21
Definisi Dan Cara Kerja Calcium Channel Blockers (CCBs) Dalam rangka untuk memompa darah, jantung memerlukan oksigen. Lebih keras jantung bekerja, lebih banyak oksigen ia memerlukannya. Angina (nyeri dada) terjadi ketika suplai oksigen ke jantung tidak cukup untuk jumlah pekerjaan yang harus dilakukan jantung. Dengan melebarkan arteri-arteri, CCBs mengurangi tekanan dalam arteri-arteri. Ini membuat jantung lebih mudah untuk memompa darah, dan, sebagai akibatnya, jantung memerlukan lebih sedikit oksigen. Dengan mengurangi keperluan jantung untuk oksigen, CCBs menghilangkan atau mencegah angina. CCBs juga digunakan untuk merawat tekanan darah tinggi karena efek-efek mereka menurunkan tekanan darah. CCBs juga memperlambat kecepatan padanya jantung berdenyut dan oleh karenanya digunakan untuk merawat tipe-tipe tertentu dari irama-irama jantung yang cepatnya abnormal. Kondisi-Kondisi Digunakannya Calcium Channel Blocker CCBs digunakan untuk merawat tekanan darah tinggi, angina, dan irama-irama jantung yang abnormal (contohnya, atrial fibrillation, paroxysmal supraventricular tachycardia). Mereka juga mungkin digunakan setelah serangan jantung, terutama diantara pasien-pasien yang tidak dapat mentolerir obat-obat beta-blockers , mempunyaiatrial fibrillation , atau memerlukan perawatan untuk angina mereka. Tidak seperti beta blockers, CCBs masih belum ditunjukan mengurangi kematian atau serangan- serangan jantung tambahan setelah serangan jantung. CCBs adalah seefektif ACE inhibitors dalam mengurangi tekanan darah, namun mereka mungkin tidak seefektif ACE inhibitors dalam mencegah kegagalan ginjal yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau diabetes . Mereka juga digunakan untuk merawat: pulmonary hypertension , Raynaud's syndrome , cardiomyopathy, dan subarachnoid hemorrhage . CCBs juga digunakan dalam pencegahan sakit-sakit kepala migrain . Perbedaan-Perbedaan Diantara Calcium Channel Blockers CCBs berbeda dalam durasi aksi mereka, proses dengannya mereka dieliminasi dari tubuh, dan paling penting, dalam kemampuan mereka untuk mempengaruhi denyut dan kontraksi jantung. Beberapa CCBs [contohnya, amlodipine (Norvasc)] mempunyai sangat sedikit efek pada denyut dan kontraksi jantung sehingga mereka aman untuk digunakan pada individu-individu yang mempunyai gagal jantung atau bradycardia (denyut jantung yang perlahan). Verapamil (Calan, Isoptin) dan diltiazem (Cardizem) mempunyai efek-efek yang paling besar pada jantung dan mengurangi kekuatan dan angka dari kontraksi. Oleh karenanya, mereka digunakan dalam mengurangi denyut jantung ketika jantung berdenyut terlalu cepat. Efek-Efek Sampingan Calcium Channel Blockers Efek-efek sampingan yang paling umum dari CBs adalah sembelit, mual, sakit kepala, ruam, edema (pembngkakan kaki-kaki dengancairan), tekanan darah rendah , keadaan mengantuk, dan kepusingan. Disfungsi hati dan pertumbuhan lebih dari gusi-gusi mungkin juga terjadi. Ketika diltiazem (Cardizem) atau verapamil (Calan, Isoptin) diberikan pada individu-individu dengan gagal jantung, gejala-gejala dari gagal jantung mungkin memburuk karena obat- obat ini mengurangi kemampuan dari jantung untuk memompa darah. Seperti obat-obat tekanan darah lain, CCBs dihubungkan dengan disfungsi seksual.

TUGAS KARDIO

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Kuliah

Citation preview

Definisi Dan Cara Kerja Calcium Channel Blockers (CCBs)Dalam rangka untuk memompa darah, jantung memerlukan oksigen. Lebih keras jantung bekerja, lebih banyak oksigen ia memerlukannya. Angina (nyeri dada) terjadi ketika suplai oksigen ke jantung tidak cukup untuk jumlah pekerjaan yang harus dilakukan jantung. Dengan melebarkan arteri-arteri, CCBs mengurangi tekanan dalam arteri-arteri. Ini membuat jantung lebih mudah untuk memompa darah, dan, sebagai akibatnya, jantung memerlukan lebih sedikit oksigen. Dengan mengurangi keperluan jantung untuk oksigen, CCBs menghilangkan atau mencegah angina. CCBs juga digunakan untuk merawattekanan darah tinggikarena efek-efek mereka menurunkan tekanan darah. CCBs juga memperlambat kecepatan padanya jantung berdenyut dan oleh karenanya digunakan untuk merawat tipe-tipe tertentu dari irama-irama jantung yang cepatnya abnormal.Kondisi-Kondisi Digunakannya Calcium Channel BlockerCCBs digunakan untuk merawat tekanan darah tinggi, angina, danirama-irama jantung yang abnormal(contohnya,atrial fibrillation,paroxysmal supraventricular tachycardia).Mereka juga mungkin digunakan setelah serangan jantung, terutama diantara pasien-pasien yang tidak dapat mentolerir obat-obat beta-blockers, mempunyaiatrial fibrillation, atau memerlukan perawatan untuk angina mereka.Tidak seperti beta blockers, CCBs masih belum ditunjukan mengurangi kematian atau serangan-serangan jantung tambahan setelah serangan jantung.CCBs adalah seefektifACE inhibitorsdalam mengurangi tekanan darah, namun mereka mungkin tidak seefektif ACEinhibitorsdalam mencegah kegagalan ginjal yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi ataudiabetes.Mereka juga digunakan untuk merawat: pulmonary hypertension, Raynaud'ssyndrome, cardiomyopathy, dan subarachnoid hemorrhage.CCBs juga digunakan dalam pencegahan sakit-sakit kepalamigrain.Perbedaan-Perbedaan Diantara Calcium Channel BlockersCCBs berbeda dalam durasi aksi mereka, proses dengannya mereka dieliminasi dari tubuh, dan paling penting, dalam kemampuan mereka untuk mempengaruhi denyut dan kontraksi jantung. Beberapa CCBs [contohnya,amlodipine(Norvasc)] mempunyai sangat sedikit efek pada denyut dan kontraksi jantung sehingga mereka aman untuk digunakan pada individu-individu yang mempunyai gagal jantung ataubradycardia(denyut jantung yang perlahan).Verapamil (Calan, Isoptin)dandiltiazem (Cardizem)mempunyai efek-efek yang paling besar pada jantung dan mengurangi kekuatan dan angka dari kontraksi. Oleh karenanya, mereka digunakan dalam mengurangi denyut jantung ketika jantung berdenyut terlalu cepat.Efek-Efek Sampingan Calcium Channel Blockers Efek-efek sampingan yang paling umum dari CBs adalah sembelit, mual, sakit kepala, ruam, edema (pembngkakan kaki-kaki dengancairan),tekanan darah rendah, keadaan mengantuk, dan kepusingan. Disfungsi hati dan pertumbuhan lebih dari gusi-gusi mungkin juga terjadi. Ketika diltiazem (Cardizem) atau verapamil (Calan, Isoptin) diberikan pada individu-individu dengan gagal jantung, gejala-gejala dari gagal jantung mungkin memburuk karena obat-obat ini mengurangi kemampuan dari jantung untuk memompa darah. Seperti obat-obat tekanan darah lain, CCBs dihubungkan dengan disfungsi seksual.

