16
LAPORAN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN GIGI DAN JARINGAN PENDUKUNG Oleh : AROMA MURTAFIAH 081610101012

Laporan Praktikum Tumkem Gigi

  • Upload
    arinanr

  • View
    68

  • Download
    7

Embed Size (px)

DESCRIPTION

..

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

GIGI DAN JARINGAN PENDUKUNG

Oleh :

AROMA MURTAFIAH

081610101012

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2009

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

GIGI DAN JARINGAN PENDUKUNG

Perkembangan gigi melibatkan interaksi resiprokal antara epitel rongga mulut

dan sel-sel mesensim yang berasal dari neural crest cranial. Interaksi tersebut secara

progresif berperan untuk trasnformasi primordial gigi menjadi struktur yang

termineralisasi. Proses perkembangan yang akan dibahas meliputi 1. pembentukan

dental lamina, dental papila dan enamel organ, 2. pembentukan dentin, serta 3.

pembentukan enamel.

I. Pembentukan dental lamina, dental papila, dan enamel organ.

Secara singkat pertumbuhan dan perkembangan dari gigi dapat dijelaskan

sebagai berikut :

A. Tahapan Dental lamina – invaginasi dari oral epithelium ke dalam jaringan

pengubung di bawahnya (mesenchyme).

B. Tahapan enamel organ awal – pembentukan tunas dari epithelium dari

dental lamina.

C. Tahapan kuman gigi – enamel organ, dental papilia, dental sac

D. Inisiasi dari pembentukan dentin dan enamel di dalam gigi.

E. Tahapan enamel organ & bantalan akar yang direduksi.

F. Tahapan erupsi aktif – pemecahan dari bantalan akar (root sheath) dan

mulai pembentukan cementum.

G. Tahapan epithelium darurat dan gabungan - enamel epithelium yang

direduksi menjadi epithelium gabungan dan gigi masuk rongga mulut.

H. Tahapan bidang occlusal – gigi dalam posisis fungsional.

1. Proses primary epithelial thickening

Jaringan odontogenik dapat dilihat seawal mungkin, pada hari perkembangan

ke 28, sebagai daerah penebalan epitel ektodermal pada tepi stomadeum, bersamaan

dengan disintegrasi membrane orofaringeal. Epithelium mulut menebal pada tepi

inferolateral tonjolan maksila dan pada tepi superolateral lengkung mandibula,

dimana keduanya bergabung membentuk tepi lateral stomadeum. Selain itu,

epithelium odontogenik yang mulanya terpisah, akan muncul pada hari

perkembangan ke 35, di tepi inferolateral tonjolan frontonasal, membentuk empat

daerah asal epithelium odontogenik untuk gigi geligi atas.

Proliferasi lebih lanjut dari epithelium mulut, lamina vestibulum terletak di

bukal dan labial lamina gigi. Lamina vestibulum membelah tepi atas stomodeum

menjadi segmen bukal yang merupakan bakal pipi dan bibir dan segmen lingual,

tempat berkembangnya gigi-gigi dan tulang alveolar. Suatu sulkus, vestibulum

mulut, terbentuk antara segmen bukal dan lingual. Segmen lamina vestibulum yang

tidak terbelah akan tetap sebagai frenulum labial.

2. Tahap bud stage, cup stage, dan bell stage

1. Inisiasi (bud stage)

Tahap inisiasi merupakan penebalan jaringan ektodermal, merupakan gambaran

morfologi pertama dari perkembangan gigi, akan tetapi hal ini didahului suatu gejala

dasar induktif. Tanda-tanda pertumbuhan ektomesenchym berasal dari neural crest

menunjukkan induksi primer dari odontogenesis. Jaringan odontogenik primer dapat

dibedakan dan dikenali sebagai lamina gigi pada embrio manusia sedini pada awal

kehamilan 28 hari. Dental lamina terlihat sebagai suatu penebalan jaringan epitel pada

tepi lateral dari stomodeum, dan pada saat membrane oropharyngeal pecah. Penebalan

epitel berkembang sampai batas-batas inferior lateral dari tulang maksila dan pada

batas-batas superior lateral dari lengkung mandibula, dimana kedua hubungan

tersebut membentuk tepi lateral dari stomodeum. Permulaan epitel odontogenik

timbul kira-kira pada usia perkembangan 35 hari, pada batas inferior lateral dari

tulang frontonasal, menimbulkan empat daerah asli yang tepisah dari jarngan

odontogenik gigi geligi rahang atas. Gigi anterior atas berasal dari lamina gigi dalam

tulang frontonasal, dan gigi posterior atas berasal dari tulang lateral rahang atas.

