42
LAPORAN AKHIR MAGANG PENGELOLAAN EKOWISATA DAN BIODIVERSITAS ENDEMIK TAMAN NASIONAL MERU BETIRI OLEH : Tino Triessula Sundawa Abdul Azis Salim BahtiarRifa’i GaniAinunGhozali DedyFebrian R. FahrurRosiMisbah JURUSAN KEHUTANAN 1

Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lklkl

Citation preview

Page 1: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

LAPORAN AKHIR MAGANG

PENGELOLAAN EKOWISATA DAN

BIODIVERSITAS ENDEMIK

TAMAN NASIONAL MERU BETIRI

OLEH :

Tino Triessula Sundawa

Abdul Azis Salim

BahtiarRifa’i

GaniAinunGhozali

DedyFebrian R.

FahrurRosiMisbah

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN – PETERNAKAN

UNVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014

1

Page 2: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong

menyelesaikan laporan ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan -NYA

mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan

salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi

Muhammad SAW.

Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang

bagaimana mengetahuipengelolaan ekowisata dan mengamati biodeversitas

endemik (penyu dan raflesia) di TNMB. Laporan ini kami susun dengan berbagai

rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.

Namun, dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya

laporan ini dapat terselesaikan.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak TNMB yang telah

memberikan kami izin untuk magang. Semoga laporan ini dapat memberikan

wawasan yang lebih luas kepada pembaca, walaupun laporan ini memiliki

kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

 

1

Malang, Februari 2014

Penyusun

Page 3: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

PENDAHULUAN...................................................................................................3

1.1 Latar Belakang...............................................................................................3

1.2 Tujuan.............................................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5

BAB III....................................................................................................................8

METODE PRAKTIKUM........................................................................................8

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.....................................................................8

3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................8

3.3 Cara Kerja.......................................................................................................8

BAB IV....................................................................................................................9

HASIL PENGAMATAN.........................................................................................9

BAB V....................................................................................................................11

PEMBAHASAN....................................................................................................11

BAB VI..................................................................................................................14

PENUTUP..............................................................................................................14

6.1 Kesimpulan...................................................................................................14

6.2 Saran.............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16

LAMPIRAN...........................................................................................................17

2

Page 4: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan hutan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) menyimpan

kekayaan alam hayati yang cukup melimpah. Sekitar 496 jenis flora tumbuh di

kawasan ini dan sebanyak 241 jenis fauna menghuni kawasan hutan TNMB.

Kekayaan alam tersebut perlu dijaga dan dilestarikan agar tidak punah dan dapat

dirasakan manfaatnya oleh generasi penerus bangsa. Kewajiban menjaga dan

melestarikan hutan Meru Betiri bukan hanya menjadi tanggung jawab pegawai

Balai TNMB namun, menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat khususnya

masyarakat sekitar kawasan.

Konsepekowisata di duniapertamakalidiperkenalkanolehpakarekowisata

yang telah lama menggelutiperjalananalam, yakni Hector Ceballos danLascurain

(1987). Kemudian, The Ecotourism Society pada 1993 menyempurnakan konsep

ekowisata dengan mendefinisikan sebagai suatu perjalanan bertanggung jawab

pada lingkungan alami yang mendukung konservasi dan meningkatkan

kesejahteraan penduduk setempat.

Pada dasarnya ekowisata merupakan perpaduan dari berbaga iminat yang

tumbuh dari keprihatinan lingkungan, ekonomi, dan sosial. Sementara itu,

menurut kamus bahasa, ekowisata merupakan bentuk kegiatan pariwisata yang

memperhatikan atau sejalan dengan kegiatan konservasi. Secara ekonomi,

pengembangan ekowisata atau bisa juga disebut sebagai pariwisata alam, harus

dapa tmemberi keuntungan bagi penyelenggarannya atau devisa bagi negara yang

memiliki dan mengembangkan ekowisata. Di berbagai Negara saat ini

mengandalkan ekowisata sebagai penghasil devisa. Indonesia pun bias melakukan

hal serupa, sehingga di kemudian hari ekowisata dapat menyumbangkan devisa

yang lebih besar lagi.

3

Page 5: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

1.2 Tujuan

Kegiatan magang ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekowisata dan

pengelolaannya, sertabiodiversitas endemik di Taman Nasional Meru Betiri.

4

Page 6: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai

ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan

penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan

rekreasi.

Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan

taman nasional meliputi:

1. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang

masih utuh dan alami serta gejala alam yang unik;

2. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;

3. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis

secara alami; dan

4. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan,

zona rimba, dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan.

Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk kegiatan:

1. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; misalnya : tempatpenelitian,

uji coba, pengamatan fenomena alam, dll

2. pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam; misalnya :

tempat praktek lapang, perkemahan, out bond, ekowisata, dll

3. penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air,

panas, dan angin serta wisata alam; misalnya : pemanfaatan air untuk industri

air kemasan, obyek wisata alam, pembangkit listrik (mikrohidro/pikohidro),

dll

4. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar; misalnya : penangkaran rusa, buaya,

anggrek, obat-obatan, dll

5. pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya; misalnya :

kebun benih, bibit, perbanyakan biji, dll.

