29
I. PENDAHULUAN Kegiatan perancangan proses sebagai salah satu bagian dari manajemen produksi sangat menentukan bagaimana suatu produksi berjalan. Tujuan dari perancangan proses harus tegas, jelas dan mudah dimengerti. Seringkali perancangan harus mengalami perubahan, oleh karena itu perancangan harus besifat luwes dan terbuka untuk dapat dirubah bila diperlukan. Sifat luwes ini mengakibatkan pelaksanaan kegiatannya harus dimonitor dan dikendalikan terus menerus yang disesuaikan dengan kondisi yang ada namun perperancangan harus tetap pada tujuan yang ditetapkan (Rosnani, 2007). Perancangan juga merupakan fungsi pemilihan langkah-langkah apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan dan kapan aktivitasnya dilaksanakan. Banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhinya maka perancangan harus dibuat ketat namun tidak kaku, artinya dapat dirubah sewaktu-waktu. Perancangan berawal dari suatu hasil pemikiran yang rasional dimana di dalamnya terdapat dugaan/perkiraan, perhitungan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (Rosnani, 2007). Selain suatu perancangan harus memiliki tujuan yang jelas dan mudah dimengerti, maka perancangan harus terukur dan mempunyai standar tertentu.

laporan perancangan proses

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perancangan Proses

Citation preview

Page 1: laporan perancangan proses

I. PENDAHULUAN

Kegiatan perancangan proses sebagai salah satu bagian dari manajemen

produksi sangat menentukan bagaimana suatu produksi berjalan. Tujuan dari

perancangan proses harus tegas, jelas dan mudah dimengerti. Seringkali

perancangan harus mengalami perubahan, oleh karena itu perancangan harus

besifat luwes dan terbuka untuk dapat dirubah bila diperlukan.  Sifat luwes ini

mengakibatkan pelaksanaan kegiatannya harus dimonitor dan dikendalikan terus

menerus yang disesuaikan dengan kondisi yang ada namun perperancangan harus

tetap pada tujuan yang ditetapkan (Rosnani, 2007).

Perancangan juga merupakan fungsi  pemilihan langkah-langkah apa yang

harus dilakukan, siapa yang melakukan dan kapan aktivitasnya dilaksanakan.

Banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhinya maka  perancangan harus dibuat

ketat namun tidak kaku, artinya dapat dirubah sewaktu-waktu. Perancangan

berawal dari suatu hasil pemikiran yang rasional dimana di dalamnya terdapat

dugaan/perkiraan, perhitungan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai pada

masa yang akan datang (Rosnani, 2007). Selain suatu perancangan harus

memiliki  tujuan yang jelas dan mudah dimengerti, maka perancangan harus

terukur  dan mempunyai standar tertentu.

Perancangan bisa juga dianggap sebagai tahap persiapan / tindakan

pendahuluan sehingga dapat mulai dipikirkan  penyimpangan yang mungkin

terjadi. Perancangan proses adalah salah satu dari berbagai macam bentuk suatu

kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha

mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.

Perancangan proses sangat erat kaitannya dengan pengendalian persediaan

sehingga sebagian besar perusahaan pangan menempatkan fungsi perancangan

dan pengendalian persediaan dalam satu kesatuan. Ditinjau dari bentuk industri,

perancangan proses suatu perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya

terdapat perbedaan. Banyak hal yang menyebabkan perbedaan tersebut, bahkan

pada perusahaan yang sejenis (Lakitan, 2012).

Tahap – tahap perancangan proses yaitu pembuatan diagram proses

pembuatan, teknologi proses produksi, peta produksi dan rute produksi. Agar

Page 2: laporan perancangan proses

masing-masing fungsi yang terdapat dalam sistem perancangan dan bagian terkait

dengan proses dapat menjalankan kerja, maka seharusnya dibuat beberapa

alternatif dalam menjalankan proses. Hal ini bertujuan dapat memaksimalkan

hasil produksi.

