Upload
elfadha-nadya-kusuma
View
105
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
-
Citation preview
The Organic Way in Bina Sarana Bakti, Cisarua Bogor
Disusun oleh: Maria Lestari 150610100040 Indra Maulana Azwan 150610100046 Yusuf Adi N 150610100057 Reymon Santi O N 150610100075 Rizki Martha 150610100077
Kelompok 4
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARAN2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan kuliah lapangan pemasaran agribisnis The Organic Way in Bina Sarana Bakti, Cisarua, Bogor. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Ibu Yosini dan teman teman yang telah membantu dalam penyelesaian tugas laporan ini.Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam pembuatan tugas laporan ini. Oleh karena itu, kami menerima kritikan dan saran yang membangun guna perbaikan tugas laporan ini. Demikian kami sampaikan tugas laporan ini. Semoga bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.
Jatinangor, Desember 2011 Penyusun
BAB 1PENDAHULUAN
Dalam pertanian cukup banyak petani yang tidak mempedulikan proses dalam usahatani. Mereka hanya fokus terhadap hasil atau eksploitatif terhadap tanaman. Tanpa mempedulian keberlangsungan hidup tanaman itu sendiri dan unsur-unsur lingkungan disekitarnya.Pada tahun 1983 Pastor Agatho berkewarganegaraan Swiss tertarik dalam pengembangan pertanian organis diawali ketika bertugas di Sanggau, Kalimantan Barat pada tahun 1960. Kala itu Pastor mendapati banyaknya petani yang mengeluh tidak mampu menghadapi serangan hama sehingga mengalami kegagalan panen. Selain itu juga adanya pencemaran pestisida kimia terhadap tanaman yangberdampak pada penurunan kesehatan petani.Ketika pulang ke negerinya, Pastor Agatho mengamati dan mempelajari secara khusus sistem pertanian organik yang dikembangkan di sana. Namun dorongan untuk mengembangkan pertanian organis di Indonesia semakin kuat seusai membaca buku The One-Straw Revolution karya Masanobu Fukuoka, penggerak pertanian organik di Jepang. Fukuoka mengatakan, dalam pertanian yang utama bukan teknik, melainkan sikap. Sikap itu adalah sikap yang menghargai alam dan seisinya, yang kemudian mengejawantah dalam cara bercocok tanam. Dengan model ini, sistem pertanian dilakukan tanpa adanya campur tangan zat kimia, dan hasilnya sayuran, tumbuhan dan biji-bijian dapat berkembang baik dengan asupan alami dari tanah. Hal ini dapat terjadi karena ada keharmonisan antara alam dengan perlakuan manusia.Pastor Agatho kemudian mendirikan Pusat Pengembangan Organis bernama Yayasan Bina Sarana Bakti di desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor pada tahun 1984. Melalui Yayasan tersebut, Pastor Agatho memperkenalkan konsep pertanian organis. Menurutnya, Organis berasal dari kata organ, aslinya dari bahasa Yunani organon, yang artinya alat kerja. Kata dasarnya Ergon, yang berarti pekerjaan. Jadi organis berarti alat kerja (organ) yang bekerja untuk organisme. Organ yang bekerja dengan baik, organisme pun akan sehat. Sikap hidup inilah yang perlu kita kembangkan untuk mencapai harmonis antara manusia dengan alam. Konsep ini menggambarkan kesatuan unit yang mendasar dimana masing-masing teratur dan terarah pada satu kesatuan: harmoni antara organ dan organisme. Setiap anggota mendukung keseluruhan, dan keseluruhan menjaga anggotanya.Alasan dibentuknya pembangunan pertanian ini adalah:1. Negara Indonesia adalah negara agraris 2. Mata pencaharian masyarakat Indonesia mayoritas adalah petani3. Pertanian banyak yang cenderung merusak ekosistem atau inputnya tidak meliputi syarat-syarat alamiah
Dalam laporan kali ini kami akan mengulas tentang Yayasan Bina Sarana Bakti yang berhubungan dengan pemasaran agribisnis.
