51
\ ALTERNATOR [Type text] Page 1

Laporan perawatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

x)

Citation preview

Page 1: Laporan perawatan

\

ALTERNATOR

[Type text] Page 1

Page 2: Laporan perawatan

Tujuan Instruksional Khusus :

1. Menjelaskan prinsip kerja alternator.

2. Menjelaskan komponen-komponen alternator.

3. Membongkar dan merangkai kembali serta melakukan perawatan pada alternator.

Dasar Teori

Fungsi alternator untuk merubah energi mekanis yang didapatkan dari mesin menjadi tenaga

listrik.Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah puli, yang memutarkan rotor dan

menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik bolak-balik ini kemudian

diubah menjadi arus searah oleh diode-diode.

Gambar 1. Alternator.

Komponen-komponen Alternator :

1. Puli (puny)

Puli berfungsi untuk tempat tali kipas

penggerak rotor.

2. Kipas (fan)

Fungsi kipas untuk mendinginkan diode dan

kumparan-kumparan pada alternator.

3. Rotor

Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator, pada rotor terdapat kumparan

rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan. Kuku-kuku yang

terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang terdapat

pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik ke kumparan rotor. Rotor ditumpu oleh

dua buah bearing pada bagian depannya terdapat pull dan kipas sedangkan di bagian

belakang terdapat slip ring.

[Type text] Page 2

Page 3: Laporan perawatan

Gambar 2. Rotor.

4. Stator

Kumparan stator adalah bagian yang diam dan terdiri dari tiga kumparan yang pada salah satu

ujung-ujungnya dijadikan satu. Konstruksi stator adalah hubungan 'Y' atau bintang tiga fase.

Bagian tengah yang menjadi satu adalah pusat gulungan dan bagian ini disebut titik netral

(neutral point) atau biasa disebut terminal 'N'. Pada bagian ujung kabel lainnya akan

menghasilkan arus bolak-balik tiga fase.

Gambar 3. Stator Coil Dan Cara Penyambungan Kumparan

5. Rectifier (Diode)

Ketiga ujung stator dihubungkan dengan kedua macam diode. Pada model yang lama terdapat

dua bagian yang terpisah antara diode positif (+) dan diode (-). Bagian positif (+) mempunyai

rumah yang lebih besar dari pada yang n.egatif. Selain perbedaan tersebut ada lagi perbedaan

lainnya yaitu strip merah pada diode positif dan strip hitam pada diode negatif. Fungsi dari

diode adalah menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh stator coil menjadi

arus searah (DC). Diode juga berfungsi mencegah arus balik dari baterai ke alternator.

[Type text] Page 3

Page 4: Laporan perawatan

Gambar 4. Konstruksi Dan Hubungan Antara Stator Coil Dengan Diode.

6. Regulator

Tegangan listrik dari alternator tidak selalu konstan hasilnya. Karena hasil listrik alternator

tergantung daripada kecepatan putaran motor, makin cepat putarannya makin besar hasilnya

demikian sebaliknya. Magnet yang dihasilkan rotor adalah magnet listrik, maka dengan

menambah atau mengurangi arus listrik yang masuk ke rotor coil akan mempengaruhi daya

magnet tersebut sehingga hasil pada stator coilpun akan terpengaruh. Jadi hasil alternator

sangat dipengaruhi oleh adanya arus listrik yang masuk ke rotor coil.

Fungsi regulator adalah mengatur besar arus listrik yang masuk ke dalam rotor coil sehingga

tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap konstan (sama). Menurut harga yang telah

ditentukan walaupun putarannya berubah-ubah. Selain itu berfungsi juga untuk mematikan

tanda dari lampu pengisian, lampu tanda pengisian akan secara otomatis mati apabila

alternator sudah menghasilkan arus listrik.

[Type text] Page 4

Page 5: Laporan perawatan

Gambar 5. Hubungan Fungsi Dari Regulator.

Apabila alternator tidak menghasilkan listrik, maka hanya dari baterai saja untuk mengatasi

kebutuhan kelistrikan, bila hal ini terjadi maka regulator akan bekerja memberi tanda pada

pengemudi (lampu CHG).

Gambar 6. Bagian-bagian dari Alternator

Peralatan dan Komponen

Peralatan yang diperlukan dalam praktikum ini antara lain :

1. Alternator.

2. Kunci pas

[Type text] Page 5

Page 6: Laporan perawatan

3. Multimeter

4. Obeng (+) dan (-)

5. Amplas

6. Kunci Ring 10 x 12, 12 x 14

Langkah Praktikum.

