33
cSISTEM PERNAPASAN,KOMPOSISI TUBUH DAN ABSORPSI DALAM SISTEM PENCERNAAN A. SISTEM PERNAFASAN 1. DASAR TEORI Alat pernafasan manusia terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut : - Rongga hidung (cavum nasalis) : di dalamnya udara dibersihkan oleh rambut-rambut dan dihangatkan. - Faring : dibawahnya terdapat pangkal tenggorok yang disebut laring yang di dalamnya terdapat selaput suara. - Trakea (batang tenggorok) - Bronkus (cabang dari batang tenggorok) - Bronkiolus (cabang dari bronkus) : bercabang lagi sampai halus, dengan dinding semakin tipis dan pada brokiolus ini cincin tulang rawan tidak terdapat lagi. - Alveolus : dinding tipis, elastis, terdiri dari sau lapis, mempunyai banyak pembulus kapiler dan merupakan tempat terjadinya pertukaran O 2 dan CO 2 . - Paru-paru (pulmo)

LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktek

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

cSISTEM PERNAPASAN,KOMPOSISI TUBUH DAN ABSORPSI DALAM

SISTEM PENCERNAAN

A. SISTEM PERNAFASAN

1. DASAR TEORI

Alat pernafasan manusia terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut  :

-    Rongga hidung (cavum nasalis) : di dalamnya udara dibersihkan oleh

rambut-rambut dan dihangatkan.

-    Faring : dibawahnya terdapat pangkal tenggorok yang disebut laring

yang di dalamnya terdapat selaput suara.

-    Trakea (batang tenggorok)

-    Bronkus (cabang dari batang tenggorok)

-    Bronkiolus (cabang dari bronkus) : bercabang lagi sampai halus,

dengan dinding semakin tipis dan pada brokiolus ini cincin tulang rawan

tidak terdapat lagi.

-    Alveolus : dinding tipis, elastis, terdiri dari sau lapis, mempunyai

banyak pembulus kapiler dan merupakan tempat terjadinya pertukaran O2

dan CO2 .

-    Paru-paru (pulmo)

Proses inspirasi dan ekspirasi diatur oleh otot diafragma dan otot antar tulang

rusuk (intercostalis).

a. Pernafasan dada :

Otot antara tulang rusuk berkontraksi maka tulang rusuk terangkat

sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara di paru-

paru mengecil sehingga udara luar mempunyai tekanan lebih besar masuk ke

dalam paru-paru, maka terjadilah inspirasi. 

Bila otot antartulang rusuk relaksasi maka tulang rusuk tertekan sehingga

rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan udara di paru-paru membesar

sehingga udara keluar, maka terjadilah ekspirasi.

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

b. Pernafasan perut :

Diafragma berkontraksi sehingga mendatar maka rongga dada membesar.

Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru mengecil sehingga

udara luar  masuk dan terjadilah inspirasi.

Volume udara pernafasan :

-    Udara pernafasan /tidal volume (UP)  :  udara yang masuk atau

keluar sebanyak 500 cc saat inspirasi atau ekspirasi biasa. Setelah

menghembuskan  500 cc tersebut (ekspirasi biasa) masih tersisa 2500 cc

lagi di paru-paru.

-    Udara komplementer (UK) : udara sebanyak 1500 cc yang masih

dapat dihirup lagi dengan cara inspirasi yang maksimum setelah inspirasi

biasa.

-    Udara cadangan (UC) : udara sebanyak 1500 cc yang dapat

dihembuskan lagi pada ekspirasi maksimum dengan mengerutkan otot

perut kuat-kuat.

-    Udara residu /udara sisa (UR) : udara sebanyak 1000 cc yang tidak

dapat dihembuskan lagi dan menetap di paru-paru.

-    Kapasitas vital paru-paru (KVP) : volume udara yang dapat

dikeluarkan dari paru-paru melalui penghembusan nafas sekuat-kuatnya,

setelah melakukan penarikan nafas sedalam-dalamnya.

-    Volume total paru-paru (VTP) : keseluruhan udara yang dapat di

tampung oleh paru-paru. Volume total paru-paru adalah kapasitas vital

paru-paru ditambah udara residu (VTP = KVP  +  UR).

a. Absorpsi Dalam Sistem Pencernaan

Pencernaan adalah proses pemecahan makanan dari molekul besar menjadi

molekul yang lebih kecil agar mudah diserap oleh darah.Berdasarkan

prosesnya terdapat dua macam pencernaan, yaitu pencernaan mekanik dan

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

pencernaan kimiawi. Pencernaan mekanik dilakukan oleh gigi pada rongga

mulut dan otot lambung. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim-enzim

pencernaan (zat kimia yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses kimia

yang berlangsung di dalam tubuh).

