22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN PERCOBAAN 1. Menunjukkan reaksi penyabunan dan proses pembuatan sabun di laboratorium 2. Menunjukkan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan 1.2 DASAR TEORI 1.2.1 Sabun Sabun adalah salah satu senyawa kimia yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan minyak/lemak. Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak/lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun diantaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna. Gliserida (lelehan lemak sapi atau lipida lain) dididihkan bersama-sama dengan larutan lindi (dulu digunakan abu kayu karena mengandung K- 31

laporan pembuatan sabun

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Kimia Organik

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN PERCOBAAN 1. Menunjukkan reaksi penyabunan dan proses pembuatan sabun di laboratorium 2. Menunjukkan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan 1.2 DASAR TEORI 1.2.1SabunSabun adalah salah satu senyawa kimia yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan minyak/lemak. Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak/lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun diantaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.Gliserida (lelehan lemak sapi atau lipida lain) dididihkan bersama-sama dengan larutan lindi (dulu digunakan abu kayu karena mengandung K-Karbonat, tapi sekarang NaOH), terjadi hidrolisis menjadi gliserol dan garam sodium dari asam lemak, etelah sabun terbentuk ke dalamnya ditambahkan NaCl agar sabun mengendap dan dapat dipisahkan dengan penyaringan. Gliserol, lindi, dan NaCl berlebih dipisahkan dengan cara destilasi. Sabun yang masih kotor dimurnikan dengan cara pengendapan berulang-ulang (represipitasi). Akhirnya ditambahkan zat aditif (batu apung, parfum, dan zat pewarna).

Jenis- jenis sabun:1. Sabun Cair : Dibuat dari minyak kelapa atau minyak goreng Alkali yang digunakan basa kuat, seperti KOH dan NaOH Bentuk cair dan tidak mengntal dalam waktu komar2. Sabun lunak Dibuat dari minyak kelapa,minyak kelapa sawit, atau minyak tumbuhan yang tidak jernih Alkali yang digunakan adalah basa kuat, seperti NaOH dan KOH Bentuk pasta dan mudah larut dalam air3. Sabun keras Dibuat dari lemak netral yang padat atau minyak yang dikeraskan dengan proses hidrogenasi Alkali yang digunakan adala basa kuat, seperti NaOH dan KOH Sukar larut dalam air (anonim, 2010)

Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat nonpolar, sedang ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk missel, yakni kumpulan (50-150) molekul sabun yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung-ujung ionnya menghadap ke air.Kegunaan sabun ialah kemampuannya mengemulsi otoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat nonpolar, seperti tetesan minyak. Ke dua, ujung anion molekul sabun yang tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang mengembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak-menolak antara tetes-tetes sabun-minyak, maka minyak tidak dapat saling bergabung, tetapi dapat tersuspensi. (Arifin Pararaja,2010)

Sifat sifat Sabun antara lain:1.Dapat mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan2.Sabun bersifat basa3.Sabun mudah tersuspensi dalam air dengan membentuk missel4.Sabun dapat mengendap dalam air sadah dan meninggalkan suatu residu.5.Sabun dengan gugus karboksilatnya surfaktan benzalkonium klorida (N-Benzil ammonium klorida) bersifat antibakteri.

1.2.2 Reaksi Penyabunan (Saponifikasi)Reaksi Penyabuna merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Untuk menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak atau sabun cair digunakan KOH. Perbedaan antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari kelarutannya dalam air yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika dibandingkan dengan sabun lunak. Berikut adalah bentuk dari reaksi penyabunan:

AMenghasilkan Sabun Keras (Menggunakan NaOH)

BMenghasilkan sabun lunak/cair (Menggunakan KOH)C17H35COOH + KOH C17H35COOK + H2O

1.2.3 Minyak dan LemakMinyak dan lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair pada temperatur ruang (280C), sedangkan lemak akan berwujud padat.Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam air. Kandungan asam lemak tak jenuh seperti oleat, linoelat, dan linolenat yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti: kelayakan ekonomi, spresifikasi prosuk, dan lain-lain. Beberapa jenis minyak/lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya:APalm Oil (Minyak Kelapa Sawit)Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan karotenoid sehingga jika digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat 100% dari minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa.

BCoconut Oil (Minyak Kelapa)Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh tinggi, terutama asam laurat sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan koprat.

CCastor Oil (Minyak Jarak)Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun transparan.

DOlive Oil (Minyak Zaitun)Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.1.2.4 Air SadahAir sadah adalah air yang banyak mengandung ion-ion kalsium dan magnesium. Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap.AAir Sadah SementaraAir sadah sementara adalah air yang mengandung ion bikarbonat (HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat (Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Air yang mengandung ion atau senyawa senyawa tersebut disebut air sadah sementara karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air. Reaksi yang terjadi adalah:Ca(HCO3)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2

BAir Sadah TetapAir sadah tetap adalah air sadah yang mengandung anion selain selain ion bikarbonat, misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3-, SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi berupa kalsium florida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3))2, kalsium sulfat (CaSO4), magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3))2, dan magnesium sulfat (MgSO4). Air yang mengandung senyawa senyawa tersebut disebut air sadah tetap, karena kesadahannya tidak bisa dihilangkan hanya dengan cara pemanasan. Untuk membebaskan air tersebut dari kesadahan, harus dilakukan dengan cara kimia, yaitu dengan mereaksikan air tersebut dengan zat-zat tertentu. Pereaksi yang digunakan adalah larutan karbonat, yaitu Na2CO3 (aq) atau K2CO3 (aq). Penambahan larutan karbonat dimaksudkan untuk mengendapkan ion Ca2+ dan atau Mg2+. Reaksinya adalah:CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) CaCO3 (s) + 2NaCl (aq)Mg (NO3)2(aq) + K2CO3 (aq) MgCO3 (s) + 2 KNO3 (aq)Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas dari kesadahan (ion Ca2+ atau Mg 2+).

BAB II METODOLOGI2.1 ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan :1. Cawan penguapan 2. Gelas kimia 250 mL3. Batang pengaduk4. Spatula5. Hot plate6.Pipet tetes7. Pipet volume 25 mL8.Pipet ukur 10 mL9.Bulp10.Tabung reaksi11.Rak tabung reaksi12. Kaca arlojiBahan yang digunakan :1. Sampel minyak2.Etanol 95%3.NaOH 10 M4.Larutan NaCl jenuh 5.Kerosin atau minyak tanah 6.Larutan kalsium sulfat7.Indikator fenolftalin (PP)8.Aquades

2.2 PROSEDUR PERCOBAANPERSIAPAN1.Siapkan alat dan bahan kimia yang digunakan2.Buat larutan NaOH 10 M sebanyak 50 mlPEMBUATAN SABUN1.Ambil 5 ml minyak kelapa dan masukkan ke dalam cawan penguapan2.Tambahkan 5 ml etanol ke dalam cawan yang telah berisi minyak kelapa 3.Tambahkan 3 ml larutan NaOH 10 M sambil diaduk4.Tutup cairan penguapan dengan kaca arloji5.Panaskan campuran dalam cawan penguapan6.Teruskan pemanasan hingga tidak berbau alcohol7.Dinginkan campuran yang ada dalam cawan penguapan8.Amati apa yang terjadi pada cawan penguapan9.Tambahkan 20 ml larutan NaCl pekat ke dalam cawan penguapan10.Amati apa yang terjadi11.Catat hasil pengamatan anda.

SIFAT SABUN1.Masukan 1 ml kerosin atau minyak tanah dan 10 ml air dalam tabung reaksi2.Kocok campuran dan catat pengamatan anda3.Masukkan sedikit sabun ke dalam tabung reaksi yang berisi kerosin4.Kocok dan catat pengamatan anda5.Tambahkan sedikit pada campuran jika campuran tidak berubah dan kocok lagi6.Catat pengaruh penambahan sabun pada campuran ini dan kerosin7.Larutkan sedikit sabun pada 10 ml air panas ke dalam tabung reaksi yang bersih8.Tambahkan 8-10 tetes larutan kalsium sulfat9.Catat pengaruh kalsium sulfat terhadap air sabun10.Larutkan sedikit sabu ke dalam 5 ml etanol dalam tabung reaksi yang bersih11.Tambahkann 2 tetes indikator PP2.3SAFETY ALAT DAN BAHANSafety yang digunakan dan percobaan ini antara lain :1. Jas lab.2. Sepatu tertutup3. Sarung Tangan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 DATA PENGAMATAN3.1.1 Tabel pembuatan sabun dengan minyak kelapaNO BAHAN PENGAMATAN

1.Campuran pengadukanCairannya homogen, dan terdapat sedikit gelembung

2.Minyak kelapa etanol dipanaskan NaOHMembentuk padatan

3.Campuran + NaCl pekat pengadukanCairannya homogen dan sedikit berbuih

3.1.2 Tabel pembuatan sabun dengan minyak goringNO BAHAN PENGAMATAN

1.Campuran pengadukanTerbentuk sedikit padatan dan cairannya homogen

2.Minyak kelapa etanol dipanaskan NaOHJika cairannya menjadi dingin, maka cairan tersebut menjadi padat

