Upload
ira-gustii-r
View
82
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Praktikum AGH 200 Dasar-Dasar Agronomi
PEMUPUKAN NITROGEN PADA DUA VARIETAS KEDELAI
Oleh :
Kelompok 1 (K1N0)
1. Velicia Desyana Rakhmadina A14080013
2. Agung Putra Sinaga A14080029
3. M. Khairi Fuad A. Jambak A14080030
4. Enjoyment Akbar Siregar A44080006
5. Indah Prastiwi A44080016
6. Watson Busihara Purba F14080016
7. Jefry Hidayat F14080017
8. Nurfadilah Nasution F14080021
9. Diza Puspa Arista F14080036
10. Pramita Riskia D.P F14080038
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Anugerah-Nya. Nabi Muhammad SAW beserta para Sahabat dan
pengikutnya yang membawa dan mengajarkan risalahnya kepada umat islam
sehingga dalam penyusunan laporan ini dapat diselesaikan.
Laporan Dasar-Dasar Agronomi (AGH 200) yang disusun oleh penulis
terdiri atas tiga bagian yang berbeda, yaitu: Bagian I mengenai Identifikasi
Tanaman Perkebunan; Bagian II tentang Pembibitan Buah-Buahan; serta bagian II
mengenai Praktik Budidaya Tanaman Kedelai, yang berjudul “Pemupukan
Nitrogen Pada Dua Varietas Kedelai”.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan ini telah banyak
pihak yang membantu dan membimbing, oleh karena itu penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada para dosen dan asisten yang telah memberikan
bimbingan selama praktikum dasar-dasar agronomi, serta teman-teman mahasiswa
atas kerja samanya selama praktikum.
Penulis juga menyadari bahwa laporan ini memiliki kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi
sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Bogor, 9 Januari 2010
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Daftar Tabel 5
Daftar Gambar 6
BAGIAN I “IDENTIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN”
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 8
1.2 Tujuan 9
BAB II BAHAN DAN METODE
2.1 Waktu dan Tempat 10
2.2 Langkah Kerja 10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kelapa (Cocos nucifera) 11
3.2 Kakao (Theobroma cacao) 13
3.3 Kopi (Coffea spp) 16
3.4 Teh (Camelia sinensis) 19
3.5 Kelapa Sawit (Elaeis) 21
3.6 Karet (Hevea brasiliensis) 25
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan 30
2
4.2 Saran 30
BAGIAN II “PEMBIBITAN BUAH-BUAHAN”
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 32
1.2 Tujuan 33
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 34
BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat 37
3.2 Alat dan Bahan 37
3.3 Langkah Kerja 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 39
4.2 Pembahasan 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 41
5.2 Saran 41
BAGIAN III “PRAKTIK BUDIDAYA TANAMAN”
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 43
1.2 Tujuan 44
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 45
BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat 48
3
3.2 Alat dan Bahan 48
3.3 Langkah Kerja 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 52
4.2 Pembahasan 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 60
5.2 Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 61
4
DAFTAR TABEL
a. Keterangan persiapan lahan dan penanaman awal 52
tanaman kedelai
b. Pengamatan tinggi rata-rata (cm) tanaman kedelai 52
c. Pengamatan jumlah batang rata-rata tanaman kedelai 53
d. Pengamatan jumlah batang rata-rata tanaman kedelai 54
e. Luas Indeks Daun tanaman kedelai 54
f. Pengamatan hasil panen tanaman kedelai 55
5
DAFTAR GAMBAR
a. Kelapa (Cocos nucifera) 11
b. Kakao (Theobroma cacao) 13
c. Kopi (Coffea spp) 16
d. Teh (Camelia sinensis) 19
e. Kelapa Sawit (Elaeis) 21
f. Karet (Hevea brasiliensis) 25
6
BAGIAN I
IDENTIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN
7
IDENTIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam. Salah satunya
adalah tanaman perkebunan. Tanaman-tanaman perkebunan seperti karet, kopi,
teh, kelapa sawit, kokoa, dan kelapa dapat tumbuh dengan baik di Indonesia.
Masing-masing tanaman memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik
yang berbeda-beda ini meliputi kenampakan fisik: seperti pada daun, batang, dan
akar. Selain itu, karakteristik lain seperti kondisi iklim yang meliputu suhu dan
kelembaban, kemasaman tanah, dan lain-lain merupakan faktor eksternal yang
khas untuk setiap tanaman. Faktor-faktor ini turut mempengaruhi pertumbuhan
tanaman perkebunan dan berhubungan langsung dengan prodiktivitas tanaman
tersebut.
Selain itu, masing-masing tanaman juga memiliki kegunaan yang beraneka
ragam. Contohnya pada kopi dan teh sebagai minuman penyegar, kelapa sawit
sebagai bahan baku minyak, karet untuk bahan baku industri, dan lain-lain. Hal ini
tentu saja dapat dimanfaatkan oleh penduduk Indonesia sebagai komoditas mata
pecaharian maupun devisa negara, karena salah satu sektor penunjang kehidupan
bangsa ini bersumber dari pertanian dan perkebunan itu sendiri.
8
1.2 Tujuan
Mengidentifikasi tanaman perkebunan untuk mengetahui karakteristik dan
morfologi masing-masing tanaman.
9
BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1 Waktu dan Tempat
Waktu : Kamis, 10 Desember 2009
Tempat : Kebun Percobaan Cikabayan
2.2 Langkah Kerja
Identifikasi tanaman perkebunan dilakukan dengan pembagian peserta
(mahasiswa) menjadi beberapa kelompok kecil yang dipandu oleh asisten
praktikum untuk melakukan field trip disekitar Kebun Percobaan Cikabayan
untuk mengamati tanaman perkebunan yang meliputi: teh, karet, kokoa, kelapa
sawit, kopi, dan kelapa.
10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 KELAPA (Cocos nucifera)
Klasifikasi Kelapa:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Arecidae
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus: Cocos
Spesies: Cocos nucifera L.
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari keluarga Arecaceae. Ia adalah satu-
satunya spesies dalam genus Cocos, dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m.
Kelapa juga adalah sebutan untuk buah pohon ini yang berkulit keras dan
berdaging warna putih. Pohon kelapa biasanya tumbuh di pinggir pantai.
11
Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua
bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa menginspirasi penemuan
teknologi penyangga bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar
Udara Soekarno Hatta) oleh Sedyatmo.
Batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu
menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah. Daunnya dipakai
sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai
sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan
yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai
upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni
merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi,
dihimpun menjadi satu menjadi sapu.
Tandan bunganya, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi
semua bunga palma), dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan
dengan simbol tertentu. Bunga betinanya, disebut bluluk (bahasa Jawa), dapat
dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau
legèn (bhs. Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi
tuak.
Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian
mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar,
pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek.
Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai
bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai
bentuk kerajinan tangan.
Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat di
dinding dalam batok ("daging buah kelapa") adalah sumber penyegar populer.
Daging buah muda berwarna putih dan lunak serta biasa disajikan sebagai es
kelapa muda atau es degan. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memilki
khasiat penetral racun dan efek penyegar/penenang. Beberapa kelapa bermutasi
sehingga endapannya tidak melekat pada dinding batok melainkan tercampur
12
dengan cairan endosperma. Mutasi ini disebut (kelapa) kopyor. Daging buah tua
kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas dan cairannya dinamakan
santan. Daging buah tua ini juga dapat diambil dan dikeringkan serta menjadi
komoditi perdagangan bernilai, disebut kopra. Kopra adalah bahan baku
pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Cairan buah tua kelapa biasanya tidak
menjadi bahan minuman penyegar dan merupakan limbah industri kopra. Namun
demikian dapat dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly
yang disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman penyegar
3.2 KAKAO (Theobroma cacao)
Batang (Caulis)
Pada Theobroma cacao merupakan tanaman dengan batang berkayu
(lignosus) yaitu batang yang biasanya keras dan kuat, karena sebagian besar
terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (arbores). Tanaman coklat
merupakan pohon yaitu tumbuhan yang tinggi besar, batang berkayu dan
bercabang jauh dari permukaan tanah. Bentuk batangnya adalah bulat (teres).
Tanaman coklat mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan
keujung semakin mengecil. Cara percabangannya adalah monopodial, yaitu
batang pokok selalu tampak jelas karena lebih besar dan lebih panjang daripada
cabang-cabangnya. Arah tumbuh cabangnya adalah condong keatas (patens).