PENGUNAAN OBAT ADRENERGIK

Berdasarkan titik kerjanya pada sel- sel efektor dari ujung adrenergic dibagi menjadi reseptor () alfa dan () beta, dan berdasarkan efek fesiologisnya dibagi menjadi alfa1, alfa2,beta1, dan beta2. Pada umumnya stimulasi pada reseptor menghasilkan efek- efek sebagai berikut: Alfa 1, mengaktifkan organ- organ efektor seperti otot otot polos (vasokontriksi) dan sel- sel kelenjar dengan efek tambahannya sekresi ludah dan keringat. Alfa 2, menghambat pelepasan noradrenalin pada saraf- saraf adrenergic dengan efek turunya tekanan darah. Beta 1, memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung. Beta 2, bronkodilatasi dan stimulasi metabolism glikogen dan lemak.Penggunaan obat-obat adrenergic, antara lain: Shock, dengan memperkuat kerja jantung(1) dan melawan hipotensi (),contohnya adrenalin dan noradrenalin. Asma, dengan mencapai bronkodilatasi (2), contohnya salbutamol dan turunannya, adrenalin dan efedrin. Hipertensi, dengan menurunkan day atahan perifer dari dinding pembuluh melalui penghambat pelepasan noradrenalin(2), contohnya metildopa dan klonidin. Vasodilator perifer, dengan menciutkan pembuluh darah di pangkal betis dan paha (cladicatio intermitens). Pilek (rhinitis), guna menciutkan selaput lender yang bengkak() contohnya imidazolin, efedrin, dan adrenalin. Midriatikum, ysaitu dengan memperlebar pupil mata (), contohnya fenilefrin dan nafazolin. Anoreksans, dengan mengurangi napsu makan pada obesitas (2), contohnya fenfluramin dan mazindol. Penghambat his dan nyeri haid (dysmenore) dengan relaksasi pada otot rahim (2), contohnya isoxuprin dan ritordin.

FARMAKOKINETIKA OBAT OBAT ADRENERGIC

1.EpineprinEpinefrin terdapat dalam kelenjar adrenal atau dapat dibuat secara sintetis. Obat ini merupakan katekolamin endogen dengan aktivitas pada medula adrenal. Bentuk levorotatori isomer 15X lebih aktif dibanding bentuk dekstrorotatoriAbsorpsiPada pemberian per oralepinefrin tidak mencapai dosis terapi karena sebagian besar dirusak oleh enzim COMT dan MAO yang banyak terdapat pada dinding usus dan hati.Pada pemberian parenteral subkutanabsorbsi lambat karena terjadi vasokonstriksi lokal, dapat dipercepat dengan memijat tempat suntikan.Absorpsi yang lebih cepat terjadi dengan penyuntikan intramuscular.Pada pemberian lokal secara inhalasiefeknya terbatas terutama pada saluran napas, tetapi efek sistemik dapat terjadi, terutama bila digunakan dosis besar.DistribusiSetelah diabsorpsi, obat didistribusikan keseluruhan jaringan melalui sirkulasi sistemik.Epinefrin stabil dalam darah.Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian:Injeksi parenteral, Dewasa : 0.3-0.5 mg SC atau IM; dapat diulang bila perlu tiap 10-15 menit untuk anafilaksis, atau tiap 20 menit hingga 4 jam untuk asthma. Dosis tunggal maksimal 1 mg. Pada kasus syok yang berat, harus digunakan rute IV. Dosis 0.1-0.25 mg IV (diencerkan 1:10.000) pelan-pelan dalam waktu 5-10 menit, bila perlu dapat diulang tiap 5-15 menit, dan diikuti pemberian infus IV 1-4 mcg/menit. Anak-anak dan bayi : 0.01 mg/kg atau 0.3 mg/m2 SC; bila perlu dapat diulang setelah 20 menit hingga 4-jam (dosis tunggal maksimal: 0.5 mg). Atau, 0.1 mg IV pelan-pelan dalam waktu 5-10 menit (diencerkan 1:100.000) diikuti 0.1-1.5 mcg/kg/menit infus IV.Biotransformasi dan EkskresiDegradasi Epinefrin terutama terjadi dalam hati yang banyak mengandung kedua enzim COMT dan MAO, tetapi jaringan lain juga dapat merusak zat ini.Sebagian besar Epinefrin mengalami biotransformasi, mula-mula dirusak oleh COMT dan MAO, kemudian terjadi oksidasi, reduksi dan atau konjugasi, menjadi metanefrin, asam 3-metoksi-4-hidroksimandelat, 3-metoksi-4-hidroksifeniletilenglikol, dan bentuk konjugasi glukuronat dan sulfat.Metabolit-metabolit ini bersama Epinefrin yang tidak diubah dikeluarkan melalui urine.Pada orang normal, jumlah Epinefrin yang utuh dalam urine hanya sedikit.Pada penderita feokromositoma, urine mengandung Epinefrin dan NE utuh dalam jumlah besar bersama metabolitnya.Sifat FisikokimiaEpinefrin berbentuk mikrokristalin berwarna putih, mudah larut dalamair; sedikit larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.IndikasiPengobatan anafilaksis berupa bronkospasme akut atau eksaserbasi asthma yang berat.Dosis, Cara Pemberian dan Lama PemberianInjeksi parenteral, Dewasa : 0.3-0.5 mg SC atau IM; dapat diulang bila perlu tiap 10-15 menit untuk anafilaksis, atau tiap 20 menit hingga 4 jam untuk asthma. Dosis tunggal maksimal 1 mg. Pada kasus syok yang berat, harus digunakan rute IV. Dosis 0.1-0.25 mg IV (diencerkan 1:10.000) pelan-pelan dalam waktu 5-10 menit, bila perlu dapat diulang tiap 5-15 menit, dan diikuti pemberian infus IV 1-4 mcg/menit. Anak-anak dan bayi : 0.01 mg/kg atau 0.3 mg/m2 SC; bila perlu dapat diulang setelah 20 menit hingga 4-jam (dosis tunggal maksimal: 0.5 mg). Atau, 0.1 mg IV pelan-pelan dalam waktu 5-10 menit (diencerkan 1:100.000) diikuti 0.1-1.5 mcg/kg/menit infus IV.Farmakologi Farmakodinamika/Kinetika : Onset : Bronkodilatasi : SC : 5-10 menit; Inhalasi : 1 menit. Metabolisme : diambil oleh saraf adrenergik dan dimetabolisme oleh monoamine oxidase dan catechol-o-methyltransferase; obat dalam sirkulasi mengalami metabolisme di hepar. Ekskresi : Urin (sebagai metabolit inaktif metanefrin, dan sulfat dan derivat hidroksi asam mandelat, jumlah kecil dalam bentuk tidak berubah)Stabilitas Penyimpanan Penyiapan infus IV : Encerkan 1 mg dalam 250 mL D5W atau NS (4 mcg/mL). Kecepatan pemberian awal 1 mcg/menit dan naikkan hingga efek yang dikehendaki. Stabil dalam : dextran 6% dalam dextrose, dextran 6% dalam NS, D5LR, D51/4NS, D51/2NS, D5NS, D5W, D10W, D10NS, LR, NS; inkompatibel dengan natrium bikarbonat 5%.Penyimpanan Epinefrin peka terhadap udara dan cahaya. Oksidasi akan mengubah warna larutan menjadi merah jambu kemudian coklat. Jangan digunakan bila terjadi perubahan warna atau terdapat endapan.Kontraindikasi Meskipun diindikasikan untuk open-angled glaucoma, epinefrin kontraindikasi mutlak pada closed-angle glaucoma karena dapat memperparah kondisi ini. Hindari ekstravasasi epinefrin, karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan da/atau gangren atau reksi injeksi setempat di sekitar suntikan. Epinefrin jangan disuntikkan ke dalam jari tangan, ibu jari, hidung, dan genitalia, dapat menyebabkan nekrosis jaringan karena terjadi vasokonstriksi pembuluh kapiler. Epinefrin, terutama bila diberikan IV, kontraindikasi mutlak pada syok selain syok anafilaksi. Gangguan kardiovaskuler yang kontraindikasi epinefrin misalnya syok hemoragi, insufisiensi pembuluh koroner jantung, penyakit arteri koroner (mis., angina, infark miokard akut) dilatasi jantung dan aritmia jantung (takikardi). Efek epinefrin pada kardiovaskuler (mis., peningkatan kebutuhan oksigen miokard, kronotropik, potensial proaritmia, dan vasoaktivitas) dapat memperparah kondisi ini.Efek Samping Kardiovaskuler : Angina, aritmia jantung, nyeri dada, flushing, hipertensi, peningkatan kebutuhan oksigen, pallor, palpitasi, kematian mendadak, takikardi (parenteral), vasokonstriksi, ektopi ventrikuler.Interaksi- Dengan Obat Lain :Karena epinefrin merupakan obat simpatomimetik dengan aksi agonis pada reseptor alfa maupun beta, harus digunakan hati-hati bersama obat simpatomimetik lain karena kemungkinan efek farmakodinamik yang aditif, yang kemungkinan tidak diinginkan. Juga hati-hati digunakan pada pasien yang menerima obat-obat seperti: albuterol, dobutamin, dopamin, isoproterenol, metaproterenol, norepinefrin, fenilefrin, fenilpropanolamin, pseudoefedrin, ritodrin, salmeterol dan terbutalin.- Dengan Makanan :Epinefrin tidak digunakan melalui oralPengaruh- Terahadap Kehamilan :Klasifikasi kehamilan untuk epinefrin adalah kategori C. Epinefrin kontraindikasi mutlak sewaktu proses kelahiran karena merupakan agonis reseptor beta2, yang dapat menunda kelahiran.- Terhadap Ibu Menyusui :Tidak diketahui apakah epinefrin dikeluarkan melalui ASI. Secara teori, epinefrin akan rusak di dalam saluran pencernaan bayi, jadi pemaparannya terbatas. Bagaimanapun, tetap harus hati-hati jika diberikan pada ibu menyusui.Parameter Monitoring EKG pada pasien yang mendapat epinefrin IV, PFTsBentuk Sediaan Injeksi, Ampul 1mg/mlPeringatan Epinefrin dikontraindikasikan pada penyakit serebrovaskuler seperti arteriosklerosis serebral atau 'organic brain syndrome' karena efek simpatomimetik (diduga alfa) pada sistem serebrovaskuler dan potensial perdarahan otak pada penggunaan IV. Hati-hati penggunaan epinefrin pada pasien hipertensi karena risiko menambah berat penyakit. 'Hati-hati penggunaan epinefrin pada pasien DM, obat ini dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan glikogenolisis di hepar, mengurangi ambilan glukosa oleh jaringan dan menghambat pelepasan insulin dari pankreas.Mekanisme Aksi Menstimulasi reseptor alfa-, beta1-, dan beta2-adrenergik yang berefek relaksasi otot polos bronki, stimulasi jantung, dan dilatasi vaskulatur otot skelet; dosis kecil berefek vasodilatasi melalui reseptor beta2-vaskuler; dosis besar menyebabkan konstriksi otot polos vaskuler dan skelet.Monitoring Penggunaan Obat Kaji penggunaan obat lain yang diminum pasien terhadap kemungkinan interaksi atau mempengaruhi efektivitasnya. Pantau tanda-tanda vital dan berikan informasi tentang penggunaan obat, efek samping yang mungkin timbul dan cara mengatasinya.2.AmfetaminAmfetamin atau Amphetamine atau Alfa-Metil-Fenetilamin atau beta-fenil-isopropilamin, atau benzedrin, adalah obat golongan stimulansia (hanya dapat diperoleh dengan resep dokter) yang biasanya digunakan hanya untuk mengobati gangguan hiperaktif karena kurang perhatian atau Attention-deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak. Juga digunakan untuk mengobati gejala-gejala luka-luka traumatik pada otak dan gejala mengantuk pada siang hari pada kasus narkolepsi dan sindrom kelelahan kronis.Pada awalnya, amfetamin sangat populer digunakan untuk mengurangi nafsu makan dan mengontrol berat badan. Merk dagang Amfetamin (di AS) antara lain Adderall, dan Dexedrine. Sementara di Indonesia dijual dalam kemasan injeksi dengan merk dagang generik. Obat ini juga digunakan secara ilegal sebagai obat untuk kesenangan (Recreational Club Drug) dan sebagai peningkat penampilan (menambah percaya diri atau PD). Istilah "Amftamin" sering digunakan pada campuran-campuran yang diturunkan dari Amfetamin.Indikasiuntuk narkolepsi, gangguan penurunan perhatianEfek sampingEuforia dan kesiagaanTidak dapat tidur, gelisahTremorIritabilitas dan beberapa masalah kardiovaskuler (Tachicardia, palpitasi, aritmia, dll)waktu paruh4-30 jam, diekskresikan lebih cepat pada urin asam daripada urin basaReaksi yang merugikanMenimbulkan efek- efek yang buruk pada sistem saraf pusat, kardiovaskuler, gastroinstestinal, dan endokrin.

DosisDewasa : 5-20 mgAnak > 6 th : 2,5-5 mg/hari3.Fenilpropanolamin HidrokloridaFenilpropanolamin hidroklorida merupakan senyawa adrenergik yaitu adrenomimetik yang berefek campuran yang dapat menimbulkan efek melalui pengaktifan adrenoseptor dan melepaskan katekolamin dari tempat penyimpanan atau menghambat pemasukan katekolamin. Tempat kerja beberapa senyawa adrenomimetik adalah pada ujung saraf simpatetik (Siswandono, 1995).Fenilpropanolamin hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C9H13NO.HCl, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan dan memiliki berat molekul 187,67. Fenilpropanolamin hidroklorida berupa serbuk hablur putih; bau aromatis lemah, dan dipengaruhi oleh cahaya, mudah larut dalam air dan dalam etanol; tidak larut dalam eter. Dengan titik leleh antara 1910 sampai 1960 (Farmakope IV, 1995).Berdasarkan struktur molekulnya fenilpropanolamin hidroklorida memiliki gugus kromofor berupa cincin benzen yang mengandung elektron pi () terkonjugasi sehingga dapat mengabsorpsi sinar pada panjang gelombang tertentu di daerah UV (200-400 nm), dan memiliki gugus auksokrom pada perpanjangan alkil yaitu NH2 dan OH sehingga dapat memberikan nilai serapan (Siswandono, 1995).Fenilpropanolamin hidroklorida mempunyai spektrum serapan UV dalam pelarut metanol memberikan panjang gelombang maksimum antara 252-264 nm (Florey, 1987).Fenilpropanolamin hidroklorida merupakan senyawa adrenomimetik. Struktur fenilpropanolamin hidroklorida berhubungan dengan efedrin, merupakan simpatomimetik amin yang mempunyai aktivitas vasopresor sedikit lebih besar dibanding efedrin dengan efek rangsangan susunan syaraf pusat & toksisitas lebih rendah. Obat ini menyebabkan vasokontriksi pada mukosa hidung & mengurangi aliran darah pada daerah yang bengkak karenanya dapat digunakan sebagai dekongestan hidung. Fenilpropanolamin hidroklorida digunakan secara luas sebagai dekongestan hidung, biasanya dikombinasikan dengan analgesik & antihistamin dalam obat anti influenza.4.Dopamin/Dopamine hydrochloride/ 3-Hydroxytyramine hydrochloride

Nama IUPAC4-(2-aminoetil)benzena-1,2-diolNama lain :2-(3,4-dihidroksifenil)etilamina;3,4-dihidroksifenetilamina;3-hidroksitiramina; DA; Intropin; Revivan; Oksitiramina

Rumus molekulC8H11NO2

Massa molar153,18 g/mol

Kelarutandalamair60,0 g/100 mlDopamin adalah suatu katekolamin endogen, merupakan prekursor adrenalin.Nama Dagang- Dopac-Dopamin Giulini- Dopamin HCl- Dopamin Hydrochloride Injection- Dopamine- Indop- CetadopIndikasi Syok kardiogenik pada infark miokard atau bedah jantung.Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Infus I.V : (pemberiannya memerlukan pompa infus) : Bayi : 1-20 mcg/kg/menit, infus kontinyu , titrasi sampai respon yang diharapkan. Anak-anak : 1-20 mcg/kg/menit, maksimum 50 mcg/kg/menit, titrasi sampai respon yang diharapkan. Dewasa : 1-5 mcg/kg/menit sampai 20 mcg/kg/menit, titrasi sampai respon yang diharapkan. Infus boleh ditingkatkan 4 mcg/kg/menit pada interval 10-30 menit sampai respon optimal tercapai. Jika dosis > 20-30 mcg/kg/menit diperlukan, dapat menggunakan presor kerja langsung (seperti epinefrin dan norepinefrin).}Dosis berlebih menimbulkan efek adrenergik yang berlebihan. Selama infus dopamin dapat terjadi mual, muntah, takikardia, aritmia, nyeri dada, nyeri kepala, hipertensi, dan tekanan diastolik.}Dosis dopamin juga harus disesuaikan pada pasien yang mendapat antidepresi trisiklik.Farmakologi Anak-anak : dopamin menunjukkan kinetika non linear pada anak-anak ; dengan merubah jumlah obat mungkin tidak akan mempengaruhi waktu steady state. Onset kerja : dewasa : 5 menit Durasi : dewasa : < 10 menit Metabolisme : ginjal, hati, plasma; 75% menjadi bentuk metabolit inaktif oleh monoamine oksidase dan 25 % menjadi norepinefrin T eliminasi : 2 menit Ekskresi : urin ( sebagai metabolit) Kliren : pada neonatus : bervariasi dan tergantung pada umur; kliren akan menjadi panjang jika terdapat gangguan hepatik atau ginjal.Stabilitas Penyimpanan Injeksi dopamine hidroklorida sensitif dan harus dilindungi dari cahaya.Perubahan warna menjadi kuning, coklat,merah muda hingga ungu menunjukkan kerusakan obat dan warna larutan yang menjadi lebih gelap dari warna sedikit kuning tidak boleh digunakan. Dopamine hidroklorida inkompatibel dengan alteplase, amfoterisin B, garam besi, senyawa oksidator dan natrium bikarbonat dan senyawa alkali lain. Dopamin klorida kompatibel jika diberikan bersama dengan dobutamin, epinefrin, isoproterenol, dan lidokain. Sediaan injeksi harus dilindungi dari panas yang berlebihan dan tidak boleh disimpan pada suhu dingin. Dopamine hidroklorida stabil sedikitnya 24 jam jika dilarutkan dalam 250 500 ml sediaan injeksi berikut: NaCl 0,9 %, dekstrose 5 %, larutan Ringer lactats.Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sulfit (sediaan yang mengandung natrium bisulfit), takiaritmia, phaeochromocytoma, fibrilasi ventrikular.Efek Samping Sering : denyut ektopik, takikardia, sakit karena angina, palpitasi, hipotensi, vasokonstriksi, sakit kepala, mual, muntah, dispnea. Jarang : bradikardia, aritmia ventrikular (dosis tinggi), gangrene, hipertensi, ansietas, piloereksi, peningkatan serum glukosa, nekrosis jaringan (karena ekstravasasi dopamin), peningkatan tekanan intraokular, dilatasi pupil, azotemia, polyuria.Interaksi- Dengan Obat Lain :Meningkatkan efek/toksisitas : efek dopamin diperpanjang dan ditingkatkan oleh MAO inhibitor; alpha dan beta-adrenergic blockers, cocaine, anestetik umum, metilldopa,fenitoin, reserpin dan antidepresan trisiklik. Menurunkan efek: Efek antidepresan trisiklik diturunkan jika digunakan bersama dengan dopamin. Efek hipotensif guanetdin hanya berefek sebagian; memerlukan simpatomimetik kerja langsung.Pengaruh- Terhadap Kehamilan :Faktor risiko : C- Terhadap Ibu Menyusui :Ekskresi ke dalam air susu tidak diketahui- Terhadap Anak-anak :Keamanan dan efikasi penggunaan obat pada anak-anak belum diketahui dengan pasti. Digunakan secara terbatas pada pasien pediatri.Parameter Monitoring Tekanan darah, EKG, denyut jantung, CVP, RAP, MAP, output urin, jika dipasang kateter artery pulmonary monitor CI, PCWP, SVR dan PVR.Bentuk Sediaan Cairan InjeksiPeringatan Koreksi hipovolemia; dosis rendah pada syok akibat infark miokard akutKasus Temuan Dalam Keadaan Khusus Dopamin sering digunakan untuk pengobatan hipotensi karena bekerja sebagai vasokonstriktor perifer. Dalam hal ini, dopamin sering kali digunakan bersama dobutamin dan meminimalkan efek hipotensi sekunder akibat vasodilatasi yang diinduksi oleh dobutamin. Sehingga tekanan diatur oleh peningkatan kardiak output (dari dobutamin) dan vasokonstriksi ( oleh dopamin).Dopamin diberikan ke dalam vena sentral untuk mencegah kemungkinan ekstravasasi; monitor aliran cairan, gunakan alat perlengkapan infus untuk mengontrol kecepatan aliran; penurunan dosis dopamin harus dilakukan secara bertahap (penghentian secara tiba-tiba dapat mengakibatkan hipotensi)Mekanisme Aksi Menstimulasi reseptor adrenergik dan dopaminergik; dosis yang lebih rendah terutama menstimulsi dopaminergik dan menghasilkan vasodilatasi renal dan mesenterik ; dosis yang lebih tinggi menstimulasi dopaminergic dan beta1-adrenergik dan menyebabkan stimulasi jantung dan vasodilatasi renal ; dosis besar menstimulasi reseptor alfa-adrenergik.Monitoring Penggunaan Obat Tekanan darah, ECG, heart rate, CVP, RAP, MAP, output urin, jika dipasang kateter artery pulmonary monitor CI, PCWP, SVR dan PVR.5.Dobutamin/Dobutamine hydrochloride

Dobutamine adalah simpatomimetic sintetik yang secara struktur berhubungan dengan dopamine dan tergolong selective.Sifat FisikokimiaDobutamine hidroklorida merupakan sebuk kristal berwarna putih, agak larut dalam air dan alkohol. Dobutamine mempunyai pKa 9,4. Dobutamine hidroklorida dalam perdagangan tersedia dalam bentuk larutan steril dalam aqua pro injection. Dalam perdagangan larutan Dobutamine hidroklorida merupakan larutan jernih tidak berwarna hingga larutan berwarna sedikit kekuning-kuningan.Nama Dagang

- Dobuject- Dobutamin Giulini- Dobutamine Hameln- Dobutamine HCl Abbott- Dobutamine Lucas Djaja- Inotrop- Cardiject