Alat pencernaan pada manusia terdiri atas rongga mulut, kerongkongan,

lambung, usus halus, usus besar, dan anus.

1. Rongga mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga

mulut, terdapat alat pencernaan, yaitu gigi dan lidah. Di samping itu, pada

rongga mulut juga terdapat kelenjar ludah.

a. Gigi

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi

partikel yang kecil. Gigi manusia terdiri atas gigi seri, gigi taring, dan gigi

geraham. Gigi seri berbentuk pahat, berfungsi untuk mencengkeram dan

memotong makanan. Gigi taring berbentuk lancip dan runcing, berfungsi

untuk menusuk dan mengoyak makanan. Gigi geraham berbentuk rata

bergerigi, berfungsi untuk mengunyah makanan. Gigi terdiri atas tiga

bagian, yaitu mahkota gigi, leher gigi, dan akar gigi. Bagian paling luar

mahkota gigi dilapisi oleh email. Di bagian dalam mahkota gigi terdapat

tulang gigi dan pulpa. Di dalam pulpa terdapat banyak pembuluh darah

dan saraf. Bagian akar gigi tertanam dalam tulang rahang yang ditutupi

oleh gusi. Pada anak-anak, gigi berjumlah 20 buah yang terdiri atas 8 gigi

seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham. Gigi orang dewasa berjumlah 32.

Masingmasing 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 20 gigi geraham.

b. Lidah

Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut,

membantu proses menelan dan pencampuran makanan dalam mulut serta

mengecap rasa makanan.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

c. Kelenjar Ludah

Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut yang menghasilkan ludah

setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada

manusia terdiri dari air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri. Fungsi

ludah adalah melumasi rongga mulut dan mencerna karbohidrat menjadi

disakarida.

2. Kerongkongan (esophagus)

Kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga

mulut dengan lambung. Pada ujung saluran ini terdapat daerah yang disebut

faring. Pada faring terdapat klep epiglottis. Klep ini berfungsi mengatur

makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus

adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan

sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltic sehingga makanan dapat

berjalan menuju lambung.

3. Lambung

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung

Kantung ini dapat menampung makanan 1 hingga 2 liter. Dinding lambung

disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik

melalui kontraksi otot-otot tersebut. Selain pencernaan mekanik, pada lambung

terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim yang dihasilkan lambung.

Enzim-enzim tersebut dan fungsinya dijabarkan sebagai berikut.

HCl berfungsi mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, sebagai

disinfektan. serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan

kolesistokinin pada usus halus.

Lipase untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Renin untuk mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu

(ASI).Enzim ini hanya dimiliki oleh bayi.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

Mukus untuk melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam

HCl. Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi

menghasilkan bubur yang disebut bubur kim. Kemudian, makanan yang

telah mengalami pencernaan akan bergerak sedikit demi sedikit ke dalam

usus halus.

4. Usus halus

Usus halus merupakan tempat pencernaan dan penyerapan nutrisi.Usus

halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus ini terbagi menjadi 3 bagian

yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus

halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja dengan bantuan enzim.

Enzim yang membantu dihasilkan oleh usus halus serta dari kelenjar pankreas

yang dilepaskan ke usus halus. Enzim yang dihasilkan oleh usus halus adalah

sebagai berikut.

Disakaridase untuk menguraikan disakarida menjadi monosakarida.

Erepsinogen merupakan erepsin yang belum aktif yang akan diubah

menjadi erepsin. Erepsin berfungsi mengubah pepton menjadi asam

amino.

Hormon Sekretin untuk merangsang kelenjar pankreas mengeluarkan

enzim yang dihasilkan ke usus halus.

Hormon CCK (Kolesistokinin) untuk merangsang hati mengeluarkan

cairan empedu ke dalam usus halus.

5. Usus besar

Usus besar terbagi atas usus besar naik, usus besar melintang, dan usus

besar turun. Di dalam usus besar, sisa makanan mengalami pembusukan.

Pembusukan ini dibantu oleh bakteri Escherichia coli. Air dan garam mineral

dari sisa makanan tersebut, akan diserap oleh usus kembali. Setelah itu, sisa

makanan dikeluarkan melalui anus dalam bentuk tinja (feses).