1. Lepaskan rakitan drive end frame dan rotor dari stator.

a. Lepaskanlah 3 sekrup panjang

b. Dengan obeng, ungkitlah end frame dan lepas bersama-sama dengan rotor.

PERINGATAN : JANGAN MENGUNGKIT PADA KABEL KUMPARAN

2. Lepaskan puli dan kipas secara hati-hati sebab terdapat washer pegas dan spacer

collar yang mudah terlempar.

3. Lepaskan rotor dimana sebelumnya harus melepaskan 4 mur, condenser dan 2 sekat

terminal setelah itu akan terlepas rectifier end frame dari rectifier holder dan sekat

dari rectifier holder.

4. Dengan menggunakan obeng ataupun peralatan yang memadai untuk

melepaspemegang sikat.

5. Lakukanlah hal tersebut untuk semua bagian alternator sehingga menjadi komponen-

komponen yang terpisahkan.

6. Bersihkan bagian-bagian alternator dari kotoran.

7. Periksalah keadaan komponen-komponen.

8. Rakit kembali alternator seperti semula.

Data Praktikum.

Setelah melakukan praktikum didapatkan data sebagai berikut, diantaranya :

a. Tahanan rotor dan stator belum bias diukur pada saat praktikum.

b. Tahanan isolator = tidak terbaca oleh alat ukur, sangat besar.

c. Komponen – komponen yang rusak meliputi :

1. Sakelar magnetic rusak

2. Isolasi bocor.

[Type text] Page 6

Page 7: Laporan perawatan

Analisa.

Tahanan isolasi sangat besar sampai tidak terbaca oleh alat ukur, hal ini sangat baik,

dengan isolasi yang baik proteksi pada alat juga semakin baik. Namun, pada isolasi

yang digunakan ternyata terjadi kebocoran isolasi atau kegagalan isolasi hal ini

terdeteksi dengan terukurnya nilai tahanan pada saat mengukur tahanan antara body

dengan isolator.

Terdapat juga komponen – komponen lain yang sudah rusak, diantarannya yang

paling fatal adalah terjadinya kegagalan isolasi dengan body alternator.

Kesimpulan.

Dari data praktikum yang didapat dan juga analisa yang ada menjelaskan bahwa alat

yang digunakan sebagai bahan praktikum, alternator dalam keadaan yang tidak baik,

dan mengharuskan untuk dilaksanakannya perbaikan dan juga penggantian komponen

– komponen ynag telah rusak, dan perlu dilaksanakannya perawatan secara berkala

setelah dilakukan perbaikan.

[Type text] Page 7

Page 8: Laporan perawatan

MOTOR STARTER

[Type text] Page 8

Page 9: Laporan perawatan

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan prinsip kerja motor starter pada mobil.

2. Menjelaskan komponen-komponen motor starter.

3. Membongkar dan merangkainya kembali motor starter.

I. Dasar Teori

Motor starter yang dipergunakan untuk automobile dilengkapi dengan magnetic

switch yang memindahkan gigi yang berputar (selanjutnya disebut gigi pinion) untuk

berkaitan atau lepas dari ring gear yang dipasangkan mengelilingi flywheel (roda gila) yang

dibaut pada poros engkol. Mobil yang dirancang untuk daerah yamg dingin menggunakan

motor starter tipe reduksi, yang dapat menghasilkan momen yang lebih diperlukan untuk

menstart mesin dari pada yang tipe konvensional. Saat ini banyak memakai yang motor

starter tipe reduksi.

Gambar 1. Motor Starter Tipe Reduksi.

Komponen-komponen Motor Stater :

1. Yoke & Pole Core

Yoke dibuat dari logam yang berbentuk silender dan berfungsi sebagai tempat pole core yang

diikat dengan sekrup. Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat

[Type text] Page 9

Page 10: Laporan perawatan

medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.

Gambar 2. Yoke & Pole core.

2. Field Coil

Field coil dibuat dari lempengan tembaga dengan maksud dapat memungkinkan mengalirkan

arus listrik yang cukup kuat/besar. Field coil berfungsi untuk dapat membangkitkan medan

magnet.

Gambar 3. Field Coil.

3. Armature & Shaft

Armature terdiri dari sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros,

komulator serta kumparan armature. Dan berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi

energi mekanik dalam bentuk gerak putar.