Didalam usaha mencapai tujuan perancangan terdapat berbagai macam

permasalahan sesuai dengan proses yang akan dilaksanakan, kemudian

dirumuskan bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan secara efektif dan efisien

serta bagaimana cara pengendaliannya.  Keberhasilan dalam membuat

perancangan proses dan pencapaiannya tidak hanya tergantung pada organisasi 

bagian perancangan itu sendiri, melainkan sangat tergantung pada struktur

organisasi secara keseluruhan dan sistem yang diterapkan.

Kegagalan dapat terjadi akibat kesalahan dalam penggunaan sistem

informasi tidak efektif, bahkan sering terjadi kesalahan dalam pengambilan

keputusan akibat tidak memahami informasi yang ditampilkan  oleh sistem

informasi yang tersedia. Kelancaran proses produksi ditentukan oleh tingkat

kematangan penjadwalan produksi (Rosnani, 2007). Didalam menyusun

perancangan harus memperhatikan berbagai elemen dari berbagai bagian sehingga

sangat memerlukan sistem yang terintegrasi dan harus didukung dengan fasilitas

yang memadai.

Perancangan proses sangat tergantung pada kapasitas, jenis perusahaan,

sumberdaya  dan jenis produksi yang dikerjakan. Berdasarkan hal tersebut

perusahaan yang mengerjakan order yang terputus-pustus berdasarkan permintaan

pelanggan yang pemenuhannya pada waktu yang akan datang,  tingkat kesulitan

dalam menyusun perancangan jauh lebih sulit  dibanding perusahaan yang

mengerjakan produksi kontinyu (Anonim, 2013).

Pada dasarnya perancangan proses merupakan suatu proses penetapan

tingkat output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat

permintaan yang diperoleh dari peramalan dan pesanan dengan tujuan

meminimalkan total biaya produksi.

Page 3: laporan perancangan proses

II. PERANCANGAN PROSES

2.1 Teknologi Proses Produksi

Produksi dalam pengertian sederhana adalah keseluruhan proses dan

operasi yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Proses produksi

sangat ditentukan oleh kondisi mesin – mesin produksi untuk melakukan

fungsinya (Lakitan, 2012). Kerusakan salah satu mesin pada produksi dapat

menyebabkan terhentinya proses produksi dan hasilnya dibawah kapasitas. Dalam

hal ini, proses maintenance memegang peranan yang sangat penting dalam

menunjang availabilitas dari mesin-mesin produksi. Buruknya management

maintenance akan menurunkan lifetime mesin hingga mengalami kerusakan.

Teknologi produksi merupakan alat dan cara yang digunakan manusia

untuk menghasilkan barang atau jasa. Masyarakat pada masa lalu sudah dapat

memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan mereka, namun

teknologi yang digunakannya masih sangat sederhana (Lakitan, 2012).

Penggunaan alat sederhana memerlukan tenaga besar dan hasilnya pun terbatas.

Ketika ilmu pengetahuan berkembang maka berkembang pula teknologi. Alat-alat

yang memudahkan pekerjaan manusia banyak ditemukan. Alat-alat tersebut

sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan manusia. Teknologi di bidang

penyediaan pangan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Khusus di

negara-negara maju, seperti AS, Canada, Inggris, Australia, dan lain-lain.

Peralatan yang serba modern tersebut semua aktifitas produksi bisa

dirampungkan relatif cepat, efektif dengan hasil output yang maksimal. Didalam

industri pangan, perkembangan teknologi pada mesin produksi saat ini

memungkinkan untuk membuat produk beraneka ragam yang masing-masing

dapat di seting atau di atur dalam jumlah yang banyak (massal). Keberadaan

manusia tetap dibutuhkan sebagai fungsi kontrol (Anonim, 2013). Secanggih

apapun perangkat komputerisasi mesin, manusia adalah operator utama yang

memegang peran inti. Seseorang harus menguasai terlebih dahulu disiplin ilmu

dalam hal ini adalah teknik mesin sebelum terjun mengoperasikan mesin.

Teknologi yang lebih bersahabat dalam persepsi petani dan pelaku

produksi pangan lainnya adalah teknologi yang secara teknis mudah dioperasikan

Page 4: laporan perancangan proses

dan secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan dengan cara tradisional.

