Upload
phungtuong
View
246
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
Penerbit:
Bank Indonesia
Jl. MH. Thamrin No. 2, Jakarta
Indonesia
Informasi dan Order:
LPP ini terbit setahun sekali dan didasarkan pada data akhir tahun sebelumnya, kecuali dinyatakan lain. Dokumen LPP lengkap dalam format Pdf tersedia di website Bank Indonesia: http://www.bi.go.id
Bank Indonesia
Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan
Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta, Indonesia - 10350
Telepon : (+62-21) 2310108, ext.4798, 4794, 8623 dan 7725
Fax : (+62-21) 3518946 dan 3518629
Email : [email protected]
Laporan Pengawasan Perbankan (LPP) ini merupakan bagian dari transparansi dan akuntabilitas Bank Indonesia kepada publik dan pelaksanaan tugas mengatur dan mengawasi Bank, sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang.
Laporan Pengawasan Perbankan2012
LPP
Laporan Pengawasan Perbankan 2012iv
Kata Pengantar
BI MissionTo achieve and maintain rupiah stability by maintaining monetary stability and by
promoting financial system stability for Indonesia’s long term sustainable development.
BI VisionTo be recognized, domestically and internationally, as a credible central bank
through the strength of our values and achievement of low, stable rates of inflation.
Strategic Values of Bank IndonesiaCompetency - Integrity - Transparency - Accountability - Cohesiveness.
Visi:“Menjadi lembaga bank sentral yang dapat dipercaya secara nasional
maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta
pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”
Misi:“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan
kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk
pembangunan jangka panjang yang berkesinambungan”
Nilai-nilai Strategis Organisasi Bank Indonesia:“Nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk
bertindak dan atau berperilaku, yang terdiri atas Kompetensi, Integritas, Transparansi,
Akuntabilitas dan Kebersamaan”
Halaman ini sengaja dikosongkan
v
Kata Pengantar
Kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya Laporan
Pengawasan Perbankan (LPP) 2012 telah dapat diselesaikan dan dipublikasikan. Publikasi LPP ini merupakan salah
satu wujud transparansi dan akuntabilitas Bank Indonesia kepada publik dalam pelaksanaan tugas mengatur dan
mengawasi bank sesuai UU No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU
No.6 tahun 2009. Pembahasan di dalam LPP ini mencakup seluruh jenis bank yaitu bank umum konvensional,
bank syariah dan bank perkreditan rakyat (BPR).
Secara umum LPP memuat berbagai informasi tentang perkembangan jumlah bank dan kantor bank,
serta perkembangan beberapa indikator/rasio utama perbankan pada tahun 2012 yang dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. LPP juga menyampaikan tentang arah kebijakan perbankan tahun 2012, serta regulasi
dan kebijakan perbankan yang dikeluarkan selama tahun 2012. Dilaporkan juga mengenai bentuk-bentuk
stakeholders yang dilakukan dalam rangka
pengembangan, pemberdayaan, serta pengaturan dan pengawasan perbankan. Selain itu, LPP juga melaporkan
mengenai proses pengawasan bank yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia selama tahun 2012, serta hasil
beberapa hal yang terkait dengan proses pengawasan bank antara lain , pengembangan sistem
dan peranannya dalam intermediasi.
Proses pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia dapat bersifat langsung
. Pengawasan langsung adalah pengawasan dengan cara melakukan
operasional bank yang dilakukan melalui analisis dan evaluasi terhadap seluruh laporan yang disampaikan bank
kepada Bank Indonesia, laporan hasil pemeriksaan serta informasi lainnya. Berdasarkan hasil pengawasan, pada
akhir tahun 2012 hampir seluruh (98%) bank umum konvensional memperoleh predikat Sehat dan Cukup Sehat
bank yang berperingkat Baik meningkat dari 55% (2011) menjadi 73% (2012). Sementara hasil pengawasan BPR
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Baik bank umum konvensional, bank syariah, dan BPR, berhasil meningkatkan peran intermediasinya dengan
baik. Pada bank umum (konvensional dan syariah), penyaluran kredit tumbuh 23,08% (yoy) yang sebagian besar
gross
sebesar 1,87% yang merupakan level terendah dalam sejarah perbankan Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut
Kata Pengantar
Laporan Pengawasan Perbankan 2012vi
Kata Pengantar
Jakarta, 7 Mei 2013DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIAI
IA
Halim Alamsyah
yang tercermin dari CAR sebesar 17,32%. Sementara itu, indikator utama BPR menunjukkan bahwa kredit dan
Dapat disampaikan bahwa LPP 2012 ini merupakan LPP terakhir yang dibuat dan dipublikasikan oleh Bank
Indonesia mengingat berdasarkan Pasal 55 ayat (2) UU Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejak tanggal 31 Desember
2013, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan
beralih dari Bank Indonesia ke OJK. Oleh karena itu, melalui LPP ini diharapkan pembaca dapat memahami secara
umum mengenai pelaksanaan fungsi dan tugas pengaturan dan pengawasan perbankan oleh Bank Indonesia
selama tahun 2012.
Sebagai penutup, kami berharap LPP ini dapat berfungsi sebagai salah satu media dalam mengkomunikasikan
kepada stakeholders mengenai hal-hal yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia selama tahun 2012 di sektor
perbankan, sehingga pembaca dapat mempunyai informasi dan pemahaman yang baik. Apabila terdapat saran
dan masukan terhadap publikasi LPP ini dapat disampaikan kepada kami dengan harapan LPP dapat bermanfaat
bagi kita semua.
vii
Daftar Isi
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Kebijakan dan Regulasi Perbankan Prospek dan ArahKebijakan Perbankan
Pengawasan PerbankanStruktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar ........... ........................................................................................ v ..................................................................................................
........................................................................................................................................... ix ......................................................................................................................................... x
....................................................................................................................................... xi
............................................................................................ 1 ......................................................... 7
.............................................................................................. 9
......................................................................................................................... 9
............................................................................................................... 11
............................................................................................ 12
............................................................................................... 15
................................................................................................... 15
................................................................................................................ 19
.................................... 25
............................................................................................ 26
Loan to Value ........................................................ 30
.................................................... 33 ............................................................................................................ 35
................................................................................................... 35
................................................................................................................ 36
............................................................................................ 37
...................................................................................................................... 38
................................................................................................... 38
............................................................................................................... 45
............................................................................................ 46
........................................... 47
................................................................................................................. 47
.................................................................................................................... 48
Stakeholders ................................................ 48
.............................................................................................. 48
............................................ 51
...................................................... 52
.............................................. 53
........................................................ 54
Daftar Isi
Laporan Pengawasan Perbankan 2012viii
Daftar Isi
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Kebijakan dan Regulasi Perbankan Prospek dan ArahKebijakan Perbankan
Pengawasan PerbankanStruktur dan Kinerja Perbankan
...................................................................................................... 56
....................................................................................... 57
................................................................................................................... 61
........... 62
.......................................................................................... 64
Trustee .................................................................................................. 68
.......................................................... 70
................................................................................................................... 72
.......................... 75 ................................................................................................................ 77 ................................................................................................... 84
............................................................................................................... 91 ............................................................................................ 94
.................................................................. 97 ................................................................................................... 97
............................................................................................................... 98 ............................................................................................ 99
................................................................................................. 99 ................................................................................................................... 100
....................................................................................................................... 102 ........... 105
......................................... ................................................................................................................ 111
............................................................................................................ 112 ................................................................................................... 112
............................................................................................................... 113 ............................................................................................ 114
................................................................ 115 ................ 123
ix
Daftar Isi
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Kebijakan dan Regulasi Perbankan Prospek dan ArahKebijakan Perbankan
Pengawasan PerbankanStruktur dan Kinerja Perbankan
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank .......................................................................... 9 ........................................................................................ 10
Tabel 1.3 Jumlah Bank Berdasarkan Kelompok Kegiatan Usaha ............................................................... 11Tabel 1.4 Perkembangan Jaringan Kantor Bank Syariah ........................................................................... 12Tabel 1.5 Perkembangan Jaringan Kantor BPR Konvensional ................................................................... 12Tabel 1.6 Perkembangan Penyebaran BPR ............................................................................................... 13Tabel 1.7 Data Perizinan Tahun 2012 ........................................................................................................ 13Tabel 1.8 Perkembangan Merger dan Konsolidasi Industri BPR ............................................................... 14Tabel 1.9 Perkembangan Jumlah BPR Berdasarkan Bentuk Badan Hukum .............................................. 14Tabel 1.10 Perkembangan Total Aset BPR .................................................................................................. 14Tabel 1.11 Perkembangan Modal Disetor BPR ........................................................................................... 14Tabel 1.12 Indikator Utama Bank Umum .................................................................................................... 15Tabel 1.13 Indikator Utama Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah ................................................. 20Tabel 1.14 Indikator Utama BPRS ............................................................................................................... 24Tabel 1.15 Indikator Utama Bank Umum Berdasarkan BUKU ..................................................................... 26Tabel 1.16 Kredit Berdasarkan Jenis Usaha dan Penggunaan ..................................................................... 28Tabel 1.17 Indikator Utama BPR ................................................................................................................. 29Tabel 1.18 Pertumbuhan Tipe KPR ............................................................................................................. 31
Tabel 2.1 Perkembangan Nilai Rata-rata SBDK Industri Perbankan (%) .................................................... 62 ......................................................... 66
Tabel 3.1 Perkembangan Uji Kemampuan dan Kepatutan Bank Umum Konvensional ............................. 98 ............................................................. 100
Tabel 3.3 Pemenuhan Pemberian Keterangan Saksi dan Ahli Tahun 2012 ................................................ 102Tabel 3.4 Jumlah Sengketa yang Diterima Oleh Bank Indonesia Tahun 2012 ............................................ 103
Daftar Tabel
Laporan Pengawasan Perbankan 2012x
Daftar Isi
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Kebijakan dan Regulasi Perbankan Prospek dan ArahKebijakan Perbankan
Pengawasan PerbankanStruktur dan Kinerja Perbankan
........................................................ 10 ............................................................ 11
................................................................................................. 11.................................................................................... 16
.................................................................... 16 ....................................................................... 16
.................................................................................................................. 17 ........................................................................................ 18
.................... 19 ..................................................... 20
............................................. 21 ................................................ 21
........................................................................................... 22 ................................................................................................ 23
..................................................................................................... 23 .............................................................................................. 23
................................................................................ 25 ....................................................................... 25
..................................... 25 ...................................................................................... 27
.............................................................................................. 27 .............................................................................. 27
.................................................................................................. 28 ........................................................................................ 29
................................................................................................ 31........................................................................................................... 32
......................................................................................... 32........................................................................................................... 32
........................................................ 95 .................................................................................... 95
........................................................................ 101 ...................................................... 101
Daftar Grafik
xi
Daftar Isi
Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Kebijakan dan Regulasi Perbankan Prospek dan ArahKebijakan Perbankan
Pengawasan PerbankanStruktur dan Kinerja Perbankan
Gambar 3.1 Kerangka Pengawasan Konsolidasi ......................................................................................... 78Gambar 3.2 Siklus Risk Based Supervision (RBS) ........................................................................................ 79Gambar 3.3 Kerangka Penilaian Tingkat Kesehatan Bank (TKS) ................................................................. 82
Daftar Gambar
Halaman ini sengaja dikosongkan
Laporan Pengawasan Perbankan 20122
Ringkasan Eksekutif
Kata Pengantar
Halaman ini sengaja dikosongkan
3
Ringkasan Eksekutif
Kata Pengantar
Selama tahun 2012, perbankan Indonesia cukup mampu mempertahankan struktur dan kinerja yang
Secara konsisten perbankan terus berupaya memperkuat peranannya dalam sistem keuangan Indonesia,
antara lain melalui peningkatan aspek kelembagaan. Tercatat hampir 2000 penambahan unit kantor baru bank
perubahan jumlah bank umum konvensional, Bank Umum Syariah (BUS), dan Unit Usaha Syariah (UUS), yakni
Membaiknya due dilligence
Kebijakan dan regulasi perbankan yang ditetapkan pada tahun 2012 merupakan suatu landasan untuk
konvensional ditujukan untuk menjaga keseimbangan antara peningkatan daya saing dan memperkuat ketahanan
perbankan, dengan tetap mendorong intermediasi bank termasuk memperluas akses masyarakat ke layanan jasa
penguatan good governance
diarahkan untuk pengembangan struktur permodalan, dan peningkatan daya saing.
Bank Indonesia maupun Surat Edaran Bank Indonesia. Secara umum, pengaturan yang dikeluarkan ditujukan
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan menggerakkan sektor riil melalui upaya pendalaman pasar
keuangan
standar internasional, meningkatkan perlindungan nasabah, mendukung pengembangan usaha mikro kecil dan
. Terkait pembiayaan
Laporan Pengawasan Perbankan 20124
Ringkasan Eksekutif
Kata Pengantar
(Risk Based Supervison). Melalui pendekatan
diuraikan dalam suatu siklus yang terdiri atas 6 tahapan berikut: pemahaman terhadap bank (know your
dengan metode
Selanjutnya, guna melengkapi pengawasan berbasis risiko, bagi bank yang melakukan pengendalian terhadap
perusahaan anak diterapkan pengawasan secara konsolidasi .
Sebagai bagian dari proses pengawasan, khususnya untuk mendorong terciptanya sistem perbankan yang
di industri perbankan yang memadai akan ditunjang oleh perbankan yang dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak
, Bank Indonesia
melaksanakan seleksi dalam bentuk uji kemampuan dan kepatutan terhadap pihak-pihak
yang mempunyai pengaruh besar dalam pengelolaan bank, yaitu calon dewan komisaris, direksi, dan pemegang
menjadi
Framework Kebijakan Perbankan
Dinamika Internasional/ Regional
Dinamika Domes k
Pendekatan Regulasi
Pendekatan Pengawasan
MEA, ABIF, Quali ed ASEAN BanksKrisis GlobalStandar Internasional
Stabilitas sistem keuanganPertumbuhan kredit untuk mendukung perekonomianPembiayaan UMKM dan sektor produk f Akses layanan perbankan
Mewujudkan Sistem Perbankan yang e sien, sehat, dan stabil, untuk mendorong pertumbuhan ekonomiyang berkelanjutan dan lebih merata melalui pembiayaan yang mudah, aman dan terjangkau dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat banyak
E siensi &Kontribusi padaPerekonomian
Governancedan
Manajemenrisiko
KapasitasPermodalan
Kebijakan Penguatan Ketahanan, DayaSaing dan Intermediasi Perbankan
5
Ringkasan Eksekutif
Kata Pengantar
permasalahan struktural di sistem perbankan yang dapat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Dalam
dengan bank melalui metode yang sederhana, murah dan cepat.
perbankan ke depan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada tahun 2013 diprakirakan dapat mencapai
negeri, tantangan tersebut antara lain berupa governance
Bank Indonesia berupaya melakukan proses pengalihan fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan
pada stabilitas sistem keuangan. Pada tanggal 22 November 2011 Pemerintah dan DPR telah mengesahkan
Task Force Pengalihan Fungsi
progress kegiatan Task Force dilakukan secara berkesinambungan
Sistem Pembayaran.
Halaman ini sengaja dikosongkan
Bab IStruktur dan KinerjaPerbankan 2012
Laporan Pengawasan Perbankan 20128
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
Halaman ini sengaja dikosongkan
9
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
1.1 Perkembangan Struktur Perbankan
1.1.1. Bank Umum1
tahun 2012 sebagai berikut:
Bank Persero
Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) - Devisa
Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) - Non Devisa
BPD
Bank Campuran
Bank Asing
Total
Jumlah Bank Umum Konvensional 111 109 109Jumlah Bank Umum Syariah 11 11 11
Kelompok Bank 2010 2011 2012
Laporan Pengawasan Perbankan 201210
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
Bank Persero
BUSN Devisa
BUSN Non Devisa
BPD
Campuran
Asing
9 10
0 0,00 0 0,00 0 0,00
Jumlah 122 100,00 120 100,00 120 100,00
Jumlah bank Jumlah bank Jumlah bank% % %
2010 2011 2012
11
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
BUKU 1 BUKU 3 BUKU 4
< Rp1 T
Bank Persero
BUSN Devisa
BUSN Non Devisa
BPD
Bank Campuran
Bank Asing
5,36%
8,37%
37,50%
2,15%
8,17%
38,44%-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
1,200,000
1,400,000
1,600,000
(Juta Rp)
2010 2011 2012
Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD Bank Campuran Bank Asing
1.1.2. Perbankan Syariah
Laporan Pengawasan Perbankan 201212
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
1.1.3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)2
Kelompok Bank 2010 2011 2012
11 11 11
Jaringan Kantor 2010 2011 2012
13
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
Lokasi BPR 2010 2011 2012
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
100 100 100
Tabel 1.7 Data Perizinan Tahun 2012
Dari MenjadiJabodetabek * 1
1
1
1
- 4 2
Jawa Barat - - 15 1
Jawa Tengah & DIY - 1 4 1
Jawa Timur - - 7 2
Bali & Nusa Tenggara - -
aretamuS - -
natnamilaK - -
Sulampua ** - 1 - -Total 4 12 30 6
*) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang/Banten, Bekasi dan Karawang
**) Sulawesi, Maluku dan Papua
Izin PrinsipMerger/Konsolidasi
Izin Usaha
Pemberian IzinWilayah
5
4
Laporan Pengawasan Perbankan 201214
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
Sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia untuk mendorong pendirian BPR berbadan hukum PT, jumlah
BPR berbadan hukum PT terus meningkat. Bentuk badan hukum PT merupakan bentuk badan hukum yang
ideal bagi industri perbankan dibandingkan bentuk badan hukum lainnya, yakni PD dan Koperasi. Dalam
konteks industri BPR, bentuk badan hukum mencerminkan komposisi kepemilikan BPR. BPR dengan badan
hukum PD merupakan BPR yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Sedangkan BPR dengan badan hukum PT
merupakan BPR yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak swasta.
Dari sisi total aset, BPR dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori, sedangkan berdasarkan modal disetor
dapat dikelompokkan menjadi 5 kategori. Pada tahun 2012, jumlah BPR yang memiliki total aset diatas Rp10
Miliar meningkat sebanyak 77 BPR yaitu dari 1.002 BPR menjadi 1.079 BPR, atau pangsanya meningkat dari
60,04% menjadi 65,28%. Sementara itu berdasarkan modal disetor, jumlah BPR yang memiliki modal disetor di
atas Rp25 Miliar meningkat sebanyak 36 BPR yaitu dari 241 BPR menjadi 277 atau pangsanya meningkat dari
14,44% menjadi 16,76%.
Bentuk Badan Hukum 2010 2011 2012
Dari Menjadi Dari Menjadi Dari Menjadi
Perseroan Terbatas 26 4 21 3 11 4
Perusahaan Daerah 5 1 34 4 19 2
Koperasi - - - - - -
Total 31 5 55 7 30 6
Tabel 1.8 Perkembangan Merger dan Konsolidasi Industri BPR
Bentuk Badan Hukum 2010 2011 2012
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Perseroan Terbatas 1.384 81,1 1.388 83,2 1.391 84,2
Perusahaan Daerah 288 16,9 247 14,8 229 13,9
Koperasi 34 2,0 34 2,0 33 2,0
Total 1.706 100 1.669 100 1.653 100
Tabel 1.9 Perkembangan Jumlah BPR Berdasarkan Bentuk Badan Hukum
Jml % Jml % Jml %
S.d. Rp1 M 1,5 16 1,0 12 0,7
Rp1 M s.d. Rp5M 20,0 264 15,8 229 13,9
Rp5 M s.d. Rp10M 25,4 387 23,2 333 20,1
Rp 10 M 53,2 1.002 60,0 1.079 65,3 Total 100 1.669 100 1.653 100
Total aset2010 2011 2012
25341433907
1.706
Tabel 1.10 Perkembangan Total Aset BPR
Jml % Jml % Jml %
S.d. Rp500jt 0,5 6 0,4 4 0,2
Rp500jt s.d.Rp1M 16
774
521
3261.706
9
0,9 95 5,7 77 4,7
Rp1M s.d. Rp10M 45,4 767 46,0 678 41,0
Rp10M s.d. Rp25M 30,5 560 33,6 617 37,3
Rp25M 22,6 241 14,4 277 16,8 Total 100 1.669 100 1.653 100
Modal Disetor2010 2011 2012
Tabel 1.11 Perkembangan Modal Disetor BPR
15
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
1.2. Perkembangan Kinerja Perbankan
Indikator Utama Des-10 Des-11 Des-12
channeling
1.2.1. Bank Umum Konvensional
undisbursed loans dan
room yang cukup untuk
Laporan Pengawasan Perbankan 201216
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
90
72
54
36
18
0 2009 2010 2011 2012
%45
36
27
18
9
0
%
Kredit (skala kiri) DPK (skala kiri) LDR (skala kanan)
Loan to Value Down Payment
35,00%
30,00
25,00
15,00
5,00
0,00KMK
Des - 10
25,21
22,4123,21
KK TotalKI
20,00
10,00
Des - 11 Des - 12
16,98
33,21
27,39
22,91
24,21
19,87
22,80
24,5923,08
2010
2011
2012
-20 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Perdagangan
Lain-lain
Industri
Pengangkutan
Konstruksi
Pertanian
Jasa DuniaUsaha
Jasa Sosial
Pertambangan
Listrik
Total
%
17
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 122010 2011 2012
%Rp T
NPL Net (Skala Kanan) Nominal NPL (Skala Kiri) PPAP (Skala Kiri) NPL Gross (Skala Kanan)
0
1
2
3
4
5
6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
due dilligence
mendorong turunnya Non Performing Loan gross
Deposit Facility
pembiayaan, perbankan mulai mengurangi jumlah instrumen keuangan yang dimiliki terutama penempatan di
Laporan Pengawasan Perbankan 201218
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
Giro
Tabungan
Deposito
42,83%23,78%
33,39%
dengan rata-rata
juga mendorong industri perbankan nasional agar mampu memenuhi standar internasional sesuai kerangka Basel
equity method,
fee
Net Interest Margin
19
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
rata Net Interest Income
dapat mencerminkan respon perbankan terhadap berbagai kebijakan dan himbauan Bank Indonesia dalam
KMK KI KK Dep 1 Bln
-
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
2012201120102009200820072006
(%)
Bank Umum
1.2.2. Perbankan Syariah
telah mendorong peningkatan share share
Laporan Pengawasan Perbankan 201220
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
0,75
0,8
0,85
0,9
0,95
1
1,05
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
2009 2010 2011 2012
Pertumbuhan Pembiayaan (skala kiri)Pertumbuhan Dana Pihak Ke ga (skala kiri)
FDR (skala kanan)
Indikator Utama 2010 2011 2012
2,22
99,99
Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)
equivalent
rate
equivalent rate
21
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
39,27% 34,77%
62,97%
39 ,44 %
30 ,52 %33,45%
87 ,93 %
50,38%
34,93%
48,49% 50,56%43 ,86 %
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
PMK PI PK Total Kredit
2010 2011 2012
2010
2011
2012
27,64%
20,86%
22,85%
32,69%
21 ,92 %
29,10%
28 ,26 %
44 ,95 %
76,46%
51,33%
43,69%
-20,00% 0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%
Pertanian
Pertambangan
Industri
Listrik
Konstruksi
Perdagangan
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Jasa Sosial
Lain-lain
Total
Laporan Pengawasan Perbankan 201222
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
didukung oleh pertumbuhan pembiayaan konsumsi khususnya pembiayaan kendaraan bermotor melalui skema
chanelling dengan perusahaan Financing
to Value
Non Performing Financing gross
0
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
2009 2010 2011 2012PPAP (skala kiri)
Juta Rp %
Nominal NPF (skala kiri)NPF Gross (skala kanan) NPF Net (skala kanan)
23
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
fee based income
aset, peningkatan laba tersebut berdampak pada kenaikan Return on Assets
peningkatan Return on Equity
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
35,00%
-
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
3.000.000
3.500.000
4.000.000
2009 2010 2011 2012
ROA (skala kanan)
Juta Rp %
Pertumbuhan Laba (skala kiri) ROE (skala kanan)
46,02%
39 ,05 %
48,92%45,46%
32,59 %
42,32%
60,66%
51 ,79 %47,49%
38 ,25 %
19,67%
27,81%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
Giro Tabungan Deposito Total
2010 2011 2012
Giro
Tabungan
Deposito
12,00%
30,55%57,44%
Laporan Pengawasan Perbankan 201224
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Indikator Utama 2010 2011 2012
2,09
Gross
Financing
25
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
1.2.3. Kinerja Perbankan Berdasarkan Kelompok Kegiatan Usaha (BUKU)
bank
2,80%
9,04%
80,33%
0,01%0,58%
0,38%2,30%
4,57% Akad Mudharabah
Akad Musyarakah
Akad Murabahah
Akad Salam
Akad Is shna
Akad Ijarah
Akad Qardh
Lainnya
2012
2011
2010
56,79%217,19 %
-7,30%
45,01%
35,13 %
21,45%84,69%
3 ,63 %
147,14%34,66 %
21,45%
-100,00% -50,00% 0,00% 50,00% 100,00% 150,00% 200,00% 250,00% 300,00%
Pertanian
Pertambangan
Industri
Listrik
Konstruksi
Perdagangan
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Jasa Sosial
Lain-lain
Total
Laporan Pengawasan Perbankan 201226
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
gross pada
gross
Indikator Utama BUKU 1 BUKU 2 BUKU 3 BUKU 4
1.2.4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
27
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
- 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00
2010
2011
2012
DPK Kredit
%
Miliar Rp
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
Janu
ari
Mar
et
Mei Juli
Sept
embe
r
Nove
mbe
r
Janu
ari
Mar
et
Mei Juli
Sept
embe
r
Nove
mbe
r
Janu
ari
Mar
et
Mei Juli
Sept
embe
r
Nove
mbe
r
210211020102Kredit DPK
Miliar Rp
0100020003000400050006000700080009000
10000
Janu
ari
Mar
et
Mei Juli
Sept
embe
r
Nove
mbe
r
Janu
ari
Mar
et
Mei Juli
Sept
embe
r
Nove
mbe
r
Janu
ari
Mar
et
Mei Juli
Sept
embe
r
Nove
mbe
r
210211020102 Modal Disetor L/R Tahun Berjalan
Laporan Pengawasan Perbankan 201228
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
gross
gross
Tabel 1.16 Kredit Berdasarkan Jenis Usaha dan Penggunaan
2010 2011 2012 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012Per Jenis Usaha * 33.844 41.100 49.819 21,44 21,22 100 100 100 6,10 5,22 4,75
a. Mikro 12.668 14.292 15.551 12,82 8,81 37,43 34,77 31,21 8,61 8,03 7,61 b. Kecil 3.669 3.795 4.838 3,45 27,48 10,84 9,23 9,71 6,08 5,86 5,70 c. Menengah 1.313 2.421 3.408 84,45 40,74 3,88 5,89 6,84 7,20 3,86 4,03 d. Non-MKM 16.195 20.591 26.022 27,14 26,38 47,85 50,10 52,23 4,09 3,32 2,96 Per Jenis Penggunaan 33.844 41.100 49.818 21,44 21,21 100 100 100 6,10 6,10 4,75
a. Modal Kerja 16.790 19.557 23.030 16,48 17,76 49,61 47,59 46,23 8,40 7,54 6,69 b. Investasi 1.929 2.364 2.964 22,56 25,40 5,70 5,75 5,95 5,06 4,17 4,65 c. Konsumsi 15.126 19.178 23.824 26,79 24,22 44,69 46,66 47,82 3,71 2,99 2,63
*) Untuk data tahun 2010 dan 2011, kriteria kredit berdasarkan jenis usaha telah disesuaikan dengan kriteria UMKM dalam UU No.20 Thn 2008 TentangUMKM
Penggolongan Kredit)%( LPN)%( asgnaP)%( nahubmutreP)pR railim( isisoP
2010 2011 2012
Janu
ari
Febr
uari
Mar
etAp
rilM
eiJu
ni Juli
Agus
tus
Sept
embe
rOk
tobe
rNo
vem
ber
Dese
mbe
rJa
nuar
iFe
brua
riM
aret
April
Mei
Juni Juli
Agus
tus
Sept
embe
rOk
tobe
rNo
vem
ber
Dese
mbe
r
Mei
Juni Juli
Agus
tus
Sept
embe
rOk
tobe
rNo
vem
ber
Dese
mbe
r
Janu
ari
Febr
uari
Mar
etAp
ril
NPL Gross (skala kiri)
% Miliar Rp
NPL Net (skala kiri) PPAP (skala kanan)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
intermediasi sedikit
29
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
overhead
Des 09 Des 10 Des 11 Des 12
Tabungan Deposito Kredit yang diberikan
35,00
30,00
25,00
15,00
5,00
10,00
20,00
Indikator Utama Des-09 Des-10 Des-11 Des-12
Laporan Pengawasan Perbankan 201230
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
prudent
Bank Indonesia menggunakan pendekatan counter cyclical, yaitu melakukan pengetatan regulasi dalam
Loan to Value Down
Payment
growth
Boks 1.1 Kebijakan Loan to Value untuk KPR dan KKB
Struktur dan Kinerja Perbankan
31
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
Loan To Value
loan size
bergeser kepada prime customer
Januari
Februari
MaretApril Mei
Juni
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Juli
RT s.d. Tipe 21Flat/Aprt s.d. Tipe 21
RT Tipe 22 s.d. 70 Flat/Aprt Tipe 22 s.d. 70
Ruko/Rukan
RT Tipe >70 Flat/Aprt Tipe >70
400%
300%
200%
100%
-100%
0%
Tabel 1.18 Pertumbuhan Tipe KPR
41% 23% 23% 25% 20% 19%
38% 27% 38% 49% 42% 47%
9% 57% 58% 86% -23% -32%
8% 83% 60% 52% 38% 31%
2% 60% 49% 25% 89% 80%
2% 35% 32% 87% 72% 68%
0,38% 56% 70% 122% 116% 295%33% 35% 43% 25% 22%
RT Tipe 22 s.d. 70
RT Tipe > 70
RT s.d. Tipe 21
Ruko/Rukan
Flat/Aprt Tipe 22 s.d. 70
Flat/Aprt Tipe > 70
Flat/Aprt s.d. Tipe 21
Growth Rata-rata KPR
Des’11 Mar’12 Jun’12 Sep’12 Des’12
Pangsa PerDes’11
Tipe KPRPertumbuhan Year - on - year
Struktur dan Kinerja Perbankan
Laporan Pengawasan Perbankan 201232
Struktur dan Kinerja Perbankan
Kata Pengantar
8%
7%
6%
5%
4%
3%
2%
1%
0%Feb
2011Apr
2011Jun
2011
RT s.d. Tipe 21Flat/Aprt s.d. Tipe 21
RT Tipe 22 s.d. 70 Flat/Aprt Tipe 22 s.d. 70
Ruko/Rukan
Agust2011
Okt2011
Des2010
Feb2011
Apr2011
Jun2011
Agust2011
Okt2011
Des2011
Des2011
RT Tipe >70 Flat/Aprt Tipe >70
60%
40%
50%
20%
-20%
-40%
-60%
-80%
Jan2012
Feb2012
Mar2012
Apr2012
Mei2012
Jun2012
Jul2012
Agust2012
Sep2012
Okt2012
Nov2012
Des2012
0%
24%
50%
20% 20% 20% 21% 19%12% 10% 7% 7%
5%
-5%
Total KKB
berlaku
aturan terbit
5%12%11%11%11%
13%
30%
12%3%
-31% -44% -44%-37%
-23%-17% -16%
-36% -36%
-67% -68% -65% -62% -61%-56% -53% -52%
-60% -61% -62%
kendaraan lain
-59%
-30%-29% -28%
-21%truk
3%2%-4%
1% -7%
mobil
2%10%
4%5%
-13%-20%
-25%motor
5%
4%
3%
2%
1%
0%
Des
-10
-11
Jan
-11
Feb
-11
Mar
-11
APr
-11
Mei
-11
Jun
-11
Jul -1
1A
gst
-11
Sep
-11
Okt
-11
Nov
Des
-11
Jan
-12
Feb
-12
Mar
-12
APr
-12
Mei
-12
Jun
-12
Jul -
12A
gst
-12
Sep
-12
Okt
-12
Nov
-12
Des
-12
Mobil Motor Truk Kendaraan Lain
Struktur dan Kinerja Perbankan
Bab IIKebijakan danRegulasi Perbankan 2012
Laporan Pengawasan Perbankan 201234
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Halaman ini sengaja dikosongkan
35
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
2.1. Arah Kebijakan PerbankanArah kebijakan perbankan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2012 diarahkan untuk menjaga
keseimbangan antara peningkatan daya saing dan memperkuat ketahanan perbankan, dengan tetap mendorong
intermediasi bank termasuk memperluas akses masyarakat ke layanan jasa perbankan berbiaya rendah. Oleh
karena itu, secara umum Bank Indonesia menetapkan arah kebijakan sebagai berikut:
2.1.1. Bank Umum Konvensional
Selama tahun 2012 Bank Indonesia telah menetapkan arah kebijakan yang dapat dikelompokkan menjadi
1. Kebijakan untuk meningkatkan daya saing perbankan dan stabilitas sistem keuangan. Dalam rangka
bank, akan dilakukan enforcement
KKB.