13
Tanaman coklat biasanya mempunyai tinggi sekitar 5-10 m. Warna batangnya
adalah coklat kotor.
Akar (Radix)
Tanaman coklat memiliki system akar tunggang, yaitu akar lembaga
tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang
lebih kecil. Akar pokok berasal dari akar lembaga. Akar tunggang tanaman coklat
bercabang (ramosus). Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus
ke bawah, bercabang-cabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi,
sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar pada batang, dan juga daerah
perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang
lebih banyak. Warna akarnya adalah kecoklatan.
Daun ( Folium)
Pada Theobroma cacao daunnya merupakan daun tunggal ( folium
simplex) yaitu pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja Bentuk
tangkai daunnya (petiolus) adalah bulat telur Bangun daunnya adalah
memanjang(oblongus). Pada ujung ( apex folii) dan pangkal daunnya ( basis folii)
berbentuk runcing ( acutus) yaitu kedua tepi daunnya di kanan dan kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju keatas dan pertemuaannya pada puncak daun
membentuk suatu sudut lancip. Tepi daunnya ( margo folii) berbentuk rata
(integer). Panjang daunnya adalah sekitar 10-48 cm dan lebarnya adalah 4-20 cm.
Susunan tulang daunnya ( nervatio) adalah bertulang menyirip (penninervis) yaitu
hanya mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan
merupakan terusan tangkai daun. Warna daunnya adalah hijau.
Bunga
Tanaman coklat merupakan tanaman berbunga tunggal (planta uniflora),
yaitu tanaman yang hanya menghasilkan satu bunga saja. Letak bunganya adalah
pada ujung batang (flos terminalis). Bunga pada tanaman coklat memiliki kelamin
dua (hermaproditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari maupun
14
putik. Bunga ini seringkali dinamakan bunga lengkap, karena mempunyai hiasan
bunga yang terdiri atas kelopak (calyx) dan mahkota (corolla). Kelopaknya
(calyx) berwarna putih dengan panjang 6-8 mm. kelopak ini berguna sebagai
pelindung bunga. Mahkota bunganya (corolla) mempunyai panjang 8-9 mm.
Benang sarinya (stamen) berbentuk periuk. Stamodia berwarna ungu tua. Bakal
buahnya (ovarium) beruang banyak (multilocularis) yaitu bakal buah yang
tersusun atas banyak daun buah yang berlekatan dan membentuk banyak sekat-
sekat sehingga terjadi banyak ruang-ruang. Warna bunganya adalah merah.
Buah (Fructus)
Buah pada tanaman coklat merupakan buah sungguh atau buah sejati, yaitu
buah yang terjadi dari bakal buah. Tanaman coklat merupakan buah sejati tunggal,
yaitu buah sejati yang terdiri dari satu bunga dengan satu bakal buah saja.
Tanaman coklat merupakan buah sejati tunggal yang berdaging, yaitu dinding
buahnya menjadi tebal berdaging dan kulit buahnya tebal. Buah pada tanaman
coklat termasuk dalam buah buni (bacca), yaitu buah yang dindingnya
mempunyai dua lapisan, yang terdiri dari lapisan luar yang tipis agak menjangat
atau kaku seperti kulit dan lapisan dalam yang tebal, lunak,, dan berair. Buah buni
dapat terjadi dari satu atau beberapa daun buah dengan satu atau beberapa ruang.
Panjang buahnya adalah sekitar 12-22 cm dengan warna merah.
Biji (Semen)
Bijinya berdaging dan berair. Bentuknya adalah bulat telur. Biji pada
tanaman coklat dibalut selaput putih yang tebal. Bijinya berwarna coklat.
Tumbuhan bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga. Biji ini
kelihatan jelas terdiri atas dua belahan atau dua keeping sehingga dinamakan
tumbuhan biji belah. Biji Theobroma cacao berkhasiat sebagai obat pusing, obat
wasir, obat tekanan darah rendah, obat cacing dan perangsang saraf. Untuk obat
pusing dipakai ± 15 gram serbuk biji kering Theobroma cacao, diseduh dengan
1/2 gelas air panas, diaduk sampai rata, dirninum sekaligus. Biji Theobroma
cacao mengandung alkaloida, saponin, tlavonoida dan tanin. Selain mempunyai
akar, batang dan daun tanaman coklat juga mempunyai kuncup liar yaitu kuncup-
15
kuncup yang tidak terdapat pada ujung atau ketiak daun. Letak kuncup liar ini
adalah disembarang tempat pada batang dan jika tumbuh biasanya akan
menghasilkan wiwian atau tunas air.
3.3 Kopi (Coffea spp)
Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk
dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak,
bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m. daunnya bulat
telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan pada batang,
cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak
berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang
yang sifat dan fungsinya agak berbeda.
Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai
perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami
kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya tidak di beri mulsa.
Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah
rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang
bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang
bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit
16
stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek
tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.
Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun.
Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau
cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya
tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh
tanaman-tanaman yang masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan
keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari
kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup
bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan
bergerombol.
Semenjak tanaman itu tumbuh dari bijinya, batang pokok sudah mulai tampak
dan tumbuh menjadi besar. Batang yang tumbuh dari biji disebut ”batang pokok”,
dan tumbuhnya beruas ruas. Ruas ruas nampak jelas ketika tanaman masih muda.
Pada setiap ruas tumbuhlah daun yan berhadap hadapan. Pada batang tersebut
tumbuh dua macam cabang:
Cabang yang tumbuh tegak lurus atau vertikal. cabang ini dapat mengganti
kedudukan batang bila batang patah atau dipenggal.
Cabang atau pang pang yang tumbuh kesamping atau horisontal. Cabang
ini tumbuh pada batang orthotrop yang tempat pertumbuhannya berbeda
dengan cabang vertikal. Cabang ini merupakan tempat tumbuh bunga dan
buah.
Varietas kopi merujuk kepada subspesies kopi. Biji kopi dari dua tempat yang
berbeda biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari
aroma jeruk sampai aroma tanah), kandungan kafein, rasa dan tingkat keasaman.
Ciri-ciri ini tergantung pada tempat tumbuhan kopi itu tumbuh, proses produksi
dan perbedaan genetika subspesies kopi.
Di antara sekitar 60 jenis kopi yang ada, Arabika dan Robusta merupakan dua
jenis kopi yang dikembangkan untuk kepentingan komersil dan manufaktur.
17
Robusta, termasuk jenis klasifikasi tumbuhan Canephora, tumbuh pada ketinggian
yang rendah, yaitu sekitar 800 m di bawah permukaan laut (hal tersebut juga
dipengaruhi oleh garis lintang). Jenis kopi ini mempunyai karakteristik struktur
yang kuat, serta memiliki tingkat keasaman yang rendah. Umumnya, Robusta
tumbuh di beberapa Negara seperti Vietnam, Brasil serta Indonesia. Sementara,
jenis kopi Arabika tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi, biasanya berada di
atas 800 m hingga 2500 m dari permukaan laut. Beberapa jenisnya yang terkenal
yaitu Bourbon, Tipica, Caturra, Catuai, Catimor, Mundo Novo, Colombia, dll.
Karakteristik dari kopi Arabika ini adalah aromanya yang nikmat, struktur yang
tidak besar serta memiliki keasaman yang pas. Brazil, Colombia, Ethiopia,
Amerika Tengah, Meksiko, India, serta Afrika Utara merupakan negara-negara
yang memproduksi kopi Arabika terbaik.
Pohon kopi dapat membutuhkan waktu sampai dengan 4 tahun untuk
mencapai kematangannya dan berproduksi terus selama 40 tahun jika pohon
tersebut terawat dengan baik.