Profil Yayasan Bina Sarana Bakti di Cisarua, BogorSingkatan : BSBContact Person : P. Agatho Elsener / Ir. YP. Sudaryanto (Direktur Eksekutif / Sekretaris)
Alamat :Jl. Gandamanah 74, Tugu Selatan; atauPO. BOX 32 Cisarua, BogorKota : Jawa BaratKode Pos : 16750Telepon : 0251-254531Fax : 0251-253334Hp : Email : [email protected] / [email protected] Organisasi : yayasan, foundationTahun Berdiri : 1984Jumlah Staf: 95Sumber Dana : donatur dan income sendiriKegiatan (2 tahun terakhir) :peringatan dinijurnalisme perdamaian/strategi-strategi media penguatan masyarakat sipil memberi contoh tentang hidup harmoni, bukan saja dengan manusia lain tapi juga dengan alam.
Kegiatan (2 tahun ke depan) : pengembangan dan penyebar luasan ide organis: berkarya bagi kemajuan bersama
Tingkat Kegiatan : NasionalArea Geografis :Jawa Barat
Mitra Kerja dan Jaringan : Indonesia : BLPP Ciawi, ELSPATT, Jaker PO Jabar DKI, SPTN HPSInternasional : IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement) Germany, ECHO (Educational Concern for Hunger Organization) USA, Earth Action Network USA
Pelayanan-pelayanan :PelatihanPertukaran informasiPenelitianDukungan teknisJaringan KerjaKami melayani semua orang yang mau belajar untuk melayani, tetapi kami tidak mau membantu orang yang hanya mau dilayani saja.
Keterangan Singkat Organisasi : Yayasan Bina Sarana Bakti (Pusat Pengembangan Pertanian Organis) sejak 1984 telah mengembangkan Pertanian Organis karena melihat pertanian modern telah merusak alam yang menjadi dasar kehidupan.
VisiBSB berusaha memahami evolusi alam dan kenyataan pembangunan manusia. Dua karya tersebut ternyata berbeda, dimana menurut Pencipta semua ada untuk melayani yang lain, sementara manusia mengira semua itu ada untuk dipakai sendiri. Alam bersifat organis, manusia bersifat egois.BSB berkeyakinan sikap organis itulah yang menjadi dasar kemajuan.Di dalam alam segala sesuatunya menghasilkan lebih daripada yang dibutuhkannya sendiri, lebih banyak menguntungkan yang lain daripada diri sendiri.
MisiMisi dituangkan dalam nama BSB, yaitu ingin membina (menyiapkan, mengembangkan) berbagai sarana (metode, alat) agar setiap manusia bisa makin berbakti dan melayani sesama, alam, dan Tuhan.
Kegiatan1. Penelitian Organis2. Produksi Organis3. Pemasaran Organis 4. Pelatihan Organis 5. Gerakan Organis
BAB IIPEMBAHASAN
Sistem Yayasan Bina Sarana BaktiSistem pertanian organis, berupaya meniru sedekat mungkin dengan sistem kehidupan yang alam berikan. Mengingat alam sudah terbukti mampu bertahan, mendukung organisme di dalamnya (hewan, tumbuhan, manusia, hingga mikroorganisme di dalam tanah) dengan mekanisme harmonisnya. Maka petani yang merawat alam akan mendapatkan manfaat dari alam tersebut, sehingga tidak diperlukan pupuk dan pestisida untuk memperkaya tanah, maupun bibit rekayasa genetik. Karenanya, produk pertanian organis tidak saja menguntungkan secara ekonomi dan kesehatan, tetapi juga membuat petani menjadi mandiri, karena tidak perlu bergantung pada penggunaan pupuk dan zat-zat kimia lainnya untuk memperkaya tanah, seperti para pertanian modern.Pastor Agatho menambahkan, dengan konsep seperti itu, menurutnya lebih tepat menggunakan imbuhan is (organis), yang berarti sifat, ketimbang ic (organic) yang berarti ilmu atau bidang, seperti yang sudah umum digunakan orang kebanyakan selama ini.Melalui Yayasan Bina Sarana Bakti di lahan 10 hektar, selain menyediakan lahan untuk ditanami, juga dibangun kantor, asrama, dan perpustakaan yang menjadi sarana belajar bagi siapa saja yang berminat mengembangkan pola hidup organis. Di pusat pengembangan organis ini terdapat beberapa program kegiatan: penelitian, produksi tanaman dan benih organis pengembangan pasar tanaman organis, dan pelatihan atau kursus