2. Tahap Proliferasi ( cap stage )

Proliferasi adalah gejala di mana proyeksi dari lamina gigi meluas sampai ke

dasar mesenkim pada tempat yang khusus dan membentuk primordial dari gigi primer

( organ enamel). Sewaktu sel-sel membiak organ gigi bertambah besar ukuranya.

Lembaran epitel yang lain, pita alur bibir atau vestibula lamina berkembang hampir

berdekatan dan bersama-sama lamina gigi. Pita ini mengikuti pola pertumbuhan yang

sama dengan pertumbuhan lamina gigi kecuali apabila tempatnya lebih dekat dengan

permukaan wajah. Bentuk yang tidak umum dari lamina ini adalah sesudah

pembentukan dari sebuah pita epitel yang padat dan lebar, sel-sel inti pecah dan

meninggalkan suatu ruangan yang besar dibatasi oleh jaringan epitel. Ruangan ini

membentuk vestibula dari mulut dan bibir, dan sisa-sisa jaringan epitel membentuk

garis bibir, pipi dan gusi. Pada perkembangan dari vestibula, lamina memisahkan pipi

dan bibir dari jaringan keras stomodeum. Jaringan mesoderm mendorong jaringan

epitel sehingga terbentuk topi (cap stage / clock form) bila terjadi gangguan pada

tahap proliferasi akan mengakibatkan kelainan dalam jumlah gigi, misalnya anodontia

dan hyperdontia.

3. Tahap Histodiferensiasi ( bell stage )

Perubahan bentuk organ gigi dari bentuk topi (cap stage) ke bentuk lonceng.

Terjadi karena kegiatan inti sel membelah diri (miotik) . Proliferasi dari sel-sel sekitar

perifer dan pada bagian dalam dari cekungan organ enamel. Tahap lonceng ini

ditandai oleh histodiferensiasi dan morfodiferensiasi.

Yang terlihat pada tahap ini adalah rangkaian perubahan bentuk (metamorfosis) dan

organ enamel yang khas untuk gigi susu dan tetap. Ketika berubahnya bentuk kuntum

yang dini dengan pembesaran dan pembesaran ke dalam organ pada tahap topi atau

cap, yang kemudian menjadi organ bentuk organ yang besar. Peristiwa dasar dari

diferensiasi sel, proliferasi, pergeseran dan pematangan akan berlanjut sebagai dental

organ melalui tahap lonceng dan aposisi. Selama tahap lonceng, lamina gigi

kehilangan kelanjutannya oleh invasi mesenchym dari jaringan pengikat di sekitarnya.

Tetapi lamina gigi berproliferasi terus secara teratur pada ujung distalnya untuk

membentuk primordial dari gigi tetap.

Jaringan epitel merangsang jaringan mesoderm dan jaringan mesoderm mendorong

lagi jaringan epitel selama perkembangan dari organ enamel, sebuah rangkaian dari

perubahansel menghasilkan 4 lapisan :

1. Epitel bagian luar dari organ enamel

2. Stellate reticulum

Epitel bagian dalam dan organ enamel pecah menjadi

3. Stratum intermediare

4. Ameloblas.

4. Tahap Morfodiferensiasi

Pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari gigi yang akan datang

dibentuk pada tahap morfidiferensiasi. Morfodiferensiasi tidak mungkin terjadi tanpa

tahap proliferasi. Tahap lonceng yang berlanjut menandai tidak hanya

histodiferensiasi yang aktif tetapi juga suatu tahap penting morfodiferensiasi dari

korona dengan menggaris luarkan dentino enamel junction yang akan datang.

Hubungan dentino-enamel dan dentino-semental berbeda dan mempunyai sifat

khas pada setiap gigi, sebagai suatu pola tertentu dari pembiakan sel. Dalam

penyesuaian dengan pola ini ameloblas, odontobla, dan sementoblas mengendapkan

enamel, dentin, dan semenetum serta memberi bentuk dan ukuran yang khas pada

gigi.

Di ujung dari lamina dentis kemudian dibentuk lagi tonjolan kedua (lamina

dentis) yang nanti akan menjadi gigi tetap. Tangkai gigi kemudian putus sekitar

pembentukan gigi ini. Jaringan mesodermal menjadi tebal membentuk suatu kantong

yang disebut kantong gigi ( Saccus dentis ).

II. Pembentukan Dentin

1. Pembentukan Odontoblas

Sekitar minggu ke-20 terjadi opotition yaitu mulai dibentuk dentin. Sabut-

sabut retikuler dibentuk dalam pulpa dentin terutama pada batasannya dengan

ameloblast yang disebut sabut dari Korrf. Sabut ini bergabung dengan lamina basalis

dan menebal disebut membrana primormativa.

