laporan pratikum faal 1 kardio

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    1/15

    BLOK KARDIOVASKULARLaporan Praktikum Fisika dan Fisiologi

    KELOMPOK A-7

    Annisa Robiyanti 1102011038Astrindita Ayu Wirasti 1102013046

    Auditya Widyasari 1102013047

    Ayuningtyas Tri Handini 1102013050Ayuvy Monzalitza 1102013051

    Bayu Adhitya Wicaksana 1102013053

    Bayu Hernawan Rahmat M 1102013054

    Dewi Anindya 1102013078Dhina Lorenza 1102013082

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

    2014/2015

    Jl. Let. Jendral Suprapto, Cempaka Putih

    Jakarta Pusat, 10510

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    2/15

    HUKUM POISEUILLE

    Tujuan Percobaan

    1.

    Memahami karakteristik aliran fluida2. Mengukur debit aliran fluida yang melewati pipa dengan diameter sertavariabel yang

    berbeda-beda.

    Alat-alat Percobaan

    1. Tabung gelas yang panjangnya 80 cm

    2. Statif untuk menjepit tabung agar berdiri vertikal

    3. Gelas ukur

    4. Stopwatch

    5. Aerometer dengan daerah ukur sampai 1,1 g/cm3

    6. Pipa karet

    7. Spluit (alat suntik)

    8. Larutan NaCI

    Teori Dasar

    Mengingat sifat umum efek kekentalan, bahwa kecepatan fluida kental yang

    mengalir melalui pipa tidak sama di seluruh titik penampang lintangnya. Lapisan paling

    luar fluida melekat pada dinding pipa dan kecepatannya nol. Dinding pipa "menahan"

    gerak lapisan paling luar tersebut dan lapisan ini menahan pula lapisan berikutnya,

    begituseterusnya. Asal kecepatan tidak terlalu besar, aliran akan laminer, dengan

    kecepatan paling besar di bagian tengah pipa, lalu berangsur kecil sampai menjadi nol pada

    dinding pipa.

    Gambar 1. (a) Gaya terhadap elemen silindris fluidakental, (b) Distribusi kecepatan, (c)

    Pandangan dari ujung

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    3/15

    ` Misalkan dalam sepotong pipa yang radius dalamnya R dan panjangnya L mengalir fluida

    yang viskositasnya 1j secara laminer (gambar 1). Sebuah silinder kecil beradius r berada dalam

    kesetimbangan (bergerak dengan kecepatan konstan) disebabkan gaya dorong yang timbul akibat

    perbedaan tekanan antara ujung-ujung silinder itu serta gayakekentalan yang menahan padapermukaan luar. Gaya dorong ini adalah

    Menggunakan persamaan umum untuk mencari koefisien viskositas, maka gayakekentala

    n adalah

    di mana dv /dr ialah gradien kecepatan pada jarak radial r dari sumbu.

    Tanda (-) negatif diberikan karena v berkurang bila r bertambah. Dengan menjabarkan

    gaya-gaya dan mengintegrasikannya akan diperoleh persamaan parabola. Garis lengkung, pada

    Gambar 1(b) adalah grafik persamaan ini. Panjang anak-anak panah sebanding dengan kecepatan

    di posisi masing-masingnya. Gradien kecepatan untuk

    r sembarang merupakan kemiringan garis Iengkung ini yang diukur terhadap sebuahsumbu

    vertikal. Kita katakan bahwa aliran ini mempunyai profil kecepatan parabola.

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    4/15

    Gambar 2. Menghitung debit aliran Qmelalui rumus Poiseuille dengan:

    (a) panjang pipa sama, tekanan berbeda

    (b) panjang pipa berbeda, tekanan sama

    (a)panjang pipa sama, viskositas berbeda

    (c)panjang pipa sama, diameter berbeda

    Untuk menghitung debit aliran Q, atau volume fluida yang melewati sembarang penampa

    ng pipa per satuan waktu. Volume fluida dV yang melewati ujung-ujung unsur ini waktu dt ialah

    v dA dt, di mana v adalah kecepatan pada radius r dan dA ialah

    luasyang diarsir sama dengan 2rdr. Dengan mengambil rumusan v dari persamaan (2)

    kemudian mengintegrasikan seluruh elemen antara r = 0 dan r = R, dan membagi dengan dt,

    maka diperoleh debit aliran Q sebagai berikut:

    Rumus ini pertama kali dirumuskan oleh Poiseuille dan dinamakan hukum Poiseui ll e.