5

Page 7: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

6. pemanfaatan tradisional.  Pemanfaatan tradisional dapat berupa kegiatan

pemungutan hasil hutan bukan kayu, budidaya tradisional, serta perburuan

tradisional terbatas untuk jenis yang tidak dilindungi.

Mekanisme pemanfaatan : terlebih dahulu membangun

kesepahaman/kesepakatan/kolaborasi dengan pengelola Taman Nasional dalam

rangka pemanfaatan potensi kawasan (sesuai Permenhut nomor P19/

Menhut/2004).

Terhadap masyarakat di sekitar Taman Nasional dilakukan kegiatan

pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat di sekitar Taman Nasional

dilakukan melalui:

pengembangan desa konservasi;

pemberian izin untuk memungut hasil hutan bukan kayu di zona atau blok

pemanfaatan, izin pemanfaatan tradisional, serta izin pengusahaan jasa wisata

alam;

fasilitasi kemitraan pemegang izin pemanfaatan hutan dengan masyarakat.

(Sugiarto, 2012).

Pengelolaan taman nasional dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Ekonomi : Dapat dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai

ekonomis, sebagai contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang

memiliki produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu

meningkatkan pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan devisa

negara.

2. Ekologi : Dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun

abiotik di daratan maupun perairan.

3. Estetika : Memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang

dikembangkan sebagai usaha pariwisata alam / bahari.

4. Pendidikan dan Penelitian : Merupakan obyek dalam pengembangan ilmu

pengetahuan, pendidikan dan penelitian.

5. Jaminan Masa Depan : Keanekaragaman sumber daya alam kawasan

konservasi baik di darat maupun di perairan memiliki jaminan untuk

6

Page 8: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

dimanfaatkan secara batasan bagi kehidupan yang lebih baik untuk generasi

kini dan yang akan datang.

Kawasan taman nasional dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan

upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta

ekosistemnya. Suatu kawasan taman nasionaldikelola berdasarkan satu rencana

pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis,

ekonomis dan sosial budaya.Rencana pengelolaan taman nasional sekurang-

kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang

upaya perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan. (Bella, 2010).

Secara gamblang Taman Nasional dapat diartikan sebagai

”daerah/kawasan/areal atau tanah yang dilindungi oleh negara”.  Taman Nasional

sendiri dapat diartikan sebagai tanah yang dilindungi, biasanya oleh pemerintah

pusat, dari perkembangan manusia dan polusi. Taman Nasional merupakan

kawasan yang dilindungi (protected area) oleh World Conservation Union

Kategori II.Namun, menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Nasional

didefinisikan sebagai kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,

dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu

pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. (Azhari,

2010).

7

Page 9: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari : Kamis - Rabu

Tanggal : 23 Januari – 12 Februari 2014

Waktu : Menyesuaikan

Tempat : Resort 1 SaronganTaman Nasional Meru Betiri

3.2 Alat dan Bahan

Alat :

3.3 Cara Kerja

Memberikan kuisioner pada wisatawan di pos pemeriksaan pantai

Rajegwesi.

Mengamati raflesia (Rafflesia zolingeriana Kds) sebagai materi

biodiversitas di hutan Rajegwesi.

Mengamati dan mengikuti tindakan pelestarian penyu hijau (Chelonia

mydas) di area pantai Sukamade.

Wawancara pada masyarakat.

8

Alat tulis Camera Data Quisioner

Wisatawan

Bahan:

Page 10: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Gambaran LokasiKawasan seluas 58.000 ha yang terletak di kabupaten Jember dan

kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur. Merupakan habitat terakhir macan

loreng (Panthera tiggris sondaice)salah satu satwa paling di lindungi dan

terancam punah.

Aksesibilitas : 4 alternatif jalur darat untuk mencapai kawasan ini, diantaranya :

1. Jalur Jember – Ambulu – Curah nongko – Bandealit (pintu gerbang barat),

sepanjang 64 km atau 1,5 – 2 jam. Perjalanan dapat di tempuh dengan

angkutan umum dan di sambung dengan roda 2 (ojek).

2. Jember - Glenmore Sarongan – Sukamade 103 km (3,5 – 4 jam). Perjalanan

dapat di tempuh dengan angkutan umum dan di sambung dengan roda 2

(ojek).

3. Jember – Genteng – Jajag – Pesanggaran – Sarongan – Sukamade 109 km

(3,5 – 4 jam). Perjalanan dapat di tempuh dengan angkutan umum.

4. Banyuwangi - Jajag – Pesanggaran – Sarongan – Sukamade 137 km (5 jam).

Perjalanan dapat di tempuh dengan angkutan umum.

Hasil Analisis QuesionerUntuk mengambil kesimpulan tentang bagaimana pengelolaan ekowisata

di Resort 1 Sarongan TN.Meru Betiri dan juga keefektivitasannya, maka

dibagikanlah questioner kepada para pengunjung di TN. MeruBetiri. Questioner

ini berisi tentang pertanyaan untuk menggali informasi dari para pengunjung

mulai dari daerah asalnya, dari mana mereka tahu tentang TN.Meru Betiri, dsb.

Untuk lengkapnya form questioner telah dilampirkan dalam lembar lampiran.

Kesimpulannya, dari 60 responden yang didata, ada 3 golongan

pengunjung yang dating yaitu turis asing, golongan pelajar, serta golongan

keluarga mapan. Selama 2 minggu pengumpulan data, pengunjung didominasi

dari golongan pelajar. Tujuan utama pergi ke TN. Meru Betiri adalah untuk

mengunjungi Teluk Hijau yang menjadi daya tarik utama.

9

Page 11: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

Mereka mendapatka ninformasi melalui orang lain yang pernah

berkunjung sebelumnya, dan sebagianya ada yang mendapat informasi dari media.

Pengunjung paling banyak berasal dari daerah seputar banyuwangi dan ada

beberapa yang dating dari luar kota maupun luar negeri.

10

Page 12: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

BAB V

PEMBAHASAN

Taman Nasional Meru Betiri terbagi menjadi 2 (dua) resort yaitu resort

Sarongan dan Bandealith. Untuk kegiatan magang kami di laksanakan di resort I

Sarongan. Resort I Sarongan memiliki tiga tempat andalan yaitu pantai rajegwesi,

Teluk Hijau dan kawasan konservasi penyu di pantai Sukamade.

Berdasarkan survey kami tentang pengunjung dapat diketahui bahwa

pengunjung paling banyak berasal dari dalam kota Banyuwangi, dan sebagian

besar pengunjung dari kalangan pelajar dan mahasiswa, serta beberapa kalangan

dari luar kota banyuwangi dan turis asing. Untuk daerah tujuan yang paling

popular adalah teluk hijau, sedangkan pantai rajegwesi kurang diminati

pengunjung dikarenakan kondisi pantai yang kotor dan pemandangannya yang

kurang menarik. Untuk kawasan konservasi penyu di pantai sukamade sepi dari

pengunjung lokal, namun kebanyakan pengunjung berasal dari turis asing dan

para peneliti dari golongan mahasiswa.

Pengelolaaan di resort I Sarongan melibatkan masyarkat sekitar kawasan,

masyarakat sekitar membentuk sebuah organisasi yang disebut MER (Masyarakat

Ekowisata Rajegwesi). Partisipasi MER dalam pengelolaan ekowisata ialah

menyediakan pelayanan seperti guiding dan tempat pengininapan. Terdapat

permasalah dalam pengelolaannya, dimana tidak meratanya pembagian tempat

penginapan yang telah disediakan dan adanya keluhan dari pedagang disekitar

pantai rajegwesi yang tidak mendapatkan penghasilan dikarenakan sepi

pengunjung dari jarang dilewati pengunjung. Dalam permasalahan ini kami

memberikan alternative tentang perubahan rute wisata, tujuan dilakukannya

perubahan rute ini adalah :

1. Semua warung dapat dilewati pengunjung, serta meningkatkan

pendapatan para pedagang.

2. Meningkatkan pendapatan para nelayan dari jasa antar jemput

wisata.

11

Page 13: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

3. Mengurangi kemacetan, dengan membuat tempat parkir di lokasi

pantai rajegwesi.

4. Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarkatl okal dengan

menyediakan jasa angkutan wisata baik melalui jalur darat maupun

laut.

Berikut alternative skema perubahan rute yang kami buat :

12

Menuju Teluk Hijau – Sukamade

Page 14: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

Adapun permasalahan lain dari para pembuat gula merah, dimana

para pembuat gula tersebut ingin produknya menjadi oleh-oleh khas resort I

Sarongan. Kendalanya adalah gula merah terkesan kurang diminati sebagai oleh-

oleh khas, sehingga perlu adanya inovasi produk dari gula merah itu sendiri.

Sehingga diharapkan dari pihak TNMB mengadakan bimbingan atau pelatihan

dalam inovasi pengolahan gula merah, agar memiliki nilai jual yang tinggi dan

layak sebagai oleh-oleh khas.

Selain itu, resort I Sarongan memiliki daya tarik lain, yaitu dari sector

biodiversitas endemicnya berupa tanaman raflesia (Rafflesia zolingeriana Kds)

dan penyu hijau (Chelonia mydas). Rafflesia sendiri kurang begitu menarik

wisatawan dikarekan aksesnya yang susah serta waktu mekarnya susah di

pastikan. Sedangkan, penyu hijau lebih banyak diminati oleh wisatawan asing.

