Upload
andri-supriyandi
View
106
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan lembaga
Citation preview
BAB I
GAMBARAN UMUM LEMBAGA
1.1. Sejarah Lembaga
Pesantren Sindangsari Al-Jawami didirikan pada tanggal 03 Mei 1931 oleh
Asy-Syaikh KH. Muhammad Sudja’i (Almarhum) dengan nama asalnya
Pesantren “Sindangsari”. Inisiatif KH. Muhammad Sudjai ini mendapat dukungan
dari ayah beliau yaitu KH. Muhammad Ghazali dan dukungan paman beliau yaitu
H. Tamim serta saudara-saudara beliau, yaitu KH. Saeroji dan KH. Dimyati.
Pesantren “Sindangsari” merupakan pesantren tradisional yang cukup terkemuka
di Jawa Barat, sehingga sampai saat ini sudah melahirkan ribuan alumni dari
tahun 1931. Mereka pada umumnya menjadi ulama-ulama di berbagai pelosok di
Jawa Barat, dan diantaranya tidak sedikit yang menjadi pejabat pemerintah dan
menjadi pengusaha terkemuka.
Pada tahun 1960-an pembangunan ditingkatkan dengan dibentuknya
Panitia Pembangunan Pesantren, antara lain Bapak H. Djunaedi (sebagai Ketua
Pembangunan) dan H.R. Totoh Abdul Fatah, salah seorang menantu menjadi
Wakil Ketua, Bpk. H. Shaleh (Sekretaris) dan tokoh-tokoh lainnya seperti R.H.
Yahya (Caringin), sebagai seksi usaha dana, yaitu pembangunan yang meliputi
fisik madrasah yang besar dan masjid dalam pembangunan kedua yang hasilnya
lebih baik dibanding dengan pembangunan pertama pada tahun 1931. Sesuai
dengan kebutuhan dan untuk meningkatkan syi’ar Al-Jawami, masjid pada
pembangunan ketiga dengan ciri khas adanya menara yang tinggi menjulang,
dengan gambar (sketsanya) dibuat oleh seorang arsitek muda, sekaligus sebagai
pelaksana pembangunan, yaitu Endang Rachmat. Pembangunan Masjid ketiga dan
Madrasah besar dipimpin oleh KH.R. Totoh Abdul Fatah dibantu pula oleh
saudara-saudaranya seperti Bpk. H. Djaenudin (Babakan Situ), Bpk. KH.
Manshur, Bpk. KH. E. Rachmat, Bpk. KH. Atjep Rachmat, Bpk. KH. Aceng
Dahlan dan Bpk. K. Ade Abdul Manaf.
1
Pada tahun 1977 bersamaan dengan diselenggarakannya lembaga
pendidikan formal, nama Pesantren “Sindangsari” ditingkatkan dengan nama
Pesantren Sindangsari Al-Jawami Cileunyi Bandung. Al-Jawami memiliki
pengertian “lengkap dan universal”. Nama ini juga diambil dari nama sebuah
kitab yang disenangi beliau, sesepuh pesantren, yaitu Kitab Ushul Fiqih “Jamul
Jawami” Beliau senang dengan nama itu dan peletakan batu pertama Madrasah
Aliyah langsung oleh beliau disaksikan oleh Bapak H.A. Kunaefi, Gubemur Jawa
Barat dan H.R. Moch. Yogi S.M., Panglirna KODAM III Siliwangi.
Sejak saat itulah secara bertahap, lembaga pendidikan formal di Pesantren
Sindangsari Al-Jawami mulai didirikan, yaitu Madrasah Tsanawiyah (MTs),
Madrasah Aliyah (MA) yang dalam pembangunannya dipimpin oteh KH.R. Totoh
Abdul Fatah dan lembaga pendidikan tinggi lainnya.
Pada tahun 2001, pembangunan fisik kepesantrenan diserahkan oleh KH.R.
Totoh Abdul Fatah kepada K.H. Imang Abdul Hamid. Sedangkan para sesepuh
yaitu KH. Manshur, KH. Endang Rachmat, KH.R. Totoh Abdul Fatah dan putera-
puteri pendiri lainnya sebagai penasihat dalam pembangunan pesantren sekaligus
juga sebagai penasihat organisasi IKBAL (Ikatan Keluarga Besar AI-Ghazali).
Secara historis, pesantren Al-Jawami berkaitan erat dengan awal
pembentukan Majelis Ulama di Jawa Barat pada tahun 1958, yakni berawal dari
pertemuan yang dilakukan di Masjid Al-Jawami yang diikuti oleh ulama besar
Jabar dengan pihak Kodam III Siliwangi semasa Kolonel R.A. Kosasih sebagai
Panglima dan Letkol H. Mashud sebagai Kepala Staff. Sedangkan dari pihak
ulama diwakili oleh Mama K.H. Muhammad Sudjai’ (Ketua MUI Pertama Jawa
Barat), KH.R. Totoh Abdul Fatah (Sekretans MUI Pertama dan pada gilirannya
yang bersangkutan menjadi Ketua Umum MUI Jabar mulai tahun 1985 sampai
tahun 2000, kemudian sejak tahun 2000 yang bersangkutan diangkat sebagai salah
seorang unsur Ketua MUI Pusat). Selanjutnya kepengurusan MUI Jabar masa
kepemimpinan Mama KH. Muhammad Sudjai’ didampingi oleh ulama-ulama
Jabar, yaitu: Mama KH. Badruzzaman (Pst. Biru Garut), Mama KH. Burhan (Pst.
Cijawura), Mama KH. Habib Utsman (Pst. As-Salam Bandung), Mama KH.
2
Sulaeman (Pst. Batujajar), Mama KH.Abdul Malik (Sesepuh Pendidikan Agama
Jabar). Dukungan dari pihak Pemerintah Sipil (Depag) diwakill oleh Bpk Arhata
dan Bpk H.R. Sutalaksana.
Dukungan terhadap keberadaan MUI Jabar ini disambut baik oleh para
ulama besar, dibuktikan dengan kunjungannya ke Al-Jawami antara lain Buya
Ace dan Buya Yusuf (Banten), KH.R. Syatibi (Sumedang), KH. Mahmud
(Sumedang), Mama KH. Muhyidin (Pagelaran), KH. Tatang Abdul Kudus
(Subang), KH. Mustamid Abas (Buntet Cirebon), Sesepuh Pst. Cipasung, KH.
Ishak Faried (Cintawana), KH. Yusuf Tojiri (Garut), KH. Asmuni (Tangerang),
KH. Udung Abdurahman (Cikoneng), pendiri Pst. Darussalam (Ciamis), KH.
Romli (Garut), KH. Ali Utsman (Mewakili Unisba Bandung), Sesepuh Pst.
Ciwaringin Cirebon, Pendiri Pst. Ujung Harapan KH. Noer Ali (Bekasi), Kyai R.
Ayub dan KH.A. Syadili Rancaekek, Mama KH. Uyeh Balukiya Syakir (Soreang)
dan Mama Cangkorah Batujajar Bandung.
Pesantren Sindangsari Al-Jawami mendapatkan kunjungan para Pejabat
Pemerintahan antara lain, Menag Mukti Ali, Menag H. Alamsyah
Ratuprawiranegara, Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat, HR. Nuriana
(Peresmian Santri Raksa Desa), Menag H. Munawir Sadzali, MA, Menhut Dr. Ir.
Muslimin Nasution, Menteri Negara Pakistan, Pengusaha Probosutedjo, Wapres
Soedharmono, SH. dan Menteri Negara Riset dan Teknologi Dr. Muhamad AS.
Hikam.
Profil Pesantren
Nama : Pondok Pesantren Sindangsari Al-Jawami
Didirikan pada : Tanggal 03 Mei 1931
Pendiri : KH. Muhammad Sudja’i
Pimpinan : KH. Imang Abdul Hamid
Alamat : Komp. Ponpes Sindangsari Al-Jawami Sindangsari RT.03
RW.21Desa Cileunyi Wetan Kec. Cileunyi Kab. Bandung
Jawa Barat 40622
Jumlah Santri : 150 orang (putra/putri)
3
1.2. Visi dan Misi Lembaga
Pesantren Al-jawami memiliki Visi sebagai berikut “ Menjalin Ukhuwah
Menjalankan Syari’ah”. Untuk menopang Visi diatas Pesantren Al-jawami
memiliki beberapa Misi yaitu :
1. Menyampaikan bahwa agama yang benar adalah Islam.
2. Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
3. Mencetak generasi muda yang berakhlaqul karimah.
4. Membina umat dalam menjalankan syariat.
5. Mencetak generasi muda yang dipenuhi dengan keilmuan agama.
6. Mencetak generasi muda yang siap berkiprah di masyarakat dalam
menyampaikan ajaran rasul.
7. Menanamkan istiqomah dalam beribadah.
1.3. Program dan Kegiatan Lembaga
Program dan kegiatan yang ada di yayasan al-jawami diantaranya:
1. Corps Dakwah Santri Al-jawami (CDSA)
2. Pembinaan majelis ta’lim, DKM, IRMA, dan lemmbaga
pendidikan masyarakat
3. Karya nyata santri (KNS), yaitu kegiatan pengabdian masyarakat
4. Lembaga pengembangan tilawah al-quran
5. Pengajian kitab kuning
6. Muhadorohan/tamsilan
7. Pengembanganb seni, kaligrafi, marawis dan nasyid
1.4. Struktur dan Fungsi Lembaga
Struktur kepengurusan di Ponpes Sindangsari Jawami terbagi ke dalam
kedua kepengurusan, yaitu Dewan Santri (Desan) dan Corps Dakwah Santri Al-
Jawami (CDSA). Dua kepengurusan ini memiliki kedudukan setara dan berada
dibawah pimpinan pondok pesantren, dewan penasihat, dan dewan tahkim wal
4
jarimah. Mengenai fungsi kedua struktur pengurusan ini memiliki fungsi yang
berbeda-beda sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.