[Type text] Page 10

Page 11: Laporan perawatan

Gambar 4. Armature & Shaft

4. Brush

Brush dibuat dari tembaga lunak dan berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari field coil

ke armature coil langsung ke masa melalui komutator. Brush ada 4 buah yaitu dua buah

disebut brush positif dan yang dua lagi negatif

Gambar 5. Brush

5. Armature Brake

Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan

dengan roda penerus.

Gambar 6. Armature Brake.

[Type text] Page 11

Page 12: Laporan perawatan

6. Drive Lever

Drive lever berfungsi untuk mendorong pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan roda

penerus. Dan melepas perkaitan pinion gear dari perkaitan roda penerus.

Gambar 7. Drive Lever.

7. Starter Clutch

Starter clutch berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari armature shaft kepada roda

penerus, sehingga dapat berputar. Starter clutch juga berfungsi sebagai pengaman dari

armature coil bilamana roda penerus cenderung memutar pinion gear.

Gambar 8. Starter Clutch

8. Sakelar Magnet (Magnet Switch)

Sakelar magnet digunakan untuk menghubungkan dan melepaskan pinion gear ke/dari roda

penerus sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada pada sirkuit motor starter melalui

terminal utama.

[Type text] Page 12

Page 13: Laporan perawatan

Gambar 9. Sakelar magnet

Cara Kerja Motor Starter

1. Pada saat starter switch ON

Apabila starter swicth diputar ke posisi ON, maka arus baterai menaglir melalui hold in coil

ke massa dan di lain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature. Pada saat ini

hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arahj yang sama, dikarenakan arah arus

yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama. Dari kejadian ini kontak plate (plunger)

akan bergerak ke arah menutup main switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter

clutch ke arah posisi berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adaiah

sebagai berikut :

Baterai - terminal 50 - hold in coil - massa

Baterai - terminal 50 - pull in coil - field coil – armature - massa

Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu, relatif kecil maka armature

berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring gear menjadi lembut. Pada

keadaan ini kontak plate belum menutup main switch.

[Type text] Page 13

Page 14: Laporan perawatan

Gambar 10. Saat Starter Switch ON

2. Pada saat pinion berkaitan penuh.

Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan mulai menutup

main switch, maka saat itu arus akan mengalir sebagai berikut :

Baterai - terminal 50 - hold in coil - massa

Baterai – main switch – terminal c – field coil – armature - massa

Seperti gambar diatas di terminal C ada arus, maka arus dari pull in coil tidak dapat menalir,

akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil saja. Bersama dengan itu arus

yang besar akan mengalir dari baterai ke field coil – armature – massa melalui main switch.

Akibatnya starter dapat menghasilkan momen puntir yang besar yang digunakan memutarkan

ring gear. Bilaman mesin sudah mulai hidup, ring gear akan memutar armature melalui

pinioon. Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka kopling starter

akan membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.

Gambar 11. Saat Pinion Berkaitan Penuh

[Type text] Page 14

Page 15: Laporan perawatan

3. Pada Saat Starter Switch OFF

Sesudah starter switch dihidupkan ke posisi OFF, dan main switch dalam keadaan belum

membuka (belum bebas dari kontak plate). Maka aliran arusnya sebagai berikut :

Baterai – terminal 30 – main switch – terminal C

Field coil – armature – massa

Oleh karena starter switch OFF maka pull in coil dan hold in coil tidak mendapat arus dari

terminal 50 melainkan dari terminal C. sehingga aliran arusnya akan menjadi : Baterai –

terminal 30 - main switch – terminal c

pull in coil – hold in coil – massa

Karena arus pull in coil dan hold in coil berlawanan maka arah gay-a magnet yang dihasilkan

juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal ini mengakibatkan

kekuatan return spring dapat mengembalikan kontak plate ke posisi semula. Dengan

demikian drive lever menarik starter clutch dan pinion akan terlepas dari perkaitan.

Gambar 12. Starter Switch OFF.

[Type text] Page 15

Page 16: Laporan perawatan

Alat Yang Digunakan

7. Motor Starter

8. Kunci pas

9. Multimeter

10. Obeng (+) dan (-)

11. Amplas

12. Kunci Ring 10 x 12, 12 x 14

Langkah Pratikum

1. Lepaskanlah mur dan tutup sehingga switch magnet terpisah dari motor starter.

2. Lepaskan field frame dan armature dengan cara melepas dua baut panjang.

3. Lepaskan komutator dan frame dengan melepas dua sekrupnya.

4. Dengan menggunakan obeng ataupun peralatan yang memadai untuk

melepaspemegang sikat.

