19
PL2241 HUKUM PERENCANAAN PENGENALAN HUKUM Oleh : Ryan Maulana Ramadhan 15413070 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

LAPORAN PL2241 HUKUM PERENCANAAN.docx

Embed Size (px)

Citation preview

PL2241 HUKUM PERENCANAAN

PENGENALAN HUKUM

Oleh :Ryan Maulana Ramadhan15413070

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTASEKOLAH ARSITEKTUR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKANINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2014A. PENDAHULUAN1. Latar BelakangHukum sebagai salah satu alat pengawasan (social control) yang efektif untuk mengendalikan kehidupan manusia. Sebab hukum menetapkan secara tegas apa yang harus dilakukan atau apa yang tidak boleh dilakukan, serta bentuknya yang tidak tertulis memberi rasa aman bagi kehidupan manusia. Karena apabila terjadi pelanggaran sanksinya jelas dan terdapat bukti nyata. Dalam kehidupan manusia yang terkadang kompleks menjadi alasan perlunya hukum sebagai atap yang menjamin agar semua orang menjalankan kewajibannya dan mendapatkan haknya.

2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:1. Apakah pengertian hukum?2. Apakah fungsi hukum?3. Apakah yang dimaksud dengan subyek hukum?4. Apakah yang dimaksud dengan obyek hukum?5. Apakah yang dimaksud dengan asas hukum?6. Apa saja lingkup berlakunya hukum?7. Apa saja cabang ilmu hukum?8. Bagaimana metode penelitian hukum?9. Bagaimana hubugan hukum dengan sistem norma lain?

3. Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan ini adalah penulis ingin agar para pembaca lebih memahami pengertian hukum dan cara mempelajari fenomena hukum.

B. PEMBAHASAN1. Pengertian HukumHukum merupakan sekumpulan norma yang berfungsi mengatur tingkah laku manusia. Beberapa ahli telah mengemukakan pengertian hukum diantaranya, pengertian HukummenurutE. Utrechtadalah himpunan petunjuk hidup yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya di taati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan, oleh karenanya pelanggaran terhadap petunjuk hidup itu dapat menimbulkan tindakan dari pemerintah masyarakat itu.MenurutA. Ridwan Halim,Pengertian Hukummerupakan peraturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang pada dasarnya peraturan tersebut berlaku dan diakui orang sebagai peraturan yang harus ditaati dalam hidup bermasyarakat.Sunaryati Hatonomemberikan definisi mengenaiPengertian Hukumyaitu hukum itu tidak menyangkut kehidupan pribadi seseorang, akan tetapi jika menyangkut dan mengatur berbagai aktivitas manusia dalam hubungannya dengan manusia lainnya, atau dengan kata lain hukum mengatur berbagai aktivitas manusia di dalam hidup bermasyarakat.Pengertian HukummenurutE. Meyersadalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditunjuk kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan yang menjadi pedoman bagi pengusaha negara dalam melakukan tugasnya.MenurutKant,Pengertian Hukumialah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain, menuruti peraturan hukum mengenai kemerdekaan.Leon DuguitmengungkapkanPengertian Hukumadalah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, dimana aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.MenurutJ. Van Aperldoorntidak mungkin memberikan definisi mengenaiPengertian Hukum, karena begitu luas yang diaturnya. hanya tujuan hukum saja yang mengatur pergaulan hidup secara damai.Dari Pendapat para sarjana diatas dapat disimpulkan bahwa, pengertian hukumadalah seperangkat norma atau kaidah yang berfungsi mengatur tingkah laku manusia dengan tujuan untuk ketentraman dan kedamaian di dalam masyarakat. Demikianlah penjelasan mengenai pengertian hukum menurut ahli, semoga tulisan saya mengenai pengertian hukum menurut ahli dapat bermanfaat dan semoga artikel saya yang berikutnya dapat membantu.2. Fungsi Hukum1. Sebagai PerlindunganHukum melindungi masyarakat dari ancaman bahaya2. Fungsi KeadilanHukum sebagai penjaga, pelindung dan memberikan keadilan bagi manusia3. Dalam PembangunanHukum dipergunakan sebagai acuan tujuan negaraFungsi hukum secara umum:1. Hukum berfungsi untuk melindungi kepentingan manusia2. Hukum berfungsi sebagai alat untuk ketertiban danketeraturan masyarakat.3. Hukum berfungsi sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial (lahir batin).4. Hukum berfungsi sebagai alat perubahan social(penggerak pembangunan)5. Sebagai alat kritik (fungsi kritis),6. Hukum berfungsi untuk menyelesaikan pertikaian.