Faktor penyebab kegagalan dalam introduksi teknologi pertanian/pangan yang

paling umum adalah bukan karena kendala teknis, tetapi sering disebabkan karena

biaya operasionalnya yang tinggi sehingga tidak menguntungkan bagi petani.

Harga komoditas pangan yang rendah menjadi tantangan berat bagi para

pengembang teknologi untuk menghasilkan teknologi yang sesuai bagi petani atau

pengguna primer teknologi pertanian/pangan lainnya. Tantangannya adalah

menciptakan teknologi yang lebih efisien, tidak menyebabkan ongkos produksi

lebih mahal dibandingkan dengan cara-cara tradisional yang telah diterapkan, dan

menjamin peningkatan keuntungan bagi pengguna primer yang mengadopsinya

(Lakitan, 2012).

2.2. Peta Produksi

Proses secara umum didefinisikan sebagai gambar grafik yang

menjelaskan setiap operasi yang terjadi dalam proses manufacturing. Peta proses

yang paling sederhana adalah block diagram yang menggambarkan struktur proses

yang harus dilalui didalam operasi kerja pembuatan suatu jenis produk. Jumlah

dari tahapan proses yang harus dilalui akan bergantung pada kompleks tidaknya

desain produk dibuat dari pemakaian block diagram ini.

Penggunaan block diagram ini merupakan bentuk peta proses sederhana

yang dibuat untuk menganalisa tahapan proses yang harus dilalui dalam

pelaksanaan operasi manufacturing suatu produk secara analitis dan logis. Ada 3

model peta proses lain sebagai alat untuk menganalisa proses produksi dan juga

berguna dalam perencanaan tata letak pabrik.

a. Peta Proses Operasi

Dikenal sebagai operation process chart. Peta ini akan menunjukkan

langkah-langkah secara kronologis dari semua operasi inspeksi, waktu longgar,

dan bahan baku yang digunakan di dalam satu proses manufacturing yaitu mulai

datangnya bahan baku sampai ke proses pembungkusan (packaging) dari produk

jadi yang dihasilkan. Peta ini akan melukiskan peta operasi dari seluruh bahan

baku dan bahan penolong.

Page 5: laporan perancangan proses

Prinsip Pembuatan Peta Proses Operasi

1. Baris paling atas dinyatakan kepalanya “Peta Proses Operasi “ yang diikuti

oleh identifikasi lain seperti : nama, obyek, nama pembuat peta dll.

2. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horisontal, yang

menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses

3. Lambang ditempatkan dalam arah vertikal, menunjukkan terjadinya

perubahan proses

4. Penomoran terhadap sesuatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan

sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk

tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi

5. Penomoran terhadap sesuatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara

tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi,

dst.

Gambar 1. Simbol Standar Menggambarkan Jenis Aktivitas(sumber: anonim, 2011)

Manfaat dari pembuatan peta proses operasi ini yaitu antara lain seperti

diketahuinya;

Data kebutuhan jenis proses operasi/ inspeksi macam dan spesifikasi mesin

atau fasilitas bahan baku dengan memperhitungkan efisiensi pada setiap

elemen operasi kerja

Pola tata letak fasilitas dan aliran pemindahan bahannya

Alternatif-alternatif perbaikan prosedur dan data kerja yang sedang dipakai

Page 6: laporan perancangan proses

Pertama pada baris paling atas perlu dituliskan peta proses operasi dan

seterusnya tulis semua identifikasi kerja lainnya.

Nama dan spesifikasi material yang akan diproses diletakkan di atas garis

horizontal yang menunjukkan bahwa material tersebut masuk dalam operasi

kerja.

Lambing atau symbol ASME – khususnya symbol operasi atau inspeksi -

ditetapkan dalam arah secara berurutan yang menunjukkan terjadinya

perubahan proses untuk setiap simbolnya

Penomoran terhadap kegiatan operasi diberikan secara berurutan sesuai

dengan urutan operasi yang dilakukan untuk pembuatan produk tersebut .

