Upload
fiqrimhijrah
View
51
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
praktek
Citation preview
cSISTEM PERNAPASAN,KOMPOSISI TUBUH DAN ABSORPSI DALAM
SISTEM PENCERNAAN
A. SISTEM PERNAFASAN
1. DASAR TEORI
Alat pernafasan manusia terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut :
- Rongga hidung (cavum nasalis) : di dalamnya udara dibersihkan oleh
rambut-rambut dan dihangatkan.
- Faring : dibawahnya terdapat pangkal tenggorok yang disebut laring
yang di dalamnya terdapat selaput suara.
- Trakea (batang tenggorok)
- Bronkus (cabang dari batang tenggorok)
- Bronkiolus (cabang dari bronkus) : bercabang lagi sampai halus,
dengan dinding semakin tipis dan pada brokiolus ini cincin tulang rawan
tidak terdapat lagi.
- Alveolus : dinding tipis, elastis, terdiri dari sau lapis, mempunyai
banyak pembulus kapiler dan merupakan tempat terjadinya pertukaran O2
dan CO2 .
- Paru-paru (pulmo)
Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot diafragma dan otot antar tulang
rusuk (intercostalis).
a. Pernafasan dada :
Otot antara tulang rusuk berkontraksi maka tulang rusuk terangkat
sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara di paru-
paru mengecil sehingga udara luar mempunyai tekanan lebih besar masuk ke
dalam paru-paru, maka terjadilah inspirasi.
Bila otot antartulang rusuk relaksasi maka tulang rusuk tertekan sehingga
rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan udara di paru-paru membesar
sehingga udara keluar, maka terjadilah ekspirasi.
b. Pernafasan perut :
Diafragma berkontraksi sehingga mendatar maka rongga dada membesar.
Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru mengecil sehingga
udara luar masuk dan terjadilah inspirasi.
Volume udara pernafasan :
- Udara pernafasan /tidal volume (UP) : udara yang masuk atau
keluar sebanyak 500 cc saat inspirasi atau ekspirasi biasa. Setelah
menghembuskan 500 cc tersebut (ekspirasi biasa) masih tersisa 2500 cc
lagi di paru-paru.
- Udara komplementer (UK) : udara sebanyak 1500 cc yang masih
dapat dihirup lagi dengan cara inspirasi yang maksimum setelah inspirasi
biasa.
- Udara cadangan (UC) : udara sebanyak 1500 cc yang dapat
dihembuskan lagi pada ekspirasi maksimum dengan mengerutkan otot
perut kuat-kuat.
- Udara residu /udara sisa (UR) : udara sebanyak 1000 cc yang tidak
dapat dihembuskan lagi dan menetap di paru-paru.
- Kapasitas vital paru-paru (KVP) : volume udara yang dapat
dikeluarkan dari paru-paru melalui penghembusan nafas sekuat-kuatnya,
setelah melakukan penarikan nafas sedalam-dalamnya.
- Volume total paru-paru (VTP) : keseluruhan udara yang dapat di
tampung oleh paru-paru. Volume total paru-paru adalah kapasitas vital
paru-paru ditambah udara residu (VTP = KVP + UR).
a. Absorpsi Dalam Sistem Pencernaan
Pencernaan adalah proses pemecahan makanan dari molekul besar menjadi
molekul yang lebih kecil agar mudah diserap oleh darah.Berdasarkan
prosesnya terdapat dua macam pencernaan, yaitu pencernaan mekanik dan
pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi pada rongga
mulut dan otot lambung. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim-enzim
pencernaan (zat kimia yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses kimia
yang berlangsung di dalam tubuh).
Alat pencernaan pada manusia terdiri atas rongga mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, dan anus.
1. Rongga mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga
mulut, terdapat alat pencernaan, yaitu gigi dan lidah. Di samping itu, pada
rongga mulut juga terdapat kelenjar ludah.
a. Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi
partikel yang kecil. Gigi manusia terdiri atas gigi seri, gigi taring, dan gigi
geraham. Gigi seri berbentuk pahat, berfungsi untuk mencengkeram dan
memotong makanan. Gigi taring berbentuk lancip dan runcing, berfungsi
untuk menusuk dan mengoyak makanan. Gigi geraham berbentuk rata
bergerigi, berfungsi untuk mengunyah makanan. Gigi terdiri atas tiga
bagian, yaitu mahkota gigi, leher gigi, dan akar gigi. Bagian paling luar
mahkota gigi dilapisi oleh email. Di bagian dalam mahkota gigi terdapat
tulang gigi dan pulpa. Di dalam pulpa terdapat banyak pembuluh darah
dan saraf. Bagian akar gigi tertanam dalam tulang rahang yang ditutupi
oleh gusi. Pada anak-anak, gigi berjumlah 20 buah yang terdiri atas 8 gigi
seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham. Gigi orang dewasa berjumlah 32.