    Kecepatan aliran volum atau debit aliran berbanding terbalik dengan viskositas, dan berbanding

    lurus dengan radius pipa pangkat empat. Apabila kecepatan suatu fluida yang mengalir dalam

    sebuah pipa melampaui harga kritis tertentu (yang bergantung pada sifat-sifat fluida dan pada

    radius pipa), maka sifat aliran menjadi sangat rumit. Di dalam lapisan sangat tipis sekali yang

    bersebelahan dengan dinding pipa, disebut lapisan batas, alirannya masih laminer. Kecepatan

    aliran didalam lapisan batas pada dinding pipa adalah nol dan semakin bertambah besar. Secara

    uniform di dalam lapisan itu. Sifat-sifat lapisan batas sangat penting sekali dalam menentukan

    tahanan terhadap aliran, dan dalam menetukan perpindahan panas ke ataudari fluida yang sedang

    bergerak itu.Di luar lapisan batas, gerak fluida sangat tidak teratur. Di dalam fluida timbularus

    pusar setempat yang memperbesar tahanan terhadap aliran. Aliran semacam

    inidisebut aliran yang turbulen. Percobaan menunjukkan bahwa ada kombinasi empat faktor

    yang menentukan apakah aliran fluida melalui pipa bersifat laminer atau turbulen.Kombinasi inidikenal sebagai bilangan Reynold, RE,dan didefinisikan sebagai

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    5/15

    di mana p ialah rapat massa fluida, v ialah kecepatan aliran rata-rata, rl ialah

    viskositas,dan L ialah diameter pipa.

    Kecepatan rata-rata adalah kecepatan uniform melalui penampang lintang yang

    menimbulikan kecepatan pengosongan yang sama. Bilanga nReynold ialah besaran yang tidak

    berdimensi dan besar angkanya adalah sama dalamsetiap sistem satuan tertentu. Tiap percobaanmenunjukkan bahwa apabila bilangan Reynold Iebih kecil dari kira-kira 2000, aliran akan

    laminer, dan jika Iebih dari kira-kira 3000, aliran akan turbulen. Dalam daerah transisi antara

    2000 dan 3000, aliran tidak stabil dan dapat berubah dari laminer menjadi turbulen atau

    sebaliknya.

    Prosedur Percobaan

    A.Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan tekanan berbeda.

    1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara vertikal

    pada statif yang tersedia.

    2. Tutuplah kran pada kedua pipa yang panjang sama dengan ketinggian berbeda kemudian

    isilah air sampai batas yang ditentukan.

    3. Taruhlah gelas ukur pada ujung kedua pipa untuk menampung air yang keluar.

    4. Hidupkan pompa air, buka kran pada kedua pipa dan tekan stopwatch selama 15 detik

    secara serentak dan bersama-sama.

    5. Hitunglah volume air yang ditampung dalam kedua gelas ukur tersebut.

    6. Ulangi percobaan no.4 dan 5 sebanyak 3 kali

    B. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan viskositas berbeda.

    1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabungsecara vertikal

    pada statif yang tersedia.

    2. Buatlah larutan kecap (dianggap konsentrasinya 100 %). Ukurlah massa jenisnya p

    dengan aerometer dan isikan pada tabel data.

    3. Isilah larutan kecap 100 % ke dalam tabung sampai batas yang ditentukan.

    4. Taruhlah gelas ukur pada ujung pipa untuk menampung air yang keluar.

    5. Buka kran pada pipa sambil menekan stopwatch selama 20 detik secara serentak dan

    bersama-sama.

    6.

    Hitunglah volume air yang ditampung dalam gelas ukur tersebut.

    7. Ulangi percobaan untuk larutan kecap 100 % sebanyak 3 kali.

    8. Ulangi percobaan 2 sampai 7 untuk larutan kecap 50 %.

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    6/15

    C.Menghitung debit aliran untuk panjang pipa dan radius jari-jari yang berbeda,caranya sama

    dengan bagian (A).

