Upload
isept-setiawan
View
260
Download
20
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laproan
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
Beberapa Efek Obat Perangsang dan Penghambat SSP
Kelompok 1
Fenny Somali 0610063
Arkais Massah 0610096
Daniel 0610144
Vanya Vanesha 0710002
Yenny Saputra 0710006
Adrian Meta Cahyo 0710009
Patricia Fergie 0710012
Christian Pramudita 0710015
Yonius Sudan 0710018
Krizia Callista 0710020
Oddy Litanto 0710025
LABORATORIUM FARMAKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG – 2009
PERCOBAAN 3
Beberapa Efek Obat Perangsang dan Penghambat SSP
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Obat-obat perangsang dan penghambat susunan saraf pusat merupakan obat-obat yang
menginduksi dan menginhibisi system saraf pusat. Obat-obat tersebut sangat dibutuhkan
dalam dunia kedokteran dengan berbagai indikasi tertentu.
Identifikasi Masalah
Pada percobaan kali ini, kita menggunakan Kafein dan Luminal. Pertama Kafein yang
merupakan derivate Xantin yang mempunyai efek farmakologi utama yaitu merangsang
susunan saraf pusat. Obat ini menyebabkan relaksasi otot polos, terutama otot polos di
bronchus, merangsang SSP, otot jantung dan meningkatkan diuresis. Orang yang minum
Kafein merasakan tidak begitu mengantuk, tidak begitu lelah, dan daya pikirnya lebih cepat
dan lebih jernih. Tetapi kemampuannya berkurang dalam pekerjaan yang memerlukan
koordinasi otot halus, ketepatan waktu atau ketepatan berhitung.
Obat yang kedua adalah Luminal, dimana efek utamanya pada susunan saraf pusat
(SSP) adalah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat dicapai, mulai dari sedasi, hypnosis,
berbagai tingkat anesthesia, koma, sampai dengan kematian. Efek hipnotik, tidurnya
menyerupai tidur fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu. Fase tidur REM
dipersingkat. Luminal sedikit menyebabkan sikap masa bodoh terhadap rangsangan luar.
Maksud dan Tujuan Percobaan
Dalam percobaan ini, maksud dan tujuan penggunaan Kafein dan Luminal adalah
untuk melihat efek inhibisi dan eksitasi dari SSP, dimana berupa efek sedasi dan hypnosis
dari luminal dan efek eksitasi dari Kafein pada orang percobaan (OP) terhadap tes koordinasi,
tes kewaspadaan, dan tes kecakapan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
OBAT PERANGSANG DAN PENGHAMBAT SSP
OBAT PERANGSANG SSP
Efek perangsangan SSP baik oleh obat yang berasal dari alam atau sintetik adalah berbeda.
Beberapa obat yang memperlihatkan efek perangsangan SSP yang nyata dalam dosis toksik
sedangkan obat lain memperlihatkan efek perangsangan SSP sebagai efek samping.
Perangsangan SSP oleh obat pada umumnya melalui 2 mekanisme, yaitu :
a. mengadakan blockade system penghambatan
b. meninggikan perangsangan sinaps
derivate xantin yang terdiri dari kafein, teofilin, dan teobromin ialah alkaloid yang terdapat
dalam tumbuhan. Kafein terdapat dalam kopi yang didapat dari bijinya. Teofilin kafein, dan
teobromin mempunyai efek farmakologi yang sama yang bermanfaat secara klinis. Derivate
xantin ini merangsang SSP, menimbulkan diuresis, merangsang otot jantung dan
merelaksasikan otot polos terutama bronkus.
Teofilin dan kafein merupakan perangsang SSP yang kuat, teobromin boleh dikatakan tidak
aktif.teofilin menyebabkan perangsangan SSP yang lebih dalam dan berbahaya dibandingkan
kafein. Orang yang munim kafein merasakan tidak begitu mengantuk dan tidak begitu lelah
serta daya pikirnya lebih cepat dan lebih jernih. Tetapi kemampuannya berkurang dalam
pekerjaan yang memerlukan koordinasi otot halus, ketepatan waktu atau ketepatan berhitung.