5. Lakukanlah hal tersebut untuk semua bagian motor starter sehingga menjadi

komponen-komponen yang terpisahkan.

6. Bersihkan bagian-bagian motor listrik dari kotoran.

7. Periksalah keadaan komponen-komponen.

8. Gambarlah urutan bentangan pada komutator dan ukurlah tahanan.

9. Ukurlah tahanan komutator.

10. Rakit kembali motor starter seperti semula.

Data Percobaan

Komponen yang rusak

1. Sikat – kabel (+) dan (-) putus

2. Komutator halus

3. Kabel 30 rusak

4. Saklar magnetik rusak

5. Isolasi bocor

Tahanan komutator = 0 ohm

Tahanan isolasi = tak terhingga (sangat besar)

[Type text] Page 16

Page 17: Laporan perawatan

Analisa Data

Berdasarkan data yang didapatkan dari praktikum yang dilakukan, tahanan komutator

sangat kecil hingga pada alat ukur yang digunakan hanya terbaca 0 ohm, tahanan

komutator yang kecil ini diharapkan akan dapat mengalirkan arus yang cukup besar untuk

start.

Tahanan isolasi sangat besar sampai tidak terbaca oleh alat ukur, hal ini sangat baik,

dengan isolasi yang baik proteksi pada alat juga semakin baik. Namun, pada isolasi yang

digunakan ternyata terjadi kebocoran isolasi atau kegagalan isolasi hal ini terdeteksi

dengan terukurnya nilai tahanan pada saat mengukur tahanan antara body dengan

isolator.Terdapat juga komponen – komponen lain yang sudah rusak, diantarannya : sikat

yang kabelnya sudah pada putus, komutator yang mulai alus, kabel polaritas + untuk

baterai, dan juga sakelar magnetic.

Kesimpulan

Dari data praktikum yang didapat dan juga analisa yang ada menjelaskan bahwa alat yang

digunakan sebagai bahan praktikum, motor starter dalam keadaan yang tidak baik, dan

mengharuskan untuk dilaksanakannya perbaikan dan juga penggantian komponen –

komponen yang telah rusak, dan perlu dilaksanakannya perawatan secara berkala setelah

dilakukan perbaikan.

[Type text] Page 17

Page 18: Laporan perawatan

MOTOR INDUKSI 3 PHASA

[Type text] Page 18

Page 19: Laporan perawatan

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan prinsip kerja motor induksi.

2. Mejelaskan fungsi masing-masing komponen motor induksi.

3. Membongkar dan merangkai kembali serta melakukan perawatan pada motor induksi.

I. Dasar Teori

Motor AC adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus bolak-bolik

(listrik AC) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak itu, berupa

putaran dari rotor. Dari berbagai tinjauan, motor dapat dibedakan menjadi berbagai macam,

sedangkan motor yang digunakan untuk pratikum adalah termasuk klasifikasi :

1. Menurut hubungan putaran motor dengan frekuensi termasuk Motor Sinkron (motor

serempak). Disebut demikian karena putaran motor flux magnit stator sesuai dengan

persamaan berikut ini :

n =

120fP

dimana n = jumlah putaran / menit (rpm)

f = frekuensi jala-jala

P = jumlah kutub

Pada motor sinkron, motor tak dapat berputar sendiri walaupun lilitan-lilitan statornya

telah, dihubungkan dengan tegana luar. Diperlukan penggerak permulaan yang biasanya

dari mesin lain.

2. Menurut cara penerimaan tegangan dan arusnya termasuk motor induksi. Disebut

demikian karena dalam penerimaan tegangan dan arus pada rotor dilakukan dengan jalan

induksi, jadi tak langsung menerima tegangan atau arus dari luar.

3. Menurut jumlah phasa tegangan yang digunakan termasuk motor 3 phasa dan 1 phasa.

Disebut motor 3 phasa karena untuk menghasilkan tenaga mekanik, tegangan ang

dimasukkan motor tersebut adalah tegangan 3 phasa dan demikian juga dengan 1 phasa.

[Type text] Page 19

Page 20: Laporan perawatan

Bagian-bagian yang terpenting dari motor :

1. Rotor

Rotor yang digunakan adalah jenis rotor sangkar (motor rotor lilit). Keuntungan dari motor

induksi dengati rotor lilit adalah dapat ditambahkan tahanan luar sehingga untuk starting

motor pada beban yang berat dan sekaligus sebagai pengatur putaran motor yaitu dengan

mengatur besarnya RL sehingga akan mempengaruhi hesarnya slip per putaran. Rangkaian

motor induksi dengain motor lilit, dilengkapi tahanan luar.