3.Campuran + NaCl pekat pengadukanHomogen, tetapi ada sedikit padatan

3.1.3 Sifat-sifat sabun dari minyak kelapaNO BAHAN PENGAMATAN

1.Kerosin + air >>> dikocokSedikit berbuih dan tidak homogen

2.Sabun + larutan kerosin >> dikocokCairannya berbentuk kental

3.Sabun + air panasHomogen, dan warnanya sedikit pucat

4.Sabun + kalsium sulfatTidak homogen dan banyak buih

5.Sabun + etanolHomogen

6.Sabun + etanol PPCairan menjadi warna ungu dan terbentuk 2 lapisan warna

3.1.4 Sifat-sifat sabun dari minyak gorengNO BAHAN PENGAMATAN

1.Kerosin + air >> dikocokSedikit berbuih dan tidak homogen

2.Sabun + larutan kerosin >> dikocokMembentuk padatan dan sedikit kental

3.Sabun + air panasTidak homogen dan sedikit berbuih

4.Sabun + Kalsium sulfatTidak homogen dan sedikit berbuih

5.Sabun + etanolTidak homogen

6.Sabun + etanol PPCairan menjadi warna ungu dan tidak larut

3.2 PEMBAHASANPercobaan ini bertujuan untuk membuat sabun di laboratorium dan menunjukkan reaksi penyabunan. Percobaan pembuatan sabun menggunakan minyak kelapa dan minyak goreng. Pada percobaan pembuatan sabun dengan minyak kelapa, minyak kelapa sebagai bahan utama, etanol sebagai pelarut, dan NaOH sebagai basa. Minyak kelapa, etanol, dan NaOH dicampurkan didalam cawan penguapan. Hasilnya terbentuk endapan, kemudian campuran tersebut dipanaskan hingga bau etanol hilang. Pada saat proses pendinginan campuran pada cawan penguapan terbentuk endapan padat dan berwarna putih susu yang disebut dengan sabun.Percobaan kedua yaitu membuat sabun dengan bahan minyak goreng, etanol, dan NaOH. Ketiga bahan tersebut di masukkan ke dalam cawan penguapan kemudian diaduk, hasilnya tebentuk endapan. Kemudian campuran tersebut itu dipanaskan sampai bau etanol hilang. Pada proses pendinginan, campuran pada cawan penguapan terbentuk padatan, berwarna kuning, dan lebih padat dari pembuatan sabun menggunakan minyak kelapa.Percobaan berikutnya adalah menunjukkan sifat sabun. Pada reaksi pencampuran kerosin dan air serta pada tabung tersebut ditambah sabun dari hasil percobaan. Ketika sabun ditambahkan pada campuran kerosin dan air, hasilnya membentuk padatan dan sedikit kental pada sabun dari bahan minyak kelapa. Ketika sabun ditambah kalsium sulfat, maka hasilnya sama-sama tidak homogen dan sedikit berbuih pada sabun bahan minyak goreng maupun minyak kelapa, namun pada sabun bahan minyak kelapa terdapat banyak banyak buih dari pada sabun bahan minyak goreng. Ketika sabun bahan minyak goreng ditambah etanol, campuran tersebut tidak homogen, berbeda dengan sabun dari minyak kelapa jika ditambah etanol maka campurannya menjadi homogen. Baik sabun dari minyak kelapa maupun sabun dari bahan minyak goreng, keduannya jika ditambahkan etanol PP maka menghasilkan warna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa kedua sabun tersebut bersifat basa. Sabun dari bahan minyak kelapa memiliki PH=12, pengukuran dilakukan dengan indikator universal. Pada sabun dari bahan minyak goreng memilki PH=13.Standar SNI sabun PH= 8-9. Karena PH sabun pada percobaan diatas standar uji, maka sabun dari hasil pecobaan tidak dapat digunakan, hal itu terjadi karena terlalu Basa.

BAB IVPENUTUP

4.1KESIMPULANDari praktikum yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa :1. Sabun produk bersifat basa.2. Sabun tidak menimbulkan buih pada kalsium sulfat (Ca2SO4).3. Sabun mudah tersuspensi dalam air.4. Sabun dapat dibentuk dengan mereaksikan minyak kelapa dengan NaOH (basa) dan pelarut etanol yang menghasilkan sabun produk.

4.2 SARAN1) Praktikan harus mengerti dan memahami pratikum yang akan dilakukan2) Praktikan harus mengetahui tetang sifat-sifat sabun

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pembuatan Sabun dan Sifatnya.www.yahoo.comIfandy, Yohanes., B.A.W., 2010. Laporan Praktikum Proses Kimia Terapan Pembuatan Sabun dan Sifatnya, Samarinda:Politeknik Teknik KimiaRohman,S. 2009. Bahan Pembuatan Sabun. Majarimagazine.comSamarinda : Politeknik Negeri Samarinda .Tim Laboratorium Kimia Dasar, 2014, Penuntun Praktikum Dasar Proses Kimia, www.wikipedia.com

LAMPIRANGAMBAR ALAT

PIPET UKUR

GELAS BEAKER

KACA ARLOJISPATULA

RAK TABUNG REAKSICAWAN PENGUAPAN

BULPPIPET VOLUMEBOTOL SEMPROTTABUNG REAKSIHOT PLATEBATANG PENGADUK

46