Agar diperoleh gambit peta prose yang bauk, maka produk yang paling

banyak memerlukan langkah-langkah proses operasi harus dipetakan terlebih

dahulu dan digambar.

b. Peta Aliran Proses

Peta ini akan melukiskan aktivitas proses produksi secara lebih detail

dibandingkan dengan peta proses operasi seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya. Sebagai tambahan dari pada penggambaran yang terdapat pada peta

proses operasi maka pada peta aliran proses semua aktivitas produksi dan gerakan

perpindahan bahan yang harus dilakukan dalam proses produksi dari suatu stasiun

kerja ke stasiun kerja yang lain dalam pabrik akan digambarkan dengan lebih jelas

dan detail. Ada tiga tambahan symbol yang dipakai dalam pembuatan peta aliran

proses transportasi atau pemindahan bahan, symbol berbentuk huruf D yang

diartikan sebagai aktivitas menunggu, dan symbol segitiga terbalik berarti

aktivitas penyimpanan bahan.

Keuntungannya yang dapat diperoleh antara lain, seperti:

Mengeliminir operasi-operasi yang tidak perlu aau mengkombinasikannya

dengan operasi yang lain

Mengeliminir aktivitas handling yang tidak efisien

Mengurangi jrak perpindahan material dari satu operasi ke operasi yang

lain

Page 7: laporan perancangan proses

Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia karena kegiatan yang tidak

produktif

c. Diagram Aliran

Peta aliran proses merupakan suatu peta memuat informasi relatif lengkap

sehubungan dengan proses dalam pabrik, tetapi peta tersebut tidak menunjukkan

gambar dari arah aliran selama bekerja. Dengan mengetahui tata letak atau

keadaan ruang di mana terjadi perpindahan suatu barang maka kita dapat

menganalisis bagaimana tata letak dalam ruangan tersebut agar jarak perpindahan

seminimum mungkin.

Diagram aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan

lantai dan gedung yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi

dalam peta aliran proses. Aktivitas tersebut yaitu pergerakan material dari satu

tempat ke tempat lain, dinyatakan oleh garis aliran dalam diagram tersebut. Arah

aliran digambarkan dengan anak panah pada garis aliran. Kegunaan diagram alir

ini yaitu,

Lebih memeperjelas suatu peta aliran proses apalagi jika arah aliran

merupakan faktor penting. Dengan adanya informasi tambahan mengenai

arah aliran dari material atau orang selama aktivitas maka akan

mendapatkan informasi yang lengkap sehingga mudah dalam perbaikan.

Tambahan informasi ini merupakan bahan analisis untuk bisa

memperpendek jarak perpindahan.

Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja. Dengan diagram aliran

maka ditunjukkan tempat penyimpanan, pemeriksaan dan tempat kerja/

proses berlangsung. Juga menunjukkan arah gerakan berangkat sampai

kembalinya suatu bahan baku sampai jadi atau seorang pekerja. Dari kedua

hal tersebut maka cukup baik untuk mengatur lalu lintas dalam ruangan

sehingga tidak macet atau bertabrakan. Dengan kata lain mempunyai

bahan dalam rangka penyusunan tata letak yang baik. Melihat hal tersebut,

tata letak baru dapat dibuat dengan memindahkan titik-titik tempat

berlangsungnya operasi, pemeriksaan dan penyimpanan sehingga

Page 8: laporan perancangan proses

ditemukan susunan tata letak baru yang ekonomis ditinjau dari jarak dan

waktu.

Diagram aliran berfungsi melengkapi peta aliran proses ini berarti

penganalisisan suatu proses kerja akan lebih sempurna jika kita mengetahui

tempat mesin, tempat kerja, daerah kerja, dan kemana arah gerakan dari bahan

atau orang selama proses berlangsung. Dan lebih jelasnya jika digambar menurut

skala, sehingga dapat memperkirakan adanya kemacetan aliran dan akan

mempermudah perancangan tata letak tempat kerja yang baru.

