17
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA JURUSAN TEKNIK MESIN LAPORAN LABORATORIUM SEKSI : PROFIL PROYEKTOR NAMA : EKA SURYA LESMANA NIM : 061130200844 KELAS : 5 MEB TANGGAL PRAKTEK : 22 OKTOBER 2013

LAPORAN-PENGUKURAN

Embed Size (px)

Citation preview

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYAJURUSAN TEKNIK MESIN

LAPORAN LABORATORIUM SEKSI: PROFIL PROYEKTOR

NAMA

: EKA SURYA LESMANA

NIM

: 061130200844

KELAS

: 5 MEB

TANGGAL PRAKTEK : 22 OKTOBER 2013

2013BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metrologi pengukuran sangat dibutuhkan dalam dunia industri, guna mendapatkan dimensi yang baik dari komponen yang akan dibuat. Berbagai jenis komponen yang dihasilkan oleh alat perkakas sangat beragam, dari jenis material, bentuk profil, serta ukuran. Pada komponen dengan ukuran kecil akan sulit mendapatkan dimensinya. Maka dibutuhkan alat ukur yang mampu mengukur benda dengan dimensi kecil.

Profil proyektor memiliki prinsip kerja optik yang berguna untuk melakukan pantulan cahaya ini akan tampak besar pada layar, dengan demikian apabila ada benda yang menghalangi cahaya maka sebahagian cahaya akan tidak tampak pada layar buram. Dan itu adalah bayangan dari benda tersebut. Bayangan yang besar tersebut dapat dengan mudah diukur dengan perandingan yang sesuai dengan benda aslinya.

1.2 Tujuan Praktikum

Pada pelaksanaan praktikum dilaboratorium yang didasari oleh teori yang telah dipelajari, bertujuan untuk :

1. Mahasiswa dapat memahami dasar-dasar mengenai profil proyektor.

2. Mahasiswa dapat menggunakan profil proyektor dengan prosedur yang benar, dari hasil yang didapatkan mahasiswa mampu mendapatkan ukuran benda ukur.

3. Mahasiswa dapat mengukur benda kerja.

4. Dalam pengukuran yang berulang mahasiswa dapat mengetahui perbedaan-perbadaan hasil yang di dapatkan.

5. Mahasiswa dapat menganalisa hasil pengukuran yang didapat dan dapat mengetahui berapa besar persentasi kesalahan dalam beberapa kali pengukuran.

6. Untuk melatih disiplin dan tanggung jawab kepada mahasiswa.

Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan juga dapat memperluas wawasannya tentang perlunya suatu proses pengukuran yang baik pula. Kualitas suatu produk yang dihasilkan dapat diketahui dengan cara mengukurnya, sehingga pengukuran yang baik akan digunakan sebagai alat control yang baik untuk mengontrol suatu produk yang di hasilkan.

1.3 Alat-Alat yang Digunakan

Dalam pelaksanaan praktikum profil proyektor alat-alat yang digunakan adalah :1. Proyektor 10x dan 25x

Digunakan sebagai pemroyeksi cahaya agar tampak jelas di layar buram.

2. Profil Proyektor

Alat ukur yang yamg mampu mengukur benda ukur berdimensi kecil.

3. Alat bantu

1.4 Benda Ukur

Benda ukur yang digunakan pada praktikum profil proyektor adalah :

1. Baut2. V-Block

1.5 Pelaksanaan Praktikum

Dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan profil proyektor terdapat beberapa prosedur yang harus diperhatikan agar praktikum berjalan dengan baik.

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Lensa pembesaran 10x di pasang pada profil proyektor.

3. Benda ukur diletakkan diatas meja proyektor.

4. Switch Vertical dihidupkan, yang teridiri atas :

1. switch lampu utama (lampu sumber cahaya),

2. switch lampu sorot fleksibel,

3. switch angle vernier (alat ukur sudut).

5. Atur posisi benda ukur agar dapat dengan mudah dilihat pada layar buram.

6. Atur bayangan benda ukur dengan menggerakkan proyektor maju atau mundur sampai bayangan benda ukur didapatkan yang terbaik.

