Laporan Pendahuluan Anc

Embed Size (px)

Citation preview

  • LAPORAN PENDAHULUAN

    ANTENATAL CARE (ANC)

    I. Pengertian

    Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa

    keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap

    penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 1996).

    Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu

    manajemen kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik (Hanifa

    Wiknjosastro, SPOG, dkk (2002) Ilmu Kebidanan).

    II. Tujuan Pelayanan Antenatal Care

    a. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan

    memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.

    b. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah ataupun obstetri

    selama kehamilan.

    c. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi

    komplikasi.

    d. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan

    puerperium normal, dan merawat anak secara fisik, psikologi dan social (Kusmiyati,

    et al., 2008).

    III. Pelayanan Antenatal Care

    Pelayanan antenatal dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar

    minimal 7T yang terdiri dari:

    1. Timbang badan dan tinggi badan dengan alat ukur yang terstandar

    Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri, karena

    hubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat badan ibu hamil

    yang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak sebelum hamil (Nadesul, 2006).

    Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Ibu dengan tinggi

  • protein urin positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas. Apabila tekanan

    darah mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan jarak 1 jam

    atau tekanan darah > 140/90 mmHg, maka ibu hamil mengalami preeklamsi. Apabila

    preeklamsi tidak dapat diatasi maka akan menjadi eklamsi (Mufdlillah, 2009).

    3. Mengukur Tinggi fundus uteri dengan prosedur yang benar

    Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk mendeteksi secara

    dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin intrauterin, tinggi fundus

    uteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi terhadap terjadinya molahidatidosa, janin

    ganda atau hidramnion (Nadesul, 2006)

    4. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap (sesuai jadwal).

    Pemberian imunisasi TT untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus. Jadwal

    pemberian imunisasi TT sebagai berikut:

    Antigen Interval (selang

    waktu minimal)

    Lama

    perlindungan % perlindungan

    TT1 Pada kunjungan

    antenata pertama

    - -

    TT2 4 minggu setelah

    TT1

    3 tahun * 80

    TT3 6 bulan setelah

    TT2

    5 tahun 95

    TT4 1 tahun setelah

    TT3

    10 tahun 99

    TT5 1 tahun setelah

    TT4

    25 tahun/seumur

    hidup

    99

    Ket : * artinya apabila dalam waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus Neonatorum) sumber: (Prawirohardjo, 2006).

    5. Pemberian Tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan

    Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang satu tablet

    setiap hari, minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg)

    dan asam folat 500 g. Tablet besi sebaiknya tidak minum bersama kopi, teh karena

    dapat mengganggu penyerapan (Prawirohardjo, 2006).

    6. Tes laboratorium (rutin dan khusus)

    Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan hemoglobin, protein

    urine, gula darah, dan hepatitis B. Pemeriksaan khusus dilakukan didaerah prevalensi

  • tinggi dan atau kelompok perilaku terhadap HIV, sifilis, malaria, tubercolusis, cacingan

    dan thalasemia. (Meilani, et al., 2009).

    7. Temu wicara (konseling)

    Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan seperti perawatan diri selam

    hamil, perawatan payudara, gizi ibu hamil, tandatanda bahaya kehamilan dan janin

    sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam perawatan

    selanjutnya dan mendengarkan keluhan yang disampaikan (Meilani, et al., 2009).

    IV. Progam-progam dalam Antenatal Care

    Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan antenatal terintegrasi

    meliputi :

    a. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)

    b. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)

    c. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)

    d. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia

    e. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)

    f. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)

    g. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta

    h. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)

    i. Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN).

    (Depkes RI, 2009)

    V. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care

    Kunjugan Waktu Informasi Penting

    Trimester Pertama Sebelum minggu ke 14 o Membangun hubungan

    saling percaya antara

    petugas kesehatan

    dengan ibu hamil

    o Mendeteksi masalah

    dan menanganinya

    o Melakukan tindakan

    pencegahan seperti

    tetanus neonatorum,

    anemis kekurangan zat

    besi, penggunaan

  • praktik tradisional yang

    merugikan

    o Memulai persiapan

    kelahiran bayi dan

    kesiapan untuk

    menghadapi

    komplikasi

    o Mendorong perilakuk

    yang sehat (giat,

    latihan dan kebersihan,

    dsb)

    Trimester kedua Sebelum minggu ke 28 Sama seperti diatas

    ditambah kewaspadaan

    khusus mengenai

    preeklampsia ( tanya ibu

    tentang gejala gejala

    preeklapmsia, pantau TD,

    evaluasi edema, periksa

    untuk mengetahui

    proteinuria)

    Trimester ketiga Antara minggu 28 36 Sama seperti diatas,

    ditambah palpasi

    abdominal untuk

    mengetahui apakah ada

    kehamilan ganda

    Trimester ketiga Sama seperti diatas,

    ditambah deteksi letak

    bayi yang tidak normal,

    atau kondisi lain yang

    memerlukan kelahiran

    dirumah sakit.

  • ASUHAN KEPERAWATAN

    A. Pengkajian ANC

    1. Anamnesa

    - Anamnesa identitas istri dan suami

    - Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu

    hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan

    - Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau

    kehamilan mola sebelumnya

    2. Pemeriksaan Fisik Diagnostik

    a. Keadaan umum

    Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul.

    Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak

    normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis,

    skoliosis), kelainan belah ketupat dari michealis (tidak simetris).

    b. Tinggi badan

    Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau

    ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki

    panggul sempit.

    c. Berat badan

    Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila

    dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg,

    selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir

    kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang

    berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan

    anak besar.

    d. Lingkar lengan atas (LILA)

    LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang

    kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.

    e. Tanda-tanda vital

    Tekanan darah

    TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan.

    Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau

    diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.

    Denyut nadi

    Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.

  • Suhu

    Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,50C dikatakan demam, hal ini kemungkinan

    ada infeksi dalam kehamilan.

    Pernapasan

    Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu

    mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau

    kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.

    f. Kepala dan Leher

    - Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah

    - Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna

    kuning/jaundice pada sklera

    - Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi

    - Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid,

    pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis

    g. Payudara

    - Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak

    simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar

    - Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam

    - Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus

    - Retraksi akibat adanya lesi

    - Masa atau pembesaran pembuluh limfe

    h. Abdomen

    - Memeriksa apakah ada bekas luka operasi

    - Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12

    minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu

    - Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan

    kepala janin kalau lebih dari 36 minggu

    Pemeriksaan Leopold :

    Leopold I :

    Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil

    Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus

    Konsistensi uterus

    Leopold II :

    Menentukan batas samping rahim kanan-kiri

    Menentukan letak punggung janin

  • Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin

    Leopold III :

    Menentukan bagian terbawah janin

    Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang

    Leopold IV :

    Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil

    Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk

    PAP

    Tinggi Fundus Uteri berdasarkan minggu kehamilan

    i. Tangan dan kaki

    - Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari

    - Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises

    - Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau

    hiper

    j. Pemeriksaan panggul

    Panggul : genital luar

    Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina untuk

    melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi,

    jumlah, bau)

    Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya

    pembengkakan masa atau cairan kista

  • Panggul : menggunakan spekulum

    Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks

    sudah membuka atau belum

    Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka

    Panggul : pemeriksaan bimanual

    Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi)

    dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)

    Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina

    untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta

    adanya masa.

    Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :

    Dari Janin :

    Djj pada bulan ke 4-5

    Bising tali pusat

    Gerakan dan tendangan janin

    Dari ibu :

    Bising rahim

    Bising aorta

    Peristaltik usus

    Pemeriksaan Dalam

    (1) Vaginal Toucher (VT)

    (2) Rectal Toucher (RT)

    Dapat dinilai :

    Pembukaan serviks : berapa cm/ jari

    Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya

    Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

  • DIAGNOSA KEPERAWATAN

    No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional

    1. Risti perubahan nutrisi kurang

    dari kebutuhan tubuh

    berhubungan dengan

    perubahan nafsu makan, mual

    dan muntah

    Tujuan :

    Nutrisi terpenuhi secara

    adekuat

    Kriteria Hasil :

    (1) Menjelaskan komponen

    diet seimbang prenatal

    (2) Mengikuti diet yg

    dianjurkan

    (3) Mengkonsumsi Zat besi/

    vitamin

    (4) Menunjukkan BB ( min

    1,5 kg pd TM I )

    1. Tentukan asupan nutrisi per 24 jam

    R/ Memenuhi nutrisi ibu

    2. Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet

    R/ Dasar memberi penyuluhan tentang diet yang

    diperlukan ibu

    3. Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen

    R/ Memudahkan ibu untuk mempraktekkan di rumah

    dan sebagai petunjuk

    4. Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya

    R/ Memastikan kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi tanpa

    menentang budaya yang dianut oleh ibu

    5. Timbang BB & kaji BB pregravida

    R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan

    atau BB dibawah normal meningkatkan risiko IUGR

    6. Berikan BB selama TM I yang optimal

    R/ Mengantisipasi peningkatan atau penurunan BB

    yang terlalu tinggi atau rendah

    7. Tinjau tentang mual & muntah

    R/ Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang diperlukan

    oleh ibu

  • 8. Ukur pembesaran uterus

    R/ Mengidentifikasi perkembangan janin sesuai umur

    kehamilan

    9. Kolaborasi : program diet ibu hamil

    R/ Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan

    kebutuhan nutrisi

    2. Risti defisit volume cairan

    berhubungan dengan

    perubahan napsu makan,

    mual dan muntah

    Tujuan :