Pada saat pohon kopi mulai berproduksi buah, hal tersebut membutuhkan
waktu sekitar sembilan bulan agar buah menjadi matang hingga berwarna merah
seperti 'buah ceri'. Kopi tersebut kemudian dipetik dengan tangan. Untuk kualitas
kopi yang terbaik, kopi dipetik jika telah matang serta berwarna merah ceri. Kopi
yang belum matang dibiarkan matang di dahannya hingga kemudian dapat
dipetik. Selama panen, setiap pohon harus dikunjungi untuk beberapa waktu, hal
ini merupakan metode yang membutuhkan biaya yang lumayan tinggi. Alternatif
lain adalah, para petani memprediksi/menentukan waktu panen, dan kemudian
memetik buah yang telah matang maupun yang belum matang dari pohonnya
secara serentak. Hal ini dilakukan dengan mendorongkan dahan-dahan tersebut
dengan menggunakan tangan sehingga buah-buahan jatuh ke dalam sebuah
keranjang atau pada kain terpal yang dibentangkan di bawah pohon. Metode ini
lebih efisien, namun menghasilkan kualitas yang lebih rendah secara keseluruhan.
3.4 Teh (Camelia sinensis)
18
Tanaman teh merupakan tumbuhan berdaun hijau yang termasuk dalam
keluarga Camellia yang berasal dari Cina, Tibet dan India bagian Utara. Ada dua
varietas utama tanaman teh. Varietas berdaun kecil, dikenal sebagai Camellia
sinensis, yang tumbuh dengan baik di daerah pegunungan tinggi berhawa dingin
di Cina tengah dan Jepang. Varietas berdaun lebar, dikenal sebagai Camellia
assamica, yang tumbuh paling baik di daerah beriklim tropis yang lembab, di
India bagian utara dan Szechuan dan propinsi Yunnan di Cina. Varietas assamica
daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas sinensis
daunnya lebih kecil, mempunyai daun berwarna hijau gelap, mengkilap,
berukuran kecil, dan berbunga putih. Tingginya bisa mencapai belasan meter.
Namun tanaman teh di perkebunan selalu dipangkas untuk memudahkan
pemetikan, sehingga tingginya hanya mencapai 90 – 120 cm. Mahkota tanaman
teh berbentuk kerucut.
Daunnya berbentuk jorong atau agak bulat telur terbalik/lanset. Tepi daun
bergerigi. Daun tunggal dan leteknya hampir berseling. Tulang daun menyisip.
Permukaan atas daun muda berbulu halus, sedangkan permukaan bawahnya
bulunya hanya sedikit dan ujungnya agak tumpul. Pohon kecil, karena seringnya
pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas,akan tumbuh kecil
ramping setinggi 5 – 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tegak,
berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun
tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis,
bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus,
pertulangan menyirip, panjang 6 – 18 cm, lebar 2 – 6 cm, warnanya hijau,
permukaan mengilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga
bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3 – 4 cm, warnanya putih
19
cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak,
berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat
kehitaman. Biji keras, 1 – 3. Pucuk dan daun mudayang digunakan untuk
pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek, sambungan atau
cangkokan . Tanaman teh mempunyai daun x.
Tanaman teh ditumbuhkan secara berbaris dengan jarak satu meter. Pohon
teh harus dipangkas setiap empat atau lima tahun dengan tujuan untuk
memudakan kembali dan memelihara supaya mempunyai tinggi yang tetap untuk
memudahkan para pemetik teh, memetik teh. Hal ini dikenal dengan istilah “Tabel
Pemetikan”. Kebanyakan tanaman teh memiliki fase pertumbuhan dan periode
dorman, biasanya selama musim dingin. Daun teh dipetik pada saat tunas baru
(atau “pucuk daun muda”) muncul. Pada daerah beriklim lebih panas, tanaman teh
memiliki beberapa tunas dan dapat dipetik sepanjang tahun. Pada kondisi yang
lebih dingin di dataran tinggi, memiliki musim panen tersendiri. Daun dari tunas
yang lebih awal tumbuh, umumnya pada musim semi, mempunyai kualitas yang
terbaik.Pemetikan dilakukan tergantung pada cuaca; tumbuhan baru dapat dipetik
dengan interval 7 – 12 hari selama musim pertumbuhan.
Pemanenan teh membutuhkan banyak tenaga dan tenaga kerja intesif
(antara dua sampai tiga ribu daun teh dibutuhkan untuk memproduksi hanya satu
kilo teh yang belum terproses) dan prosedur yang digunakan memerlukan
keahlian khusus. Pemetik teh, belajar mengenali dengan tepat pucuk daun mana
yang harus dipetik. Hal ini penting, untuk memastikan kelunakan daun yang
dipetik menghasilkan teh yang terbaik. Setelah pemetikan, daun teh dibawa ke
pabrik untuk diproses lebih lanjut. Lokasi perkebunan teh pada umumnya
berdekatan dengan pabriknya. Tanaman teh terutama tumbuh di daerah tropis
diantara garis balik Cancer dan Capricorn, memerlukan curah hujan hingga 1000-
1250 mm per tahun, dengan temperatur ideal antara 10 hingga 30 °C.
Tanaman teh tumbuh pada permukaan laut hingga 2400 meter.
Kebanyakan tanaman teh memiliki fase pertumbuhan dan periode dorman,
biasanya selama musim dingin. Daun teh dipetik pada saat tunas baru (atau
20
“pucuk daun muda”) muncul. Pada daerah beriklim lebih panas, tanaman teh
memiliki beberapa tunas dan dapat dipetik sepanjang tahun. Pada kondisi yang
lebih dingin di dataran tinggi, memiliki musim panen tersendiri. Daun dari tunas
yang lebih awal tumbuh, umumnya pada musim semi, mempunyai kualitas yang
terbaik.
3.5 KELAPA SAWIT (Elaeis)
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak
masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak
kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah
Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.
Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar
serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga
terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
mendapatkan tambahan aerasi.
Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun
berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak
mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan
tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah
21
umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan
menjadi mirip dengan kelapa.
Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon
(monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat
jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan
panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril
sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih
unggul digunakan sebagai tetua jantan.
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul
dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah
sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak
bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan
sendirinya.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
Mesoskarp, serabut buah
Endoskarp, cangkang pelindung inti
Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan
embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.
Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang
pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula)
dan bakal akar (radikula).
Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan
baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di
ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit
22
membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu
daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau.
Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku pembungaan dan produksi
buah sawit.
Syarat-syarat tumbuh:
- Curah hujan minimum 1000-1500 mm /tahun, terbagi merata sepanjang
tahun.
- Suhu optimal 26°C.
- Kelembaban rata-rata 75 %.
- Dapat tumbuh pada bermacam-macam tanah, asalkan gembur, aerasi dan
draenasenya baik, kaya akan humus dan tidak mempunyai lapisan padas.
- pH tanah antara 5,5 - 7,0.
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan
E. oleifera. Jenis pertama adalah yang pertama kali dan terluas dibudidayakan
orang. E. oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah
keanekaragaman sumber daya genetik.
Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang,
yang terdiri dari
Dura,
Pisifera, dan
Tenera.
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga
dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya
besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya
tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang
menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan
23
Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-
masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap
fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai
90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.
Untuk pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan.
Manfaat minyak sawit
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin,
sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak
sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan
sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu
melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai
daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang
kosmetik.
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah.
Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah
menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan
minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan
memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan
baku margarin.
Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika.
Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak
berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya
mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng,
sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang
disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan
ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan
temperatur 90°C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan
24
bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging
inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu
dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah
lumpur.
Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran
makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.
3.6 KARET (Hevea brasiliensis)
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa
jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional
adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Tanaman karet berasal
dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal dari Negara
Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia.
Padahal jauh sebelum tanaman karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai
tempat seperti: Amerika Serikat, Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon
lain yang juga menghasilkan getah Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh
dari tanaman Castillaelastica (family moraceae). Sekarang tanaman tersebut
kurang dimanfaatkan lagi getahnya karena tanaman karet telah dikenal secara luas
dan banyak dibudidayakan. Sebagai penghasil lateks tanaman karet dapat
dikatakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara besar-besaran(nazarudin
dkk1992).
25
Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi
kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam
kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk
permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan
menjadi saingan dalam industri perkaretan.
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang
cukup besar Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman
biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa
kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring
kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama
lateks. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang
tangkai daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada
ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada
sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung
meruncing. Tepinya rata dan gundul Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah.
Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang.
Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-
bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanagaman karet
merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang
tumbuh tinggi dan besar. Lebih lengkapnya, struktur botani tanaman karet ialah
tersusun sebagai berikut (APP,2008):
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brasiasiliensis
26
Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari
5000 hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Diduga kuat, tiga ikatan
pertama bersifat trans dan selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung pada lateks
pohon penghasilnya. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu
rendah ia akan mengkristal. Dengan meningkatnya suhu, karet akan mengembang,
searah dengan sumbu panjangnya. Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan
mengembang ini. Inilah al asan mengapa karet bersifat elastik.