Dewan Santri (Desan) memiliki tanggung jawab pada aspek menejerial
pesantren (intern). Desan merupakan struktur yang menjalankan roda organisasi
pesantren. Selain itu, Desan diposisikan sebagai organisasi santri yang menjadi
pembantu sekaligus partner yayasan dalam memajukan pesantren. Desan memiliki
posisi strategis dalam menentukan masa depan pesantren.
Sedangkan Corps Dakwah Santri Al-Jawami memiliki tanggung jawab
untuk merealisasikan program yang bersifat ke luar lembaga (eksternal). CDSA
mempunyai wilayah kerja merealisasikan program kerja membina majelis taklim
yang berjumlah 16 majelis taklim yang tersebar di beberapa daerah, diantaranya di
Kampung Manjah Beurem, Nyalindung, Pejaten, Situhiang, dan Warukut. Dengan
rincian sebagai berikut:
1. Manjah Beurem 4 buah
2. Nyalindung 7 buah
3. Pajaten 1 buah
4. Situhiang 1 buah
5. Warukut 3 buah
Program yang dilaksanakan adalah dakwah dengan menggunakan metode
ceramah. Selain ceramah, CDSA juga melakukan pembinaan terhadap anak-anak
melalui madrasah diniyah awaliyah (MDA) yang berlokasi di Pejaten.
A. Struktur Pengurus Dewan Santri (Desan)
B. Struktur Pengurus Corps Dakwah Santri Al-Jawami (CDSA)
5
ORGANIGRAM PENGURUS DESAN 2010-2012
Dewan Penasihat:Drs. H. Ridwan Apandi
DR.H.Deding Ishak Ibnu Suja’,SH. MM.Endun Atmadiputra, Sm. Hk.
Drs. Abdullah RomliIr. Sorban Isma’il
IPDA Iyus Ali Yusuf, SH.
K.H. Imang Abdul HamidPimpinan Ponpes Sindangsari Al-jawami
Dewan Tahkim Wal Jarimah:Hilman Farouq, S.Pd.IUjang Samsul, S.Pd.IAce Ahmad Lalaludin
Eri AgustianKetua Umum Dewan Santri
Sumber : AD/ART Dewan Santri Al Jawami.
Bidang PSDMOKetua : Muh. MunirRosid Bahar
Bidang PendidikanKetua: Eris Riswandi
Bidang OlahragaKetua: Rifky L
Rahman S
Bidang InfokomKetua : AbdurahmanHeri Kusaeri
Bidang BangkesKetua : Rahmat AKhoerudin
Bidang KeamananKetua : Nasrul A
A. SulaemanKirman SImansyah
Bidang Seni danBudayaKetua : Ayip A
Sepriyanto S
SANTRI
Berikut ini adalah tugas-tugas atau program kerja DESAN:
1. Ketua umum
a. Bertanggung jawab kepada YAPMI.
b. Sebagai policy umum dan penanggung jawab untuk keseluruhan
kegiatan bidang-bidang.
c. Wewenang yang dimiliki:
1. Secara periodik minimal ½ bulan sekali mengadakaan kunjungan
ke tiap asrama.
2. Koordinasi dan konsolidasi intern dan ekstern organisasi
3. Mengingatkan dan mengaktifkan pengurus yang tidak aktif secara
lisan maupun tulisan.
4. Melakukan reshulfe pengurus yang tidak dimungkinkan lagi
keaktifannya.
5. Setiap triwulan melaporkan kepada yayasan tentang kondisi santri
dan Dewan Santri dengan segala problematika serta rencana
prioritas triwulan berikutnya dengan problematikanya.
6. Proaktif meminta dan mencari masukan dari penasihat dan
pembina secara berkala (minimal 2 bulan sekali).
7. Pelantikan, Up-grading, Raker, rapat evaluasi triwulan dan musdes.
8. Mewakili organisasi dalam kegiatan intra dan ekstra pesantren.
2. Sekertaris Umum
a. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
b. Penanggung jawab kesekertariatan dan pengelola administrasi Dewan
Santri.
c. Bersama Ketua Umum menangani masalah-masalah intern dan ekstern
organisasi.
d. Wewenang yang dimiliki:
1. Membuat schedule time keseluruhan program Dewan Santri.
2. Mewakili Ketua Umum dalam kegiatan ekstra/intra apabila
berhalangan hadir.
9
3. Pendataan santri (triwulan sekali).
4. Membuat kartu santri.
5. Menata ruang BPH dan kantor DESAN.
6. Menyediakan buku tamu.
7. Membuat daftar piket di kantor DESAN.
8. Pembuatan buku agenda surat keluar dan masuk serta
mengarsipkannya.
9. Pembuatan daftar hadir pertemuan dan notulen rapat.
10. Membuat organigram kepengurusan.
11. Membuat buku sambung rasa dan kotak saran.
12. Mengkoordinatori penerimaan santri baru.
3. Bendahara Umum
a. Bertanggung jawab kepada Ketua Umum.
b. Pemegang koordinasi keuangan Dewan Santri.
c. Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh Wakil Bendahara Umum.
d. Wewenang yang dimiliki :
1. Mengontrol pemasukan dan pengeluaran keuangan Dewan Santri
2. Memberikan laporan keuangan kepada yayasan minimal 1 bulan
sekali.
3. Memberikan uang remisi kepada asrama 10% apabila sudah
memenuhi target min. 85% dari syahriyah.
4. Memberikan infaq kesejahteraan kepada:
Tenaga pengajar
Yayasan
Mustadh’afin
Dan lain-lain
5. Membayar rekening listrik
6. Memeberikan surat peringatan kepada orang tua santri yang
menunggak lebih dari 2 bulan.
7. Mengoptimalkan setoran uang dari bendahara tiap asrama.
10
4. Bidang Pendidikan
a. Target
Terciptanya santri yang berilmu amaliyah dan beramal ilmiah serta
mempunyai wawasan keilmuan yang luas.
b. Bentuk Kegiatan
1. Menyelenggarakan ta’aruf bagi santri baru.
2. Membuat schedule time kegiatan dan rapat bidang.
3. Menyelenggarakan nahtsul masail dan diskusi ilmiah.
4. Melaksanakan tamsilan asrama dan umum.
5. Menyelenggarakan tahlilan/marhaba/istighasah.
6. Melaksanakan perayaan PHBI.
7. Mengatur kegiatan pengajian santri.
8. Mengadakan rihlah ilmiah dan ziarah Ba’da Jumatan.
9. Pemutaran film yang edukatif.
10. Mengupayakan hul dan temu alumni.
11. Mengkondisikan shalat berjamaah.
12. Mengadakan Praktik Ibadah.
5. Bidang Pembangunan dan Kesejahteraan
a. Target
Terciptanya lingkungan yang kondusif dan sehat.
b. Bentuk-bentuk kegiatan
1. Mengontrol serta memelihara jet pump dan listrik.
2. Memperbaiki bangunan pesantren yang rusak.
3. Menetapkan tempat pembuangan sampah.
4. Mengupayakan santunan bagi santri yang terkena musibah.
5. Mengelola pembayaran listrik.
6. Mengkoordinir gerakan K-3 (Kebersihan, Kesehatan dan
Kerapihan).
7. Menyediakan peralatan P3K dan K-3.
11
8. Menginventarisis dan memelihara barang atau peralatan Dewan
Santri.
9. Mengefektifkan jadwal kebersihan.
10. Membuat schedule time program kerja dan rapat bidang.
6. Bidang Keamanan dan Ketertiban
a. Target
Terciptanya kestabilan, keamanan, serta ketertiban pesantren.
b. Bentuk kegiatan
1. Membuat tata tertib pesantren dan mengefektifkannya.
2. Menangani surat izin pulang/bepergian dan sakit.
3. Membuat daftar ronda dan mengefektifkannya.
4. Mengingatkan santri yang melanggar peraturan dan
merekomendasikannya pada Dewan Tahkim wal jarimah.
5. Bekerja sama dengan keamanan dan ketertiban asrama untuk
mengaktifkan santri pada kegiatan kepesantrenan.
6. Mengadakan koordinasi dengan pemerintah setempat.
7. Membuat schedule time program kerja dan rapat bidang.
8. Mengusahakan sarana dan prasarana kamtib DESAN.
9. Koordinasi dengan pihak keamanan asrama untuk menggairahkan
shalat berjamaah.
7. Bidang informasi dan komunikasi
a. Target
- Media “akademi kreativitas” santri dalam sistematisasi dan
transformasi ide dan gagasan.
- Merangsang kreativitas santri dalam berkreasi informasi.
b. Bentuk kegiatan.
1. Membuat schedule time kegiatan dan rapat bidang.
2. Membuat mading.
3. Mebuat buleting mading.
4. Mengadakan diskusi media informasi.
12
5. Membuat kalender pesantren.
6. Mengadakan EVENT ORGANIZER :Diklat Jurnalistik.
7. Berlangganan koran, merawat dan membundelnya.
8. Memelihara dan menginventarisir sarana informasi dan peralatan
perpustakaan pesantren.
9. Mengusahakan penambahan koleksi perpustakaan.
10. Membuat kartu perpustakaan.
11. Melayani peminjaman buku dan mengontrol pengembaliannya.
8. Bidang olah raga
a. Target
Membumikan olah raga terhadap seluruh santri agar tercipta kondisi
fisik yang sehat dan prima.
b. Bentuk kegiatan.
1. Membentuk tim inti olah raga.
2. Mengadakan latihan olah raga secara intensif.
3. Mengupayakan membuat jadwal olah raga.
4. Inventarisir peralatan olah raga
5. Mengadakan pertandinga olah raga persahabatan.
6. Mngupayakan penyediaan peralatan olah raga.
7. Membuat kaos team.
8. Membuat mading olah raga.
9. Mengadakan pertandingan antar asrama.
10. Mengadakan turnamen di luar pesantren.
9. Bidang seni dan budaya
a. Target
Santri memiliki wawasan seni dan budaya serta mampu
mengekspresikannya.
b. Bentuk kegiatan.
1. Mengadakan seleksi minat dan bakat.
2. Membuat dan mengembangkan seni Islami.
13
3. Menyusun jadwal latihan dan melaksanakannya.
4. Mengikuti festival seni Islami.
5. Menginventarisir peralatan seni Dewan Santri.
6. Membuat schedule time dan rapat bidang.
7. Mengupayakan pembuatan seragam pertunjukan seni.
8. Mengkoordinir pertunjukan seni dalam berbagai kegiatan di dalam
dan di luar pesantren.
9. Menunjuk koordinator pada tiap cabang seni dan budaya.
10. Bidang pemberdayaan sumber daya manusia dan organisasi.
a. Target
Media pembentuk santri yang peduli akan oraganisasi.
b. Bentuk kegiatan
1. Sosialisasi bidang
2. Membuat schedule time kegiatan
3. Fasilitator penyelenggara kegiatan orsientasi santri baru.
4. Menyelenggarakan MUSDES, pelantikan, RAKERDES, dan Up-
Grading pengurus.
5. Pelantikan manajemen kepemimpinan dan organisasi
6. Diskusi tentang manajemen kepemimpinan dan organisasi
7. Mengadakan rapat evaluasi.
1.5. Mekanisme Kerja Lembaga (Alur Kerja)
Alur kerja atau biasa disebut jalur birokrasi di lembaga ini berawal dari
Dewan Santri (Desan) kemudian ke pembimbing. Untuk perizinan pembuatan
acara harus meminta izin dahulu kepada Dewan Santri dan kemudian kepada
pembimbing dalam hal ini Dewan Takim Wal Jarimah dan Dewan Penasihat yang
kemudia mendapat persetujuan dari Pimpinan Ponpes. Program-program yang ada
di lembaga ini bersifat konstan dan untuk permohonan bantuan dana, proposan
yang di buat di tujukan kepada alumni-alumni dan perusahaan-perusahaan
terdekat.
14
1.6. Sarana dan Prasarana
Beberapa sarana dan prasarana yang dimiliki Pondok Pesantren Al Jawami
diantaranya sebagai berikut :
1. Mesjid 1 buah
2. Asrama santri yang terdiri dari :
Asrama putra 3 buah
Asrama putri 2 buah
3. Perpustakaan 1 buah
4. Aula 1 buah
5. Lapangan badminton 1 buah dan sarana olahraga lainnya
6. Kantor Dewan Santri (Desan)
7. Sarana air jet pump
1.7. Salah Satu Aspek Yang Menjadi Fokus Intervensi
Berdasarkan hasil assessment dan analisis SWOT yang prkatikan lakukan
serta konsultasi yang dilakukan dengan dosen pembimbing, akhirnya memutuskan
jika salah satu aspek yang menjdi fokus intervensi adalah Aspek Struktur
Organisasi dan Tata Kerja (SOTK). Pada dasarnya Ponpes Sindangsari Al-Jawami
sudah memilki SOTK, namun berdasarkan analisis yang dilakukan perlu adanya
beberapa perbaikan dan penambahab untuk SOTK yang telah ada untuk
menunjang perkembangan dan kemajuan ponpes kedepannya.
15
BAB II
PROSES PRAKTIKUM
2.1. Perencanaan Kegiatan Praktikum
Kegiatan praktikum kelompok yang dilakukan yaitu melalui beberapa
tahap :
1. Pra Lapangan
Pada pembekalan ini kami diberikan berbagai pengetahuan
dan materi-materi yang berhubungan dengan manajemen lembaga
pelayanan sosial. Dengan maksud agar kami diharapkan
memahami dalam mengelola organisasi dan mempunyai
pengetahuan dalam mengelola lembaga. Selain itu juga kami
dibekali dengan berbagai persiapan akademis, seperti :
a. Persiapan administrasi
b. Pengayaan atau pra pembekalan
c. Workshop praktikum
d. Persiapan untuk melaksanakan praktikum
e. Pengumpulan data
f. Analisis data, implementasi pengetahuan dasar dan praktis
g. Rancangan praktikum untuk memperkuat kompetensi
2. Lapangan
a. Pelaksanaan praktikum sesuai kompetensi kebutuhan
lembaga tempat praktikum
b. Supervisi lapangan
c. Bimbingan praktikan
3. Pasca Lapangan
a. Penyusunan laporan
b. Pertemuan kelompok praktikum dengan supervisor
c. Pra Seminar
16
d. Persiapan seminar
e. Seminar
f. Evaluasi
2.2. Implementasi Kegiatan Praktikum
Selasa, 17 April 2012
Kelompok kami berencana untuk ke lembaga ya itu Rumah Zakat,
ketika salah satu teman kami menghubungin supervesor Rumah Zakat
tersebut ada pemberitahuan dari mereka bahwa surat perizinan yang di
berikan kepada mereka dari pihak dosen kami salah format dan harus di
refisi. Refisi tersebut ternyata sudah di email kan kepada pihak dosen dan
belum ada pemberitahuan lanjut ke kami mahasiswa dan kami harus
menyelesaikan suran izin terlebih dahulu. setelah itu kami memutuskan
untuk tidak datang ke lembaga Rumah zakat .
Kamis, 19 April 2012
Kamis sekelompok pada hari kamis ini berangkat ke Rumah zakat
yang berlokasi didekat BSM. Sesampainya disana kami mempernalkan
diri dan menjelaskan tujuan kami datang kerumah zakat itu untuk apa dan
sekalian memberikan surat pengantar yang diberikan dari jurusan. Ketika
kami sudah mempernalkan diri dan berbincang-bincang oleh oleh kepala
bagian rumah zakat ternyata mereka sedang mengadakan ISO yang di
adakan pada bulan Juni kepada seluruh divisi yang ada di rumah zakat
tersebut. Setelah ini kami dapat tawaran dari kepala bagian untuk di
tempatkan di divisi penyaluran. Disitu kami tidak bisa mengambil
keputusan langsung dan kelompok kami memutuskan untuk
membicaarakan kepada dosen pembimbing. Dan setelah itu kami izin
pulang. Setelah kelompok kita keluar dari rumah zakat kami mencoba
untuk mentelepon ibu mei, menceritakan apa yang terjadi dan kami
meminta saran apa yang harus kelompok kami lakukan kepada beliau.
Lalu beliau memberikan saran kepada kami untuk menemui bapak sahadi.
17
Setelah itu kami sekelompok kembali ke kampus dan bertemu oleh bapak
Sahadi. Ketika kami berbicara dan menceritakan semuanya, bapak sahadi
memberikan keputusan untuk mengganti lebaga kami karena divisi
penyaluran itu bukan divisi yang dimaksud dari matakuliah menejemen
lembaga ini. Lalu beliau memutuskan untuk memindahkan kami ke
pondok pesantren Al-Jawami.
Rabu, 25 April 2012
Kita sudah ke lembaga al-jawami. Sudah perkenalan kita itu siapa
dan ingin apa. Lalu dari hasil kita bincang" ternyata mereka 2 minggu
kedepan ada acara minggu pertama pelatikan. Minggu kedua merumuskan
program mereka. Lalu hasil dari diskusi kelompok kita untuk menanyakan
kembali kepada dosen pembimbing.
Jumat, 27 April 2012
Pada hari jumat, 27 April 2012 Kami ke lembaga untuk
mengassesment lembaga Ponpes Al-Jawami dan berbincang-bincang
dengan pihak lembaga supaya bisa lebih dekat agar kita dapat gampang
mendapatkan informasi dan data selama praktikum.
Selasa, 1 Mei 2011
Bimbingan dengan bu mei di FISIP dago membicarakan mengenai
Pemetaan SWOT. Memungkinkan yang untuk dibuat di RENSTRA nyaa,
pertimbangan rencana kedepan dari mereka di tangkap dan di tulis. Contoh
laporan 2008 tentang RENTRA. Terus pilih pilihan yang yang mau di
pilih. Ubtuk HRD ada sesuatu yang menarik. Ya itu pengurus dari santri
sendiri. Finasricing, uangnya di buat program CDSA di buat program paud
dll. Kalo SIM todak terlalu banyak ngobrol. Kalo dari HRD pengelolahan
yang baik tuh seperti apa?? Jobdes HRD itu seperti apa. Jobdes mereka
bagaimana cara memilah" waktu untuk mengurus dan kuliah seperti apa.
empiritnya bagaimana. Kapasitas mereka perlu di lihat lagi atau engga.
Kita mengasi masukan mengenai HRD tentang struktur dan program
mereka. Tapi semua ituuuu asal dasarnya jelas. Kenapa masalah HRD di
18
urus oleh santri itu. Alasan kenapa yayasan ini di urus oleh santri di
tanyakan kepada memilik yayasan. Jadi setiap divisi di SWOT.
Tipikal ke unikan pesantrennya apa? Renstra lampirin. Kalo nanti ada
program semuannya di tulisss. Melihan perbandingan antara kepengurusan
lama dengan baru. Karakteristik lembaga sosial.
Jumat, 04 Mei 2012
Bimbingan dengan supervisior di Dago untuk berkonsultasi
mengenai Lembaga Ponpes Al-Jawami yang selama beberapa kali kami
datang ke Lembaga kami tidak menemukan adanya pelayanan sosial.
kemudian Bu Mei menyuruh untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai
Lembaga Ponpes Al-Jawami apakah Ponpes Al-Jawami mempunyai
pelayanan sosial atau tidak.
Sabtu, 05 Mei 2012
Pada hari sabtu tanggal 5 Mei 2012 kami pergi ke Lembaga untuk
mencari data dan wawancara ketua Dewan Santri. Pada hari itu kami
menanyakan mengenai Program, SOTK, Financial, SDM, MIS dan ingin
mengetahui kelemahan program dan bidang-bidang pada lembaga Ponpes
Al-Jawami. Data yang kami dapa yang kami dapat pada hari itu yaitu
mengenai sejarah berdirinya Dewan Santri dan sarana dan prasarana yang
ada di Lembaga Ponpes Al-Jawami.
Jumat, 11 Mei 2012
Pada hari jumat tanggal 11 Mei 2012 kami kembali ke lembaga
lagi. Pada hari itu kami bertemu dengan Ketua Dewan Santri dan
sekertaris CDSA yang menurut kang Eri selaku ketua Dewan Santri bahwa
CDSA itu merupakan organisasi yang ada di Ponpes Al-Jawami yang
khusus untuk menangani bidang Ekstern.
Senin,14 Mei 2012
Pada hari kamis kami ke lembaga dan bertemu dengan sekertaris CDSA
untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai CDSA. Data yang kami
dapatkan dari sekertaris CDSA yaitu data tentang sejarah berdirinya
19
CDSA, program-program CDSA, Struktur kepengurusan CDSA,
kelemahan CDSA dan pendanaan CDSA (Donatur, iuran dari anggota,
serta menyisihkan uang hasil dari pengajian sebanyak 10%).
Selasa, 22 Mei 2012
Pada hari selasa, 22 Mei 2012 kami kembali ke Lembaga Ponpes
Al-Jawami untuk mengetahui jalur Birokrasi yang ada di Lembaga Ponpes
Al-Jawami. Data yang dapat bahwa alur birokrasi berawal Dewan Santri
dan pembimbing hanya mengetahui itu juga bila kegiatannya di lakukan di
luar. Dan bila ada kegiatan yang sifatnya umum seperti bersih-bersih
seluruh warga yang ada di lembaga Ponpes Al-Jawami wajib mengikuti
kegiatan tersebut. Selain kami mendapatkan informasi jalur Birokrasi kami
juga mendapatkan informasi atau data bahwa bila ada pengurus yang tidak
bekerja dengan baik maka pengurus tersebut diberi sanksi dan bila masih
belum berubah maka pengurus tersebut akan diganti dan untuk
penggantiannya diperlukan musyawarah dan yang menentukan
keputusannya.
20
BAB III
PRODUK PRAKTIKUM
3.1. Intervensi Aspek Manejerial Organisasi (Terlampir)
Pada bagian ini akan membahas aspek RENSTRA yang merupakan hal
wajib yang dilakukan praktikan berupa kegiatan penyusunan dokumen
RENSTRA. Untuk dokumen renstra ini terlampir di dalam laporan proses
aktivitas praktikum. Dalm sub bab ini hanya akan membahas gambaran renstra
secara umum yang dijadikan sebagai tinjauan konseptual praktikan dalam
penyusunan dokumen renstra. Adapun isi dari dokumen renstra yang terlampir di
dalamnya menggunanakan analisis swot sebagi landasan penyusunan renstra yang
menghasilkan sebuah rekomendasi untuk lembaga sesuai dengan kebutuhan
lembaga yang terdiri dari beberapa aspek diantaranya: standar operasional tata dan
tatakerja (SOTK), human reaserch development (HRD), fundrising, dan sistem
informasi manajemen (SIM). Keempat aspek ini dipilih salah satu untuk dijadikan
rekomendasi yang berdasar pada hasil analisis swot.
3.1.1. RENSTRA
Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk
menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia)
untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis bisnis dapat digunakan
dalam proses ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities,
Threats), PEST (Political, Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-
cultural, Technological, Economic, Ecological, Regulatory).
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat
manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan
proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah
petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka
bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 ).
21
Untuk mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi
dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan
perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada
proses perencanaan strategis / strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan
manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah
senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk
mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka
mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer
operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan
strategis Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara
tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah
perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).
Perencanaan strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen
perubahan, hal ini telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965;
Anthony,1965; Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange (1980), menuliskan,
bahwa strategic planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian proses dari
inovasi dan merubah perusahaan, sehingga apabila strategic planning tidak
mendukung inovasi dan perubahan, maka itu adalah kegagalan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan_strategis)
Rencana Strategis merupakan usaha mencari kesesuaian antara kekuatan-
kekuatan internal dan kekuatn-kekuatan eksternal (peluang dan ancaman) suatu
pasar. Kegiatannya meliputi pengamatan secara hati-hati persaingan, peraturan
tingkat inflasi, siklus bisnis, keinginan dan harapan masyarakat umum, serta
factor-faktor lain yang dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman.
Suatu lembaga atau organisasi dapat mengembangkan strategi untuk
mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis,
perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan
utama perencanaan strategis adalah agar dapat melihat secara obyektif kondisi-
kondisi internal dan eksternal, sehingga sebuah lembaga atau organisasi dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam hal ini dapat dibedakan
22
secara jelas fngsi manajemen, konsumen, distributor dan pesaing. Jadi
perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan
memiliki produk yang sesuai dengan dukungan yang optimal dari sumber daya
yang ada.
Konsep
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya,
konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukan oleh adanya
pebedaan konsep mengenai strategi. Dapat dilihat pekembangan tersebut sebagai
berikut ini :
1. Chandler (1962) :
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program untuk tindak lanjut,
serta prioritas alokasi sumber daya.
2. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965) :
Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing.
Dengan demikian salah satu focus strategi adalah memutuskan apakah
bisnis tersebut harus ada atau tidak
3. Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977) :
Strategi merupakan respon secara ters-menerus maupun adaptif
terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan
internal yang dapat mempengaruhi orgnisasi.
4. Porter (1985) :
Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan
bersaing.
5. Andrews (1980), Chaffe (1985) :
Strategi adalah kekuatan motivasi untuk steakholders, seperti
steakholders, debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas,
pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak
langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh
semua tindakan yang dilakukan perusahaan.
23
6. Hamel dan Prahalad (1995) :
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa
depan. Dengan demikian perencanaan strategi hamper selalu dimulai
dari “apa yang dapat terjadi” bukan dimulai dari “apa yang terjadi”.
Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti. Perusahaan perlu mencari kompetensi
inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Definisi pertama yang dikemukakan Chandler (1962: 13), menyebutkan
bahwa “Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program untuk tindak lanjut, serta
prioritas alokasi sumber daya”. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi
dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi
yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut :
a. Distinctive Competence
Tindakan yang dilakukan oleh para perusahaan agar dapat melakukan
kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Day dan
Wensley (1988), identifikasi distinctive competence dalam suatu
organisasi meliputi : (1). Keahlian tenaga kerja, dan (2). Kemampuan
sumber daya. Dua factor tersebut menyebabkan dapat lebih unggul
dibandingkan dengan pesaingnya.
b. Competitive Advantages
Kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul
dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Potter, ada tiga strategi yang
dapat dilakukan perushaan untuk memperoleh keunggulan bersaing
yaitu : (1). Cost leadership, (2). Diferensiasi, dan (3). Focus. Suatu
lembaga atau organisasi dapat memperoleh keunggulan bersaing yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pesaingnya jika dapat memberikan
kualitas lebih baik dengan harga yang sama.
24
Tipe-tipe strategi
Pada prinsipnya strategi dikelompokan berdasarkan tiga strategi sebagai
berikut:
1. Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh
manajeman dengan orientasi pengembangan strategi secara makro.
2. Strategi investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi.
3. Strategi bisnis
Strategi ini sering disebut juga strategi fungsional karena strategi ini
berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen.
3.2. Intervensi Salah Satu Aspek Manajerial (SOTK)
3.2.1. Latar Belakang Kegiatan
Pengurusan Ponpes Sindangsari Al-jawami masih dalam tahap
pembelajaran. Dalam kepengerusan Ponpes Sindangsari Al-jawami selalu
mengalami perubahan kepengurusan. Kepengurusan ponpes selalu mengalami
keluar masuk, artinya ketika selesai studi formalnya pengurus meninggalkan
kepengurusan di pesantren. Akibat dari perubahan struktur kepengurusan tersebut
mengakibatkan tatanan kerja yang kurang baik. Dari penelitian yang kami lakukan
di Ponpes Sindangsari Al-jawami adanya kekurangan pembekalan kepada
pengurus mengenai tata kerja organisasi. Kurang koordinasi dan komunikasi
diantara pengurus dan peserta didik merupakan kelemahan yang dimiliki oleh
Ponpes Sindangsari Al-jawami yang menjadi hambatan dalam internal
kepengurusan. Keperluan pribadi para pengurus berbenturan dengan tata kerja
pesantren yang mengakibatkan birokrasi yang terdapat dalam struktur organisasi
Ponpes Sindangsari Al-Jawami tidak sesuai dengan pembagian deskripsi kerja
dalam setiap bidang dan itu dapat memganggu kelancaran program yang telah
dibuat.
25
Sistem organisasi tata kerja di Ponpes Sindangsari Al-Jawami maih
terdapat kekurangan karena menurut hasil dari analisis SWOT yang kami lakukan
di Ponpes Sindangsari Al-Jawami menunjukan bahwa pengurus Ponpes
Sindangsari Al-Jawami memiliki kekurangan pengetahuan mengenai tata kerja
serta kurang fokusnya pengurus terhadap organisasi santri yang mengelola dan
mengurus Ponpes Sindangsari Al-Jawami akibat waktu yang berbenturan dengan
studi formal dan tata kerja pesantren.
Kekuatan yang di miliki pengurus Ponpes Sindangsari Al-Jawami
memiliki wewenang penuh dalam pengelolaan Ponpes Sindangsari Al-Jawami
karena telah di beri kepercayaan penuh oleh pihak Ponpes Sindangsari Al-Jawami
untuk mengurus Pesantren.
3.2.2. Pelaksanaan Kegiatan
Struktur adalah bentuk yang memfasilitasi visi dan misi suatu organisasi
dalam bentuk unit-unit kerja Hampir semua organisasi membentuk struktur untuk
mengatur kegiatan usahanya. Bagan struktur organisasi yang biasanya
digambarkan dalam bentuk kotak-kotak dan garis-garis menggambarkan hierarki
jabatan dan tangggung jawab yang dapat menunjukkan alur pelaporan dan
supervisi. Struktur organisasi (SOTK) merupakan variabel penting yang dapat
mempengaruhi:
a) Fokus pekerjaan dan sekaligus pemilihan pekerja yang sesuai
dengan pekerjaan tersebut
b) Tanggung jawab yang akan dibebankan pada setiap unit kerja atau
posisi jabatan yang ada
c) Supervisi
d) Garis komunikasi
e) Tingkat partisipasi dalam pengambilan keputusan
Sebenarnya struktur yang ada sekarang di Ponpes Sindangsari Al-Jawami
sudah cukup tepat. Jika dilihat dari visi misi Ponpes Al-Jawami, struktur yang ada
sudah dianggap mewakili instrumen-instrumen dalam hal pencapaian tujuan.
26
Bagan struktur organisasi yang biasanya digambarkan dalam bentuk kotak-kotak
dan garis-garis menggambarkan hierarki jabatan dan tanggung jawab yang dapat
menunjukkan alur pelaporan dan supervisi.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, kondisi SOTK yang sudah
ada sekarang dirasakan sudah nyaman dan cocok untuk menjalankan pekerjaan
berdasarkan konsep Ponpes Sindangsari Al-Jawami. Dari struktur tersebut sudah
terlihat adanya sebuah keterpaduan dan saling mendukung antar setiap unit
jabatan.Maka, tidak ada perubahan dalam SOTK Ponpes Sindangsari Al-Jawami,
karena sudah sesuai dengan visi dan misi Ponpes Al-Jawami.
Penggunaan organigram atau chart untuk keperluan suatu lembaga
berbeda-beda sesuai dengan keluasan (wide) program ataupun ukuran (size)
lembaga itu sendiri. Tetapi menyangkut hal ini, Sintaningrum (2008)
mengemukakan bahwa organisasi yang bagus adalah dikarenakan untuk
mempertahankan eksistensinya dengan:
a) Selalu mengikuti perkembangan
b) Adaptif terhadap lingkungan, sehingga selalu bertanya inovasi
seperti apa yang perlu dikembangkan
c) Organisasi bersifat terbuka
d) Sifat struktur organisasinya ad hoc, semi struktur, organisasi yang
fungsional.
Dengan kondisi SOTK Ponpes Sindangsari Al-Jawami yang sudah
dimiliki sekarang ini, upaya yang dapat ditempuh untuk tetap memaksimalkan
kapasitas yang dimiliki setiap anggota Ponpes Sindangsari Al-Jawami yaitu
dibutuhkan analisis jabatan. Hal ini juga berguna untuk perencanaan ke depannya,
hasil analisis jabatan bisa menjadi rujukan untuk lembaga.
1. Analisis Jabatan
Analisis Jabatan merupakan kegiatan untuk menciptakan landasan
atau pedoman bagi penerimaan dan penempatan pengurus. Dengan demikian,
SOTK tidak terlepas dari analisis jabatan. Analisis jabatan adalah kegiatan
untuk memberikan analisis pada setiap jabatan atau pekerjaan, sehingga
27
dengan demikian akan memberikan pula gambaran tentang spesifikasi jabatan
tertentu.
Metode analisis jabatan yang kami pakai dalam proses melakukan
analisis jabatan adalah:
a) Daftar pertanyaan (job questionnairs)
Daftar-daftar pertanyaan ini dibagikan kepada semua anggota
organisasi. Daftar pertanyaan atau angket ini digunakan untuk
menguraikan jabatan dari staff-staff yang ada di Ponpes Al-
Jawami.
b) Wawancara (interview)
Wawancara ini dilakukan dengan staf Ponpes Al-Jawami.
Wawancara digunakan untuk memperjelas dan melengkapi uraian
jabatan yang dipegang oleh staf tersebut.
3. Pengamatan (observation)
Metode observasi yaitu mengamati secara langsung di tempat
bagaimana tugas pekerjaan dilaksanakan dan mencatatnya untuk
menjadi informasi.
Dalam melakukan analisis jabatan di Ponpes Sindangsari Al-
Jawami, kami melakukan beberapa langkah-langkah bersadarkan angket,
wawancara, diskusi dan pengamatan.Analisis jabatan secara sistematik
meliputi kegiatan-kegiatan mengumpulkan, mengevaluasi dan
mengorganisasikan pekerjaan /jabatan.
Pertama, praktikan mengumpulkan segala informasi yang bisa
mendukung analisis jabatan seperti :
a. Visi dan Misi Lembaga
b. SOTK yang sekarang ada (existing structure)
c. Program-program yang dilakukan
d. Hasil Angket dan wawancara
e. Pengamatan Praktikan
f. Sumber literatur lain yang mendukung
28
Kedua, setelah mengumpulkan sumber-sumber informasi tersebut,
kemudian kami membahas dan mengevaluasi jabatan-jabatan yang
sekarang ada. Pekerjaan atau jabatan adalah alat untuk mencapai visi misi,
dalam hal ini visi dan misi Ponpes Sindangsari Al-Jawami yaitu mengacu
untuk menawarkan gaya hidup ramah lingkungan dengan berbasis agama.
Kemudian kami mengevaluasi apakah jabatan yang ada telah memuat atau
sudah mewakili untuk mencapai visi dan misi lembaga.
Ketiga, mengorganisasikan jabatan yang ada.Sesuai dengan jabatan
yang ada di Ponpes Sindangsari Al-Jawami, kami mulai membuat dan
menguraikan tugas, tanggung jawab dan hubungan organisasional masing-
masing jabatan. Dalam melakukan peroganisasian jabatan, kami juga
memperhatikan tingkatan jabatan yang ada, dari high position, middle
position, dan low position. Berdasarkan tingkatan tersebut dapat dilihat
jabatan mana yang memiliki tanggungjawab lebih besar, serta pola
hubungan organisasional, sebagai contoh kepala divisi bertanggung jawab
ke tingkat diatasnya yaitu Ketua Dewan Santri (Desan) dan
Pengembangan. Penentuan alur tanggung jawab ini berdasarkan tingkat
jabatan posisi dan tangungjawab kerja.
Untuk menguraikan jabatan secara lebih rinci lagi, kami kemudian
melakukan jobdescription, yaitu deskripsi jabatanuntuk menjelaskan
tentang suatu jabatan, tugas, tanggung jawab, wewenang dan sebagainya.
1. Pembuatan Job Description
Setelah berdialog dengan DewanSantri (Desan) Ponpes
Sindangsari Al-Jawami berkaitan dengan SOTK, maka kami setuju untuk
membuat job description.Langkah-langkah pembuatan job description
adalah sebagai berikut :
a) Job title
b) Summary information
c) Job Duties
d) Essential functions
29
e) Relationships
f) Job spesification (Qualification
a. Menyusun judul-judul besar unit-unit SOTK
Karena berdasarkan analisis kami yang tidak merubah bentuk
struktur, maka kami menyusun unit jabatan berdasarkan struktur yang ada
mulai dari posisi yang tinggi sampai dengan posisi rendah.
b. Menyusun Summary / Ringkasan Jabatan
Dalam membuat summary, kami melihat ruang lingkup dari
jabatan itu sendiri dan disesuaikan dengan visi misi lembaga. Jenis posisi
akan menentukan gambaran posisi tersebut.
c. Menyusun Tugas dan Kewajiban dari Jabatan yang ada.
Dalam hal ini kami membagi tugas umum dan khusus.Penentuan
tugas jabatan tidak lepas dari jenis jabatan dan tuntutan jabatan.Tugas-
tugas dari jabatan tersebut adalah uraian visi misi secara spesifik.
d. Menyusun Fungsi Pokok Jabatan
Menentukan fungsi pokok setiap jabatan, apa saja fungsi-fungsi
pokok/ utama dalam jabatan tersebut.
e. Menyusun Hubungan dengan Jabatan-Jabatan Lain
Menyusun hubungan , pola organisasional dalam setiap jabatan,
kepada siapa jabatan tersebut harus berhubungan dengan jabatan yang
lainnya, serta dengan siapa jabatan tersebut bertanggung jawab.
f. Job specification( spesifikasi jabatan )
Poin dalam spesifikasi jabatan yaitu sebagai berikut:
1. Persyaratan pendidikan, latihan dan pengalaman kerja
2. Persyaratan pengetahuan dan keterampilan
3. Persyaratan fisik dan mental
4. Persyaratan umur dan jenis kelamin
Aspek sumber daya manusia yang ada di Ponpes Sindangsari Al-
Jawami memerlukan suatu analisis kritis berdasarkan pada konsep-konsep
30
SDM yang ada. Proses pengembangan SDM pada umumnya meliputi tiga
tahap, yaitu recruitment, selection dan appointment saja. Berdasarkan teori
proses pengembangan SDM seharusnya proses pengembangan SDM
dilakukan melalui tujuh tahap, yaitu:
1. Recruitment
Recruitment adalah proses pertama dalam pengembangan SDM yang
bertujuan untuk mempekerjakan karyawan yang berkompeten dan
memiliki kemampuan serta bekerja sama dengan klien dan anggota staff
lainnya serta mempromosikannya.
Prosedurnya dapat dilakukan melalui iklan baik cetak maupun elektronik,
pengumuman tertulis, surat kepada sekolah maupun instasi pendidikan
lainnya, agensi penempatan kerja dan kontak pribadi.
2. Selection
Menguji calon karyawan dan menentukan pilihan, kebutuhan dan harapan
serta motivasi kerja. Dapat dilakukan dengan cara wawancara, pengisian
formulir, penempatan staff, analisis dan keputusan.
3. Appointment
Menentukan posisi, salary, tanggung jawab dan kesempatan.
4. Orientation
Pengenalan karyawan baru terhadap lembaga.
5. Promotion
Peningkatan ke arah lebih baik. Baik berupa posisi pada jabatan
tertentu.
6. Appraisal
Instrument penilaian dan upaya pengembangannya. Dilihat dari
bagaimana kinerja pengurus.
7. Terminasi
Pemutusan hubungan kerja. Hal ini dilakukan bila karyawan
melakukan pelanggaran berat seperti korupsi, pelecehan seksual dan
pelanggaran berat lainnya.
31
Menurut A. F. Stoner manajemen Sumber Daya Manusia adalah
suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu
organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi
memerlukannya. Departemen Sumber Daya Manusia memiliki peran,
fungsi, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (preparation and
selection)
a) Persiapan
Pada proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber
daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin
timbul yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan akan
pekerjaan yang lowong, jumlahnya, dan waktu. Ada dua faktor yang perlu
diperhatikan dalam melakukan persiapan yaitu faktor internal seperti
jumlah kebutuhan anggota organisasi baru, struktur organiasi, departemen
yang ada. Faktor internal seperti hukum ketenaga kerjaan, kondisi para
tenaga kerja, dan lain sebagainya.
b) Recrutment tenaga kerja/recruitment
Rekrutment adalah suatu proses untuk mencari suatu kandidat anggota
organisasi, anggota organisasi, buruh, manager atau tenaga kerja baru
untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia dalam organisasi atau
perusahaan. Dalam tahap ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk
membuat deskripsi pekerjaan.
c) Seleksi tenaga kerja/selection
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang
tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang
perlu dilakukan adalah melihat daftar riwayat hidup/curiculum vitae (CV).
Kemudian dilakukan penyortiran antara kandidat yang memenuhi standar
suatu pekerjaan. Berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk
dilakukan uji test tertulis, wawancara kerja dan proses seleksi lainnya.
32
2. Pengembangan dan evaluasi anggota organisasi (development and
evaluation)
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus
menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Untuk
itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga keja yang ada dapat lebih
menguasai dan ahli dibidangya masing-masing serta meningkatkan kinerja
yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi anggota
organisasi menjadi sangat penting mulai dari anggota organisasi yang
tingkat rendah maupun yang tinggi.
3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada anggota organisasi
(compensation and protection)
Kompensasi adalah imbalan atau kontribusi kerja anggota organisasi
secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat
sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada
pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi
yang ada dapat menimbulkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari
atupun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan.
Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi pengurus
tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. Maka dari itu, untuk di
Ponpes Sindangsari Al-Jawami sendiri, diperlukan adanya suatu staff dan
program SDM yang jelas dan baik.
33
3.2.3. Evaluasi, Hasil, dan Terminasi
Sistem organisasi dan tata kerja Ponpes Sindangsari Al-Jawami.
Sistem organisasi tata kerja di Ponpes Sindangsari Al-Jawami masih
terdapat kekurangan karena menurut hasil dari analisis SWOT yang kami lakukan
di Ponpes Sindangsari Al-Jawami menunjukan bahwa pengurus Ponpes
Sindangsari Al-Jawami masih kurang memahami mengenai tata kerja serta kurang
fokusnya pengurus terhadap organisasi santri yang mengelola dan mengurus
Ponpes Sindangsari Al-Jawami akibat waktu yang berbenturan dengan studi
formal. Hal ini dikarenakan sistem pengajaran yang dilaksanakan bersifat salafi,
yaitu ponpes tidak terlalu mengikat santri-santrinya sehingga mereka bebas untuk
keluar dari ponpes kapan saja. Sistem yang seperti ini memberikan sebuah
keuntungan sekaligus kelemahan bagi pesantren. Keuntungan yang dapat, para
santri tidak terikat dalam proses pembelajaran dan mereka bisa fokus juga di studi
formalnya. Akan tetapi kelemahan yang didapat adalah santri bebas keluar
pesantren karena tidak adanya ikatan pesantren dengan santri. Hal ini juga
berdampak pada para santri yang menjadi pengurus Dewan Santri (Desan).
Terkadang banyak pengurus Desan yang meninggalkan kepengurusan pada saat
mereka menyelesaikan studi formalnya.
Kekuatan yang di miliki pengurus Ponpes Sindangsari Al-Jawami
memiliki wewenang penuh dalam pengelolaan Ponpes Sindangsari Al-Jawami
karena telah di beri kepercayaan penuh oleh pihak Yayaasan Al-Jawami untuk
mengurus Pesantren. Hal ini, menyebabkan Desan sebagai organisasi yang
mengurus dan mengelola ponpes memiliki kekuasaan yang otonom dalam
menjalankan manajemen ponpes. Dengan hal seperti ini, memberikan Desan
keleluasaan dalam menentukan program dan rencana-rencana yang ditujukan
untuk kemajuan pesantren. Maka dalam kepengurusan Desan dibutuhkan orang-
orang yang memiliki dedikasi tinggi sebagai pengurus ponpes. Dari penelitian
yang kami lakukan di Ponpes Sindangsari Al-Jawami, pemilihan staf untuk
kepengurusan Desan ditentukan oleh Ketua Desan yang menjabat. Hal ini
menyebabkan rekrutmen pengurus Desan yang bersifat tertutup. Karena tidak
34
semua orang memiliki peluang yang sama untuk menjadi bagian pengurus Desan.
Kami selaku praktikan membandingkan sistem ini dengan sistem rekrutmen
pengurus di organisasi pada umumnya. Pada umumnya semoa organisasi
melakukan rekrutmen untuk mengisi staf dalam kepengurusan, sehingga peluang
setiap orang memiliki peluang yang sama. Dengan ini kami merekomendasikan
mengenai sistem dann tata kerja mengenai rekrutmen staf untuk mengisi struktur
organisasi yang ada di Ponpes Sindangsari Al-Jawami.
Rekomendasi Sistem Organisasi dan Tata Kerja
Struktur adalah bentuk yang memfasilitasi visi dan misi suatu organisasi
dalam bentuk unit-unit kerja Hampir semua organisasi membentuk struktur untuk
mengatur kegiatan usahanya. Bagan struktur organisasi yang biasanya
digambarkan dalam bentuk kotak-kotak dan garis-garis menggambarkan hierarki
jabatan dan tangggung jawab yang dapat menunjukkan alur pelaporan dan
supervisi. Struktur organisasi (SOTK) merupakan variabel penting yang dapat
mempengaruhi:
f) Fokus pekerjaan dan sekaligus pemilihan pekerja yang sesuai
dengan pekerjaan tersebut
g) Tanggung jawab yang akan dibebankan pada setiap unit kerja atau
posisi jabatan yang ada
h) Supervisi
i) Garis komunikasi
j) Tingkat partisipasi dalam pengambilan keputusan
Sebenarnya struktur yang ada sekarang di Ponpes Sindangsari Al-Jawami
sudah cukup tepat. Jika dilihat dari visi misi Ponpes Al-Jawami, struktur yang ada
sudah dianggap mewakili instrumen-instrumen dalam hal pencapaian tujuan.
Bagan struktur organisasi yang biasanya digambarkan dalam bentuk kotak-kotak
dan garis-garis menggambarkan hierarki jabatan dan tanggung jawab yang dapat
menunjukkan alur pelaporan dan supervisi.
35
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, kondisi SOTK yang sudah
ada sekarang dirasakan sudah nyaman dan cocok untuk menjalankan pekerjaan
berdasarkan konsep Ponpes Sindangsari Al-Jawami. Dari struktur tersebut sudah
terlihat adanya sebuah keterpaduan dan saling mendukung antar setiap unit
jabatan.Maka, tidak ada perubahan dalam SOTK Ponpes Sindangsari Al-Jawami,
karena sudah sesuai dengan visi dan misi Ponpes Al-Jawami.