3. Subyek HukumSubjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban menurut hukum atau segala pendukung hak dan kewajiban menurut hukum. Setiap manusia, baik warga negara maupun prang asing adalah subjek hukum.Jadi dapat dikatakan, bahwa setiap manusia adalah subjek hukum sejak is dilahirkan sampai meninggal dunia.Sebagai subjek hukum, manusia mempunyai hak dan kewajiban. Meskipun menurut hukum sekarang ini, setiap orang tanpa kecuali dapat memiliki hakha knya, a kan teta pi dalam hukum, tidak sem ua orang dapat diperbolehkan bertindak sendiri di dalam melaksanakan hak-haknya itu. Mereka digolongkan sebagai orang yang tidak cakap atau kurangcakap untuk bertindak sendiri dalam melakukan perbuatanperbuatan hukum, sehingga mereka itu harus diwakili atau dibantu oleh orang lain.Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1330, mereka yang oleh hukum telah dinyatakan tidak cakap untuk melakukan sendiri perbuatan hukum ialah:a. Orang yang belum dewasa.b. Orang yang ditaruh di bawah pengampuan (curatele), seperti orang yang dungu, sakit ingatan, dan orang boros.c. Orang perempuan dalam pernikahan (wanita kawin).Selain manusia sebagai subjek hukum, di dalam hukum terdapat pula badan-badan atau perkumpulan-perkumpulan yang dapat juga memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan-perbuatan hukum seperti layaknya seorang manusia. Badan-badan dan perkumpulan-perkumpulan itu mempunyai kekayaan sendiri, ikut serta dalam lalu-lintas hukum dengan perantaraan pengurusnya, dapat digugat dan dapat juga menggugat di muka hakim.Badan hukum sebagai subjek hukum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:a. Badan hukum publik, seperti negara, propinsi, dan kabupaten.b. Badan hukum perdata, seperti perseroan terbatas (PT), yayasan, dan koperasi.