Phenobarbital (fenobarbital-luminal)
Indikasi:
Kejang umum tonik-klonik; kejang parsial; kejang pada neonatus; kejang demam; status
epileptikus
Kontraindikasi :
Porfiria; kejang tipe absance
Perhatian :
Usia lanjut, lemah-tidak berdaya, anak (dapat menyebabkan perubahan perilaku); gangguan
fungsi ginjal atau fungsi hati, depresi napas (hindari jika berat; hindari penghentian
mendadak
Dapat menggangu kemampuan melakukan tugas terampil, contoh mengoperasikan mesin,
menyetir
Interaksi : (barbiturat)
AlkoholMeningkatkan efek sedasi saat barbiturat diberikan dengan alkohol
Antiaritmia
Barbiturat meningkatakn metabolism disopyramide, menurunkan kadar dalam darah
Antibakterial
Barbiturat meningkatkan metabolism kloramfenikol, doksisiklin, metronidazol, mengurangi kadar dalam darah; Phenobarbital mungkin mengurangi kadar firampisin dalam darah; pehnobarbital mengurangi kadar telitromisin dalam darah, hindari selama dan untuk 2 minggu setelah Phenobarbital
AntikoagulanBarbiturat meningkatkan metabolism koumarin, mengurangi efek antikoagulan
Antidepresan
Phenobarbital mengurangi kadar paroxetine dalam darah; Phenobarbital meningkatkan metabolism mianserin, mengurangi kadar dalam darah; efek antikejang barbiturat mungkin dilawan oleh MAOI dan antidepresi trisiklik (ambang kejang menurun); efek antikejang barbiturate dilawan oleh SSRI,trisiklik, ambang kejang menurun;barbiturat mungkin meningkatkan metabolism trisiklik, mengurangi kadar dalam darah
Antiepilepsi Phenobarbital mengurangi kadar carbamazepin, lamotrigin, tiagabin, dan zonisamide dalam darah; phenobarnital mungkin megurangi konsentrasi ethosuximide dalam darah; konsentrasi Phenobarbital dalam darah meningkat oleh oxcarbazepin, juga kadar metabolit aktif oxcarbazepin dalam darah menurun; kadar
Phenobarbital dalam darah seringkali meningkat oleh fenitoin, kadar fenitoin dalam darah seringkali berkurang tetapi dapat meningkat; efek sedasi meningkat saat barbiturate diberikan dengan primidone; kadar Phenobarbital dalam darah meningkat oleh valproat, kadar valproat dalam darah menurun; kadar Phenobarbital dalam darah mungkin berkurang oleh vigabatrin
Antijamur
Phenobarbital mungkin mengurangi kadar itrakonazol dan posaconazol dalam darah; Phenobarbital mungkin mengurangi kadar voriconazole dalam darah, hindari pemakaian bersama; Phenobarbital mengurangi penyerapan griseofulvin, mengurangi efeknya
Antipsikotik
Efek antikejang barbiturat dilawan oleh antipsikotik (ambang kejang menurun); Phenobarbital meningkatkan metabolism haloperidol, mengurangi kadar dalam darah; kadar dalam darah kedua obat menurun saat Phenobarbital diberikan dengan chlorpromazine; Phenobarbital mungkin mengurangi kadar aripiprazole dalam darah, tingkatkan dosis aripiprazole
Antiviral
Phenobarbital mungkin mengurangi kadar abacavir, darunavir, fosamprenavir, dan lopinavir dalam darah; hindari Phenobarbital disarankan pabrik etravirine; barbiturat mungkin mengurangi kadar indinavir, nelfinavir, dan saquinavir dalam darah; Phenobarbital mungkin mengurangi kadar indinavir dalam darah, juga kadar Phenobarbital dalam darah mungkin meningkat
Ansiolitik dan hipnotikPhenobarbital seringkali mengurangi kadar clonazepam dalam darah
Penyekat beta
Barbiturat menurunkan kadar metoprolol dan timolol dalam darah; barbiturate mungkin mengurangi kadar propanolol dalam darah
Penyekat kanal kalsium Barbiturat mengurangi efek felodipin dan isradipin; barbiturat mungkin mengurangi
efek dihidropiridin, diltiazem dan verapamil
Glikosida jantungBarbiturat meningkatkan metabolism digitoxin, mengurangi efeknya
KortikosteroidBarbiturat meningkatkan metabolism kortikosteroid, mengurangi efeknya
Sitotoksik
Phenobarbital mungkin mengurangi kadar etoposide dalam darah; Phenobarbital mengurangi konsentrasi irinotecan dalam darah dan metabolit aktifnya
Diuretik
Phenobarbital mengurangi kadar eplerenone dalam darah- hindari penggunaan bersamaan; meningkatkan risiko osteomalasia saat Phenobarbital diberikan dengan inhibitor karbonat anhidrase
FolatKadar Phenobarbital dalam darah mungkin dikurangi oleh folat
Antagonis hormone
Barbiturat meningkatkan metabolism gestrinone, mengurangi kadar dalam darah; barbiturate mungkin meningkatkan metabolismetoremifene, mengurangi konsentrasi dalam darah
Antagonis leukotrienPhenobarbital mengurangi kadar montelukas dalam darah
LofexidineMeningkatkan efek sedasi saat barbiturat diberikan dengan lofexidine
EstrogenBarbiturat meningkatkan metabolism estrogen, mengurangi efek kontrasepsi
MemantineEfek barbiturat mungkin dikurangi oleh memantine
ProgestogenBarbiturat meningkatkan metabolism progestogen, mengurangi efek kontrasepsi
Sodium oxtbateBarbiturat meningkatkan efek sodium oxybate, hindari pemakaian bersama
Simpatomimetik Kadar Phenobarbital dalam darah mungkin
ditingkatkan oleh metilphenidat
TacrolimusPhenobarbital mengurangi kadar tacrolimus dalam darah
TeofilinBarbiturat meningkatkan metabolism teofilin, mengurangi efek
Hormone tiroid
Barbiturat meningkatkan metabolism hormone tiroid, dapat meningkatkan kebutuhan hormone tiroid pada hipotiroidisme
TiboloneBarbiturat meningkatkan metabolism tibolone, mengurangi kadar dalam darah
VitaminBarbiturat mungkin meningkatkan kebutuhan vitamin D
Dosis :Kejang umum tonik-klonik, kejang parsial, per oral, DEWASA 60-180 mg saat malam; ANAK sampai 8 mg/kg sehariKejang demam, per oral, ANAK sampai 8 mg/kg sehari
Kejang neonatal, injeksi intravena (l arutkan 1:10 dengan air untuk injeksi), neonatus 5-10 mg/kg tiap 20-30 menit sampai konsentrasi plasma 40mg/liter
Status epileptikus, injeksi intravena (larutkan 1: 10 dengan air untuk injeksi), DEWASA 10mg/kg dengan kecepatan tidak lebih dari 100 mg/menit (sampai dosis maksimal 1 g); ANAK 5-10 mg/kg dengan kecepatan tidak lebih dari 30 mg/menit
Catatan : konsentrasi plasma untuk respon optimal 15-40 mg/liter (65-170 mikromol/liter)
Efek yang tidak diinginkan :
Sedasi, depresi mental, ataksia, nistagmus; reaksi kulit alergi termasuk yang jarang : dermatitis eksfoliatif, nekrolisis epidermal toksik, sindrom steven Johnson (eritema multiforme); paradoxical excitement, tidak bisa istirahat dan kebingungan pada usia lanjut; iritabilitas dan hiperaktifitas pada anak; anemia megaloblastik (dapat ditatalaksana dengan asam folat), osteomalasia; status epileptikus (pada penghentian pengobatan); hipotensi, syok, laringospasme, dan henti napas/apnoe (dengan injeksi intravena)
OBAT PENGHAMBAT SSP
Obat penghambat SSP sering digolongkan sebagai obat hipnotik sedative.
Kafein
Kafein adalah suatu zat yang bisa sebagai bahan stimulan/perangsang tenaga yang berasal
dari bahan tanaman alami. Baik kafein alami atau kafein sintetis banyak terkandung di dalam
makanan, minuman dan beberapa obat-obatan. Kafein biasanya masuk ke dalam susunan
saraf pusat (SSP) kurang dari 15 menit sejak zat tersebut dikonsumsi masuk tubuh.
Kafein dapat meningkatkan tekanan darah dan frekuensi detak jantung seseorang walaupun
kadar kenaikannya hanya sedikit. Kafein juga bisa merangsang produksi air seni sehingga
mengurangi kadar cairan dalam tubuh, sehingga merupakan salah satu efek yang tidak
diharapkan selama kehamilan. Karena keseimbangan cairan tubuh selama kehamilan
sangatlah penting.
Kafein bisa terdapat di dalam kopi, teh dan produk lain. Kandungan kafein tergantung pada
jenis penyajian, apakah pada teh atau kopi, tergantung dari biji-bijian atau campuran dengan
bahan yang lain, ukuran penyajian dan cara membuatnya untuk dikonsumsi.
Sementara itu, kafein merupakan senyawa alkaloid pahit yang ditemukan dalam teh dan kopi.
Efek farmakologi kafein adalah sebagai perangsang sistem saraf pusat, jantung, dan
pernafasan. Efek lainnya yaitu mengendurkan otot halus, merangsang otot jantung, dan
merangsang diuresis (aliran urin berlebih). Kafein diabsorbsi dengan sempurna dalam sistem
pencernaan selama 30-60 menit. Maksimum efek yang terjadi di otak akan muncul dalam dua
jam. Dengan demikian, kafein tidak berefek segera. Tidak seperti stimulan sistem saraf
lainnya, kafein sangat cepat dihapus dari otak.
BAB III
BAHAN DAN CARA KERJA
OBAT-OBAT :
Kafein 100 mg
Luminal 30 mg oral
ALAT-ALAT :
Stetoscope
Sphygmomanometer
CARA KERJA :
Orang percobaan (2 orang) jangan makan dahulu beberapa jam sebelum percobaan agar
penyebaran obat tidak terganggu.
1. Orang percobaan (OP) istirahat beberapa menit, kemudian catatlah tekanan darah,
denyut nadi dan frekuensi napas.
2. Test Koordinasi modifikasi Romberg
- OP berdiri dengan 1 kaki dan 1 kaki lagi diangkat dengan mata tertutup
- Catat waktunya, berapa lama OP dapat bertahan berdiri, tanpa hendak jatuh
- Lakukan percobaan 5 kali
- Hitung rata-ratanya, masing-masing percobaan tersebut selisihnya tidak boleh
lebih dari 10 %
3. Test Koordinasi :
- OP berdiri tegak dengan mata tertutup
- Rentangkan kedua lengan secara horizontal
- Kedua ujung jari telunjuk dipertemukan dibidang median setinggi mata, kedua
lengan harus dalam keadaan kaku dan lurus
- Lakukan sebanyak 10 kali, catat berapa persen yang berhasil dengan baik
4. Tes Kewaspadaan (Jhonson Pascal Test)
- Ambil huruf dalam kotak sebelah kiri secara sistematik
- Kemudian cari huruf ini dalam barisan atas dari kunci jawaban yang tersusun
menurut abjad
- Tulislah huruf yang berada dibawahnya dalam kotak sebelah kanan, sesuai dengan
letak huruf-huruf sebelah kiri tadi
- Catat waktu lamanya OP mengerjakan Jhonson Pascal Test
- Catat pula kesalahan yang dibuat, dan tambahkan 3 detik pada jumlah waktu yang
diperlukan untuk tiap kesalahan yang dibuat
5. Addition Test
- Tulislah hasil jumlah antara angka pertama dengan angka dibawahnya pada
bagian sampingnya.
- Kemudian angka kedua ditambah dengan angka dibawahnya, demikian
seterusnya, dikerjakan selama 1 menit.
Penilaian dibuat sebagai berikut :
(banyaknya penjumlahan yang dibuat) - 5x(banyaknya kesalahan)
Kerjakan 5x, hitung rata-ratanya.
6. OP I diberi obat penghambat SSP, berbaring 30 menit kemudian kerjakan lagi
percobaan 1 sampai dengan 5.
7. OP II diberi obat perangsang SSP, berbaring 30 menit kemudian kerjakan lagi
percobaan 1 sampai dengan 5.
OP BILA PULANG HARUS DIANTAR
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Percobaan 3
Parameter Orang percobaan 1 (OP1) Orang percobaan 2 (OP2)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Tekanan darah 110/70 mmHg 108/70 108/80 mmHg 115/80 mmHg
Denyut badi 76x/ menit 54x/menit 82x/menit 80x/menit
Frekuensi nafas 12x/menit 10x/menit 17x/menit 16x/menit
Hasil pengamatan efek obat perangsang SSP
Sebelum makan obat Sesudah makan obat
Modifikasi Romberg 15,4” 11”
Mempertemukan kedua ujung jari
30% 60%
Jhonson Pascal Test 140/- 135/1
Addition Sheet 48 54
Hasil pengamatan efek obat penghambat SSP
Sebelum makan obat Sesudah makan obat
Modifikasi Romberg 25,4” 18,2”
Mempertemukan kedua ujung jari
50% 70%
Jhonson Pascal Test 141/- 112/-
Addition Sheet 53 60
BAB V
KESIMPULAN
Luminal ( penghambat SSP ) dengan dosis therapy menurunkan kecepatan,
koordinasi, dan kecakapan.
Kafein ( perangsang SSP ) dengan dosis therapy merangsang kecepatan, koordinasi,
dan kecakapan.
Kafein dan Luminal sedikit berpengaruh pada pekerjaan – pekerjaan yang sudah
sering dilakukan.
Daftar Pustaka
Katzung, Bertram G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Salemba Medika Jakarta
Zulnida, SB, Setiawati A, dan Suyatna FD. 1995. Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi Universitas Indonesia Jakarta