Upload
subhan-aristiadi
View
203
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Penentuan Kadar Air metode gravimetri
Citation preview
Subhan Aristiadi R240210110021
V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Kadar Air Metode Thermogravimetri
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Kadar Air yang Menguap
KelW
Cawankosong
(g)
WCawankonsta
n
(g)
Wc+s
Penimbangan1(g)
Wc+s
Penimbangan 2(g)
WtC+s
Penimbangan3(g)
W2
(g)
1 4,35 4,35 4,70 4,70 4,70 0,352 5,14 5,14 7,95 7,95 7,95 2,813 4,15 4,15 6,79 6,80 6,80 2,654 3,75 3,75 3,98 3,98 3,97 0,235 4,55 4,55 6,26 6,26 6,26 1,716 5,71 5,71 6,06 6,06 6,06 0,347 4,15 4,15 6,95 6,95 6,95 2,818 5,08 5,08 7,75 7,75 7,75 2,679 3,78 3,78 4,02 4,02 4,02 0,2410 4,49 4,49 6,23 6,02 6,22 1,73
W2 = (Berat c+s penimbangan ke-3 – berat cawan konstan)
(Sumber: dokumentasi pribadi,2014)
Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Kadar Air
Kelompok
W1 W2 W3 %db %wb TS
1 3,10 0,35 2,75 785,71 88,71 11,292 3,04 2,81 0,23 8,19 7,57 92,433 3,04 2,65 0,39 14,72 12,83 87,174 3,01 0,23 2,78 1208,70 92,36 7,645 3,01 1,71 1,3 76,02 43,19 56,816 3,02 0,34 2,68 788,24 88,74 11,267 3,05 2,81 0,24 8,54 7,87 92,138 3,07 2,67 0,4 14,98 13,03 86,979 3,03 0,24 2,79 1162,5 92,08 7,9210 3,06 1,73 1,33 76,88 43,46 56,54
(Sumber: dokumentasi pribadi,2014)
Perhitungan
%dB = W 3
W 2 x 100%
%Wb = W 3
W 1 x 100%
Subhan Aristiadi R240210110021
1. Sampel Apel
%dB = 2,750,35
x 100%
= 785,71
%Wb = 2,753,10
x 100%
= 88,71
TS = 0,353,10
x 100%
= 11,29
2. Sampel Kacang tanah
%dB = 0,232,81
x 100%
= 8,19
%Wb = 0,233,04
x 100%
= 7,57
TS = 2,813,04
x 100%
= 92,43
3. Sampel Tepung Tapioka
%dB = 0,392,65
x 100%
= 14,72
%Wb = 0,393,04
x 100%
= 12,83
TS = 2,653,04
x 100%
= 87,17
4. Sampel Sawi
%dB = 2,780,23
x 100%
= 1208,70
%Wb = 2,783,01
x 100%
= 92,36
TS = 0,233,01
x 100%
= 7,59123116
5. Sampel Ikan Asin
%dB = 1,31,71
x 100%
= 76,02
%Wb = 1,33,01
x 100%
= 43,19
TS = 1,713,01
x 100%
= 56,81
6. Sampel Apel
%dB = 2,680,34
x 100%
= 788,24
%Wb = 2,683,02
x 100%
= 88,74
TS = 0,343,02
x 100%
= 11,26
7. Sampel Kacang tanah
%dB = 0,242,81
x 100%
Subhan Aristiadi R240210110021
= 8,54
%Wb = 0,243,05
x 100%
= 7,87
TS = 2,813,05
x 100%
= 92,13
8. Sampel Tepung Tapioka
%dB = 0,4
2,67 x 100%
= 14,98
%Wb = 0,4
3,07 x 100%
= 13,03
TS = 2,673,07
x 100%
= 86,97
9. Sampel Sawi
%dB = 2,790,24
x 100%
= 1162,5
%Wb = 2,793,03
x 100%
= 92,08
TS = 0,243,03
x 100%
= 7,92
10. Sampel Ikan Asin
%dB = 1,331,73
x 100%
= 76,88
%Wb = 1,333,06
x 100%
= 43,46
TS = 1,733,06
x 100%
= 56,54
5.2 Kadar Air Metode Thermovolumetri
Kel. Sampel V air(ml) W sampel (g) Kadar (%)
1&6 Margarin 0,775 5,1862 14,94322
2&7 Kemiri 0,240 5,0036 4,796546
3&8 Tepung Tapioka 0,857 5,0733 16,89236
4&9 Susu Kental Manis 0,700 5,1645 13,55407
5&10 Bawang merah 4 5,0125 79,8005
(Sumber: dokumentasi pribadi,2014)
Perhitungan
% Ka = Vair(mL )
Wsampel(g) x 100%
1. Sampel Margarin
% Ka = 0,775
5,1862 x 100%
= 14,94322
2. Sampel Kemiri
Subhan Aristiadi R240210110021
% Ka = 0,24
5,0036 x 100%
= 4,796546
3. Sampel Tepung Tapioka
% Ka = 0,857
5,0733 x 100%
4. Sampel Susu Kental Manis
% Ka = 0,7
5,1645 x 100%
= 13,55407
5. Sampel Bawang
% Ka = 4
5,0125 x 100%
= 79,8005
= 16,89236
VI. PEMBAHASAN
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan
yang dinyatakan dalam satuan persen. Kadar air juga merupakan
karakteristik yang sangat penting dalam bahan pangan karena air dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur, serta ikut menentukan kesegaran dan
daya awet bahan pangan tersebut, kadar air menyebabkan mudahnya
bakteri, kapang dan khamir untuk berkembang biak, sehingga akan terjadi
perubahan pada bahan pangan (Haryanto 1992). Kadar air suatu bahan
menunjukkan kandungan air bebas dalam bahan tersebut yang berikatan
hidrogen dengan sesama molekul air bebas. (Fennema 1996). Dalam
menentukan kadar air terdapat dua metode yaitu metode gravimetri dan
metode destilasi.
6.1. Metode Gravimetri
Prinsip dari metode gravimetri yaitu menguapkan air dari suatu bahan
pangan dengan pemberian panas, bobot yang hilang tersebut adalah kadar air dari
bahan itu sendiri. Metode gravimetri ini dilakukan dengan menggunakan oven
dengan suhu 105°C. Cawan dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar air
yang mungkin terdapat dalam alat dihilangkan karena akan mempengaruhi hasil
perhitungan. Setelah itu cawan dimasukan ke dalam desikator selama 15 menit.
Lalu sampel 1-2 gram dimasukan ke cawan dan hitung beratnya. Setelah itu
masukan oven selama 3 jam. Lalu dinginkan dalam desikator kembali.
Penyimpanan dalam desikator ini digunakan untuk memperkecil resiko hilangnya
air saat pendinginan (Skoog, 2004). Setelah itu hitung kadar air yang terkandung
di dalamnya.
Subhan Aristiadi R240210110021
Kadar air suatu bahan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berdasarkan
bahan kering (dry basis) dan berdasarkan bahan basah (wet basis). Kadar air
secara dry basis adalah perbandingan antara berat air di dalam bahan tersebut
dengan berat keringnya. Bahan kering adalah berat bahan asal setelah dikurangi
dengan berat airnya. Sedangkan kadar air secara wet basis adalah perbandingan
antara berat air di dalam bahan tersebut dengan berat bahan mentah.
Kadar air dapat dirumuskan sebagai berikut:
Wet basis=berat awal−berat sesudahdikeringkanberat utuh bahan
× 100 %
Dry basis=berat awal−berat sesudah dikeringkanberat kering bahan
× 100 %
Dari hasil pengamatan dapat kita lihat bahwa setiap sampel yang sama
memiliki kadar air yang relatif sama.
Dari tabel hasil pengamatan berikut adalah kadar air berbagai sampel:
Apel memiliki kadar air 785 - 788% (dry basis) dan 88,7% (wet basis) di
literatur kadar air apel adalah 93 % (KZGPI-1990). Ketidaksamaan ini di
mungkinkan oleh pemilihan sampel yang berbeda antara literatur dengan
sampel yang di praktikumkan, umur simpan bahan juga mempengaruhi.
Sawi dan ikan asin memiliki kadar air yang sangat besar. Pada sawi, kadar
air yang besar dapat disebabkan oleh kurang lamanya pengeringan.
Semakin lama pengeringan maka kadar air sawi akan semakin berkurang.
Sedangkan pada ikan asin kadar air yang besar disebabkan oleh kurang
lamanya penggaraman. Semakin lama waktu penggaraman maka kadar air
pada ikan asin akan semakin berkurang. Selain karena lamanya
pengeringan dan penggaraman, kadar air yang besar pada sawi dan ikan
asin dapat disebabkan oleh volatilitas yang tinggi sehingga terjadi
kehilangan uap yang besar selama pemanasan.
Dari hasil diatas dapat disimpulkan aplikasi gravimetric ini cocok
untuk bahan dengan kadar gula tinggi, protein tinggi dan lemak tinggi
namun dapat rusak oleh panas.
Penentuan dengan metode ini terkadang tidak mudah dilakukan
karena terdapat bahan yang mudah menguap pada beberapa jenis bahan
pangan, dan adanya air yang terurai pada bahan pangan, serta oksidasi
Subhan Aristiadi R240210110021
lemak pada bahan pangan tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi
penentuan kadar air yang tepat yaitu air yang ada dalam bahan pangan
terikat secara fisik dan ada yang secara kimia.
Adapun kelemahan dari metode ini diatas sudah terlihat seperti berikut ini :
Memerlukan waktu yang lama
Air terikat tidak dapat teruapkan semuanya
Tidak cocok dengan sampel yang mempunyai volatilitas yang tinggi.