Indikasi Efek inotropik pada infark, bedah jantung, cardiomyopathies, septic shock dan cardiogenic shock.Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Infus intravena 2,5 sampai 10 mcg/kg/menit, disesuaikan dengan responnyaFarmakologi Onset of action (waktu onset) : IV : 1-10 menit Peak effect (efek puncak): 10-20 menit Metabolisme : di jaringan dan hepar menjadi bentuk metabolit yang tidak aktif T eliminasi (half-life elimination) : 2 menit Ekskresi : urin (sebagai metabolit)Stabilitas Penyimpanan Larutan dobutamine hidroklorida dikocok tiap 24 jam; simpan larutan yang telah direkonstitusi di refrigerator dalam waktu 48 jam atau 6 jam pada suhu kamar; perubahan warna merah muda menunjukkan terjadi sedikit reaksi oksidasi tetapi potensi tidak berkurang secara signifikan. Stabilitas sediaan parenteral admixture pada suhu kamar (25C): 48 jam; pada refrigerator (40C): 7 hari Stndar pelarut untuk dewasa : 250 mg/500 mL D5W; 500 mg/500 mL D5W Inkompatibel dengan heparin, sefazolin, penisilin dan sodium bicarbonat; inkompatibel dalam larutan alkali (sodium bicarbonat) Kompatibel dengan dopamin, epinefrin, isoproterenol, lidokain Injeksi dobutamine hidroklorida disimpan dalam 15 30CKontraindikasi Hipersensitif terhadap dobutamine atau sulfit (beberapa sediaan mengandung sodium metabisulfat), atau beberapa komponen dalam formulasi, idiopathic hypertrophic subaortic stenosis (IHSS)Efek Samping Takikardia dan meningkatnya tekanan darah sistolik menunjukkan terjadi overdosis, flebitis, jarang terjadi efek trombositopeniaInteraksi- Dengan Obat Lain :Meningkatkan efek/toksisitas : anastetik umum (contoh: halothan atau siklopropan) dan dosis lazim dobutamin menyebabkan aritmia ventrikular pada hewan. Bretylium dapat mempotensiasi efek dobutamin. Beta blocker (nonselective) dapat meningkatkan efek hipertensi,hindari penggunaan secara bersamaan. Kokain dapat menyebabkan aritmia hebat. Guanetidin, inhibitor MAO, metildopa, reserpin dan antidepresan trisiklik dapat meningkatkan respon presor pada simpatomimetik. Menurunkan efek : bloker beta adrenergik dapat menurunkan efek dobutamin dan meningkatkan risiko hipotensi yang berat.Pengaruh- Terhadap Kehamilan :Faktor risiko : B- Terhadap Ibu Menyusui :Distribusi dobutamin pada air susu tidak diketahui.- Terhadap Anak-anak :Keamanan dan efikasi penggunaan obat ini untuk anak-anak belum ada bukti yang mantap- Terhaadp Hasil Laboratorium :-Parameter Monitoring Tekanan darah, ECG, heart rate, CVP, RAP, MAP, output urin; jika kateter arteri pulmonary dipasang, monitor CI, PCPW, and SVR; juga monitor serum kalium.Bentuk Sediaan Cairan Injeksi, InfusiPeringatan Hipotensi berat pada syok kardiogenikKasus Temuan Dalam Keadaan Khusus Dobutamin menurunkan tekanan vena sentral namun hanya mempunyai sedikit pengaruh pada tahanan (resistance) vascular pulmonary. Terapi dobutamin harus dihindarkan pada pasien dengan gagal jantung stabil karena dapat meningkatkan risiko kematian.Informasi Pasien Obat ini secara normal diberikan secara injeksi kedalam vena. Jumlah dan frekwensi penggunaan obat tergantung dari beberapa faktor,seperti kondisi pasien, umur dan berat badan.Bila anda mempunyai pertanyaan yang berkaitan dengan jumlah dan/ frekwensi pemakaian obat tanyakan pada apoteker atau petugas kesehatan. Jangan menggunakan OTC atau obat resep yang lain tanpa memberitahu dokter yang merawat Obat ini hanya digunakan oleh pasien yang mendapat resep. Jangan diberikan pada orang lain.Mekanisme Aksi Stimulasi reseptor beta1-adrenergic, menyebabkan peningkatan kontraktilitas dan denyut jantung, dengan sedikit efek pada beta2 atau alpha-reseptor.Monitoring Parameter Obat Tekanan darah, ECG, heart rate, CVP, RAP, MAP, output urin; jika kateter arteri pulmonary dipasang, monitor CI, PCPW, and SVR; juga monitor serum kalium.6.Nitrogliserin

Sifat FisikokimiaNitrogliserin berbentuk gas yang mudah meledak dan mudah terbakar, berwarna putih atau kuning pucat. Nitrogliserin yang tidak diencerkan sukar larut dalam air; larut dalam metanol,etanol, karbon disulfida, aseton, etil eter, etil asetat, asam asetat glasial, benzena, toluena, nitrobenzena, fenol, kloroform dan metilena klorida.

Keterangan

Nitrogliserin berbentuk gas yang mudah meledak dan mudah terbakar, berwarna putih atau kuning pucat. Nitrogliserin yang tidak diencerkan sukar larut dalam air; larut dalam metanol,etanol, karbon disulfida, aseton, etil eter, etil asetat.

Indikasi Pengobatan angina pektoris; bentuk injeksi IV digunakan untuk gagal jantung kongestif (terutama bila disebabkan infark miokard akut); hipertensi pulmoner; emergensi hipertensi selama operasi (terutama selama pembedahan jantung)Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Untuk mengendalikan tekanan darah selama anestesi; pemberian IV untuk pengobatan gagal jantung akut atau edema paru, angina pektoris akut atau angina tidak stabil, infark miokard akut, hipertensi paru akut; pengobatan hipertensi berat, hipertensi postoperasi, hipertensi perioperative (mis.selama pembedahan jantung), atau emergensi hipertensi: dosis intravenous: Dewasa: Awal, 5 mcg/menit infus IV.,tingkatkan sebanyak 5 mcg/menit IV setiap 3-5 menit sampai 20 mcg/menit sampai didapat respon klinis; jika tidak ada respon pada 20 mcg/menit,tingkatkan dosis sebesar 10 mcg/menit setiap 3-5 menit sampai 200 mcg/menit. Usila: Pemberian dosis awal serendah mungkin dan tingkatkan hingga efek klinik tercapai. Usila lebih sensitif terhadap efek hipotensi dan bradikardi dari nitrogliserin. Anak-anak: Awal, 0.25-0.5 mcg/kg/menit melalui infus IV, titrasi 1 mcg/kg/ menit pada interval 20-60 menit untuk mendapat efek yang diinginkan. Dosis umum adalah 1-3 mcg/kg/menit, maksimum 5 mcg/kg/menit.Farmakologi Onset pemberian nitrogliserin: IV, segera. Durasi aksi pemberian IV : 3-5 menit. Nitrogliserin terdistribusi luas dalam jaringan dan sekitar 60% terikat protein. Metabolit nitrogliserin, 1,3- dan 1,2-glyceryl dinitrate, tidak seefektif nitrogliserin dan memiliki T sekitar 40 menit, dibanding dengan nitrogliserin yang hanya 1-4 menit. Metabolit ini diekskresikan melalui ginjal.Stabilitas Penyimpanan Stabil dalam D5LR, D51/2NS, D5NS, LR, 1/2NS. Kompatibilitas ketika dicampur: Dosis bervariasi dan membutuhkan titrasi, sehingga tidak disarankan untuk dicampur obat lain. Kompatibel: Alteplase, aminofilin, dobutamin, dopamin, enalaprilat, furosemid, lidokain, verapamil. Incompatible: hidralazin, fenitoin.Kontraindikasi Hipersensitif terhadap nitrat organik; hipersensitif terhadap isosorbide, nitrogliserin, atau komponen lain dalam sediaan, penggunaan bersama penghambat phosphodiesterase-5 (PDE-5) seperti sildenafil, tadalafil, atau vardenafil; angle-closure glaucoma (terjadi peningkatan tekanan intraokuler); trauma kepala atau perdarahan serebral (meningkatkan tekanan intrakranial); anemia berat. Kontraindikasi IV: Hipotensi; hipovolemia yang tidak terkoreksi; gangguan sirkulasi serebral; constrictive pericarditis; perikardial tamponade karena obat mengurangi aliran darah balik, mengurangi preload dan mengurangi output jantung sehingga memperparah kondisi ini. Nitrogliserin jangan diberikan pada pasien hipovolemia yang tidak terkoreksi (atau dehidrasi) karena risiko menginduksi hipotensi,gangguan sirkulasi serebral, perikarditis konstriktif, pericardial tamponade. Nitrogliserin harus digunakan hati-hati pada pasien hipotensi atau hipotensi ortostatik karena obat ini dapat memperparah hipotensi, menyebabkan bradikardi paradoksikal, atau memperberat angina. Terapi nitrat dapat memperberat angina karena kardiomiopati hipertropik. Penggunaan nitrogliserin pada awal infark miokar akut perlu pemantauan hemodinamika dan status klinis. Nitrogliserin harus digunakan hati-hati setelah infark miokardiak karena hipotensi dan takikardia dapat memperparah iskemia.Efek Samping Kardiovaskuler: Hipotensi, hipotensi postural, pallor, kolaps kardiovaskuler, takikardi, syok, kemerahan, edema perifer. SSP: sakit kepala (paling sering), pusing (karena perubahan tekanan darah), tidak bisa tidur. Gastrointestinal: Mual, muntah, diare. Genitourinari: inkontinensia urin. Hematologi: Methemoglobinemia (jarang, bila overdosis). Neuromuskuler & skelet: Lemah/letih. Mata: Pandangan kabur. Insiden hipotensi dan efek yang tidak diharapkan akan meningkat bila digunakan bersama sildenafil (Viagra).Interaksi