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

6. Anus

Merupakan alat pembuangan feses. Faeces (tinja) yang dibentuk akan

didorong dengan gerak peristaltik ke poros usus/rectum. Defekasi (buang air

besar) terjadi karena lambung dan usus yang berisi makanan merangsang usus

tebal untuk melakukan defekasi.

2. CARA KERJA

1. Di tarik napas dalam – dalam kemudian hembuskan pada pipa/selang

yang di hubungkan dengan spirometer.

2. Di hitung volume udara yang saudara tiupkan tadi dengan jalan

menghitung letak perubahan skala pada penyungkup spirometer.

3. Di tarik napas secara biasa dan lakukan hal yang sama kemudian

hembuskan kedalam spirometer melalui selang.

4. Dilakukan percobaan tersebut beberapa kali dengan sikap duduk,

berdiri dan sesudah lari – lari di tempat.

5. Di hitunglah volume udara komplementer dan kapasitas vital saudara

pada setiap perubahan sikap.

6. Dilakukan untuk setiap anggota kelompok.

3. HASIL PENGAMATAN DAN KESIMPULAN

Kegiatan I : Volume Pernafasan

Hasil Pengamatan

NamaJenis

Kelamin

Sebelum Berolahraga

Duduk Duduk Total Berdiri Berdiri

Total

Edi Laki-laki 0,1

litres

1,7 litres 0,3 litres 2 litres

Fadli Laki-laki 0,2

litres

2 litres 0,4 liters 2,1 litres

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

Fitra Laki-laki 0,1

litres

2 litres 0,2 litres 2,2 litres

Imo Laki-laki 0,2 itres 1,5 litres 0,4 litres 1,6 litres

Ayu Perempuan 0,3

liters

1,4 litres 0,5 liters 1,6 litres

Nama Jenis Kelamin

Sesudah Berolahraga

Duduk Duduk

Total

Berdiri Berdiri

Total

Edi Laki-laki 0,5 litres 1,3 litres 0,5 litres 1,5 litres

Fadli Laki-laki 0,5 litres 1,5 litres 0,9 liters 1 litres

Fitra Laki-laki 0,5 litres 1,5 litres 0,5 litres 2 litres

Imo Laki-laki 0,4 litres 1 litres 0,5 litres 1,5 litres

Ayu Perempuan 0,4 litres 1,5 litres 0,6 liters 1 litres

Pembahasan

Paru-paru mampu memuat sebanyak 6000 ml udara sebanyak 500 ml

adalah udara yang dapat dikeluarkan atau dihirup dalam keaadaan tenang (tidal-

air). Bila kita menghirup udara secara kuat-kuat maka akan masuk udara sebanyak

3000 ml diatas udara tidal, ini disebut angka volume cadangan inspirasi

(complement-air), sedangkan bila kita mengeluarkan udara dengan kuat maka

akan keluar udara sebanyak 1200 ml ini disebut volume udara expiratory/expirasi

(suplement-air), bila ini terjadi masih ada sisa udara di paru-paru yang tidak akan

keluar yaitu sebanyak 1200 ml disebut udara residu, sehingga dengan demikian

kapasitas vital paru-paru adalah jumlah dari volume udara tidal + volume udara

cadangan inspiratori+volume cadangan ekspiratori yaitu sebesar 4700 ml dan

kapasitas total paru-paru adalah jumlah dari seluruh udara yang ada yaitu ± 6000

ml udara (pada orang dewasa). Hasil pernafasan tidal akan didifusi oleh alveoli

sebab sejumlah sebanyak 150 ml udara yang dihirup hanya akan mengisi rongga-

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

rongga pernafasan udara ini disebut dean space. Dengan demikian hanya 350 ml

udra tidal yang akan berdifusi.

Respirasi adalah semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfer

dengan darah melalui paru-paru dan antara darah dengan dinding sel melalui

dinding kapiler di alveoli. Berdasarkan pengertian tersebut maka proses respirasi

dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: Bernafas, Respirasi eksternal dan Respirasi internal.

Dalam proses respirasi, minimal diperlukan 2 sistem yang harus bekerja

sama agar oksigen dapat mencapai seluruh sel didalam tubuh, yaitu:

- Sistem pernafasan yang berfungsi untuk menarik oksigen dari atmosfer ke

dalam alveolus serta mengeluarkan karbon dioksida dari alveolus ke

lingkungan.

- Sistem peredaran darah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari

alveolus paru menuju sel-sel tubuh dan membawa karbon dioksida dari

sel-sel tubuh ke alveolus paru.

Bernafas

Bernafas ialah proses keluar masuknya udara pernafasan ke luar dan ke

dalam paru. Proses ini terbagi menjadi inspirasi/inhalasi dan ekspirasi/ekshalasi.

Proses inspirasi dan ekspirasi dapat terjadi akibat adanya perbedaan

tekanan gas di atmosfer dengan rongga dada. Menurut hokum fisika (Boyle) gas

akan mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke dearah yang bertekanan

rendah. Di lain pihak besarnya tekanan akan berbanding terbalik dengan volume

lingkungan/ruangan (rongga).

Respirasi Eksternal

Merupakan proses pertukaran gas (difusi) yang terjadi antara alveoli paru-

paru dengan kapiler darah sekitar alveoli. Setiap kali inspirasi, tidal memasukkan

350 ml udara segar ke dalam alveoli, sementara itu ventrikel kanan jantung akan

memompa darah “kotor” (relative mengandung oksigen yang sedikit serta

karbondioksida yang banyak sisa metabolism) melalui arteri pulmonalis menuju

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

kapiler alveoli. pO2 darah yang mengangkut sisa metabolisme di kapiler alveoli

ialah 40 mmHg sedangkan pO2 udara alveoli sebesar 100 mmHg. Karena

perbedaan tekanan ini hanya dibatasi membran yang tipis (membran alveoli-

kapiler) maka oksigen akan berdifusi dari alveoli masuk ke kapiler alveoli sampai

terjadi keseimbangan yaitu berkisar antara 95-100 mmHg.

Sebaliknya pCO2 darah kapiler alveoli adalah 46 mmHg sementara pCO2

udara alveoli adalah 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi dari darah di kapiler

alveoli masuk ke dalam alveoli sampai terjadi keseimbangan sebesar 40 mmHg.

Dengan demikian udara di alveoli akan kehilangan sebagian oksigen dan masuk

tambahan karbondioksida serta uap air.

Darah yang sudah dioksigenasi (darah bersih dengan pO2 sebesar 100

mmHg dan pCO2 sebesar 40 mmHg) akan mengslir melalui vena pulmonalis

menuju ventrikel kiri jantung untuk selanjutnya dipompakan ke seluruh tubuh

melalui aorta dan arteri. Setiap saat terjadi pertukaran gas di kapiler alveoli yang

dilakukan dari 800-1000 ml darah.

Respirasi Internal

Merupakan proses pertukaran gas (difusi) yang terjadi antara kapiler darah

dengan sel-sel jaringan. Angka pCO2 dijaringan tubuh adalah 46 mmHg (cukup

tinggi sebagai akibat hasil metabolisme) sedangkan di kapiler 40 mmHg. Oleh

karena itu karbondioksida akan berdifusi dari sel/jaringan kedalam kapiler.

Sebaliknya dengan oksigen yang memiliki tekanan parsial 95 mmhg di

kapiler sedangkan di dalam sel hanya sebesar 40 mmhg maka oksigen akan

berdifusi dari kapiler masuk ke dalam sel. Selanjutnya darah yang telah

melakukan pertukaran gas akan masuk ke vena, vena cava, atrium kanan,

ventrikel kanan dan akhirnya ditranspor ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.

Dalam percobaan kali ini kami mengukur volume udara pernafasan dengan

menggunakan Spirometer dan air. Hal pertama yang dilakukan adalah duduk

didepan spirometer lalu menghembuskan nafas pada pipa/selang yang

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

dihubungkan dengan spirometer. Kemudian dilihat letak perubahan skala pada

penyungkup spirometer dan dihitung volume udara yang telah ditiupkan.

Perubahan skala pada penyungkup spirometer terjadi karena adanya tekanan udara

yang di hembuskan. Setelah itu dilakukan percobaan yang sama dengan sikap

berdiri dan sesudah lari-lari ditempat. Hal ini dilakukan pada setiap anggota

kelompok. Setelah dilakukan percobaan, diperoleh hasil sebagai berikut :

- Pada Muqiit yang berjenis kelamin laki-laki, sebelum berolahraga pada

posisi duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,4 litres dan pada posisi

berdiri diperoleh 0,3 litres. Sedangkan Sesudah berolahraga pada posisi

duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,9 litres dan pada posisi berdiri

diperoleh 0,3 litres.

- Pada Risky yang berjenis kelamin perempuan, sebelum berolahraga pada

posisi duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,2 litres dan pada posisi

berdiri diperoleh 0,1 litres. Sedangkan Sesudah berolahraga pada posisi

duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,5 litres dan pada posisi berdiri

diperoleh 0,3 litres.

- Pada Eram yang berjenis kelamin perenpuan, sebelum berolahraga pada

posisi duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,1 litres dan pada posisi

berdiri diperoleh 0,05 liters. Sedangkan sesudah berolahraga pada posisi

duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,5 litres dan pada posisi berdiri

diperoleh 0,4 litres.

- Pada Nabila yang berjenis kelamin perempuan, sebelum berolahraga pada

posisi duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,5 liters dan pada posisi

berdiri diperoleh 0,3 litres. Sedangkan sesudah berolahraga pada posisi

duduk diperoleh perubahan skala sampai 0,8 litres dan pada posisi berdiri

diperoleh 0,4 litres.

Hal tersebut diatas terjadi karena adanya beberapa faktor yang

mempengaruhi yaitu jenis kelamin, usia, berat badan, makanan, dan asupan gizi.

Seperti pada Muqiit, dapat dilihat bahwa hembusan nafasnya lebih panjang,

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

apalagi setelah berolahraga. Sedangkan pada Risky, Eram dan Nabila yang

berjenis kelamin perempuan hembusan nafas mereka lebih rendah jika

dibandingkan dengan hembusan nafas dari Muqiit, walaupun setelah berolahraga.

Karena perbedaan jenis kelamin, laki-laki nafasnya lebih dalam sedangkan pada

perempuan walaupun nafasnya cepat tetapi pendek. Sedangkan perbedaan skala

yang ditemukan pada perempuan adalah disebabkan oleh salah satunya berat

badan. Nabila mempunyai berat badan yang jauh lebih berat daripada Risky dan

eram sehingga mempunyai skala yang lebih besar sebelum ataupaun sesudah

berolahraga. Begitu pula perbedaan skala yang diperoleh pada Risky dan Eram.

Risky mempunyai berat badan yang sedikit lebih besar daripada Eram sehingga

mempunyai skala yang lebih besar sebelum ataupaun sesudah berolahraga.

Thorax tersusun sedemikian rupa sehingga rongganya dapat membesar

dan menyusut. Ketika relaksasi maka diafragma akan menonjol ke bagian cavum

thoracicus maka udar di paru-paru akan terpompa keluar, sedangkan bila terjadi

kontraksi maka diafragma akan menonjol kebawah sehingga rongga thorax

menjadi lebih besar dan udara akan masuk ke paru-paru. Mekanisme ini disebut

dengan respirasi eksternal.

Pertukaran gas terjadi secara difusi lalu kapiler akan bersatu lagi

membentuk venul kemudian bertambah besar sehingga menjadi venapulmonalis

yang akan membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri. Proses terjadinya

pertukaran udara didalam sel dan jaringan disebut pernafasan internal.

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa

pernafasan sebelum dan sesudah berolahraga nafas kita berbeda karena normalnya

manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Saat beristirahat(tubuh

dalam keadaan tidak beraktifitas), seseorang akan menarik nafas tidal sebanyak 12

kali/menit, dengan demikian jumlah udara yang masuk adalah 12 x 500 ml yaitu

sebesar 6000 ml/menit, angka ini disebut ventilasi vulmonal. Sementara itu jumlah

udara yang akan berdifusi adalh 12 x 350 ml yaitu sebesar 4200 ml/menit, angka

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

tersebut menunjukan ventilasi alveoli. Sedangkan dalam keadaan tubuh bekerja

berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan

bisa sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus,

hemoglobin akan mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan

besar kecil tekanan udara.

B. KOMPOSISI TUBUH

1. DASAR TEORI

2. CARA KERJA

1. Dipilihlah dari kelompok anda 3 relawan, masing-masing yang harus

gemuk dan normal menurut penglihatan anda.

Timbangan berat badan dan ukurlah tinggi badan relawan, kemudian

tentukanlah berat badan menurut rumus berikut :

Berat badan ideal = (tinggi – 100) (kg)

2. Ditentukan apakah berat badan probandus ideal atau tidak

3. Ditentukan luas permukaan tubuh dengan cara menghitung Indeks

Massa Tubuh/Basa metabolic Index (IMT/BMI) masing-masing

relawan dengan menggunakan rumus :

IMT = BB(kg) / TB2(m)

4. HASIL PENGAMATAN DAN KESIMPULAN

Kegiatan II : Komposisi Tubuh

Hasil Pengamatan

Nama Usia Jenis kelamin Tinggi

badan

Berat

badan

Luas

permukaan

tubuh

BMR

Edi 20 Laki-laki 160 cm 40 kg 15,62 kg/m2 0,016

Fadly 18 Laki-laki 155 cm 49 kg 20,41 kg/m2 0,016

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

Fitra 19 Laki-laki 167 cm 53 kg 19,06 kg/m2 0,016

Imo 18 Laki-laki 161 cm 43 kg 16,60 kg/m2 0,016

Ayu 19 Perempuan 151 cm 46 kg 20,17 kg/m2 0,016

Pembahasan

Dalam percobaan kali ini kami menentukan berat badan ideal dan mencari

luas permukaan tubuh serta indeks massa tubuh(IMT) dengan menggunakan

timbangan berat badan(Kg) dan alat pengukur tinggi badan. Hal pertama yang

dilakukan adalah menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan dari setiap

anggota kelompok dan dicatat dalam table pengamatan. Dari percobaan yang

dilakukan diperoleh berat badan ideal dan luas permukaan tubuh dengan

menghitung indeks massa tubuh/basa metabolic indeks dari setiap anggota

kelompok yaitu sebagai berikut:

- Edi mempunyai berat badan 40 kg dan tinggi badan 160 cm

Berat badan ideal = 160 – 100 = 60 Kg

Maka, Edi mempunyai berat badan yang tidak ideal.

Sedangkan luas permukaan tubuh yaitu:

IMT = BB(Kg) / TB2(m)

= 40/1602 cm 2,56 m2

= 15,62 Kg/m2

Maka, jika dilihat dari ambang menurut FAO membedakan antara laki-laki

(normal = 20,1 – 25,0) dan perempuan (normal = 18,7 – 23,8), Edi

merupakan laki-laki yang mempunyai Ambang IMT tidak normal.

- Fadly mempunyai berat badan 49 kg dan tinggi badan 155 cm

Berat badan ideal = 155 – 100 = 55 Kg

Maka, berat badan Fadli tidak ideal.

Sedangkan luas permukaan tubuh yaitu :

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

IMT = BB(Kg) / TB2(m)

= 49/1552 cm 2,40 m2

= 20,41 kg/m2

Maka, jika dilihat dari ambang menurut FAO membedakan antara laki-laki

(normal = 20,1 – 25,0) dan perempuan (normal = 18,7 – 23,8), Fadli

merupakan laki-laki yang mempunyai Ambang IMT normal.

- Fitra mempunyai berat badan 53 kg dan tinggi badan 167 cm

Berat badan ideal = 167 – 100 = 67 Kg

Maka, berat badan Fitra ideal.

Sedangkan luas permukaan tubuh yaitu

IMT = BB(Kg) / TB2(m)

= 53/1672 cm 2,78 m2

= 19,06 kg/m2

Maka, jika dilihat dari ambang menurut FAO membedakan antara laki-laki

(normal = 20,1 – 25,0) dan perempuan (normal = 18,7 – 23,8), Fitra

merupakan laki-laki yang mempunyai Ambang IMT tidak normal.

- Imo mempunyai berat badan 43 kg dan tinggi badan 161

Berat badan ideal = 161 – 100 = 61 Kg

Maka, berat badan imo ideal.

Sedangkan luas permukaan tubuh yaitu :

IMT = BB(Kg) / TB2(m)

= 43/1612 cm 2,59 m2

= 16,60 kg/m2

Maka, jika dilihat dari ambang menurut FAO membedakan antara laki-laki

(normal = 20,1 – 25,0) dan perempuan (normal = 18,7 – 23,8), Imo

merupakan laki-laki yang mempunyai Ambang IMT tidak normal.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

- Ayu mempunyai berat badan 46 kg dan tinggi badan 151

Berat badan ideal = 151 – 100 = 51 Kg

Maka, berat badan Ayu tidak ideal.

Sedangkan luas permukaan tubuh yaitu :

IMT = BB(Kg) / TB2(m)

= 43/1512 cm 2,28 m2

= 20,17 kg/m2

Maka, jika dilihat dari ambang menurut FAO membedakan antara laki-laki

(normal = 20,1 – 25,0) dan perempuan (normal = 18,7 – 23,8), Ayu

merupakan perempuan yang mempunyai Ambang IMT normal.

Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa

setiap orang memiliki berat badan dan tinggi badan yang tidak sama karena

dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keturunan, usia, makanan dan juga

asupan gizi serta olahraga juga mempengaruhi. Sehingga berat badan dan luas

permukaan tubuh juga tidak sama.