2. Kebijakan untuk memperkuat ketahanan perbankan. Kebijakan penguatan ketahanan perbankan dilakukan
lanjut, untuk peningkatan kualitas tata kelola perbankan, Bank Indonesia akan menyempurnakan ketentuan transparansi laporan keuangan, khususnya yang terkait laporan keuangan publikasi, dan pengaturan terhadap akuntan publik yang digunakan oleh perbankan. Bank Indonesia juga terus mengkaji kebijakan kepemilikan di perbankan dan kebijakan seiring dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha bank.
3. Kebijakan untuk mendorong peran intermediasi perbankan. Bank Indonesia akan melanjutkan upaya
pengembangan edukasi keuangan, pelaksanaan . Selain itu, Bank Indonesia akan memfasilitasi intermediasi untuk mendukung pembiayaan di berbagai sektor
bersama-sama dengan pemerintah akan mengembangkan berbagai skim pembiayaan.
Laporan Pengawasan Perbankan 201236
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
2.1.2. Perbankan Syariah
masuk dalam kategori
perekonomian Indonesia. Dengan demikian permasalahan dan strategi yang dibutuhkan oleh industri perbankan
1. Dalam rangka meningkatkan fungsi intermediasi, maka perbankan syariah diarahkan untuk mengembangkan
terhadap dominasi pembiayaan di sektor jasa/konsumsi. Untuk itu, Bank Indonesia mengeluarkan beberapa aturan yang mulai membatasi pertumbuhan sektor/jenis konsumsi. Selain itu, Bank Indonesia juga memfasilitasi proses bank syariah dengan pelaku usaha di sektor-sektor
dan antara perbankan syariah dengan pengusaha.
2. Dalam rangka
kajian produk dan penyempurnaan regulasi dan proses perizinan produk. Selain itu, Bank Indonesia tetap melanjutkan forum kerjasama
dan bagi otoritas maupun industri.
3. Kebijakan untuk mendorong peningkatan sinergi dengan bank induk dengan tetap mengembangkan Dalam rangka mendukung peningkatan kerjasama sinergis
syariah dan Bank Indonesia, untuk menegaskan kembali komitmen bank induk dalam mengembangkan bisnis syariahnya. Melalui penegasan komitmen dari strategi dan arah kebijakan tersebut diharapkan perbankan
4. Kebijakan untuk meningkatkan edukasi dan komunikasi mengenai perbankan syariah. Dalam rangka mendorong perkembangan perbankan syariah, Bank Indonesia sebagaimana tahun-tahun sebelumnya
, dengan tema pokok perbankan syariah yang menghargai kerja keras, kemitraan dan kesetaraan, serta lebih difokuskan pada komunikasi kesetaraan dan keunikanˆ produk perbankan syariah dalam rangka
5. Kebijakan untuk meningkatkan good governance dan pengelolaan risiko. Dalam rangka memperkuat tata kelola usaha atau perbankan syariah, Bank Indonesia melakukan penyempurnaan
37
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Syariah. Sementara itu, dalam rangka adopsi standar internasional pengelolaan risiko perbankan syariah
syariah internasional dan melakukan terhadap beberapa penerapan
6. Kebijakan untuk meningkatkan kualitas sistem pengawasan.
syariah dalam rangka peningkatan kompetensi.
2.1.3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Dalam rangka memperkuat rekomendasi kebijakan dan pengembangan struktur permodalan dan
antara lain sebagai berikut:
1. Kebijakan modal disetor dan penyusunan modal berdasarkan pembagian wilayah pendirian BPR. Dalam
dilatarbelakangi oleh perkembangan perekonomian saat ini yang sudah berbeda dengan kondisi sebelumnya
2.
faktor-faktor dominan yang mempengaruhi suku bunga kredit, mengetahui faktor-faktor lain yang
3. Penyempurnaan pedoman penilaian studi kelayakan pendirian BPR.
Untuk itu perlu dipersiapkan alat/
Aspek Keuangan.
Laporan Pengawasan Perbankan 201238
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
4. Pengembangan Apex BPR melalui pilot project
pembiayaan terhadap sektor usaha mikro dan kecil, Bank Indonesia memiliki kebijakan berupa pembentukan
4 bekerja sama dengan Departemen
memfasilitasi pengembangan UMKM melalui kebijakan dan strategi “Meningkatkan akses UMKM kepada
Bank” dan strategi “Mendorong Bank untuk membiayai UMKM”. Kebijakan ini diarahkan agar UMKM mampu
meningkatkan elijibilitas dan kapabilitasnya sehingga mampu memenuhi persyaratan dari bank
sekaligus mendorong peningkatan kapasitas ekonomi daerah. Di samping itu, dalam upaya mendorong bank untuk
kredit kepada UMKM melalui penerbitan ketentuan perbankan dan penguatan infrastruktur keuangan.
2.2. Regulasi Perbankan 2.2.1. Bank Umum Konvensional
fungsi tersebut dan dalam rangka mencapai tujuan meningkatkan daya saing perbankan, memperkuat ketahanan
Sehubungan dengan hal itu, selama tahun 2012 Bank Indonesia mengeluarkan peraturan berupa:
1. Peraturan Bank Indonesia No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
sehat, mampu berkembang serta bersaing secara nasional maupun internasional.
dilakukan oleh Bank Indonesia.
39
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
berkedudukan di luar negeri.
2. Surat Edaran Bank Indonesia No.14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA)
2013.
3. Peraturan Bank Indonesia No.14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
b. Kriteria penilaian kualitas penempatan antarbank yang digolongkan macet.
d. Deposito yang diakui sebagai agunan tunai.
e. Kriteria .
Selanjutnya, dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan dan kinerja bank, maka Bank
Indonesia mengeluarkan peraturan yaitu:
1. Peraturan Bank Indonesia No.14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank
Laporan Pengawasan Perbankan 201240
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
laporan, serta meningkatkan transparansi Bank secara umum.
.
2. Surat Edaran Bank Indonesia No.14/35/DPNP tanggal 10 Desember 2012 perihal Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia
meningkatkan transparansi kondisi keuangan Bank kepada publik dan menjaga kepercayaan masyarakat
mengenai .
Untuk meningkatkan fungsi pengawasan perbankan, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan:
1. Peraturan Bank Indonesia No.14/12/PBI/2012 tanggal 15 Oktober 2012 tentang Laporan Kantor Pusat Bank Umum
yang selama ini dilaporkan secara menjadi
a. Menambah laporan baru secara produk non bank, , keuangan publikasi, dan tenaga kerja perbankan.
2. Surat Edaran Bank Indonesia No.14/31/DPNP tanggal 31 Oktober 2012 perihal Laporan Kantor Pusat Bank Umum
teknis aplikasi laporan khususnya terkait dengan laporan-laporan sebagai berikut:
41
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
produk keuangan luar negeri.
.
d. .
f. Jaringan kantor.
Dalam rangka menjaga dan memelihara stabilitas nilai tukar rupiah, menjalankan fungsi lender of the
last resort
sebagai berikut:
1. Peraturan Bank Indonesia No.14/17/PBI/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Kegiatan Usaha Bank Trust)
yang dimilikinya dengan menggunakan jasa dan keahlian perbankan di dalam negeri serta untuk mendorong
.
c. Kegiatan
.
2. Peraturan Bank Indonesia No.14/16/PBI/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum
sistem perbankan secara khusus dan sistem keuangan secara menyeluruh.
Laporan Pengawasan Perbankan 201242
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
c. Bank yang dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas tersebut adalah bank yang
mencukupi.
3. bagi Bank Umum yang Melakukan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain
Latar belakang dan tujuan pengaturan ini adalah untuk mengatur lebih lanjut pokok-pokok pengaturan
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Pihak Lain dan PBI No.11/11/PBI/2009 tentang
PBI No.14/2/PBI/2012.
Pengaturan ini menjelaskan antara lain:
berbadan hukum Indonesia yang berbentuk PT atau Koperasi.
4. Surat Edaran Bank Indonesia No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor
menimbulkan berbagai risiko bagi bank. Selain itu, dari sudut pandang makroprudensial, pertumbuhan KPR
bubble
Pokok-pokok ketentuan ini adalah:
2.
5. Peraturan Bank Indonesia No.14/8/PBI/2012 tanggal 13 Juli 2012 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum
Penerapan batas maksimum kepemilikan saham bank umum bertujuan untuk menata struktur kepemilikan
bank. Penataan struktur kepemilikan bank tersebut selaras dengan upaya meningkatkan pelaksanaan prinsip
menghadapi dinamika perkembangan perekonomian regional dan global. Pengaturan batas maksimum
perbankan dalam rangka memperkuat industri perbankan nasional.
43
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
pemegang saham berupa badan hukum lembaga keuangan, badan hukum bukan lembaga keuangan
kepemilikan, hubungan keluarga hingga derajat kedua, serta hubungan
.
sanksi bagi pemegang saham yang melanggar ketentuan ini.
6. Peraturan Bank Indonesia No.14/26/PBI/2012 tanggal 27 Desember 2012 tentang Kegiatan Usaha dan
bank yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan dan daya saing perbankan nasional. Melalui peraturan
risiko yang dihadapi bank seiring dengan meningkatnya kompleksitas kegiatan usaha dan kebutuhan ekspansi
luas.
1. Surat Edaran Bank Indonesia No.14/21/DPNP tanggal 18 Juli 2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia No.9/33/DPNP tanggal 18 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar
menggunakan pendekatan standar.
atau sisa jatuh tempo.
2. Surat Edaran Bank Indonesia No.14/8/DPNP tanggal 6 Maret 2012 perihal Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia No.8/15/DPNP tanggal 12 Juli 2006 perihal Laporan Berkala Bank Umum
Laporan Pengawasan Perbankan 201244
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
laporan dan melengkapi informasi yang diatur dalam ketentuan lainnya.
3. Peraturan Bank Indonesia No. 14/24/PBI/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia
perbankan yang sehat dan kuat dalam rangka peningkatan ketahanan dan daya saing perbankan Indonesia
merupakan bank campuran.
4. Peraturan Bank Indonesia No.14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Penerapan Program
merupakan respon Bank Indonesia terhadap dinamika nasional, regional maupun global yang diiringi dengan
meningkatkan peluang bagi para pelaku kejahatan untuk menyalahgunakan fasilitas dan produk perbankan sebagai sarana pencucian uang dan pendanaan terorisme, dengan modus operandi yang lebih canggih.
sederhana khususnya dalam rangka mendukung , dan
sumber daya manusia.
5. Surat Edaran Bank Indonesia No.14/4/DPNP tanggal 25 Januari 2012 perihal Bank Umum
memiliki kebijakan dan prosedur yang paling kurang mencakup:
45
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
bank, dan realisasi tahun sebelumnya atas rencana pembukaan, perubahan status, pemindahan alamat, dan/atau penutupan kantor bank.
status, pemindahan alamat dan/atau penutupan kantor bank dengan berpedoman pada aturan yang
pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
diserahkan kepada masing-masing Bank.
6. Surat Edaran Bank Indonesia 14/8/DPNP tanggal 6 Maret 2012 perihal Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/15/DPNP tanggal 12 Juli 2006 perihal Laporan Berkala Bank Umum
baru.
transparansi informasi SBDK.
2.2.2. Perbankan Syariah
Dalam rangka pengembangan dan penguatan perbankan syariah, maka pada tahun 2012 dilaksanakan
penyusunan dan penyempurnaan regulasi yang khusus mengatur perbankan syariah antara lain sebagai
berikut:
1. Peraturan Bank Indonesia No.14/6/PBI/2012 tanggal 18 Juni 2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah
syariah guna meningkatkan kepercayaan dan perlindungan kepada masyarakat terhadap industri perbankan syariah.
tanggal 12 September 2012. Dengan diberlakukannya ketentuan ini maka peraturan Bank Indonesia
2. Peraturan Bank Indonesia No.14/20/PBI/2012 tanggal 17 Desember 2012 perihal Perubahan Peraturan Bank Indonesia No. 11/24/PBI/2009 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum Syariah.
persyaratan bank syariah yang dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas pendanaan
Laporan Pengawasan Perbankan 201246
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
jangka pendek, dan persyaratan tentang agunan. Ketentuan pelaksanaan yang telah berlaku sebelumnya
3. Surat Edaran No.14/7/DPbS tanggal 29 Februari 2012 tentang produk Qardh Beragun Emas bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
4. Surat Edaran No.14/16/DPbS tanggal 31 Mei 2012 tentang Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Ketentuan ini diterbitkan dalam rangka memberi acuan bagi perbankan syariah dalam menjalankan produk
5. Surat Edaran No.14/33/DPbS tanggal 27 November 2012 tentang Penerapan Kebijakan Produk Pembiayaan Kepemilikan Rumah dan Pembiayaan Kendaraan Bermotor bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
mendorong peningkatan peran perbankan syariah dalam mendukung pertumbuhan perekonomian
Usaha Syariah.
Selain itu, Bank Indonesia bersama IAI dan perbankan syariah telah melakukan pembahasan materi
dua kelompok tersebut dalam rangka mengakomodasi kompleksitas dan perkembangan industri. Disamping
2.2.3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Oleh karena itu, pada tahun 2012 Bank Indonesia telah mengeluarkan beberapa ketentuan, sebagai berikut:
1. Peraturan Bank Indonesia No.14/9/2012 tanggal 26 Juli 2012 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) BPR
47
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
berlaku.
2. Surat Edaran Bank Indonesia No.14/36/DKBU tanggal 21 Desember 2013 tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) BPR
3. Surat Edaran Bank Indonesia No.14/26/DKBU/2012 tanggal 19 September 2012 tentang Pedoman Kebijakan dan Prosedur Perkreditan bagi BPR.
2.3. Kebijakan dan Regulasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 2.3.1. Kebijakan UMKM
Untuk mendorong peran intermediasi perbankan, Bank Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan akses
UMKM kepada bank dan mendorong perbankan untuk membiayai UMKM. Kebijakan ini diarahkan agar UMKM
mampu meningkatkan elijibilitas dan kapabilitasnya sekaligus mendorong peningkatan kapasitas ekonomi
daerah. Sebagai upaya untuk mendorong perbankan melakukan pembiayaan kepada UMKM, Bank Indonesia
telah melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain:
bentuk kegiatan:
yang berkoordinasi dengan beberapa kementerian.
Laporan Pengawasan Perbankan 201248
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
perbankan tentang UMKM
kepada perbankan.
2.3.2. Regulasi UMKM
Dalam upaya mendorong bank untuk meningkatkan akses kepada UMKM, pada tahun 2012 Bank Indonesia
telah mengeluarkan dua ketentuan sebagai berikut:
1. Peraturan Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan Oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
untuk menyalurkan dananya dalam bentuk kredit atau pembiayaan kepada UMKM dengan pangsa sebesar
dapat dilakukan melalui kerjasama pola , pola , dan pembiayaan bersama. Di samping
2. Peraturan Bank Indonesia No.14/19/PBI/2012 tanggal 30 November 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No.5/20/PBI/2003 tentang Pengalihan Pengelolaan Kredit Likuiditas Bank Indonesia Dalam Rangka Kredit Program
5 . Di samping itu, ketentuan ini mengatur mengenai penetapan suku bunga
baki debet, penyaluran kembali, dan pelunasannya.
Stakeholders2.4.1. Koordinasi dengan Sektor Riil
perekonomian nasional secara umum, dan sektor perbankan pada khususnya serta mendukung pelaksanaan
sektor riil, Bank Indonesia melakukan 2 jenis kegiatan yaitu dalam rangka memantau sumber kerentanan terhadap
sistem keuangan yang bersumber dari sektor riil, dan untuk mendorong fungsi intermediasi perbankan.
49
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
1. Dalam rangka memantau sumber kerentanan sistem keuangan yang bersumber dari sektor riil.
Secara umum, hal-hal yang didiskusikan pada saat pertemuan dengan asosiasi pengusaha tersebut adalah:
penurunan karena melemahnya dari rekan dagang Indonesia yang antara lain adalah
telah dilakukan pemantauan kinerja korporasi pada masing-masing sektor ekonomi di indonesia terhadap perusahaan publik melalui laporan publikasi korporasi dan sumber-sumber lainnya, sementara
2. Dalam rangka mendorong fungsi intermediasi perbankan.
Dalam rangka mendorong fungsi intermediasi perbankan, pada tahun 2012 telah dilakukan pertemuan antara pelaku usaha dengan perbankan yang juga melibatkan kementerian/instansi teknis terkait. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain pada tahun 2011. tersebut memaparkan prospek industri perikanan tangkap, serta memperkenalkan skim pembiayaan kepada nelayan dengan jaminan kapal nelayan yang dijamin oleh asuransi.
Sektor Riil dan UMKM
upaya yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia antara lain:
a.
b. Mendorong peningkatan akses usaha sektor kelautan dan perikanan kepada layanan perbankan.
Laporan Pengawasan Perbankan 201250
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
ekonomi daerah. Dalam hal ini, Bank Indonesia secara berkesinambungan melakukan sinergi program kerja
kredit kepada UMKM adalah belum adanya legalitas yang memadai atas aset UMK yang akan diagunkan
dalam kepemilikan aset UMK sehingga lebih banyak UMK yang dapat memperoleh akses pembiayaan kepada
Upaya-upaya lain yang telah dan akan dilakukan oleh Bank Indonesia dalam pengembangan sektor riil
pendampingan yang berkelanjutan untuk menciptakan nasabah potensial bagi industri perbankan. Bank
yang merupakan gerakan yang mendorong
, dengan harapan mereka bisa menempuh langkah hidup di masa depan sebagai
bagi peserta yang layak.
untuk progam klaster nasional, Bank Indonesia telah memfasilitasi peningkatan kualitas dalam aspek terkait untuk
memfasilitasi peningkatan dalam aspek pemasaran. Sedangkan untuk klaster daerah telah dilakukan
model pengembangan klaster yang sesuai dengan kondisi perekonomian masing-masing daerah.
perbankan dan UMKM dalam rangka mendorong pemberian kredit UMKM oleh perbankan. Beberapa
51
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
klaster. Informasi-informasi tersebut dipublikasikan melalui media informasi UMKM berupa Info
Kredit Usaha Rakyat
tertentu.
dengan perbankan, serta melakukan
6
.
Laporan Pengawasan Perbankan 201252
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), dan Kredit
beberapa hal antara lain:
kendala, permasalahan, dan upaya peningkatan penyaluran kredit program.
3. Memfasilitasi pembentukan asuransi pertanian, khususnya asuransi tanaman pangan dan asuransi ternak
2.4.3 Koordinasi dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
teknologi informasi, termasuk kerahasiaan data dan informasi.
53
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Bank Indonesia juga berperan dalam mengatasi kegiatan penghimpunan dana masyarakat yang diduga
Laporan Pengawasan Perbankan 201254
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
2.4.5 Koordinasi dan Kerjasama Pengawasan Antar Negara
permodalan bank sebagai landasan yang kuat demi terciptanya sistem keuangan yang lebih stabil, namun disadari
oleh .
Home dan
dan
dan . Kemampuan
dapat memberikan kontribusi atas penilaian
dapat
.
Dalam konteks Indonesia, dimana beberapa bank komersial besar merupakan anak perusahaan dari grup
di luar negeri maupun cabang dari kantor pusatnya di luar negeri, koordinasi antara home dan
. Hal tersebut
dan
atau kantor cabang tersebut beroperasi di yang
merupakan , maka atau cabang tersebut kemungkinan merupakan atau kantor
cabang yang
Standar Minimum Pengawasan Bank yang Beroperasi secara Internasional
kecukupan modal, dan terkait
55
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
dan
4. Apabila dapat menerapkan pembatasan atau melarang pendirian kantor bank tersebut.
secara internasional antara lain adalah:
harus
dimana bank tersebut beroperasi. Untuk itu, memerlukan akses terhadap informasi
bank secara solo oleh .
Kerjasama antara Bank Indonesia dengan Otoritas Pengawas Negara Lain
antara home dan .
Laporan Pengawasan Perbankan 201256
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
8 beberapa bank yang beroperasi secara internasional.
MOU sebagai payung kegiatan. Diharapkan dengan semakin intensifnya pelaksanaan koordinasi dan
kontribusi kepada stabilitas sistem keuangan.
2.4.6 Koordinasi dengan Otoritas lainnya dalam rangka Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FSSK)
dan akurat. Selain itu, disadari pula perlunya disusun suatu pedoman untuk melaksanakan langkah-langkah
pencegahan dan penanganan krisis secara nasional dalam suatu dan tata cara
merupakan
, peran utama dari
yang beroperasi secara internasional melalui diskusi dan sharing informasi terkait penilaian risiko secara keseluruhan, , dll
57
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
perundang-undangan.
dalam rangka menjaga SSK.
diperlukan dalam rangka menjaga SSK.
6. Komunikasi publik dalam rangka upaya pencegahan dan penanganan krisis, dan
2.4.7 Perkembangan Fora Internasional
keuangan global oleh
Kerangka Basel III yang menjadi isu utama dalam pembahasan reformasi sektor keuangan global sepanjang
rasio yaitu
permodalan Basel III, khususnya untuk aspek .
dan kerangka rezim resolusi , dua kerangka yang saling melengkapi untuk dapat mengatasi fenomena
Laporan Pengawasan Perbankan 201258
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
kerangka kebijakan bank-bank yang sistemik secara global.