    A.

    Menghitung debit aliran untukpanjang pipa sama dan tekanan berbeda

    (Tekanan pada pipa 2 lebih besar dibanding tekanan pada pipa 1)

    NO Waktu (s) Volume Pipa 1

    (ml)

    Volume Pipa 2

    (ml)

    Debit Aliran

    Pipa 1 (ml/s)

    Debit

    Aliran Pipa

    2 (ml/s)

    1 15 170 290 11.33 19.33

    2 15 180 280 12 18.66

    3 15 170 280 11.33 18.66

    Rata-Rata 173.33 283.33 11,55 18,9

    B. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan viskositas berbeda

    Konsentrasi kecap 100%

    NO Waktu (s) Volume (ml) Debit Aliran Pipa

    (ml/s)

    1 38 200 5.26

    2 36 200 5.55

    3 34 200 5.88

    Rata-

    Rata

    36 200 5,56

    Konsentrasi kecap 50%

    NO Waktu (s) Volume (ml) Debit Aliran Pipa

    (ml/s)

    1 31 200 6.45

    2 31 200 6.89

    3 31 200 6.25

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    7/15

    Rata-

    Rata31 200 6,53

    C.

    Menghitung debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan tekanan sama(Pipa 1 lebih panjang dibanding pipa 2)

    NO Waktu (s) Volume Pipa 1

    (m)

    Volume Pipa 2

    (m)

    Debit Aliran

    Pipa 1 (ml/s)

    DebitAliran Pipa

    2 (ml/s)

    1 15 300 280 20 18.66

    2 15 310 270 20.66 18

    3 15 300 290 20 20

    4 15 320 200 21.33 14

    5 15 300 300 21,33 15,33

    Rata-Rata 306 268 20,67 17,2

    D. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan diameter berbeda

    (Pipa 1 berdiameter lebih besar dibanding pipa 2)

    NO Waktu (s) Volume Pipa 1

    (m)

    Volume Pipa 2

    (m)

    Debit Aliran

    Pipa 1 (ml/s)

    Debit

    Aliran Pipa

    2 (ml/s)

    1 15 150 340 10 22.7

    2 15 150 340 10 22.7

    3 15 150 340 10 22.7

    Rata-Rata 150 340 10 22,7

    Kesimpulan :

    Hukum Poiseuille dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

    Tekanan: makin besar tekanannya maka makin besar pula debitnya.

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    8/15

    Panjang pipa: makin panjang pipanya maka makin kecil debitnya.

    Viskositas: makin besar viskositasnya maka makin kecil debitnya.

    Diameter pipa: makin besar diameternya maka makin besar debitnya.

    III. SISTEM KARDIOVASKULAR

    III.1. Pengukuran Secara Tidak Langsung Tekanan Darah Arteri Pada Orang

    TUJUAN

    Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

    1. Mengukur tekanan arteri brakhialis dengan cara auskultasi dengan penilaian menurut

    metode lama dan metode baru The american Heart Association (AHA)2.

    Mengukur tekanan darah arteri brakhialis dengan cara palpasi

    3. Menerangkan perbedaan hasil pengukuran cara auskultasi dengan cara palpasi

    4. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring

    duduk dan berdiri

    5. Menguraikan berbagai faktor penyebab perubahan hasil pengukuran tekanan darah pada

    ketiga sikap tersebut diatas.

    6. Membandingkan hasil pengukuran darah arteri brakhialis sebelum dan sesudah kerja otot

    7.

    Menjelaskan berbagai faktor penyebab perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah

    kerja otot.

    ALAT YANG DIPERLUKAN

    1. Sfigmomanometer

    2. Stetoskop

    TATA KERJA

    I. Pengukuran Tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring duduk dan

    berdiri

    Berbaring telentang

    1. Suruhlah op berbaring terlentang dengan tenang selama 10 menit

    2. Selama menunggu, pasanglah manset sfignomamnometer pada lengan op

    P.III,1,1 Apa yang harus diperhatikan pada waktu memasang manset ?