C. ABSORPSI DALAM SISTEM PENCERNAAN

1. DASAR TEORI

Kelenjar Ludah: Ludah dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar ludah. Kelenjar

ludah tersebut adalah kelenjar ludah parotis, kelenjar ludah rahang bawah,

kelenjar ludah bawah lidah. Ludah yang dihasilkan dialirkan melalui saluran ludah

yang bermuara ke dalam rongga mulut. Ludah mengandung air, lendir, garam, dan

enzim ptialin.enzim ptialin berfungsi mengubah amilum menjadi gula, yaitu

maltosa dan glukosa.

Enzim: Pada dasarnya adalah protein merupakan komponen penting yang

perannya diperlukan dalam proses pencernaan makanan dan penyerapan zat-zat

makanan oleh tubuh. Dalam tubuh diproduksi tiga enzim utama yang

berhubungan dengan proses pencernaan dan penyerapan makanan, yakni lipase,

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

protease, dan amylase. Lipase merombak makanan yang mengandung lemak atau

lipid, protease merombak protein, sedangkan amylase merombak karbohidrat.

Makanan perlu dirombak menjadi dua atau lebih bagian dengan tujuan agar

mudah diserap atau diabsorbsi oleh dinding saluran pencernaan, terutama usus.

Mekanisme kerja enzim amylase :

Tanpa enzim dalam jumlah mencukupi dalam sistem pencernaan, makanan tak

dapat diserap oleh usus atau disebut dengan istilah maldigesti dan malabsorbsi.

2. CARA KERJA

1. Disediaan minimal 10 tabung reaksi masing-masing telah diisi 0,5 ml

larutan NaNO2 dan 0,5 ml larutan H2SO4.

2. Ditelanlah oleh salah seorang praktikan kapsul KI kemudian

berkumur.

3. Diperiksalah air ludah yang bersangkutan kurang lebih 4 menit setelah

menelan kapsul KI dengan cara meludahkannya pada tabung reaksi

pertama.

4. Ditetesilah tabung reaksi yang berisi air ludah tadi dengan larutan

amilum.

5. Diulangi langkah ke-3 dan ke-4 dengan interval waktu setiap 2 menit

sekali. Perhatikanlah warna larutan dalam tabung reaksi, apakah

terjadi perubahan warna? Lanjutkan kegiatan tersebut sampai larutan

menunjukan adanya perubahan warna.

6. Dicatat waktu yang menunjukan adanya perubahan warna.

3. HASIL PENGAMATAN DAN KESIMPULAN

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

Kegiatan III : Ekskresi KI dalam ludah

Hasil Pengamatan

Edi :

Tabung 1 2 3 4 5 6

Warna

Tidak

terjadi

perubahan

Tidak

terjadi

perubahan

Tidak

terjadi

perubahan

Tidak

terjadi

perubahan

Tidak

terjadi

perubahan

Tidak

terjadi

perubahan

Tabung 7 8 9 10 11

WarnaTidak terjadi

perubahan

Tidak terjadi

perubahan

Warna Ungu

muda

Warna Ungu

tua

Warna Ungu

pekat

Tabung 12 13 14 15 16

WarnaTidak terjadi

perubahan

Tidak terjadi

perubahan

Tidak terjadi

perubahan

Tidak terjadi

perubahan

Tidak terjadi

perubahan

Tabung 17 18 19 20 21

WarnaTidak terjadi

perubahan

Tidak terjadi

perubahan

Warna Ungu

muda

Warna Ungu

tua

Warna Ungu

pekat

Tabung 1 2 3 4 5 6

Warna

Tidak

terjadi

perubahan

Tidak

terjadi

perubahan

Tidak

terjadi

perubahan

Tidak

terjadi

perubahan

Tidak

terjadi

perubahan

Tidak

terjadi

perubahan

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

Ayu :

Tabung 7 8 9 10 11

WarnaTidak terjadi

perubahan

Tidak terjadi

perubahan

Warna Ungu

muda

Warna Ungu

tua

Warna Ungu

pekat

Pembahasan

Dari data yang di peroleh dari uji sampel, antara Edi (laki-laki,berbadan

kurus), dan Ayu(perempuan, berbadan ideal) kami mendapatkan data bahwa ada

perbedaan anatara mereka dalam mengabsobsi makanan yang mereka makan. Di

sini kami mengambil KI untuk mengetahui seberapa cepat sproses penyerapan

atau absobsi yang terjadi pada ke dua sampel tersebut, karena KI bila di makan

akan bereaksi dngan asam lambung serta terurai kedalam peredaran darah yang

kemudian akan masuk kekelenjar pencernaan karena kelenjar pencernaan akan

mengabsorpsi kalium karena d kelenjar air ludah terdapat 99,5% air dan ion-ion

( natrium, kalium, klorida, karbonat, fosfat, dan protein) secara otomatis bila kita

mengkonsumsi kalium maka kalium tersebut di distribusikan ke kelenjar air

ludah, karena dalam kelenjar air ludah membutuhkan kalium.