Kebijakan di area
, pelaporan melalui , serta persyaratan modal dan margin juga
sebelum krisis global terjadi.
oleh otoritas, disinyalir akan
global saling terkait satu sama lain.
keuangan, terutama jika melakukan kegiatan yang dapat menciptakan sebagaimana
bank, serta jika digunakan oleh pelaku pasar untuk menghindari persyaratan regulasi.
empat pilar yaitu pilar 1 – , pilar 2 – , pilar 3 –
, and pilar 4 – . Berbagai kebijakan
Kerangka permodalan Basel II yang diterbitkan pada tahun 2006 memperkenalkan terdapatnya 3 pilar untuk
pilar nya adalah
Basel II. Disyaratkannya , , ataupun untuk bank-
dari pilar 2. Meskipun interaksi antara persyaratan pilar 2 dan persyaratan Basel III masih
dalam tahap pembahasan, namun persyaratan
digunakan untuk pemenuhan
untuk pemenuhan
menjadikan ekspektasi terhadap berkurang, namun justru menunjukkan ekspektasi
59
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
oleh
karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap persyaratan permodalan bank di yurisdiksinya yang memiliki
eksposur . Implementasi surcharge SIBs dan kerangka likuiditas Basel III juga akan menuntut
secara terstruktur, tanpa menimbulkan kerugian kepada pembayar pajak, serta tanpa menimbulkan dampak
dan
namun
juga melalui terdapatnya suatu
berkelanjutan melalui dan
dengan tersedianya kecukupan arus informasi dari dan . Dengan demikian,
dapat bersama-sama meminimalisir kemungkinan terjadinya gangguan di sistem keuangan.
intensif dari otoritas. Disyaratkannya penyusunan sejak dini, jauh sebelum bank berada dalam
fase resolusi, utamanya untuk bank-bank yang dipandang kegagalannya berpotensi menimbulkan risiko sistemik,
,
dan
, dan lain-lain. Sejumlah kelemahan tersebut telah diakomodir melalui beberapa rekomendasi
Laporan Pengawasan Perbankan 201260
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
yang sistemik memiliki akses langsung kepada
dan kemauan dalam pengambilan keputusan yang sulit, fokus pada , yang
maupun untuk terlibat dalam diskusi dengan
dari .
, memiliki suatu kerangka yang lebih baik dalam menilai kemampuan ,
menjadi ,
terhadap penilaian dan di area
yang menghubungkan dengan strategi bisnis, perencanaan modal, dan anggaran tetap
mensyaratkan terdapatnya suatu yang eksplisit dari dalam kerangka manajemen
suatu mengenai terminologi yang digunakan dalam
terhadap
ini akan mengeksplorasi mekanisme untuk secara formal menilai risk culture.
dalam menelaah lebih lanjut aspek-aspek rekomendasi reformasi sektor keuangan untuk dapat
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
61
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Boks 2.1Kebijakan Pemberian Kredit dan Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan
UMKM
Dalam rangka mendorong peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan oleh bank umum kepada UMKM
sekaligus mendorong peningkatan akses UMKM kepada lembaga keuangan, pada tanggal 21 Desember 2012
kepada UMKM melalui kerjasama pola , pola , dan pembiayaan bersama.
Mikro, Kecil, dan Menengah.
disediakan oleh Bank Indonesia tersebut antara lain untuk meningkatkan kompetensi SDM perbankan dalam melakukan pembiayaan kepada UMKM dan dalam rangka meningkatkan UMKM agar mampu memenuhi persyaratan dari perbankan.
keselarasan program pengembangan UMKM.
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Laporan Pengawasan Perbankan 201262
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Boks 2.2 Kebijakan Transparansi Informasi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) Mikro
untuk meningkatkan dan mendorong persaingan yang sehat dalam industri perbankan
.
Ket: data tanpa outlier dan perhitungan secara
Seluruh Bank
2011 2012
Mar Jun Sept Des Mar Jun Sep Des
Korporasi 10,51 10,51
12,04 11,61 11,23 11,03 11,14 0,11
11,16 11,04 10,61 10,50 10,45 10,41
11,56 11,51 11,05 10,65
qtq Mar 11-
Des 12Segmen Kredit
Des11-
Des 12
Berdasarkan hasil monitoring Bank Indonesia serta masukan dari masyarakat dan perbankan, sebaiknya
di dalam publikasi SBDK ditambah satu segmen lagi yakni kredit mikro. Berdasarkan data, pangsa nominal
jumlah rekening kredit mikro terhadap total rekening kredit perbankan cukup besar yakni mencapai
Indonesia tahun 2013 di bidang perbankan yakni antara lain berupa perluasan akses masyarakat ke layanan
jasa perbankan dengan biaya yang lebih terjangkau melalui program keuangan inklusif. Dengan meningkatnya
kredit kepada UMKM diharapkan akan diiringi dengan pemberian suku bunga kredit mikro yang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Sebelum kebijakan transparansi SBDK kredit mikro dikeluarkan, telah
15 bank tersebut. Dari hasil pertemuan dengan bank, masih terdapat peluang penurunan suku bunga kredit
mikro antara lain melalui aspek transparansi
dalam mendapatkan kredit dibandingkan dengan suku bunga kredit. Oleh karena itu diperlukan
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
63
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Dalam hal ini, Bank Indonesia sebagai regulator perlu mengambil kebijakan yang mendorong bank agar
kredit mikro diharapkan dapat mencegah kemungkinan adanya eksploitasi terhadap nasabah kredit mikro
dan komunikasi kepada masyarakat luas. Hanya dengan cara itu kebijakan transparansi SBDK dapat cepat
tugasnya dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional melalui penyaluran kredit terutama
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Laporan Pengawasan Perbankan 201264
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Dinamika Regional dan Global
Sumatera. Selain itu, layanan jasa keuangan formal belum merata dan belum menyentuh separuh penduduk,
sehingga memerlukan kebijakan struktur perbankan yang bersifat fundamental dalam rangka penguatan
ketahanan dan daya saing perbankan.
menjadi dasar utama untuk menentukan arah perbankan Indonesia. sebagai salah satu
perbankan.
Boks 2.3 Kebijakan Multilicense
Mengapa ?Secara umum, kebijakan adalah melakukan pengaturan terhadap kegiatan usaha dan
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
65
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
pembukaan jaringan kantor bank. Selain itu, kebijakan ini juga diharapkan mampu meningkatkan fungsi
Bank yang beroperasi sesuai dengan kapasitasnya dipercaya dapat memiliki ketahanan yang lebih
baik karena risiko-risiko yang dihadapi dapat diserap dengan baik oleh modal yang dimiliki. Selain itu, bank
mengarahkan bank untuk beroperasi pada skala ekonomisnya. Untuk
dapat melaksanakan kegiatan usaha perbankan secara luas, bank akan mencapai skala yang ekonomis jika
atau suku bunga kredit/pembiayaan yang disalurkan bank. dari sisi kegiatan usaha diterapkan
bank umum pada prinsipnya akan menentukan apakah bank tersebut berada pada kelompok BUKU 1, BUKU
2, BUKU 3, atau BUKU 4.
BUKU 1
BUKU 2
BUKU 3
BUKU 4
KeM
KeM
KeM
KeM
egiatan usaha dasaodal min Rp10
egiatan usaha lebihodal min Rp1 T
egiatan usaha penodal min Rp5 T
egiatan usaha penodal min Rp30
ar (basic banking s00 Miliar s.d. dibaw
h luas dan penyertTriliun s.d. dibawa
uh dan penyertaaTriliun s.d. dibawa
uh dan penyertaa0 Triliun
services)wah Rp1 Triliun
taan terbatasah Rp5 triliun
n ah Rp30 Triliun
n lebih luas
demikian seterusnya hingga BUKU 4 yang mencakup kegiatan usaha penuh dan kompleks.
dari sisi perluasan jaringan kantor bank diimplementasikan dengan melakukan
pengaturan kembali mekanisme pembukaan jaringan kantor bank dalam rangka pemerataan dan
selama ini kurang terlayani oleh perbankan. Ada 2 persyaratan utama dalam perluasan jaringan kantor,
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Laporan Pengawasan Perbankan 201266
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Jika bank akan membuka jaringan kantor baru, maka jaringan kantor bank yang sudah ada saat ini
banyak, jenis kantor apa, dan dimana lokasi kantor bank yang baru bisa dibuka.
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Pembagian Zona dan Penetapan Koe sienZona I
Koe sien = 5Zona II
Koe sien = 4Zona III
Koe sien = 3Zona IV
Koe sien = 2
Zona VKoe sien = 1
Zona VIKoe sien = 0.5
DKI JakartaLuar Negeri
Jawa BaratJawa TengahDI YogyakartaJawa TimurBali
Kalimantan TimurKepulauan RiauSumatera Utara
RiauSumatera SelatanKalimantan TengahKalimantan SelatanSulawesi UtaraSulawesi SelatanPapua
DI AcehJambiSumatera BaratBangka BelitungBengkuluLampungKalimantan BaratSulawesi Tenggara
NTBNTTSulawesi TengahGorontaloSulawesi BaratMaluku UtaraMalukuPapua Barat
Pembagian zona dan besaran koe sien akan ditetapkan secara berkala sesuai perkembangan
ekonomi daerah dan cakupan akses layanan perbankan kepada masyarakat
Jen
s
*) Tidak te
nis Kantor Al
Kantor Cab
Kantor Wil
Kantor Cab
Kantor Fun
Kantor Ka
bang
layah
bang Pembantu
ngsional *)
s
rmasuk Kantor Fungsio
Alokasi modal in dasditetapkan secara bedan perkembangan a
okasi Modal In DasarBUKU 3 dan BUKU 4
Rp10 Miliar
Rp10 Miliar
Rp4 Miliar
Rp4 Miliar
Rp2 Miliar
onal untuk penyaluran k
sar ak bersifat permarkala sesuai evaluasi te
akses layanan perbanka
Tabel 2.2 Alokasi Modal In Dasar Untuk S ap Jenis Kantor Bank
r Alokasi Modal IntBUKU 1 dan BU
Rp8 Miliar
Rp8 Miliar
Rp3 Miliar
Rp3 Miliar
Rp1 Miliar
kredit mikro.
anen dan besarannya arhadap kondisi perekonn kepada masyarakat
ti DasarUKU 2
akan nomian
67
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Bagi bank-bank yang telah menunjukkan keberpihakannya kepada usaha mikro, kecil, dan menengah,
pendekatan regulasi juga akan digunakan pendekatan pengawasan agar perluasan jaringan kantor dapat
Ketahanan dan Daya Saing PerbankanKebijakan
jaringan kantor maupun perluasan kegiatan usaha hanya dapat dilakukan jika bank memiliki kapasitas
dapat bersaing dengan bank-bank dari kawasan ASEAN, baik di dalam negeri maupun di negara-negara
mengundang
dilihat dalam konteks yang lebih luas, yaitu adanya sinergi antara bank-bank besar yang ceruk pasarnya lebih
terarah pada nasabah besar dan bank-bank menengah dan kecil yang memilih pasar segmen masyarakat
tertentu (
Dengan adanya kebijakan untuk memperbesar porsi kredit perbankan untuk pembiayaan kegiatan
tersentuh pembiayaan perbankan akan menjadi sektor unggulan daerah yang dapat memberikan kontribusi
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan lebih merata melalui pembiayaan yang mudah, aman, dan
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Laporan Pengawasan Perbankan 201268
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi nasional, Bank Indonesia mengemban tugas untuk
mencapai dan memelihara stabilitas nilai tukar rupiah. Dalam upaya memelihara stabilitas nilai tukar rupiah
ini, Bank Indonesia dihadapkan pada banyaknya faktor yang mempengaruhi keseimbangan diantaranya
kegiatan ekspor ini, ditengarai dapat menjaga keseimbangan struktur dan
dengan menggunakan jasa dan keahlian perbankan di dalam negeri yaitu kebijakan mengenai Kegiatan Usaha
ini merupakan kebijakan yang baru pertama kali diatur di Indonesia dan belum adanya undang-undang
tentang .
mencantumkan rencana kegiatan untuk melakukan kegiatan berdasarkan hasil penilaian Bank Indonesia.
memiliki
berdasarkan
hasil penilaian Bank Indonesia.
Boks 2.4 Kebijakan Trustee
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
69
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Dalam monitoring pelaksanaan kegiatan Trust, Bank Indonesia mewajibkan bank yang melakukan
kegiatan Trust
1. Nasional
stabilitas makro.
berkesinambungan.
untuk meningkatkan kemampuan baik dari sisi modal, manajemen risiko, governance, teknologi
Trust
Trust
keuangan dalam negeri sehingga mendukung upaya menjaga stabilitas nilai tukar dan moneter. Bank Indonesia menyadari bahwa kebijakan terkait kegiatan Trust ini masih berupa embrio disebabkan baru pertama kali diterapkan di Indonesia serta belum adanya pranata hukum
Trust baik yang dapat dilakukan
terus diupayakan.
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Laporan Pengawasan Perbankan 201270
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Latar Belakang
negara-negara di Asia, sehingga mengakibatkan terjadinya secara masif, yaitu
larinya modal asing baik yang merupakan maupun .
Imbas krisis pada sektor perbankan, selain disebabkan oleh peningkatan nilai hutang luar negeri akibat
depresiasi nilai tukar, juga diperburuk oleh dominasi kepemilikan saham oleh pihak tertentu di Bank yang
, salah satunya berupa pengucuran kredit
kepada pihak terkait atau grupnya sendiri sehingga mengakibatkan kegagalan bank yang semakin dalam.
nilai tukar rupiah, telah memperburuk kinerja debitur sehingga kredit bermasalah semakin menumpuk.
Situasi tersebut meningkatkan kerugian bank dan mengikis permodalan di hampir semua bank.
setoran modal bank secara memadai, sedangkan di sisi lain, pihak asing menghadapi hambatan dengan adanya
di Amerika Serikat dan terus berlanjut sehingga mempengaruhi tatanan sistem keuangan
dan perbankan di negara-negara lain. Krisis keuangan global, yang salah satunya dipicu oleh kegagalan
bertajuk
pelaksanaan .
Boks 2.5 Kebijakan Kepemilikan Saham Bank Umum
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
71
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
Tujuan
umumnya dimiliki secara dominan oleh pihak tertentu, maka dirasa perlu untuk mengatur batas kepemilikan
saham pada suatu bank di Indonesia. Kepemilikan saham bank yang semakin terdistribusi dapat menjadi
landasan bagi pelaksanaan yang lebih baik dimana terjadi mekanisme
antara pemegang saham bank. Mekanisme tersebut diharapkan dapat meminimalkan potensi
pemegang saham.
dinilai lebih mampu dalam menentukan arah kebijakan bank yang dimilikinya dengan baik. Di sisi lain,
saham bank dibatasi paling rendah dibandingkan kategori pemegang saham lainnya. Kategori pemegang
batas maksimum yang telah ditetapkan, namun implementasi pemenuhan batas tersebut dilakukan secara
maksimum kepemilikan saham bagi pemegang saham pada Bank yang memperoleh peringkat penilaian
bulan Desember 2013. Di sisi lain, bagi pemegang saham pada bank yang memperoleh peringkat penilaian
2 di Desember 2013 mempertahankan kepemilikan sahamnya sepanjang dapat mempertahankan peringkat
ini juga ditujukan untuk meminimalkan potensi tekanan harga di pasar saham jika seluruh bank secara
merger.
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Laporan Pengawasan Perbankan 201272
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
didasarkan pada harga pokok pembiayaan yang diberikan kepada nasabah sebagaimana tercantum dalam akad
dengan akad
dengan akad
juga
Boks 2.6 Kebijakan Produk KPR iB dan KKB iB Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
73
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Kata Pengantar
2
program perumahan yang ditetapkan pemerintah.
pihak yang memanfaatkan pembiayaan kendaraan bermotor yang secara resmi digunakan untuk kegiatan
Kebijakan dan Regulasi Perbankan
Halaman ini sengaja dikosongkan
Bab III Pelaksanaan dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank 2012
Laporan Pengawasan Perbankan 201276
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Halaman ini sengaja dikosongkan
77
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
3.1. Pengawasan PerbankanPengawasan Secara Konsolidasi (Consolidated Supervision)
Level 1
Level 2 down
stream Level 3 upstream dan downstream
parent company subsidiaries sister company
sister company
Laporan Pengawasan Perbankan 201278
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Pengawasan Bank Berdasarkan Risiko
Tahap pertama know your bank
Tahap kedua
Tahap keempat
Tahap Kelima
79
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Tahap Keenam
Risk Based Supervision
quality assurance
quality assurance input output
Capital Asset Quality
Liquidity
Laporan Pengawasan Perbankan 201280
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Good Corporate Governance
inheren
sustainability
exit policy
Kerangka Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
on-site
81
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
supervisory plan
Tingkat Kesehatan Bank dalam Paradigma Pengaturan dan Pengawasan Bank
principle-based
principle-basedpersyaratan minimum (minimum requirements)
all
balanced
Laporan Pengawasan Perbankan 201282
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Good Corporate
Governance Kerangka Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank
KnowYourBank
PeringkatKomposit
RBBR
RisikoInheren
TingkatRisiko
InherenKomposit
Tingkat KPMRKomposit
Peringkat
KompositPeringkat
CGSPeringkat
CGS
Peringkat
Risiko Kredit Risiko Kredit
Risiko Pasar
RisikoLikuiditas
Risiko2. Kerangka Manajemen Risiko3. Proses Manajemen Risiko, SDM, dan SIM4. Sistem
Risiko
Risiko
RisikoHukum
RisikoStratejik
RisikoKepatuhan
RisikoReputasi
Risiko Pasar Struktur
Proses
KinerjaKecukupan
Sumber
Sustainlability
RisikoLikuiditas
Risiko
RisikoHukum
RisikoStratejik
RisikoKepatuhan
RisikoReputasi
TingkatRisiko
PenerapanManajemen
Risiko
PROFIL RISIKO
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Secara Individual
Output Know Your Bank
net risk
83
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Good Corporate Governance
sustainability
cushionstakeholders
Laporan Pengawasan Perbankan 201284
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Secara Konsolidasi
3.1.1. Bank Umum Konvensional
Risk Based Supervision
on-site supervision
On site supervision
On site supervision
risk based method
85
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Good
Corporate Governance
Risk-Based Analysis
Laporan Pengawasan Perbankan 201286
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
internal control
Good Corporate Governance
Penilaian Good Corporate Governance
Governance Structure Governance Process dan Governance Outcomes Governance
Structure
Governance Process
Governance Outcomes
Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, dan Fairness
adalah governance process terhadap
governance process
87
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
perbaikan terhadap pelaksanaan GCG secara keseluruhan. Dari hasil penilaian GCG untuk posisi Desember 2012,
terdapat 1 bank tergolong peringkat 1, 49 Bank tergolong Peringkat 2, 55 Bank Peringkat 3, serta 4 Bank tergolong
Peringkat 4. Hal ini menunjukkan sebagian besar bank telah memenuhi prinsip-prinsip GCG secara memadai
dan apabila terdapat kelemahan dalam penerapan GCG, secara umum kelemahan tersebut dapat diselesaikan
Rentabilitas
Terkait dengan komponen rentabilitas, pada umumnya selama tahun 2012 bank umum konvensional
memiliki kemampuan menghasilkan laba (rentabilitas) yang dinilai Memadai. Hal ini mencerminkan laba
yang diperoleh bank melebihi target dan mendukung peningkatan permodalan bank. Tindakan pengawasan
yang disampaikan oleh bank secara triwulanan.
Permodalan
mencerminkan sebagian besar bank telah memiliki kualitas komponen permodalan yang baik (berada di atas
yang dibutuhkan bank dalam melakukan
modal dalam rangka mendukung kegiatan usaha, antara lain meminta pemegang saham bank menambah modal,
Dengan adanya dinamika dan perkembangan di dunia perbankan yang semakin meningkat dan kompleks
dapat menjadi peluang bagi para pelaku kejahatan untuk menjadikan bank sebagai sarana pencucian uang dan
pendanaan terorisme. Dalam rangka harmonisasi dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
Laporan Pengawasan Perbankan 201288
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
a. Pengaturan mengenai transfer dana.
c. Pengaturan Customer Due Dilligence (CDD) sederhana khususnya dalam rangka mendukung strategi nasional dan keuangan inklusif ( ).
d. Pengaturan mengenai g.
Komisaris, Kebijakan dan Prosedur, Pengendalian Intern, Sistem Informasi Manajemen, serta Sumber Daya
pengawasan yang dilakukan adalah bank diminta untuk meningkatkan kontrol dan memperbaiki sistem APU dan
PPT sehingga pemantauan transaksi perbankan dapat dilakukan secara memadai. Penerapan APU dan PPT di
Status Pengawasan Bank Umum Konvensional
intensif yang disebabkan adanya permasalahan dalam pengelolaan GCG. Adapun status pengawasan intensif
atau pembiayaan bermasalah yang penyelesaiannya bersifat kompleks, maka jangka waktu dapat diperpanjang
bank dengan status pengawasan intensif terutama dengan meminta bank menyampaikan langkah
atas kegiatan tertentu yang dilakukan bank ( ).
tertentu, baik untuk kantor cabang tertentu maupun untuk bank secara keseluruhan. Khusus untuk kewajiban
89
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Dashboard Stabilitas Sistem Keuangan
on site
supervision Dashboard
Dashboard
Dashboard
Dashboard
Dashboard
Kegiatan Pertukaran Informasi Pengawasan
parent bank
home supervisor
parent supervisory concern
upport parent bank
dan De Nederlandsche Bank
tools
Laporan Pengawasan Perbankan 201290
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
review Advanced Measurement Approach
Asistensi Pengawasan Bank Umum (APBU)
Liaison
quality assurance
database
91
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
proper
3.1.2. Perbankan Syariah
on-site
Moderate
Laporan Pengawasan Perbankan 201292
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
overhead
sharia compliance
93
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Know Your Customer Principles
Risk Based
equity investment
risk
menjadi
Enterprise Data Warehouse
Laporan Pengawasan Perbankan 201294
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
dan on-site supervision
web based
quality assurance
advance
trend
3.1.3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
on-site
Tingkat Kesehatan
95
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Permodalan,
Kualitas aset
net dan
Manajemen
Des'12 Des'11 Des'10
Sehat
Cukup Sehat
Kurang Sehat
Tidak Sehat
20,0 40,0 60,0 80,0 100
2,12,23,4
4,94,65,8
8,98,610,18
84,184,580,8
Des'12 Des'11 Des'10
Sehat
Cukup Sehat
Kurang Sehat
Tidak Sehat
10,0 20,0 30,0 40,0 60,050,0
9,79,08,2
25,522,822,5
59,260,059,0
5,68,210,3
Laporan Pengawasan Perbankan 201296
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Earning
Likuiditas
Pemantauan dan Koordinasi BPR Beresiko Tinggi
Pencabutan Izin Usaha
97
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
3.2. Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit And Proper Test) stakeholders
proper test
3.2.1 Bank Umum Konvensional
Laporan Pengawasan Perbankan 201298
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
3.2.2 Perbankan Syariah
proper test
Peserta Lulus TidakLulus
Peserta Lulus TidakLulus
Peserta Lulus TidakLulus
99
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
3.2.3 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
3.3. Sistem Informasi Perbankan (SIP)
audit trail
Know Your Bank
Quality Assurance Supervisory Plan
Laporan Pengawasan Perbankan 2012100
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Risk Assessment Bank
Keterangan Bank Umum BPR Total
Bank Bank Bank
101
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Laporan Pengawasan Perbankan 2012102
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Uraian KP KBI Jumlah
3.5. Mediasi Perbankan
103
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Jenis Produk Jumlah Sengketa
2010 2011 2012
Total 278 510 521
Laporan Pengawasan Perbankan 2012104
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
talkshow
The 1st
Contact Person
Contact Person
Contact Person
Pengawasan Perbankan
105
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Pendahuluan
Hal-hal yang telah dan akan dilakukan oleh Bank Indonesia sehubungan dengan Pengalihan Fungsi Pengawasan Bank ke OJK:
Boks 3.1 Persiapan dan Masa Transisi Pengalihan Fungsi Pengawasan Bank ke OJK
Pengawasan Perbankan
Laporan Pengawasan Perbankan 2012106
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Quality Assurance dan Supervisory Support
di
Pengawasan Perbankan
107
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Task
Pengawasan Perbankan
Laporan Pengawasan Perbankan 2012108
Pengawasan Perbankan
Kata Pengantar
Halaman ini sengaja dikosongkan
Bab IV Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan 2013
Laporan Pengawasan Perbankan 2012110
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
Halaman ini sengaja dikosongkan
111
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
4.1 Tantangan dan Prospek Pencapaian ekonomi tahun 2012 yang cukup baik diprakirakan masih akan berlanjut dan meningkat pada
tahun 2013-2014. Namun demikian terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi baik yang berasal dari
terus mengalami peningkatan. Selain itu terus meningkatnya konsumsi BBM di tengah produksi minyak yang
) dan pemotongan belanja secara
Kinerja sektor keuangan Indonesia pada tahun 2013 diprakirakan akan tetap meningkat dengan stabilitas
sistem keuangan yang terjaga. Perekonomian Indonesia yang diprakirakan akan tetap tumbuh kuat dapat
Laporan Pengawasan Perbankan 2012112
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
Tantangan internal antara lain berupa
4.2 Arah Kebijakan Perbankan4.2.1 Bank Umum Konvensional
dikeluarkan
intermediasi adalah perluasan akses layanan jasa perbankan kepada masyarakat dengan biaya yang lebih
kerjasama keagenan. Metode ini dikenal sebagai layanan yang secara luas akan dilakukan
khususnya masyarakat
) pelaksanaan .
). Skim kredit ini
113
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
4.2.2 Perbankan Syariah
Indonesia memandang perlu dilakukan beberapa langkah pengembangan dan kebijakan perbankan syariah yang
yang Lebih Luas.
akan turut menjembatani yang masih menjadi kendala industri perbankan syariah. Bentuk dukungan dari Bank Indonesia antara lain berupa kajian model bisnis perbankan syariah
dan
potensi pengembangan skim pembiayaan dan menyasar sebagian besar penduduk Indonesia. Bank Indonesia juga akan terus menyempurnakan
pengembangan produk-produk baru atau . Bank Indonesia juga akan melakukan upaya untuk memperkuat unit kerja pengembangan produk guna mempercepat pengembangan aset dan mengakomodir kebutuhan masyarakat secara lebih luas.
3. Transisi Pengawasan yang Tetap Menjaga Kesinambungan Pengembangan Perbankan Syariah
melakukan proses arsitektur keuangan syariah Indonesia.
lembaga-lembaga lain dalam melakukan pengembangan perbankan dan keuangan syariah Indonesia.
tersebut antara lain berupa kerjasama
Indonesia akan melihat sejauh mana keanggotaan Bank Indonesia dalam organisasi-organisasi tersebut
syariah Indonesia.
Laporan Pengawasan Perbankan 2012114
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
).
4. Revitalisasi Peningkatan Sinergi dengan Bank Induk
bank syariah. Melalui strategi tersebut diharapkan perbankan syariah bersama dengan bank induknya dapat
dalam rangka mendorong
5. Peningkatan Edukasi dan Komunikasi dengan Terus Mendorong Peningkatan Kapasitas Perbankan Syariah “parity” dan Produk Perbankan Syariah
) dan perbedaan khas yang menjadi ) produk perbankan syariah. Program dimaksud diimplementasikan melalui
antara lain sosialisasi berbasis komunitas melalui berbagai
dan dan komunikasi
syariah yang berbasis dan .
4.2.3 Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
115
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
pendirian BPR yang berlaku saat ini masih mengacu pada persyaratan yang ditetapkan pada tahun 2004. Sementara kondisi dan perkembangan perekonomian saat ini sudah berbeda dengan kondisi sebelumnya
3. Mendorong kontribusi BPR sebagai
5. Meningkatkan kualitas kerjasama yang telah terjalin dengan asosiasi BPR dalam rangka pelaksanaan
.
4.3 Kerangka dan Strategi di IndonesiaPendahuluan
Pada beberapa tahun terakhir perkembangan perekonomian Indonesia telah menunjukkan hal yang
menggembirakan yaitu pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Hal ini ditandai oleh keberhasilan perekonomian
dari
pemerataan. Pemerataan ekonomi masih menjadi suatu isu yang hangat untuk didiskusikan dan dikaji karena
sebagaimana diamanatkan sila ke lima pancasila “keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia”.
keuangan yang kurang dimiliki oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Sebagaimana diketahui akses terhadap
sektor keuangan akan memungkinkan terciptanya “kesempatan berusaha” bagi seluruh masyarakat dalam
mencapai kesejahteraan tersebut selalu menjadi sorotan terutama karena rendahnya rasio kredit terhadap
ketersediaan akses terhadap jasa keuangan.
Laporan Pengawasan Perbankan 2012116
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
bunga sebagaimana banyak dipermasalahkan berbagai pihak. Masyarakat bahkan bersedia membayar bunga
) menjadi hal yang
dapat menjadi bagian dari masyarakat ekonomi yang lebih luas.
memperkuat stabilitas sistem keuangan.
sangat terkait erat dengan peningkatan
juga merupakan suatu upaya “pemerataan ekonomi” guna
pada lapisan masyarakat yang lebih luas.
117
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
proses ‘kenaikan kelas’ secara substansial dari kategori ‘kelompok miskin berpendapatan rendah’ hingga menjadi
keuangan bagi semua segmen penduduk dan membuka peluang keuangan dan usaha kecil. Strategi ini ditujukan
masyarakat yang paling rentan dan berpendapatan rendah. Meskipun keamanan dan stabilitas sistem keuangan
baru untuk meningkatkan kegiatan keuangan yang telah ada merupakan sebuah pola dasar untuk membangun
1. Edukasi Keuangan. Pilar ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat luas
Terkait edukasi keuangan ini strateginya harus mengacu pada “
dalam pelaksanaan edukasi keuangan.
2. Eligibilitas atau Kelayakan Keuangan.
Laporan Pengawasan Perbankan 2012118
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
layak dan pada akhirnya menjadi
3. Kebijakan/Peraturan yang Mendukung.
4. Fasilitas Intermediasi dan Saluran Distribusi.) di dalam
dan d)
5. Fasilitas Keuangan Publik. Pilar ini mengacu pada kemampuan dan peran pemerintah melalui pembiayaan
6. Perlindungan Konsumen.
kondisi ini dan memberikan penjaminan keamanan bagi kedua pihak tersebut.
2013 yang merupakan kelanjutan dari program di tahun 2012.
1. Pengembangan Edukasi Keuangan dan Perbankan
119
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
.
penempatan TKI.
d. Pelaksanaan edukasi keuangan dan perbankan kepada kelompok masyarakat tertentu di beberapa daerah
b. Melakukan koordinasi dengan Kemenakertrans dalam rangka pelaksanaan edukasi kepada TKI.
c. Mengadakan pembahasan mengenai masing-masing asosiasi kelompok masyarakat.
2. TabunganKu
saat ini terutama tabungan belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat berpendapatan rendah yang
sebagai salah satu proram edukasi perbankan.
terjangkau. TabunganKu diharapkan mampu menjangkau masyarakat dengan pendapatan rendah sampai ) sehingga dapat menumbuhkan budaya
menabung yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
TabunganKu merupakan
akhir tahun 2012 telah mencatat 3.635.619 rekening.
Laporan Pengawasan Perbankan 2012120
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
pada saat nasabah
menjadi alasan utama untuk membuka TabunganKu. Namun demikian terdapat permintaan dari masyarakat
utamanya sehingga masyarakat semakin tertarik menggunakan TabunganKu.
TabunganKu sebagai salah bentuk edukasi perbankan kepada masyarakat masih akan terus dilanjutkan.
panjang antara lain perlu dirumuskan kebijakan terkait dengan
. Program edukasi ini
edukasi ini akan dilaksanakan di beberapa daerah
yang menjadi . Perluasan daerah dan pelaksanaan edukasi untuk kelompok baru
.
3.
.
121
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
dengan
.
dapat dikatakan sebagai strategi distribusi yang digunakan bank dalam rangka memperluas pemberian layanan keuangan kepada nasabah tanpa melalui kantor bank. Sementara
merupakan kegiatan layanan jasa sistem pembayaran
Sarana teknologi yang digunakan dalam implementasi
a. akses layanan jasa sistem pembayaran dan keuangan terbatas melalui kerjasama bank dengan pihak
b. Bank pelaksana
c. Bank pelaksana
memiliki
undangan yang berlaku.
e. Rekening bank merupakan media utama penerapanyang dilakukan harus menggunakan rekening bank sebagai media penyimpanan dan penarikan dana
Laporan Pengawasan Perbankan 2012122
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
g. Bank pelaksana termasuk edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat.
Mengingat
. Bank Indonesia merencanakan untuk menerbitkan dalam rangka mendukung
di beberapa daerah yang melibatkan bank-bank yang
diharapkan dapat merealisasikan perluasan akses masyarakat ke layanan sistem pembayaran dan jasa perbankan dengan biaya yang terjangkau dan penyediaan produk perbankan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah untuk
4. Kredit untuk Usaha Pemula
Selama tahun 2012 Bank Indonesia telah melakukan kajian mengenai pemberian kredit untuk Pengusaha ) tersebut Bank
pemula dan penjajakan implementasinya secara koordinasi dengan perbankan serta instansi terkait dalam rangka menyusun skim pemberian kredit.
5. (FIN)
dan untuk penyusunan database dengan masing-masing responden berjumlah 600.000 responden dan 400 responden
Koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka perolehan data
dan
Layanan Jasa Perbankan pada pembukaan Pekan Kegiatan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 27 Juni 2012 di Jakarta
123
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
bekerjasama dengan
Pasca
mampu mengangkat citra dan daya saing BPR dalam memberikan pelayanan kepada nasabah.
Boks 4.1 Kebijakan Pengembangan Sistem Transfer Kredit Elektronik
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Laporan Pengawasan Perbankan 2012124
Prospek dan Arah Kebijakan Perbankan
Kata Pengantar
Halaman ini sengaja dikosongkan