19
PERILAKU HEWAN PENGAMATAN PERILAKU MONYET EKOR PANJANG Disusun oleh : Badrun Mahera A B1J011078 Jovina Febe B1J011122 Meyla Khasanah B1J012110 Venthyana Lestary B1J012133 Muhammad Iqbal G B1J012135 Kelompok : 4 Asisten : Dwiherdianto Wisnugrahadi LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

LAPORAN PERILAKU HEWAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

monyet ekor panjang

Citation preview

PERILAKU HEWANPENGAMATAN PERILAKU MONYET EKOR PANJANG

Disusun oleh :Badrun Mahera AB1J011078Jovina FebeB1J011122Meyla KhasanahB1J012110Venthyana LestaryB1J012133Muhammad Iqbal GB1J012135Kelompok: 4Asisten: Dwiherdianto Wisnugrahadi

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2015I. PENDAHULUANA. Latar BelakangSejak lahir setiap makhluk hidup akan melakukan interaksi dan adaptasi dengan lingkungan hidupnya untuk tetap bertahan hidup di lingkungannya yang selalu berubah-ubah. Kajian perilaku hewan pada dasarnya mempelajari bagaimana hewan-hewan berperilaku di lingkungan. Perilaku merupakan kebiasaan-kebiasaan satwa liar dalam aktifitas hariaannya seperti sifat kelompak, waktu aktif, wilayah pergerakan, cara mencari makan, cara membuat sarang, hubungan sosial, tingkah laku bersaudara, interaksi dengan spesies lain, cara kain dan melahirkan.Di Indonesia, sebaran populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) cukup luas, mulai dari kawasan bagian barat sampai ke Nusa Tenggara Timur. Kehidupan monyet ternyata memiliki nilai yang cukup tinggi bagi manusia, antara lain memiliki nilai ekologi, estetika, rekreasi dan komersial. Berbagai manfaat sumber daya biologi ini dimanfaatkan, diantaranya yang terbesar untuk penelitian bidang farmasi dan kedokteran (farmacy and biomedical reseach).Selain itu satwa liar ini juga bisa memberikan manfaat yang cukup besar dalam sektor pariwisata. Beberapa daerah tujuan wisata memiliki daya tarik disebabkan oleh adanya satwa liar khususnya monyet ekor panjang ini, diantaranya daerah wisata Desa Cikakak Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Secara alami perilaku monyet ekor panjang dan satwa liar lainnya tidak meresahkan masyarakat, apabila mereka hidup pada habitat aslinya dan relatif tidak berdampingan dengan kehidupan masyarakat. Perubahan perilaku monyet ekor panjang mungkin mengalami perubahan bila kehidupan monyet pindah pada kawasan lain, atau berdampingan dengan kehidupan masyarakat. Monyet ekor panjang juga banyak digunakan sebagai salah satu objek penelitian yang cukup menarik untuk di amati perilakunya. Karena monyet ekor panjang merupakan hewan mamalia yang mirip dengan manusia, sebab monyet ekor panjang memiliki kecerdasan yang cukup tinggi.

B. TujuanPraktikum ekologi hewan kali ini bertujuan untuk mengamati perilaku monyet ekor panjang.

II. DESKRIPSI LOKASILokasi praktikum dilaksanakan di daerah wisata taman kera Desa Cikakak Kecamatan Wangon,Kabupaten Banyumas, ProvinsiJawa Tengah atau 30 KM kearah barat dari kota Purwokerto. Di sekitar tempat ini terdapat hutan pinus dan hutan besar lainnya yang di huni oleh ratusan ekor kera yang jinak dan bersahabat, seperti di Sangeh Bali. Wisata taman kera Desa Cikakak Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah terletak ditengah-tengah pemukiman penduduk. Dilokasi ini juga terdapat Masjid Baitussalim terletak di Desa Cikakak Kecamatan Wangon Kabupaten Banyumas. Masjid ini memiliki keistemewaan yaitu memiliki saka guru tunggal (satu) karena itu masjid ini lebih terkenal dengan nama Masjid Saka Tunggal Cikakak Banyumas. Masjid ini dibangun oleh Mbah Nur Hakim pada tahun 1822 merupakan salah satu masjid tertua di Banyumas.Bentuk bangunan masjid semula beratap ijuk seperti umumnya masjid-masjid kuno di Jawa Tengah. Dalam perkembangannya atap masjid diganti dengan sirap dan sekarang diganti dengan seng, dengan pertimbangan agar lebih tahan lama dan tidak cepat rusak karena panas, hujan, dan lain-lain.

