengan

tekanan darah turun sampai 80 mmHg. Pasien dirawat kurang lebih selama satu

minggu. Saat di RSUD Buleleng, pasien sempat difoto x-ray dan dikatakan

terdapat kelainan pada tulang belakang di sekitar area lumbal. Dan saat itu juga,

pasien diberitahu terdapat kerusakan saraf di area tulang belakang oleh dokter

spesialis saraf yang menyebabkan pasien lumpuh sehingga tidak bisa

menggerakkan kedua tungkainya. Kerusakan sarafnya begitu berat sehingga sulit

untuk bisa berfungsi kembali seperti semula.

Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat

hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, asma, dan penyakit ginjal juga

disangkal.

4.1.3 Kunjungan 3

Hari/Tanggal : Sabtu, 21 Juli 2012.

Jenis Kegiatan : Anamnesis riwayat kesehatan keluarga.

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal yang sama seperti pasien.

Riwayat hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, asma, dan penyakit ginjal

dalam keluarga juga disangkal.

4.1.4 Kunjungan 4

Hari/Tanggal : Minggu, 22 Juli 2012.

Jenis Kegiatan : Anamnesis riwayat pribadi/sosial.

Riwayat kelahiran dan pertumbuhan normal dan cukup bulan. Pasien tidak

menyelesaikan sekolah dasarnya dan hanya menempuh pendidikan sampai kelas 4

SD. Setelah kecelakaan tersebut, pasien tidak bekerja. Aktivitas sehari-hari

dihabiskan di tempat tidur dan tergantung oleh bantuan keluarga. Pasien belum

menikah dan belum mempunyai anak. Penderita tidak memiliki riwayat merokok

dan minum alkohol.

4.1.5 Kunjungan 5

Hari/Tanggal : Senin, 23 Juli 2012.

Jenis Kegiatan : Pemeriksaan tanda vital.

9

Page 10: Laporan KK Dampingan KKN Eva

Dari pemeriksaan tanda vital, didapatkan:

Keadaan umum : lemah

Kesadaran : GCS E4V5M6

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Frekuensi nadi : 88 kali/menit, kuat, teratur

Frekuensi nafas : 18 kali/menit, teratur

Suhu : 36,9ºC

4.1.6 Kunjungan 6

Hari/Tanggal : Rabu, 25 Juli 2012.

Jenis Kegiatan : Pemeriksaan fisik umum.

Dari pemeriksaan fisik umum, didapatkan:

Kepala : tidak ditemukan kelainan

Mata : konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-)

THT : telinga: hiperemis (-), sekret (-), nyeri (-)

hidung: hiperemis (-), sekret (-), edema (-)

tenggorokan: Tonsil T1/T1, hiperemis (-)

Thoraks : cor: S1S2, tunggal, regular, murmur (-)

pulmo: vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal

hepar/lien tidak teraba

Vertebrae : jejas (-), nyeri ketok sudut CVA (-)

Genitalia : tidak ada kelainan

Ekstremitas : hangat +/+ edema −/−+/+ −/−

4.1.7 Kunjungan 7

Hari/Tanggal : Kamis, 26 Juli 2012.

Jenis Kegiatan : Pemeriksaan motorik (tenaga, tonus, tropik).

Dari pemeriksaan motorik (tenaga, tonus, tropik), didapatkan:

10

Page 11: Laporan KK Dampingan KKN Eva

Tabel 3. Pemeriksaan Motorik (Tenaga, Tonus, Tropik)

Anggota AtasKanan Kiri

Anggota BawahKanan Kiri

Tenaga Tenaga

Abduksi lengan atas 5 5 Fleksi panggul 0 0

Fleksi lengan atas 5 5 Ekstensi panggul 0 0

Ekstensi lengan atas 5 5 Fleksi lutut 0 0

Fleksi pergelangan tangan 5 5 Ekstensi lutut 0 0

Ekstensi pergelangan

tangan5 5 Plantar-fleksi kaki 0 0

Membuka jari-jari tangan 5 5 Dorso-fleksi kaki 0 0

Menutup jari-jari tangan 5 5Gerakan jari-jari

kaki0 0

Tonus Normal Normal Tonus Menurun Menurun

Tropik Normal Normal Tropik Menurun Menurun

4.1.8 Kunjungan 8

Hari/Tanggal : Jumat, 27 Juli 2012.