Selama periode januari, jumlah telur yang berhasil di dapat dari sarang

adalah 23306 butir telur, dengan jumlah pelepasan tukik sebanyak 6151 ekor serta

50 tukik lainnya mati di penangkaran. Sedangkan rafflesia sendiri dijumpai 7

kuncup bunga tersebar di wilayah hutan sekitar teluk hijau dan hutan sekitar

pantai sukamade. Di hutan sekitar teluk hijau, ada 3 raflesia yang dijumpai,

semuanya dalam kondisi busuk, Karena sudah selesai mekar. Di hutan pantai

sukamade sendiri dijumpai 4 kuncup yang belum mekar. Diperkirakan 7 bulan

lagi baru akan mekar.

13

Keterangan :1. Kantor Resort Rajegwesi2. Pos Pemeriksaan3. Mesjid4. Lapangan Sepak Bola

: Jalur Pulang (kendaraanpribadi): Jalur Masuk (kendaraanpribadi): JalurAngkutanWisata

12

4

3

Pantai Rajegwesi

Menuju Pantai Rajegwesi Arboretum Taman

Nasional Meru Betiri

Page 15: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Lokasi wisata yang di TN. Meru Betiri adalah Pantai Rajegwesi, Pantai

Batu, Teluk hijau, Teluk Permisan, Pantai Bandealith, dan kawasan

konservasi penyu di Pantai Sukamade.

Pengelolaan ekowisata di Resort 1 Sarongan TN. Meru Betiri adalah

dengan melibatkan masyarakat yang membentuk organisasi yang disebut

Masyarakat Ekowisata Rajegwesi (MER).

Di tempat penelitian yaitu Resort 1 Sarongan, didapatkan data bahwa

lokasi yang paling sering dikunjungi oleh wisatawan local baik dari

banyuwangi maupun luar kota banyuwangi adalah Teluk Hijau.

Semua wisatawan asing lebih memilih mengunjungi Sukamade untuk

mengetahui dan berpatisipasi dalam konservasi penyu.

MER memberikan pelayanan paket wisata seperti penyediaan jasa guiding,

dan penginapan.

Pengunjung di wilayah Resort 1 Sarongan didominasi oleh masyarakat

dari dalam kota banyuwangi serta sebagian kecil dari luar kota

banyuwangi.

Adanya keluhan dari pedagang seputar Pantai Rajegwesi yang jarang

dikunjungi.

Penyebabnya karena P.Rajegwesi kurang menarik dan kotor serta kalah

bersaing dengan Teluk Hijau.

Adanya keluhan dari pemilik penginapan karena pergiliran yang baik.

Adanya keinginan untuk menjadikan gula merah sebagai oleh-oleh khas.

Daya tarik lain yang ada di Resort 1 Sarongan adalah merupakan tempat

hidup bagi flora-fauna endemic yaitu Bunga Rafflessia dan Penyu Hijau.

Minat wisatawan paling banyak adalah untuk mengunjugi pantai dan

konservasi penyu.

14

Page 16: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

Untuk Rafflessia sendiri kurang begitu diminati karena susah dijangkau

dan tidak pasti kapan akan mekar, dan rafflesia yang dijumpai 7 kuncup

bunga tersebar di wilayah hutan sekitar teluk hijau dan hutan sekitar pantai

sukamade.

Jumlah telur yang berhasil di dapat dari sarang adalah 23306 butir telur,

dengan jumlah pelepasan tukik sebanyak 6151 ekor serta 50 tukik lainnya

mati di penangkaran.

6.2 Saran

Penambahan fasilitas dan pengembangan kawasan pantai rajegwesi.

Perubahan jalur wisata.

Pergiliran tempat penginapan.

Bimbingan terhadap inovasi olahan gula merah sebagai oleh-oleh khas.

15

Page 17: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Informasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Online,

http://www.dephut.go.id. Diakses tanggal 4 Januari 2014.

______. 2013.Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Online,

http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal 10 Januari 2014.

Azhari, A. 2010. Taman Nasional. Online, http://www.rareplanet.org. Diakses

tanggal 4 Januari 2014.

Bella, Y. 2010. Pengertian Konservasi, Cagar Alam, Taman Nasional. Online,

http://yudhabellavirdhi.blogspot.com. Diakses tanggal 4 Januari 2014.

Sugiarto, DP. 2012. Pengertian Taman Nasional Kriteria Zonasi dan

Pemanfaatan. Online, http://tnrawku.wordpress.com. Diakses tanggal 9

Januari 2014.

16

Page 18: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

LAMPIRAN

Kuisioner Wisatawan

Yth. Responden

Kuisioner ini dibuat guna melengkapi data Pengamatan Magang Ekowisata di

Taman Nasional Meru Betiri Kabupaten Banyuwangi Povinsi Jawa Timur. Mohon

berkenan mengisi kuisioner. Terima kasih anda telah bersedia sebagai responden.

a. Nama :

b. Umur :

c. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

d. Status Pernikahan : Menikah Belum Menikah

e. Asal Daerah :

f. Pekerjaan : PNS/Swasta

g. Jabatan :

h. Pendidikan Terakhir : Tidak sekolah/SD/SMP/SMA/D3/S1/......