- Dengan Obat Lain : Pemberian bersama alkaloid ergot potensial menyebabkan vasospasme koroner dan dapat memperberat angina. Alkaloid ergot kontraindikasi pada pasien hipertensi, angina atau penyakit arteri koroner yang mendapat terapi nitrogliserin. Penggunaan bersama obat-obat simpatomimetik (dapat meningkatkan nadi dan tekanan darah) seperti epinefrin, norepinefrin, fenilefrin, efedra, atau efedrin, bersifat antagonis efek antiangina dari nitrat. Efek vasodilatasi nitrat dapat menghambat efek adrenergik alfa dari epinefrin sehingga memperberat takikardi dan hipotensi berat. Nitrit dan nitrat merupakan antagonis asetilkolin dan histamin. Sehingga, nitrogliserin dapat mengurangi efek obat ini (mis, asetilkolin, norepinefrin dan histamin dihidroklorid) bila digunakan bersama.

Pengaruh- Terhadap Kehamilan :Nitrogliserin diklasifikasikan dalam kategori C pada kehamilan. Meskipun tidak dilakukan penelitian pada manusia, tetapi penelitian pada binatang menunjukkan adanya efek yang tidak diharapkan pada janin. Jadi apabila memutuskan pemberian obat ini pada kehamilan, harus dipertimbangkan keuntungan terhadap ibu dan risikonya terhadap janin.- Terhadap Ibu Menyusui :Tidak diketahui apakah nitrogliserin atau metabolitnya diekskresikan dalam ASI. Karena banyak obat diekskresikan dalam ASI, hati-hati bila diberikan pada ibu menyusui.- Terhadap Anak-anak : Keamanan dan efektivitas nitrogliserin pada anak-anak belum diketahui.

Parameter Monitoring Tekanan darah, denyut jantungBentuk Sediaan InjeksiPeringatan Dapat terjadi hipotensi yang berat. Gunakan hati-hati pada hipovolemia, hipotensi, dan infark ventrikel kanan. Selain hipotensi, juga disertai bradikardi paradoksal dan angina pektoris. Dapat juga terjadi hipotensi postural. Dapat terjadi toleransi terhadap nitrat, diperlukan dosis yang tepat untuk meminimalkan efek ini. Keamanan dan efikasi tidak diketahui bila digunakan pada pasien anak-anak. Hindari penggunaan jangka waktu lama pada pasien infark miokard akut atau gagal jantung kongestif. Nitrat dapat memperparah angina yang disebabkan oleh kardiomiopati hipertropik. Nitrat dapat memperberat angina yang disebabkan kardiomiopati hipertropik.Informasi Pasien Preparat IV mengandung alkohol dan /atau propilen glikol. Diperlukan periode bebas nitrat (10-12 jam/hari) untuk menghindari toleransi. Toleransi dapat diatasi dengan asetilsistein, secara bertahap turunkan dosis nitrogliserin pada pasien yang akan menerima pengobatan jangka panjang untuk menghindari gejala putus obat.Mekanisme Aksi Bekerja dengan relaksasi otot polos, menghasilkan efek vasodilator pada vena perifer dan arteri, dengan efek paling penting pada vena. Menurunkan kebutuhan oksigen jantung dengan mengurangi preload (ventrikel kiri-tekanan diastolik); serta mengurangi afterload; dilatasi arteri koroner dan memperbaiki aliran kolateral pada daerah iskemik.Monitoring Penggunaan Obat Kaji potensial interaksi dengan obat-obat lain yang diminum pasien (mis, heparin, alkaloid ergot, sildenafil, tadalafil, atau vardenafil). Evaluasi efektivitas terapi (status kardiak) dan efek yang tidak diharapkan (mis, hipotensi, aritmia, perubahan SSP, gangguan GI).Dosis harus diturunkan bertahap pada penghentian obat setelah penggunaan jangka waktu lama. Informasikan pada pasien tentang penggunaan obat, kemungkinan efek samping/intervensi (mis, periode bebas obat) dan pelaporan efek yang tidak diharapkan.7. Terbutalin/ 2-tert-Butylamino-1-(3.5-dihydrophenyl)ethanol sulfate. (4). (C12H19NO3)2. H2SO4

Sifat Fisikokimia

Serbuk kristal warna putih sampai putih abu-abu, tidak berbau atau sedikit berbau seperti asam asetat.Mudah larut dalam air, larut dalam HCl 0,1 N, sedikit larut dalam alkohol, tidak larut dalam kloroform. Injeksi terbutalin sulfat : non pirogen, larutan dalam air, NaCl digunakan untuk adjust tonisitas. HCl juga dapat digunakan untuk adjust pH sampai pH 4.

Nama Dagang- Brasmatic- Bricasma- Forasma- Lasmalin- Nairet- Prosmalin- Pulmobron- Sedakter- Tabas- Terasma- Tismalin- AstherinIndikasi

Terapi simptomatik pada asma bronkial dan bronkospasme reversibel yang berhubungan dengan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), termasuk bronkitis kronik dan emfisema.Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Oral : awal 2,5 mg 3 kali sehari selama 1-2 minggu, kemudian jika perlu ditingkatkan sampai maksimum 5 mg 3 kali sehari. Anak : 75 mcg/kg 3 kali sehari; 7-15 th : 2,5 mg 2-3 kali sehari, maksimum 7,5 mg per hari. Subkutan, intramuskular, intravena : 250-500 mcg sampai 4 kali sehari. Anak 2-15 th : 10 mcg/kg sampai maksimum 300 mcg. Infus intravena: larutan yang mengandung 3-5 mcg/mL, dengan laju 0.5-1 mL/menit (1.5-5 mcg/menit) selama 8-10 jam. Dosis anak dikurangi. Inhaler : dewasa dan anak : 250-500 mcg (1-2 semprot) 3-4 kali sehari1, maksimum 8 kali semprot sehari.Farmakologi Absorpsi: 33-50% dosis oral diabsorpsi di saluran cerna. Obat diabsorpsi dengan baik setelah pemberian subkutan. Bioavailabilitas (tablet) 103% terhadap larutan. OOA: oral 30-45 menit; inhalasi 5 menit; subkutan 6-15 menit. tmax ? oral : larutan = 1,5 jam (0,5-3 jam), tablet= 2 jam (1-3 jam), subkutan 0,25 mg = 20 menit, 0,5 mg = 0,5 jam (0,08-1 jam). DOA : oral sampai 8 jam, efek maksimum dicapai 2-3 jam; inhalasi 3-4 jam. Distribusi: konsentrasi yang terdistribusi ke dalam ASI kurang lebih sama dengan konsentrasi dalam plasma, tetapi diperkirakan yang terdistribusi ke dalam ASI kurang dari 1% dosis. Metabolisme: dimetabolisme sebagian di hati, terutama dalam bentuk konjugat sulfat.Stabilitas Penyimpanan Simpan di suhu kamar (15-30C), terlindung dari panas, cahaya, dingin, dalam wadah tertutup rapat. Jangan digunakan bila larutan berubah warna.Daluwarsa injeksi : 2 tahun, tablet : 3 tahun dari tanggal produksi.Kontraindikasi Hipersensitif terhadap terbutalin / simpatomimetik amin. Cardiac arrhythmias yang berhubungan dengan takikardi.Efek Samping Tremor (terutama di tangan), sakit kepala, otot kaku, palpitasi, takikardi, aritmia, gangguan tidur dan perilaku pada anak. Paradoxical bronchospasm, urtikaria, dan angioderma pernah dilaporkan. Hipokalemia terutama pada dosis tinggi.Interaksi

- Dengan Obat Lain : Toksisitas meningkat dengan MAO inhibitor, antidepresan trisiklik. Efek menurun dengan beta bloker. Risiko hipokalemia meningkat dengan kortikosteroid, diuretik, xantin. Obat-obat simpatomimetik yang lain kemungkinan akan meningkatkan efek samping pada kardiovaskular. Kombinasi dengan teofilin berpotensi menimbulkan aritmia jantung.Pengaruh - Terhadap Kehamilan : Kategori B.2,5. Efek samping yang serius seperti hipokalemia sesaat, peningkatan laju jantung, aritmia jantung, iskemik otot jantung, edema paru, hipoglikemi, hiperglikemi sesaat, terjadi pada wanita hamil yang mendapat terbutalin sulfat. Juga dilaporkan terjadinya hipoglikemi dan peningkatan laju jantung pada neonatus. - Terhadap Ibu Menyusui :Jumlah yang dieksresi melalui ASI sangat sedikit, tetapi meskipun demikian penggunaan pada ibu menyusui harus hati-hati dan hanya jika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya pada bayi. - Terhadap Anak-anak :Dapat digunakan sebagai alternatif terapi dari epinephrine pada serangan asma akut. Produsen tidak merekomendasikan untuk digunakan pada anak-anak di bawah 12 tahun.Parameter Monitoring Serum potassium, glukosa, laju jantung, tekanan darah, laju pernafasan, FEV1, peak flow.Bentuk Sediaan Tablet 2,5 mg Sirup 1,5 mg/5 ml, Ampul 0,5 mg/ml Canister 0,25 mg/Semprot, Aerosol 0,25 mg/Semprot, Respules 2,5 mg/ml, Turbuhaler 0,25 mg, 0,5 mg.Peringatan Penyakit kardiovaskular, konvulsi, diabetes melitus, hipertensi, hipertiroid, hipokalemia.Informasi Pasien Informasikan kepada pasien tentang cara penggunaan, pembersihan / perawatan dan penyimpanan inhaler. Kocok inhaler setiap kali sebelum dipakai. Hindari semprotan ke dalam mata. Lakukan test semprotan ke udara pertama kali sebelum digunakan atau jika tidak digunakan dalam waktu yang lama. Kumur mulut dengan air setelah inhalasi.2 Diberitahukan kepada pasien untuk segera menghubungi dokter bila dijumpai efek-efek samping atau kondisi bertambah parah.Mekanisme Aksi Terbutalin menstimulasi reseptor beta adrenergik di sistem saraf simpatetik sehingga menyebabkan relaksasi smooth muscle di bronchial tree dan peripheral vasculature. Efek pada reseptor alfa adrenergik sedikit atau tidak ada.Monitoring Penggunaan Obat Perbaikan gejala. Cara / teknik penggunaan inhaler. Efek samping yang terjadi.8. NoreprinefrinEfek sampingNE serupa dengan Epi, tetapi NE menimbulkan peningkatan tekanan darah tinggi, rasa kuatir, sukar bernapas, denyut jantung yang lambat tetapi kuat dan nyeri kepala selintas. Dosis berlebih akan menyebabkan hipertensi berat dengan nyeri kepala yang hebat, fotofobia, nyeri dada, pucat, berkeringat banyak, dan muntah.KontraindikasiPada anestesia dengan obat-obat yang menyebabkan sensitasi jantung karena timbul aritmia, serta pada wanita karena menimbulkan kontraksi uterus hamil.9.Isoproterenol

Efek sampingEfek samping yang umum berupa palpitasi, takikardi, nyeri kepala, dan muka merah. Kadang terjadi aritmia dan serangan angina, terutama pada pasien dengan penyakit arteri koroner. Inhalasi isoproterenol dosis berlebih dapat menimbulkan aritmia ventrikel yang fatal.