2.3. Rute Produksi

Rute produksi atau routeing biasanya dibuat oleh Departemen Perencanaan

dan Pengendalian Produksi untuk menentukan langkah-langkah yang harus

diambil dalam suatu operasi pengolahan. Proses ini akan menyimpulkan langkah-

langkah operasi yang diperlukan untuk merubah bahan baku menjadi produk jadi

yang dikehendaki, dimana untuk itu beberapa informasi harus ikut menyertai

didalam langkah ini seperti,

Nama dan nomor komponen yang akan dibuat

Nomor gambar kerja dan komponen tersebut

Macam operasi kerja dan nomor operasinya

Mesin atau peralatan produksi yang dipakai

Waktu standard yang ditetapkan untuk masing-masing operasi kerja

Mesin, perkakas, peralatan pembantu dan lain-lain harus dicantumkan

secara spesifik didalam proses ini karena pada akhirnya perencanaan tata letak

pabrik akan ditujukan untuk mengatur semua fasilitas produksi ini. Waktu operasi

dicantumkan untuk membantu dalam penentuan dan peralaan produksi lainnya

yang dibutuhkan. Penetapan jumlah mesin yang dibutuhkan juga akan

menentukan jumlah stasiun kerja dan luas area dari masing-masing stasiun kerja

tersebut (Risnayadi, dkk.,2008).

Page 9: laporan perancangan proses

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Diagram Proses Pembuatan Produk

Berdasarkan analisis pengolahan sari kedelai skala industri yang telah

didiskusikan, pengolahan sari kedelai diawali dengan proses pengeringan selama

dua jam kemudian direndam dengan air untuk memudahkan pengupasan. Setelah

itu, kedelai dikupas hingga dihasilkan kacang kedelai tanpa kulit ari kemudian

kacang kedelai dicuci kembali untuk menghilangkan sisa-sisa kulit ari yang masih

menempel pada permukaannya.

Selanjutnya, kacang kedelai yang sudah bersih digiling dan disaring hingga

menghasilkan sari kedelai. Sari kedelai kemudian direbus selama satu jam dan

didinginkan hingga mencapai suhu ruang selama 2-3 jam kemudian dikemas

dengan menggunakan botol plastik PET.

Diagram proses pengolahan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Page 10: laporan perancangan proses

Flavor, gula

Perendaman t = 12 jamAir

Pengupasan

Pencucian

Kulit ari

Penggilingan

Air Air cucian

Penyaringan

Air

Ampas

Perebusan t = 1 jam

Pendinginan t = 2-3 jam

Pengemasan

Sari kedelai kemas

Gambar 2. Diagram Proses Pengolahan Sari Kedelai Skala Industri

Kacang Kedelai

Pengeringan t= 2 jam

Page 11: laporan perancangan proses

3.2 Teknologi Proses Produksi

Penetapan Tahapan Produksi

KedelaiFlavorAir

Pengupasan

Penggilingan

Penyaringan

Perebusan

Pengemasan

Sari kedelai

Ampas

kulit

Penetapan Alternatif Metode Produksi

KedelaiFlavorAir

Pengupasan

Penggilingan

Penyaringan

Perebusan

Pengemasan

Sari kedel

ai

Ampas

kulit

Manual

Mesin giling

Kain saring

Wajan

Plastik

Mesin kupas

Alat tumbuk

Vibra separator

Panci Tetrapack

Juice extractor

Juice extractor

Boiler

Botol

Kaleng

Penetapan Alternatif Metode Produksi yang Mungkin Dipilih

KedelaiFlavorAir

Pengupasan

Penggilingan

Penyaringan

Perebusan

Pengemasan

Sari kedelai

Amp

Manual

o Mesin giling

o Kain saring

Wajan

o Plastik

o Mesin kupas

Alat tumbuk

o Vibra separator

o Panci

o Tetrapack

Page 12: laporan perancangan proses

as kuli

t

o Juice extractor

o Juice extractor

o Boiler

oBotol

Kaleng

Keterangan : o tanda ini menunjukkan alternatif metode produksi yang dipilih

Pemilihan Alternatif Produksi Secara Detail

KedelaiFlavorAir

Pengupasan Penggilingan

Penyaringan Perebusan Pengemasan Sari kedelai

Ampas kulit

Manual o Mesin giling

o Kainsaring

Wajan o Plastik

o Mesin kupas

Alat tumbuk

o Vibra separator

o Panci o Tetrapack

o Juice extractor

o Juiceextractor

o Boiler oBotol

Kaleng

Evaluasi Penetapan Akhir Dari Proses Produksi

Kedelai

Pengupasan

Penggilingan

Penyaringan

Perebusan

Pengemasan

Sari kedelai

Manual

o Mesin giling

o Kain saring

Wajan

o Plastik

Page 13: laporan perancangan proses

FlavorAir

Ampas

kulit

o Mesin kupas

Alat tumbuk

o Vibra separator

o Panci

o Tetrapack

o Juice extractor

o Juice extractor

o Boiler

oBotol

Kaleng

Penetapan teknologi proses produksi terdiri dari lima tahapan, yaitu :

1. Penetapan tahapan produksi

Tahapan produksi ditetapkan secara logis dan berurutan, mulai dari proses

bahan baku masuk hingga menjadi produk akhir (Risnayadi dkk, 2008). Proses

pengolahan sari kedelai ini mengalami lima tahapan produksi, yaitu pengupasan,

penggilingan, penyaringan, perebusan, dan pengemasan. Masing-masing tahapan

ini memiliki metode yang berbeda-beda.

2. Penetapan alternatif metode produksi

Alternatif metode produksi biasanya akan dibedakan dalam penekanan

terhadap distribusi penugasan antara manusia dan mesin (Risnayadi dkk, 2008).

Alternatif metode produksi pada proses pengupasan sari kedelai adalah secara

manual yang dilakukan oleh tenaga kerja dan mesin pengupas, proses

penggilingan menggunakan metode mesin giling, alat tumbuk, dan juice extractor.

Pengolahan dengan mesin giling dan juice extractor menggunakan mesin dan

tenaga kerja sebagai operator untuk mengawasi jalannya produksi sedangkan

pengolahan dengan alat tumbuk dilakukan dengan manusia sepenuhnya.

Alternatif metode penyaringan yang akan dipilih adalah dengan metode

kain saring, vibra separation, dan juice extractor. Tenaga kerja memegang

peranan yang sangat penting dalam pengolahan menggunakan kertas saring

sedangkan vibra separation merupakan teknik yang lebih cepat dibandingkan kain

saring serta metode yang paling efektif dan efisien adalah juice extractor karena

dapat menggabungkan proses penggilingan dan penyaringan hingga menjadi sari

kedelai tanpa ampas.

Page 14: laporan perancangan proses

Proses perebusan menggunakan alternatif wajan, panci, dan boiler

sedangkan pengemasan menggunakan alternatif plastik, tetrapack, botol dan

kaleng.

3. Penetapan alternatif metode produksi yang mungkin pipilih

Metode mesin kupas dipilih dalam proses pengupasan karena dianggap

memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik manual baik dari

segi biaya, tenaga, dan waktu pengerjaan. Penggunaan mesin juga menghasilkan

kacang kedelai dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan manual. Mesin

giling dan juice extractor dipilih dalam proses penggilingan juga karena

pertimbangan efisiensi biaya, tenaga, dan waktu.

Metode penyaringan yang dipilih adalah ketiga metode yang disebutkan,

yaitu kain saring, vibra separation, dan juice extractor sedangkan metode

perebusan yang dipilih adalah panci dan boiler, wajan tidak dipilih karena

kapasitasnya lebih sedikit dibandingkan panci dan boiler. Metode pengemasan

yang dipilih adalah menggunakan plastik, tetrapack, dan botol. Kaleng tidak

dipilih karena pengemasan dengan kaleng biasanya melalui proses sterilisasi

dengan suhu tinggi terlebih dahulu yang dikhawatirkan dapat merusak komponen

gizi sari kedelai.

4. Pemilihan alternatif produksi secara detail

Alur pemilihan metode produksi adalah dimulai dari pengupasan dengan mesin

giling dan dilanjutkan dengan penggilingan dengan metode mesin giling atau juice

extractor lalu penyaringan dengan kain saring, vibra separation, atau juice

extractor kemudian proses perebusan dengan panci atau boiler dan pengemasan

dengan plastik, tetrapack, botol, atau kaleng.

5. Evaluasi penetapan akhir proses produksi

Jalur proses produksi yang paling tepat dalam tahap ini adalah dimulai dari

teknik pengupasan dengan mesin giling, penggilingan sekaligus penyaringan

dengan juice extractor, perebusan dengan boiler, dan pengemasan dengan botol.

Tahapan ini dipilih karena dianggap memiliki efisiensi tinggi terhadap tenaga,

biaya, waktu, dan biaya serta dapat menghasilkan produk sari kedelai yang

berkualitas tinggi baik dari segi sanitasi maupun kandungan gizinya.

Page 15: laporan perancangan proses

Pengeringan 0-1

Perebusan 0-7

Penyaringan 0-6

Penggilingan 0-5

Pencucian 0-4

Pengupasan 0-3

Perendaman 0-2

Pendinginan 0-8

0-9Pengemasan

3.3 Peta Produksi

Peta produksi adalah langkah-langkah yang menunjukan semua operasi

secara kronologis (Risnayadi, 2009). Langkah-langkah yang dimaksud adalah

proses manufakturing yaitu dari bahan baku sampai dengan produk jadi yang

dihasilkan. Pembuatan peta produksi yang berupa lukisan peta operasi seluruh

kegiatan produksi menggunakan dua symbol yaitu persegi dan lingkaran. Persegi

menggambarkan aktivitas inspeksi sedangkan lingkaran menggambarkan proses

operasi. Selain itu pula terdapat garis vertical yang menggambarkan aliran umum

dari proses yang dilaksanakan sedangkan garis horizontal akan menunjukan

adanya material yang akan bergabung dengan komponen yang akan dibuat.

Gula/Flavor (3) Air bersih (2) Kacang kedelai (1)

Page 16: laporan perancangan proses

Gambar 2. Peta produksi sari kacang kedelai

Peta produksi tersebut menggambarkan proses pengolahan minuman sari

kedelai yang dimulai dari kedelai yang sudah disortasi mengalami proses

pengeringan (0-1), perendaman (0-2), pengupasan (0-3), pencucian (0-4),

penggilingan dengan penambahan air bersih (0-5), penyaringan (0-6), perebusan

dengan penambahan gula dan flavor (0-7), pendinginan (0-8), dan pengemasan (0-

9). Air yang ditambahkan air yang sudah bersih sehingga tidak mengalami proses

tersendiri, begitu juga untuk gula dan flavor yang dapat ditambahkan langsung

tanpa diproses terlebih dahulu.

3.4 Rute Produksi

Rute produksi adalah langkah-langkah operasi secara spesifik diatur dalam

proses “routeing” yang menyimpulkan langkah-langkah operasi tersebut menjadi

beberapa informasi yang terdiri dari nama dan nomor komponen yang akan

dibuat, nomor gambar kerja dari komponen tersebut, macam operasi kerja dan

nomor operasinya, mesin dan alat produksi yang dipakai, dan waktu standar yang

ditetapkan untuk masing-masing operasi kerja.

Informasi yang tercantum dalam rute produksi dapat berguna dalam

menganalisa keseimbangan lintas kerja, model antrian, dalam optimalisasi sistem

hubungan antara manusia mesin dan juga model-model program linier yang

nantinya akan membuat suatu keselarasan sistem produksi.

Rute produksi untuk pembuatan sari kacang kedelai ini disusun dalam

tabel yang berisikan informasi nomer operasi kerja, operasi kerja, mesin atau alat

yang digunakan, mesin atau alat bantu, jalannya proses (batch atau kontinyu) dan

kapasitas proses.

Tabel 1. Rute produksi pembuatan sari kacang kedelaiNo. operasi kerja

Operasi kerja

Mesin/alat yang digunakan

Mesin/alat bantu

Batch/kontinyu

Kapasitas(kg/jam)

0-1 Pengeringan Oven Loyang Batch 100 kg/jam

0-2 Perendaman Bak

perendaman

- Batch 100 kg/jam

0-3 Pengupasan Mesin kupas Tray Kontinyu 50 kg/jam

0-4 Pencucian Bak pencuci Pengaduk Batch 100 kg/jam

Page 17: laporan perancangan proses

0-5 Penggilingan Juice

extractor

- Kontinyu 50 kg/jam

0-6 Penyaringan Juice

extractor

- Kontinyu 50 kg/jam

0-7 Perebusan Boiler Kompor Batch 100 kg/jam

0-8 Pendinginan Boiler - Batch 100 kg/jam

0-9 Pengemasan Botol Pipa

pengisi

Kontinyu 50 kg/jam

Berdasarkan rute produksi minuman sari kacang kedelai, proses pertama

yaitu pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven dan alat pembantu seperti

loyang untuk menjaga kacang kedelai agar tidak tercecer. Proses tersebut

dilakukan secara batch dengan kapasitas 100 kg/jam tujuannya agar semua bahan

kacang kedelai yang akan digunakan memiliki kadar air yang relatif sama. Kacang

kedelai yang sudah kering dimasukkan kedalam bak cuci dan mengalami proses

perendaman. Proses tersebut dilakukan secara batch dengan kapasitas 100 kg/jam.

Kacang kedelai kemudian dipindahkan dengan tray berjalan dan mengalami

proses pengupasan di mesin kupas. Proses berjalan secara kontinyu dengan

kapasitas 50 kg/jam. Kacang kedelai yang telah dikupas dimasukkan ke dalam bak

pencuci untuk proses pencucian dibantu dengan alat pengaduk. Proses dilakukan

secara batch dengan kapasitas 100 kg/jam. Kacang kedelai yang sudah bersih dari

kulit dan kotoran kemudian masuk kedalam alat penggilingan, alat yang

digunakan adalah juice extractor. Proses dilakukan secara kontinyu dengan

kapasitas alat mencapai 50 kg/jam. Alat tersebut dilengkapi dengan alat penyaring

sehingga proses penyaringan dapat dilakukan segera setelah bahan digiling.

Proses berjalan secara kontinyu. Hasil penggilingan bahan berupa sari kacang

kedelai yang kemudian mengalami proses perebusan didalam boiler dengan

pemanasan dari kompor. Proses dilakukan secara batch dengan kapasitas 100

kg/jam. Setelah sari kacang kedelai matang, kompor dimatikan dan dilanjutkan

proses pendinginan dengan kapasitas yang sama. Sari kacang kedelai yang sudah

Page 18: laporan perancangan proses

dingin dialirkan melalui pipa pengisi dan mengalami proses pengemasan ke dalam

kemasan botol. Proses berjalan kontinyu dengan kapasitas 50 kg/jam.

KESIMPULAN

Evaluasi penetapan akhir dari proses produksi meliputi pengupasan

dengan mesin pengupas, penggilingan dengan juice extractor, penyaringan

dengan juice extractor, perebusan dengan boiler, dan pengemasan

menggunakan botol.

Peta dan rute produksi meliputi pengeringan secara batch, perendaman

secara batch, pengupasan secara kontinyu, pencucian secara batch,

penggilingan secara kontinyu, penyaringan secara kontinyu, perebusan

secara batch, pendinginan secara batch, dan pengemasan seacar kontinyu.

Page 19: laporan perancangan proses

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Perkembangan Teknologi Bidang Produksi. Available at : http://www.infosagala.com (diakses tanggal 11 Oktober 2013)

Anonim. 2011. Peta Proses Operasi. Available at http://ruanguntuksemua.blogspot.com (diakses 10 Oktober 2013)

Lakitan, B. 2012. Kontribusi Teknologi dalam Pencapaian Ketahanan Pangan. Available at : http://benyaminlakitan.files.wordpress.com (diakses tanggal 11 Oktober 2013)

Risnayadi, Heri., B. Nurhadi., E. Mardwati. 2008. Perancangan Pabrik Pengolahan Pangan. Widya Padjajaran.

Rosnani. 2007. Sistem Produksi. Graha Ilmu : Yogyakarta.