Karet cukup baik dikembangankan di daerah lahan kering beriklim basah.
Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas
lainnya, yaitu:
(1) dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu
dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur,
(2) mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah
lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi
lahan kritis,
(3) dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan
(4) memiliki prospek harga yang cukup baik, karena kebutuhan karet dunia
semakin meningkat setelah China membuka pasar baru bagi karet Indonesia.
Syarat Pertumbuhan Karet
- Suhu udara 240C - 280C.
- Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun.
- Penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari.
- Kelembaban tinggi
- Kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas
- Tanah ber-pH 5-6 (batas toleransi 3-8).
- Ketinggian lahan 200 m dpl.
27
Lateks
Lateks adalah getah kental, seringkali mirip susu, yang dihasilkan banyak
tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Selain tumbuhan, beberapa
hifa jamur juga diketahui menghasilkan cairan kental mirip lateks.
Lateks merupakan emulsi kompleks yang mengandung protein, alkaloid,
pati, gula, (poli)terpena, minyak, tanin, resin, dan gom. Pada banyak tumbuhan
lateks biasanya berwarna putih, namun ada juga yang berwarna kuning, jingga,
atau merah.
Pada tumbuhan, lateks diproduksi oleh sel-sel yang membentuk suatu pembuluh
tersendiri, disebut pembuluh lateks. Sel-sel ini berada di sekitar pembuluh tapis
(floem) dan memiliki inti banyak dan memproduksi butiran-butiran kecil lateks di
bagian sitosolnya. Apabila jaringan pembuluh sel ini terbuka, misalnya karena
keratan, akan terjadi proses pelepasan butiran-butiran ini ke pembuluh dan keluar
sebagai getah kental. Setelah beberapa waktu, emisi ini akan berakhir akibat
persediaan lateks pada sel telah "habis".
Lateks para (Hevea brasiliensis) yang dikeringkan memiliki distribusi
berat molekul dengan dua puncak pada Mr 1.2xE+5 dan 2xE+6. Lateks para,
biasa disebut karet, selain mengandung senyawa yang disebut di atas juga
mengandung politerpena yang khas yang menyebabkan memiliki sifat-sifat yang
berbeda dari banyak lateks tumbuhan lainnya. Lateks ini sekarang dapat juga
dibuat secara sintetis oleh polimerisasi sebuah monomer yang telah diemulsi oleh
surfaktan
Lateks dibentuk pada permukaan benda-benda kecil (disebut "badan
karet") berbentuk bulat berukuran 5 nm sampai 5 μm yang banyak terdapat pada
sitosol sel-sel pembuluh lateks (modifikasi dari floem). Sebagai substratnya
adalah isopentenil difosfat (IPD) yang dihasilkan sel-sel pembuluh lateks. Dengan
bantuan katalisis dari prenil-transferase, pemanjangan terjadi pada permukaan
badan karet yang membawa suatu polipeptida berukuran 14kDa yang disebut
"rubber elongation factor" (REF). Sebagai bahan pembuatan starter, diperlukan
28
pula 3,3—dimetilalil difosfat sebagai substrat kedua. Suatu enzim isomerase
diperlukan untuk tugas ini.
Lateks diperoleh dengan melukai kulit batangnya sehingga keluar cairan
kental yang kemudian ditampung. Cairan ini keluar akibat tekanan turgor dalam
sel yang terbebaskan akibat pelukaan. Aliran berhenti apabila semua isi sel telah
"habis" dan luka tertutup oleh lateks yang membeku.Oleh karena itu, waktu
pemanenan yang tepat adalah pada jam 3-5 pagi karena pada saat itu tekanan
turgor karet tinggi sehingga akan banyak lateks yang dihasilkan.
29
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kelapa merupakan tumbuhan tropis yang setiap bagiaannya memiliki
berbagai manfaat, terutama buahnya yang bernilai ekonomis tinggi. Kelapa dapat
dimanfaatkan sebagai sabut, janur, wadah (batok) maupun makanan seperti nata
de coco. Teh adalah tumbuhan yang berasal dari Cina, Tibet dan India bagian
Utara. Teh digunakan sebagai minuman penyegar, begitu juga halnya dengan
kopi. Tanaman coklat merupakan buah sejati yang berdaging, dinding buahnya
tebal berdaging dan kulit buahnya tebal. Buah pada tanaman coklat termasuk
dalam buah buni (bacca). Tanaman coklat dapat dimanfaatkan bijinya sebagai
obat pusing maupun bahan baku makanan. Kelapa sawit dapat dimanfaatkan
sebagai minyak, baik dalam industri minyak alkohol maupun kosmetik,
sedangkan ampasnya dapat digunakan sebgai bahan baku pupuk kompos. Karet
adalah bahan baku dalam berbagai jenis industri, seperti ban untuk kendaraan.
4.2 Saran
Dalam praktikum identifikasi tanaman perkebunan ini, penulis memberi
saran agar pembagian kelompok selama identifikasi berlangsung dapat dibuat
lebih kecil lagi. Contohnya, dari tiga kelompok menjadi 5 kelompok. Agar
penjelasan yang dipaparkan oleh asisten dan dosen menjadi lebih efektif dan
mahasiswa dapat lebih fokus dalam belajar.
30
BAGIAN II
PEMBIBITAN BUAH-BUAHAN
31
PEMBIBITAN BUAH-BUAHAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sekarang ini semakin sulit untuk mendapatkan lahan yang luas untuk
pertanian. Mengatasi permasalahan tersebut salah satu kegiatan pertanian yaitu
pembibitan buah-buahan dapat dilakukan dalam wadah. Wadah tersebut memiliki
fungsi sebagai tempat penanaman sampai tanaman dewasa dan berproduksi, serta
sebagai tempat pembesaran bibit sebelum dipindahkan ke lapangan. Kali ini
wadah yang digunakan adalah wadah untk penanaman individu yang berupa
kantung plastik.
Air merupakan faktor paling penting dalam pembibitan di wadah.
Penyiraman harus dilakukan secara teratur. Pemberian hara pada tanaman juga
penting. Pemberian hara dapat bersamaan dengan pengisian wadah, penyiraman,
ataupun diberikan secara berkala pada tanaman. Pemberian hara pada pembibitan
kali ini adalah dengan pupuk kandang.
Pembibitan benih yang akan dilakukan adalah pada tanaman mahoni, jati,
srikaya, dan jambu biji. Tanaman tersebut dipilih karena dapat bermanfaat bagi
manusia. Kayu dari mahoni dan jati dapat menjadi bahan bangunan. Sedangkan
srikaya dan jambu biji merupakan salah satu buah-buahan. Mahasiswa diharapkan
dapat melakukan pembibitan ini dengan baik karena sebagai negara agraris
Indonesia memerlukan orang-orang yang ahli dalam pertanian. Budidaya tanaman
sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan manusia.
32
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan pembibitan buah-buahan dalam wadah adalah:
1. Mahasiswa dapat melakukan budidaya dalam wadah
2. Mahasiswa dapat menentukan sarana produksi yang dibutuhkan: ukuran dan
jenis wadah, kondisi bahan tanaman, jenis dan dosis serta konsentrasi pupuk.
33
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Jambu biji(Psidium guajava L.) adalah salah satu tanaman buah jenis
perdu. Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand
kemudian ke negara Asia lainnya seperti Indonesia.
Jambu biji(Psidium guajava L.) dapat tumbuh dengan baik pada iklim sebagai
berikut
1) Angin berperan dalam penyerbukan
2) Dapat tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yang
diperlukan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.
3) Dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-
28 derajat C di siang hari.
4) Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah
Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) dapat tumbuh pada semua jenis
tanah. Jambu biji (Psidium guajava L.) dapat tumbuh baik pada lahan yang subur
dan gembur serta banyak mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau pada
tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir. Derajat keasaman tanah (pH) tidak
terlalu jauh berbeda dengan tanaman lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 dan bila kurang
dari pH tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu. Jambu biji
dapat tumbuh subur pada daerah tropis dengan ketinggian antara 5-1200
m dpl.