Masingmasing 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 20 gigi geraham.
b. Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut,
membantu proses menelan dan pencampuran makanan dalam mulut serta
mengecap rasa makanan.
c. Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut yang menghasilkan ludah
setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada
manusia terdiri dari air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri. Fungsi
ludah adalah melumasi rongga mulut dan mencerna karbohidrat menjadi
disakarida.
2. Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga
mulut dengan lambung. Pada ujung saluran ini terdapat daerah yang disebut
faring. Pada faring terdapat klep epiglottis. Klep ini berfungsi mengatur
makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus
adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan
sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltic sehingga makanan dapat
berjalan menuju lambung.
3. Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung
Kantung ini dapat menampung makanan 1 hingga 2 liter. Dinding lambung
disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik
melalui kontraksi otot-otot tersebut. Selain pencernaan mekanik, pada lambung
terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim yang dihasilkan lambung.
Enzim-enzim tersebut dan fungsinya dijabarkan sebagai berikut.
HCl berfungsi mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, sebagai
disinfektan. serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan
kolesistokinin pada usus halus.
Lipase untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Renin untuk mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu
(ASI).Enzim ini hanya dimiliki oleh bayi.
Mukus untuk melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam
HCl. Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi
menghasilkan bubur yang disebut bubur kim. Kemudian, makanan yang
telah mengalami pencernaan akan bergerak sedikit demi sedikit ke dalam
usus halus.
4. Usus halus
Usus halus merupakan tempat pencernaan dan penyerapan nutrisi.Usus
halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus ini terbagi menjadi 3 bagian
yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus
halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja dengan bantuan enzim.
Enzim yang membantu dihasilkan oleh usus halus serta dari kelenjar pankreas
yang dilepaskan ke usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh usus halus adalah
sebagai berikut.
Disakaridase untuk menguraikan disakarida menjadi monosakarida.
Erepsinogen merupakan erepsin yang belum aktif yang akan diubah
menjadi erepsin. Erepsin berfungsi mengubah pepton menjadi asam
amino.
Hormon Sekretin untuk merangsang kelenjar pankreas mengeluarkan
enzim yang dihasilkan ke usus halus.
Hormon CCK (Kolesistokinin) untuk merangsang hati mengeluarkan
cairan empedu ke dalam usus halus.
5. Usus besar
Usus besar terbagi atas usus besar naik, usus besar melintang, dan usus
besar turun. Di dalam usus besar, sisa makanan mengalami pembusukan.
Pembusukan ini dibantu oleh bakteri Escherichia coli. Air dan garam mineral
dari sisa makanan tersebut, akan diserap oleh usus kembali. Setelah itu, sisa
makanan dikeluarkan melalui anus dalam bentuk tinja (feses).
6. Anus
Merupakan alat pembuangan feses. Faeces (tinja) yang dibentuk akan
didorong dengan gerak peristaltik ke poros usus/rectum. Defekasi (buang air
besar) terjadi karena lambung dan usus yang berisi makanan merangsang usus
tebal untuk melakukan defekasi.
2. CARA KERJA
1. Di tarik napas dalam – dalam kemudian hembuskan pada pipa/selang
yang di hubungkan dengan spirometer.
2. Di hitung volume udara yang saudara tiupkan tadi dengan jalan
menghitung letak perubahan skala pada penyungkup spirometer.
3. Di tarik napas secara biasa dan lakukan hal yang sama kemudian
hembuskan kedalam spirometer melalui selang.
4. Dilakukan percobaan tersebut beberapa kali dengan sikap duduk,
berdiri dan sesudah lari – lari di tempat.
5. Di hitunglah volume udara komplementer dan kapasitas vital saudara
pada setiap perubahan sikap.
6. Dilakukan untuk setiap anggota kelompok.
3. HASIL PENGAMATAN DAN KESIMPULAN
Kegiatan I : Volume Pernafasan
Hasil Pengamatan
NamaJenis
Kelamin
Sebelum Berolahraga
Duduk Duduk Total Berdiri Berdiri
Total
Edi Laki-laki 0,1
litres
1,7 litres 0,3 litres 2 litres
Fadli Laki-laki 0,2
litres
2 litres 0,4 liters 2,1 litres
Fitra Laki-laki 0,1
litres
2 litres 0,2 litres 2,2 litres
Imo Laki-laki 0,2 itres 1,5 litres 0,4 litres 1,6 litres
Ayu Perempuan 0,3
liters
1,4 litres 0,5 liters 1,6 litres
Nama Jenis Kelamin
Sesudah Berolahraga
Duduk Duduk
Total
Berdiri Berdiri
Total
Edi Laki-laki 0,5 litres 1,3 litres 0,5 litres 1,5 litres
Fadli Laki-laki 0,5 litres 1,5 litres 0,9 liters 1 litres
Fitra Laki-laki 0,5 litres 1,5 litres 0,5 litres 2 litres
Imo Laki-laki 0,4 litres 1 litres 0,5 litres 1,5 litres
Ayu Perempuan 0,4 litres 1,5 litres 0,6 liters 1 litres
Pembahasan
Paru-paru mampu memuat sebanyak 6000 ml udara sebanyak 500 ml
adalah udara yang dapat dikeluarkan atau dihirup dalam keaadaan tenang (tidal-
air). Bila kita menghirup udara secara kuat-kuat maka akan masuk udara sebanyak
3000 ml diatas udara tidal, ini disebut angka volume cadangan inspirasi
(complement-air), sedangkan bila kita mengeluarkan udara dengan kuat maka
akan keluar udara sebanyak 1200 ml ini disebut volume udara expiratory/expirasi
(suplement-air), bila ini terjadi masih ada sisa udara di paru-paru yang tidak akan
keluar yaitu sebanyak 1200 ml disebut udara residu, sehingga dengan demikian
kapasitas vital paru-paru adalah jumlah dari volume udara tidal + volume udara
cadangan inspiratori+volume cadangan ekspiratori yaitu sebesar 4700 ml dan
kapasitas total paru-paru adalah jumlah dari seluruh udara yang ada yaitu ± 6000
ml udara (pada orang dewasa). Hasil pernafasan tidal akan didifusi oleh alveoli
sebab sejumlah sebanyak 150 ml udara yang dihirup hanya akan mengisi rongga-
rongga pernafasan udara ini disebut dean space. Dengan demikian hanya 350 ml
udra tidal yang akan berdifusi.
Respirasi adalah semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfer
dengan darah melalui paru-paru dan antara darah dengan dinding sel melalui
dinding kapiler di alveoli. Berdasarkan pengertian tersebut maka proses respirasi
dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: Bernafas, Respirasi eksternal dan Respirasi internal.
Dalam proses respirasi, minimal diperlukan 2 sistem yang harus bekerja
sama agar oksigen dapat mencapai seluruh sel didalam tubuh, yaitu:
- Sistem pernafasan yang berfungsi untuk menarik oksigen dari atmosfer ke
dalam alveolus serta mengeluarkan karbon dioksida dari alveolus ke
lingkungan.
- Sistem peredaran darah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari
alveolus paru menuju sel-sel tubuh dan membawa karbon dioksida dari
sel-sel tubuh ke alveolus paru.
Bernafas
Bernafas ialah proses keluar masuknya udara pernafasan ke luar dan ke
dalam paru. Proses ini terbagi menjadi inspirasi/inhalasi dan ekspirasi/ekshalasi.
Proses inspirasi dan ekspirasi dapat terjadi akibat adanya perbedaan
tekanan gas di atmosfer dengan rongga dada. Menurut hokum fisika (Boyle) gas
akan mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke dearah yang bertekanan
rendah. Di lain pihak besarnya tekanan akan berbanding terbalik dengan volume
lingkungan/ruangan (rongga).