pertanian.Penataan dan pembangunan gedung dan lahan di areal tersebut juga dirancang sedemikian rupa mengikuti prinsip-prinsip organis. Meski beberapa areal menjadi gedung, namun di atas bangunan tersebut dapat ditanami tanaman organis. Atap bangunan juga menjadi wahana penampung air hujan yang kemudian disalurkan ke bak penampungan untuk kemudian menjadi sumber air penyiraman bagi tanaman.Selain itu, aliran air sungai yang membelah lokasi diatur dengan irigasi dan kemudian ditampung di bak penampungan. Bak penampungan ini berfungsi sebagai penyaring dan penetralisir air, mengingat tak jarang air sungai membawa sampah, lumpur, pasir, maupun sudah terkontaminasi bahan-bahan limbah rumah tangga (deterjen, sabun, dan lainnya), maupun limbah pertanian (pupuk dan pestisida). Untuk menetralisir air dari limbah dibiarkan gulma air (seperti eceng gondok), sedangkan pasir dan lumpir, dipisahkan untuk dimanfaatkan kembali dengan berbagai fungsi. Lumpur dapat menjadi media tanam yang sangat subur, sedangkan pasir digunakan untuk bahan bangunan. Sedangkan arus sungainya juga digunakan sebagai penggerak generator untuk menghasilkan listrik. Air yang sudah disaring kemudian digunakan untuk menyiram seluruh areal lahan. Inilah prinsip organis, dimana setiap bagian mendukung perkembangan bagian lain dan bekerja secara harmonis.Kemudian, untuk mengembangkan lebih lanjut ke masyarakat, Yayasan ini banyak menyelenggarakan pelatihan, seminar dan workshop di berbagai daerah. Hasilnya cukup menggembirakan, dimana banyak pengunjung, maupun petani yang mendukung pentingnya model pertanian organis yang meninggalkan pestisida dan zat kimia lainnya.Setelah bertahun-tahun, bersama Ir. Soedaryanto, alumnus pertanian UGM, mereka kini lebih menekankan aspek penelitian agar model pertanian organis lebih dekat meniru alam yang sesungguhnya. Bagi mereka, tanah adalah sistem kehidupan yang relatif mudah diganggu. Untuk itu pekerja tidak diperkenankan mengolah tanah dengan cangkul, tetapi cukup dengan garpu. Tujuannya adalah agar tidak membunuh kehidupan di dalam tanah yang bermanfaat menyuburkan tanah, seperti cacing tanah.Selain itu, dalam setiap bedengan lahan berukuran luas 10m2, ditanami bercampuran 2-3 jenis tanaman sayur. Tujuannya adalah untuk menjaga tidak terjadinya ledakan populasi hama tanaman, dan bisa menyuburkan tanah, karena rotasi berbagai jenis tanaman akan membuat unsur hara tanah menjadi lebih seimbang.Selain tanaman sayur, dalam bedengan juga tumbuh gulma dan semak belukar. Gulma tetap dipertahankan untuk memperkuat akar tanaman sawi, sehingga sawi tumbuh lebih baik. Rumput liar yang tumbuh, bila disiangi dan didiamkan dalam waktu tertentu akan menjadi humus yang memberikan kehidupan bagi cacing tanah, mikroorganisme, maupun jamur saprofit. Keberadaan hal tersebut akan menekan pertumbuhan jamur patogen, sehingga mendukung pertumbuhan tanaman sayur.Menurut Soedaryanto, dalam pengendalian hama penyakit, bagian terakhir adalah kuratif, yaitu pengobatan diberikan setelah tanaman terserang penyakit atau hama tertentu. Dalam pertanian organis, obat terdiri dari pestisida hayati dan nabati. Pestisida hayati adalah menggunakan musuh atau hama alami. Disini petani secara sadar menternak musuh-musuh alami, lalu menyebarkan ke tanaman yang terserang penyakit. Musuh alami ini kemudian akan mengendalikan perkembangan penyakit. Pestisida nabati lebih sederhana, yaitu menggunakan tanaman-tanaman yang berfungsi mengendalikan hama penyakit diracik sedemikian rupa menjadi cairan obat bagi tanaman.Namun dalam populasi hama yang sangat tinggi, pestisida nabati seringkali tidak efektif, ketimbang pestisida alami. Karena dalam pengobatan dengan pestisida nabati, yang disasar adalah untuk memperlambat perkembangan