7. Alat ukur (vernier gerakan horizontal meja,dan vernier gerakan Vertical meja) dihidupkan dan lakukan kalibrasi dengan menekan tombol reset pada alat ukur, sehingga alat ukur menunjukkan nilai 0.

8. Lakukan pengukuran benda ukur dengan menggerakkan meja eretan X axis fine assembly dan meja eretan Y axis fine assembly. Untuk pengukuran sudut dapat dilakukan dengan memutar skala piringan yang terdapat pada layar.

9. Catat hasil pengukuran.

10. Apabila pengukuran telah selesai dilaksanakan, gunakan lensa pembesaran 25x untuk mengukur benda kerja yang sama, langkah pengukuran mengikuti prosedur nomor 3 sampai nomor 9.

11. Dari kedua mengukuran, lakukan perbandingan dengan mencari persentasi kesalahan dan analisa dari semua hasil yang didapatkan.

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Profil Proyektor

Sudut diantara dua permukaan objek ukur dapat diukur melalui bayangan yang terbentuk melalui kaca buram pada proyektor profil. Setelah bayangan difokuskan (diperjelas garis tepinya) dengan cara mengatur letak benda ukur didepan lensa kondensor proyektor profil. Sudut kedua tepi bayangan yang akan ditentukan besarnya dapat diukur dengan memilih salah satu dari dua cara berikut ini.

Cara pertama : Salah satu garis silang pada kaca buram dibuat berhimpit dengan salah satu tepi bayangan, dengan cara menggerakkan meja (dimana benda ukur dilatakkan) kekiri atau kekanan, keatas atau kebawah. Dan dengan memutar piringan kaca buram (garis silang). Setelah garis berhimpit pada tepi bayangan, kemiringan garis silang dibaca pada skala piringan dengan bantuan skala nonius. Kemudian proses diulang sampai garis bersangkutan berhimpit dengan tepi bayangan yang lain. Pembacaan skala piringan dilakukan lagi. Dengan demikian sudut yang dicari adalah merupakan selisih dari pembacaan yang pertama dan yang kedua.

Cara kedua :

Dengan memakai pola atau gambar beberapa harga sudut. Suatu pola transparan berupa kumpulan beberapa sudut dengan harga tertentu dapat dipasang pada kaca buram. Besar sudut objek ukur (kedua tepi bayangan) dapat ditentukan dengan membandingkan pada gambar sudut tersebut sampai ditemukan sudut yang paling cocok.

Biasanya cara yang pertama lebih mudah dilaksanakan sedangkan cara kedua lebih sering dipakai untuk memeriksa toleransi sudut, yaitu dengan membuat gambar transparan dari sudut beserta daerah toleransinya. (daerah toleransi dapat diperjelas karena bayangan benda ukur telah diperbesar sesuai dengan pembesaran yang dikehendaki, Misalnya : 25x, 50x, 100x).

Untuk melihat lebih jelas mengenai profil proyektor, dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.1 Profil Proyektor

Profil proyektor memiliki prinsip kerja pengubah opto-mekanik (gabungan sistem optik dan sistem mekanik). Sistem mekanik pada profil proyektor terdapat pada meja ukur. Gerakan dari X axis fine motion assembly bergerak meja searah sumbu X (horizontal), dan gerakan Y axis fine motion assembly menggerakkan meja searah sumbu Y (vertikal). Sistem optik yang terdapat pada profil proyektor terdapat pada lampu yang memberi bayangan pada kaca buram. Cara kerja optik pada profil proyektor ialah berkas cahaya dari lampu diarahkan oleh kondensor menuju objek yang diletakkan diantara kondensor dan proyektor. Karena benda ukur tidak tembus cahaya, jadi hanya sebagian berkas cahaya yang diteruskan dan diproyeksikan kelayar buram. Sehingga bayangan benda ukur yang gelap dengan latar belakang yang terang.

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Profil Proyektor

Pemeriksaan bayangan benda ukur (pengukuran atau perbandingan dengan contoh bentuk standar) Dilakukan dari balik layar yang terbuat dari kaca buram. Seperti halnya pada mikroskop , benda ukur dicekam pada meja geser (Koordinat X-Y) sehingga bayangan benda ukur dapat digerakkan relatif terhadap garis silang yang terdapat pada layar. Jarak yang ditempuh oleh gerakan bayangan dapat dibaca pada skala kepala micrometer dengan meja posisi di gerakkan ; arah x dan/atau y.

Alat ukur proyector profil jenis CNC dilengkapi system kontrol gerakan meja. Bayangan digerakkan digerakkan secara otomatik sesuai dengan program pengukuran yang dibuat khusus untuk suatu benda ukur. Serupa dengan mesin ukur CNC (CMM; coordinate measuring machine) atau mesin perkakas CNC, system kontrol gerakan meja memanfaatkan motor servo dan alat ukur jarak ( inductocyn atau encoder). Dalam hal ini sensor jenis fotosel ditempelkan pada kaca buram untuk mendeteksi saat pemulaian dan/atau pengakhiran perhitungan jarak gerak bayangan.

2.2 Bagian-bagian Profil Proyektor

Pada profil proyektor terdapat beberapa komponen penting yang digunakan dalam pengukuran.

1. Lampu (lamp)

Lampu diposisikan dibagian depan profil proyektor yang mengarah ke proyektor. Dan terdapat kondensor agar cahaya dapat diarahkan ke proyektor. Lampu digunakan sebagai sumber cahaya pada sistem optiknya.

Gambar 2.3 Lampu

2. Proyektor (projector)

Proyektor digunakan untuk memproyeksikan cahaya kecermin lalu diteruskan kelayar. Proyektor memiliki pembesaran yang beragam, yaitu 10x, 25x, 50x, dan 100x.

Gambar 2.4 Proyektor3. Layar (screen)

Layar adalah penerima cahaya yang telah diproyeksikan oleh proyektor. Pada layar terdapat garis silang untuk memposisikan bayangan benda ukur. piringan layar dapat diputar 360o untuk dapat membaca sudut bayangan.

Gambar 2.5 Layar

4. Eretan X,Y, dan Meja

Eretan ini terdapat pada meja, digunakan untuk menggerakkan meja searah vertikal untuk eretan X, dan searah horizontal untuk eretan Y. Meja digunakan sebagai dudukan benda ukur. meja diposisikan di antara kondensor dengan proyektor.

( Eretan X )

( Eretan Y )

( Meja )5. Alat ukur

Pada profil proyektor digunakan tiga alat ukur yang berjenis vernier digital untuk membaca panjang, lebar, tinggi, dan sudut. Ketiga alat ukur ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

A

B

C

Gambar 2.7 Alat ukur (A) Sudut, (B) Vertikal, (C) Horizontal

6. Switch

Terdapat tiga switch pada profil proyektor, yaitu : switch lampu utama, switch angle vernier, dan switch lampu sorot fleksibel. Yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

A

B

CGambar 2.8 Switch (A) angle vernier, (B) lampu utama, (C) lampu sorot7. Alat bantu

Apabila pengukuran memiliki dimensi yang sangat kecil maka benda ukur akan di klem yang berupa cermin dengan klem pada sisinya.

Gambar 2.9 Alat bantu

BAB I11KESIMPULAN

Kesimpulan :

Profil proyektor sangat mempermudah saya untuk dapat mengukur benda ukur yang berdimensi kecil. Benda ukur tersebut dapat saya ukur dengan cara menyorotkan cahaya ke benda ukur dan menampilkan bayangan benda ukur yang telah diperbesar oleh proyektor ke layar.

Profil proyektor menggunakan beberapa pembesaran yang berbeda tetapi hasil dari semua pengukuran akan memberikan hasil yang sama. Dari pengukuran dengan pembesaran 10x dan pembesaran 25x, pada pembesaran 25x memberikan hasil yang lebih akurat. Kesalahan pada proses pengukuran yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Kondisi atau bentuk benda ukur,2. Kondisi alat ukur,

3. Pengambilan posisi pengukuran pada setiap titik,

4. Kecermatan mata saya dalam melakukan gerakan meja atau pengambilan data.