III. TINJAUAN PUSTAKAMacaca fascicularis atau monyet ekor panjang yang merupakan salah satu primata non human yang memiliki keberhasilan adaptasi yang tinggi sehingga tersebar di berbagai tipe habitat. Monyet ekor panjang merupakan jenis primata yang hidup secara berkelompok sehingga tidak terlepas dari interaksi sosial dengan individu lain dalam kelompoknya. Interaksi sosial yang dilakukannya menimbulkan munculnya berbagai akktifitas yang berbeda antar-individu dalam satu populasi (Soehartono & Mardiastuti, 2003). Klasifikasi monyet ekor panjang adalah sebagai berikut:Kingdom: AnimaliaPhylum: ChordataSub phylum: VertebrataClass: MamaliaOrdo: PrimataFamily: CercopithecidaeGenus:MacacaSpesies:M. fascicularisMonyet Ekor Panjang merupakan jenis monyet yang mempunyai panjang ekor kurang lebih sama dengan panjang tubuh.Panjang tubuh berkisar antara 385-648 mm.Panjang ekor jantan dan betina antara 400-655 mm.Berat badan jantan dewasa berkisar antara 3.5-8 kg, sedangkan berat badan betina dewasa sekitar 3 kg.Warna tubuh bervariasi, mulai dari abu-abu sampai kecoklatan, dengan bagian ventral berwarna putih.Anak yang baru lahir berambut kehitaman dengan muka dan telingga berarna merah. Primata ini dinamakan monyet ekor panjang dikarenakan memiliki ekor yang panjang berkisar antara 80%-110% dari total panjang tubuhnya (Soehartono & Mardiastuti, 2003).Monyet Ekor Panjang hidup secara berkelompok.Hidup pada hutan primer dan sekunder mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi sekitar 1. 000 meter di atas permukaan laut.Pada dataran tinggi, jenis monyet ini biasanya dijumpai di daerah pertumbuhan sekunder atau pada daerah perkebunan penduduk.Jumlah individu setiap kelompok berbeda-beda. Ukuran kelompok monyet ekor panjang sekitar 10-20 ekor di habitat alaminya (Soehartono & Mardiastuti, 2003). Menurut Fadilah (2003) ukuran kelompok monyet ekor panjang bervariasi menurut kondisi habitatnya, di hutan primer yang tidak mendapat pengaruh tangan manusia 10 ekor, di hutan mangrove 15 ekor dan di daerah terganggu seperti hutan wisata dapat mencapai ukuran kelompok lebih dari 40 ekor karena jumlah ketersediaan makanan yang melimpah.Monyet ekor panjang merupakan frugivorus, namun jika ketersediaan buah rendah atau bahkan tidak tersedia monyet ekor panjang dapat memakan jenis makanan lain yang tersedia di habitat tempat tinggalnya. Makanan yang tersedia di habitatnya seperti daun muda, tunas, serangga (bersifat opportunistic omnivore). Monyet yang hidup di rawa-rawa terkadang turun ke tanah pada air surut dan menelusuri sungai mencari serangga.Kematangan seksual pada monyet ekor panjang jantan adalah 4,2 tahun dan betina 4,3 tahun. Siklus menstruasinya hampir sama dengan manusia yaitu 28 hari. Perkawinan dapat terjadi sewaktu-waktu dan ovulasi berlangsung spontan. Masa kehamilan berkisar antara 160-186 hari dengan rata-rata 167 hari. Anak monyet ekor panjang disapih pada umur 5-6 bulan (Napier, 1985)Monyet Ekor Panjang bersifat diurnal.Seringkali siang hari dipaki untuk istirahat dan bermain bagi anak-anak.Jenis pergerakan Monyet Ekor Panjang umumnya berjalan dengan empat kaki (quadropedal).Monyet Ekor Panjang dapatmemanjat dan melompat sejauh 5 meter.Monyet Ekor Panjang juga dapat berenang dengan baik.Jalajah harian dapat mencapai 1500 meter.