Penggunaan organigram atau chart untuk keperluan suatu lembaga
berbeda-beda sesuai dengan keluasan (wide) program ataupun ukuran (size)
lembaga itu sendiri. Tetapi menyangkut hal ini, Sintaningrum (2008)
mengemukakan bahwa organisasi yang bagus adalah dikarenakan untuk
mempertahankan eksistensinya dengan:
e) Selalu mengikuti perkembangan
f) Adaptif terhadap lingkungan, sehingga selalu bertanya inovasi
seperti apa yang perlu dikembangkan
g) Organisasi bersifat terbuka
h) Sifat struktur organisasinya ad hoc, semi struktur, organisasi yang
fungsional.
Dengan kondisi SOTK Ponpes Sindangsari Al-Jawami yang sudah
dimiliki sekarang ini, upaya yang dapat ditempuh untuk tetap memaksimalkan
kapasitas yang dimiliki setiap anggota Ponpes Sindangsari Al-Jawami yaitu
dibutuhkan analisis jabatan. Hal ini juga berguna untuk perencanaan ke depannya,
hasil analisis jabatan bisa menjadi rujukan untuk lembaga.
1. Analisis Jabatan
Analisis Jabatan merupakan kegiatan untuk menciptakan landasan
atau pedoman bagi penerimaan dan penempatan pengurus. Dengan demikian,
SOTK tidak terlepas dari analisis jabatan. Analisis jabatan adalah kegiatan
untuk memberikan analisis pada setiap jabatan atau pekerjaan, sehingga
dengan demikian akan memberikan pula gambaran tentang spesifikasi jabatan
tertentu.
36
Metode analisis jabatan yang kami pakai dalam proses melakukan
analisis jabatan adalah:
c) Daftar pertanyaan (job questionnairs)
Daftar-daftar pertanyaan ini dibagikan kepada semua anggota
organisasi. Daftar pertanyaan atau angket ini digunakan untuk
menguraikan jabatan dari staff-staff yang ada di Ponpes Al-
Jawami.
d) Wawancara (interview)
Wawancara ini dilakukan dengan staf Ponpes Al-Jawami.
Wawancara digunakan untuk memperjelas dan melengkapi uraian
jabatan yang dipegang oleh staf tersebut.
3. Pengamatan (observation)
Metode observasi yaitu mengamati secara langsung di tempat
bagaimana tugas pekerjaan dilaksanakan dan mencatatnya untuk
menjadi informasi.
Dalam melakukan analisis jabatan di Ponpes Sindangsari Al-
Jawami, kami melakukan beberapa langkah-langkah bersadarkan angket,
wawancara, diskusi dan pengamatan.Analisis jabatan secara sistematik
meliputi kegiatan-kegiatan mengumpulkan, mengevaluasi dan
mengorganisasikan pekerjaan /jabatan.
Pertama, praktikan mengumpulkan segala informasi yang bisa
mendukung analisis jabatan seperti :
g. Visi dan Misi Lembaga
h. SOTK yang sekarang ada (existing structure)
i. Program-program yang dilakukan
j. Hasil Angket dan wawancara
k. Pengamatan Praktikan
l. Sumber literatur lain yang mendukung
Kedua, setelah mengumpulkan sumber-sumber informasi tersebut,
kemudian kami membahas dan mengevaluasi jabatan-jabatan yang
37
sekarang ada. Pekerjaan atau jabatan adalah alat untuk mencapai visi misi,
dalam hal ini visi dan misi Ponpes Sindangsari Al-Jawami yaitu mengacu
untuk menawarkan gaya hidup ramah lingkungan dengan berbasis agama.
Kemudian kami mengevaluasi apakah jabatan yang ada telah memuat atau
sudah mewakili untuk mencapai visi dan misi lembaga.
Ketiga, mengorganisasikan jabatan yang ada.Sesuai dengan jabatan
yang ada di Ponpes Sindangsari Al-Jawami, kami mulai membuat dan
menguraikan tugas, tanggung jawab dan hubungan organisasional masing-
masing jabatan. Dalam melakukan peroganisasian jabatan, kami juga
memperhatikan tingkatan jabatan yang ada, dari high position, middle
position, dan low position. Berdasarkan tingkatan tersebut dapat dilihat
jabatan mana yang memiliki tanggungjawab lebih besar, serta pola
hubungan organisasional, sebagai contoh kepala divisi bertanggung jawab
ke tingkat diatasnya yaitu Ketua Dewan Santri (Desan) dan
Pengembangan. Penentuan alur tanggung jawab ini berdasarkan tingkat
jabatan posisi dan tangungjawab kerja.
Untuk menguraikan jabatan secara lebih rinci lagi, kami kemudian
melakukan jobdescription, yaitu deskripsi jabatanuntuk menjelaskan
tentang suatu jabatan, tugas, tanggung jawab, wewenang dan sebagainya.
2. Pembuatan Job Description
Setelah berdialog dengan DewanSantri (Desan) Ponpes
Sindangsari Al-Jawami berkaitan dengan SOTK, maka kami setuju untuk
membuat job description.Langkah-langkah pembuatan job description
adalah sebagai berikut :
a) Job title
b) Summary information
c) Job Duties
d) Essential functions
e) Relationships
f) Job spesification (Qualification
38
g. Menyusun judul-judul besar unit-unit SOTK
Karena berdasarkan analisis kami yang tidak merubah bentuk
struktur, maka kami menyusun unit jabatan berdasarkan struktur yang ada
mulai dari posisi yang tinggi sampai dengan posisi rendah.
h. Menyusun Summary / Ringkasan Jabatan
Dalam membuat summary, kami melihat ruang lingkup dari
jabatan itu sendiri dan disesuaikan dengan visi misi lembaga. Jenis posisi
akan menentukan gambaran posisi tersebut.
i. Menyusun Tugas dan Kewajiban dari Jabatan yang ada.
Dalam hal ini kami membagi tugas umum dan khusus.Penentuan
tugas jabatan tidak lepas dari jenis jabatan dan tuntutan jabatan.Tugas-
tugas dari jabatan tersebut adalah uraian visi misi secara spesifik.
j. Menyusun Fungsi Pokok Jabatan
Menentukan fungsi pokok setiap jabatan, apa saja fungsi-fungsi
pokok/ utama dalam jabatan tersebut.
k. Menyusun Hubungan dengan Jabatan-Jabatan Lain
Menyusun hubungan , pola organisasional dalam setiap jabatan,
kepada siapa jabatan tersebut harus berhubungan dengan jabatan yang
lainnya, serta dengan siapa jabatan tersebut bertanggung jawab.
l. Job specification( spesifikasi jabatan )
Poin dalam spesifikasi jabatan yaitu sebagai berikut:
5. Persyaratan pendidikan, latihan dan pengalaman kerja
6. Persyaratan pengetahuan dan keterampilan
7. Persyaratan fisik dan mental
8. Persyaratan umur dan jenis kelamin
Aspek sumber daya manusia yang ada di Ponpes Sindangsari Al-
Jawami memerlukan suatu analisis kritis berdasarkan pada konsep-konsep
SDM yang ada. Proses pengembangan SDM pada umumnya meliputi tiga
tahap, yaitu recruitment, selection dan appointment saja. Berdasarkan teori
39
proses pengembangan SDM seharusnya proses pengembangan SDM
dilakukan melalui tujuh tahap, yaitu:
1. Recruitment
Recruitment adalah proses pertama dalam pengembangan SDM yang
bertujuan untuk mempekerjakan karyawan yang berkompeten dan
memiliki kemampuan serta bekerja sama dengan klien dan anggota staff
lainnya serta mempromosikannya.
Prosedurnya dapat dilakukan melalui iklan baik cetak maupun elektronik,
pengumuman tertulis, surat kepada sekolah maupun instasi pendidikan
lainnya, agensi penempatan kerja dan kontak pribadi.
8. Selection
Menguji calon karyawan dan menentukan pilihan, kebutuhan dan harapan
serta motivasi kerja. Dapat dilakukan dengan cara wawancara, pengisian
formulir, penempatan staff, analisis dan keputusan.
9. Appointment
Menentukan posisi, salary, tanggung jawab dan kesempatan.
10. Orientation
Pengenalan karyawan baru terhadap lembaga.
11. Promotion
Peningkatan ke arah lebih baik. Baik berupa posisi pada jabatan
tertentu.
12. Appraisal
Instrument penilaian dan upaya pengembangannya. Dilihat dari
bagaimana kinerja pengurus.
13. Terminasi
Pemutusan hubungan kerja. Hal ini dilakukan bila karyawan
melakukan pelanggaran berat seperti korupsi, pelecehan seksual dan
pelanggaran berat lainnya.
Menurut A. F. Stoner manajemen Sumber Daya Manusia adalah
suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu
40
organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk
ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi
memerlukannya. Departemen Sumber Daya Manusia memiliki peran,
fungsi, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
2. Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja (preparation and
selection)
a) Persiapan
Pada proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber
daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin
timbul yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan akan
pekerjaan yang lowong, jumlahnya, dan waktu. Ada dua faktor yang perlu
diperhatikan dalam melakukan persiapan yaitu faktor internal seperti
jumlah kebutuhan anggota organisasi baru, struktur organiasi, departemen
yang ada. Faktor internal seperti hukum ketenaga kerjaan, kondisi para
tenaga kerja, dan lain sebagainya.
b) Recrutment tenaga kerja/recruitment
Rekrutment adalah suatu proses untuk mencari suatu kandidat anggota
organisasi, anggota organisasi, buruh, manager atau tenaga kerja baru
untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia dalam organisasi atau
perusahaan. Dalam tahap ini diperlukan analisis jabatan yang ada untuk
membuat deskripsi pekerjaan.
c) Seleksi tenaga kerja/selection
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang
tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang
perlu dilakukan adalah melihat daftar riwayat hidup/curiculum vitae (CV).