Respirasi Eksternal
Merupakan proses pertukaran gas (difusi) yang terjadi antara alveoli paru-
paru dengan kapiler darah sekitar alveoli. Setiap kali inspirasi, tidal memasukkan
350 ml udara segar ke dalam alveoli, sementara itu ventrikel kanan jantung akan
memompa darah “kotor” (relative mengandung oksigen yang sedikit serta
karbondioksida yang banyak sisa metabolism) melalui arteri pulmonalis menuju
kapiler alveoli. pO2 darah yang mengangkut sisa metabolisme di kapiler alveoli
ialah 40 mmHg sedangkan pO2 udara alveoli sebesar 100 mmHg. Karena
perbedaan tekanan ini hanya dibatasi membran yang tipis (membran alveoli-
kapiler) maka oksigen akan berdifusi dari alveoli masuk ke kapiler alveoli sampai
terjadi keseimbangan yaitu berkisar antara 95-100 mmHg.
Sebaliknya pCO2 darah kapiler alveoli adalah 46 mmHg sementara pCO2
udara alveoli adalah 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi dari darah di kapiler
alveoli masuk ke dalam alveoli sampai terjadi keseimbangan sebesar 40 mmHg.
Dengan demikian udara di alveoli akan kehilangan sebagian oksigen dan masuk
tambahan karbondioksida serta uap air.
Darah yang sudah dioksigenasi (darah bersih dengan pO2 sebesar 100
mmHg dan pCO2 sebesar 40 mmHg) akan mengslir melalui vena pulmonalis
menuju ventrikel kiri jantung untuk selanjutnya dipompakan ke seluruh tubuh
melalui aorta dan arteri. Setiap saat terjadi pertukaran gas di kapiler alveoli yang
dilakukan dari 800-1000 ml darah.
Respirasi Internal
Merupakan proses pertukaran gas (difusi) yang terjadi antara kapiler darah
dengan sel-sel jaringan. Angka pCO2 dijaringan tubuh adalah 46 mmHg (cukup
tinggi sebagai akibat hasil metabolisme) sedangkan di kapiler 40 mmHg. Oleh
karena itu karbondioksida akan berdifusi dari sel/jaringan kedalam kapiler.
Sebaliknya dengan oksigen yang memiliki tekanan parsial 95 mmhg di
kapiler sedangkan di dalam sel hanya sebesar 40 mmhg maka oksigen akan
berdifusi dari kapiler masuk ke dalam sel. Selanjutnya darah yang telah
melakukan pertukaran gas akan masuk ke vena, vena cava, atrium kanan,
ventrikel kanan dan akhirnya ditranspor ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.
Dalam percobaan kali ini kami mengukur volume udara pernafasan dengan
menggunakan Spirometer dan air. Hal pertama yang dilakukan adalah duduk
didepan spirometer lalu menghembuskan nafas pada pipa/selang yang
dihubungkan dengan spirometer. Kemudian dilihat letak perubahan skala pada
penyungkup spirometer dan dihitung volume udara yang telah ditiupkan.
Perubahan skala pada penyungkup spirometer terjadi karena adanya tekanan udara
yang di hembuskan. Setelah itu dilakukan percobaan yang sama dengan sikap
berdiri dan sesudah lari-lari ditempat. Hal ini dilakukan pada setiap anggota
kelompok. Setelah dilakukan percobaan, diperoleh hasil sebagai berikut :
- Pada Muqiit yang berjenis kelamin laki-laki, sebelum berolahraga pada
posisi duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,4 litres dan pada posisi
berdiri diperoleh 0,3 litres. Sedangkan Sesudah berolahraga pada posisi
duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,9 litres dan pada posisi berdiri
diperoleh 0,3 litres.
- Pada Risky yang berjenis kelamin perempuan, sebelum berolahraga pada
posisi duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,2 litres dan pada posisi
berdiri diperoleh 0,1 litres. Sedangkan Sesudah berolahraga pada posisi
duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,5 litres dan pada posisi berdiri
diperoleh 0,3 litres.
- Pada Eram yang berjenis kelamin perenpuan, sebelum berolahraga pada
posisi duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,1 litres dan pada posisi
berdiri diperoleh 0,05 liters. Sedangkan sesudah berolahraga pada posisi
duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,5 litres dan pada posisi berdiri
diperoleh 0,4 litres.
- Pada Nabila yang berjenis kelamin perempuan, sebelum berolahraga pada
posisi duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,5 liters dan pada posisi
berdiri diperoleh 0,3 litres. Sedangkan sesudah berolahraga pada posisi
duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,8 litres dan pada posisi berdiri
diperoleh 0,4 litres.