telur-telur atau larfa. Namun bila larfa menjadi hama dewasa, maka diperlukan hama lain yang akan memangsanya. Karenanya dalam pertanian organis, hama-hama tanaman pun dibiarkan berkembang untuk memenuhi siklus rantai makanan di dalam ekosistem. Tak mengherankan bila di dalam lahan pertanian organis akan tetap dijumpai burung katak, kadal, belalang, kupu-kupu, berbagai jenis serangga lainnya yang jarang ditemui di sistem pertanian modern yang menggunakan zat kimia. Hama dan predator hidup bersama di perkebunan sayur, sehingga hama dapat dikontrol secara alami oleh predator. Keanekaragaman hayati seperti ini disengaja, karena semakin beranekaragam suatu ekosistem, semakin membuat stabil ekosistem tersebut.Panen tanaman dilakukan setiap pekan pada hari kamis. Para petani mitra YBSB melakukannya dengan telaten. Tanaman dipetik dan dibersihkan, sedangkan sisa tanaman masih dimanfaatkan sebagai kompos. Kendati dipanen setiap pekan, ke-50 jenis tanaman selalu tersedia, karena pola penanaman dan pemanenanya diatur sedemikian rupa sehingga selalu dapat dipanen secara bersamaan, meski umur masak dari setiap tanaman berbeda.Hasil panen lalu ditimbang dan dipilah sesuai dengan keinginan pelanggan. Sayur-sayur lalu dikemas dalam plastik khusus, untuk menjaga kesegarannya. Selain menyebarkan ke berbagai tempat pelanggan, konsumen juga dapat membelinya langsung di tempat penjualan di Yayasan.Saat ini pelanggan hasil pertanian organis tersebar di berbagai kota besar. Selain melayani pelanggan rumahan, yang terbagi dalam kelompok-kelompok kluster, kini hasil pertanian organis juga dapat ditemui di berbagai gerai dan toko swalayan, diantaranya di Toko Buah Total Buah Segar dan Ranch Market.. Banyak pelanggan merasakan bahwa sayurannya terasa lebih segar, enak dan manis, serta tahan lama bila disimpan dalam lemari pendingin, ketimbang sayuran dari pertanian modern.. Dan apabila dimasak, rasanya jauh lebih enak. Selain itu mendukung pada pola hidup sehatKini bahkan dalam rangka mendorong gerakan organis ke masyarakat yang lebih luas, sudah berdiri komunitas organis yang bernama Cormundi, berarti orang yang hatinya terbuka untuk dunia. Menurut Pastor Agatho, inilah hasil dari prinsip organis, dimana satu sama lain saling mendukung.Untuk mendukung kepercayaan pelanggan, produk-produk organis disertifikasi oleh National Assosiation of Sustainable Agriculture Australia (NASAA). NASAA melakukan kunjungan dan menginspeksi lahan pertanian organis pada tahun 2001. Hal ini memungkinkan mengisi pasar international, seperti Singapura.Dengan mengkonsumsi tanaman organis, menjadikan tubuh lebih sehat, juga menjaga kelestarian lingkungan. Karenanya organis, bukan hanya soal pertanian, tapi sikap hidup untuk melayani, baik sesama, juga hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Inilah inti sikap hidup organis: mendukung harmoni alam, seperti moto Yayasan The Organic Way: All in Harmony.
Dibawah ini dijelaskan seluk beluk mengenai yayasan Bina Sarana Bakti yang berbasiskan pertanian organis:
Teknik pembaharuan pertanianLangkah pertama pembaharuan pertanian : Tinggalkan pertanian eksploitatif Ciptakan pertanian harmonis
Langkah kedua pembaharuan pertanian : Lebih polykultur bukan monokultur Tanah sebagai media subur kehidupan Tanah bukan media tanam, namun media kehidupan:- mikroorganisme adalah unsur mikroba yang sangat penting untuk menentukan kesuburan tanah.- pertahankan rantai makanan, ini sangat penting karena menyangkut OPT
Ini sulit diterapkan karena masalah mendasar yakni sikap manusia belum terbangun Padahal teknik perania akan mengikuti sikap manusia terhadap alam, tempat aktivitas pertanian dimulai. Apabila manusia fokus terhadap hasil pertanian saja berarti manusia eksploitatif.
Kegiatan dan Sarana Yayasan Bina Sarana BaktiYayasan ini bermaksud menyediakan materi pembinaan dan sarana bagi masyarakat agar lebih sedia berbakti pada pertanian dengan kualitas tinggi. Sehingga yang belajar di yayasan ini dapat melayani dengan baik dengan sarana yang bagus ditambah materi pembinaannya. Sikap organis seluruhnya menjadi harmoni dengan saling melayani, menguntungkan dan meninggalkan sikap egois.
Sikap organis: hasil pertanian adalah hasil dari sikap petaninya yang organis.Sikap organis meliputi:1. Sikap terhadap Tuhan2. Sikap terhadap alam3. Sikap terhadap manusia lain4. Sikap terhadap barangSikap-sikap tersebut harus dihargai.
Organik merupakan hasilnya sedangkan organis adalah proses nya. Hasil panen dilihat sebagai akibat bukan tujuan. Tujuan yayasan BSB ini berarti bukan kuantitas namun sikap terhadap tananam tersebut.
Luas tanah di BSB ini adalah sekitar 15 hektar yang terdiri dari rumah petani, bangunan, lahan produksi, lahan untuk penelitian, lahan untuk ternak dan lain-lain. Karyawan di BSB ini ada sekitar 96 orang.
Fasilitas kelengkapan secara detail:- Lahan pertanian (3,5-4 hektar lahan produktif)- Gedung kantor- Gedung pemasaran, administrasi dan pelatihan- 3 Gedung asrama (Asti, Merak, RBB)- Perpustakaan dengan 10.000 buku (3000 buku pertanian)- Lahan demonstrasi plot Asti dengan media budidaya jamur jaringan petani mitra- Jaringan agen pemasaran- Sarana transportasi (truck dan mobil angkut)- Pengairan dan sanitasi- Pembenih lokal- Pembibitan- Rumah pematangan kompos- Ternak- Perikanan- Jalanan ke kebun- Dapur umum dan jasa katering- Toko sayur
Program-program pendidikan dan pelatihanProgram untuk pemula:Satu minggu kursus pertanian organis dengan harga 2.580.000 rupiah.
Program singkat untuk lanjutan:1 hari 380.000/org2 hari 730.000/org3 hari 1.260.000/org
Produk Bina Sarana BaktiProdusen: Yayasan BSBKaryawan: 96 orangLahan: 15 hektarProduksi: 1. Sayur2. Benih3. DiklatKonsumen2.1 Sayur: Agen di Jakarta, Serpong, Tangerang, Bogor ada pula di Depok.2.2 Benih: Bogor dan Jakarta2.3 Diklat: Nusantara (dalam tahun ini yang mengikuti diklat sekitar 1500-1600 orang)
Pengaruh untuk pemasaran1. Lingkungan internalProduksi: kebun RBB, mitra, petani Pasar BSB: Grade A, Grade B, Sisa Sayur (diklasifikasikan menurut bentuk hasil pertanian) Packing Grade A ditujukan untuk agen dan outletPacking Grade B ditujukan untuk toko BSB
Mengapa tidak disupermarket?Harga yang BSB berikan mereka naikkan hingga 200%. BSB ingin sayur-sayur sehat ini lebih tersebar ke masyarakat luas dengan harga murah.
2. Lingkungan eksternalAgen, konsumen order ke bidang pemasaranBidang pemasaran order ke bidang produksi menyangkut : 1. Target tanam2. Info panen3. Panen berapa kali per mingguContoh: kebutuhan wortel: 600 kg/minggu, target tanam: 30 bed/mingguBidang produksi bidang pemasaran untuk distribusi.
Manajemen1. Manajemen Produksi- Kepastian produksi: 3 K (Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas)- Prinsip ProporsionalJumlah agen X permintaan = kemampuan lahan- Grade A dan B jelas (dilihat dari bentuk ukuran dan kemulusan)- Order ditanggapi fleksibel- Keanekaragaman produk:1. 52 jenis produk2. Daun-daunan, buah-buahan, umbi-umbian, kacang-kacangan
Pemanfaatan lahan:Lahan dibagi ke dalam blok-blok1 blok: 250 1 blok 175-200 bedengan1 bedengan: 1x 10 Tanaman dalam 1 bedengan : 2-3 crop dengan sistem variasi dan rotasi tanaman
2. Manajemen hargaSkema harga:Ongkos umum + variabel + produksi magin sosial 5% + pendidikan 5% + kesehatan 5% + kesejahteraan 5% +Harga petani
Ongkos umum + ongkos variabel + ongkos operasional pasar + 30 % +Harga agen atau toko
Ongkos umum + ongkos variabel + ongkos operasional pasar + 30 %+ 2000/kg +Harga konsumen
3. Laporan bulanan- Sewa gedung- Listrik- Tenaga administrasi- Tenaga dan sarana packing- Transportasi+Ongkos operasional pasar
Positioning1. Semua produk diberi stiker Agatho Organic2. Pamflet-pamflet3. Sosialisasi tips-tips mengenai sayur organis, keistimewaannya dari segi tertentu4. Menciptakan produk kualifikasi curah (Grade B) tidak usah dikemas langsung diangkut 1 kontainer
Membangun kemitraan agen1. Membagi wilayah menurut minat pelanggan, komunitas (Jakut, Jaksel, Jaktim, Cibubur, Depok, Bogor)2. Fokus pada outlet: total buah3. Komunikasi dengan agen 1x setahun (organis club)4. Model: order / minggu
Model Order- Sistem pesan dengan kontainer- Sistem paket @70.000 (buat daftar sayur yang diminati)- Sistem pesan/packing (misl: wortel saja)
Membangun KepercayaanPrinsip 3 K (Keterbukaan, kejujuran, dan kepercayaan)1. Organis harus bisa dikontrol2. Organis memberi informasi yang benar3. Organis pelayanan yang masuk akal4. Organis terbuka terhadap kritik
Daftar Produk Yayasan Bina Sarana Bakti NoProdukStatus
1BrokoliOrganis
2CaysinOrganis
3Kubis bungaOrganis
4Kubis putihOrganis
5KailanOrganis
6King pakOrganis
7PakchoyOrganis
8PetsayOrganis
9Bayam HijauOrganis
10Bayam MerahOrganis
11KangkungOrganis
12SpinachOrganis
13Slada winterOrganis
14Slada CosOrganis
15Slada KritingOrganis
16Slada headOrganis
17Slada merahOrganis
18AdasOrganis
19BasilOrganis
20KemangiOrganis
21PiterseliOrganis
22SledriOrganis
23Cabe hijauOrganis
24Cabe kritingOrganis
25CabeOrganis
26OkraOrganis
27Jagung BabyOrganis
28Jagung manisOrganis
29Labu besarOrganis
30Labu siamOrganis
31OyongOrganis
32PariaOrganis
33Timun LokalOrganis
34Timun TaiwanOrganis
35Terung LokalOrganis
36Terung UnguOrganis
37Tomat BaruOrganis
38Tomat CherryOrganis
39ZuceiniOrganis
40BitOrganis
41Bawang DaunOrganis
42LeekOrganis
43LobakOrganis
44UbiOrganis
45WortelOrganis
46BuncisOrganis
47Kapri MudaOrganis
48Kapri PolongOrganis
49Kapri pucukOrganis
50Kacang MerahOrganis
51Kacang PanjangOrganis
52Kacang tanahOrganis
53Kacang KecipirOrganis
54Poh-pohanOrganis
55GinsengOrganis
56SingkongOrganis
57Daun SingkongOrganis
58LengkuasOrganis
59KunyitOrganis
60SerehOrganis
61Ubi daunOrganis
62PepayaOrganis
63AlpukatOrganis
64NangkaOrganis
65PisangOrganis
66Slada airOrganis
67KenikirOrganis
68Jagung lokalOrganis
BAB 3PENUTUPDalam