    Cairan terpenuhi secara

    adekuat

    Kriteria Hasil :

    (1) Mengidentifikasi &

    melakukan kegiatan

    untuk menurunkan

    frekwensi & keparahan

    mual/muntah

    (2) Mengkonsumsi cairan

    sesuai kebutuhan

    (3) Mengidentifikasi tanda

    & gejala dehidrasi

    10. Auskultasi DJJ

    R/ Mengidentifikasi keadaan janin

    11. Tentukan beratnya mual/muntah

    R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi

    12. Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)

    R/ Menentukan tindakan intervensi untuk diet

    13. Anjurkan mempertahankan asupan cairan

    R/ Memenuhi kebutuhan cairan

    14. Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake &

    output, Timbang BB

    R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor kulit,

    membran mukosa yang kering, penurunan BB salah

    satu tanda dan gejala dehidrasi

    3. Ketidakefektifan pola

    pernafasan berhubungan

    dengan pergeseran

    Tujuan :

    Pola napas efektif

    1. Kaji status pernapasan

    R/ Mengidentifikasi adanya keluhan sesak karena

    pergeseran diafragma

  • diagfragma sekunder

    kehamilan

    Kriteria Hasil :

    (1) Melaporkan penurunan

    keluhan sesak

    (2) Mendemonstrasikan

    fungsi pernapasan baik

    2. Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC

    R/ Memperberat adanya keluhan pernapasan

    3. Kaji kadar HB

    R/ HB yang rendah menyebabkan suplai Oksigen

    dalam darah rendah, aliran darah ke otak terlambat

    dan mempengaruhi sistem saraf pernapasan

    sehingga dapat menyebabkan ibu merasa sesak

    4. Informasikan hubungan program latihan & kesullitan

    pernafasan

    R/ Progran Latihan seperti senam hamil membantu ibu

    untuk mampu mengatur pernapasan sehingga

    keluhan tentang kesulitan pernapasan dapat

    berkurang

    5. Anjurkan istirahat & latihan berimbang

    R/ Mencegah kelelahan

    4. Ketidaknyamanan

    berhubungan dengan

    perubahan fisik dan pengaruh

    hormonal

    Tujuan

    Rasa nyaman terpenuhi

    Kriteria Hasil :

    (1) Mengidentifikasi

    tindakan yang

    melegakan dan

    (1) Catat derajat rasa tidak nyaman minor

    R/ Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman yang

    dirasakan oleh klien

    (2) Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama

    pemeriksaan lanjutan

    R/ Mengetahui perkembangan perubahan rasa

    ketidaknyamanan

  • menghilangkan

    ketidaknyamanan

    (2) Melaporkan

    penatalaksanaan

    ketidaknyamanan

    (3) Anjurkan pemakaian korset uterus

    R/ Menambah kenyaman ibu

    (4) Tekankan menghindari stimulasi puting

    R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan kontraksi pada

    rahim yang dapat menyebabkan ibu merasa

    tidaknyaman

    (5) Kaji adanya haemoroid

    R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan

    terutama pada saat duduk atau BAB

    (6) Intruksikan penggunaan kompres dingin & intake

    tinggi serat pada haemoroid

    R/ Mengurangi ketidaknyaman dan menghindari

    konstipasi yang akan menambah keparahan hemoroid

    R/ Memberikan kenyaman pada ibu

    (7) Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam keluarga

    R/ Mengidentifikasi adanya aktifitas yang terlalu berat

    sehingga menyebabkan kelelahan pada ibu

    (8) Kolaborasi : suplemen kalsium

    R/ Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium dalam

    tubuh selam hamil

  • DAFTAR PUSTAKA

    Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk

    perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC

    Hamilton, Persis. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC: Jakarta.

    Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan

    Patologis. Jakarta : Salemba Medika.

    Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC:

    Jakarta.

    Rusari. (2008). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/

    _______. (2008). Ante Natal Care. http://www.media-ilmu-keperawatan.com/

    _______. (2008). http://farms-area.blogspot.com/2008/08/askep-ibu-hamil.com

    _______. (2009). http://blog.asuhan keperawatan.com/