IV. MATERI DAN METODEA. MateriAlat dan bahan yang di gunakan dalam praktikum perilaku hewan adalah stopwatch, kamera, counter dan monyet ekor panjang.

B. Metode1. Tingkah laku monyet ekor panjang diamati dengan mengikuti perjalanan monyet selama satu setengah jam.2. Jumlah populasi monyet ekor panjang dihitung pada masing-masing kelompok dan dibedakan menurut tingkat kedewasaan dan jenis kelamin.3. Dicatat tingkah laku monyet ekor panjang yang meliputi aktifitas makan, mencari makan, berjalan, istirahat dan perilaku sosial. Perilaku sosial yang dicatat bermain, agonistik, grooming dan kopulasi. Pengamatan aktifitas dicatat dengan selang waktu 10 menit.4. Dicatat pakan yang dimakan monyet ekor panjangapakah daun (pucuk), batang, ranting serta buah, bunga, biji serta sisa-sisa pakan monyet ekor panjang dan pakan dari pengunjung.5. Dicatat jenis tumbuhan yang banyak dimakan monyet ekor panjang.6. Diamati faktor lingkungan meliputi suhu, curah hujan, topografi, kelembaban dan intensitas cahaya.7. Data hasil pengamatan tingkah laku monyet ekor panjang dicatat dalam bentuk tabel.

V. HASIL DAN PEMBAHASANA. HasilTabel 1. Populasi Monyet Ekor PanjangKelompok MonyetPengematanAMAFSMSFJMJFIFJumlah

186121196557

I232121175444

341131199565

174141195454

II255121087552

364111098351

Tabel 2. Tingkah Laku Harian Monyet Ekor PanjangNoAktivitas AMAFSMSFJMJFIF

1.Makan 21-----

2.Berjalan331----

3.Mencari makan1121---

4.Istirahat 1121---

5.Sosial

a. Grooming3132113

b. Bermain312543-

c. Kopulasi 33-----

d. Agonistik 21----2

Tabel 3. Komponen Makanan Monyet Ekor Panjang NoJenisAMAFSMSFIRata-rata

1.Buah-----

2.Batang, ranting--2--

3.Daun, bunga, tunas12--3

4.Rumput-----

5.Insekta-----

6.Pengunjung-----

Gambar Hasil Praktikum Pengamatan Perilaku Monyet Ekor Panjang

B. PembahasanPerilaku istirahat, makan, berjalan, agonistik dan grooming merupakan perilaku yang umum dilakukan oleh Monyet Ekor Panjang di berbagai tempat, sebagai salah satu perilaku untuk penentuan teritorial. Perilaku umum ini juga dikemukakan oleh Targian (2009) pada penelitiannya di Kawasan Mandala Wisata Wana Padang Tegal Ubud. Perilaku yang jarang dilakukan adalah mendekap dada, cuddling dan kawin. Suprihadini (1993) mengemukakan baha perilaku kawin dilakukan pada periode aktif dimana periode tersebut tidaklah teratur dan hanya terjadi pada waktu tertentu.Perilaku grooming paling banyak dilakukan oleh Adult Male, Sub Adult Male dan Infant. Perilaku ini merupakan perilaku sosial yang dapat dilakukan oleh kera baik antar usia dan antar jenis kelamin (Chalmers, 1979), oleh karena itu perilaku ini akan dipengaruhi oleh besarnya jumlah anggota kelompok. Semakin besar jumlah anggota kelompok maka perilaku grooming akan semakin jarang dilakukan (Kusumo, 2007).Aktifitas inaktif merupakan aktifitas monyet ekor panjang ketika istirahat dan secara umum adalah aktifitas yang paling sering dilakukan oleh monyet ekor panjang. Sinaga (2010) menyatakan bahawa aktifitas ini sering dilakukan di tajuk-tajuk pohon. Aktifitas istirahat menurut Lee (2012) merupakan aktifitas non-sosial yang terjadi dalam suatu populasi berupa aktifitas duduk, berdiri, berbaring dan menatap sekeliling.Aktifitas makan merupakan rutinitas harian monyet ekor panjang. Aktifitas ini terdiri dari mengambil makanan, memasukkan makanan ke dalam mulut, menimpan dalam kantung pipi dan mengunyah setra menelan makanan. Aktifitas mkan sering dilakukan pada pagi hari (Nurhasanah, 2007). Monyet-monyet di Desa Cikakak juga menunggu di beri makan oleh pengunjung dan warga sekitar.Perilaku kawin banyak dilakukan pada pagi hari saat para monyet berkumpul untuk mencari makan. Dengan berkumpulnya para monyettersebut memungkinkan monyet-monyet akan memiliki lebih banyak memiliki kesempatan untuk melakukan pendekatan (courtship) dan kawin (mating). Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian Nurhasanah (2007) yang menyatakan bahwa frekuensi perilaku kawin pada kelompok monyet ekor panjang di Pancalikan, Ciamis banyak terjadi pada pagi hari. Kelimpahan jumlah makanan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan proses reproduksi monyet ekor panjang. Ketika jumlah makanan melimpah maka kelahiran terjadi lebih cepat dan lebih sering. Apabila jumlah pakan melimpah maka jumlah asupan gizi yang masuk lebih banyak sehingga kondisi kesehatannya lebih baik, siklus estrus berjalan lancar, laju kelahiran berjalan lancar sehingga menghasilkan anakan yang sehat. Biasanya primata mempunyai prilaku makan yang berdasarkan hirarki. Individu yang paling berpengaruh (dominan) makan lebih dahulu, kemudian yang lain mengikuti sesuai dengan hirarkinya (Iskandar & Santosa, 1992).

VI. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan hasil praktikum dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Jumlah populasi monyet ekor panjang di Desa Cikakak masih cukup tinggi dan terjaga kelestariannya.2. Perilaku istirahat, makan, berjalan, agonistik, kawin dan grooming merupakan perilaku harian yang umum dilakukan oleh monyet ekor panjang.3. Monyet ekor panjang merupakan frugivorus, namun jika ketersediaan buah rendah atau bahkan tidak tersedia monyet ekor panjang dapat memakan jenis makanan lain seperti daun muda, tunas, serangga (bersifat opportunistic omnivore)yang tersedia di habitat tempat tinggalnya.

B. SaranSaran yang sapat berikan pada praktikum kali ini sebaiknya asisten selalu mendampingi praktikan saat praktikum berlangsung sehingga kesalahan yang mungkin terjadi dapat diminimalisir.

DAFTAR REFERENSIChalmers, N. 1979. Social Behaviour in Primates. Contemporary Biology. Edard Arnold. London

Fadilah, A. 2003. Evaluasi Habitat dan Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis Raffles, 1821) Di Penangkaran Semi Alami Pulau Tinjil Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Iskandar, E & Santosa, Y. 1992. Habituasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis Raffles) Terhadap Kandang Penangkapan Berbentuk Labirin Di Lokasi Penangkaran Pulau Tinjil Kabupaten Pandeglang Jawa Barat.

Kusumo, D.A. 2007. Aktivitas Harian Monyet (Macaca fascicularis) di Pulau Uluwatu, Kelurahan Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. FMIPA Universitas Udayana. Denpasar.

Lee, G. H. 2012. Comparing the Relative Benefits of Grooming-contact and Full-contact Pairing for Laboratory-housed Adult Female Macaca fascicularis. Applied Animal Behaviour Science. 137:157-165

Napier, J.R. dan Napier, P.H. 1985. The Hatural History of the Primates. British Museum (Natural History). Crowmwell Road. London.

Nurhasanah. 2007. Perilaku monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Cagar Budaya Ciung Wanara, Ciamis Jawa Barat. FMIPA IPB. Bogor.

Sinaga, S. M., Utomo, P., Hadi, S., & Archaitra, N. A. 2010. Pemanfaatan Habitat oleh Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Kampus IPB Darmaga. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor

Soehartono, T. & Mardiastuti, A. 2003. Pelaksanaan Konvensi CITES Di Indonesia. Jakarta: JICA.

Suprihandini, w. 1993. Studi Variasi Ritme Aktivitas populasi monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) menurut jenis kelamin dan kelas kelompok umur di Pulau Tinjil Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Tarigan, B. 2009. Aktivitas harian monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Kawasan Mandala Wisata Wenara Wana Padangtegal Ubud. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Bali