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    9/15

    Jawab:

    Yang harus diperhatikan adalah:

    - Keadaan alat sfigmomanometer

    - Posisi pemasangan manset

    - Manset dipasang tidak terlalu kencang atau longgar

    - Tidak ada penghalang antara manset misalnya pakaian

    3. Carilah dengan cara palpasi denyut a.brachialis pada fossa cubiti dan denyut a.brachialis

    pada pergelangan tangan kanan op.

    P.III.1.2. Mengapa kita harus meraba letak denyut arteri brachialis dan arteri radialis

    o.p.?

    Jawab:

    Meraba arteri radialis yang bertujuan memeriksa frekuensi nadi o.p,

    sedangkan untuk arteri brachialis untuk menentukan sistolik palpatoir o.p

    Setelah op berbaring 10 menit, tetapkanlah kelima fase korotkoff dalam pengukuran

    darah op tersebut.

    P.III.1.3. Tindakan apa yang sodara lakukan secara berturut-turut untuk mengukur

    tekanan darah ini?

    Jawab:

    Dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul pada arteribrachialis yang disebut bunyi Korotkoff. Kemudian pompalah manset sehingga

    tekanannya melebihi 30 mmHg diatas tekanan sistolik palpatoir (yang diketahui

    dari palpasi). Turunkanlah tekanan manset perlahan-lahan sambil meletakkan

    stetoskop di atas arteri brachialis pada fossa kubiti. Kemudian bila terdengar suatu

    bunyi ketukan maka itulah tekanan sistolnya. Lalu dengarkan sampai suaranya

    menghilang maka itulah diastolnya.

    P.III.1.4. Sebutkan kelima fase korotkoff. Bagaimana menggunakan fase korotkoff dalam

    pengukuran tekanan darah dengan penilaian metode lama dan baru?

    K1 = Suara jelas pertama yang terdengar saat darah mula-mula mengalir melalui

    pembuluh nadi (sistolik),berbunyi auskultasi, sifatnya lemah, nadanya agak

    tinggi terdengar.

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    10/15

    K2 = Suara itu terdengar seperti terhambat dan mungkin menghilang, berubahnya

    ukuran pembuluh karena tekanan yang baru dilepaskan dapat

    mengakibatkan suara itu seperti terhambat, menghilangnya suara disebut

    auskulatory gap, bunyi seperti K1 disertai bising.

    K3 = Suara menjadi lebih jelas karena tekanan manset yang diperlonggar,

    pembuluh nadi tetap terbuka/mengembang selama terjadinya kuncup

    jantung(bunyi berubah menjadi keras, nada rendah, tanpa bising.merupakan

    bunyi yang paling kuat terdengar

    K4 = Bunyi Melemah

    K5 = Fase diastolic

    Pada metode lama diastole ditentukan pada fase 4. Pada metode baru diastole

    ditentukan oleh fase 5.

    Ulangi pengukuran sub 4 sebanyak 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata dan catat

    hasilnya.

    P.III.1.5 Apa yang harus diperhatikan bila kita ingin mengulangi pengukuran tekanan

    darah?apa sebabnya?

    Jawab :

    Pasien diberikan waktu istirahat selama 10 menit agar memberikan waktu

    bagi pembuluh darah untuk berelaksasi dan menghilangkan factor yangmempengaruhi perubahan tekanan darah yang salah satunya posisi tubuh.

    Duduk

    4. Tanpa melepaskan manset op disuruh duduk. Setelah ditunggu 3 menit ukurlah lagi

    tekanan darah a.brachialisnya dengan cara yang sama. Ulangi pengukuran selama 3 kali

    untuk mendapat nilai rata-rata da catatlah hasilnya.

    P.III.1.6. Sebutkan 5 faktor yang menentukan besar tekanan darah arteri?

    Jawab:

    Faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri, yaitu:

    KerjaJantung

    Tahanan perifer

    Kekenyalan dinding pembuluh darah

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    11/15

    Kekentalan darah

    Jumlah darah yang bersirkulasi

    Berdiri

    5. Tanpa melepaskan manset op disuruh berdiri setelah ditunggu 3 menit ukurlah tekanan

    darah a.brachialisnya dengan cara yang sama. Ulangi pengukuran sebanyak 3x unruk

    mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah hasilnya.

    P.III.1.7 Mengapa pengukuran dilakukan beberapa saat setelah berdiri ?