*) Coret yang perlu.

1. Apakah anda sudah pernah berkunjung ke Taman Nasional Meru Betiri ?

Sudah Belum

2. Sudah berapa kali anda berkunjung ke Taman Nasional Meru Betiri ?

Sekali Lebih dari satu kali

3. Bagaimana anda berkunjung ke Taman Nasional Meru Betiri ?

Sendiri Berombongan

4. Tujuan utama Bapak/Ibu berkunjung ketempat wisata ini hendak menuju

kemana ?

Rajagwesi SukamadeBandealit dll)............

5. Obyek wisata mana yang anda kunjungi di Taman Nasional Meru Betiri ?

(Boleh lebih dari 1)

Pantai

Mangrove

Konservasi Penyu

Hutan

17

Page 19: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

Wisata budaya di TNMB

6. Aktivitas yang anda sukai ketika berkunjung ke Taman Nasional Meru Betiri

adalah ..... (Boleh lebih dari 1)

Menikmati pemandangan

Pendidikan/penelitian

Pelestarian penyu

7. Dari mana anda mengetahui obyek wisata yang ada dalam kawasan Taman

Nasional Meru Betiri ?

Internet

Teman

Brosur/Leaflet

Travel/Biro perjalanan

Semua tersebut diatas

8. Bagaimana kesan anda pada Taman Nasional Meru Betiri ?

Sangat menarik

Menarik

Tidak menarik

9. Bagaimana kesan anda terhadap keanekaragaman flora dan fauna yang ada

Sangat menarik

Menarik

Tidak menarik

10. Bagaimana kesan anda terhadap keanekaragaman budaya yang ada apakah

berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata ?

Sangat berpotensi

Berpotensi

Tidak berpotensi

11. Apakah anda setuju apabila pengembangan ekowisata yang ada

dikembangkan berbasis masyarakat ?

Setuju Tidak setuju

18

Page 20: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

12. Bagaimana kesan anda terhadap sarana transportasi ke Taman Nasional Meru

Betiri ?

Sangat Memadai

Memadai

Kurang memadai

Tidak memadai

13. Berapa pedapatan anda per bulan ?

< Rp. 1.000.000

Rp. 1.000.000 sd 2.000.000

Rp. 2.000.000 sd 3.000.000

> Rp. 3.000.000

14. Berapa biaya yang dikeluarkan saat anda berkunjung ke Taman Nasional

Meru Betiri?

Transportasi asal-Taman Nasional Meru Betiri :

Akomodasi :

Transport lokal :

Makan-minum :

Hiburan :

Cinderamata :

Pemandu :

Lain-lain :

15. Menurut pendapat anda bagaimana pengembangan ekowisata di Taman

Nasional Meru Betiri ?

16. Apa harapan anda terhadap pengembangan ekowisata di Taman Nasional

Meru Betiri?

19

Page 21: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

HASIL WAWANCARA WARGA

NELAYAN RAJEGWESI

Bapak Sukri

Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru

Betiri, bahwa beliau setuju dengan adanya pengembangan dengan alasan

masyarakat di ikut sertakan dalam pengembangan tersebut. Dampak dari

pengembangan tersebut yaitu pengembangan ekowisata harus lebih di optimalkan

karena akan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Pendapatan per hari

para nelayan tidak menentukan, tergantung pada keadaan cuaca. Apabila cuaca

mendukung dapat mencapai Rp. 100.000 – Rp. 200.000 per hari. Dengan

pendapatan sekian dapat mencukupi kebutuhan sehari – hari. Harapaan beliau

adanya timbal balik dari pengembangan ekowisata tersebut, serta aksesibilitas

segera di perbaiki.

Bapak Sukardi

Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru

Betiri, bahwa beliau tidak setuju, dikarenakan kebanyakan nelayan merasa

terganggu terkecuali Sukamade dan Teluk Hijau. Pendapatan per bulan para

nelayan tidak menentukan, tergantung pada keadaan cuaca. Harapan beliau, agar

pantai Rajegwesi tidak dijadikan tempat wisata karena dapat mengganggu

kegiatan para nelayan.

Bapak Poniman

Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru

Betiri, bahwa beliau setuju dengan adanya pengembangan dengan alasan dapat

menambah penghasilan dengan kemungkinan banyaknya pengunjung dapat

menyewa perahu para nelayan untuk menuju ke teluk hijau dengan demikian

dapat meningkatkan pendapatannya. Pendapatan per bulan para nelayan tidak

menentukan, tergantung pada keadaan cuaca. Apabila cuaca mendukung dapat

mencapai Rp. 100.000 – Rp. 200.000 per hari. Harapannya, supaya pantai

20

Page 22: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

Rajegwesi dijadikan sebagai tempat wisata yang lebih baik. Serta, untuk para

nelayan agar dibuatkan tempat bersandar perahu-perahu atau pelabuhan.

