88
Laporan Praktikum AGH 200 Dasar-Dasar Agronomi PEMUPUKAN NITROGEN PADA DUA VARIETAS KEDELAI Oleh : Kelompok 1 (K1N0) 1. Velicia Desyana Rakhmadina A14080013 2. Agung Putra Sinaga A14080029 3. M. Khairi Fuad A. Jambak A14080030 4. Enjoyment Akbar Siregar A44080006 5. Indah Prastiwi A44080016 6. Watson Busihara Purba F14080016 7. Jefry Hidayat F14080017 8. Nurfadilah Nasution F14080021 9. Diza Puspa Arista F14080036 10. Pramita Riskia D.P F14080038 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

laporan-praktikum-dasgron

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan-praktikum-dasgron

Laporan Praktikum AGH 200 Dasar-Dasar Agronomi

PEMUPUKAN NITROGEN PADA DUA VARIETAS KEDELAI

Oleh :

Kelompok 1 (K1N0)

1. Velicia Desyana Rakhmadina A14080013

2. Agung Putra Sinaga A14080029

3. M. Khairi Fuad A. Jambak A14080030

4. Enjoyment Akbar Siregar A44080006

5. Indah Prastiwi A44080016

6. Watson Busihara Purba F14080016

7. Jefry Hidayat F14080017

8. Nurfadilah Nasution F14080021

9. Diza Puspa Arista F14080036

10. Pramita Riskia D.P F14080038

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: laporan-praktikum-dasgron

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan Anugerah-Nya. Nabi Muhammad SAW beserta para Sahabat dan

pengikutnya yang membawa dan mengajarkan risalahnya kepada umat islam

sehingga dalam penyusunan laporan ini dapat diselesaikan.

Laporan Dasar-Dasar Agronomi (AGH 200) yang disusun oleh penulis

terdiri atas tiga bagian yang berbeda, yaitu: Bagian I mengenai Identifikasi

Tanaman Perkebunan; Bagian II tentang Pembibitan Buah-Buahan; serta bagian II

mengenai Praktik Budidaya Tanaman Kedelai, yang berjudul “Pemupukan

Nitrogen Pada Dua Varietas Kedelai”.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan ini telah banyak

pihak yang membantu dan membimbing, oleh karena itu penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada para dosen dan asisten yang telah memberikan

bimbingan selama praktikum dasar-dasar agronomi, serta teman-teman mahasiswa

atas kerja samanya selama praktikum.

Penulis juga menyadari bahwa laporan ini memiliki kekurangan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun demi

sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Bogor, 9 Januari 2010

Penulis

1

Page 3: laporan-praktikum-dasgron

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Daftar Tabel 5

Daftar Gambar 6

BAGIAN I “IDENTIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN”

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 8

1.2 Tujuan 9

BAB II BAHAN DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat 10

2.2 Langkah Kerja 10

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Kelapa (Cocos nucifera) 11

3.2 Kakao (Theobroma cacao) 13

3.3 Kopi (Coffea spp) 16

3.4 Teh (Camelia sinensis) 19

3.5 Kelapa Sawit (Elaeis) 21

3.6 Karet (Hevea brasiliensis) 25

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan 30

2

Page 4: laporan-praktikum-dasgron

4.2 Saran 30

BAGIAN II “PEMBIBITAN BUAH-BUAHAN”

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 32

1.2 Tujuan 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 34

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat 37

3.2 Alat dan Bahan 37

3.3 Langkah Kerja 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 39

4.2 Pembahasan 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 41

5.2 Saran 41

BAGIAN III “PRAKTIK BUDIDAYA TANAMAN”

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 43

1.2 Tujuan 44

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 45

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat 48

3

Page 5: laporan-praktikum-dasgron

3.2 Alat dan Bahan 48

3.3 Langkah Kerja 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil 52

4.2 Pembahasan 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 60

5.2 Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 61

4

Page 6: laporan-praktikum-dasgron

DAFTAR TABEL

a. Keterangan persiapan lahan dan penanaman awal 52

tanaman kedelai

b. Pengamatan tinggi rata-rata (cm) tanaman kedelai 52

c. Pengamatan jumlah batang rata-rata tanaman kedelai 53

d. Pengamatan jumlah batang rata-rata tanaman kedelai 54

e. Luas Indeks Daun tanaman kedelai 54

f. Pengamatan hasil panen tanaman kedelai 55

5

Page 7: laporan-praktikum-dasgron

DAFTAR GAMBAR

a. Kelapa (Cocos nucifera) 11

b. Kakao (Theobroma cacao) 13

c. Kopi (Coffea spp) 16

d. Teh (Camelia sinensis) 19

e. Kelapa Sawit (Elaeis) 21

f. Karet (Hevea brasiliensis) 25

6

Page 8: laporan-praktikum-dasgron

BAGIAN I

IDENTIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN

7

Page 9: laporan-praktikum-dasgron

IDENTIFIKASI TANAMAN PERKEBUNAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negeri yang kaya akan sumber daya alam. Salah satunya

adalah tanaman perkebunan. Tanaman-tanaman perkebunan seperti karet, kopi,

teh, kelapa sawit, kokoa, dan kelapa dapat tumbuh dengan baik di Indonesia.

Masing-masing tanaman memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik

yang berbeda-beda ini meliputi kenampakan fisik: seperti pada daun, batang, dan

akar. Selain itu, karakteristik lain seperti kondisi iklim yang meliputu suhu dan

kelembaban, kemasaman tanah, dan lain-lain merupakan faktor eksternal yang

khas untuk setiap tanaman. Faktor-faktor ini turut mempengaruhi pertumbuhan

tanaman perkebunan dan berhubungan langsung dengan prodiktivitas tanaman

tersebut.

Selain itu, masing-masing tanaman juga memiliki kegunaan yang beraneka

ragam. Contohnya pada kopi dan teh sebagai minuman penyegar, kelapa sawit

sebagai bahan baku minyak, karet untuk bahan baku industri, dan lain-lain. Hal ini

tentu saja dapat dimanfaatkan oleh penduduk Indonesia sebagai komoditas mata

pecaharian maupun devisa negara, karena salah satu sektor penunjang kehidupan

bangsa ini bersumber dari pertanian dan perkebunan itu sendiri.

8

Page 10: laporan-praktikum-dasgron

1.2 Tujuan

Mengidentifikasi tanaman perkebunan untuk mengetahui karakteristik dan

morfologi masing-masing tanaman.

9

Page 11: laporan-praktikum-dasgron

BAB II

BAHAN DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat

Waktu : Kamis, 10 Desember 2009

Tempat : Kebun Percobaan Cikabayan

2.2 Langkah Kerja

Identifikasi tanaman perkebunan dilakukan dengan pembagian peserta

(mahasiswa) menjadi beberapa kelompok kecil yang dipandu oleh asisten

praktikum untuk melakukan field trip disekitar Kebun Percobaan Cikabayan

untuk mengamati tanaman perkebunan yang meliputi: teh, karet, kokoa, kelapa

sawit, kopi, dan kelapa.

10

Page 12: laporan-praktikum-dasgron

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 KELAPA (Cocos nucifera)

Klasifikasi Kelapa:

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

                     Sub Kelas: Arecidae

                         Ordo: Arecales

                             Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan)

                                 Genus: Cocos

                                     Spesies: Cocos nucifera L.

Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari keluarga Arecaceae. Ia adalah satu-

satunya spesies dalam genus Cocos, dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m.

Kelapa juga adalah sebutan untuk buah pohon ini yang berkulit keras dan

berdaging warna putih. Pohon kelapa biasanya tumbuh di pinggir pantai.

11

Page 13: laporan-praktikum-dasgron

Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua

bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa menginspirasi penemuan

teknologi penyangga bangunan Cakar Ayam (dipakai misalnya pada Bandar

Udara Soekarno Hatta) oleh Sedyatmo.

Batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu

menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah. Daunnya dipakai

sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai

sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan

yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai

upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni

merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi,

dihimpun menjadi satu menjadi sapu.

Tandan bunganya, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi

semua bunga palma), dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan

dengan simbol tertentu. Bunga betinanya, disebut bluluk (bahasa Jawa), dapat

dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau

legèn (bhs. Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi

tuak.

Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian

mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar,

pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek.

Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai

bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai

bentuk kerajinan tangan.

Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat di

dinding dalam batok ("daging buah kelapa") adalah sumber penyegar populer.

Daging buah muda berwarna putih dan lunak serta biasa disajikan sebagai es

kelapa muda atau es degan. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memilki

khasiat penetral racun dan efek penyegar/penenang. Beberapa kelapa bermutasi

sehingga endapannya tidak melekat pada dinding batok melainkan tercampur

12

Page 14: laporan-praktikum-dasgron

dengan cairan endosperma. Mutasi ini disebut (kelapa) kopyor. Daging buah tua

kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas dan cairannya dinamakan

santan. Daging buah tua ini juga dapat diambil dan dikeringkan serta menjadi

komoditi perdagangan bernilai, disebut kopra. Kopra adalah bahan baku

pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Cairan buah tua kelapa biasanya tidak

menjadi bahan minuman penyegar dan merupakan limbah industri kopra. Namun

demikian dapat dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly

yang disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman penyegar

3.2 KAKAO (Theobroma cacao)

Batang (Caulis)

Pada Theobroma cacao merupakan tanaman dengan batang berkayu

(lignosus) yaitu batang yang biasanya keras dan kuat, karena sebagian besar

terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (arbores). Tanaman coklat

merupakan pohon yaitu tumbuhan yang tinggi besar, batang berkayu dan

bercabang jauh dari permukaan tanah. Bentuk batangnya adalah bulat (teres).