6.1 Metode Distilasi
Prinsip dari metode destilasi yaitu air dikeluarkan dengan metode
destilasi azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut immicible. Air
dikumpulkan di tabung penerima dan volume air yang terkumpul akan
diketahui. Berat jenis pelarut lebih kecil dari berat jenis air, oleh karena itu
air selalu berada di bawah pelarut dan pelarut akan kembali ke labu didih.
Metode destilasi digunakan untuk menetapkan kadar air suatu
bahan pangan yang mudah menguap, memiliki kandungan air tinggi, dan
bahan yang mudah teroksidasi. Metode ini digunakan untuk bahan-bahan
yang memiliki ciri-ciri di atas agar pengeringan yang dilakukan tidak
menghilangkan kadar air seluruhnya.
Pada penentuan kadar air dengan metode destilasi, alat-alat yang
akan digunakan terlebih dahulu dikeringkan dalam oven dengan 105°C
dengan tujuan yang sama seperti pada cara pengeringan metode
gravimetri. Pereaksi yang digunakan sebagai zat immicible adalah toluena.
Zat kimia yang dapat digunakan antara lain : toluena, xylen, benzen,
tetrakhlorethilen, dan xylol. Syarat pelarutnya
Titik didih harus lebih tinggi daripada air
Densitasnya lebih rendah daripada air
Tidak melarutkan air
Berikut ini adalah alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
Subhan Aristiadi R240210110021
Gambar 1. Alat-alat metode distilasi
Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat jelas bahwa bawang merah
memiliki kadar air yang jauh lebih besar dibanding sampel lainnya. Sesuai
dengan literatur, bahwa kadar air bawang tinggi, ini disebabkan oleh
bawang merah setelah panen dilakukan proses curing yang menyebabkan
bagian kulit bawang mengeras karena airnya masuk ke dalam bagian
daging dari bawang tersebut.
Penentuan kadar air dengan cara destilasi mempunyai kelebihan-
kelebihan dibandingkan dengan metode oven biasa. Keuntungan-
keuntungan penentuan kadar air dengan metode destilasi, yaitu :
a.Dapat menentukan kadar air secara langsung.
b. Waktu penentuan kadar air lebih pendek.
c.Alatnya sederhana.
d. Pengaruh RH bisa dikurangi.
e.Tidak terjadi oksidasi sampel karena suhunya rendah yaitu sekitar 80°C.
f. Metode ini sederhana.
g.Bahan yang akan diukur kadar airnya tidak dikeluar-masukkan dari alat
destilasi sehingga terhindar dari kontak langsung dengan udara
Selain memiliki kelebihan, metode destilasi ini pun memiliki
kekurangan-kekurangan diantaranya emulsi yang sukar memisah dimana
hal ini pada percobaan yang dilakukan tidak terjadi. Kemungkinan
kesalahan yang lain adalah adanya tetes air yang menempel pada alat yang
Subhan Aristiadi R240210110021
kotor dimana hal ini juga tidak terjadi pada percobaan kali ini karena alat
sudah dibersihkan terlebih dahulu. Kemungkinan kesalahan yang terjadi
pada percobaan kali ini adalah dekomposisi karbohidrat yang dapat
menghasilkan karbon dan air. Adanya dekomposisi karbohidrat ini
mempunyai pengaruh yang kecil karena suhu yang dipakai dalam destilasi
tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 80°C sehingga jumlah karbohidrat yang
terdekomposisi menjadi kecil.
Adapun kelemahan-kelemahan metode oven biasa, yaitu :
a. Disamping air, bahan lain juga ikut menguap.
b. Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat lain
yang mudah menguap.
c. Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat, sulit
melepaskan airnya.
VI. KESIMPULAN
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam satuan persen.
Metode destilasi lebih teliti dan efisien dibandingkan dengan metode oven
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing
Metode gravimetri ini cocok untuk bahan dengan kadar gula tinggi,
protein tinggi dan lemak tinggi namun dapat rusak oleh panas.
Prinsip dari metode gravimetri yaitu menguapkan air dari suatu bahan
pangan dengan pemberian panas, bobot yang hilang tersebut adalah kadar
air dari bahan itu sendiri.
Prinsip dari metode destilasi yaitu air dikeluarkan dengan metode destilasi
azeotropik kontinyu dengan menggunakan pelarut immicible. Air
dikumpulkan di tabung penerima dan volume air yang terkumpul akan
diketahui. Berat jenis pelarut lebih kecil dari berat jenis air, oleh karena itu
air selalu berada di bawah pelarut dan pelarut akan kembali ke labu didih
Subhan Aristiadi R240210110021
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni, Sediaoetomo. 1999. Ilmu Gizi. Dian Rakyat, Jakarta.
Hermana, dkk. 2008. Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI). PT Elex Media Komputindo. Jakarta
Harjadi. W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Slamet, Sudarmadji, Bambang Haryono dan Suhardi. 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Winarno, F.G.. 1982. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.