Bapak Khoirin

Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru

Betiri, bahwa beliau setuju dengan adanya pengembangan dengan alasan jika itu

dapat menambah penghasilan para nelayan. Dampak dari pengembangan tersebut

yaitu pengembangan ekowisata masih belum terasa bagi para nelayan untuk saat

ini. Pendapatan per bulan para nelayan tidak menentukan, tergantung pada

keadaan cuaca. Apabila cuaca mendukung dapat mencapai Rp. 100.000 – Rp.

200.000 per hari. Harapan beliau agar pantai rajegwesi menjadi tempat wisata

yang lebih baik lagi dan tidak merusak alam. Serta, adanya kerjasama antara PA

dengan para nelayan.

Bapak Koiman

Setuju, karena akan berdampak kepada peningkatan ekonomi nelayan. Apabila

tidak sedang musim ikan, nelayan dapat menyewakan perahunya kepada

pengunjung untuk berkunjung ke teluk hijau atau sekedar berkeliling di sekitar

pantai untuk menikmati suasana laut. Dengan demikian akan dapat meningkatkan

pendapatan mereka, selain hanya berprofesi sebagai nelayan. Harapan beliau agar

dijadikan tempat wisata yang lebih baik.

PEMBUAT GULA MERAH (GULA KELAPA)

Bapak Pujo

Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru

Betiri, bahwa beliau tidak setuju dikarenakan tidak berpengaruh apapun dari

pengembangan tersebut. Dampak dari pengembangan tersebut dapat

meningkatkan penghasilan. Pendapatan beliau dari hasil pembuatan gula tersebut

dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari yaitu sekitar 2,5 juta per bulan. Harapan

beliau agar tidak merusak lingkungan sekitar kawasan.

21

Page 23: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

Bapak Misri

Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru

Betiri, bahwa beliau setuju. Hal ini akan meningkat pendapatan dengan menjual

gula merah kepada pengunjung sebagai sovenir atau oleh-oleh. Dampak dari

pengembangan ekowisata tersebut sangat berpengaruh dikarenakan dapat

meningkatkan pendapatan pembuat gula merah. Pendapatan beliau dari hasil

pembuatan gula tersebut dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari yaitu sekitar 2 - 3

juta per bulan. Harapan beliau supaya segera dikembangkan ekowisata sehingga

hasil dari penjualan tersebut tidak hanya di jual kepada pengepul gula merah,

namun dapat pula di jual kepada pengunjung sebagai oleh-oleh.

Ibu Yeti

Dampak dari pengembangan ekowisata tersebut terhadap penjualan gula merah

untuk saat ini masih belum terasa. Harapan beliau agar dapat di jadikan sebagai

sovenir atau oleh-oleh bagi pengunjung yang datang.

Ibu Siti Asmina

Dampak dari perkembangan ekowisata tersebut terhadap penjualan gula merah

Hasil pengelohan nira kelapa menjadi gula merah di jual kepada pengepul, dengan

pendapatan Rp. 100.000 per hari dari penjualan per kilo gram yaitu Rp 5.700.

Harapan beliau agar gula merah dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari kawasan

Taman Nasional Meru Betiri, khususnya dari masyarakat pantai Rajegwesi.

Bapak Dalijo

Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru

Betiri, bahwa beliau setuju. Hal ini dikarenakan dapat di tambahkan sebagai minat

pada pengunjung. Dampak dari pengembangan tersebut berpengaruh pada

penjualan gula merah dikarenakan penghasil dapat menjual langsung di tempat

pada saat pengunjung datang. Hal tersebut justru akan mempermudah penghasil

untuk memasarkan olahannya selain memasarkannya kepada tengkulak atau

pengepul. Dari hasil penjualan gula merah dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari

serta, dari hasil penjualan gula merah tersebut dapat di simpan sebagai tabungan

22

Page 24: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

untuk di masa yang akan datang. Pendapatan bersih per bulan dari hasil gula

merah tersebut mencapai Rp. 175 jt.

WARUNG

Bapak Giran

Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru

Betiri, bahwa beliau setuju. Dampak dari dengan adanya pengembangan

ekowisata akan menambah penghasilan beliau dengan pendapatan perbulan

sebesar Rp 3 jt. Harapan beliau semoga dapat mensejahterakan masyarakat.

Ibu Sutina

Dengan adanya pengembangan ekowisata, beliau setuju karena dapat

mengembangkan kawasan atau meningkatkan pendapatan pedagang. Harapan

beliau, supaya mendapatkan timbal balik atas adanya pengembangan ekowisata

tersebut.