Tanaman coklat mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan

keujung semakin mengecil. Cara percabangannya adalah monopodial, yaitu

batang pokok selalu tampak jelas karena lebih besar dan lebih panjang daripada

cabang-cabangnya. Arah tumbuh cabangnya adalah condong keatas (patens).

13

Page 15: laporan-praktikum-dasgron

Tanaman coklat biasanya mempunyai tinggi sekitar 5-10 m. Warna batangnya

adalah coklat kotor.

Akar (Radix)

Tanaman coklat memiliki system akar tunggang, yaitu akar lembaga

tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang

lebih kecil. Akar pokok berasal dari akar lembaga. Akar tunggang tanaman coklat

bercabang (ramosus). Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus

ke bawah, bercabang-cabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi,

sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar pada batang, dan juga daerah

perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang

lebih banyak. Warna akarnya adalah kecoklatan.

Daun ( Folium) 

Pada Theobroma cacao daunnya merupakan daun tunggal ( folium

simplex) yaitu pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja Bentuk

tangkai daunnya (petiolus) adalah bulat telur Bangun daunnya adalah

memanjang(oblongus). Pada ujung ( apex folii) dan pangkal daunnya ( basis folii)

berbentuk runcing ( acutus) yaitu kedua tepi daunnya di kanan dan kiri ibu tulang

sedikit demi sedikit menuju keatas dan pertemuaannya pada puncak daun

membentuk suatu sudut lancip. Tepi daunnya ( margo folii) berbentuk rata

(integer). Panjang daunnya adalah sekitar 10-48 cm dan lebarnya adalah 4-20 cm.

Susunan tulang daunnya ( nervatio) adalah bertulang menyirip (penninervis) yaitu

hanya mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan

merupakan terusan tangkai daun. Warna daunnya adalah hijau.

Bunga

Tanaman coklat merupakan tanaman berbunga tunggal (planta uniflora),

yaitu tanaman yang hanya menghasilkan satu bunga saja. Letak bunganya adalah

pada ujung batang (flos terminalis). Bunga pada tanaman coklat memiliki kelamin

dua (hermaproditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari maupun

14

Page 16: laporan-praktikum-dasgron

putik. Bunga ini seringkali dinamakan bunga lengkap, karena mempunyai hiasan

bunga yang terdiri atas kelopak (calyx) dan mahkota (corolla). Kelopaknya

(calyx) berwarna putih dengan panjang 6-8 mm. kelopak ini berguna sebagai

pelindung bunga. Mahkota bunganya (corolla) mempunyai panjang 8-9 mm.

Benang sarinya (stamen) berbentuk periuk. Stamodia berwarna ungu tua. Bakal

buahnya (ovarium) beruang banyak (multilocularis) yaitu bakal buah yang

tersusun atas banyak daun buah yang berlekatan dan membentuk banyak sekat-

sekat sehingga terjadi banyak ruang-ruang. Warna bunganya adalah merah.

Buah (Fructus)

Buah pada tanaman coklat merupakan buah sungguh atau buah sejati, yaitu

buah yang terjadi dari bakal buah. Tanaman coklat merupakan buah sejati tunggal,

yaitu buah sejati yang terdiri dari satu bunga dengan satu bakal buah saja.

Tanaman coklat merupakan buah sejati tunggal yang berdaging, yaitu dinding

buahnya menjadi tebal berdaging dan kulit buahnya tebal. Buah pada tanaman

coklat termasuk dalam buah buni (bacca), yaitu buah yang dindingnya

mempunyai dua lapisan, yang terdiri dari lapisan luar yang tipis agak menjangat

atau kaku seperti kulit dan lapisan dalam yang tebal, lunak,, dan berair. Buah buni

dapat terjadi dari satu atau beberapa daun buah dengan satu atau beberapa ruang.

Panjang buahnya adalah sekitar 12-22 cm dengan warna merah.

Biji (Semen)

Bijinya berdaging dan berair. Bentuknya adalah bulat telur. Biji pada

tanaman coklat dibalut selaput putih yang tebal. Bijinya berwarna coklat.

Tumbuhan bijinya mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga. Biji ini

kelihatan jelas terdiri atas dua belahan atau dua keeping sehingga dinamakan

tumbuhan biji belah. Biji Theobroma cacao berkhasiat sebagai obat pusing, obat

wasir, obat tekanan darah rendah, obat cacing dan perangsang saraf. Untuk obat

pusing dipakai ± 15 gram serbuk biji kering Theobroma cacao, diseduh dengan

1/2 gelas air panas, diaduk sampai rata, dirninum sekaligus. Biji Theobroma

cacao mengandung alkaloida, saponin, tlavonoida dan tanin. Selain mempunyai

akar, batang dan daun tanaman coklat juga mempunyai kuncup liar yaitu kuncup-

15

Page 17: laporan-praktikum-dasgron

kuncup yang tidak terdapat pada ujung atau ketiak daun. Letak kuncup liar ini

adalah disembarang tempat pada batang dan jika tumbuh biasanya akan

menghasilkan wiwian atau tunas air.

3.3 Kopi (Coffea spp)

Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk

dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak,

bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m. daunnya bulat

telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan pada batang,

cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak

berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang

yang sifat dan fungsinya agak berbeda.

Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai

perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami

kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya tidak di beri mulsa.

Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah

rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang

bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang

bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit

16

Page 18: laporan-praktikum-dasgron

stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek

tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.

Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun.

Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau

cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya

tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh

tanaman-tanaman yang masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan

keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari

kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup

bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan

bergerombol.

Semenjak tanaman itu tumbuh dari bijinya, batang pokok sudah mulai tampak

dan tumbuh menjadi besar. Batang yang tumbuh dari biji disebut ”batang pokok”,

dan tumbuhnya beruas ruas. Ruas ruas nampak jelas ketika tanaman masih muda.

Pada setiap ruas tumbuhlah daun yan berhadap hadapan. Pada batang tersebut

tumbuh dua macam cabang:

Cabang yang tumbuh tegak lurus atau vertikal. cabang ini dapat mengganti

kedudukan batang bila batang patah atau dipenggal.

Cabang atau pang pang yang tumbuh kesamping atau horisontal. Cabang

ini tumbuh pada batang orthotrop yang tempat pertumbuhannya berbeda

dengan cabang vertikal. Cabang ini merupakan tempat tumbuh bunga dan

buah.

Varietas kopi merujuk kepada subspesies kopi. Biji kopi dari dua tempat yang

berbeda biasanya juga memiliki karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari

aroma jeruk sampai aroma tanah), kandungan kafein, rasa dan tingkat keasaman.

Ciri-ciri ini tergantung pada tempat tumbuhan kopi itu tumbuh, proses produksi

dan perbedaan genetika subspesies kopi.

Di antara sekitar 60 jenis kopi yang ada, Arabika dan Robusta merupakan dua

jenis kopi yang dikembangkan untuk kepentingan komersil dan manufaktur.

17

Page 19: laporan-praktikum-dasgron

Robusta, termasuk jenis klasifikasi tumbuhan Canephora, tumbuh pada ketinggian

yang rendah, yaitu sekitar 800 m di bawah permukaan laut (hal tersebut juga

dipengaruhi oleh garis lintang). Jenis kopi ini mempunyai karakteristik struktur

yang kuat, serta memiliki tingkat keasaman yang rendah. Umumnya, Robusta

tumbuh di beberapa Negara seperti Vietnam, Brasil serta Indonesia. Sementara,

jenis kopi Arabika tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi, biasanya berada di

atas 800 m hingga 2500 m dari permukaan laut.  Beberapa jenisnya yang terkenal

yaitu Bourbon, Tipica, Caturra, Catuai, Catimor, Mundo Novo, Colombia, dll.

Karakteristik dari kopi Arabika ini adalah aromanya yang nikmat, struktur yang

tidak besar serta memiliki keasaman yang pas. Brazil, Colombia, Ethiopia,

Amerika Tengah, Meksiko, India, serta Afrika Utara merupakan negara-negara

yang memproduksi kopi Arabika terbaik.

Pohon kopi dapat membutuhkan waktu sampai dengan 4 tahun untuk

mencapai kematangannya dan berproduksi terus selama 40 tahun jika pohon

tersebut terawat dengan baik.

Pada saat pohon kopi mulai berproduksi buah, hal tersebut membutuhkan

waktu sekitar sembilan bulan agar buah menjadi matang hingga berwarna merah

seperti 'buah ceri'. Kopi tersebut kemudian dipetik dengan tangan. Untuk kualitas

kopi yang terbaik, kopi dipetik jika telah matang serta berwarna merah ceri. Kopi

yang belum matang dibiarkan matang di dahannya hingga kemudian dapat

dipetik.  Selama panen, setiap pohon harus dikunjungi untuk beberapa waktu, hal

ini merupakan metode yang membutuhkan biaya yang lumayan tinggi. Alternatif

lain adalah, para petani  memprediksi/menentukan waktu panen, dan kemudian

memetik buah yang telah matang maupun yang belum matang dari pohonnya

secara serentak. Hal ini dilakukan dengan mendorongkan dahan-dahan tersebut

dengan menggunakan tangan sehingga buah-buahan jatuh ke dalam sebuah

keranjang atau pada kain terpal yang dibentangkan di bawah pohon. Metode ini

lebih efisien, namun menghasilkan kualitas yang lebih rendah secara keseluruhan. 

3.4 Teh (Camelia sinensis)

18

Page 20: laporan-praktikum-dasgron

Tanaman teh merupakan tumbuhan berdaun hijau yang termasuk dalam

keluarga Camellia yang berasal dari Cina, Tibet dan India bagian Utara. Ada dua

varietas utama tanaman teh. Varietas berdaun kecil, dikenal sebagai Camellia

sinensis, yang tumbuh dengan baik di daerah pegunungan tinggi berhawa dingin

di Cina tengah dan Jepang. Varietas berdaun lebar, dikenal sebagai Camellia

assamica, yang tumbuh paling baik di daerah beriklim tropis yang lembab, di

India bagian utara dan Szechuan dan propinsi Yunnan di Cina. Varietas assamica

daunnya agak besar dengan ujung yang runcing, sedangkan varietas sinensis

daunnya lebih kecil, mempunyai daun berwarna hijau gelap, mengkilap,

berukuran kecil, dan berbunga putih. Tingginya bisa mencapai belasan meter.

Namun tanaman teh di perkebunan selalu dipangkas untuk memudahkan

pemetikan, sehingga tingginya hanya mencapai 90 – 120 cm. Mahkota tanaman

teh berbentuk kerucut.

Daunnya berbentuk jorong atau agak bulat telur terbalik/lanset. Tepi daun

bergerigi. Daun tunggal dan leteknya hampir berseling. Tulang daun menyisip.

Permukaan atas daun muda berbulu halus, sedangkan permukaan bawahnya

bulunya hanya sedikit dan ujungnya agak tumpul. Pohon kecil, karena seringnya

pemangkasan maka tampak seperti perdu. Bila tidak dipangkas,akan tumbuh kecil

ramping setinggi 5 – 10 m, dengan bentuk tajuk seperti kerucut. Batang tegak,

berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun

tunggal, bertangkai pendek, letak berseling, helai daun kaku seperti kulit tipis,

bentuknya elips memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus,

pertulangan menyirip, panjang 6 – 18 cm, lebar 2 – 6 cm, warnanya hijau,

permukaan mengilap. Bunga di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga

bergabung menjadi satu, berkelamin dua, garis tengah 3 – 4 cm, warnanya putih

19

Page 21: laporan-praktikum-dasgron

cerah dengan kepala sari berwarna kuning, harum. Buahnya buah kotak,

berdinding tebal, pecah menurut ruang, masih muda hijau setelah tua cokelat

kehitaman. Biji keras, 1 – 3. Pucuk dan daun mudayang digunakan untuk

pembuatan minuman teh. Perbanyakan dengan biji, setek, sambungan atau

cangkokan . Tanaman teh mempunyai daun x.

Tanaman teh ditumbuhkan secara berbaris dengan jarak satu meter. Pohon

teh harus dipangkas setiap empat atau lima tahun dengan tujuan untuk

memudakan kembali dan memelihara supaya mempunyai tinggi yang tetap untuk

memudahkan para pemetik teh, memetik teh. Hal ini dikenal dengan istilah “Tabel

Pemetikan”. Kebanyakan tanaman teh memiliki fase pertumbuhan dan periode

dorman, biasanya selama musim dingin. Daun teh dipetik pada saat tunas baru

(atau “pucuk daun muda”) muncul. Pada daerah beriklim lebih panas, tanaman teh

memiliki beberapa tunas dan dapat dipetik sepanjang tahun. Pada kondisi yang

lebih dingin di dataran tinggi, memiliki musim panen tersendiri. Daun dari tunas

yang lebih awal tumbuh, umumnya pada musim semi, mempunyai kualitas yang

terbaik.Pemetikan dilakukan tergantung pada cuaca; tumbuhan baru dapat dipetik

dengan interval 7 – 12 hari selama musim pertumbuhan.

Pemanenan teh membutuhkan banyak tenaga dan tenaga kerja intesif

(antara dua sampai tiga ribu daun teh dibutuhkan untuk memproduksi hanya satu

kilo teh yang belum terproses) dan prosedur yang digunakan memerlukan

keahlian khusus. Pemetik teh, belajar mengenali dengan tepat pucuk daun mana

yang harus dipetik. Hal ini penting, untuk memastikan kelunakan daun yang

dipetik menghasilkan teh yang terbaik. Setelah pemetikan, daun teh dibawa ke

pabrik untuk diproses lebih lanjut. Lokasi perkebunan teh pada umumnya

berdekatan dengan pabriknya. Tanaman teh terutama tumbuh di daerah tropis

diantara garis balik Cancer dan Capricorn, memerlukan curah hujan hingga 1000-

1250 mm per tahun, dengan temperatur ideal antara 10 hingga 30 °C.

Tanaman teh tumbuh pada permukaan laut hingga 2400 meter.

Kebanyakan tanaman teh memiliki fase pertumbuhan dan periode dorman,

biasanya selama musim dingin. Daun teh dipetik pada saat tunas baru (atau

20

Page 22: laporan-praktikum-dasgron

“pucuk daun muda”) muncul. Pada daerah beriklim lebih panas, tanaman teh

memiliki beberapa tunas dan dapat dipetik sepanjang tahun. Pada kondisi yang

lebih dingin di dataran tinggi, memiliki musim panen tersendiri. Daun dari tunas

yang lebih awal tumbuh, umumnya pada musim semi, mempunyai kualitas yang

terbaik.

3.5 KELAPA SAWIT (Elaeis)

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak

masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya

menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama

dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak

kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah

Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.

Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar

serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga

terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk

mendapatkan tambahan aerasi.

Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun

berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak

mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan

tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah

21

Page 23: laporan-praktikum-dasgron

umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan

menjadi mirip dengan kelapa.

Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon

(monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat

jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan

panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.

Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril

sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih

unggul digunakan sebagai tetua jantan.

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah

tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul

dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah

sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak

bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan

sendirinya.

Buah terdiri dari tiga lapisan:

Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

Mesoskarp, serabut buah

Endoskarp, cangkang pelindung inti

Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan

embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi.

Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang

pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula)

dan bakal akar (radikula).

Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan

baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di

ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit

22

Page 24: laporan-praktikum-dasgron

membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu

daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau.

Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku pembungaan dan produksi

buah sawit.

Syarat-syarat tumbuh:

- Curah hujan minimum 1000-1500 mm /tahun, terbagi merata sepanjang

tahun.

- Suhu optimal 26°C.

- Kelembaban rata-rata 75 %.

- Dapat tumbuh pada bermacam-macam tanah, asalkan gembur, aerasi dan

draenasenya baik, kaya akan humus dan tidak mempunyai lapisan padas.

- pH tanah antara 5,5 - 7,0.

Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan

E. oleifera. Jenis pertama adalah yang pertama kali dan terluas dibudidayakan

orang. E. oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah

keanekaragaman sumber daya genetik.

Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang,

yang terdiri dari

Dura,

Pisifera, dan

Tenera.

Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga

dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya

besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya

tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang

menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan

23

Page 25: laporan-praktikum-dasgron

Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-

masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap

fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai

90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.

Untuk pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan.

Manfaat minyak sawit

Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin,

sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak

sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keuunggulan

sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu

melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai

daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang

kosmetik.

Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah.

Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah

menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan

minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan

memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan

baku margarin.

Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika.

Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak

berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya

mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng,

sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang

disebut bungkil itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan

ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang.

Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan

temperatur 90°C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan

24

Page 26: laporan-praktikum-dasgron

bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging

inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu

dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah

lumpur.

Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran

makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.

3.6 KARET (Hevea brasiliensis)

Karet adalah polimer hidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa

jenis tumbuhan. Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional

adalah para atau Hevea brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Tanaman karet berasal

dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal dari Negara

Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia.

Padahal jauh sebelum tanaman karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai

tempat seperti: Amerika Serikat, Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon

lain yang juga menghasilkan getah Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh

dari tanaman Castillaelastica (family moraceae). Sekarang tanaman tersebut

kurang dimanfaatkan lagi getahnya karena tanaman karet telah dikenal secara luas

dan banyak dibudidayakan. Sebagai penghasil lateks tanaman karet dapat

dikatakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara besar-besaran(nazarudin

dkk1992).

25

Page 27: laporan-praktikum-dasgron

Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi

kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam

kedokteran (guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk

permen karet (chicle). Karet industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan

menjadi saingan dalam industri perkaretan.

Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang

cukup besar Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman

biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa

kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring

kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama

lateks. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang

tangkai daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada

ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada

sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung

meruncing. Tepinya rata dan gundul Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah.

Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang.

Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-

bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanagaman karet

merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang

tumbuh tinggi dan besar. Lebih lengkapnya, struktur botani tanaman karet ialah

tersusun sebagai berikut (APP,2008):

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Hevea

Spesies : Hevea brasiasiliensis

26

Page 28: laporan-praktikum-dasgron

Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang tersusun dari

5000 hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang. Diduga kuat, tiga ikatan

pertama bersifat trans dan selanjutnya cis. Senyawa ini terkandung pada lateks

pohon penghasilnya. Pada suhu normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu

rendah ia akan mengkristal. Dengan meningkatnya suhu, karet akan mengembang,

searah dengan sumbu panjangnya. Penurunan suhu akan mengembalikan keadaan

mengembang ini. Inilah al asan mengapa karet bersifat elastik.

Karet cukup baik dikembangankan di daerah lahan kering beriklim basah.

Tanaman karet memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas

lainnya, yaitu:

(1) dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu

dipanen hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur,

(2) mampu membentuk ekologi hutan, yang pada umumnya terdapat pada daerah

lahan kering beriklim basah, sehingga karet cukup baik untuk menanggulangi

lahan kritis,

(3) dapat memberikan pendapatan harian bagi petani yang mengusahakannya, dan

(4) memiliki prospek harga yang cukup baik, karena kebutuhan karet dunia

semakin meningkat setelah China membuka pasar baru bagi karet Indonesia.

Syarat Pertumbuhan Karet

- Suhu udara 240C - 280C.

- Curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun.

- Penyinaran matahari antara 5-7 jam/hari.

- Kelembaban tinggi

- Kondisi tanah subur, dapat meneruskan air dan tidak berpadas

- Tanah ber-pH 5-6 (batas toleransi 3-8).

- Ketinggian lahan 200 m dpl.

27

Page 29: laporan-praktikum-dasgron

Lateks

Lateks adalah getah kental, seringkali mirip susu, yang dihasilkan banyak

tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Selain tumbuhan, beberapa

hifa jamur juga diketahui menghasilkan cairan kental mirip lateks.

Lateks merupakan emulsi kompleks yang mengandung protein, alkaloid,

pati, gula, (poli)terpena, minyak, tanin, resin, dan gom. Pada banyak tumbuhan

lateks biasanya berwarna putih, namun ada juga yang berwarna kuning, jingga,

atau merah.

Pada tumbuhan, lateks diproduksi oleh sel-sel yang membentuk suatu pembuluh

tersendiri, disebut pembuluh lateks. Sel-sel ini berada di sekitar pembuluh tapis

(floem) dan memiliki inti banyak dan memproduksi butiran-butiran kecil lateks di

bagian sitosolnya. Apabila jaringan pembuluh sel ini terbuka, misalnya karena

keratan, akan terjadi proses pelepasan butiran-butiran ini ke pembuluh dan keluar

sebagai getah kental. Setelah beberapa waktu, emisi ini akan berakhir akibat

persediaan lateks pada sel telah "habis".

Lateks para (Hevea brasiliensis) yang dikeringkan memiliki distribusi

berat molekul dengan dua puncak pada Mr 1.2xE+5 dan 2xE+6. Lateks para,

biasa disebut karet, selain mengandung senyawa yang disebut di atas juga

mengandung politerpena yang khas yang menyebabkan memiliki sifat-sifat yang

berbeda dari banyak lateks tumbuhan lainnya. Lateks ini sekarang dapat juga

dibuat secara sintetis oleh polimerisasi sebuah monomer yang telah diemulsi oleh

surfaktan

Lateks dibentuk pada permukaan benda-benda kecil (disebut "badan

karet") berbentuk bulat berukuran 5 nm sampai 5 μm yang banyak terdapat pada

sitosol sel-sel pembuluh lateks (modifikasi dari floem). Sebagai substratnya

adalah isopentenil difosfat (IPD) yang dihasilkan sel-sel pembuluh lateks. Dengan

bantuan katalisis dari prenil-transferase, pemanjangan terjadi pada permukaan

badan karet yang membawa suatu polipeptida berukuran 14kDa yang disebut

"rubber elongation factor" (REF). Sebagai bahan pembuatan starter, diperlukan

28

Page 30: laporan-praktikum-dasgron

pula 3,3—dimetilalil difosfat sebagai substrat kedua. Suatu enzim isomerase

diperlukan untuk tugas ini.

Lateks diperoleh dengan melukai kulit batangnya sehingga keluar cairan

kental yang kemudian ditampung. Cairan ini keluar akibat tekanan turgor dalam

sel yang terbebaskan akibat pelukaan. Aliran berhenti apabila semua isi sel telah

"habis" dan luka tertutup oleh lateks yang membeku.Oleh karena itu, waktu

pemanenan yang tepat adalah pada jam 3-5 pagi karena pada saat itu tekanan

turgor karet tinggi sehingga akan banyak lateks yang dihasilkan.

29

Page 31: laporan-praktikum-dasgron

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kelapa merupakan tumbuhan tropis yang setiap bagiaannya memiliki

berbagai manfaat, terutama buahnya yang bernilai ekonomis tinggi. Kelapa dapat

dimanfaatkan sebagai sabut, janur, wadah (batok) maupun makanan seperti nata

de coco. Teh adalah tumbuhan yang berasal dari Cina, Tibet dan India bagian

Utara. Teh digunakan sebagai minuman penyegar, begitu juga halnya dengan

kopi. Tanaman coklat merupakan buah sejati yang berdaging, dinding buahnya

tebal berdaging dan kulit buahnya tebal. Buah pada tanaman coklat termasuk

dalam buah buni (bacca). Tanaman coklat dapat dimanfaatkan bijinya sebagai

obat pusing maupun bahan baku makanan. Kelapa sawit dapat dimanfaatkan

sebagai minyak, baik dalam industri minyak alkohol maupun kosmetik,

sedangkan ampasnya dapat digunakan sebgai bahan baku pupuk kompos. Karet

adalah bahan baku dalam berbagai jenis industri, seperti ban untuk kendaraan.

4.2 Saran

Dalam praktikum identifikasi tanaman perkebunan ini, penulis memberi

saran agar pembagian kelompok selama identifikasi berlangsung dapat dibuat

lebih kecil lagi. Contohnya, dari tiga kelompok menjadi 5 kelompok. Agar

penjelasan yang dipaparkan oleh asisten dan dosen menjadi lebih efektif dan

mahasiswa dapat lebih fokus dalam belajar.

30

Page 32: laporan-praktikum-dasgron

BAGIAN II

PEMBIBITAN BUAH-BUAHAN

31

Page 33: laporan-praktikum-dasgron

PEMBIBITAN BUAH-BUAHAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sekarang ini semakin sulit untuk mendapatkan lahan yang luas untuk

pertanian. Mengatasi permasalahan tersebut salah satu kegiatan pertanian yaitu

pembibitan buah-buahan dapat dilakukan dalam wadah. Wadah tersebut memiliki

fungsi sebagai tempat penanaman sampai tanaman dewasa dan berproduksi, serta

sebagai tempat pembesaran bibit sebelum dipindahkan ke lapangan. Kali ini

wadah yang digunakan adalah wadah untk penanaman individu yang berupa

kantung plastik.

Air merupakan faktor paling penting dalam pembibitan di wadah.

Penyiraman harus dilakukan secara teratur. Pemberian hara pada tanaman juga

penting. Pemberian hara dapat bersamaan dengan pengisian wadah, penyiraman,

ataupun diberikan secara berkala pada tanaman. Pemberian hara pada pembibitan

kali ini adalah dengan pupuk kandang.

Pembibitan benih yang akan dilakukan adalah pada tanaman mahoni, jati,

srikaya, dan jambu biji. Tanaman tersebut dipilih karena dapat bermanfaat bagi

manusia. Kayu dari mahoni dan jati dapat menjadi bahan bangunan. Sedangkan

srikaya dan jambu biji merupakan salah satu buah-buahan. Mahasiswa diharapkan

dapat melakukan pembibitan ini dengan baik karena sebagai negara agraris

Indonesia memerlukan orang-orang yang ahli dalam pertanian. Budidaya tanaman

sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan manusia.

32

Page 34: laporan-praktikum-dasgron

1.2 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan pembibitan buah-buahan dalam wadah adalah:

1. Mahasiswa dapat melakukan budidaya dalam wadah

2. Mahasiswa dapat menentukan sarana produksi yang dibutuhkan: ukuran dan

jenis wadah, kondisi bahan tanaman, jenis dan dosis serta konsentrasi pupuk.

33

Page 35: laporan-praktikum-dasgron

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Jambu biji(Psidium guajava L.) adalah salah satu tanaman buah jenis

perdu. Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand

kemudian ke negara Asia lainnya seperti Indonesia.

Jambu biji(Psidium guajava L.) dapat tumbuh dengan baik pada iklim sebagai

berikut

1) Angin berperan dalam penyerbukan

2) Dapat tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yang

diperlukan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun.

3) Dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu sekitar 23-

28 derajat C di siang hari.

4) Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah

Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) dapat tumbuh pada semua jenis

tanah. Jambu biji (Psidium guajava L.) dapat tumbuh baik pada lahan yang subur

dan gembur serta banyak mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau pada

tanah yang keadaan liat dan sedikit pasir. Derajat keasaman tanah (pH) tidak

terlalu jauh berbeda dengan tanaman lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 dan bila kurang

dari pH tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu. Jambu biji

dapat tumbuh subur pada daerah tropis dengan ketinggian antara 5-1200

m dpl.

Bibit jambu biji(Psidium guajava L.) yang ditanam ada yang tidak tumbuh

karena saat pembibitan dilakukan pada musim penghujan. Padahal untuk

pertumbuhan jambu biji(Psidium guajava L.) diperlukan cahaya matahari yang

cukup. Musim penghujan lebih cocok untuk pembentukan buah.

34

Page 36: laporan-praktikum-dasgron

b. Sengon (Albazzia falcataria)

Tanaman Sengon (Albazzia falcataria) dapat tumbuh baik pada tanah

regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung

berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7. Tanaman sengon (Albazzia

falcataria) masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut.

Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15

hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah. Kelembaban

juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban

tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon (Albazzia falcataria)

membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.

Kondisi tanah yang cocok untuk sengon (Albazzia falcataria) adalah yang

gembur dan subur, tidak berbatu/kerikil, tidak mengandung tanah liat.

Sehubungan dengan biji sengon (Albazzia falcataria) memiliki kulit yang liat dan

tebal serta segera berkecambah apabila dalam keadaan lembab, maka sebelum

benih disemaikan

Adanya biji sengon (Albazzia falcataria) yang tidak berkecambah dapat

disebabkan karena saat pembibitan biji tidak direndam terlebih dahulu.

Perendaman tersebut berguna untuk membangun perkecambahan benih.

c. Mahoni (Swietenia mahagoni)

Mahoni (Swietenia mahagoni) dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati

dan tempat-ternpat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan

sebagai pohon pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat

tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Pohon, tahunan,

tinggi 5-25 m, berakar tunggang, batangnya bulat, banyak bercabang dan kayunya

bergetah. Daunnya daun majemuk menyirip genap, helaian daun bentuknya bulat

telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, panjang 3-15 cm.

Daun muda berwarna merah, setelah tua warnanya hijau.

Bunganya bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari

ketiak daun. ibu tangkai bunga silindris, warnanya coklat muda. Kelopak bunga

35

Page 37: laporan-praktikum-dasgron

lepas satu sama lain,.bentuknya seperti sendok, warnanya hijau. Mahkota silindris,

kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning

kecoklatan. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak,

bulat telur, berlekuk lima, warnanya coklat. Biji pipih, warnanya hitam atau

coklat. Mahoni (Swietenia mahagoni) merupakan pohon penghasil kayu keras dan

digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran,

Perbanyakan dengan biji.

Pembibitan mahoni (Swietenia mahagoni) dalam wadah tidaklah efektif.

Karena tanaman mahoni (Swietenia mahagoni) dapat tumbuh dengan baik di

dekat pantai.

d.Srikaya (Annona squamosa)

Srikaya (Annona squamosa) termasuk pohon buah-buahan kecil yang

tumbuh di tanah berbatu, kering, dan terkena cahaya matahari langsung.

Tumbuhan yang asalnya dari Hindia Barat ini akan berbuah setelah berumur 3-5

tahun. Srikaya sering ditanam di pekarangan, dibudidayakan, atau tumbuh liar,

dan bisa ditemukan sampai ketinggian 800 m dpl. Termasuk semak semi-hijau

abadi atau pohon yang meranggas mencapai 8 m tingginya. Tanaman srikaya

(Annona squamosa) ini merupakan tanaman tropis.

36

Page 38: laporan-praktikum-dasgron

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : Kamis, 19 November 2009

Tempat : Kebun Percobaan Cikabayan

3.2 Metode Penulisan

Penulisan laporan ini dilakukan dengan tinjauan pustaka serta

menggunakan data dari praktikum dasar-dasar agronomi.

3.3 Alat dan Bahan

Alat : Ember, cangkul, polybag ukuran 15 cm x 20 cm

Bahan : Biji mahoni (10), benih jambu biji (10), biji srikaya (10),

biji sengon (10), air, media tanam (kotoran ayam, tanah,

merang)

3.4 Langkah Kerja

Pembibitan buah-buahan dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

1. Mengaduk bahan yang akan digunakan sebagai media tanam dengan

perbandingan 1:1:1

2. Membuat 4 lubang di polybag pada sekitar sisinya 5 cm

3. Mengisi polybag dengan media tanam hingga 3 cm di bawah ujung

atasnya, polybag diusahakan untuk berdiri tegak

4. Memasukkan benih ke media tanam

5. Benamkan benih dengan memberikan sedikit campuran tanah

37

Page 39: laporan-praktikum-dasgron

6. Sisa sisi polybag dilipat 2 kali agar permukaan media rata.

7. Siram benih yang telah ditanam

8. Polybag diletakkan di bawa naungan dan disusun rapi

Langkah-langkah di atas dilakukan pada 3 jenis tanaman lainnya.

38

Page 40: laporan-praktikum-dasgron

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel hasil pengamatan daya tumbuh pembibitan tanaman buah-buahan

Kelompok Jenis Tanaman

Mahoni Jambu Biji Sengon Srikaya

Daya Tumbuh (%)

K1N0 30 80 20 0

K1N1 20 70 50 40

K2N0 - - - -

K2N1 50 10 70 20

4.2 Pembahasan

Untuk jambu biji(Psidium guajava L.) bibit yang baik untuk perbanyakan

adalah yang berasal dari:

a) Buah yang sudah cukup tua.

b) Buahnya tidak jatuh hingga pecah.

c) Pengadaan bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin kemungkinan adanya

persarian bersilang.

Biji sengon yang dijadikan benih juga harus terjamin mutunya. Benih yang

baik adalah benih yang berasal dari induk tanaman sengon yang memiliki sifat-

sifat genetik yang baik, bentuk fisiknya tegak lurus dan tegar, tidak menjadi inang

dari hama ataupun penyakit. Ciri-ciri penampakan benih sengon yang baik sebagai

berikut:

-Kulit bersih berwarna coklat tua

-Ukuran benih maksimum

39

Page 41: laporan-praktikum-dasgron

-Tenggelam dalam air ketika benih direndam, dan

-Bentuk benih masih utuh.

Setelah melakukan pembibitan, dua minggu kemudian dilakukan

pengamatan pada bibit buah yang ditanam. Hasil yang diperoleh adalah mahoni

tumbuh sebanyak 2 pohon, jambu bij (Psidium guajava L.) sebanyak 3 pohon,

srikaya tumbuh 2 pohon, sedangkan sengon belum ada yang tumbuh.

Selama pemeliharaan tidak dilakukan penyiraman karena beberapa hari

sempat terjadi hujan. Bibit yang belum tumbuh dapat dikarenakan kesalahan saat

penanaman. Biji yang ditanam mungkin terlalu dalam diletakkan di wadah,

sehingga pertumbuhan nya terhambat. Atau justru biji yang ditanam tidak

tertutupi tanah sehingga saat hujan turun biji hanyut.

Berdasarkan hasil pengamatan mayoritas benih yang tumbuh dari seluruh

kelompok percobaan adalah benih jambu biji, sedangkan benih dengan daya

tumbuh paling kecil adalah benih srikaya.

40

Page 42: laporan-praktikum-dasgron

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tanaman jambu biji (Psidium guajava), srikaya (Annona squamosa),

mahoni (Swietenia mahagoni), serta sengon (Albazzia falcataria) merupakan

tanaman sub-tropis dan tropis. Penanaman bibit pada awal pelaksanaan sangat

penting dalam penentuan hasil produksi. Pemeliharaan dan penyiraman juga perlu

diperhatikan karena hal ini juga menentukan produksi. Secara umum bibit jambu

biji (Psidium guajava), srikaya (Annona squamosa), mahoni (Swietenia

mahagoni), serta sengon (Albazzia falcataria) tidak dapat tumbuh dengan baik

Karena kekurangan cahaya matahari. Pembibitan yang cocok adalah pada musim

kemarau yaitu bulan Juli-September. Mayoritas benih berdaya tumbuh tinggi pada

kelompok praktikum kedelai adalah, jambu biji. Sedangkan sarikaya merupakan

benih dengan daya tumbuh terendah.

5.2 Saran

Saran dari penulis untuk praktikum pembibitan buah-buahan adalah agar

alat-alat yang digunakan dapat lebih dilengkapi lagi. Banyak kelompok yang

terlambat dalam menyelesaikan penanaman benih karena alat-alat seperti ember

hanya tersedia sedikit. Sehingga tak sedikit kelompok yang harus bergantian

dalam menggunakannya.

41

Page 43: laporan-praktikum-dasgron

BAGIAN III

PRAKTIK BUDIDAYA TANAMAN

42

Page 44: laporan-praktikum-dasgron

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang tergantung pada penggunaan

kedelai sebagai sumber protein nabati utama. Sampai saat ini, kebutuhan kedelai

nasional masih didukung oleh impor dari negara lain seperti Amerika dan

Argentina. Hal ini menyebabkan pemboroskan devisa, serta mempengaruhi pasar

dalam negeri yang mengakibatkan kurangnya minat petani untuk menanam

kedelai, sehingga lapangan kerja dan nilai tukar petani menjadi berkurang.

Ditingkat petani, kedelai masih dianggap sebagai tanaman sampingan, tanaman

sela atau tanaman untung-untungan. 

Untuk mengatasi hal tersebut, maka upaya peningkatan   produksi kedelai  perlu

diikuti dengan usaha menyadarkan petani menjadi profesional dalam berusahatani.

Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak

memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi juga sebagai

bahan baku industri dan pakan ternak.  Pengembangan kedelai telah memberi

kontribusi terhadap perekonomian nasional (PDB sub sektor tanaman pangan)

meskipun nilainya masih relatif kecil dibandingkan dengan komoditi tanaman

pangan lainnya.

Pembudidayaan kedelai khususnya kedelai putih, dapat mendorong petani

maupun masyarakat pada umunya untuk mengurangi ketergantungan negara akan

impor kedelai. Pembudidayaan ini dapt dilakukan dalam skala kecil berupa

petakan maupun skala besar, yaitu bekerja sama dengan pemerintah.

I.2 Tujuan

43

Page 45: laporan-praktikum-dasgron

1. Mahasiswa mendapat pengalaman menanam kedelai.

2. Mahasiswa dapat mempelajari kebutuhan N pada kedelai.

3. Mahasiswa dapat membandingkan pertumbuhan dua varietas kedelai,

yakni Varietas Lumajang Brewok dan Varietas Anjasmara.

BAB II

44

Page 46: laporan-praktikum-dasgron

TINJAUAN PUSTAKA

Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) merupakan salah satu tanaman polong-

polongan dari famili papilionaceae (leguminoceae). Kedelai merupakan terna

dikotil semusim dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan

batang berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan

setengah merambat dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai dapat tumbuh

baik pada iklim panas dengan temperatur 20 °C to 30 °C (68°F to 86°F) dan

dalam kondisi tanah yang cukup luas, dengan pertumbuhan maksimum pada tanah

alluvial lembab dengan kandungan bahan organik yang tinggi. Kedelai yang

ditanam di Indonesia, mayoritas merupakan jenis kedelai putih yang berasal dari

daerah Asia subtropik seperti RRC dan Jepang selatan. Kedelai putih ini

merupakan tanaman hari-pendek dengan waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan

segera berbunga apabila pada masa siap berbunga panjang hari kurang dari 13

jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di daerah tropika, karena tanaman

terlalu dini berbunga.

Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung

jaringan endosperma. Embrio terletak diantara keping biji. Warna kulit biji

kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat

pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula

yang bundar atau bulat agak pipih. Biji kedelai yang kering akan berkecambah

bila memperoleh air yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu

keping biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah

dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga.

Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau

berbunga putih. Kecambah kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge).

Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk akar-akar

cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh dari permukaan tanah.

Jika kelembapan tanah turun, akar akan berkembang lebih ke dalam agar dapat

menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40

45

Page 47: laporan-praktikum-dasgron

cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat

bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara, akar tanaman

kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil akar tersebut

berupa koloni dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang

bersimbiosis secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung

bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah tanam. Bakteri

bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2 yang

kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).

Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat membentuk 3 –

6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat, cabang menjadi berkurang, atau

tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi

terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas (semi-

indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga serentak dan

mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek sampai sedang, ujung

batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun teratas sama besar

dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara

bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur

sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah. Tipe setengah

terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.

Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga mempunyai

alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih

menutup sehingga kemungkinan kawin silang alami amat kecil. Bunga terletak

pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat

menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna. Sekitar

60% bunga rontok sebelum membentuk polong. Setiap tanaman mampu

menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning

kecoklatan atau abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-

mula berwarna hijau akan berubah menjadi kehitaman.

Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk

sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun

46

Page 48: laporan-praktikum-dasgron

majemuk selalu dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek

dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun

berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus

(trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai

daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang

menempel di bagian bawah batang.

Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun

Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena

kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Pemanfaatan utama kedelai

adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi

penting lain, misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat

menjadi: tahu (tofu), tempe, susu kedelai, tauco, taosi, tepung kedelai, minyak,

dan biodiesel.

Varietas unggul kedelai Wilis paling luas ditanam oleh petani saat ini.

Varietas unggul tersebut telah dievaluasi daya hasilnya, sehingga apabila

dibudidayakan dengan benar dan baik, produktivitasnya dapat mencapai 1,5-2,0

ton/ha. Penyediaan benih kedelai yang bermutu untuk petani masih merupakan

masalah yang memerlukan pemecahan.  Kebutuhan benih dengan daya tumbuh

lebih 90% adalah sekitar  45-50 kg biji/ha luas lahan. Ditingkat petani, kedelai

masih dianggap sebagai tanaman sampingan, tanaman sela atau tanaman untung-

untungan. Untuk mengatasi itu maka upaya peningkatan   produksi kedelai  perlu

diikuti dengan usaha menyadarkan petani menjadi profesional dalam

berusahatani. 

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

47

Page 49: laporan-praktikum-dasgron

Waktu :Praktikum dilaksanakan selama 12 minggu, dari tanggal 10

September 2009 hingga 17 Desember 2009.

Tempat : Kebun Percobaan Leuwikopo.

3.2 Alat dan Bahan

a. Bahan yang diperlukan:

1. Benih kedelai varietas Anjasmara

2. Urea (45% N), SP-18 (18% P2O5), dan KCl (60% K2O)

3. Insektisida butiran (Furadan) dan insektisida cairan (Decis, supracide, dll)

4. Fungisida (Antrasol, dithane, atau lainnya)

b. Peralatan yang diperlukan:

1. Cangkul 5. Meteran

2. Kored 6. Ember

3. Tali rafia 7. Ajir contoh dan label percobaan

4. Tugal

3.3. Langkah Kerja

A. Penanaman

1)      Barisan tanaman pertama kita mulai setengah jarak tanam antar barisan dan pinggir petakan. Merentangkan dua tali bertanda jarak antar baris pada sisi Utara dan Selatan sebagai acuan baris tanaman atau gunakan ajir sebagai acuan.

48

Page 50: laporan-praktikum-dasgron

2)      Tali yang diberi tanda diikat pada 2 ajir dan kita gunakan sebagai acuan lubang tanam, digerakkan sesuai jarak antar baris (arah Timur-Barat).

3)      Membuat alur tanam sedalam 4-5 cm di samping tali.

4)      Kemudian kita membuat alur pupuk pada jarak sekitar 7 cm dari alur tanam dengan kedalaman alur sekitar 7 cm.

5)      Mencampurkan seluruh dosis pupuk Urea, SP-18, dan KCl secara merata. Kemudian, dibagi menjadi jumlah yang sama dengan baris tanaman.

6)      Menaburkan jatah pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke ujung.

7)      Lalu menanam benih pada alur tanam 1 butir per lubang sesuai jarak tanam dalam baris.

8)      Setelah itu, taburkan insektisida Furadan ke dalam alur dengan dosis 20 kg ha-1.

9)      Kemudian kita tutup alur pupuk dan alur benih dengan baik, usahakan ditutup dengan tanah yang lembut dan gembur.

10)  Memasangkan label pada petak perlakuan.

11)  Menyiram air secukupnya hingga lembab pada barisan alur tanam (bila tidak ada hujan atau tanah kering).

 

B. Pemeliharaan

1)      Menyiang dan menggemburkan tanah. Penyiangan kita lakukan pada gulma yang tumbuh dekat tanaman sekaligus untuk menggemburkan tanah dengan cangkul atupun kored.

2)      Mengendalian hama penyakit. Kita lakukan penyemprotan insektisida dan fungisida sesuai dosis.

3)      Memasukan dan membuang air bila tanah terlalu kering atau saat curah hujan tinggi.

C. Pengamatan

49

Page 51: laporan-praktikum-dasgron

            Selama pertumbuhan sampai panen kedelai, lakukan pengamatan peubah pertumbuhan dan komponen hasil.

            Perubah pertumbuhan yang diamati:

1)      Daya tumbuh benih; menghitung populasi tanaman per hektar dan per petak, pada 1 MST kita hitung jumlah benih yang tumbuh kemudian prosentasekan terhadap seluruh jumlah benih yang di tanam. Kemudian kita amati tipe perkecambahan, epigel ataupun hypogeal.

2)      Pada umur 2 MST, ambil 10 tanaman contoh secara acak untuk kita amati setiap minggunya untuk peubah-peubah sebagai berikut:

a.       Tinggi tanaman (cm), diukur dari tempat keping biji sampai titik tumbuh tanaman.

b.      Jumlah daun trifoliate (helai), menghitung jumlah helaian daun yang telah membuka sempurna.

c.       Jumlah cabang, menghitung jumlah cabang termasuk batang utama.

d.      Luas daun per tanaman, pada 6 MST menentukan luas daun dari 1 tanaman contoh kemudian menghitung Indeks Luas Daun (LAI, Leaf Area Index). Liuas daun ditentukan dengan metode gravimetri, yaitu menggambar semua daun pada kertas (koran) kemudian digunting dan di timbang, timbang juga jenis kertas yang sama seluas 20 cm x 20 cm sebagai acuan.

3)      Pada 3 MST dan 6 MST kita cabut satu tanaman pinggir dan amati apa terdapat bintil akar aktif atau tidak.Bintil akar aktif, bila dibelah berwarna merah muda artinya aktif memiksasi nitrogen dan jika berwarna hijau berarti belum aktif dan cokelat kehitaman berarti tidak aktif.

4)      Umur tanaman kita hitung saat keluar bunga 75% populasi.

5)      Kemudian kita amati keragaan morfologi tanaman yang tampak seperti bentuk dan warna daun, sudut tangkai daun, warna mahkota bunga, dan keserempakan bunga. Kita tentukan juga tipe pembungaannya, determinate, semi-determinate, atau indeterminate.

6)      Kita amati juga jenis hama penyakit yang menyerang tanaman.

50

Page 52: laporan-praktikum-dasgron

Komponen produksi diamati pada saat panen, yaitu ketika keadaan polong sudah terisi penuh namun biji masih lunak(panen sisil).

1)      Pada saat panen, untuk 10 tanaman contoh kita lakukan pengukuran komponen produksi sebagai berikut:

a.       Bobot brangkasan tanaman contoh. Kita cabut tanaman contoh,bersihkan akar dari tanah yang melekat, potong menjadi bagian akar dan tajuk. Timbang masing-masing bagian dan hitung rasio tajuk/akar.

b.      Membuang seluruh daun dan cabang tinggalkan polong kemudian ditimbang.Bagian ini merupakan bagian marketable untuk kedelai panen rebus/sisil. Tentukan randemen bagian marketable dari total bobot tanaman.

c.       Bobot polong. Semua polong kita ambil dari batang kemudian ditimbang. Kita mentukan Indeks Panen (bobot polong dibagi bobot total tanaman).

d.      Menghitung jumlah polong rata-rata per tanaman. Hitung jumlah polong yang bernas dan hampa.

e.       Cek umumnya berapa biji per polong?

2)   Bobot per petak. Panen seluruh tanaman di petak bersih kita, selain tanaman pinggir dan baris. Daun dan pangkal batang dibuang, lalu timbang. Bobot ini ditambah dengan bobot dari 10 tanaman contoh merupakan bobot hasil panen per petak bersih, kemudian konversikan ke luasan ha.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

51

Page 53: laporan-praktikum-dasgron

4.1 Hasil

a. Tabel keterangan persiapan lahan dan penanaman awal tanaman kedelai

Perlakua

n

Varietas Luas

Lahan (m)

Jumlah

populasi

Jumlah

tumbuh

Daya tumbuh

(%)

K1N0 Lumajang Brewok 7.20 x 9.00 1620 912 56,29

K1N1 Lumajang Brewok 7.30 x 9.50 1650 874 52,96

K2N0 Anjasmara 7.50 x 8.92 1672.5 1179 70.49

K2N1 Anjasmara 7.50 x 9.00 1687 1256 74.45

b.1 Tabel pengamatan tinggi rata-rata (cm) tanaman kedelai

Perlakuan Umur Tanaman (MST)

1 2 3 4 5 6 7

Tinggi (cm) pembulatan

K1N0 12.42 16.45 24.87 29.35 40.05 62.73 71.64

K1N1 11.95 22.40 27.17 42.65 59.15 63.86 67.85

K2N0 - 22.90 32.94 43.95 54.75 61.42 67.00

K2N1 13.40 31.22 34.90 48.10 65.20 79.74 87.27

b.2. Grafik pengamatan tinggi rata-rata tanaman kedelai

MST 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 70

102030405060708090

100

K1N0K1N1K2N0K2N1

tinng

i tan

aman

c.1 Tabel pengamatan jumlah batang rata-rata tanaman kedelai

52

Page 54: laporan-praktikum-dasgron

Perlakuan Umur Tanaman (MST)

1 2 3 4 5 6 7

Jumlah cabang (pembulatan)

K1N0 3 4 5 6 6 6 6

K1N1 - - - 3 4 4 5

K2N0 - - - 2 3 3 4

K2N1 - - - 7 8 9 11

c.2 Grafik pengamatan jumlah batang rata-rata tanaman kedelai

MST 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 70

5

10

15

20

25

30

K2N1K2N0K1N1K1N0

jum

lah

bat

ang

d.1 Tabel pengamatan jumlah daun rata-rata tanaman kedelai

Perlakuan Umur Tanaman (MST)

1 2 3 4 5 6 7

Jumlah daun (pembulatan)

K1N0 2 4 7 13 17 19 21

K1N1 1 4 5 10 18 22 24

K2N0 - 4 7 10 15 18 20

K2N1 5 9 12 19 17 17 21

d.2 Grafik pengamatan jumlah daun rata-rata tanaman kedelai

53

Page 55: laporan-praktikum-dasgron

MST 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7

0

5

10

15

20

25

30

K1N0K1N1K2N0K2N1Ju

mla

h da

un

e. Tabel Luas Indeks Daun tanaman kedelai

Perlakuan Bobot kertas

jiplakan

Bobot kertas

sample

Luas indeks daun (cm2)

K1N0 9.25 2.99 1237.46

K1N1 10.90 2.99 1458.19

K2N0 9.31 1.94 1247.73

K2N1 13.67 5.06 1696.07

f. Tabel pengamatan hasil panen tanaman kedelai

Perlakuan A B C D E F G H

K1N0 0.28 0.81 2.08 1.41 44.40 5.00 39.40 53.50

K1N1 0.21 1.15 2.36 1.49 48.90 2.70 46.80 62.50

K2N0 7.05 - 65.61 51.09 52.30 3.40 48.90 70.52

K2N1 6.70 - 65.40 45.50 - - 44.50 -

Keterangan tabel :

A : Bobot akar (gram) E : Jumlah polong

B : Bobot daun (gram) F : Jumlah polong hampa

54

Page 56: laporan-praktikum-dasgron

C : Bobot polong+batang (gram) G : Jumlah polong bernas

D : Bobot polong H : Bobot per petak (kg)

4.2 Pembahasan

Kedelai yang ditanam dalam praktikum Dasar-Dasar Agronomi ini adalah

jenis kedelai putih, meliputi Varietas Lumajang Brewok dan Varietas Anjasmara.

Pada kedua varietas kedelai ini akan diamati pengaruh pemberian pupuk N pada

masing-masing varietas. Varietas Lumajang Brewok (K1N0) ditanam tanpa

diberikan pupuk N, sedangkan Lumajang Brewok (K1N1) ditanam dengan

dipupuk sebanyak 45 kg N/ha. Begitu juga pada Varietas Anjasmara, K2N0 tidak

dipupuk N dan K2N1 dipupuk N dengan dosis yang sama dengan Lumajang

Brewok. Selain pupuk N (dalam hal ini digunakan Urea), semua petak percobaan

dan perlakuan menggunakan pupuk yang sama, yaitu SP-18 dengan dosis 200

kg/ha serta KCl 150 kg/ha.

Praktikum ini berlangsung selama 12 (dua belas) minggu, dimulai dari

peoses persiapan lahan hingga panen. Persiapan lahan meliputi pembersihan lahan

dari gulma, serta pengukuran lahan. Setelah lahan siap, minggu berikutnya

kemudian dilakukan proses penanaman benih dengan jarak tanam 10 cm x 40 cm.

Setiap lubang tanam terdapat satu benih kedelai. Lubang tanam ini juga diberikan

furadan agar benih aman dari gangguan semut. Pada minggu berikutnya, benih

kedelai yang ditanam tersebut dihitung daya tumbuh setelah berkecambah.

Apabila pada barisan tanaman banyak benih yang tidak tumbuh, maka

dilaksanakan penyulaman untuk menanam benih-benih yang baru. Pemeliharaan

tetap dilaksanakan untuk mencegah tumbuhnya gulma dan tertutupnya saluran air

di sekitar petak percobaan.

Pengamatan tanaman dimulai pada minggu keempat, yaitu dengan

penetapan 10 (sepuluh) tanaman sample secara acak yang mewakili seluruh

petakan. Tanaman sample ini dipilih dari bagian tengah petak percobaan, bukan

55

Page 57: laporan-praktikum-dasgron

dari barisan pinggir tanaman petak. Hal tersebut dikarenakan untuk mencegah

gangguan yang mungkin terpapar pada tanaman tepi tersebut, seperti human

error. Kesepuluh tanaman sample tersebut diberikan nomor untuk memudahkan

pengamatan dan identifikasi setiap minggunya.

Tanaman sample diamati selama 7 (tujuh) minggu. Meliputi tinggi

tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang yang dapat dilihat perkembangannya

pada tabel diatas. Daun kedelai berbentuk trifoliate, jumlah helaian yang dihitung

adalah daun yang telah membuka sempurna. Bunga kedelai keluar hingga

mencapai 75% populasi terjadi pada minggu praktikum keenam, atau 4 MST.

Lumajang Brewok merupakan varietas dengan warna bunga ungu, sedangkan

varietas Anjasmara memiliki bunga berwarna putih.

Pada minggu ini (minggu ke-6), tanaman kedelai juga mulai terlihat

terserang oleh hama penyakit. Hama penyakit yang menyerang tanaman kedelai

adalah jenis virus mozaik kedelai. Virus ini menyebabkan kedelai bermutasi, yang

mengakibatkan daun serta batang kedelai menjadi tumbuh abnormal. Daun tidak

lagi berbentuk trifoliate, namun menjadi tetrafoliate maupun tunggal. Batang

memiliki percabangan yang tidak teratur, melilit batang lainnya dan berukuran

lebih kecil. Virus ini kemungkinan terbawa oleh angin maupun air. Selain virus

mozaik kedelai, tanaman ini rentan terkena karat kedelai (Phakopsora pachyrhizi).

Hal ini terlihat dari daun yang memiliki bercak kecoklatan seperti karat.

Pada minggu praktikum ke sembilan, dilakukan pengambilan tanaman tepi

(pinggir) untuk diidentifikasi munculnya bintil-bintil akar, dan menghitung indeks

luas daun. Bintil akar tanaman kedelai yang telah aktif berwarna merah apabila

ditekan. Sedangkan yang belum aktif masih berwarna putih. Dari beberapa

tanaman yang kami “cabut” dari tanah, menunjukkan bahwa mayoritas dari bintil-

bintil akar itu telah aktif.

Indeks luas daun diperoleh setelah seluruh daun dari contoh tanaman tepi

diambil dan dicetak di atas kertas, cara ini disebut dengan metode gravimetri.

Kertas yang telah tercetak bentuk daun, lalu digunting sesuai dengan bentuknya.

Kertas ini kemudian ditimbang dan dilakukan perbandingan dengan bobot kertas

56

Page 58: laporan-praktikum-dasgron

utuh ukuran 20 cm x 20 cm. Dari hasil ini dapat diperoleh indeks luas daun.

Indeks luas daun memiliki korelasi dengan besarnya proses fotosintesis yang

dilakukan oleh tanaman. Semakin tinggi indeks luas daun maka semakin aktif

sebuah tanaman dalam melakukan proses fotosintesis.

Panen dilaksanakan pada minggu ke dua belas praktikum. Panen tidak

dilakukan pada tanaman tepi, hanya pada tanaman dalam petak bersih. Kemudian

seluruh tanaman petak bersih di potong daun-daun, pangkal batang, serta akarnya

untuk di timbang hingga mendapatkan bobot per petak. Pada sepuluh tanaman

sample dihitung bobot akar, bobot daun, bobot brangkasan, bobot polong, jumlah

polong bernas, jumlah polong hampa dan jumlah biji per polong pada umumnya.

Berdasarkan hasil pengamatan, terlihat bahwa daya tumbuh atau kecambah

pada kedelai Varietas Anjasmara lebih besar daripada Lumajang Brewok.

Presentase daya tumbuh yang mencapai 70 % mengindikasikan bahwa kedelai

Varietas Anjasmara lebih unggul dibandingkan dengan Lumajang Brewok, pada

kepadatan populasi yang hampir sama. Selain lebih unggul dalam hal daya

tumbuh, Varietas Anjasmara dapat tumbuh lebih tinggi daripada Lumajang

Brewok dan mendapatkan sinar matahari yang lebih baik. Secara umum, jumlah

daun Anjasmara tergolong lebih sedikit jika dibandingkan dengan Lumajang

Brewok. Namun hal tersebut tidak berarti luas indeks daun dari Anjasmara

menjadi lebih kecil. Hal yang terjadi justru kebalikannya. Varietas Anjasmara

memiliki luas indeks daun yang lebih besar. Mengapa dapat terjadi hal yang

demikian? Mungkin dikarenakan oleh ukuran daun yang lebih besar, walaupun

kuantitasnya sedikit. Luas indeks daun juga mempengaruhi produktivitas

tanaman. Terlihat bahwa Anjasmara dengan LID lebih besar menghasilkan polong

dalam jumlah yang lebih besar pula.

Antar Varietas Anjasmara, terdapat perbedaan perlakuan. Untuk K1NO,

tidak diberikan pupuk nitrogen. Berdasarkan data yang kami peroleh, terdapat

suatu hubungan yang sinergis antara ketersediaan N tanah dengan produktivitas

dari tanaman kedelai tersebut. K1N0 ternyata menunjukkan produktivitas yang

lebih rendah dari K1N1 yang telah diberikan pupuk nitrogen. Baik dalam hal

tinggi tanaman, jumlah daun, indeks luas daun, bobot hasil panen berupa

57

Page 59: laporan-praktikum-dasgron

brangkasan dan polong menginterpretasikan hasil yang lebih rendah dengan

sesama varietasnya.

Kejadian ini dapat dikaitkan dengan terbatasnya suplay nitrogen yang

tersedia bagi tanaman, walaupun telah terdapat bintil akar yang berfungsi untuk

menambatkan nitrogen. Unsur nitrogen berperan dalam penusunan semua protein,

klorofil dan asam-asam nukleat, serta berperan penting dalam pembentukan

koenzim. Nitrogen juga memacu pertumbuhan tanaman secara umum, terutama

fase vegetatif (Kemas, 2004).

Terbatasnya produktivitas dari kedelai perlakuan K1N0 tidak hanya

mengenai inefisiensi nitrogen saja, tetapi banyak faktor pembatas dan penghambat

lainnya, seperti :

Varietas dan benih yang ditanam memiliki mutu lebih rendah dari varietas

lainnya.

Populasi tanaman yang dipanen setiap petak hampir optimal sehingga hasil

lebih rendah dari yang seharusnya dapat dicapai.

Penyiapan lahan petakan dengan drainase yang kurang baik.

Pengendalian gulma yang jarang dilakukan, apalagi bila tanaman mulai

tinggi. Pembersihan gulma manjadi sulit untuk diterapkan.

Pengendalian hama penyakit belum efektif dan sering terlambat.

Hambatan-hambatan tersebut bersifat internal. Sedangkan hambatan

eksternal seperti kurangnya pengetahuan mahasiswa praktikan merupakan salah

satu faktor penentu dalam keberhasilan penanaman kedelai. Mulai dari kesalahan

acak seperti ketidakseragaman jarak tanam, hingga jumlah pupuk yang tidak tepat

sama untuk setiap baris tanam.

58

Page 60: laporan-praktikum-dasgron

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Praktikum “Pemupukan Nitrogen pada Dua Varietas Kedelai”

memperoleh hasil yang cukup memuaskan. Kedelai Varietas Anjasmara terlihat

lebih unggul dalam hal hasil panen (polong) daripada kedelai Varietas Lumajang

Brewok. Pada kedelai Lumajang Brewok sendiri, produktivitas terendah terdapat

pada K1N0, yaitu kedelai tanpa pemupukan N. Berdasarkan hal tersebut, pupuk N

memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam pertumbuhan tanaman

59

Page 61: laporan-praktikum-dasgron

kedelai, yang meliputi peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah batang,

luas indeks daun, maupun hasil panen secara keseluruhan; jika dibandingkan

dengan tanaman kedelai tanpa pemupukan nitrogen.

5.2 Saran

Saran dari penulis mengenai praktikum budidaya tanaman adalah agar

waktu praktikum dapat lebih diefisienkan lagi. Karena banyak dari praktikan yang

mempunyai jadwal kuliah setelah praktikum dasar-dasar agronomi. Tak jarang

mereka terlambat, dan izin untuk memundurkan jadwal perkuliahan setelah

praktikum berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisius : Yogyakarta.

Ali Hanafiah, Kemas. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Press: Jakarta.

Heru, Didit & Andoko, Agus 2009. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet (Revisi).

Agromedia Pustaka.

Susanto. 1995. Tanaman Kakao; Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanisius :

Yogyakarta.

Warisno. 2003. Budidaya Kelapa Genjah. Kanisius : Yogyakarta.

60

Page 62: laporan-praktikum-dasgron

http://id.wikipedia.org/wiki/ Karet [31 Desember 2009]

http://id.wikipedia.org/wiki/ K edelai [2 Januari 2010]

http://id.wikipedia.org/wiki/ Kelapa [31 Desember 2009]

http://distan.kalselprov.go.id/index2.php?hal=main&act=detailteknologi&id=2

[2 Januari 2010]

http://elearning.unej.ac.id/courses/PNU1705/document/babIklpswt.doc?

cidReq=PNU17 [31 Desember 2009]

http://regionalinvestment.com/sipid/id/userfiles/.../ kakao _profilsingkat

[30 Desember 2009]

ht tp://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya- karet .html [30 Desember

2009]

http://74.125.39.104/search?q=cache:Py9coGHF9IQJ:fitagri.com/kelapa_sawit/

kelapa_sawit_main.html+kelapa+sawit+tenera&hl=de&ct=clnk&cd=13&gl=de&l

r=lang_id&client=firefox-a -0 [30 Desember 2009]

61