Jenis Kegiatan : Pemeriksaan motorik (refleks fisiologis, refleks patologis)

Dari pemeriksaan motorik (refleks fisiologis dan patologis), didapatkan:

Tabel 4. Pemeriksaan Motorik (Refleks Fisiologis, Refleks Patologis)

Refleks

Anggota AtasKana

nKiri Anggota Bawah Kanan Kiri

Biseps ++ ++ Lutut (KPR) + +

Triseps ++ ++ Achilles (APR) + +

Hoffman-Tromner - - Plantar + +

Babinski - -

Oppenheim - -

Chaddock - -

Gordon - -

Schaefer - -

Stransky - -

Gonda - -

Bing - -

11

Page 12: Laporan KK Dampingan KKN Eva

Mendel-

Becterew- -

Rossolimo - -

4.1.9 Kunjungan 9

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Juli 2012.

Jenis Kegiatan : Pemeriksaan sensibilitas (perasa raba, perasa nyeri)

Dari Pemeriksaan sensibilitas (perasa raba, perasa nyeri), didapatkan:

Sensisibilitas

Pemeriksaa

n

Anggota AtasBadan

Anggota Bawah

Kanan Kiri Kanan Kiri

Perasa Raba Normal Normal Normal Tidak ada Tidak ada

Perasa Nyeri Normal Normal Normal Tidak ada Tidak ada

4.1.10 Kunjungan 10

Hari/Tanggal : Minggu, 29 Juli 2012.

Jenis Kegiatan : KIE terkait dengan etiologi dan proses terjadinya kelumpuhan.

Penderita diberi penjelasan mengenai masalah kesehatannya. Trauma

medulla spinalis merupakan salah satu penyebab gangguan fungsi saraf yang

sering menimbulkan kecacatan permanen pada usia muda. Selain struktur saraf,

vaskular juga dapat dikenai. Kelainan yang lebih banyak dijumpai pada usia

produktif ini seringkali mengakibatkan penderita harus terus berbaring di tempat

tidur atau duduk di kursi roda karena tetraplegia atau paraplegia. Di antara

berbagai penyebab trauma spinal, yang tersering dikemukakan adalah kecelakaan

lalu lintas, olahraga, tembakan senapan, serta bencana alam, misalnya gempa

bumi. Semua penyebab tadi dapat mengakibatkan destruksi secara langsung pada

medulla spinalis; kompresi oleh pecahan tulang, hematom, diskus atau komponen

vertebrae lainnya; atau dapat juga mengakibatkan iskemia akibat kerusakan atau

penjepitan arteri

4.1.11 Kunjungan 11

Hari/Tanggal : Selasa, 31 Juli 2012.

Jenis Kegiatan : KIE dan pemecahan masalah personal (Fisik, Psikis, Sosial).

12

Page 13: Laporan KK Dampingan KKN Eva

Secara fisik, penderita mengalami kelumpuhan pada kedua tungkai yang

diakibatkan oleh trauma medulla spinalis. Pasien saat ini sudah berada pada fase

kronis dengan komplikasi, sehingga, untuk mengatasi masalah fisik ini, tindakan

rehabilitasi medik merupakan kunci utama. Terapi terutama ditujukan untuk

memperkuat dan memperbaiki fungsi ekstremitas atas, serta mempertahankan

kemampuan aktivitas hidup sehari-hari. Penggunaan alat bantu disesuaikan

dengan profesi dan harapan penderita, bisa berupa tongkat ataupun kursi roda.

Penderita juga mengatakan kadang-kadang merasa cemas akan masa depannya.

Penderita mengatakan cemasnya hanya bersifat sementara dan tidak sampai

mengganggu kehidupan penderita. Untuk masalah psikis di sini, penderita tidak

perlu mendapatkan penanganan lebih jauh, cukup dengan motivasi dari penderita

sendiri dan keluarganya. Dari segi sosial, kelumpuhan ini membuat penderita

tidak bisa melakukan aktivitas dan kegiatan sosial di masyarakat. Penderita belum

mau untuk menggunakan alat bantu seperti tongkat atau kursi roda. Disarankan

penderita untuk menggunakan alat bantu agar bisa melakukan mobilisasi dan tidak

hanya berdiam di dalam rumah saja.

4.1.12 Kunjungan 12

Hari/Tanggal : Rabu, 1 Agustus 2012.

Jenis Kegiatan : KIE mengenai komplikasi dan pencegahannya

Penderita telah berada pada fase kronis tanpa komplikai, jadi yang

diutamakan adalah pencegahan terjadinya komplikasi. Komplikasi yang mungkin

terjadi pada penderita dengan paraplegia yang lebih sering berbaring di dalam

rumah adalah dekubitus karena penurunan atau hilangnya rasa atau fungsi di

ekstremitas bawah, timbulnya trombosis, pneumonia, kontraktur, dan masalah

psikososial. Pencegahan dekubitus dapat dilakukan dengan perawatan kulit

dengan cara menjaga kebersihan kulit dan memberikan perhatian pada daerah

yang lebih berisiko untuk terjadinya dekubitus. Perubahan posisi setiap dua jam

ataupun penggunaan kasur busa, kasur kulit, atau kasur perubah tekanan juga

dapat membantu. Trombosis dapat dicegah dengan penggunaan anti koagulan tipe

rendah. Pneumonia dapat dicegah dengan menjaga keseimbangan nutrisi, menjaga

daya tahan tubuh, dan mengusahakan agar ruangan tempat tinggal mempunyai

13

Page 14: Laporan KK Dampingan KKN Eva

udara yang bersih dan ventilasi yang cukup. Kontraktur dapat dicegah dengan

pengembalian fungsi dengan cara menganjurkan penggunaan anggota badan untuk

ambulasi dan aktifitas lain. Menyingkirkan kebiasaan yang tidak baik dalam hal

ambulasi, posisi, dan penggunaan program pemeliharaan kekuatan dan ketahanan,

diperlukan agar pemeliharaan tercapai dan untuk mencegah kontraktur sendi yang

rekuren. Masalah psikososial dapat dicegah dengan motivasi dan dukungan dari

penderita sendiri dan keluarganya.

4.1.13 Kunjungan 13

Hari/Tanggal : Kamis, 2 Agustus 2012.

Jenis Kegiatan : KIE mengenai prognosis

Pasien dengan cedera medulla spinalis komplet hanya memiliki peluang

5% untuk kembali normal. Lesi medulla spinalis komplet yang tidak

menunjukkan perbaikan dalam 72 jam pertama, cenderung menetap dan

prognosisnya buruk. Cedera medulla spinalis inkomplet cenderung memiliki

prognosis yg lebih baik. Apabila fungsi sensorik di bawah lesi masih ada, maka

kemungkinan untuk kembali berjalan adalah lebih dari 50%. Penderita dalam hal

ini kemungkinan mengalami lesi medulla spinalis yang komplet, sehingga sulit

untuk berfungsi kembali seperti normal.

4.1.14 Kunjungan 14

Hari/Tanggal : Sabtu, 4 Agustus 2012.

Jenis Kegiatan : KIE mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.

Pengetahuan keluarga ini terhadap perilaku hidup bersih dan sehat masih

kurang. Kebiasaan mandi sekali sehari mencerminkan bahwa keluarga ini tidak

bisa menjaga kebersihan diri sendiri. Keterbatasan air dan iklim dingin di desa ini

merupakan salah satu faktor penyebabnya. Pemakaian sabun dan air mengalir

untuk mencuci tangan juga masih kurang pada ketiga keluarga ini. Mereka

berpandangan bahwa cukup mencuci tangan dengan air dalam wadah saja tetapi

sebetulnya itu belum memenuhi syarat cuci tangan yang baik sehingga rentan

terhadap infeksi yang ditularkan melalui makanan, apalagi lalat di daerah

Kintamani sangat banyak. Disarankan untuk meningkatkan kebersihan dengan

14

Page 15: Laporan KK Dampingan KKN Eva

membiasakan mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan mandi minimal

dua kali sehari.

4.1.15 Kunjungan 15

Hari/Tanggal : Minggu, 5 Agustus 2012.

Jenis Kegiatan : KIE mengenai pentingnya peran serta keluarga dan lingkungan.

Peran keluarga dan lingkungan sangatlah besar dalam mengawasi

kesehatan penderita. Selain itu, keluarga juga mempunyai pengaruh penting dalam

pencegahan untuk mengurangi faktor risiko terjadinya komplikasi. Di sini kita

perlu memberikan penjelasan kepada anggota keluarga penderita tentang

pentingnya kebersihan lingkungan baik itu di halaman rumah ataupun di dalam

rumah. Pentingnya membiarkan ventilasi kamar dan pintu kamar terbuka sesering

mungkin bila anggota keluarga ada di rumah dengan tujuan agar sinar matahari

dapat masuk ke dalam kamar sehingga pertukaran udara di dalam kamar menjadi

lebih baik dan kamar tidak lembab. Selain itu, benda-benda di dalam rumah yang

memungkinkan adanya kuman dan debu perlu diberi perhatian. Halaman rumah

juga perlu disiram apabila jarang disiram untuk mengurangi debu masuk rumah.

Penanaman tanaman di halaman rumah, selain memperindah lingkungan juga

dapat membantu mengurangi debu.

4.1.16 Kunjungan 16

Hari/Tanggal : Senin, 6 Agustus 2012.

Jenis Kegiatan : Pemberian kenang-kenangan.

Kegiatan keluarga dampingan diakhiri dengan pemberian kenang-

kenangan berupa sembilan bahan pokok (sembako).

4.2 Hasil

Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 16 kali, didapatkan:

1. Dari anamnesis, didapatkan penderita mengalami paraplegia oleh karena

trauma medulla spinalis setelah mengalami kecelakaan kerja 8 tahun yang

lalu. Penderita tidak dapat menggerakkan kedua tungkainya dan kehilangan

15

Page 16: Laporan KK Dampingan KKN Eva

rasa sensibilitas. Penderita hanya menjalani pengobatan alternatif, tidak

pernah mendapat pengobatan medis.

2. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan:

a. Status present: dalam batas normal.

b. Status general: dalam batas normal.

c. Status neurologis:

- GCS E4V5M6

- Paraplegia flaccid

- Refleks patologis (-)

3. Peningkatan pemahaman penderita dan anggota keluarganya terkait dengan

masalah kesehatan yang dialaminya, penyebabnya, proses terjadinya

kelumpuhan, terapi, komplikasi, cara pencegahan terjadinya komplikasi, dan

prognosis.

4. Peningkatan peran serta keluarga untuk membantu dan mendukung penderita

untuk menjalani hidupnya walaupun dalam kondisi cacat

5. Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat menciptakan suatu

lingkungan kondusif sebagai tempat tinggal penderita.

4.3 Kendala

Kendala yang ditemukan saat melakukan kegiatan keluarga dampingan adalah:

1. Jarak rumah keluarga dampingan jauh dari jalan utama

2. Jalan yang digunakan menuju rumah keluarga dampingan rusak, sehingga

mempersulit mahasiswa untuk mencapai rumah keluarga dampingan.

16

Page 17: Laporan KK Dampingan KKN Eva

BAB 5PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Keluarga dampingan di desa Dausa memiliki lingkungan fisik tempat tinggal

yang kurang bersih dan sehat, tidak adanya tempat pengelolaan sampah, serta

masih adanya persepsi yang salah tentang konsep sehat-sakit di lingkungan

keluarga binaan yang kemungkinan disebabkan rendahnya tingkat pendidikan.

2. Selama kegiatan KKN-PPM ini, khususnya di desa Dausa telah dilakukan

beberapa konsep kedokteran keluarga terutama menyangkut promosi kesehatan

dengan memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi serta motivasi baik

kepada pihak penderita dan juga keluarganya tentang penyakit yang sedang

atau pernah diderita.

5.2 Rekomendasi

1. Seluruh anggota keluarga hendaknya turut mendukung proses pengobatan

penderita dengan ikut menjaga kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekitar.

2. Persepsi sehat-sakit yang salah di masing-masing keluarga binaan diubah

secara perlahan dengan melibatkan dukungan kader-kader kasehatan dan peran

serta pihak puskesmas yang lebih intensif misalnya dengan memberikan

penyuluhan-penyuluhan dan pelatihan bagaimana hidup sehat yang baik.

3. Dibutuhkan peran aktif dari petugas kesehatan untuk memberikan komunikasi,

informasi dan edukasi yang tepat dan berkelanjutan pada penderita dan orang-

orang terdekatnya.

17