Ibu kus

Beliau juga setuju dengan adanya perkmbangan ekowisata, karena beliau

berpendapat bahwa jika ekowisata berkembang maka semakin banyak pengunjung

yang datang maka akan semakin benyak pembeli serta dapat menambah

penghasilan. Pendapatan perbulan tergantung masih tergantung para nelayan jika

hasil nelayan meningkat maka penghasilan akan semakin banyak, namun dengan

demikian masih bisa mencukupi kebutuhan sehari harinya. Beliau berhap agar

pantai rajek wesi diperindah sehingga pengunjung bisa meningkat.

Ibu Jem

Beliau sangat setuju tentang dijadikannya ekowisata pada kawasan Taman

Nasional Meru Betiri, karna bisa mengembangkan daerah rajak wesi. Beliau

berpendapat jika ekowisata di daerah Taman Nasional Meru Betiri lebih di

kembangkan maka akan berdampak baik terhadap usaha beliau. Pendapat

perbulan beliau tidak tentu namun masih bisa mencukupi kebutuhan sehari hari

beliau. Harapan beliau terhadap perkembangan ekowisata di daerah Taman

Nasional Meru Betiri adanya timbal balik sama usaha beliau.

23

Page 25: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

Ibu Wiji

Pendapat beliau sangat setuju jika Ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru

Betiri, karna daerah Rajek wesi bisa rame hingga bisa menambah pembeli.

Pendapatan dari usaha beliau bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari beliau meski

pendapatannya tidak tentu. Harapan beliau agar akses secepatnya di perbaiki.

Ibu Siti Romlah

Tentang Ekowisata beliau sangat setuju apabila lebih dikembangkan asalkan

berdampak baik terhadap masyarakat. Pendapatan perbulan beliau tidak tentu

namun masih bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari serta beliau bisa menabung

dari penghasilan usaha warung beliau. Harapan beliau agar akses diperbaiki dan

MER bisa meratakan pembagian home stay.

Ibu Sri Utami

Beliau juga setuju karna menurut pendapat beliau akan banyak pengunjung yang

bisa membantu usaha warung beliau. Penghasilan beliau perbulan juga tidak tentu

karna menurut beliau masih tergantung sama pengahasilan para nelayan. Harapan

beliau yaitu bangun usaha toko yang lebih besar

Ibu Titik Sumiati

Pendapat beliau juga setuju yang terpenting tidak merugikan masyarakat.

Penghasilan beliau bisa mencukupi kebutuhan keluarga beliau meski penghasilan

perbulannya tidak tentu. Harapan beliau agar pengelolaan Ekowisata ditaman

nasional meru betiri lebih baik lagi dari yang sebelumnya dan fasilitas di pantai

rajek wesi serta teluk hijau maupun di sukamade supaya dilengkapi.

Ibu Sriami

Tentang Ekowisata beliau sangat setuju apabila lebih dikembangkan asalkan

berdampak baik terhadap masyarakat, Pendapatan perbulan beliau 200-500 ribu.

Harapan beliau Pantai Rajekwesi lebih dikembangkan dengan diberikan fasilitas

yang lengkap serta untuk membuat pengunjung lebih meningkat.

Ibu Rohima

24

Page 26: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

Dengan adanya pengembangan ekowisata, beliau setuju karena dapat

mengembangkan kawasan atau meningkatkan pendapatan pedagang. Harapan

beliau, supaya mendapatkan timbal balik atas adanya pengembangan ekowisata

tersebut.

Ibu Berm

Pendapat beliau juga setuju yang terpenting tidak merugikan masyarakat dan

adanya timbal balik terhadap masyarakat biasa. Penghasilan beliau bisa

mencukupi kebutuhan keluarga beliau meski penghasilan perbulannya tidak tentu.

Harapan beliau agar pengelolaan Ekowisata ditaman nasional meru betiri lebih

baik lagi dari yang sebelumnya dan pantai rajek wesi lebih dikembangkan serta di

perindah.

Ibu Amina

Beliau juga setuju karna menurut pendapat beliau akan banyak pengunjung yang

bisa membantu usaha warung beliau. Penghasilan beliau perbulan juga tidak tentu

karna menurut beliau masih tergantung sama pengahasilan para nelayan. Harapan

beliau agar masyarakat biasa juga bisa merasakan atas perkembangan ekowisata

seperti diikut sertakan dalam pekerjaan sehingga bisa mengurangi pengangguran

di daerah Rajek Wesi.

Ibu Halima

Beliau juga sangat setuju karna menurut pendapat Bu Halima akan banyak

pengunjung yang bisa membantu usaha warung beliau. Penghasilan Bu Halima

perbulan juga tidak tentu karna menurut beliau masih tergantung sama

pengahasilan para nelayan. Harapan Bu Halima yaitu agar akses jalan secepatnya

diperbaiki.

HOME STAY

Bapak Sucipto

25

Page 27: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru

Betiri, bahwa beliau setuju karna bisa membantu dalam kesenjangan hidup.

Penghasilan beliau dari usaha home stay tidak tentu tergantung adanya penyewaan

kamar Home Stay beliau. Harapan beliau agar rajek wesi bisa lebih maju. Fasilitas

yang beliau sediakan berupa 1 kamar untuk dua orang, kamar mandi, tempat

sholat serta menyediakan makan 3x sehari.

Ibu Siti Asmina

Terdapat home stay yang disediakan oleh kelompok masyarakat sebagai tempat

persinggahan sementara atau menginap untuk beberapa hari. Pendapat beliau juga

setuju yang terpenting tidak merugikan masyarakat dan adanya timbal balik

terhadap masyarakat biasa. Harapan beliau, supaya mendapatkan timbal balik atas

adanya pengembangan ekowisata tersebut. Fasilitas yang disediakan oleh pemilik

adalah berupa kamar tidur, ruang makan, mushola. Dengan biaya penginan per

malam Rp. 50.000 per kamar.

Ibu Katiyem

Tentang Ekowisata beliau sangat setuju apabila lebih dikembangkan asalkan

berdampak baik terhadap masyarakat. Harapan beliau MER bisa meratakan

pembagian home stay. Fasilitas yang beliau sediakan berupa 1 kamar untuk dua

orang, kamar mandi, tempat sholat serta menyediakan makan 3x sehari.

Bapak Wagiran

Fasilitas yang tersedia seperti 1 buah kamar tidur, sudah termasuk dengan sarapan,

kamar mandi dan mushola. Harapan beliau agar ketua MER dapat membagi

pengunjung yang datang kepada setiap anggotanya yang memiliki home stay dan

PA supaya menanggapi atas usulan serta harapan dari masyarakat.

Bapak Sugiarso

Fasilitas yang tersedia seperti 1 buah kamar tidur, sudah termasuk dengan sarapan,

kamar mandi dan mushola. Harapan juga sama dengan Bapak Giran dan Ibu Kus

yaitu agar ketua MER dapat membagi pengunjung yang datang kepada setiap

anggotanya yang memiliki home stay.

26

Page 28: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

Bapak Hardinata

Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru

Betiri, bahwa beliau setuju. Hal ini dikarenakan dapat di tambahkan sebagai minat

pada pengunjung. Dampak dari pengembangan tersebut berpengaruh pada

penyewaan home stay sebagai usaha beliau. Harapan beliau agar pembagian

penyewaan home stay supaya merata. Fasilitas yang tersedia seperti 1 buah kamar

tidur, sudah termasuk dengan sarapan, kamar mandi dan mushola.

Bapak Qhoiri

Pendapat beliau juga setuju yang terpenting tidak merugikan masyarakat dan

adanya timbal balik terhadap masyarakat biasa. Fasilitas yang beliau sediakan

berupa 1 kamar untuk dua orang, kamar mandi, tempat sholat serta menyediakan

makan 3x sehari. Harapan beliau agar akses diperbaiki dan MER bisa meratakan

pembagian home stay.

Bapak Parman

Pendapat tentang pengembangan ekowisata pada kawasan Taman Nasional Meru

Betiri, bahwa beliau setuju dengan adanya pengembangan dengan alasan

masyarakat di ikut sertakan dalam pengembangan tersebut. Fasilitas yang

disediakan oleh pemilik adalah berupa kamar tidur, ruang makan, mushola.

Dengan biaya penginan per malam Rp. 50.000 per kamar. Harapan beliau

terhadap perkembangan ekowisata di daerah Taman Nasional Meru Betiri adanya

timbal balik sama usaha beliau.

27

Page 29: Laporan Magang Meru Betiri 2014 (1)

DATA PELEPASAN DAN PENGAMBILAN TELUR PENYU HIJAU

NO TANGGAL JENIS DILEPAS MATI

1 2-Jan-14 CM 100 42 3-Jan-14 CM 210 243 4-Jan-14 CM 130 24 6-Jan-14 CM 390 25 7-Jan-14 CM 300 6 8-Jan-14 CM 350 17 9-Jan-14 CM 220 8 9-Jan-14 CM 400 39 10-Jan-14 CM 50 1

10 11-Jan-14 CM 150 11 12-Jan-14 CM 150 12 12-Jan-14 CM 613 13-Jan-14 CM 130 14 14-Jan-14 CM 500 15 15-Jan-14 CM 750 16 16-Jan-14 CM 250 17 18-Jan-14 CM 250 18 19-Jan-14 CM 400 219 21-Jan-14 CM 3 20 22-Jan-14 CM 300 221 25-Jan-14 CM 50 22 26-Jan-14 CM 200 23 27-Jan-14 CM 100 24 29-Jan-14 CM 30 25 30-Jan-14 CM 400 26 31-Jan-14 CM 338 3

TOTAL     6151 50

keterangan : mati : 50dilepas : 6151rata-rata pelepasantukik : 198

28