    Jawab:

    Agar aliran darah pada tubuh dapat distabilkan sebelum dilakukan pengukuran

    8. Bandingkanlah hasil pengukuran tekanan darah op pada ketiga sikap yang berbeda diatas.

    II. Pengukuran tekanan darah sesudah kerja otot.

    1. Ukurlah tekanan darah a,brachialis op dengan penilaian menurut metode baru pada sikap

    duduk (o.p tidak perlu yang sama).

    2. Tanpa melepaskan manset suruhlah op berlari ditempat dengan frekwensi kurang lebih

    120 loncatan permenit selama 2 menit. Segera setelah selesai op disuruh duduk dan

    ukurlah tekanan darahnya.

    3. Ulangi pengukuran tekanan darah ini tiap menit sampai tekanan darahnya kembali

    seperti semula. Catatlah hasil pengukuran tersebut.

    P.III.1.8Bagaimana tekanan darah seseorang setelah melakukan kerja otot ?

    Jawab :

    Tekanan darah meningkat karena pada saat kerja otot jantung memompa

    darah lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada otot muscular.

    Saat berolahraga, terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh. Hal ini

    mempengaruhi tekanan darah, dan termasuk sebagai pengaruh lokal kimiawi. Sebab

    olahraga menyebabkan:

    a. Penurunan O2oleh karena sel-sel yang aktif melakukan metabolisme menggunakan

    lebih banyak O2untuk fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    12/15

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    13/15

    I.3 Pengukuran tekanan darah a.brachialis dengan cara palpasi

    1. Ukurlah tekanan darah a.brachialis op pada sikap duduk dengan cara auskultasi (sub I).

    2. Ukurlah tekanan darah arteri brachialis op pada sikap yang sama dengan cara palpasi.

    P.III.1.9Bagaimana sdr. Melakukan pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi?

    Jawab:

    Dengan cara meraba arteri brachialis, lalu memompa manset sampai tidak

    terdengar denyut, lalu mengempiskan manset sambil merasakan detak yang

    pertama (sistol).

    Hasil Praktikum

    Nama O.P : Bayu Hernawan Rahmat Muharia

    Jenis kelamin : Laki-laki

    - Palpasi : 90 mmHg (sistolik palpatoir)

    - Auskultasi : 110/80 mmHg

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    14/15

    HASIL PERCOBAAN

    Hasil Pengukuran Tekanan Darah A.Brachialis pada Sikap Berbaring, Duduk dan Berdiri

    Biodata o.p:

    Nama : Bayu Hernawan Rahmat Muharia

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Tabel Pengamatan

    KeadaanTekanan Darah (mmHg) Rata-Rata

    1 2 3 (mmHg)

    Berbaring 100/60 mmHg 100/55 mmHg 80/60 mmHg 93.3/58.3 mmHg

    Duduk 100/60 mmHg 100/55 mmHg 90/60 mmHg 100/58.3 mmHg

    Berdiri 100/60 mmHg 95/60 mmHg 95/60 mmHg 96.7/60 mmHg

    Kerja Otot 110/70 mmHg 110/60 mmHg 100/60 mmHg 106.7/63.3 mmHg

    Kesimpulan :

    Berdasarkan data yang kami peroleh dari hasil percobaan, menunjukkan bahwa pada

    beberapa saat setelah kerja otot, tekanan darah o.p menunjukan keadaan tertinggi akibat adanya

    kebutuhan oksigen ke otot yang meningkat sehingga darah dipompakan oleh jantung lebih cepat.

    Pada saat seseorang berdiri, gaya gravitasi akan menyebabkan darah berkumpul di kaki. Hal ini

    akan menaikkan tekanan darah karena pembuluh darah bekerja lebih keras untuk menaikkan

    darah ke jantung melawan gravitasi dan kerja otot yang bertambah akibat menopang tubuh

    sehingga membutuhkan aliran darah yg lebih. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan

    darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk karena sfignometer sejajar denganjantung.

  • 8/10/2019 laporan pratikum faal 1 kardio

    15/15

    DAFTAR PUSTAKA

    Cameron, J.R.et al. 2006.Fisika Tubuh Manusia. Jakarta : EGC

    Sherwood Lauralee, 2001. Fisiologi, Jakarta, penerbit EGC