Hal tersebut diatas terjadi karena adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu jenis kelamin, usia, berat badan, makanan, dan asupan gizi.
Seperti pada Muqiit, dapat dilihat bahwa hembusan nafasnya lebih panjang,
apalagi setelah berolahraga. Sedangkan pada Risky, Eram dan Nabila yang
berjenis kelamin perempuan hembusan nafas mereka lebih rendah jika
dibandingkan dengan hembusan nafas dari Muqiit, walaupun setelah berolahraga.
Karena perbedaan jenis kelamin, laki-laki nafasnya lebih dalam sedangkan pada
perempuan walaupun nafasnya cepat tetapi pendek. Sedangkan perbedaan skala
yang ditemukan pada perempuan adalah disebabkan oleh salah satunya berat
badan. Nabila mempunyai berat badan yang jauh lebih berat daripada Risky dan
eram sehingga mempunyai skala yang lebih besar sebelum ataupaun sesudah
berolahraga. Begitu pula perbedaan skala yang diperoleh pada Risky dan Eram.
Risky mempunyai berat badan yang sedikit lebih besar daripada Eram sehingga
mempunyai skala yang lebih besar sebelum ataupaun sesudah berolahraga.
Thorax tersusun sedemikian rupa sehingga rongganya dapat membesar
dan menyusut. Ketika relaksasi maka diafragma akan menonjol ke bagian cavum
thoracicus maka udar di paru-paru akan terpompa keluar, sedangkan bila terjadi
kontraksi maka diafragma akan menonjol kebawah sehingga rongga thorax
menjadi lebih besar dan udara akan masuk ke paru-paru. Mekanisme ini disebut
dengan respirasi eksternal.
Pertukaran gas terjadi secara difusi lalu kapiler akan bersatu lagi
membentuk venul kemudian bertambah besar sehingga menjadi venapulmonalis
yang akan membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri. Proses terjadinya
pertukaran udara didalam sel dan jaringan disebut pernafasan internal.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
pernafasan sebelum dan sesudah berolahraga nafas kita berbeda karena normalnya
manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Saat beristirahat(tubuh
dalam keadaan tidak beraktifitas), seseorang akan menarik nafas tidal sebanyak 12
kali/menit, dengan demikian jumlah udara yang masuk adalah 12 x 500 ml yaitu
sebesar 6000 ml/menit, angka ini disebut ventilasi vulmonal. Sementara itu jumlah
udara yang akan berdifusi adalh 12 x 350 ml yaitu sebesar 4200 ml/menit, angka
tersebut menunjukan ventilasi alveoli. Sedangkan dalam keadaan tubuh bekerja
berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan
bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus,
hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan
besar kecil tekanan udara.
B. KOMPOSISI TUBUH
1. DASAR TEORI
2. CARA KERJA
1. Dipilihlah dari kelompok anda 3 relawan, masing-masing yang harus
gemuk dan normal menurut penglihatan anda.
Timbangan berat badan dan ukurlah tinggi badan relawan, kemudian
tentukanlah berat badan menurut rumus berikut :
Berat badan ideal = (tinggi – 100) (kg)
2. Ditentukan apakah berat badan probandus ideal atau tidak
3. Ditentukan luas permukaan tubuh dengan cara menghitung Indeks
Massa Tubuh/Basa metabolic Index (IMT/BMI) masing-masing
relawan dengan menggunakan rumus :
IMT = BB(kg) / TB2(m)
4. HASIL PENGAMATAN DAN KESIMPULAN
Kegiatan II : Komposisi Tubuh
Hasil Pengamatan
Nama Usia Jenis kelamin Tinggi
badan
Berat
badan
Luas
permukaan
tubuh
BMR
Edi 20 Laki-laki 160 cm 40 kg 15,62 kg/m2 0,016
Fadly 18 Laki-laki 155 cm 49 kg 20,41 kg/m2 0,016
Fitra 19 Laki-laki 167 cm 53 kg 19,06 kg/m2 0,016
Imo 18 Laki-laki 161 cm 43 kg 16,60 kg/m2 0,016
Ayu 19 Perempuan 151 cm 46 kg 20,17 kg/m2 0,016
Pembahasan
Dalam percobaan kali ini kami menentukan berat badan ideal dan mencari
luas permukaan tubuh serta indeks massa tubuh(IMT) dengan menggunakan
timbangan berat badan(Kg) dan alat pengukur tinggi badan. Hal pertama yang
dilakukan adalah menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan dari setiap
anggota kelompok dan dicatat dalam table pengamatan. Dari percobaan yang
dilakukan diperoleh berat badan ideal dan luas permukaan tubuh dengan
menghitung indeks massa tubuh/basa metabolic indeks dari setiap anggota
kelompok yaitu sebagai berikut:
- Edi mempunyai berat badan 40 kg dan tinggi badan 160 cm
Berat badan ideal = 160 – 100 = 60 Kg
Maka, Edi mempunyai berat badan yang tidak ideal.
Sedangkan luas permukaan tubuh yaitu:
IMT = BB(Kg) / TB2(m)
= 40/1602 cm 2,56 m2
= 15,62 Kg/m2
Maka, jika dilihat dari ambang menurut FAO membedakan antara laki-laki
(normal = 20,1 – 25,0) dan perempuan (normal = 18,7 – 23,8), Edi
merupakan laki-laki yang mempunyai Ambang IMT tidak normal.
- Fadly mempunyai berat badan 49 kg dan tinggi badan 155 cm
Berat badan ideal = 155 – 100 = 55 Kg
Maka, berat badan Fadli tidak ideal.
Sedangkan luas permukaan tubuh yaitu :
IMT = BB(Kg) / TB2(m)
= 49/1552 cm 2,40 m2
= 20,41 kg/m2
Maka, jika dilihat dari ambang menurut FAO membedakan antara laki-laki
(normal = 20,1 – 25,0) dan perempuan (normal = 18,7 – 23,8), Fadli
merupakan laki-laki yang mempunyai Ambang IMT normal.
- Fitra mempunyai berat badan 53 kg dan tinggi badan 167 cm
Berat badan ideal = 167 – 100 = 67 Kg
Maka, berat badan Fitra ideal.
Sedangkan luas permukaan tubuh yaitu
IMT = BB(Kg) / TB2(m)
= 53/1672 cm 2,78 m2
= 19,06 kg/m2
Maka, jika dilihat dari ambang menurut FAO membedakan antara laki-laki
(normal = 20,1 – 25,0) dan perempuan (normal = 18,7 – 23,8), Fitra
merupakan laki-laki yang mempunyai Ambang IMT tidak normal.
- Imo mempunyai berat badan 43 kg dan tinggi badan 161
Berat badan ideal = 161 – 100 = 61 Kg
Maka, berat badan imo ideal.
Sedangkan luas permukaan tubuh yaitu :
IMT = BB(Kg) / TB2(m)
= 43/1612 cm 2,59 m2
= 16,60 kg/m2
Maka, jika dilihat dari ambang menurut FAO membedakan antara laki-laki
(normal = 20,1 – 25,0) dan perempuan (normal = 18,7 – 23,8), Imo
merupakan laki-laki yang mempunyai Ambang IMT tidak normal.
- Ayu mempunyai berat badan 46 kg dan tinggi badan 151
Berat badan ideal = 151 – 100 = 51 Kg
Maka, berat badan Ayu tidak ideal.
Sedangkan luas permukaan tubuh yaitu :
IMT = BB(Kg) / TB2(m)
= 43/1512 cm 2,28 m2
= 20,17 kg/m2
Maka, jika dilihat dari ambang menurut FAO membedakan antara laki-laki
(normal = 20,1 – 25,0) dan perempuan (normal = 18,7 – 23,8), Ayu
merupakan perempuan yang mempunyai Ambang IMT normal.
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
setiap orang memiliki berat badan dan tinggi badan yang tidak sama karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keturunan, usia, makanan dan juga
asupan gizi serta olahraga juga mempengaruhi. Sehingga berat badan dan luas
permukaan tubuh juga tidak sama.
C. ABSORPSI DALAM SISTEM PENCERNAAN
1. DASAR TEORI
Kelenjar Ludah: Ludah dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar ludah. Kelenjar
ludah tersebut adalah kelenjar ludah parotis, kelenjar ludah rahang bawah,
kelenjar ludah bawah lidah. Ludah yang dihasilkan dialirkan melalui saluran ludah
yang bermuara ke dalam rongga mulut. Ludah mengandung air, lendir, garam, dan
enzim ptialin.enzim ptialin berfungsi mengubah amilum menjadi gula, yaitu
maltosa dan glukosa.
Enzim: Pada dasarnya adalah protein merupakan komponen penting yang
perannya diperlukan dalam proses pencernaan makanan dan penyerapan zat-zat
makanan oleh tubuh. Dalam tubuh diproduksi tiga enzim utama yang
berhubungan dengan proses pencernaan dan penyerapan makanan, yakni lipase,
protease, dan amylase. Lipase merombak makanan yang mengandung lemak atau
lipid, protease merombak protein, sedangkan amylase merombak karbohidrat.
Makanan perlu dirombak menjadi dua atau lebih bagian dengan tujuan agar
mudah diserap atau diabsorbsi oleh dinding saluran pencernaan, terutama usus.
Mekanisme kerja enzim amylase :
Tanpa enzim dalam jumlah mencukupi dalam sistem pencernaan, makanan tak
dapat diserap oleh usus atau disebut dengan istilah maldigesti dan malabsorbsi.
2. CARA KERJA
1. Disediaan minimal 10 tabung reaksi masing-masing telah diisi 0,5 ml
larutan NaNO2 dan 0,5 ml larutan H2SO4.
2. Ditelanlah oleh salah seorang praktikan kapsul KI kemudian
berkumur.
3. Diperiksalah air ludah yang bersangkutan kurang lebih 4 menit setelah
menelan kapsul KI dengan cara meludahkannya pada tabung reaksi
pertama.
4. Ditetesilah tabung reaksi yang berisi air ludah tadi dengan larutan
amilum.
5. Diulangi langkah ke-3 dan ke-4 dengan interval waktu setiap 2 menit
sekali. Perhatikanlah warna larutan dalam tabung reaksi, apakah
terjadi perubahan warna? Lanjutkan kegiatan tersebut sampai larutan
menunjukan adanya perubahan warna.
6. Dicatat waktu yang menunjukan adanya perubahan warna.
3. HASIL PENGAMATAN DAN KESIMPULAN
Kegiatan III : Ekskresi KI dalam ludah
Hasil Pengamatan
Edi :
Tabung 1 2 3 4 5 6
Warna
Tidak
terjadi
perubahan
Tidak
terjadi
perubahan
Tidak
terjadi
perubahan
Tidak
terjadi
perubahan
Tidak
terjadi
perubahan
Tidak
terjadi
perubahan
Tabung 7 8 9 10 11
WarnaTidak terjadi
perubahan
Tidak terjadi
perubahan
Warna Ungu
muda
Warna Ungu
tua
Warna Ungu
pekat
Tabung 12 13 14 15 16
WarnaTidak terjadi
perubahan
Tidak terjadi
perubahan
Tidak terjadi
perubahan
Tidak terjadi
perubahan
Tidak terjadi
perubahan
Tabung 17 18 19 20 21
WarnaTidak terjadi
perubahan
Tidak terjadi
perubahan
Warna Ungu
muda
Warna Ungu
tua
Warna Ungu
pekat
Tabung 1 2 3 4 5 6
Warna
Tidak
terjadi
perubahan
Tidak
terjadi
perubahan
Tidak
terjadi
perubahan
Tidak
terjadi
perubahan
Tidak
terjadi
perubahan
Tidak
terjadi
perubahan
Ayu :
Tabung 7 8 9 10 11
WarnaTidak terjadi
perubahan
Tidak terjadi
perubahan
Warna Ungu
muda
Warna Ungu
tua
Warna Ungu
pekat
Pembahasan
Dari data yang di peroleh dari uji sampel, antara Edi (laki-laki,berbadan
kurus), dan Ayu(perempuan, berbadan ideal) kami mendapatkan data bahwa ada
perbedaan anatara mereka dalam mengabsobsi makanan yang mereka makan. Di
sini kami mengambil KI untuk mengetahui seberapa cepat sproses penyerapan
atau absobsi yang terjadi pada ke dua sampel tersebut, karena KI bila di makan
akan bereaksi dngan asam lambung serta terurai kedalam peredaran darah yang
kemudian akan masuk kekelenjar pencernaan karena kelenjar pencernaan akan
mengabsorpsi kalium karena d kelenjar air ludah terdapat 99,5% air dan ion-ion
( natrium, kalium, klorida, karbonat, fosfat, dan protein) secara otomatis bila kita
mengkonsumsi kalium maka kalium tersebut di distribusikan ke kelenjar air
ludah, karena dalam kelenjar air ludah membutuhkan kalium.
Tabung 17 18 19
WarnaWarna Ungu
muda
Warna Ungu
tua
Warna Ungu
pekat
Pada uji sampel berikut ini kami sengaja menggunakan kalium untuk
mengetahui kecepatan reapsorbsi dalam tubuh bila kita mengkonsusmsi kalium
secara berlebihan maka juga di kelenjar air ludah juga akan mengkonsumsi kalium
secara berlebihan, oleh sebab itu kami memanfaatkan kalium, karena kalium bila
bereaksi dengan campuran H2SO4, NaNO2 serta amilum akan berubah warna
menjadi ungu atau biru tua. Bila komposisi kalium dalam air liur meningkat maka
perubahan warna ungu semakin nyata, oleh sebab itu kami mengambill kejadian
tersebut untuk membuktikan kecepatan reabsorbsi dalam masing – masing tubuh
seseorang.
Kami mengambil sampel perempuan dan laki – laki, gemuk dan kurus atau
gabungan anatara cewek gemuk dan laki – laki kurus. Dalam percobaan ini kami
telah membuktikan bahwa kecepatan reabsorpsi dalam tubh seseorang berbeda –
beda yang di akibatkan oleh faktor – faktor antara lain :
1. Umur
Umur sangat berpengaruhi dalam proses reapsorbsi dalam tubuh karena
dalam umur atau massa usia pertumbuhan reabsorpsi akan lebih cepat di
bandingkan dengan orang yang berusia lanjut, karena pada masa – masa
pertumbuhan, sel – sel tumbuh lebih banyak dari pada di bandingkan
dengan sel – sel mati, oleh sebab itu banyak energi yang di butuhkan oleh
sel tersebut karena itu reabsorpsi akan sangat cepat.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin juga sangat berpengaruh dalam proses reabsorpsi dalam
tubuh, oleh sebab itu tingkat keabsorsian perempuan dan laki – laki
bebeda, hal in di akibatkan oleh kecepatan reaksi sel dalam masing –
masing individual tersebut bebeda, pada perempuan tingka absorsiannya
lebih tinggi, karena cenderung seorang perempuan itu memiliki sel yang
lebih normal di bandingkan laki – laki, sehingga dalam percobaan yang
kami telah lakukan, perempuan lebih cepat reabsorpsinya di bandingkan
dengan laki – laki.
3. Berat badan
Dalam hal ini, komponen inilah yang menjadi kunci utama kecepatan
dalam reabsorpsi, oleh sebab itu akan terjadi kegemukan bila reabsorbsi
sangat cepat.
Dari sampel yang kami dapat dari kedua rekan kami edi dang ayu
terlihat sangat jelas perbedaan reabsorpsi keduanya.
Hasil uji dari edi :
Edi memiliki berat badan yang kurang ideal dan jenis kelamin laki – laki.
Sampel edi menghabiskan waktu 26 x 3 menit dalam proses reapsorsi KI.
Hal ini di sebabkan lambatnya proses reabsorpsi dalam tubuh sampel edi
yang di pengaruhi oleh gen, kondisi tubuh dan juga umur.
Hasil uji dari ayu :
Ayu memiliki berat badan yang cukup ideal dari pada edi, jadi dia hanya
menghabiskan waktu 19 x 3 menit dalam proses reabsorpsi KI.
Kesimpulan
Jadi, proses cepat atau lambatnya reabsorpsi yang terjadi dalam tubuh
manusia, bukan hanya di pengaruhi oleh gen atau keturunan, proses reabsorsi
dalam tubuh juga di pengaruhi oleh faktor- faktor seperti umur, berat badan, dan
jenis kelamin,sehingga itu kita harus memahami lebih ke arah yang mendalam
bahwa bukan hanya faktor keturunan saja yang dapat mempengaruhinya
melainkan masih banyak hal-hal yang dapat mempengaruhinya. Sehingga itu
sangatlah baik apabila kita menjaga kestabilan tubuh kita agar proses reapsorsi
dapat sesuai dengan yang kita inginkan.
KESIMPULAN
Abdurrahmat, Asep Suriyana.2010. Anatomi Dan Fisiologi Manusia.
Universitas Negeri Gorontalo : Gorontalo