4. Obyek HukumObyek Hukum adalah segala sesuatu yang berada di dalam pengaturan hukum dan dapat dimanfaatkan oleh subyek hukum berdasarkan hak/kewajiban yang dimilikinya atas obyek hukum yang bersangkutan. Jadi obyek hukum itu haruslah sesuatu yang pemanfaatannya diatur berdasarkan hukum. Benda yang dalam hukum perdata diatur dalam Buku II BWI, tidak sama dengan bidang disiplin ilmu fisika, di mana dikatakan bahwa bulan itu adalah benda (angkasa),sedangkan dalam pengertian hukum perdata bulan itu bukan (belum) dapat dikatakan sebagai benda, karena tidak / belum ada yang (dapat) memilikinya.Pengaturan tentang hukum benda dalam Buku II BWI ini mempergunakan sistem tertutup, artinya orang tidak diperbolehkan mengadakan hak hak kebendaan selain dari yang telah diatur dalam undang undang ini.Selain itu, hukum benda bersifat memaksa (dwingend recht), artinya harus dipatuhi, tidak boleh disimpangi, termasuk membuat peraturan baru yang menyimpang dari yang telah ditetapkan .Pada masa kini, selain diatur di Buku II BWI, hukum benda juga diatur dalam:a. Undang Undang Pokok Agraria No.5 Tahun 1960, dimana diatur hak hak kebendaan yang berkaitan dengan bumi, air dan kekayaan yang terkandung didalamnya.b. Undang Undang Merek No.21 Tahun 1961, yang mengatur tentang hak atas penggunaan merek perusahaan dan merek perniagaan .c. Undang Undang Hak Cipta No.6 Tahun 1982, yang mengatur tentang hak cipta sebagai benda tak berwujud, yang dapat dijadikan obyek hak milik .d. Undang Undang tentang Hak Tanggungan tahun 1996, yang mengatur tentang hak atas tanah dan bangunan diatasnya sebagai pengganti hipotik dan crediet verband .Doktrin membedakan berbagai macam benda menjadi :a. Benda berwujud dan benda tidak berwujudArti penting pembedaan ini adalah pada saat pemindah tanganan benda dimaksud, yaitu : Kalau benda berwujud itu benda bergerak, pemindah tanganannya harus secara nyata dari tangan ke tangan. Kalau benda berwujud itu benda tidak bergerak, pemindah tanganannya harus dilakukan dengan balik nama. Contohnya, jual beli rokok dan jual beli rumah .b. Benda Bergerak dan Benda Tidak BergerakBenda bergerak adalah benda yang menurut sifatnya dapat dipindahkan (Ps.509 BWI). Benda bergerak karena ketentuan undang undang adalah hak hak yang melekat pada benda bergerak (Ps.511 BWI), misalnya hak memungut hasil atas benda bergerak, hak memakai atas benda bergerak, saham saham perusahaan. Benda tidak bergerak adalah benda yang menurut sifatnya tidak dapat dipindah-pindahkan, seperti tanah dan segala bangunan yang berdiri melekat diatasnya.c. Benda dipakai habis dan benda tidak dipakai habisPembedaan ini penting artinya dalam hal pembatalan perjanjian. Pada perjanjian yang obyeknya adalah benda yang dipakai habis, pembatalannya sulit untuk mengembalikan seperti keadaan benda itu semula, oleh karena itu harus diganti dengan benda lain yang sama / sejenis serta senilai, misalnya beras, kayu bakar, minyak tanah dlsb. Pada perjanjian yang obyeknya adalah benda yang tidak dipakai habis tidaklah terlalu sulit bila perjanjian dibatalkan, karena bendanya masih tetap ada,dan dapat diserahkan kembali, seperti pembatalan jual beli televisi, kendaraan bermotor, perhiasan dlsb .d. Benda sudah ada dan benda akan adaArti penting pembedaan ini terletak pada pembebanan sebagai jaminan hutang, atau pada pelaksanaan perjanjian. Benda sudah ada dapat dijadikan jaminan hutang dan pelaksanaan perjanjiannya dengan cara menyerahkan benda tersebut. Benda akan ada tidak dapat dijadikan jaminan hutang, bahkan perjanjian yang obyeknya benda akan ada bisa terancam batal bila pemenuhannya itu tidak mungkin dapat dilaksanakan.e. Benda dalam perdagangan dan benda luar perdaganganArti penting dari pembedaan ini terletak pada pemindah tanganan benda tersebut karena jual beli atau karena warisan. Benda dalam perdagangan dapat diperjual belikan dengan bebas, atau diwariskan kepada ahli waris,sedangkan benda luar perdagangan tidak dapat diperjual belikan atau diwariskan, umpamanya tanah wakaf, narkotika, benda benda yang melanggar ketertiban dan kesusilaan.f. Benda dapat dibagi dan benda tidak dapat dibagiLetak pembedaannya menjadi penting dalam hal pemenuhan prestasi suatu perjanjian, di mana terhadap benda yang dapat dibagi, prestasi pemenuhan perjanjian dapat dilakukan tidak sekaligus, dapat bertahap, misalnya perjanjian memberikan satu ton gandum dapat dilakukan dalambeberapa kali pengiriman, yang penting jumlah keseluruhannya harus satu ton. Lain halnya dengan benda yang tidak dapat dibagi, maka pemenuhan prestasi tidak dapat dilakukan sebagian demi sebagian, melainkan harus secara seutuhnya, misalnya perjanjian sewa menyewa mobil, tidak bisa sekarang diserahkan rodanya, besok baru joknya dlsb.g. Benda terdaftar dan benda tidak terdaftarArti penting pembeaannya terletak pada pembuktian kepemilikannya. Benda terdaftar dibuktikan dengan bukti pendaftarannya, umumnya berupa sertifikat/dokumen atas nama si pemilik, seperti tanah, kendaraan bermotor, perusahaan, hak cipta, telpon, televisi dlsb. Pemerintah lebih mudah melakukan kontrol atas benda terdaftar, baik dari segi tertib administrasi kepemilikan maupun dari pembayaran pajaknya. Benda tidak terdaftar sulit untuk mengetahui dengan pasti siapa pemilik yang sah atas benda itu, karena berlaku azas siapa yang menguasai benda itu dianggap sebagai pemiliknya. Contohnya, perhiasan, alat alat rumah tangga, hewan piaraan, pakaian dlsb.

5. Asas HukumPengertian azas dalam kamus Bahasa Indonesia adalah :a. Dasar, alas, pedoman misalnya batu yang baik untuk alas rumah.b. Suatu kebenaran yang menjadi pokok (tumpuan berpikir, berpendapat) misalnya bertentangan dengan azas-azas hukum pidana, pada azasnya saya setuju dengan usul saudara.c. Cita-cita yang menjadi dasar perkumpulan (negara) misalnya membicarakan azas dan tujuan (W.J.S. Purwadarminta, 1976).Dari ke 3 pengertian tersebut dapat kita lihat pengertian yang essensiel dari azas adalah merupakan dasar (pokok) tempat menemukan kebenaran dan sebagai tumpuan berpikir.Pengertian azas hukum banyak dikemukakan para ahli hukum antara lain :1. C.W. PatonAzas adalah suatu alam pikiran yang dirumuskan secara luas dan mendasari adanya suatu norma hukum. Unsur-unsur yang terdapat pada azas antara lain : Alam pikiran, Rumusan yang luas, Dasar bagi pembentukan norma hukum.2. Van Eikema Hommes :Azas hukum tidak boleh dianggap sebagai norma hukum yang konkrit tetapi sebagai dasar umum (petunjuk) bagi hukum yang berlaku. Pembentukan hukum praktis perlu berorientasi pada azas-azas hukum. Dengan kata lain azas hukum adalah dasar (petunjuk arah) dalam pembentukan hukum positip.3. Menurut The Liang Gie :Azas adalah dalil umum yang dinyatakan dalam istilah umum tanpa menyarankan cara khusus pelaksanaannya yang diterapkan pada serangkaian perbuatan untuk menjadi petunjuk yang tepat bagi perbuatan itu.4. P. Scholten :Azas hukum adalah kecenderungan yang disyaratkan oleh pandangan kesusilaan pada hukum yang merupakan sifat-sifat umum dengan segala keterbatasanya sebagai pembawaan umum; tetapi tidak boleh tidak harus ada (Sudikno Mertokusumo, 1986 hal 32).5. Menurut Prof. Dr. Satjipto Raharjo, SH :Azas hukum adalah unsur penting dan pokok dari peraturan hukum. Azas hukum adalah jantungnya peraturan hukum karena ia merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya peraturan hukum ( Ia adalah ratio legisnya peraturan hukum). Prof. Dr. Satjipto Raharjo mengatakan bahwa pada akhirnya peraturanperaturan hukum itu harus dapat dikembalikan kepada azas-azas tersebut.Dari beberapa pendapat sarjana tersebut dapat disimpulkan : bahwa azas hukum baru merupakan cita-cita suatu kebenaran yang menjadi pokok, dasar (tumpuan berpikir) untuk menciptakan norma hukum. Jadi suatu azas hukum adalah alam pikiran (cita-cita ideal) yang melatar belakangi pembentukan norma hukum yang konkrit, bersifat umum (abstrak) khususnya dalam bidang hukum yang erat hubungannya dengan agama dan budaya.Agar azas hukum berlaku dalam praktek maka isi azas hukum itu harus dibentuk lebih konkrit. Jika azas hukum telah dirumuskan secara konkrit dalam bentuk peraturan norma hukum maka ia sudah dapat diterapkan secara langsung kepada peristiwanya sedangkan azas hukum yang belum konkrit dirumuskan dalam ketentuan hukum maka ia belum dapat dipergunakan secara langsung pada peristiwanya.Azas hukum tidak akan habis kekuatannya dengan melahirkan peraturanperaturan, oleh karena itu C. W. Paton menyebutnya sebagai suatu sarana yang membuat hukum itu hidup, tumbuh, berkembang dan ia juga menunjukkan bahwa hukum itu bukan sekedar kumpulan peraturan-peraturan belaka. Bahwa dengan adanya azas hukum, hukum itu bukan sekedar kumpulan peraturan-peraturan disebabkan karena azas itu mengandung nilai-nilai dan tuntutan-tuntutan etis.Apabila kita membaca suatu peraturan hukum mungkin kita tidak menemukan pertimbangan etis disitu tetapi azas hukum menunjukkan adanya tuntutan etis (setidak-tidaknya kita bisa merasakan adanya petunjuk kearah itu). Karena azas hukum mengandung tuntutan etis maka azas hukum merupakan jembatan antara peraturan-peraturan hukum dengan cita-cita sosial dan pandangan etis masyarakatnya. Oleh karena itu untuk memahami hukum suatu bangsa tidak bisa hanya melihat peraturan-peraturan hukumnya saja melainkan harus menggalinya sampai kepada azas-azas hukumnya.Azas azas Dalam Hukum Perdata, antara lain :a. Azas Pacta Sunt Servanda (setiap janji itu mengikat)b. Azas Contracts Vrij heid/party autonomis (kebebasan para pihak untuk berkontrak)c. Azas T.e. Goede Trouw (iktikad baik)Azas Yang terdapat dalam hukum pidana antara lain :a. Azas Geen Straaf Zonder Schuld (Tiada penjatuhan hukuman tanpa kesalahan)b. Azas Rechts vaardigingsgronden (menghapuskan sifat melawan hukum)dalam pasal 48, 49 (1 & 2), 50, 51 KUHP.c. Azas Schuld uits luitingsgronden (menghapuskan sifat kesalahan terdakwa) dalam pasal 44 KUHPd. Azas On vergolgbaarheid (pernyataan tidak menuntut dari penuntut umum disebabkan mengutamakan kemanfaatan (Mr. J.E. Jonkers hal, 169)e. Territorialiteets beginsel yaitu per Undang-undangan hukum pidana berlaku bagi semua perbuatan pidana yang terjadi didalam wilayah negara yang berlaku bagi Warga NegaraIndonesiaatau warga Negara Asing.f. Personaliteits beginsel yaitu pembuat deliknya adalah Warga NegaraIndonesia(actief Nationaliteit dan passief Nationaliteit sbegisel)g. Azas Universaliteit yaitu berlakunya UU Hukum Pidana diluar wilayah negara.Azas azas berlakunya suatu UU antara lain :a. Azas Lex posterior derogat lege priori yaitu Undang-Undang yang berlaku kemudian membatalkan Undang-undang terdahulu sejauh mana mengatur objek yang sama.b. Azas Lex Superior de rogat legi inferior yaitu Undang-Undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi mempunyai derajat lebih tinggi sehingga terhadap peraturan yang lebih rendah dan mengatur objek yang sama maka hakim menetapkan peraturan yang lebih tinggi.c. Azas Lex Specialis de rogat legi generalis yaitu Undang-Undang khusus mengenyampingkan Undang-Undang yang bersifat umum.Azas azas dalam Jurisprudensi antara lain :a. Azas Stare decesis/The binding force of Precedent : b. Azas bebas

6. Lingkup Berlakunya Hukum

Asas Teritorialitas (teritorialiteit beginsel)Ketentuan asas ini tercantum dalam Pasal 2 KUHP yang menyatakan bahwa ketentuan pidana dalam undang-undang Indonesia berlaku bagi setiap orang yang di dalam wilayah Indonesia melakukan tindak pidana, maksudnya yaitu siapa saja yang melakukan tindak pidana di dalam wilayah Indonesia, maka baginya dikenakan aturan pidana yang dicantumkan dalam undang-undang Indonesia. Selain itu pada Pasal 3 KUHP juga menyatakan ketentuan pidana dalam Undang-undang Indonesia berlaku bagi setiap orang yang di luar Indonesia di atas bahtera Indonesia melakukan tindak pidana, maksudnya untuk menyatakan suatu kepastian hukum bahwa setiap kapal yang berbendera Indonesia dan bergerak di luar wilayah teritorial, maka aturan pidana terus mengikutinya. Tetapi tidak berarti bahwa kapal yang berbendera Indonesia itu adalah Wilayah Republik Indonesia, hanya saja ukuran yang di pakai dalam hal ini adalah alat pelayaran dan alat udara Indonesia. Asas Nasionalitas Aktif (actief nationaliteit beginsel)Asas kepentingan nasional dalam aturan pidana disebut Nasionalitas Aktif atau Asas Personalitas (personaliteit beginsel) dan dicantumkan dalam Pasal 5 ayat (1) yang menyatakan, bahwa Ketentuan dalam Undang-undang Indonesia berlaku bagi warga negara Indonesia yang di luar Indonesia melakukan :a. Salah satu kejahatan yang dituangkan pada Bab I dan Bab II Buku Kedua dan Pasal 160, 16, 240, 279, 450 dan 451.b. Suatu peristiwa yang dipandang sebagai kejahatan yang menurut ketentuan-ketentuan pidana dalam undang-undang Indonesia dan dapat dipidanakan menurut undang-undang negara tempat perbuatan itu dilakukan. Asas Nasionalitas Pasif (pasief nasionaliteit beginsel)Asas ini diatur dalam Pasal 4 sub 1e, 2e dan 3e, dan Pasal 7 dan Pasal 8 KUHP. Asas ini disebut asas perlindungan yang menentukan bahwa berlakunya undang-undang hukum pidana suatu negara didasarkan kepada kepentingan hukum dari negara yang bersangkutan. Asas ini adalah didasarkan bahwa tiap-tiap negara yang berdaulat berhak untuk melindungi kepentingan hukumnya, walaupun dilakukan oleh orang di luar negara tersebut (states sovereignty). Asas universalitas (universaliteit beginsel)Asas ini menentukan bahwa undang-undang hukum pidana dari suatu negara dapat diberlakukan terhadap siapa saja yang melakukan pelanggaran terhadap ketertiban hukum seluruh dunia. Dalam KUHP asas ini tercantum dalam Pasal 4 sub 4e.7. Cabang-Cabang Ilmu HukumMenurut Van Apeldoorn, hukum sebagai gejala dalam masyarakat, maka keseluruhan kebiasaan-kebiasaan hukum yang berlaku dalam masyarakat adalah objek dari ilmu hukum. Ilmu hukum menurutnya hanya meliputi tiga cabang, yaitu Sosiologi Hukum, Sejarah Hukum dan Perbandingan Hukum.Lain halnya dengan E.Utrecht, menurutnya hanya hukum positif saja yang menjadi perhatiannya dan dia tidak memberikan perhatian kepada hukum yang dicita-citakan. Maka yang penting baginya adalah apa yang disebut dengan hukum positif. Ditegaskannya bahwa perbuatan mencita-citakan hukum adalah suatu perbuatan politik hukum.Dalam buku A. Halim Tosa, SH yang berjudul Pengantar Ilmu Hukum Indonesia disebutkan cabang-cabang ilmu hukum, sebagai berikut :1.Ilmu hukum fositifYaitu : Ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum yang sedang berlaku pada tempat tertentu dan pada waktu tertentu. Hukum positif ini disebut dalam bahasa latin dengan ius constitutum. Lawannya adalah ius constituendum, artinya hukum yang dicita-citakan, hukum yang kelak akan berlaku.2.Ilmu sejarah hukumYaitu : ilmu yang mempelajari dan menyelidiki perkembangan hukum dari masa ke masa. Suatu hukum akan mudah dimengerti dan dipahami dengan benar apabila diketahui sejarah perkembangannya. Dengan mempelajari sejarah hukum, akan memudah dan membantu dalam menafsirkan pasal-pasal sebuah undang-undang3.Sosiologi hukumYaitu : suatu cabang ilmu hukum yang meneliti antara lain kenapa manusia taat dan patuh pada hukum dan kenapa manusia gagal mentaatinya. Oleh karena hukum merupakan salah satu gejala social, maka perlu dimengerti jugasocial reality-nya.4.Ilmu Perbandingan HukumYaitu : merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang berusaha membanding-bandingkan berbagai macam hukum, misalnya perbandingan hukum positif atau sistim hukum antara dua negara yang berbeda dan lain-lain5.Ilmu politik hukumYaitu : ilmu pengetahuan yang berusaha membuat kaidah-kaidah yang akan menentukan bagaimana seharusnya perilakuan manusia. Politik hukum meneliti perubahan-perubahan apa yang harus diadakan dalam hukum positif supaya sesuai dengan kenyataan sosial. Politik hukum membuat suatu ius constituendum dan berusaha agar ius constituendum tersebut menjadi ius constitutum baru.6.Ilmu filsafat hukumYaitu : merupakan suatu cabang ilmu hukum untuk menjawab, apa hukum itu ?, tujuannya? , mengapa harus mentaati hukum? Dan sebagainya. Filsafat hukum hendak melihat hukum sebagai suatu kaidah, dalam arti kata penilaian etis. Filsafat hukum merupakan ilmu tentang apa yang seharusnya dan bukan tentang apa yang ada. Filsafat hukum berusaha mencari suatu reahts ideal yang dapat menjadi dasar dan etis bagi berlakunya sistim hukum positif sesuatu masyarakat.7.Antropologi hukumSuatu cabang ilmu pengetahuan hukum yang menelaah hukum sebagai gejala kebudayaan. Antropologi hukum terutama menelaah masyarakat-masyarakat sederhana dan unsur-unsur tradisional dari masyarakat yang sedang mengalami proses modernisasi.8.Psikologi hukumYaitu : ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum sebagai suatu perwujudan dari perkembangan manusia. Misalnya di bidang hukum pidana, tentang paksaan psikologis dan peranan sanksi pidana terhadap kriminalitas.