Sel-sel mesenkim yang berada di dekat membran primormativa tersebut

membesar dan membentuk lapisan yang terdiri sel-sel silindris disebut sel

odontoblast. Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan

matriks organik pada permukaan dentin. Sabut-sabut Korff diantara odontoblast

membesar dan arahnya sejajar dengan membrana primormativa. Disekitar sabut-sabut

tersebut terbentuk bahan dasar setengah padat. Bahan dasar ini dan kolagen disebut

sebagai predentin. Predentin akan mengalami pengapuran menjadi dentin.

Odontoblast membentuk sabut-sabut kolagen dan bahan dasar organiknya. Mula-mula

odontoblast melekat pada membrane primormativa tetapi sewaktu pembentukan

dentin ia terus bertahan terletak di permukaan tetapi ia memanjangkan tonjolan

sitoplasmanya dalam saluran kanakuli dentinalis. Tonjolan sitoplasma di dalam

kanakuli ini dinamakan denital fibers atau Tome’s fibers.

2. Pembentukan matriks dentin

Permulaan dari pembentukan matriks dentin hanya terjadi ketika

preodontoblas telah berdifferensiasi ke dalam odontoblas dan membentuk hubungan

dengan ameloblas dari epitel enamel bagian dalam. Proses ini tampak dari langkah

berikut :

1. Odontoblas mulai mengeluarkan matriks predentin diantara odontoblas

dan ameloblas. Matrik ini mengandung vesikel-vesikel yang berisi

RNA menurut perubahan induksi di basal lamina dari ameloblas.

2. Matriks vesikel dari preodontoblas dihadapi oleh membran sel

dasar preameloblas dan tampak berubah.kontak dan induksi ini

merangsang produksi dan pengeluaran dari matriks namel oleh

ameloblas

3. Matriks dentin yang produksinya diteruskan oleh odontoblas

terjadi secara bersamaan. Odontoblas akan membentuk dentin. Dentin

merangsang sel-sel ameloblast yang akan membentuk email di atas

dentin yang ada.

3. Mineralisasi Dentin

Sel-sel inti memiliki struktur sel penghasil sekret terpolarisasi dengan gradul

sekresi yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini mengandung sebuah inti

pada basisnya.

Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma halus yang menerobos secara tagak

lurus terhadap lebar dentin yaitu juluran odontoblas. Juluran-juluran halus ini secara

berangsur memanjang seiring dengan menebalnya dentin, berjalan dalam saluran

halus disebut tubul dentin yang bercabang dekat batas dentin dan email. Juluran

odontoblas berangsur menipis ke arah ujung distalnya. Matriks yang dihasilkan

odontoblas belum mengandung mineral dan disebut predentin. Mineralisasi dari

dentin yang berkembang dimulai bila vesikel bermembran (vesikel matriks) mulai

muncul, mengandung kristal hidroksiapatit halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai

tempat nukleasi bagi pengendapan mineral selanjutnya pada serabut kolagen

sekitarnya.

Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk

waktu yang lama setelah musnahnya odontoblas. Karena dimungkinkan untuk

mempertahankan gigi yang pulpa serta odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi. Pada

gigi orang dewasa, pengrusakan email penutup oleh erosi akibat pemakaian atau

karies dentis (lubang gigi) biasanya memicu reaksi dalam dentin yang menyebabkan

membuat komponen-komponennya.

4. Struktur dan Fungsi dentin

Dentin adalah zat antara email (zat di mahkota) atau semen (zat di akar) dari

gigi dan ruang pulpa. Dentin disekresikan oleh odontoblast pulpa gigi. Pembentukan

dentin dikenal sebagai dentinogenesis. Yang menyerap, bahan warna kuning tersusun

atas 70% bahan anorganik, 20% bahan organik, dan 10% air. Karena lebih lembut

daripada email, dentin membusuk lebih cepat dan menjadi sasaran lubang hebat jika

tak dirawat sebagaimana mestinya. Namun tetap berlaku sebagai lapisan protektif dan

menyokong mahkota gigi.

Dentin merupakan jaringan konektif termineralisasi dengan matrik organik

protein berkolagen. Komponen anorganik dentin terdiri atas dahllite. Dentin

mengandung struktur mikroskopis yang disebut pipa dentin yang merupakan kanal

berukuran kecil yang menyebar ke luar melalui dentin dari lubang pulpa pada batas

semen luar. Kanal-kanal itu memiliki konfigurasi berbeda antara lain dalam jarak

diameter antara 0,8 dan 2,2 mikrometer. Panjangnya tergantung radius gigi. 3

konfigurasi dimensional pipa dentin di bawah kontrol genetis dan kemudian ciri khas

urutan.

III. Pembentukan Enamel

1. Pembentukan Ameloblas

Epithelium enamel dalam berinteraksi dengan sel-sel ektomesensim dari

papilla gigi, dengan sel-sel perifernya yang berdeferensiasi menjadi odontoblas.

Pembentukan dentin dari odontoblas dimulai dan diperlukan untuk menginduksi

preameloblas menjadi ameloblas, untuk membentuk enamel. Epithelium enamel

dalam dari lapisan akar menginduksi deferensiasi odontoblas, tetapi kurang memiliki

sratum intermedium , sehingga gagal berdeferensiasi sendiri menjadi ameloblas

pembentuk enamel, karena itulah, tidak ada enamel pada akar. Ameloblas

memperbanyak Tome's processus (mengeluarkan tonjolan sitoplasma sepanjang + 4µ

yang mengandung banyak granula) dengan cepat setelah dimulai amelogenesis.

Ameloblas mensekresi matriks protein dari amelogenin dan enamelin yang nantinya

termineralisasi menjadi enamel rod atau prisma, ketika keduanya terretraksi dari

dentin. Proses ini melibatkan proliferasi aparatus Golgi dan rER. Setelah ameloblast

selesai mendepositkan enamel, Tome's processus menghilang dan digantikan oleh

striated border. Hal ini menyebabkan bahan organik dan air menghilang dari enamel.

Selanjutnya striated border bertanggungjawab untuk resorpsi komponen matriks

sehingga akan tampak adanya dense granules diantara apical cytoplasm dari

ameloblast.

2. Pembentukan Matriks Enamel

Sel-sel perifer dari organ dentin menjadi odontoblas, lapisan-lapisan ini

berkembang sebelum pembentukan enamel. Selama tahap pertama pada pembentukan

matriks enamel, ameloblas mempengaruhi mesensim didekatnya untuk membedakan

A, Ameloblast nucleusB, EnamelC, Tome's process

suatu lapisan yang akan menjadi preodontoblas (lapisan antara ameloblas dan

odontoblas), yang merupakan sel-sel pembentuk dentin. Bentuk terakhir dari enamel-

dentin junction ditentukan oleh proses ini.

Permulaan dari pembentukan matriks enamel dan dentin hanya terjadi ketika

preodontoblas telah berdifferensiasi ke dalam odontoblas dan membentuk hubungan

dengan ameloblas dari epitel enamel bagian dalam.

Setelah selapis dentin dibentuk, ameloblast segera mengadakan aktivitas

dengan mengeluarkan cairan sepanjang dentin sehingga terbentuk enamel matriks

yang pertama yang disebut dengan dentino-enamel membran dan kemudian berdifusi

dengan bahan interprismatik, dalam hal ini enamel tidak akan berhubungan langsung

dengan dentin. Kemudian ameloblast mengeluarkan tonjolan sitoplasma sepanjang +

4µ yang disebut Tome’s Processus yang mengandung banyak granula, dan

selanjutnya berubah menjadi enamel matriks yang terjadi dari perifer ke arah dalam.

Matriks enamel pada awalnya diendapkan pada oklusal atau permukaan insisal

dari perkembangan gigi. Sewaktu proses ini berlanjut ke daerah-daerah ini, ameloblas

tambahan dari arah apikal membuat lingkaran servikal dan pembentukan yang

terakhir dari epithelial diaphragm.

3. Mineralisasi Enamel

Proses ini terjadi segera setelah terbentuk segmen pertama dan bahan

interprismatiknya, yaitu proses pengapuran sebanyak 30% dan 96% materi mineral

(calcium hidroksiapatit) yang berasal dari epitel ektoderm. Proses maturasi enamel

dengan pengapuran 100% dimulai dari puncak mahkota ke arah servikal dan DEJ ke

arah perifer. Enamel termineralisasi sebagian sehingga terjadi complete after eruption.

Pada pembentukan mahkota, enamel organ membentuk reduced enamel epithelium

yang menutupi gigi sampai menjelang erupsi.

4. Struktur dan Fungsi Enamel

Enamel atau email merupakan bagian paling luar dan keras dari gigi, berwarna

putih, yang tersusun atas 96% materi mineral (calcium hidroksiapatit) yang berasal

dari epitel ektoderm. Sedangkan struktur gigi yang lain berasal dari mesoderm

(ectomesenchyme). Kristal hidroksiapatit tersusun sedemikian rupa sehingga

membentuk prisma atau batang-batang yang tersusun sejajar dan diikat oleh bahan

interprismatik yang hampir sama kadar kalsifikasinya. Selama pembentukan, enamel

diletakkan berlapis-lapis yang tampak sebagai garis-garis yang paralel terhadap

permukaan email. Garis-garis ini disebut garis Retzius. Pada tempat tertentu terdapat

juluran yang memasuki email dari batas dentin-email yang disebut enamel tulf.

Beberapa juluran yang masuk dari permukaan bebas disebut lamel email.

A : Enamel B : Dentin

Stria of Retzius

Enamel Tulf

Enamel lamella

Dentino-enamel junction