Gambar 1. Rotor Motor Induksi 3 Phasa.

2. Slip

Apabila motor induksi berputar dengan kecepatan nr, kecepatan medan putar ns maka slip (s)

adalah :

S =

(ns - nr )ns

frekuensi yang dibangkitkan pada belitan rotor adalah f2, dimana

f2 =

(ns - nr ) P120

frekuensi medan putar stator adalah fl dimana

f1 =

ns P120

maka f2 = s f1

3. Stator

Kumparan stator adalah bagian yang diam dan terdiri dari tiga kumparan yang pada salah satu

ujung-ujungnya dijadikan satu, biasanya kontruksi stator dihubungkan bintang tiga phasa,

[Type text] Page 20

Page 21: Laporan perawatan

bagian tengah yang menjadi satu adalah pusai gulungan dan disebut titik netral (neutral point)

atau tcrminal N. Pada bagian ujung kabel lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik AC

tiga phasa.

Gambar 2. Stator Motor Induksi 3 Phasa.

4. Kipas (fan)

Fungsi kipas adalah untuk mendinginkan dioda dan kumparan- kumparan pada motor.

Gambar 3. Kipas Pendingin

[Type text] Page 21

Page 22: Laporan perawatan

Gambar 4. Bagian-bagian Motor Induksi 3 Phasa.

II. Alat Yang Digunakan

1. Motor Induksi 1 phasa dan 3 phasa

2. Obeng (+) dan (-)

3. Palu karet

4. Kunci pas

5. Multimeter digital

6. Tang

III.Langkah Percobaan

1. Lepaskan rotor dan stator dari motor.

2. Ukurlah tahanan stator, rotor dan isolasi

3. Gambarlah bentangan stator

4. Rangkailah motor 1 phasa dan 3 phasa seperti semula

IV. Data Percobaan

Spesifikasi motor induksi :

Daya : 1,5 HP

Tegangan : 220 / 380 Volt

Putaran : 2830 rpm

Frekuensi : 50 Hz

Alur : 18 Alur

Besar hambatan pada motor induksi

[Type text] Page 22

Page 23: Laporan perawatan

R rotor : tidak terbaca (sangat kecil)

R stator : 5 ohm / fasa

R isolasi : tak terbaca (sangat besar)

Gambar alur kumparan

V. Analisa Data

Dari data percobaan yang sudah kita peroleh, maka kita dapat menganalisa beberapa hal mengenai

motor starter tersebut. Dari data percobaan yang ada, maka kita dapat menghitung besarnya massa

yang digunakan untuk kumparan stator.

Dengan mengetahui di mana :

ρcu = 0,017442 ohm mm2/m

ρcu = 8900 kg/m3

dengan menggunakan persamaan hambatan

R = ρ lA

l = R Aρ ,sehingga

l = 5 0,85 0,85 π4 0,017552

l = 162,94 m

dengan mengetahui besarnya l, maka kita dapat menghitung besarnya massa yang digunakan

untuk kumparan stator dengan persamaan

m = ρ V

m = 8900 π4 0,852 10-6 162,94

m = 0,83 kg.

Sehingga kita dapat mengetahui bahwa besarnya masa yang digunakan untuk membentuk

kumparan tersebut adalah sekitar 0,83 kg tiap phase.

[Type text] Page 23

Page 24: Laporan perawatan

VI. Kesimpulan

Dari analisa yang sudah dibuat, maka kita dapat mengambil beberapa kesimpulan bahwa besarnya

masa yang digunakan untuk kumparan pada motor tersebut adalah berkisar 0,83 kg tiap phase

dengan kondisi R yang baik dimana R isolator terbilang besar, sehingga isolasi pada motor

tersebut adalah baik.

[Type text] Page 24

Page 25: Laporan perawatan

GENERATOR AC

[Type text] Page 25

Page 26: Laporan perawatan

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat :

1. Mengetahui komponen – komponen generator sinkron.

2. Membongkar dan merangkai kembali generator sinkron.

3. Menghitung massa kawat kumparan yang digunakan pada generator sinkron.

I. Dasar Teori

Generator AC termasuk jinis mesin serempak (mesin singkron) dimana frekuensi

listrik yang dihasilkan sebanding dengan jumlah kutub dan putaran yang dimilikinya. Listrik

yang dihasilkan adalah listrik arus bolak-balik (listrik AC). Mesin penggerak dari generator

adalah berasal dari tenaga diesel, tenaga uap, tenaga air dan sebagainya.

Generator AC banyak kita jumpai pada pusat-pusat listrik (dengan kapasitas yang relatif

besar). Misalnya, pada PLTA, PLTU, PLTD dan lain-lain. Generator AC yang kapasitasnya

relatif kecil misalnya generator yang ada di pabrik-pabrik atau yang dimiliki perseorangan

biasanya dikenal dengan nama home light atau gen set yang biasa dijalankan dengan motor

bensin atau diesel.

Bagian-bagian yang terpenting dari generator AC :

1. Rangka Stator

Merupakan rumah dari bagian-bagian generator AC dan terbuat dari besi tuang.

2. Stator

Kumparan stator adalah bagian yang diam dan berupa lempengan beralur sebagai tempat

lilitan stator. Fungsi untuk membangkitkan medan magnet.

3. Rotor

Rotor adalah bagian yang berputar dan berbentuk silindris berslot-slot. Berfungsi untuk

merubah energi mekanik berupa gerak putar menjadi energi listrik.

4. Slip Ring atau Cincin Geser

Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang dipasang pada poros dengan memakai

bahan isolator. Slip ring ini berputar bersam-sama dengan rotor, jumlah slip ring ada dua

buah yang masing-masing slip ring dapat menggeser sikat arang yang berguna untuk

[Type text] Page 26

Page 27: Laporan perawatan

mengalirkan anus penguat magnet ke lilitan magnet pada stator.

II. Alat Yang Digunakan

1. Generator AC Sinkron 4 kutub 1 fasa.

2. Obeng (+) dan (-)

3. Palu karet

4. Kunci pas

5. Multimeter digital

6. Tang

III.Langkah Percobaan

1. Lepaskan generator dari motor.

2. Lepaskan casing generator

3. lepaskan rotor generator

4. Ukurlah tahanan stator, rotor dan isolasi

5. Ambil data yang ada dan apa yang kamu dapatkan dari data tersebut ?

IV. Data Percobaan

Gambar kumparan rotor

R = 11 ohm

D = 0,95 mm

Gambar kumparan stator

[Type text] Page 27

Page 28: Laporan perawatan

R = 153,4 ohm

V = 115 volt

D = 1 mm

Gambar kumparan eksitasi AC

R = 10 ohm

D = 0,85 mm

V eksitasi = 42 volt

V. Analisa data

Dari data percobaan yang sudah didapatkan, maka kita dapat menganalisa besarnya massa yang

dibutuhkan untuk membentuk masing masing kumparan, berikut adalah perhitungannya.

Kumparan Rotor

R = 11 ohm

D = 0,95 mm

ρcu = 0,017442 ohm mm2/m

ρcu = 8900 kg/m3

dengan menggunakan persamaan hambatan

R = ρ lA

l = R Aρ ,sehingga

l = 11 0,95 0,095 π40,017552

l = 447,077 m

dengan mengetahui besarnya l, maka kita dapat menghitung besarnya massa yang digunakan

untuk kumparan stator dengan persamaan

m = ρ V

m = 8900 π4 0,952 10-6 447,077

[Type text] Page 28

Page 29: Laporan perawatan

m = 2,82 kg.

Jadi besarnya massa yang diperlukan untuk kumparan rotor dari generator sinkron tersebut adalah

2,82 kg

VI. Kesimpulan

Berdasarkan dari analisa data dan data percobaan yang sudah diperoleh, maka kita dapat menarik

beberapa kesimpulan bahwa besarnya massa yang digunakan untuk membentuk kumparan stator

adalah sekitar 2,82 kg, dan pada generator tersebut terdapat kerusakan karena ada bagian yang

putus dari sambungan eksitasinya.

[Type text] Page 29

Page 30: Laporan perawatan

AVR

[Type text] Page 30

Page 31: Laporan perawatan

I. Tujuan

1. Menjelaskan prinsip kerja AVR.

2. Mejelaskari fungsi masing-masing komponen AVR .

3. Membongkar dan merangkai kembali serta melakukan perawatan pada AVR.

4. Dasar Teori

Sistem pengoperasian AVR berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator tetap

konstan dengan kata lain generator akan tetap mengeluarkan tegangan yang selalu stabil

tidak terpengaruh pada perubahan beban yang selalu berubah ubah, dikarenakan beban

sangat mempengaruhi tegangan output generator.

Prinsip kerja dari AVR adalah mengatur arus penguatan pada exciter. Apabila

tegangan output generator di bawah tegangan nominal tegangan generator, maka AVR

akan memperbesar arus penguatan pada exciter. Dan juga sebaliknya apabila tegangan

outpun generator melebihi tegangan nominal generator maka AVR akan mengurangi arus

penguatan pada exciter. Dengan demikian apabila terjadi perubahan tegangan output

generator akan dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis dikarenakan dilengkapi

dengan peralatan seperti alat yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum

ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.

[Type text] Page 31

Page 32: Laporan perawatan

AVR dioperasikan dengan mendapat satu daya dari permanen magnet generator

sebagai contoh AVR dengan tegangan 110 V, 20A, 400Hz. Serta mendapat sensor dari

potencial transformer dan current transformer.

Bagian bagian pada unit AVR :

a. Sensing circuit

Tegangan tiga phasa generator diberikan pada sensing circuit melewati PT dan

90R terlebh dahulu, dan tegangan 3 phasa keluaran 90R diturunkan kemudian

disearahkan dengan rangkaian dioda, dan diratakan oleh rangkaian kapasitor dan

resistor dan tegangan ini dapat diatur dengan VR. Keuntungan dari sensing circuit

adalah mempunyai respon yang cepat terhadap tegangan output generator.

Output tegangan respon berbanding lurus dengan output tegangan generator

b. Comparative amplifier

Rangkaian comparative amplifier digunakan sebagai pembanding antara sensing

circuit dengan set voltage. Besar sensing voltage dengan set voltage tidak

mempunyai nilai yang sama sehingga selisih/rentang besar tegangan tersebut.

Selisih tegangan disebut dengan error voltage. Ini akan dihilangkan dengan cara

memasang VR pada set voltage dan sensing voltage.

5. Alat yang digunakan

1. Auto Voltage Regulator

2. Toolbox

6. Langkah Kerja

1. Persiapkan alat praktikum yang akan digunakan

2. Buka cover Auto Voltage Regulator

3. Cek bagian yang rusak pada Auto voltage regulator

4. Gambar circuit auto voltage regulator

[Type text] Page 32

Page 33: Laporan perawatan

7. Data Percobaan\

Gambar circuit Auto Voltage regulator

Pada AVR, terdapat beberapa kerusakan seperti :

1. Terdapat komponen pada motor servo yang rusak

2. Terdapat kabel yang terlepas

3. Terdapat minyak pada kumparan yang mengering

8. Analisa Data

Dari data percobaan yang sudah kita peroleh, maka kita dapat menganalisa beberapa

hal sebagai berikut yaitu bahwa adanya sampah dan keadaaan automatic voltage

regulator yang sudah tidak bisa digunakan mungkin dikarenakan adanya kurang

perhatian dalam hal perawatan dan perbakan alat – alat laboratorium. Dengan adanya

motor servo yang rusak dapat menghalangi kinerja pada AVR karena motor servo

tersebut berfungsi sebagai pengatur pengubah tegangan secara otomatis, sehingga dengan

adanya kerusakan pada bagian motor servo tersebut, AVR tidak bisa mengeluarkan

tegangan secara otomatis. Sedangkan untuk kabel yang terlepas jelas dapat mengganggu

kinerja dari AVR karena kabel berfungsi sebagai penghantar impuls listrik sehingga

dapat menyalurkan listrik dari komponen satu ke komponen lainnya. Tetapi dengan

adanya kerusakan pada saluran, maka suatu sistem tersebut akan mati total. Dengan

kerusakan pada kumparan yang mengering akan membuat regulasi tegangan menjadi

buruk karena sikat arang pada kumparan tersebut tidak bisa memberikan tegangan

keluaran yang baik karena kumparan tersebut tertutup oleh kerak kerak minyak.

9. Kesimpulan

Dari data praktikum dan juga analisa dapat disimpulkan bahwa automatic voltage

[Type text] Page 33

Page 34: Laporan perawatan

regulator harus mengalami perbaikan maupun juga penggantan komponen – komponen

yang sudah tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Dan setelah diperbaiki diharapkan

perawatan akan lebih dapat dilakukan secara berkala dan teratur.

[Type text] Page 34

Page 35: Laporan perawatan

PANEL LISTRIK

[Type text] Page 35

Page 36: Laporan perawatan

Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan prinsip panel listrik.