8. Metode Penelitian Hukum Metode penelitian hukum normatifMetode penelitian hukum jenis ini juga biasa disebut sebagai penelitian hukum doktriner atau penelitian perpustakaan.Dalam penelitian hukum normatif hukum yang tertulis dikaji dari berbagai aspek seperti aspek teori, filosofi, perbandingan, struktur/ komposisi, konsistensi, penjelasan umum dan penjelasan pada tiap pasal, formalitas dan kekuatan mengikat suatu undang-undang serta bahasa yang digunakan adalah bahasa hukum. Metode penelitian hukum empirisSuatu metode penelitian hukum yang berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat. Dikarenakan dalam penelitian ini meneliti orang dalam hubungan hidup di masyarakat maka metode penelitian hukum empiris dapat dikatakan sebagai penelitian hukum sosiologis. Dapat dikatakan bahwa penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta yang ada di dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan pemerintah. Metode penelitian humum normatif-empirisMetode penelitian hukum normatif empiris ini pada dasarnya merupakan penggabungan antara pendekatan hukum normatif dengan adanya penambahan berbagai unsur empirisDalam penelitian jenis ini terdapat tiga kategori yakni:a. Non judicial Case StudyMerupakan pendekatan studi kasus hukum yang tanpa konflik sehingga tidak ada campur tangan dengan pengadilan.b. Judicial Case StudyMerupakan pendekatan studi kasus hukum karena konflik sehingga akan melibatkan campur tangan dengan pengadilan untuk memberikan keputusan penyelesaian (yurisprudensi).c. Live Case StudyMerupakan pendekatan pada suatu peristiwa hukum yang prosesnya masih berlangsung atau belum berakhir.

9. Hukum dan Sistem Norma LainHubungan antara norma hukum dengan asas hukum dalam suatu sistem hukum adalah asas hukum sebagai kaidah yang fundamental yang menjadi pikiran-pikiran dasar yang terdapat di dalam suatu sistem hukum yang dirumuskan menjadi aturan-aturan perundang-undangan. Dalam Pasal 5 dan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, permasalahannya adalah asas hukum telah secara langsung dijadikan aturan hukum. Walaupun norma hukum dan norma-norma lainnya memiliki persamaan dalam hal sebagai pedoman bertingkah laku, namun norma hukum memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan norma-norma yang ada lainnya. Norma hukum itu sifatnya heteronom, yang mana hukum itu datangnya dari luar diri seseorang yang merupakan paksaan dari luar, dan norma hukum itu dapat diikuti dengan sanksi pidana maupun sanksi pemaksa secara fisik, berbeda dengan norma lainnya. Dalam norma hukum sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu dilaksanakan oleh aparat negara yang berbeda dengan norma lainnya yang datangnya dari diri sendiri ataupun dari masyarakat. Suatu noma/ aturan hukum (rechtsregel) memiliki isi yang jauh lebih konkret, yang dapat diterapkan secara langsung. Berbeda dengan asas hukum yang daya kerjanya secara tidak langsung (indirect werking), yakni menjalankan pengaruh pada interpretasi terhadap aturan hukum. Norma/ aturan hukum tidak hanya memiliki isi yang lebih konkret dan dapat diterapkan secara langsung, tetapi lebih dari itu aturan hukum itu juga bersifat semua atau tidak sama sekali (alles of niets karakter). Berbeda dengan asas hukum yang tidak memilik sifat semua atau tidak sama sekali. Seringkali terhadap kejadian yang sama dapat diterapkan berbagai asas hukum, yang sesuai dengan peranan pada interpretasi aturan-aturan yang dapat diterapakan. Dalam hal itu maka harus dipertimbangkan asas hukum yang mana yang paling relevan. Maksud dari pendikotomian antara asas hukum dengan norma hukum disini bahwa norma hukum atau dalam bentuk konkretnya sebagai aturan-aturan hukum terbentuk karena pembentuk undang-undang dalam pembentukan peraturan perundang-undangan mengambil pertimbangan-pertimbangan dari berbagai asas hukum yang ada. Menurut Maria Farida, ketika suatu asas hukum atau asas pembentukan peraturan perundangundangan diajadikan sebagai suatu norma hukum, hal tersebut akan berakibat adanya sanksi apabila asas-asas tersebut tidak dipenuhi atau tidak dilaksanakan.

C. SIMPULANDari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian hukumadalah seperangkat norma atau kaidah yang berfungsi mengatur tingkah laku manusia dengan tujuan untuk ketentraman dan kedamaian di dalam masyarakat. Hukum berfungsi sebagai sebagai perlindungan, fungsi keadilan, dan dalam pembangunan. Subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban menurut hukum atau segala pendukung hak dan kewajiban menurut hukum. Subyek hukum terbagi menjadi manusia dan badan hukum. Obyek hukum adalah segala sesuatu yang berada di dalam pengaturan hukum dan dapat dimanfaatkan oleh subyek hukum berdasarkan hak/kewajiban yang dimilikinya atas obyek hukum yang bersangkutan. Asas hukum adalah alam pikiran (cita-cita ideal) yang melatar belakangi pembentukan norma hukum yang konkrit, bersifat umum (abstrak) khususnya dalam bidang hukum yang erat hubungannya dengan agama dan budaya. Hukum berlaku menurut asas teritorialitas, asas nasionalitas aktif, asas nasional pasif, dan asas universalitas. Hukum sendiri terbagi menjadi beberapa cabang hukum, beberapa diantaranya adalah ilmu hukum positif, ilmu sejarah hukum, sosiologi hukum, dll. Dalam metode penelitian hukum secara garis besar erdiri dari penelitian hukum empiris dan normatif. Hubungan hukum dengan norma lain dapat dilihat dalam table berikut.

D. REFERENSI1. http://www.hukumsumberhukum.com/2014/09/pengertian-hukum-menurut-ahli.html2. http://noteofgirl.blogspot.com/2014/05/pengertian-ciri-ciri-tujuan-sifat.html3. http://nnyundd.blogspot.com/2013/05/pengertian-sumber-hukum-dan-objek-hukum.html4. http://manusiapinggiran.blogspot.com/2014/04/subjek-objek-hukum-perdata.html5. http://www.rudipradisetia.com/2010/09/asas-asas-hukum-di-indonesia-dianjukan.html6. http://boyloy.blogspot.com/2012/02/hukum-pidana.html13