Kemudian dilakukan penyortiran antara kandidat yang memenuhi standar
suatu pekerjaan. Berikutnya adalah memanggil kandidat terpilih untuk
dilakukan uji test tertulis, wawancara kerja dan proses seleksi lainnya.
41
2. Pengembangan dan evaluasi anggota organisasi (development and
evaluation)
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus
menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Untuk
itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga keja yang ada dapat lebih
menguasai dan ahli dibidangya masing-masing serta meningkatkan kinerja
yang ada. Dengan begitu proses pengembangan dan evaluasi anggota
organisasi menjadi sangat penting mulai dari anggota organisasi yang
tingkat rendah maupun yang tinggi.
3. Memberikan kompensasi dan proteksi pada anggota organisasi
(compensation and protection)
Kompensasi adalah imbalan atau kontribusi kerja anggota organisasi
secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat
sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada
pada lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi
yang ada dapat menimbulkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari
atupun dapat menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan.
Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan
pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi pengurus
tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. Maka dari itu, untuk di
Ponpes Sindangsari Al-Jawami sendiri, diperlukan adanya suatu staff dan
program SDM yang jelas dan baik.
Terminasi
Dalam tahap terminasi ini praktikan memberikan analisis dan rekomendasi
mengenai struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) yang sudah dibuat beserta
deskripsi kerja serta alur kerja yang telah dirancang oleh praktikan kepada pihak
Dewan Santri (Desan) selaku organisasi santri yang diberikan oleh pihak Yayasan
Al-Jawami untuk mengelola ponpes. Rekomendasi ini merupakan suatu bentuk
42
saran yang diberikan oleh praktikan kepada pihak lembaga berdasarkan hasil
analisis yang telah dilakukan. Praktikan berharap saran dan rekomendasi yang
diberikan dapat menjadi sumbangsih yang bermanfaat untuk kemajuan dan
perkembangan Ponpes Sindangsari Al-Jawami kedepannya.
Dalam proses praktikum ini praktikan belum mampu merealisasikan apa
yang menjadi saran dan rekomendasi praktikan bagi lembaga. Dengan
kemampuan dan waktu yang terbatas, praktikan menyadari betul masih banyak
tedapat kekurangan dalam proses praktikaum ini. Kemudian Desan selaku sasaran
dalam proses praktikum ini boleh menerima maupun menolak rekomendasi
tersebut karena disesuaikan lagi dengan kondisi yang ada. Karena untuk
praktikum kali ini kami hanya memberikan rekomendasi belum merealisasikan
rekomendasi tersebut. Mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dan kami
selaku praktikan mengucapkan terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya
selama ini. Semoga apa yang telah dilakukan bersama ini dapat memberikan
manfaat yang positif dan dapat memberikan kebaikan bagi praktikan sendiri dan
bagi Ponpes Sindangsari Al-Jawami untuk perkembengan kedepannya.
43
BAB IV
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Ponpes Sindangsari Al-Jawami adalah pondok pesantren yang telah berdiri
sejak tahun 1931. Didirikan oleh Mama Suja’i di Cileunyi, Kab. Bandung. Ponpes
ini menganut sistem pengajaran salafi yang menitikberatkan pengajaran dengan
pengajian Al Qur’an, Hadits dan Kitab Kuning. Seiring dengan perkembangan
zaman, keberadaannya semakin berkembang dan pada tahun 1986 Ponpes
Sindangsari Al-Jawami berkembang menjadi sebuah yayasan yang tidak hanya
memiliki ponpes akan tetapi menaungi berbagai lembaga pendidikan lainnya
seperti Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI), Madrasah Aliyah (MA), Madrasah
Tsanawiyah (MTS), Taman Kanak-kanak (TK), dan Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD).
Untuk manajemen ponpes, manajemen yang dilaksanakan di Ponpes
Sindangsari Al-Jawami menggunakan satu sistem yang unik. Dimana manajemen
ponpes diserahkan kepada santri, sehingga semua pengelolaan ponpes dilaksankan
oleh santri. Dalam pengelolaan manajemen ponpes, Ponpes Sindangsari Al-
Jawami memiliki suatu oragnisasi yang dikelola oleh santrinya sendiri yang
dinamakan Lurah Santri. Namun pada tahun 1986, berubah nama menjadi Dewan
Santri (Desan). Desan merupakan organisasi santri yang diberikan wewenang
penuh oleh pihak yayasan untuk mengelola ponpes dan berdiri secara otonom.
Dalam pelaksanaannya Desan berada langsung dibawah pengawasan pimpinan
ponpes yang dibantu oleh Dewan Talkim Wal Jarimah dan Dewan Penasihat yang
melakukan pengawasan dan masukan terhadap kinerja Desan.
Desan bertanggung jawab langsung kepada Pimpinan Ponpes. Untuk
pertanggungjawaban dilaksanakan setiap tiga bulan sekali secara lisan dan setiap
satu tahun sekali secara tertulis. Sedangkan untuk pembuatan program yang
menjadi rencana kerja, Desan selalu melaporkan kepada Pimpinan Ponpes untuk
diketahui dan disetujui serta mendapat pertimbangan dan masukan Dewan Talkim
44
Wal jarimah dan Dewan Penasihat. Oleh karena itu setiap program kerja selalu
berada di bawah pengawasan yayasan dan setiap program kerja yang tidak sesuai
dengan visi misi ponpes akan dapat diminimalisir dengan adanya system kerja
seperti ini.
Laporan proses praktikum ini memuat mengenai segala hal yang berkaitan
dengan praktikum yang dilaksanakan dimulai dari persiapan lapangan hingga
lapangan. Didalamnya memuat mengenai profil lembaga, proses praktikum,
analisis SWOT, dan rekomendasi bagi lembaga berdasarkan hasil analisis SWOT
yang dilaksanakan. Praktikum ini dituntut dapat mengassessment mengenai
renstra lembaga dan intervensi salah satu aspek manajerial. Berdasarkan hasil
analisis dari data-data yang dikumpulkan praktikan memilih aspek Standar
Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) lembaga yang menjadi fokus perhatian. Hal ini
didasarkan pada analisis SWOT yang dilakukan. Praktikan menyoroti mengenai
tata kerja dalam kepengurusan Dewan Santri (Desan), khususnya mengenai tata
cara kerja pengurus Desan.
Melihat hal ini, praktikan membandingkan dengan tata kerja organisasi
formal lainnya. Dimana dalam penerimaan karyawan atau staf melalui beberapa
proses tahapan mulai dari rekrutmen, tahapan penyeleksian hingga memutuskan
menerima menjadi staf di organisasi terebut. Oleh karena itu, merujuk pada studi
litertur praktikan merekomendsikan proses tata kerja pengurus Desan dengan
menggunakan tata cara yang formal. Tata cara mengenai rekrutmen pengurus ini
sudah terlampir di bab 3, sub bab 3.2 dan 3.3 .
1.2. Harapan
Harapan kelompok praktikan kami kepada pihak pengurus ponpes struktur
organisasi yang baru pada kepengurusan ponpes tersebut khususnya mekanisme
kerja yang berada di dalamnya lebih sesuai mekanisme masing-masing divisi.
Struktur yang baru ini diharapkan pada pembagian bidang lebih jelas mekanisme
pembagian kerjanya, sehingga alur koordinasi dengan pengurus inti berjalan
45
dengan baik dan tentunya tidak menghambat kegiatan-kegiatan/program-program
lainnya.
Setelah praktikan melakukan penelitian di ponpes tersebut kami juga
mengharapkan kepada ponpes dalam alur kerja, struktur organisasi dan deskripsi
kerja, terutama disetiap bidangnya agar mempermudah alur kerja struktur
organisasi pondok secara keseluruhan dan menjelaskan bagaimana mekanisme
atau alur dalam struktur organisasi tersebut kepada kepengurusan baru sehingga
dapat memperbaiki alur koordinasi yang selama ini dirasa kurang berjalan dengan
baik. Karena struktur organisasi dan tata kerja atau yang biasa disingkat SOTK
merupakan salah satu aspek penting dalam keberlangsungan/keberhasilan suatu
organisai, karena SOTK merupakan pembagian kerja dan deskripsi kerja bagi
pengurus. Jika dalam suatu lembaga/yayasan tugas kerja tumpang tindih antar tiap
jabatan, alur koordinasi yang belum berjalan dengan baik menandakan bahwa
SOTK didalam lembaga tersebut masih belum berjalan dengan baik.
Praktikan berharap dengan rekomendasi yang telah dibuat dapat
bermanfaat bagi lembaga yang dijadikan tempat praktikum. Selain itu, diharapkan
praktikum ini diharapakan dapat memberikan pengetahuan bagi praktikan
mengenai manajemen sebuah lembaga dimana hal ini dapat menjadi sebuah
keahlian yang dapat dimiliki praktikan. Banyak harapan jika praktikum ini dapat
memberikan banyak manfaat bagi berbagai pihak, khusunya dapat menmabah
khasanah mengenai keilmuan manajemen lembaga.
46