2. Menggambarkan panel listrik.

3. Mejelaskan fungsi masing-masing komponen panel listrik.

I. Dasar Teori

Panel listrik adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk pusat kontrol dalam suatu sistem

instalasi listrik, dan memnagi atau mendistribusikan anus listrik yang juga dilengkapi oleh

alat pengaman beban lebih maupun hubungan singkat Berdasarkan peraturan penyaluran

tenaga listrik panel harus memenuhi syarat-syarat keamanan, ayitu semua pintu penutup

panel dapat dikunci agar tidak membahayakan. Penghantar dan perelatanyang ada di

dalamnya harus didirikan, dilindungi dan disusun sedemikian rupa sehingga tidak

membahayakan bila bersentuhan dengan logam bermuatan listrik.

Komponen-komponen yang terdapat pada panel :

1. Peralatan Kontrol

Terdiri dari komponen relay dan kontaktor, relay digunakan sebagai proteksi untuk

menentukan dengan pemutusan tegangan dari suplai. Sedangkan kontaktor berfungsi

sebagai penghubung saluran utama, yaitu dengan cara menghubungkan kontak-kontak

yang terdapat pada kontaktor, jika kontaktor diberi tegangan.

2. Isolator

Digunakan sebagai penyangga komponen-komponen yang berada di panel dan

mengisolasi peralatan listrik agar tidak membahayakan keselamatan manusia.

3. Peralatan instrumentasi

Terdiri dari alat ukur tegangan, arus, cos 4), frekuensi, trafo tegangan dan trafo arus (trafo

instrument

[Type text] Page 36

Page 37: Laporan perawatan

Pemisah digunakan sebagai sakelar yang digunakan untuk memutuskan suplai dari

rangkaian utama. Pemisah ini digunakan untuk tujuan perawatan dan biasanya hanya

digunakan pada panel dengan kapasitas yang besar.

4. Busbar

Busbar dipakai dengan pertimbangan yaitu jika arus yang besar disuplai pada suatu

instalasi diatas yang relatif pendek, akan lebih ekonomis jika tenaga listrik disalurkan

melalui batang yang bermacam-macam diantaranya adalah batang bulat, lempeng/batang

segi empat ataupun bentuk yangkusus lainnya.

5. Pilot Lamp (Lampu Indikator)

Memberikan tabda tentang keadaan tegangan yang mengalir pada panel. Biasanya jika

tegangan sedang mengalir maka lampu berwarna hijau akan menyala.

6. Peralatan pengamanan

Bertujuan untuk mengamankan peralatan-peralatan listrik dengan membatasi jumlah arus

yang masuk kerangkaian. Peralatan pengamanan yang terdapat pada panel biasanya

berupa CB dan sekering.

II. Alat Yang Digunakan

Panel kontrol yang terdapat pada laboratorium Konversi Energi

III.Langkah Percobaan

1. Bukalah pintu panel dengan hati-hati.

2. Gambarlah rangkaian pada panel yang ditentukan.

3. Pelajarilah pendistribusian tenaga listrik pada masing-masing panel.

4. Hitunglah daya yang terpasang path panel

[Type text] Page 37

Page 38: Laporan perawatan

IV. Data percobaan

Gambar circuit rangkaian panel control lab KE

V. Analisa DataDari data percobaan yang sudah kita dapatkan, maka kita bisa menganalisa beberapa hal

bahwa panel kontrol berguna untuk membagi daya pada suatu ruangan atau tempat, sehingga

dapat digunakan atau di off kan kapan saja. Pada panel kontrol ini tidak terjadi kerusakan karena

masih digunakan dan merupakan alat vital bagi kelangsungan aktifitas yang di lakukan pada

ruangan yang bersangkutan.

Pada panel ini tidak memerlukan CB tetapi menggunakan NFCB yang berbasis pada

elektromagnet karena kapasitas arus pada CB sangatlah kecil dibandingkan dengan penggunaan

daya pada ruangan yang bersangkutan, sehingga digunakanlah NFCB yang mempunyai kapasitas

yang lebih besar.

[Type text] Page 38

Page 39: Laporan perawatan

VI. Kesimpulan

Dari analisa data yang sudah diperoleh maka kita dapat mentimpulkan bahwa panel control

merupakan panel yang berfungsi untuk mengatur bagian bagian alat dalam ruangan tersebut yang

akan diberi daya. Dengan kata lain, panel control berfungsi sebagai pembagi daya. Lewat panel

control inilah tiap – tiap bagian suatu system yang bekerja secara integrasi dapat

dioperasikan karena ada asupan energy listril yang didistribusikan lewat panel control.

[Type text] Page 39