Upload
ulfa-chanifah
View
230
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN
AKUSTIK DAN TELEMETRI KELAUTAN
Disusun Oleh:
Nama : Ulfa Chanifah
NIM : H1K011027
Asisten : Oksamia Artiansyah
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANJURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIKUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2012
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Tujuan Praktikum........................................................................................................1
1.3. Waktu dan Tempat Praktikum.....................................................................................2
II. PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1. Global Postioning system (GPS).................................................................................3
2.1.1. Pengertian dan Fungsi Alat..................................................................................3
2.1.2. Cara Kerja............................................................................................................4
2.1.3. Kelemahan dan Kelebihan Alat...........................................................................4
2.2. Radar............................................................................................................................5
2.2.1. Pengertian dan Fungsi Alat..................................................................................5
2.2.2. Cara Kerja............................................................................................................6
2.3.2. Cara Kerja............................................................................................................9
2.3.3. Kelemahan dan Kelebihan Alat...........................................................................9
2.3. Sonar..........................................................................................................................10
2.4.1. Pengertian dan Fungsi Alat................................................................................10
2.4.2. Cara Kerja..........................................................................................................11
III. KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................13
3.1. Kesimpulan................................................................................................................13
3.2. Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. GPS...........................................................................................................................3Gambar 2. Cara Kerja GPS........................................................................................................4Gambar 3. RADAR....................................................................................................................5Gambar 4.Cara kerja radar.........................................................................................................6Gambar 5. Fish Finder................................................................................................................7Gambar 6. Cara kerja fishfinder.................................................................................................9Gambar 7. SONAR..................................................................................................................10Gambar 8. Cara kerja Sonar.....................................................................................................11
ii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdirinya BBPPI diawali sebagai pangkalan Armada Survei dan Eksplorasi
Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian RI bertempat di Semarang tahun 1975
dengan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 190/Kpts/Org/5/1975,
tanggal 2 Mei 1975. Pada perkembangan selanjutnya ditetapkan sebagai salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) di bidang perikanan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian
Nomor : 308/Kpts/Org/1978 Tahun 1978. Pada tahun 1999, dan BPPI berada dibawah
naungan Departemen Eksplorasi Laut RI setelah mengalami pemisahan dari Departemen
Pertanian RI.
Sesuai dengan beban tugas yang diberikan, maka berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertanian Nomor : 308/Kpts/Org/1978, tanggal 1 April 1978 maka BPPI Semarang
ditetapkan sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang perikanan lingkup
Direktorat Jenderal Perikanan. Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor : Kep.26G/MEN/2001, tanggal 01 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang.
BBPPI Semarang menjadi Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI).
Perubahan tersebut, berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor :
Per.03/MEN/2006, tanggal 12 Januari 2006, tentang Susunan Struktur Organisasi Balai Besar
Pengembangan Penangkapan Ikan. BPPI Semarang mempunyai tugas pokok untuk
melaksanakan penerapan dan pengembangan teknik penangkapan dan pengawasan serta
kelestarian sumberdaya hayati perairan.
1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Akustik dan Telemetri Kelautan ini adalah:
1
1. Mengenal macam-macam alat akustik dan telemetri kelautan yang ada di BBPPI
Semarang
2. Mengetahui fungsi dan cara kerja alat bantu navigasi kapal penangkapan ikan
1.3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Akustik dan Telemetri Kelautan dilaksanakan pada hari selasa, 04
desember 2012. Bertempat di Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI),
Semarang, Jawa Tengah.
2
II. PEMBAHASAN
2.1. Global Postioning system (GPS)
Gambar 1. GPS
2.1.1. Pengertian dan Fungsi AlatGPS atau Global Positioning System adalah sistem untuk menentukan letak di
permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini
menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini
diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan
letak, kecepatan, arah, dan waktu. GPS juga merupakan sistem navigasi yang dibuat oleh
Amerika Serikat (Hidayat, 2012).
Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta
informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan
cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di
seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang posisi,
kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat memberikan informasi posisi
dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan
meter. Fungsi GPS adalah untuk menentukan letak atau posisi sebuah benda menurut lintang,
bujur, serta akurasinya ( Mahardiansyah, 2012).
3
2.1.2. Cara Kerja
Gambar 2. Cara Kerja GPS
Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak,
dimana pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui
koordinatnya. Pada pengukuran GPS, setiap GPS memiliki empat parameter yang harus
ditentukan : yaitu 3 parameter koordinat X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan
waktu akibat ketidak sinkronan jam osilator di satelit dengan jam di receiver GPS. Oleh
karena diperlukan minimal pengukuran jarak ke empat satelit (Santoso, 2012).
Sistem kerja GPS adalah dengan menstransmisikan sinyal dari satelit ke perangkat
GPS (portable GPS murni, ataupun smartphone yang sudah memiliki fitur GPS). Kemudian
satelit mentrasmisikan ke pusat kontrol, lalu dikembalikan lagi kesatelit hingga akhirnya
diterima oleh GPS. GPS membutuhkan transmisi dari 3 satelit untuk mendapatkan informasi
dua dimensi (lintang dan bujur), dan 4 satelit untuk tiga dimensi (lintang, bujur dan
ketinggian). Karena GPS bekerja mengandalkan satelit, maka penggunaannya disarankan di
tempat terbuka. Penggunaan di dalam ruangan, atau di tempat yang menghalangi arah satelit
(di angkasa), maka GPS tidak akan bekerja secara akurat dan maksimal (Wahyu, 2008).
2.1.3. Kelemahan dan Kelebihan Alat
GPS memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan GPS adalah :
1. Dapat menunjukkan lokasi tujuan,
2. Lama perjalanan yang akan ditempuh,
Sedangkan kekurangan GPS antara lain adalah :
4
1. GPS yang ada di Indonesia kebanyakan memakai sistem posisi longitude dan
latitude, sedangkan di Indonesia sistem posisinya menggunakan Jakarta
sebagai daerah utama (0 derajat);
2. GPS harus dipakai di tempat yang terbuka karena dia menstramisikan sinyal
satelit, sehingga tidak mudah memakai GPS di dalam ruangan;
3. Baterai GPS tidak dapat bertahan lama, jika baterai telah habis dan kitabelum
sampai di tempat tujuan, maka tidak ada bantuan navigasi ;
4. GPS dapat mengukur ketinggian, namun biasanya kesalahan GPS cukup besar,
dan kurang cocok membantu navigasi di daerah pegunungan.
2.2. Radar
Gambar 3. RADAR
2.2.1. Pengertian dan Fungsi Alat
RADAR merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging atau deteksi
penjarakan. Radar adalah suatu sistem yang digunakan untuk mendeteksi dan menentukan
lokasi suatu target berdasar karakteristik perambatan gelombang elektromagnet (g.e.m.). Hal
ini dapat dilaksanakan dengan jalan mendeteksi pantulan dari g.e.m dengan bentuk tertentu,
seperti bentuk sinusoidal yang dimodulasi pulsa, setelah g.e.m. yang semula dipancarkan
tersebut dipantulkan kembali oleh target / objek yang dikenalinya. Pantulan g.e.m. tersebut
dipancarkan sesuai dengan besar panjang gelombang dan bentuk dari objek pemantulnya.
Jika panjang gelombang yang dipancarkan lebih pendek dari ukuran objek yang ada maka
5
gelombang tersebut aka di pantulkan kembali seperti gelombang cahaya yang terpantul dalam
sebuah cermin. Dengan cara ini Radar telah meningkatkan kemampuan manusia utk
mengamati/melihat ligkungannya, terutama secara fisik (Meryseran, 2011).
Meski Radar yang modern memiliki beberapa fungsi. Fungsi utamanya adalah sebagai
pengukur jarak. Selain itu radar dapat digunakan sebagai alat pendeteksi curah hujan dan
cuaca buruk, seperti adanya badai. Dalam bidang pelayaran radar digunakan untuk mengatur
jalur kapal agar setiap kapal dapat berjalan di jalurnya masing-masing. Karena sampai saat
ini belum ada alat lain yang dapat mengimbangi Radar (Meryseran, 2011).
2.2.2. Cara Kerja
Gambar 4.Cara kerja radar
Radar menggunakan prinsip kerja dengan cara memancarkan gelombang radio atau
sinyal dan dipantulkan dari suatu benda tertentu kemudian akan ditangkap oleh Radar. Ada
tiga komponen utama dalam Radar, yaitu antena, transmitter dan reciever. Meskipun terdapat
perbedaan nama, tetapi komponen utama radar memiliki fungsi yang sama. Penyebutan yang
berbeda dari komponen radar hanya untuk memudahkan dalam pengucapan (Asosiasi Radar
Indonesia, 2011).
Transmitter radar akan memancarkan gelombang radio high frequency berulang ulang
secara menyebar dan Pancaran ini berlangsung per microsecond. Kemudia radar akan
mematikan transmitnya dan menyalakan receive nya untuk menerima echo / gema nya. Radar
akan mengukur waktu datangnya echo / gema begitu juga echo nya doppler shift. gelombang
6
radio bergerak pada kecepatan cahaya sekitar 1000 feet/microsecond sehingga memiliki
perhitungan waktu yang baik yang dapat mengukur jarak pesawat dengan menggunakan
peralatan special signal processing, radar juga dapat mengukur doppler shift dan kecepatan
pesawat dengan sangat akurat.
2.2.3. Kelemahan dan Kelebihan Alat
Radar memiliki kelemahn dan kelebihan. Kelebihan Radar adalah:
1. Dapat digunakan untuk mengukur cuaca;
2. Dapat digunakan untuk mengetahui atau mendeteksi posisi keberadaan pesawat
lain;
3. Dan sering digunakan pada kapal pelayaran, dan pesawat terbang untuk
menentukan posisi kapal lain.
Sedangkan kelemahan Radar adalah:
1. Gelombang yang dipancarkan terkadang tidak dapat mencapai tujuan;
2. Aspek resolusi terbatas;
3. Kadang-kadang sinyal yang kembali palsu.
2.3. Fish Finder
Gambar 5. Fish Finder
2.3.1. Pengertian dan Fungsi Alat
Fish Finder ialah perangkat elektronik yang bekerja deengan cara memancarkan
gelombang ultrasonik dan menangkap kembali pantulannya. Perangkat fish finder yang
7
digunakan untuk memancarkan gelombang dan menangkap gelombang yang kembali disebut
dengan nama transduser. Proses gelombang pantulan yang berulang-ulang itu ditangkap
transduser kemudian diterjemahkan dalam monitor dalam bentuk titik-titik sehingga
menimbulkan topografi dasar perairan (Mahardiansyah, 2012).
Dari hasil pembacaan gambar topografi itulah akhirnya kita bisa membedakan
kekerasan dari topografi struktur dasar perairan. Biasanya bila keadaan dasar perairan benda
yang keras maka warna di monitor gambarnya lebih pekat. Sebaliknya jika topografi lembek
maka gambar di monitor pun tidak pekat. Komponen dari fish finder antara lain transmitter,
transduser, reciever dan recorder (Budi, 2012).Selain topografi dasar perairan, gelombang
suara yang dipancarkan oleh transduser terkadang mengenai benda-benda yang melayang
dalam air, karena benda tersebut juga memantulkan gelombang.
Benda yang melayang itu pun bisa terbaca dalam monitor fish finder. Benda yang
melayang itu bisa saja kumpulan ikan, sampah atau rumput laut. Namun bila di karang-
karang atau struktur topografi perairan yang keras biasanya benda yang melayang itu
adalah gerombolan ikan. Fish finder dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Perm
gema. Fish finder adalah alat bantu yang digunakan dalam sistem navigasi kapal
penangkapan.
Fish finder memiliki fungsi antara lain untuk mengukur kedalaman laut, dan dapat
digunakan untuk mendeteksi dan mencari gerombolan ikan demersal. Selain itu dapat
digunakan untuk melihat bentuk kontur dasar perairan.
8
2.3.2. Cara Kerja
Gambar 6. Cara kerja fishfinder
Prinsip kerja fish finder ialah pengukuran kedalaman laut berdasarkan pulsa getaran
suara. Pulsa-pulsa getaran suara tersebut dipancarkan dari transduser kapal merambat melalui
media air laut secara vertikal ke dasar laut, kemudian dasar laut atau target lainnya seperti
ikan dan lain-lain akan memantulkan pulsa tadi yang kemudian diterima oleh transduser
reciever kapal. Getaran pulsa tersebut dipancarkan transducer kapal secara vertikal ke dasar
laut, selanjutnya permukaan dasar laut akan memantulkan kembali pulsa tersebut, kemudian
diterima oleh transducer kapal Selang waktu pulsa saat dipancarkan, hingga kembali kembali
ke receiver dapat dihitung, sedangkan kecepatan merambat suara di air laut dapat dikatakan
tetap, sehingga separuh waktu tempuh dikalikan dengan kecepatan suara diair dapat dihitung
sebagai kedalaman air.
Proses kerja fish finder adalah pertama dengan menyalakan alat, kemudian diperiksa
gainnya. Setelah itu dinyalakan tobel white line. Kemudian mengatur depth range, dan phase
range. Terakhir disiapkan paper speed, dan fish finder siap digunakan.
2.3.3. Kelemahan dan Kelebihan Alat
Fish finder memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahan alat ini adalah:
1. Perangkat keras fish finder yang canggih harganya relatif mahal;
2. Masih langkanya ketersediaan suku cadang;
9
3. Penerimaan gambar oleh fishfinder, tidak dapat berupa gambar sesungguhnya.
Jadi kemungkinan salah dalam mengenali ikan cukup besar.
4. Masih sedikitnya SDM yang mumpuni untuk mengoperasikan, merawat,dan
memperbaiki alat ini.
Sedangkan kelebihan fish finder antara lain:
1. Waktu yang yang diperlukan untuk pendugaan stok relatif lebih cepat.
2. Hasil survey lebih bervariasi
3. Akurasi survey lebih baik jika dibandingkan dengan keluaran lain.
2.3. Sonar
Gambar 7. SONAR
2.4.1. Pengertian dan Fungsi Alat
Sonar merupakan singkatan dari Sound Navigation and Ranging adalah suatu alat
yang menggunakan teknik penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi
kendaraan air lainnya. Istilah sonar pertama kali dikenalkan oleh Amerika semasa perang
dunia. Kemunculan sonar tidak bisa lepas dari rintisan tokoh seperti Daniel Colloden pada
tahun 1822 yang menggunakan lonceng bawah air untuk mengukur kecepatan suara di bawah
air Danau Geneva, Swiss.
10
Hal ini kemudian diikuti oleh Lewis Nixon pada tahun 1906 yang menemukan alat
bertipe sonar pertama untuk mendaki gunung es. Minat terhadap sonar semakin tinggi
semenjak Perang Dunia , yaitu ketika ada kebutuhan mendeteksi kapal selam. Dalam
perkembangan selanjutnya ada nama Paul Langevin yang tahun 1915 menemukan alat sonar
pertama untuk mendeteksi kapal selam dengan menggunakan sifat-sifat piezoelektrik kuartz.
Meski tak sempat terlibat lebih jauh dalam upaya perang, karya Langevin berpengaruh besar
dalam desain sonar.
Pada tahun 1918 Inggris dan AS membuat sistem aktif, di mana sinyal sonar
aktif dikirim dan diterima kembali. Misalnya saja untuk mengetahui jarak satu obyek, petugas
sonar mengukur waktu yang diperlukan oleh sinyal sejak dipancarkan hingga diterima
kembali. Karena tidak ada sinyal yang dikirim pada sistem pasif, alat hanya mendengarkan.
Pada sistem pasif maju, ada bank data sonik (sumber bunyi) yang besar. Sistem komputer
menggunakan bank data tadi untuk mengenali kelas kapal, juga aksinya (kecepatan atau
senjata yang ditembakkan).
Sonar memiliki fungsi antara lain sebagai; Pengukuran dasar laut (Bathymetri),
Pengidentifikasian jenis lapisan sedimen dasar laut (subbottom profile), Pemetaan dasar laut
(sea bed mapping), Pencarian kapal-kapal karam di dasar laut, Penentuan jalur pipa dan kabel
di dasar laut,dan Analisa dampak lingkungan dasar laut.
2.4.2. Cara Kerja
Gambar 8. Cara kerja Sonar
11
Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah
permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar
ulang ke operator melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor sebagai energi
listrik. Dengan mengetahui kecepatan gelombang media yang diukur dan dengan
menggunakan persamaan s = v ( ½ t), maka kita akan mendapatkan jarak yang diukur. Factor
setengah di depan t, di atas menyatakan setengah waktu tempuh dari sonar ke tempat
pemantulan dan kembali ke sonar. Dengan ungkapan lain, waktu yang diperlukan oleh
gelombang untuk merambat dari sonar ke tempat pemantulan.
Suara yang dipancarkan tersebut akan mengenai obyek (target), kemudian suara itu
akan dipantulkan kembali oleh obyek (dalam bentuk echo) dan diterima kembali oleh alat
transducer. Echo tersebut diubah kembali menjadi energi listrik; lalu diteruskan ke receiver
dan oleh mekanisme yang cukup rumit hingga terjadi pemprosesan dengan menggunakan
echo signal processor dan echo integrator.
2.4.3. Kelemahan dan Kelebihan Alat
Sonar memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan alat ini adalah:
1. Berkecepatan tinggi;
2. Estimasi stok ikan secara langsung dan dalam wilayah yang luas sehingga dapat
memonitor pergerakan ikan;
3. Akurasi tinggi, sehingga tidak berbahaya dan merusak sumberdaya ikan dan
lingkungan.
Sedangkan kelemahan sonar adalah;
1. Penggunaannya terkadanag hanya dapat diperairan dangkal;
2. Tiap pancaran pulsa dalam satu lajur relatif lebih kecil (sekitar 100-200 m tiap
sisi).
12
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum lapangan Akustik dan Telemetri Kelautan adalah :
1. Beberapa alat bantu navigasi yang ada di BBPPI adalah; GPS, Fishfinder,
RADAR, dan Sonar.
2. Fungsi dari GPS adalah untuk menentukan letak atau posisi sebuah benda
menurut lintang, bujur, serta akurasinya.
3. Fungsi dar RADAR adalah sebagai pengukur jarak. Selain itu radar dapat
digunakan sebagai alat pendeteksi curah hujan dan cuaca buruk.
4. Fungsi Sonar adalah Pengukuran dasar laut (Bathymetri), Pengidentifikasian
jenis lapisan sedimen dasar laut (subbottom profile),
5. Fungsi fishfinder adalah mengukur kedalaman laut, dan dapat digunakan untuk
mendeteksi dan mencari gerombolan ikan demersal.
3.2. Saran
Agar praktikum Akustik dan Telemetri ini lebih baik kedepannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Asosiasi Radar Indonesia. http://www.radar-nasional.org/home/ (diakses pada 10 desember 2012).
Awal. 2011. Akustik Kelautan. http://awalahas-samuderapengetahuan.blogspot.com/2011/03/akustik-kelautan.html/ (diakses pada 10 desember 2012).
Dapala. 2011. GPS (Global Positioning System). http://dapala.4t.com/dapala_gps.htm (diakses pada 24 Desember 2012).
Hidayat. 2012. Fungsi dan Pengertian GPS dan Sejarah GPS. http://ceritaanaknegri.blogspot.com/2012/07/fungsi-pengertian-gps-dan-sejarah-gps.html (diakses pada 10 desember 2012).
http://bbppi.info/index.php?pilih=hal&id=6 (diakses pada 10 desember 2012).
Irawan, Dian. 2012. Konsep dan Cara Kerja Radar. http://diwanfisika.blogspot.com/2012/03/konsep-dan-cara-kerja-radar.html (diakses pada 24 Desember 2012).
Mahardiansyah. 2012. Fungsi GPS dan Cara Kerjanya. http://bintancenter.blogspot.com/2012/03/fungsi-gps-dan-cara-kerjanya.html (diakses pada 10 desember 2012).
Meryseran. 2011. Pengertian Radar. http://meryseran.wordpress.com/2011/07/17/pengertian-radar/ (diakses pada 10 desember 2012).
Naibaho, Poberson. 2011. Laporan Praktikum Lapangan BBPPI Semarang. http://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/02/09/laporan-praktikum-lapangan-bbppi-semarang-2010/ (diakses pada 10 desember 2012).
Santoso, Budi. 2012. Sistem kerja Radar (Radio Detecting and Ranging). http://ndorogurumutan.wordpress.com/2012/05/14/sistem-kerja-radar-radio-detecting-and-ranging/ (diakses pada 10 desember 2012).
Wahyu. 2008. Pengertian GPS. http://gaulwahyu.wordpress.com/2008/10/16/pengertian-gps/ (diakses pada 10 desember 2012).
14