Bibit jambu biji(Psidium guajava L.) yang ditanam ada yang tidak tumbuh
karena saat pembibitan dilakukan pada musim penghujan. Padahal untuk
pertumbuhan jambu biji(Psidium guajava L.) diperlukan cahaya matahari yang
cukup. Musim penghujan lebih cocok untuk pembentukan buah.
34
b. Sengon (Albazzia falcataria)
Tanaman Sengon (Albazzia falcataria) dapat tumbuh baik pada tanah
regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung
berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7. Tanaman sengon (Albazzia
falcataria) masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut.
Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15
hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah. Kelembaban
juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban
tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon (Albazzia falcataria)
membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.
Kondisi tanah yang cocok untuk sengon (Albazzia falcataria) adalah yang
gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandung tanah liat.
Sehubungan dengan biji sengon (Albazzia falcataria) memiliki kulit yang liat dan
tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum
benih disemaikan
Adanya biji sengon (Albazzia falcataria) yang tidak berkecambah dapat
disebabkan karena saat pembibitan biji tidak direndam terlebih dahulu.
Perendaman tersebut berguna untuk membangun perkecambahan benih.
c. Mahoni (Swietenia mahagoni)
Mahoni (Swietenia mahagoni) dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati
dan tempat-ternpat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan
sebagai pohon pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat
tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Pohon, tahunan,
tinggi 5-25 m, berakar tunggang, batangnya bulat, banyak bercabang dan kayunya
bergetah. Daunnya daun majemuk menyirip genap, helaian daun bentuknya bulat
telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, panjang 3-15 cm.
Daun muda berwarna merah, setelah tua warnanya hijau.
Bunganya bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari
ketiak daun. ibu tangkai bunga silindris, warnanya coklat muda. Kelopak bunga
35
lepas satu sama lain,.bentuknya seperti sendok, warnanya hijau. Mahkota silindris,
kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning
kecoklatan. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak,
bulat telur, berlekuk lima, warnanya coklat. Biji pipih, warnanya hitam atau
coklat. Mahoni (Swietenia mahagoni) merupakan pohon penghasil kayu keras dan
digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran,
Perbanyakan dengan biji.
Pembibitan mahoni (Swietenia mahagoni) dalam wadah tidaklah efektif.
Karena tanaman mahoni (Swietenia mahagoni) dapat tumbuh dengan baik di
dekat pantai.
d.Srikaya (Annona squamosa)
Srikaya (Annona squamosa) termasuk pohon buah-buahan kecil yang
tumbuh di tanah berbatu, kering, dan terkena cahaya matahari langsung.
Tumbuhan yang asalnya dari Hindia Barat ini akan berbuah setelah berumur 3-5
tahun. Srikaya sering ditanam di pekarangan, dibudidayakan, atau tumbuh liar,
dan bisa ditemukan sampai ketinggian 800 m dpl. Termasuk semak semi-hijau
abadi atau pohon yang meranggas mencapai 8 m tingginya. Tanaman srikaya
(Annona squamosa) ini merupakan tanaman tropis.
36
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu : Kamis, 19 November 2009
Tempat : Kebun Percobaan Cikabayan
3.2 Metode Penulisan
Penulisan laporan ini dilakukan dengan tinjauan pustaka serta
menggunakan data dari praktikum dasar-dasar agronomi.
3.3 Alat dan Bahan
Alat : Ember, cangkul, polybag ukuran 15 cm x 20 cm
Bahan : Biji mahoni (10), benih jambu biji (10), biji srikaya (10),
biji sengon (10), air, media tanam (kotoran ayam, tanah,
merang)
3.4 Langkah Kerja
Pembibitan buah-buahan dilakukan melalui tahap sebagai berikut:
1. Mengaduk bahan yang akan digunakan sebagai media tanam dengan
perbandingan 1:1:1
2. Membuat 4 lubang di polybag pada sekitar sisinya 5 cm
3. Mengisi polybag dengan media tanam hingga 3 cm di bawah ujung
atasnya, polybag diusahakan untuk berdiri tegak
4. Memasukkan benih ke media tanam
5. Benamkan benih dengan memberikan sedikit campuran tanah
37
6. Sisa sisi polybag dilipat 2 kali agar permukaan media rata.
7. Siram benih yang telah ditanam
8. Polybag diletakkan di bawa naungan dan disusun rapi
Langkah-langkah di atas dilakukan pada 3 jenis tanaman lainnya.
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel hasil pengamatan daya tumbuh pembibitan tanaman buah-buahan
Kelompok Jenis Tanaman
Mahoni Jambu Biji Sengon Srikaya
Daya Tumbuh (%)
K1N0 30 80 20 0
K1N1 20 70 50 40
K2N0 - - - -
K2N1 50 10 70 20
4.2 Pembahasan
Untuk jambu biji(Psidium guajava L.) bibit yang baik untuk perbanyakan
adalah yang berasal dari:
a) Buah yang sudah cukup tua.
b) Buahnya tidak jatuh hingga pecah.
c) Pengadaan bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin kemungkinan adanya
persarian bersilang.
Biji sengon yang dijadikan benih juga harus terjamin mutunya. Benih yang
baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-
sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang
dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai
berikut:
-Kulit bersih berwarna coklat tua
-Ukuran benih maksimum
39
-Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan
-Bentuk benih masih utuh.
Setelah melakukan pembibitan, dua minggu kemudian dilakukan
pengamatan pada bibit buah yang ditanam. Hasil yang diperoleh adalah mahoni
tumbuh sebanyak 2 pohon, jambu bij (Psidium guajava L.) sebanyak 3 pohon,
srikaya tumbuh 2 pohon, sedangkan sengon belum ada yang tumbuh.
Selama pemeliharaan tidak dilakukan penyiraman karena beberapa hari
sempat terjadi hujan. Bibit yang belum tumbuh dapat dikarenakan kesalahan saat
penanaman. Biji yang ditanam mungkin terlalu dalam diletakkan di wadah,
sehingga pertumbuhan nya terhambat. Atau justru biji yang ditanam tidak
tertutupi tanah sehingga saat hujan turun biji hanyut.
Berdasarkan hasil pengamatan mayoritas benih yang tumbuh dari seluruh
kelompok percobaan adalah benih jambu biji, sedangkan benih dengan daya
tumbuh paling kecil adalah benih srikaya.
40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tanaman jambu biji (Psidium guajava), srikaya (Annona squamosa),
mahoni (Swietenia mahagoni), serta sengon (Albazzia falcataria) merupakan
tanaman sub-tropis dan tropis. Penanaman bibit pada awal pelaksanaan sangat
penting dalam penentuan hasil produksi. Pemeliharaan dan penyiraman juga perlu
diperhatikan karena hal ini juga menentukan produksi. Secara umum bibit jambu
biji (Psidium guajava), srikaya (Annona squamosa), mahoni (Swietenia
mahagoni), serta sengon (Albazzia falcataria) tidak dapat tumbuh dengan baik
Karena kekurangan cahaya matahari. Pembibitan yang cocok adalah pada musim
kemarau yaitu bulan Juli-September. Mayoritas benih berdaya tumbuh tinggi pada
kelompok praktikum kedelai adalah, jambu biji. Sedangkan sarikaya merupakan
benih dengan daya tumbuh terendah.
5.2 Saran
Saran dari penulis untuk praktikum pembibitan buah-buahan adalah agar
alat-alat yang digunakan dapat lebih dilengkapi lagi. Banyak kelompok yang
terlambat dalam menyelesaikan penanaman benih karena alat-alat seperti ember
hanya tersedia sedikit. Sehingga tak sedikit kelompok yang harus bergantian
dalam menggunakannya.
41
BAGIAN III
PRAKTIK BUDIDAYA TANAMAN
42
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang tergantung pada penggunaan
kedelai sebagai sumber protein nabati utama. Sampai saat ini, kebutuhan kedelai
nasional masih didukung oleh impor dari negara lain seperti Amerika dan
Argentina. Hal ini menyebabkan pemboroskan devisa, serta mempengaruhi pasar
dalam negeri yang mengakibatkan kurangnya minat petani untuk menanam
kedelai, sehingga lapangan kerja dan nilai tukar petani menjadi berkurang.
Ditingkat petani, kedelai masih dianggap sebagai tanaman sampingan, tanaman
sela atau tanaman untung-untungan.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka upaya peningkatan produksi kedelai perlu
diikuti dengan usaha menyadarkan petani menjadi profesional dalam berusahatani.
Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak
memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai
bahan baku industri dan pakan ternak. Pengembangan kedelai telah memberi
kontribusi terhadap perekonomian nasional (PDB sub sektor tanaman pangan)
meskipun nilainya masih relatif kecil dibandingkan dengan komoditi tanaman
pangan lainnya.
Pembudidayaan kedelai khususnya kedelai putih, dapat mendorong petani
maupun masyarakat pada umunya untuk mengurangi ketergantungan negara akan
impor kedelai. Pembudidayaan ini dapt dilakukan dalam skala kecil berupa
petakan maupun skala besar, yaitu bekerja sama dengan pemerintah.
I.2 Tujuan
43
1. Mahasiswa mendapat pengalaman menanam kedelai.
2. Mahasiswa dapat mempelajari kebutuhan N pada kedelai.
3. Mahasiswa dapat membandingkan pertumbuhan dua varietas kedelai,
yakni Varietas Lumajang Brewok dan Varietas Anjasmara.
BAB II
44
TINJAUAN PUSTAKA
Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan salah satu tanaman polong-
polongan dari famili papilionaceae (leguminoceae). Kedelai merupakan terna
dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan
batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan
setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai dapat tumbuh
baik pada iklim panas dengan temperatur 20 °C to 30 °C (68°F to 86°F) dan
dalam kondisi tanah yang cukup luas, dengan pertumbuhan maksimum pada tanah
alluvial lembab dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Kedelai yang
ditanam di Indonesia, mayoritas merupakan jenis kedelai putih yang berasal dari
daerah Asia subtropik seperti RRC dan Jepang selatan. Kedelai putih ini
merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan
segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13
jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman
terlalu dini berbunga.
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung
jaringan endosperma. Embrio terletak diantara keping biji. Warna kulit biji
kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat
pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula
yang bundar atau bulat agak pipih. Biji kedelai yang kering akan berkecambah
bila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu
keping biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah
dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga.
Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau
berbunga putih. Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge).
Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar
cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah.
Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat
menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40
45
cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat
bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman
kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil akar tersebut
berupa koloni dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang
bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung
bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah tanam. Bakteri
bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2 yang
kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 –
6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau
tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi
terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas (semi-
indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan
mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung
batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar
dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara
bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur
sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe setengah
terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai
alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih
menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak
pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat
menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar
60% bunga rontok sebelum membentuk polong. Setiap tanaman mampu
menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning
kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-
mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.
Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk
sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun
46
majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek
dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun
berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus
(trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai
daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang
menempel di bagian bawah batang.
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun
Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena
kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Pemanfaatan utama kedelai
adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi
penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat
menjadi: tahu (tofu), tempe, susu kedelai, tauco, taosi, tepung kedelai, minyak,
dan biodiesel.
Varietas unggul kedelai Wilis paling luas ditanam oleh petani saat ini.
Varietas unggul tersebut telah dievaluasi daya hasilnya, sehingga apabila
dibudidayakan dengan benar dan baik, produktivitasnya dapat mencapai 1,5-2,0
ton/ha. Penyediaan benih kedelai yang bermutu untuk petani masih merupakan
masalah yang memerlukan pemecahan. Kebutuhan benih dengan daya tumbuh
lebih 90% adalah sekitar 45-50 kg biji/ha luas lahan. Ditingkat petani, kedelai
masih dianggap sebagai tanaman sampingan, tanaman sela atau tanaman untung-
untungan. Untuk mengatasi itu maka upaya peningkatan produksi kedelai perlu
diikuti dengan usaha menyadarkan petani menjadi profesional dalam
berusahatani.
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
47
Waktu :Praktikum dilaksanakan selama 12 minggu, dari tanggal 10
September 2009 hingga 17 Desember 2009.
Tempat : Kebun Percobaan Leuwikopo.
3.2 Alat dan Bahan
a. Bahan yang diperlukan:
1. Benih kedelai varietas Anjasmara
2. Urea (45% N), SP-18 (18% P2O5), dan KCl (60% K2O)
3. Insektisida butiran (Furadan) dan insektisida cairan (Decis, supracide, dll)
4. Fungisida (Antrasol, dithane, atau lainnya)
b. Peralatan yang diperlukan:
1. Cangkul 5. Meteran
2. Kored 6. Ember
3. Tali rafia 7. Ajir contoh dan label percobaan
4. Tugal
3.3. Langkah Kerja
A. Penanaman
1) Barisan tanaman pertama kita mulai setengah jarak tanam antar barisan dan pinggir petakan. Merentangkan dua tali bertanda jarak antar baris pada sisi Utara dan Selatan sebagai acuan baris tanaman atau gunakan ajir sebagai acuan.
48
2) Tali yang diberi tanda diikat pada 2 ajir dan kita gunakan sebagai acuan lubang tanam, digerakkan sesuai jarak antar baris (arah Timur-Barat).
3) Membuat alur tanam sedalam 4-5 cm di samping tali.
4) Kemudian kita membuat alur pupuk pada jarak sekitar 7 cm dari alur tanam dengan kedalaman alur sekitar 7 cm.
5) Mencampurkan seluruh dosis pupuk Urea, SP-18, dan KCl secara merata. Kemudian, dibagi menjadi jumlah yang sama dengan baris tanaman.
6) Menaburkan jatah pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke ujung.
7) Lalu menanam benih pada alur tanam 1 butir per lubang sesuai jarak tanam dalam baris.
8) Setelah itu, taburkan insektisida Furadan ke dalam alur dengan dosis 20 kg ha-1.
9) Kemudian kita tutup alur pupuk dan alur benih dengan baik, usahakan ditutup dengan tanah yang lembut dan gembur.
10) Memasangkan label pada petak perlakuan.
11) Menyiram air secukupnya hingga lembab pada barisan alur tanam (bila tidak ada hujan atau tanah kering).
B. Pemeliharaan
1) Menyiang dan menggemburkan tanah. Penyiangan kita lakukan pada gulma yang tumbuh dekat tanaman sekaligus untuk menggemburkan tanah dengan cangkul atupun kored.
2) Mengendalian hama penyakit. Kita lakukan penyemprotan insektisida dan fungisida sesuai dosis.
3) Memasukan dan membuang air bila tanah terlalu kering atau saat curah hujan tinggi.
C. Pengamatan
49
Selama pertumbuhan sampai panen kedelai, lakukan pengamatan peubah pertumbuhan dan komponen hasil.
Perubah pertumbuhan yang diamati:
1) Daya tumbuh benih; menghitung populasi tanaman per hektar dan per petak, pada 1 MST kita hitung jumlah benih yang tumbuh kemudian prosentasekan terhadap seluruh jumlah benih yang di tanam. Kemudian kita amati tipe perkecambahan, epigel ataupun hypogeal.
2) Pada umur 2 MST, ambil 10 tanaman contoh secara acak untuk kita amati setiap minggunya untuk peubah-peubah sebagai berikut:
a. Tinggi tanaman (cm), diukur dari tempat keping biji sampai titik tumbuh tanaman.
b. Jumlah daun trifoliate (helai), menghitung jumlah helaian daun yang telah membuka sempurna.
c. Jumlah cabang, menghitung jumlah cabang termasuk batang utama.
d. Luas daun per tanaman, pada 6 MST menentukan luas daun dari 1 tanaman contoh kemudian menghitung Indeks Luas Daun (LAI, Leaf Area Index). Liuas daun ditentukan dengan metode gravimetri, yaitu menggambar semua daun pada kertas (koran) kemudian digunting dan di timbang, timbang juga jenis kertas yang sama seluas 20 cm x 20 cm sebagai acuan.
3) Pada 3 MST dan 6 MST kita cabut satu tanaman pinggir dan amati apa terdapat bintil akar aktif atau tidak.Bintil akar aktif, bila dibelah berwarna merah muda artinya aktif memiksasi nitrogen dan jika berwarna hijau berarti belum aktif dan cokelat kehitaman berarti tidak aktif.
4) Umur tanaman kita hitung saat keluar bunga 75% populasi.
5) Kemudian kita amati keragaan morfologi tanaman yang tampak seperti bentuk dan warna daun, sudut tangkai daun, warna mahkota bunga, dan keserempakan bunga. Kita tentukan juga tipe pembungaannya, determinate, semi-determinate, atau indeterminate.
6) Kita amati juga jenis hama penyakit yang menyerang tanaman.
50
Komponen produksi diamati pada saat panen, yaitu ketika keadaan polong sudah terisi penuh namun biji masih lunak(panen sisil).
1) Pada saat panen, untuk 10 tanaman contoh kita lakukan pengukuran komponen produksi sebagai berikut:
a. Bobot brangkasan tanaman contoh. Kita cabut tanaman contoh,bersihkan akar dari tanah yang melekat, potong menjadi bagian akar dan tajuk. Timbang masing-masing bagian dan hitung rasio tajuk/akar.
b. Membuang seluruh daun dan cabang tinggalkan polong kemudian ditimbang.Bagian ini merupakan bagian marketable untuk kedelai panen rebus/sisil. Tentukan randemen bagian marketable dari total bobot tanaman.
c. Bobot polong. Semua polong kita ambil dari batang kemudian ditimbang. Kita mentukan Indeks Panen (bobot polong dibagi bobot total tanaman).
d. Menghitung jumlah polong rata-rata per tanaman. Hitung jumlah polong yang bernas dan hampa.
e. Cek umumnya berapa biji per polong?
2) Bobot per petak. Panen seluruh tanaman di petak bersih kita, selain tanaman pinggir dan baris. Daun dan pangkal batang dibuang, lalu timbang. Bobot ini ditambah dengan bobot dari 10 tanaman contoh merupakan bobot hasil panen per petak bersih, kemudian konversikan ke luasan ha.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
51
4.1 Hasil
a. Tabel keterangan persiapan lahan dan penanaman awal tanaman kedelai
Perlakua
n
Varietas Luas
Lahan (m)
Jumlah
populasi
Jumlah
tumbuh
Daya tumbuh
(%)
K1N0 Lumajang Brewok 7.20 x 9.00 1620 912 56,29
K1N1 Lumajang Brewok 7.30 x 9.50 1650 874 52,96
K2N0 Anjasmara 7.50 x 8.92 1672.5 1179 70.49
K2N1 Anjasmara 7.50 x 9.00 1687 1256 74.45
b.1 Tabel pengamatan tinggi rata-rata (cm) tanaman kedelai
Perlakuan Umur Tanaman (MST)
1 2 3 4 5 6 7
Tinggi (cm) pembulatan
K1N0 12.42 16.45 24.87 29.35 40.05 62.73 71.64
K1N1 11.95 22.40 27.17 42.65 59.15 63.86 67.85
K2N0 - 22.90 32.94 43.95 54.75 61.42 67.00
K2N1 13.40 31.22 34.90 48.10 65.20 79.74 87.27
b.2. Grafik pengamatan tinggi rata-rata tanaman kedelai
MST 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 70
102030405060708090
100
K1N0K1N1K2N0K2N1
tinng
i tan
aman
c.1 Tabel pengamatan jumlah batang rata-rata tanaman kedelai
52
Perlakuan Umur Tanaman (MST)
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah cabang (pembulatan)
K1N0 3 4 5 6 6 6 6
K1N1 - - - 3 4 4 5
K2N0 - - - 2 3 3 4
K2N1 - - - 7 8 9 11
c.2 Grafik pengamatan jumlah batang rata-rata tanaman kedelai
MST 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 70
5
10
15
20
25
30
K2N1K2N0K1N1K1N0
jum
lah
bat
ang
d.1 Tabel pengamatan jumlah daun rata-rata tanaman kedelai
Perlakuan Umur Tanaman (MST)
1 2 3 4 5 6 7
Jumlah daun (pembulatan)
K1N0 2 4 7 13 17 19 21
K1N1 1 4 5 10 18 22 24
K2N0 - 4 7 10 15 18 20
K2N1 5 9 12 19 17 17 21
d.2 Grafik pengamatan jumlah daun rata-rata tanaman kedelai
53
MST 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7
0
5
10
15
20
25
30
K1N0K1N1K2N0K2N1Ju
mla
h da
un
e. Tabel Luas Indeks Daun tanaman kedelai
Perlakuan Bobot kertas
jiplakan
Bobot kertas
sample
Luas indeks daun (cm2)
K1N0 9.25 2.99 1237.46
K1N1 10.90 2.99 1458.19
K2N0 9.31 1.94 1247.73
K2N1 13.67 5.06 1696.07
f. Tabel pengamatan hasil panen tanaman kedelai
Perlakuan A B C D E F G H
K1N0 0.28 0.81 2.08 1.41 44.40 5.00 39.40 53.50
K1N1 0.21 1.15 2.36 1.49 48.90 2.70 46.80 62.50
K2N0 7.05 - 65.61 51.09 52.30 3.40 48.90 70.52
K2N1 6.70 - 65.40 45.50 - - 44.50 -
Keterangan tabel :
A : Bobot akar (gram) E : Jumlah polong
B : Bobot daun (gram) F : Jumlah polong hampa
54
C : Bobot polong+batang (gram) G : Jumlah polong bernas
D : Bobot polong H : Bobot per petak (kg)
4.2 Pembahasan
Kedelai yang ditanam dalam praktikum Dasar-Dasar Agronomi ini adalah
jenis kedelai putih, meliputi Varietas Lumajang Brewok dan Varietas Anjasmara.
Pada kedua varietas kedelai ini akan diamati pengaruh pemberian pupuk N pada
masing-masing varietas. Varietas Lumajang Brewok (K1N0) ditanam tanpa
diberikan pupuk N, sedangkan Lumajang Brewok (K1N1) ditanam dengan
dipupuk sebanyak 45 kg N/ha. Begitu juga pada Varietas Anjasmara, K2N0 tidak
dipupuk N dan K2N1 dipupuk N dengan dosis yang sama dengan Lumajang
Brewok. Selain pupuk N (dalam hal ini digunakan Urea), semua petak percobaan
dan perlakuan menggunakan pupuk yang sama, yaitu SP-18 dengan dosis 200
kg/ha serta KCl 150 kg/ha.
Praktikum ini berlangsung selama 12 (dua belas) minggu, dimulai dari
peoses persiapan lahan hingga panen. Persiapan lahan meliputi pembersihan lahan
dari gulma, serta pengukuran lahan. Setelah lahan siap, minggu berikutnya
kemudian dilakukan proses penanaman benih dengan jarak tanam 10 cm x 40 cm.
Setiap lubang tanam terdapat satu benih kedelai. Lubang tanam ini juga diberikan
furadan agar benih aman dari gangguan semut. Pada minggu berikutnya, benih
kedelai yang ditanam tersebut dihitung daya tumbuh setelah berkecambah.
Apabila pada barisan tanaman banyak benih yang tidak tumbuh, maka
dilaksanakan penyulaman untuk menanam benih-benih yang baru. Pemeliharaan
tetap dilaksanakan untuk mencegah tumbuhnya gulma dan tertutupnya saluran air
di sekitar petak percobaan.
Pengamatan tanaman dimulai pada minggu keempat, yaitu dengan
penetapan 10 (sepuluh) tanaman sample secara acak yang mewakili seluruh
petakan. Tanaman sample ini dipilih dari bagian tengah petak percobaan, bukan
55
dari barisan pinggir tanaman petak. Hal tersebut dikarenakan untuk mencegah
gangguan yang mungkin terpapar pada tanaman tepi tersebut, seperti human
error. Kesepuluh tanaman sample tersebut diberikan nomor untuk memudahkan
pengamatan dan identifikasi setiap minggunya.
Tanaman sample diamati selama 7 (tujuh) minggu. Meliputi tinggi
tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang yang dapat dilihat perkembangannya
pada tabel diatas. Daun kedelai berbentuk trifoliate, jumlah helaian yang dihitung
adalah daun yang telah membuka sempurna. Bunga kedelai keluar hingga
mencapai 75% populasi terjadi pada minggu praktikum keenam, atau 4 MST.
Lumajang Brewok merupakan varietas dengan warna bunga ungu, sedangkan
varietas Anjasmara memiliki bunga berwarna putih.
Pada minggu ini (minggu ke-6), tanaman kedelai juga mulai terlihat
terserang oleh hama penyakit. Hama penyakit yang menyerang tanaman kedelai
adalah jenis virus mozaik kedelai. Virus ini menyebabkan kedelai bermutasi, yang
mengakibatkan daun serta batang kedelai menjadi tumbuh abnormal. Daun tidak
lagi berbentuk trifoliate, namun menjadi tetrafoliate maupun tunggal. Batang
memiliki percabangan yang tidak teratur, melilit batang lainnya dan berukuran
lebih kecil. Virus ini kemungkinan terbawa oleh angin maupun air. Selain virus
mozaik kedelai, tanaman ini rentan terkena karat kedelai (Phakopsora pachyrhizi).
Hal ini terlihat dari daun yang memiliki bercak kecoklatan seperti karat.
Pada minggu praktikum ke sembilan, dilakukan pengambilan tanaman tepi
(pinggir) untuk diidentifikasi munculnya bintil-bintil akar, dan menghitung indeks
luas daun. Bintil akar tanaman kedelai yang telah aktif berwarna merah apabila
ditekan. Sedangkan yang belum aktif masih berwarna putih. Dari beberapa
tanaman yang kami “cabut” dari tanah, menunjukkan bahwa mayoritas dari bintil-
bintil akar itu telah aktif.
Indeks luas daun diperoleh setelah seluruh daun dari contoh tanaman tepi
diambil dan dicetak di atas kertas, cara ini disebut dengan metode gravimetri.
Kertas yang telah tercetak bentuk daun, lalu digunting sesuai dengan bentuknya.
Kertas ini kemudian ditimbang dan dilakukan perbandingan dengan bobot kertas
56
utuh ukuran 20 cm x 20 cm. Dari hasil ini dapat diperoleh indeks luas daun.
Indeks luas daun memiliki korelasi dengan besarnya proses fotosintesis yang
dilakukan oleh tanaman. Semakin tinggi indeks luas daun maka semakin aktif
sebuah tanaman dalam melakukan proses fotosintesis.
Panen dilaksanakan pada minggu ke dua belas praktikum. Panen tidak
dilakukan pada tanaman tepi, hanya pada tanaman dalam petak bersih. Kemudian
seluruh tanaman petak bersih di potong daun-daun, pangkal batang, serta akarnya
untuk di timbang hingga mendapatkan bobot per petak. Pada sepuluh tanaman
sample dihitung bobot akar, bobot daun, bobot brangkasan, bobot polong, jumlah
polong bernas, jumlah polong hampa dan jumlah biji per polong pada umumnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa daya tumbuh atau kecambah
pada kedelai Varietas Anjasmara lebih besar daripada Lumajang Brewok.
Presentase daya tumbuh yang mencapai 70 % mengindikasikan bahwa kedelai
Varietas Anjasmara lebih unggul dibandingkan dengan Lumajang Brewok, pada
kepadatan populasi yang hampir sama. Selain lebih unggul dalam hal daya
tumbuh, Varietas Anjasmara dapat tumbuh lebih tinggi daripada Lumajang
Brewok dan mendapatkan sinar matahari yang lebih baik. Secara umum, jumlah
daun Anjasmara tergolong lebih sedikit jika dibandingkan dengan Lumajang
Brewok. Namun hal tersebut tidak berarti luas indeks daun dari Anjasmara
menjadi lebih kecil. Hal yang terjadi justru kebalikannya. Varietas Anjasmara
memiliki luas indeks daun yang lebih besar. Mengapa dapat terjadi hal yang
demikian? Mungkin dikarenakan oleh ukuran daun yang lebih besar, walaupun
kuantitasnya sedikit. Luas indeks daun juga mempengaruhi produktivitas
tanaman. Terlihat bahwa Anjasmara dengan LID lebih besar menghasilkan polong
dalam jumlah yang lebih besar pula.
Antar Varietas Anjasmara, terdapat perbedaan perlakuan. Untuk K1NO,
tidak diberikan pupuk nitrogen. Berdasarkan data yang kami peroleh, terdapat
suatu hubungan yang sinergis antara ketersediaan N tanah dengan produktivitas
dari tanaman kedelai tersebut. K1N0 ternyata menunjukkan produktivitas yang
lebih rendah dari K1N1 yang telah diberikan pupuk nitrogen. Baik dalam hal
tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun, bobot hasil panen berupa
57
brangkasan dan polong menginterpretasikan hasil yang lebih rendah dengan
sesama varietasnya.
Kejadian ini dapat dikaitkan dengan terbatasnya suplay nitrogen yang
tersedia bagi tanaman, walaupun telah terdapat bintil akar yang berfungsi untuk
menambatkan nitrogen. Unsur nitrogen berperan dalam penusunan semua protein,
klorofil dan asam-asam nukleat, serta berperan penting dalam pembentukan
koenzim. Nitrogen juga memacu pertumbuhan tanaman secara umum, terutama
fase vegetatif (Kemas, 2004).
Terbatasnya produktivitas dari kedelai perlakuan K1N0 tidak hanya
mengenai inefisiensi nitrogen saja, tetapi banyak faktor pembatas dan penghambat
lainnya, seperti :
Varietas dan benih yang ditanam memiliki mutu lebih rendah dari varietas
lainnya.
Populasi tanaman yang dipanen setiap petak hampir optimal sehingga hasil
lebih rendah dari yang seharusnya dapat dicapai.
Penyiapan lahan petakan dengan drainase yang kurang baik.
Pengendalian gulma yang jarang dilakukan, apalagi bila tanaman mulai
tinggi. Pembersihan gulma manjadi sulit untuk diterapkan.
Pengendalian hama penyakit belum efektif dan sering terlambat.
Hambatan-hambatan tersebut bersifat internal. Sedangkan hambatan
eksternal seperti kurangnya pengetahuan mahasiswa praktikan merupakan salah
satu faktor penentu dalam keberhasilan penanaman kedelai. Mulai dari kesalahan
acak seperti ketidakseragaman jarak tanam, hingga jumlah pupuk yang tidak tepat
sama untuk setiap baris tanam.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Praktikum “Pemupukan Nitrogen pada Dua Varietas Kedelai”
memperoleh hasil yang cukup memuaskan. Kedelai Varietas Anjasmara terlihat
lebih unggul dalam hal hasil panen (polong) daripada kedelai Varietas Lumajang
Brewok. Pada kedelai Lumajang Brewok sendiri, produktivitas terendah terdapat
pada K1N0, yaitu kedelai tanpa pemupukan N. Berdasarkan hal tersebut, pupuk N
memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam pertumbuhan tanaman
59
kedelai, yang meliputi peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah batang,
luas indeks daun, maupun hasil panen secara keseluruhan; jika dibandingkan
dengan tanaman kedelai tanpa pemupukan nitrogen.
5.2 Saran
Saran dari penulis mengenai praktikum budidaya tanaman adalah agar
waktu praktikum dapat lebih diefisienkan lagi. Karena banyak dari praktikan yang
mempunyai jadwal kuliah setelah praktikum dasar-dasar agronomi. Tak jarang
mereka terlambat, dan izin untuk memundurkan jadwal perkuliahan setelah
praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Aak. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius : Yogyakarta.
Ali Hanafiah, Kemas. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Press: Jakarta.
Heru, Didit & Andoko, Agus 2009. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet (Revisi).
Agromedia Pustaka.
Susanto. 1995. Tanaman Kakao; Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanisius :
Yogyakarta.
Warisno. 2003. Budidaya Kelapa Genjah. Kanisius : Yogyakarta.
60
http://id.wikipedia.org/wiki/ Karet [31 Desember 2009]
http://id.wikipedia.org/wiki/ K edelai [2 Januari 2010]
http://id.wikipedia.org/wiki/ Kelapa [31 Desember 2009]
http://distan.kalselprov.go.id/index2.php?hal=main&act=detailteknologi&id=2
[2 Januari 2010]
http://elearning.unej.ac.id/courses/PNU1705/document/babIklpswt.doc?
cidReq=PNU17 [31 Desember 2009]
http://regionalinvestment.com/sipid/id/userfiles/.../ kakao _profilsingkat
[30 Desember 2009]
ht tp://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya- karet .html [30 Desember
2009]
http://74.125.39.104/search?q=cache:Py9coGHF9IQJ:fitagri.com/kelapa_sawit/
kelapa_sawit_main.html+kelapa+sawit+tenera&hl=de&ct=clnk&cd=13&gl=de&l
r=lang_id&client=firefox-a -0 [30 Desember 2009]
61