Tabung 17 18 19

WarnaWarna Ungu

muda

Warna Ungu

tua

Warna Ungu

pekat

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

Pada uji sampel berikut ini kami sengaja menggunakan kalium untuk

mengetahui kecepatan reapsorbsi dalam tubuh bila kita mengkonsusmsi kalium

secara berlebihan maka juga di kelenjar air ludah juga akan mengkonsumsi kalium

secara berlebihan, oleh sebab itu kami memanfaatkan kalium, karena kalium bila

bereaksi dengan campuran H2SO4, NaNO2 serta amilum akan berubah warna

menjadi ungu atau biru tua. Bila komposisi kalium dalam air liur meningkat maka

perubahan warna ungu semakin nyata, oleh sebab itu kami mengambill kejadian

tersebut untuk membuktikan kecepatan reabsorbsi dalam masing – masing tubuh

seseorang.

Kami mengambil sampel perempuan dan laki – laki, gemuk dan kurus atau

gabungan anatara cewek gemuk dan laki – laki kurus. Dalam percobaan ini kami

telah membuktikan bahwa kecepatan reabsorpsi dalam tubh seseorang berbeda –

beda yang di akibatkan oleh faktor – faktor antara lain :

1. Umur

Umur sangat berpengaruhi dalam proses reapsorbsi dalam tubuh karena

dalam umur atau massa usia pertumbuhan reabsorpsi akan lebih cepat di

bandingkan dengan orang yang berusia lanjut, karena pada masa – masa

pertumbuhan, sel – sel tumbuh lebih banyak dari pada di bandingkan

dengan sel – sel mati, oleh sebab itu banyak energi yang di butuhkan oleh

sel tersebut karena itu reabsorpsi akan sangat cepat.

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin juga sangat berpengaruh dalam proses reabsorpsi dalam

tubuh, oleh sebab itu tingkat keabsorsian perempuan dan laki – laki

bebeda, hal in di akibatkan oleh kecepatan reaksi sel dalam masing –

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

masing individual tersebut bebeda, pada perempuan tingka absorsiannya

lebih tinggi, karena cenderung seorang perempuan itu memiliki sel yang

lebih normal di bandingkan laki – laki, sehingga dalam percobaan yang

kami telah lakukan, perempuan lebih cepat reabsorpsinya di bandingkan

dengan laki – laki.

3. Berat badan

Dalam hal ini, komponen inilah yang menjadi kunci utama kecepatan

dalam reabsorpsi, oleh sebab itu akan terjadi kegemukan bila reabsorbsi

sangat cepat.

Dari sampel yang kami dapat dari kedua rekan kami edi dang ayu

terlihat sangat jelas perbedaan reabsorpsi keduanya.

Hasil uji dari edi :

Edi memiliki berat badan yang kurang ideal dan jenis kelamin laki – laki.

Sampel edi menghabiskan waktu 26 x 3 menit dalam proses reapsorsi KI.

Hal ini di sebabkan lambatnya proses reabsorpsi dalam tubuh sampel edi

yang di pengaruhi oleh gen, kondisi tubuh dan juga umur.

Hasil uji dari ayu :

Ayu memiliki berat badan yang cukup ideal dari pada edi, jadi dia hanya

menghabiskan waktu 19 x 3 menit dalam proses reabsorpsi KI.

Kesimpulan

Jadi, proses cepat atau lambatnya reabsorpsi yang terjadi dalam tubuh

manusia, bukan hanya di pengaruhi oleh gen atau keturunan, proses reabsorsi

dalam tubuh juga di pengaruhi oleh faktor- faktor seperti umur, berat badan, dan

jenis kelamin,sehingga itu kita harus memahami lebih ke arah yang mendalam

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA

bahwa bukan hanya faktor keturunan saja yang dapat mempengaruhinya

melainkan masih banyak hal-hal yang dapat mempengaruhinya. Sehingga itu

sangatlah baik apabila kita menjaga kestabilan tubuh kita agar proses reapsorsi

dapat sesuai dengan yang kita inginkan.

KESIMPULAN

Abdurrahmat, Asep Suriyana.2010. Anatomi Dan Fisiologi Manusia.

Universitas Negeri Gorontalo : Gorontalo

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMA