10
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK TUMBUHAN PEMBUATAN PREPARAT EMBEDDING Sebagai tugas mata kuliah Mikroteknik Tumbuhan Dosen Pengampu: Dra. Ely Rudyatmi, M.Si Nama : Laila Nur Hidayah NIM : 4411412071 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Laporan Praktikum Mikroteknik Tumbuhan Embedding

Embed Size (px)

DESCRIPTION

embeding

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK TUMBUHANPEMBUATAN PREPARAT EMBEDDING

Sebagai tugas mata kuliah Mikroteknik TumbuhanDosen Pengampu: Dra. Ely Rudyatmi, M.Si

Nama: Laila Nur HidayahNIM: 4411412071

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015A. JudulPembuatan Preparat Embedding Akar, Batang dan Daun Allamanda cathartica

B. Tujuan Membuat preparat daun, batang dan akar Allamanda cathartica dengan metode embedding Menganalisis hasil pembuatan preparat embedding daun, batang dan akar Allamanda cathartica

C. Landasan TeoriMetode pembelajaran taksonomi tumbuhan, tidak hanya melihat dari satu sudut pandang dari segi morfologi akan tetapi perlu dilihat seperti apa kenampakan dalamnya melalui irirsan. Irisan secara biologi dapat diartikan sebagai anatomi, yang memiliki arti bahwa untuk melihat kenampakannya perlu mengiris bagian yang diinginkan. Tetapi, tidak semua organ maupun jaringan tumbuhan yang akan diamati dapat selalu disediakan dalam bentuk preparat amatan. Perlu adanya suatu teknik khusus untuk memudahkan pengamatan dengan cara membuat preparat awetan yang dapat bertahan lama dan siap digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan preparat basah. Mikroteknik adalah ilmu yang mempelajari tentang suatu teknik pembuatan preparat mikroskopis dan analisis kenampakan preparat yang diamati.preparat mikroskopis ialah preparat yang hanya dapat dilihat menggunakan mikrosko sehingga dapat dibedakan bagian yang satu dengan yang lainnya.Menurut Rudyatmi (2014), ada beberapa kriteria suatu preparat dikategorikn sebagai preprarat yang baik, yaitu:1. Ukurannya kecil2. Tipis3. Transparan 4. Dapat dibedakan satu dengan yang lainnya

Metode parafin merupakan salah satu teknik pembuatan preparat dengan menggunakan parafin/lilin sebagai media penyelubungnya (embedding) sehingga preparat dapat mempertahankan strukturnya ketika diiris. Ukuran ketebalan preparat yang dihasilkan berkisar antara 6-8m. Allamanda cathartica merupakan salah satu tanaman yang merambat dan batang berkayu yang berwarna hitam kecoklatan. Adapun klasifikasinya sebagai berikut:Kingdom : PlantaeDivisi : SpermatophytaSubdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : ApocynalesFamili: Apocynaceae Genus : AllamandaSpesies : Allamanda cathartica L.

D. Cara Kerja

Mengambil batang dan akar Allamanda cathartica yang berdiameter 5 mm-10 mm dan daun Allamanda cathartica nomor tiga dari pucuk. Batang dan akar dipotong dengan panjang 5 mm dan diameter 5-10 mm, sedangkan daunnya dipotong pada bagian yang dekat dengan ibu tulang daun dengan ukuran 5 mm x 5 mm. Memfiksasi batang,akar dan daun yang telah dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan ke dalam botol flakon yang telah berisi FAA dalam alcohol 70% selama 24 jam. Mengganti larutan fiksatif dalam botol flakon dengan alcohol 70% sebanyak 3 kali. Mendehidrasi sampel dengan alcohol bertingkat dimulai dari alcohol 80%, alcohol 90%, dan alcohol absolut masing-masing selama 60 menit. Sampel yang telah didehidrasi, dilanjutkan dengan dealkoholisasi dengan larutan alcohol xylol 3:1, 1:1, 1:3 secara berurutan dengan masing-masing alokasi waktu selama 60 menit dalam botol flakon. Infiltrasi parafin dengan cara mengganti alcohol xylol 1:3 dengan dengan larutan xylol parafin 3:1, 1:1, 1:3, parafin murni I, dan parafin murni II masing-masing selama 60 menit dalam oven bertemperatur 60C. Menyelubungi sampel dengan parafin murni pada petridis yang sebelumnya diolesi dengan sedikit gliserin dan dibiarkan membeku selama 24 jam sehingga diperoleh blok parafin yang di dalamnya berisi bahan yang akan diiris. Trimming blok parafin membentuk trapesium dengan posisi sampel berada tepat di tengah. Blok parafin yang berbentuk trapesium ditempelkan di atas holder. Mengiris blok parafin dengan ketebalan 10m dengan mikrotom sehingga diperoleh irisan pita lurus yang tidak terputus-putus (coupes). Melakukan afiksing dengan cara menempelkan coupes pada gelas benda yang telah diolesi albumin meyer dan air di atas hot plate. Deparafinisasi sampel dengan cara memasukkan gelas benda ke dalam staining jar yang berisi xylol murni I dan xylol murni selama 15 menit. Dehidrasi dalam alcohol bertingkat dimulai dari alcohol 30%, 40%, 50%,60%,70% masing-masing selama 2 menit. Staining dalam safranin 1% dalam alcohol 70% selama 2 jam. Membersihkan gelas benda kecuali pada bagian coupes dengan alkohol menggunakan tissue dan dicuci dengan alcohol sisa 70% selama 20 menit dalam staining jar. Dehidrasi sampel dalam alcohol bertingkat 80%, 90%, absolut selama 2 menit setiap celupan. Dealkoholisasi sampel dalam alcohol xylol perbandingan 3:1, 1:1, 1:3 dilanjutkan xylol murni I dan xylol murni II. Mounting mengunakan enthellan diatas gelas benda yang telah berisi sampel kemudian ditutup menggunakan gelas penutup. Labelling sampel pada sisi kanan sampel yang berisi informasi mengenai nama preparat, macam preparat, metode, zat warna yang digunakan dan tanggal pembuatan yang ditulis singkat,padat dan jelas.

E. Hasil PengamatanGambarKeterangan

dhgfecba

Daun Allamanda cathartica M 10 x 10a. Epidermis atasb. Jaringan palisadec. Xylemd. Floem e. Spongy mesophylef. Korteksg. Epidermis bawahh. Midvein

a

Batang Allamanda cathartica M 10 x 10a. Xylem

acb

Akar Allamanda cathartica M 10 x 10

ba

Akar Allamanda cathartica M 40 x 10a. Epidermis atasb. Xylemc. Korteks

a. Xylem b. Floem

F. PembahasanPada pembuatan preparat embedding organ tumbuhan yang terdiri dari daun, batang dan akar dengan cara menyelubungi menggunakan parafin. Hal ini bertujuan agar ketika diiris tidak mengalami kerusakan dan strukturnya tetap dapat dipertahankan. Dari hasil pengamatan preparat yang telah dibuat, anatomi daun dan akar memiliki kenampakan yang terlihat dengan baik,sedangkan pada batang tidak dapat terlihat dengan jelas bagian-bagiannya.Daun Allamanda cathartica memiliki bagian yang terlihat cukup jelas antara lain epidermis atas, jaringan palisade, xylem, floem, Jaringan bungakarang (spons), korteks, epidermis bawah, midvein (pembuluh utama pada ibu tulang daun). Organ daun dapat terlihat dengan jelas dan lebih lengkap dibandingkan pada organ lain. Hal ini dimungkinkan karena proses infiltrasinya lebih sempurna sehingga tidak terlalu hancur ketika diiris menggunakan microtome rotary. Organ daun lebih mudah mengalami infiltrasi karena memang lebih tipis dan kecil ukurannya sehingga keutuhannya pun lebih baik ketika diiris. Akar terlihat lebih baik dibandingkan hasil irisan batang. Masih dapat terlihat lebih utuh karena memang ukuran akar yang digunakan lebih kecl sehingga proses infiltrasi lebih mudah dan hasilnya pun ketika diiris keutuhannya lebih baik dibandingkan dengan batang. Akar yang diambil merupakan akar yang kecil, masih meristematik sehingga mudah untuk dipotong.Sedangkan pada batang, tidak terlihat dengan jelas bagian-bagiannya. Hal ini dikarenakan ketika proses afiksing, parafinnya belum merentang secara sempurna sehingga terlihat menumput dan memblock ke seluruh irisan sampel aadapun bagian yang nampak adalah xylem yang berwarna merah dengan bentuknya yang memanjang. Selain itu, ketika diiris lebih rapuh strukturnya dan hancur. Batang yang digunakan pun lebih keras ketika diinfiltrasi justru membentuk dua bagian yang terpisah. Kesalahan pemilihan bagian yang akan dijadikan sampel dapat menyebabkan ketidaksempurnaan preparat yang dihasilkan. Apabila batang yang diambil lebih keras dan tua, maka seharusnya proses infiltrasinya pun lebih lama. Tidak bersamaan waktu dengan daun maupun akar. Selain pemilihan bagian organ yang akan diiris, hancurnya preparat lebih ditekankan pada ketidaktepatan pada proses infiltrasi karena pada proses inilah memegang peranan yang penting agar jaringan ketika diiris tidak rapuh. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya preparat yang telah dibuat, antara lain: Kesalahan infiltrasi sampel. Kurang merasuknya parafin ke dalam jaringan sehingga ketika diiris menggunakan microtom rotary menjadi hancur dan tidak utuh. Kesalahan afixing/penempelan koupes pada gelas benda. Ketika affixing, sampel dipanaskan terlalu lama bahkan hingga airnya mengering dan parafinnya pun ikut meleleh. Air yang diteteskan di atas gelas benda terlalu sedikit,seharusnya air yang diteteskan harus berlebih dan menaruh di atas hotplate pun tidak terlalu lama. Cukup hanya hingga sampel merentang dan air nya dimiringkan sehingga air berlebih tidak sampai kering. Pemanasan hanya cukup pada kondisi hangat, bukan panas yang dapat merusak jaringan sampel. Terlalu kecilnya ukuran irisan juga bisa mempengaruhiUkuran akar, daun dana batang diiris dengan ukuran 10 lebih lengkap strukturnya dibandingkan dengan ukuran kurang dari itu. Selain karena memang pada dasarnya infiltrasi yang tidak sempurna, juga semakin tipisnya ukuran membuatnya semakin rapuh.

Selain proses embedding yang mempengaruhi ketidaksempurnaan preparat adalah mounting. Terlihat di bawah pengamatan mikroskop gelembung udara yang terjebak di dalamnya. Penggunaan media penutup seperti kanada balsam lebih cepat kering dan sedikit gelembung dibandingkan menggunakan enthellan karena lebih encer sehingga gelembung udara lebih banyak. Selain itu teknik penutupan gelas penutu yang terlalu cepat dan kurang hati-hati mengakibatkan terbentuknya gelembung. Mengikuti prosedur dengan menyesuaikan kondisi dari setiap sampel penting untuk dilakukan agar menghasilkan preparat yang sempurna.

G. Simpulan Dari hasil pembahasan berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Menganalisis bagian penyusun dari daun,batang dan akar Allamanda cathartica adalah dengan cara membuat preparatnya menggunakan metode embedding. 2. Preparat yang dihasilkan kurang baik karena hanya menemukan beberapa bagian dari jaringan organ Allamanda cathartica.

H. Saran 1. Mengoptimalkan setiap tahapan dari proses embedding sehingga preparat yang dibuatkan menghasilkan preparat yang baik,yakni kecil, tipis, transparan dan dapat dibedakan bagian-bagiannya dengan jelas. 2. Diperlukan kesabaran,ketekunan dan ketelitian dalam melakukan setiap proses embedding agar preparat yang dihasilkan memuaskan.

I. Daftar PustakaGarces , J M., NP Guanzon, RA C. Igualada. 2013. Morpho-Anatomical Characterization Of Yellow Bell Allamanda cathartica (Apocynaceae) Leaves, Stem and Roots. Journal of Ateneo de Manila University: BiologyRudyatmi, Ely. 2014. Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang