39
LAPORAN STUDI KASUS PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN CKD (CRONIK KIDNEY DISEASE) STADIUM V + HIPERTENSI DI RUANG ILMU PENYAKIT DALAM (IPD) 24B RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG OLEH : M. SADLI UMASANGAJI NIM : 09254 MAHASISWA JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE JURUSAN GIZI 2012

LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

  • Upload
    vohanh

  • View
    246

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

LAPORAN STUDI KASUS PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN

CKD (CRONIK KIDNEY DISEASE) STADIUM V + HIPERTENSI

DI RUANG ILMU PENYAKIT DALAM (IPD) 24B RSU Dr. SAIFUL ANWAR

MALANG

OLEH :

M. SADLI UMASANGAJI

NIM : 09254

MAHASISWA JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE

JURUSAN GIZI

2012

Page 2: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN STUDI KASUS PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN CKD

(CRONIK KIDNEY DISEASE) STADIUM V + HIPERTENSI

DI RUANG ILMU PENYAKIT DALAM (IPD) 24B RSU Dr. SAIFUL ANWAR

MALANG

Telah disetujui pada 27 Februari 2012

Clinical Supervisor Clinical Instructor

Juhartini, S.Gz Endang Seyaningsih, SST

NIP 19780527 200501 2 002 NIP : 19710816 20072010

Page 3: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya

menyelesaikan laporan studi kasus ini dengan penuh kemudahan sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus dengan judul

“Penatalaksanaan Diet Pada Pasien CKD Stadium V + Hipertensi di Ruang

24 B IPD Kamar 8B RSU Dr Saiful Anwar Malang”.

Laporan ini berisi tentang semua kegiatan asuhan gizi dirawat inap

perawatan penyakit dalam di RSU Dr Saiful Anwar Malang, mulai dari

menginventarisasi data subjektif dan objektif, pengkajian data dasar

pasien, identifikasi masalah gizi sampai merencanakan asuhan terapi gizi

tersebut serta melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi pada

pasien.

Dalam penyelesaian laporan studi kasus ini telah banyak berbagai

pihak yang membantu. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Kartini M. Ali, S.Pd, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Ternate.

2. Direktur RSU Dr Saiful Anwar Malang.

3. Pudir I, Pudir II, dan Pudir III Politeknik Kesehatan Kemenkes

Ternate.

4. Kepala Instalasi Gizi RSU Dr Saiful Anwar Malang.

5. Ibu Rugaya M. Pandawa, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Jurusan Gizi

6. Ibu Nizmawaty Amra, S.SiT, M.Kes selaku Sekretaris Jurusan Gizi yang

telah memberikan bimbingan, saran, serta dukungan selama

melakukan kajian studi kasus.

7. Ibu Juhartini, S.Gz sebagai Supervisor Klinik untuk manajemen asuhan

gizi klinik yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta

Page 4: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

iv

dukungan selama melakukan kajian studi kasus di Ruang 24 B IPD

Kamar 8B RSU Dr Saiful Anwar Malang.

8. Ibu Dyah Febriyanti, S.Gz, sebagai Supervisor Klinik untuk manajemen

asuhan gizi klinik yang telah banyak memberikan bimbingan, saran

serta dukungan selama melakukan kajian studi kasus di Ruang 24 B

IPD Kamar 8B RSU Dr Saiful Anwar Malang.

9. Ibu Endang Seyaningsih, SST selaku Instruktur Klinik yang telah

banyak memberikan bimbingan, saran dan dukungan selama

melakukan studi kasus di Ruang 24 B IPD Kamar 8B RSU Dr Saiful

Anwar Malang.

10. Para ahli gizi RSU Dr Saiful Anwar Malang yang telah banyak

membantu dalam melaksanakan studi kasus.

11. Para dosen Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Ternate yang telah

banyak memberikan bimbingan, saran dan dukungan selama

melakukan studi kasus.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan praktek serta

penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik

demi kesempurnaan laporan studi kasus ini dan dengan penuh harapan

semoga laporan ini dapat memberi manfaat.

Malang, Januari 2012

Penulis

Page 5: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................... v

DAFTAR TABEL .................................................................. vii

DAFTAR GRAFIK ............................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN .................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................ 1

B. Tujuan .................................................................... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................... 3

A. Gambaran Umum Penyakit Ginjal Kronik ................... 3

B. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Ginjal Kronik ..... 6

BAB III. PERENCANAAN ASUHAN GIZI .......................... 8

BAB IV. HASIL MONITORING EVALUASI ........................ 12

BAB V. PEMBAHASAN ...................................................... 15

A. Rencana Terapi Diet ................................................ 15

B. Hasil Monitoring Skrining Gizi.................................... 15

1. Konsumsi Energi dan Zat Gizi................................ 16

2. Perkembangan Pengukuran Antropometri .............. 19

3. Perkembangan Pemeriksaan Biokimia .................... 19

4. Perkembangan Pemeriksaan Fisik ......................... 21

C. Hasil Motivasi Diet Melalui Konsultasi Gizi .................. 21

1. Deskripsi Pemahaman Diet Pasien ......................... 21

2. Observasi Sisa Makanan Pasien ............................ 22

D. Evaluasi Asuhan Gizi ................................................ 22

1. Indikator Keberhasilan Asuhan Gizi ....................... 22

Page 6: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

vi

2. Rencana Tindak Lanjut ......................................... 22

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................. 23

A.Kesimpulan .............................................................. 23

B. Saran ...................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 25

Page 7: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

vii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Kebutuhan Zat Gizi Pasien Penyakit Ginjak Kronik dengan

Hemodialisa dan CAPD 7

2. Tabel 2. Perkembangan Pengukuran Antropometri 19

3. Table 3. Perkembangan Pemeriksaan Laboraturium 20

4. Tabel 4. Perkembangan Pemeriksaan Fisik Klinis 21

Page 8: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

viii

DAFTAR GRAFIK

1. Grafik 1. Asupan Energi ................................................................ 16

2. Grafik 2. Asupan Protein ............................................................... 17

3. Grafik 3. Asupan Lemak ................................................................ 18

4. Grafik 4. Asupan Karbohidrat......................................................... 18

Page 9: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Recall Menu Sehari (Pra Pengamatan)

2. Recall Menu Sehari (Pengamatan Hari pertama)

3. Recall Menu Sehari (Pengamatan Hari Kedua)

4. Menu Perencanaan

5. Skirining Gizi

6. Catatan Harian

Page 10: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

komposisi kimia darah (dan lingkungan dalam tubuh) dengan

mengekskresikan zat terlarut dan air secara selektif. Apabila kedua ginjal

karena sesuatu hal gagal menjalankan fungsinya, akan terjadi kematian

dalam waktu 3 sampai 4 minggu. Fungsi vital ginjal dicapai dengan filtrasi

plasma darah melalui glomelurus diikuti dengan reabsorpsi sejumlah zat

terlarut dan air dalam jumlah yang sesuai di sepanjang tubulus ginjal.

Kelebihan zat terlarut dan air diekskresikan keluar tubuh dalam urine

melalui sistem pengumpul urine (Price, 2005).

Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik

yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-

negara yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas

untuk membiayai pasien dengan gagal ginjal terminal. Sebagian besar

negara-negara yang sedang berkembang ini jarang memiliki registrasi

nasional untuk penyakit ginjal (Anonim, 2009).

Indonesia sendiri belum ada data yang lengkap di bidang penyakit

ginjal, namun di Indonesia diperkirakan 100 per sejuta penduduk atau

sekitar 20.000 kasus baru dalam setahun. Penyakit ginjal kronis (CKD)

merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Di Amerika

Serikat (AS), ditemukan peningkatkannya insiden dan prevalensi gagal

ginjal kronik. Prevalensi dari penyakit ginjal kronik secara umum

didefinisikan sebagai penyakit yang bertahan lama, kerusakan fungsi ginjal

yang irreversible, dan memiliki angka kejadian lebih tinggi dibandingkan

penyakit ginjal stadium akhir atau terminal. Sekarang ditemukan lebih dari

Page 11: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

2

300.000 pasien menderita penyakit ginjal kronik di negara Amerika Serikat

(Anonim, 2009).

Rahardjo (1996) mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit ginjal

kronik terus meningkat dan diperkirakan pertumbuhannya sekitar 10 %

setiap tahun. Saat ini belum ada penelitian epidemiologi tentang

prevalensi penyakit ginjal kronik di Indonesia. Dari data di beberapa pusat

nefrologi di Indonesia diperkirakan insidens dan prevalensi penyakit ginjal

kronik masing-masing berkisar 100 - 150/ 1 juta penduduk dan 200 - 250/

1 juta penduduk (Anonim, 2009).

Pengobatan penyakit ginjal kronik dapat menjadi dua tahap. Tahap

pertama terdiri dari tindakan konservatif yang ditujukan untuk meredakan

atau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. Tahap

kedua pengobatan dimulai ketika tindakan konservatif tidak lagi efektif

dalam mempertahankan kehidupan (Price, 2005).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Merencanakan dan melakukan manajemen asuhan gizi klinik pada

pasien secara individual di rumah sakit.

2. Tujuan Khusus

a. Menginventarisasi data subyektif dan obyektif pasien.

a. Mengkaji data dasar, menganalisis tingkat resiko gizi dan

menentukan permasalahan gizi.

b. Merencanakan asuhan gizi pasien.

c. Mengimplementasikan rencana asuhan gizi yang telah disusun

pada pasien.

d. Monitoring dan evaluasi kegiatan asuhan gizi.

e. Memotivasi terhadap pasien melalui konsultasi gizi.

Page 12: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Penyakit Ginjal Kronik

1. Definisi

Penyakit ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang

bersifat persisten dan ireversibel. Gangguan fungsi ginjal adalah

penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan,

sedang, dan berat (Mansjoer, 2001). Penyakit ginjal kronik

merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan

irevesibel yang berasal dari berbagai penyebab (Price, 2005).

Penyakit ginjal kronik (Chronic Kidney Disease, CKD) adalah

proses kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3

bulan (Wikipedia, 2012).

2. Etiologi

Penyebab penyakit ginjal kronik termasuk glomerulonefritis,

infeksi kronis, penyakit vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi

(kalkuli), penyakit kolagen (luris sutemik), agen nefrotik (amino

glikosida), penyakit endokrin (diabetes) (Doenges, 1999; 626

dalam Subianto, 2009).

Penyebab penyakit ginjal kronik menurut Price, 2005, dibagi

menjadi delapan kelas, antara lain:

a. Infeksi misalnya pielonefritis kronik.

b. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis.

c. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,

nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis.

d. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus

sistemik, poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif.

Page 13: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

4

e. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal

polikistik,asidosis tubulus ginjal.

f. Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme,

amiloidosis.

g. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati

timbal.

h. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas:

kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih

bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali

kongenital pada leher kandung kemih dan uretra.

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala penyakit ginjal kronik antara lain; (Anonim,

2011)

a. Lemas

b. Nafsu makan kurang

c. Mual/muntah

d. Bengkak

e. Kencing berkurang

f. Gatal

g. Sesak napas

h. Pucat/anemia

4. Patofisiologi

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein

(yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam

darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh.

Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan

semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis.

(Brunner, 2001 : 1448 dalam Subianto, 2009).

Page 14: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

5

Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi

tiga stadium yaitu: (Subianto, 2009)

a. Stadium 1 (Penurunan Cadangan Ginjal)

Di tandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum

Nitrogen (BUN) normal dan penderita asimtomatik.

b. Stadium 2 (Insufisiensi Ginjal)

Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak

(Glomerulo Filtration Rate besarnya 25% dari normal). Pada

tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas

normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat melebihi

kadar normal, azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri.

c. Stadium 3 (Gagal Ginjal Stadium Akhir/Uremia)

Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai

glomerulo filtration rate 10% dari normal, kreatinin klirens 5-

10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum

dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok

dan timbul oliguri (Price, 1992 dalam Subianto, 2009).

5. Pencegahan

Obstruksi dan infeksi saluran kemih dan penyakit hipertensi

sangat lumrah dan sering kali tidak menimbulkan gejala yang

membawa kerusakan dan kegagalan ginjal. Penurunan kejadian

yang sangat mencolok adalah berkat peningkatan perhatian

terhadap peningkatan kesehatan. Pemeriksaan tahunan termasuk

tekanan darah dan pemeriksaan urinalisis (Subianto, 2009).

Pemeriksaan kesehatan umum dapat menurunkan jumlah

individu yang menjadi insufisiensi sampai menjadi kegagalan

ginjal. Perawatan ditujukan kepada pengobatan masalah medis

dengan sempurna dan mengawasi status kesehatan orang pada

waktu mengalami stress (infeksi, kehamilan) (Subianto, 2009).

Page 15: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

6

6. Pengobatan

a. Dialisis (cuci darah)

b. Obat-obatan: antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat

fosfat, suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih)

c. Diit rendah protein dan tinggi karbohidrat

d. Transfusi darah

e. Transplantasi ginjal (Subianto, 2009).

B. Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Ginjal Kronik

1. Tujuan Diet

a. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan

memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memperberat

kerja ginjal.

b. Membantu menurunkan kadar ureum dan kreatinin darah.

c. Mengurangi atau mencegah gejala sindrome uremik.

d. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit (Sulistyorini,

dkk, 2007).

2. Syarat Diet

a. Energi tinggi untuk mencegah katabolisme.

b. Protein rendah: 0.6-0.75 gr/kg BBA berupa protein dengan

nilai biologi tinggi.

c. Lemak cukup: 20-30% dari kebutuhan energi total

diutamakan lemak tidak jenuh ganda.

d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.

e. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites,

uliguria.

f. Kalium dibatasi apabila ada hiperkalemia.

g. Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam

folat, vitamin C dan vitamin D.

Page 16: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

7

h. Cairan dibatasi sebagai pengganti cairan yang keluar melalui

urine, muntah, diare + 500 ml

i. Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk

formula enteral dan parenteral ((Sulistyorini, dkk, 2007).

3. Kebutuhan Zat Gizi Pada Pasien Penyakit Ginjak Kronik

dengan Hemodialisa dan CAPD

Tabel 1. Kebutuhan Zat Gizi Pasien Penyakit Ginjak Kronik

dengan Hemodialisa dan CAPD

Zat Gizi Konservatif (CKD St II-V)

Hemodialisa CAPD

Energi (Kal/kg BBI/hari)

35 (<60 tahun) 30-35 (>60 tahun)

35 (<60 tahun) 30-35 (>60 tahun)

35 (> 60 tahun)

Protein (gr/kg BBA/hari)

0.6-0.75 1.2 1.2-1.3

Lemak dari % total energi

20-25% Pasien cenderung mempunyai resiko terhadap penyakit Cardiovaskular, lebih penting pada pemilihan lemak PUFA dan MUFA, kolesterol 250-300 mg/hari

Karbohidrat dari % total energi

Sisa dari perhitungan protein dan lemak berkisar antara 60-70% total energi

Na (mg/hari) 2000 2000 2000

Ca (mg/hari) 1200 1200-2000 1200-2000

K (mg/hari) Tergantung pada hasil analisa

elektrolit (lab)

2000-3000 3000-4000

P (mg/hari) Tergantung pada hasil analisa

elektrolit (lab)

800-1000 800-1000

Cairan Tidak terbatas bila produksi urine

normal

(500-1000) + produksi urine

1500-2000 (monitoring)

(Sumber data: Sri, Utami Elis, dkk, 2011)

Page 17: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

8

BAB III CATATAN ASUHAN GIZI

RESUME PTGT (Proses Terapi Gizi Terstandar)

Nama : Tn. W Jenis Kelamin : L Umur : 56 tahun Registrasi : 1202460

ASSEMENT DIAGNOSA GIZI

(PES)

INTERVENSI RENCANA

MON-EV DATA DASAR IDENTIFIKASI

MASALAH

TERAPI DIET TERAPI EDUKASI

1. Diagnosa Medis CKD Stadium V

2. Keluhan Utama

Mual-muntah dan nyeri pada sendi-sendi, jari-jari kaki.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

CKD Stadium V

4. Riwayat Penyakit

Dahulu Pasien pernah terdiagnosa gagal

ginjal sejak 3 tahun yang lalu. Hemodialisa seminggu sekali.

Ada riwayat asam urat ± sudah 3 tahun.

CKD Stadium V

Mual-muntah dan nyeri pada sendi-sendi, jari-jari

kaki

(NI-5.4)

Penurunan kebutuhan protein disebabkan

karena disfungsi ginjal ditandai dengan

diagnosa medis CKD

Stadium V.

Tujuan Diet

Tujuan Umum Memberikan makanan yang

adekuat sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien

untuk mempertahankan

kondisi pasien agar stabil.

Tujuan khusus a) Menurunkan kadar

ureum dan kreatinin darah

dalam batas normal. b) Menurunkan tekanan

darah pasien dalam batas normal.

Syarat Diet

a) Memberikan energi

1921.5 Kal. Energi untuk

Tujuan Edukasi a) Dapat menjalankan

diet yang dianjurkan. b) Mengerti tentang

makanan yang sebaiknya dikonsumsi

dan dihindari.

c) Memahami tentang susunan makanan gizi

seimbang.

Sasaran

Pasien dan keluarga pasien

Metode

Konsultasi gizi

Tempat

Ruang 24B IPD Kamar

Antropometri BB

TB

Biokimia Hb

Ureum

Kreatinin

Clinik Keadaan Umum

Tekanan Darah

Nadi Pernapasan

Suhu

Dietary Energi/ hari

Protein/hari

Lemak/hari

Page 18: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

9

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Ada riwayat stroke dari ayah dan ibu.

6. Skrining Gizi

Antropometri BB = 56 kg,

TB= 161 cm, LLA = 28 cm,

Status Gizi (IMT)

= BB(kg)/ TB(m)2 = 56/(1.61)2

= 56/2.56 = 21.6 (Status Gizi Normal)

Laboratorium

Leukosit = 6400 ml (N) (N=

3.500-10.000),

Hb = 6.6 g/dl (↓) (N=11-16.5)

Hematokrit = 19.5 % (↓)

(N=35-50)

GDS= 138 mg/dl (N) (N= <200)

Ureum = 212.2 mg/dl (↑) (N=

10-50)

Kreatinin = 17.49 mg/dl (↑)

(N=0.7-1.5)

SGOT = 25 U/I (N) N= 11-41)

SGPT = 61 U/I (↑) (N= 10-41)

Hb rendah

Hematokrit rendah

Ureum tinggi

Kreatinin tinggi

SGPT tinggi

(NC-2.2)

Perubahan nilai laboratorium terkait zat

gizi khusus disebabkan

karena gangguan fungsi ginjal ditandai

dengan ureum tinggi (212.2 mg/dl),

kreatinin tinggi (17.49 mg/dl), Hb rendah (6.6

g/dl).

mencegah katabolisme.

b) Memberikan protein 0.7 gr/kg BBA (39.2 gr) berupa

protein dengan nilai biologi tinggi.

c) Memberikan lemak 20% dari total energi (42.7 gr)

diutamakan lemak tidak

jenuh ganda. d) Memberikan karbohidrat

71.84% dari total energi (345.1 gr).

e) Natrium dibatasi (600

mg) ditambahkan garam dapur (± ½ sdt) karena

adanya hipertensi. f) Makanan diberikan

dalam bentuk biasa. g) Cairan dibatasi sebagai

pengganti cairan yang

keluar melalui urine (24 jam), muntah, diare + 500

ml.

Kebutuhan Zat Gizi

BBI = TB-100-10% BBI = 161-100-10%

BBI = 54.9 Kg Energi

= 35 kal/kg BBI hari = 35 × 54.9

= 1921.5 kal/hari

8B

Materi

a) Penjelasan tentang diet yang dianjurkan

b) Penjelasan tentang makanan yang

sebaiknya dikonsumsi

dan dihindari. c) Penjelasan tentang

susunan makanan gizi seimbang.

Karbohidrat/hari

Natrium/hari Kalium/hari

Edukasi

a) menanyakan kembali tentang

materi yang

diberikan b) kepatuhan

terhadap diet yang diberikan

Page 19: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

10

Klinis Keadaan Umum = sadar

Tensi = 160/90 mmHg Nadi = 84 kali/m

Pernapasan = 20 kali/m

Riwayat Gizi Sekarang

- Mendapatkan diet rendah protein (RP) 40 gr dan rendah

garam (RG) II dalam bentuk makanan biasa.

- Nafsu makan pasien kurang.

- Tidak ada alergi makanan. -Hasil recall menu sehari (25

Januari 2012): E= 1380.9 Kal (71.9%)

P= 33.43 gr (85.3%) L= 22.91 gr (59.7%)

KH= 253.3 gr (73.4%)

Riwayat Gizi Dahulu

Frekuensi makan 3 kali sehari. - Makanan pokok yang sering

adalah nasi, dikonsumsi setiap

kali makan (3 kali) dikonsumsi sebanyak 200 gr.

- Lauk hewani yang sering dikonsumsi adalah ikan,

dikonsumsi ± 2 kali sehari, sebanyaknya 50 gr.

- Lauk nabati yang sering

Tensi tinggi

Intake makanan kurang

(NI-5.4) Penurunan kebutuhan

natrium disebabkan karena hipertensi

ditandai dengan

tekanan darah tinggi (160/90 mmHg).

(NI-2.1)

Kekurangan intake makanan dan minuman

oral disebabkan karena

adanya mual dan muntah serta nafsu

makan yang kurang ditandai dengan hasil

recall energi kurang

(71.9%), protein kurang (85.3%), lemak

kurang (59.7%), karbohidrat kurang

(73.4%)

Protein

= 0.7 × BBA = 0.7 × 56

= 39.2 g/hari

% Protein 39.2 × 4 × 100

=

1921.5

= 8.16%

Lemak

1921.5 × 20%

=

9 = 42.7 gr/hari

%Karbohidrat

= 100% - (%protein +

%lemak) = 100% - (8.16% + 20%)

= 71.84% Karbohidrat

1921.5 × 71.84%

=

4

= 345.1 gr/hari

Cara Pemesanan Diet: Diet Rendah Protein (RP)

40 gr, Rendah Garam (RG)

II.

Page 20: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

11

dikonsumsi adalah tahu dan

tempe, dikonsumsi ± 2 kali sehari, sebanyak 50 gr, dan

kadang tak habis. - Sayur yang sering dikonsumsi

adalah bayam (dibuat bening), wortel (dibuat sup) dikonsumsi

± 3 kali sehari, sebanyak 100

gr, dan kadang tidak habis. - Buah yang sering dikonsumsi

adalah salak dikonsumsi ± 1-2 kali sehari, sebanyak 75 gr.

- Kebiasaan sering minum kopi,

dan makan makanan goreng-gorengan.

Pernah mendapatkan edukasi

sebelumnya tetapi masih belum mematuhi sepenuhnya.

Sosial Ekonomi Beragama kristen, seorang

swasta, mendapatkan pelayanan Jamkesda, status perkawinan

sudah menikah.

Kebiasaan makan yang salah; sering minum kopi,

dan makan makanan goreng-gorengan

(NB-1.3)

Belum siap untuk melakukan

diet/perubahan pola hidup disebabkan

karena kurangnya kemauan untuk

berubah/memperbaiki

kesalahan ditandai dengan masih

mengonsumsi tahu dan tempe walaupun sudah

pernah mendapatkan

edukasi sebelumnya.

Page 21: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

12

BAB IV

HASIL MONITORING EVALUASI

CATATAN ASUHAN GIZI

RESUME PTGT

(Proses Terapi Gizi Terstandar)

MONITORING-EVALUASI Nama : Tn. S Register : 122919

Tanggal Antorpometri Biokimia Clinik

(Fisik) Dietary Edukasi

Identifikasi

Masalah Baru

Rencana Tindak

Lanjut Nilai Normal

25/01/12 BB = 56 kg

TB = 161 cm

Status Gizi = 21.6 (Status Gizi

Normal)

KU : sadar

Tensi : 160/90

mmHg Nadi : 84 x/m

Pernapasan = 20 x/m

E= 1308.9 Kal

(71.9%)

P= 33.43 gr (85.3 %)

L= 22.91 gr (53.7%)

KH= 253.33 gr

(73.4%)

Memberi motivasi

untuk

meningkatkan nafsu makan.

Mendapatkan diet

RP 40 gr dan RG II

26/01/12 Ureum = 193.8 mg/dl

Kreatinin = 11.27 mg/dl

10-50 mg/dl

0.7-1.5 mg/dl

KU : sadar Tensi : 130/70

mmHg

Nadi : 96 x/m Pernapasan =

24 x/m

E= 1125.8 Kal (58.6%)

P= 28.33 gr

(72.3%) L= 26.235 gr

(61.4%) KH= 191.89 gr

Nafsu makan sedikit menurun,

masih

mengonsumsi makanan dari

luar rumah sakit, dan tidak

Mendapatkan diet RP 40 gr dan RG II

Page 22: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

13

(55.6%)

menghabiskan

sayuran. Masih menjelaskan

tentang baiknya mengonsumsi

makan dari rumah sakit dan

memberi motivasi

untuk meningkatkan

nafsu makan serta

menjelaskan

tentang kebutuhan

gizinya, tentang makanan yang

baik dikonsumsi dan dihindari.

27/01/12 BB= 56 kg

Status Gizi = 21.6 (Status Gizi

Normal)

KU : sadar

Tensi : 140/70 mmHg

Nadi : 88 x/m

Pernapasan = 20 x/m

E= 1489.7 Kal

(77.5%) P= 44.65 gr

(113.9%)

L= 28.325 gr (66.3%)

KH= 262.63 gr 76.1%)

Nafsu makan

masih menurun, masih

mengonsumsi

makanan dari luar rumah sakit,

dan tidak menghabiskan

sayuran. Memberikan

motivasi untuk

meningkatkan nafsu makan dan

Mendapatkan diet

RP 40 gr dan RG II

Page 23: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

14

mengonsumsi

makanan serta mengatur pola

makan.

Page 24: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

15

BAB V

PEMBAHASAN

A. Rencana Terapi Diet

Terapi diet protein rendah 40 gr dan rendah garam II diberikan ke

pasien dengan diagnosa CKD stadium V dan adanya hipertensi. Pasien

diberikan diet protein rendah dan rendah garam karena ini berhubungan

dengan fungsi ginjal pasien yang tidak lagi berfungsi dengan baik. Diet

protein rendah diberikan agar tidak memberatkan kerja ginjal dan

mengurangi terjadinya pengeluaran produk sisa metabolisme (ureum dan

kreatinin). Diet rendah protein yang diberikan ini diutamakan protein

dengan nilai biologik tinggi yaitu protein hewani dan dibatasi protein

nabatinya. Sedangkan pasien diberikan diet rendah garam karena adanya

hipertensi tetapi ini juga berkaitan dengan fungsi ginjal dimana ginjal juga

mensekresi renin yang penting untuk mengatur tekanan darah.

Pasien diberikan awalnya makanan dalam bentuk lunak karena adanya

mual dan muntah tapi karena kondisi pasien yang sudah sedikit membaik

dan keinginan pasien untuk mengonsumsi makanan dalam bentuk biasa

terutama untuk makanan pokoknya pasien lebih memilih mengonsumsi

nasi dibandingkan nasi tim. Jadi bentuk makanan yang diberikan dalam

perencanaan terapi diet adalah makanan biasa.

B. Hasil Monitoring Skrining Gizi

Monitoring pasien studi kasus berlangsung mulai tanggal 25 Januari

2012 (sebagai pra pengamatan), 26-27 Januari 2012 (sebagai

pengamatan Hari I dan Hari II), yang meliputi monitoring terhadap

asupan makan pasien (konsumsi energi dan zat-zat gizi pasien),

perkembangan antropometri, perkembangan pemeriksaan laboratorium

dan perkembangan fisik klinis pasien.

Page 25: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

16

1. Konsumsi Energi dan Zat Gizi

Konsumsi makanan ditujukan untuk mengetahui tingkat asupan

energi dan zat gizi pasien selama pengamatan. Pengamatan ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat asupan energi dan zat gizi pasien.

Asupan makanan pasien didapatkan dari recall 24 jam.

Grafik 1. Asupan Energi

Berdasarkan grafik diatas terlihat asupan energi pasien masih

belum mencapai kebutuhan. Pada hasil recall menu sehari energi

pasien pra pengamatan 1380.9 Kal (71.9%), hari I 1125.8 Kal

(58.6%), hari II 1489.7 (77.5%). Asupan energi masih belum

mencapai kebutuhan karena pasien mengalami mual dan muntah

serta nafsu makan pasien yang menurun.

1380,9

1125,8

1489,7

1921,5 1921,5 1921,5

0

500

1000

1500

2000

2500

Pra Pengamatan Hari I Hari II

En

erg

i (K

al/

Ha

ri)

Recall 24 Jam

Asupan Energi

Asupan

Kebutuhan

Page 26: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

17

Grafik 2. Asupan Protein

Berdasarkan grafik diatas terlihat asupan protein pada hasil recall

menu sehari pasien pada pra pengamatan masih mencapai kebutuhan

33.43 gr (85.3%). Pada pengamatan hari I belum mencapai

kebutuhan yaitu 28.33 gr (72.3%). Ini disebabkan karena nafsu

makan pasien yang masih kurang sehingga konsumsi makanan pasien

yang tidak habis. Sedangkan pada pengamatan hari II hasil recall

menu sehari melebihi dari standar kebutuhan yaitu 44.65 gr

(113.65%). Ini disebabkan karena pasien mengonsumsi makanan dari

luar rumah sakit dimana ada lauk hewaninya sedangkan kebutuhan

protein pasien dibatasi (protein rendah) sehingga melebihi kebutuhan

protein.

33,43

28,33

44,65

39,2 39,2 39,2

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Pra Pengamatan Hari I Hari II

Pro

tein

(g

r/h

ari

)

Recall 24 Jam

Asupan Protein

Asupan

Kebutuhan

Page 27: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

18

Grafik 3. Asupan Lemak

Berdasarkan grafik diatas terlihat asupan lemak pada hasil recall

menu sehari pasien belum mencapai kebutuhan terlihat pada pra

pengamatan 22.91 gr (53.7%), pengamatan hari I 26.235 (61.4%),

pengamatan hari II 28.325 (66.3%). Ini disebabkan karena nafsu

makan pasien yang masih kurang dan tidak menghabiskan makanan.

Grafik 4. Asupan Karbohidrat

22,9126,235

28,325

42,7 42,7 42,7

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Pra Pengamatan Hari I Hari II

Lem

ak

(g

r/h

ari

)

Recall 24 Jam

Asupan Lemak

Asupan

Kebutuhan

253,33

191,89

262,63

345,1 345,1 345,1

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Pra Pengamatan Hari I Hari II

Ka

rbo

hid

rat

(gr/

ha

ri)

Recall 24 Jam

Asupan Karbohidrat

Asupan

Kebutuhan

Page 28: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

19

Berdasarkan grafik diatas terlihat asupan karbohidrat masih belum

mencapai kebutuhan. Pada hari I 253.33 gr (73.4%), hari II 191.89 gr

(55.6%), dan hari III 262.63 (76.1%). Ini disebabkan karena nafsu

makan pasien yang masih kurang dan tidak menghabiskan makanan.

2. Perkembangan Pengukuran Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari pandang gizi, maka antropometri berhubungan dengan

berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dari berbagai tingkat

umur dan tingkat gizi.

Tabel 2. Pengukuran Antropometri

Jenis

Pengukuran

Hasil Pengukuran

Awal Akhir

Berat Badan 56 kg 56 kg

Tinggi Badan 161 cm 161 cm

Status Gizi (IMT) 21.6 21.6

BBI 54.9 kg 54.9 kg

Berdasarkan tabel diatas pengukuran antropometri selama tiga

hari tidak mengalami perubahan. Ini karena pengukuran

antropometri tidak akan terjadi perubahan dalam waktu yang singkat

dan sedangkan pengamatan hanya dilakukan selama 3 hari yang

relatif singkat.

3. Perkembangan Pemeriksaan Biokimia

Penilaian biokimia merupakan pemeriksaan spesimen yang diuji

secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan

tubuh. Penilaian biokimia digunakan untuk suatu peringatan bahwa

kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.

Banyak gejala klinis yang kurang spesimen, maka penentuan kimia

Page 29: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

20

faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan

gizi yang spesifik.

Tabel 3. Pemeriksaan Biokimia

Jenis

Pemeriksaan Nilai Normal

Hasil

24 Januari 2012 26 Januari 2012

Ureum 10-50 mg/dl 212.2 mg/dl ( ↑) 193.8 mg/dl ( ↑)

Kreatinin 0.7-1.5 mg/dl 17.49 mg/dl ( ↑) 11.27 mg/dl ( ↑)

Hemoglobin 11.0-16.5 mg/dl 6.6 gr/dl ( ↓)

GDS 60-160 mg/dl 138 mg/dl ( N)

SGOT 11-41 U/I 25 U/I (N)

SGPT 10-11 U/I 61 U/I (↑)

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium terlihat yang dilakukan

pemeriksaan kembali (26 Januari 2012) adalah ureum dan kreatinin.

Ureum dan kreatinin juga masih melebihi batas normal. Ureum dan

kreatinin ini berkaitan dengan fungsi ginjal yang sudah tidak berfungsi

dengan baik. Dimana salah satu fungsi ginjal adalah mengeluarkan

produk sisa metabolisme (termasuk ureum dan kreatinin). Ini juga

dapat dilihat dari hasil recall 24 jam (Protein) pada pengamatan hari I,

konsumsi protein pasien rendah, belum mencapai kebutuhan sehingga

terjadi penurunan nilai ureum dan kreatinin tetapi masih melebihi

batas normal.

Sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 24

Januari 2012 (sebelum pengamatan) menunjukkan kadar hemoglobin

yang rendah. Rendahnya kadar hemoglobin ini berkaitan dengan

fungsi ginjal dalam membentuk eritropoeitin yang merupakan zat

penting untuk sintesis eritrosit. Karena fungsi ginjal yang menurun

sehingga mempengaruhi terbentuknya eritropoeitin yang menurun

Page 30: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

21

menyebabkan gangguan sintesis eritrosit. Ini menyebabkan kadar

hemoglobin menjadi rendah.

4. Perkembangan Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan klinis merupakan metode yang sangat penting untuk

menilai status gizi. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan

yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.

Tabel 4. Pemeriksaan Fisik

Jenis

Pemeriksaan

Nilai Normal Pra

Pengamatan

Hari I Hari II

Tensi 120/80 mmHg 130/70 mmHg 160/70 mmHg 140/70 mmHg

Nadi 60-100 x/m 88 x/m 84 x/m 88 x/m

RR 20-30 x/m 20 x/m 24 x/m 20 x/m

Berdasarkan tabel diatas terlihat pemeriksaan fisik pasien untuk

nadi dan pernapasan masih dalam nilai normal. Hanya nilai tensi

yang tidak stabil. Ini berkaitan dengan fungsi ginjal pasien yang

sudah tidak berfungsi dengan baik. Karena salah satu fungsi ginjal

adalah mensekresi renin yang penting untuk mengatur tekanan

darah. Ketika ginjal sudah tidak berfungsi dengan baik

mempengaruhi sekresi renin maka akan mempengaruhi tekanan

darah.

C. Hasil Motivasi Diet Melalui Konsultasi Gizi

1. Deskripsi Pemahaman Diet Pasien

Diberikan penjelasan tentang diet yang diberikan yaitu diet

rendah protein 40 gram dan rendah gram II. Diberikan penjelasan

mengenai kebutuhan zat gizi, makanan yang dianjurkan dan tidak

dianjurkan. Dalam hal ini pasien terlihat memahami tetapi selama

pengamatan pasien terlihat tidak patuh dengan diet yang diberikan.

Ini terlihat dari makanan yang tidak dihabiskan dan masih

mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Oleh sebab itu

Page 31: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

22

selanjutnya diberikan penjelasan ke pasien agar meningkatkan nafsu

makannya dan tetap mengonsumsi makanan dari rumah sakit.

2. Observasi Sisa Makanan Pasien

Observasi sisa makanan pasien hanya dilakukan saat pasien

makan siang dan selebihnya makan pagi dan makan malam hanya

melalui recall 24 jam. Observasi dilakukan selama pasien dirawat

yaitu tanggal 25-27 Januari 2012. Selama observasi sisa makanan

pasien terlihat makanan pasien masih belum dihabiskan dan masih

mengonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Ini juga terlihat dari

hasil recall pasien yang masih belum mencapai kebutuhan.

D. Evaluasi Asuhan Gizi

1. Indikator Keberhasilan Asuhan Gizi

Yang menjadi indikator keberhasilan asuhan gizi selama

pengamatan studi kasus adalah diutamakan nafsu makan dan

keinginan pasien untuk menghabiskan makan yang diberikan dari

rumah sakit. Selain itu dilihat dari tujuan diet yaitu menurunkan

kadar ureum dan kreatinin dalam batas normal dan menurunkan

tekanan darah dalam batas normal. Selama pengamatan tidak terlalu

terjadi banyak perubahan tetapi pasien dalam keadaan yang sudah

membaik sehingga pasien sudah dapat keluar rumah sakit.

2. Rencana Tindak Lanjut

Hanya tetap disarankan untuk melakukan diet rendah protein

dan rendah garam. Dalam artiannya dapat mengonsumsikan

makanan yang dapat dikonsumsi dan hindari makanan yang tidak

dapat dikonsumsi.

Page 32: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

23

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan studi kasus ini adalah:

1. Pasien didiagnosa CKD Stadium V dan diberikan diet rendah

protein 40 gram dan rendah garam II.

2. Diagnosa gizi yang ditetapkan adalah penurunan kebutuhan

protein (NI-5.4), penurunan kebutuhan natrium (NI-5.4),

kekurangan intake makanan dan minuman oral (NI-2.1),

perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus (NC-2.2),

belum siap untuk melakukan diet (NB-1.3).

3. Asupan makanan (meliputi energi, protein, lemak, dan

karbohidrat) pasien masih belum mencapai kebutuhan karena

nafsu makan pasien yang masih kurang.

4. Pengukuran antropometri selama tiga hari sama tidak mengalami

perubahan.

5. Pemeriksaan biokimia terlihat yang dilakukan pemeriksaan

kembali adalah ureum dan kreatinin. Ureum dan kreatinin juga

masih melebihi batas normal.

6. Pemeriksaan fisik pasien untuk nadi dan pernapasan masih

dalam nilai normal hanya nilai tensi yang tidak stabil.

7. Pasien memiliki nafsu makan yang kurang oleh karenanya

motivasi yang diberikan agar pasien mau meningkatkan

konsumsi makanannya. Selain itu juga diberikan motivasi ke

pasien agar mengonsumsi makanan dari rumah sakit dan

menghabiskan makanannya.

Page 33: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

24

B. Saran

Saran yang diberikan berdasarkan laporan studi kasus ini adalah:

1. Sebaiknya dalam melakukan penatalaksanaan diet untuk pasien

dengan diagnosa CKD perlu diperhatikan kondisi pasien dan daya

terima pasien terhadap makanan (meliputi nafsu makan, mual,

muntah) agar diet yang diberikan dapat dikonsumsi pasien.

2. Sebaiknya untuk pasien tetap termotivasi untuk mematuhi diet

dan mengonsumsi makanan gizi seimbang.

Page 34: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

25

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Gagal Ginjal Kronik.

http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/02/tugas-akhir-tentang-

gagal-ginjal-kronik.html diakses tanggal 25 Januari 2012.

Anonim. 2009. Asuhan keperawatan dengan gagal ginjal kronik di RS Dr.

Karyadi Semarang.

Anonim. 2011. Gejala dan Penyebab Gagal Ginjal.

http://tipsku.info/gejala-dan-penyebab-gagal-ginjal/ diakses tanggal

25 Januari 2012

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta :

Media Aesculapius.

Price, Sylvia Anderson, Lorraine Mc Carty Wilson. Editor edisi bahasa

Indonesia Huriawati Hartanto ... [et al.]. 2005. Patofisiologi : Konsep

Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC

Rosnelly, dkk. 2008. Buku Pedoman Praktis Diagnosa Gizi Dalam Proses

Asuhan Gizi Terstandar. RSU Dr Saiful Anwar Kota Malang.

Sri, Utami Elis, dkk. 2011. Perhitungan Kebutuhan Gizi. RSU Dr Saiful

Anwar Kota Malang.

Subianto, Teguh. 2009. Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik.

http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/06/asuhan-keperawatan-

pasien-ggk-gagal.html diakses tanggal 25 Januari 2012

Sulistyorini, dkk. 2007. Buku Pedoman Diet. RSU Dr Saiful Anwar Kota

Malang.

Wikipedia. 2012. Gagal Ginjal Kronis.

http://id.wikipedia.org/wiki/Gagal_ginjal_kronis diakses tanggal 25

Januari 2012

Page 35: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral
Page 36: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

Recall Menu Sehari (Pra Pengamatan)Keterangan : M. Sadli Umasangaji

Makanan Biasa NIM : 09254

CKD St V Semester : V

Nama : Tn. W Sex : L Umur : 56 Th. Berat : 56 kg. Tinggi : 161 cm. Tgl : 25/01/2012

Waktu Menu Bahan Berat ENERGI Protein (gr) LMK H A Ca F Fe Vit. A Vit. B1 Vit. C Na K Chols Serat

( gr ) Kal Hwn Nbt (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) ( mg ) ( mg ) ( mg ) (gr)

Pagi Ketela pohon rebus Ketela pohon ( Singkong ) 150 219 0 1,8 0,45 52,05 49,5 60 1,05 0 0 45 4,5 591 0 6,75

(MLRS) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 219 0 1,8 0,45 52,05 49,5 60 1,05 0 0 45 4,5 591 0 6,75

Snack 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Siang Nasi Beras giling 150 540 0 10,2 1,05 118,35 9 210 1,2 0 0,18 0 7,5 150 0 3

(MLRS) Ikan goreng Ikan segar 30 33,9 5,1 0 1,35 0 6 60 0,3 45 0,015 0 30,15 90 0 0

Minyak kelapa 2,5 21,75 0 0,03 2,45 0 0,075 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ayam goreng Ayam 15 45,3 2,73 0 3,75 0 2,1 30 0,225 121,5 0,012 0 15 52,5 9 0

Minyak kelapa 2,5 21,75 0 0,03 2,45 0 0,075 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 662,7 7,83 10,3 11,05 118,35 17,25 300 1,725 166,5 0,207 0 52,65 292,5 9 3

Snack 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mlm Nasi goreng Beras giling 100 360 0 6,8 0,7 78,9 6 140 0,8 0 0,12 0 5 100 0 2

(MLRS) Telur ayam 50 81 6,4 0 5,75 0,35 27 90 1,35 450 0,05 0 79 89 275 0

Saos tomat 15 14,7 0 0,3 0,06 3,675 1,8 2,7 0,12 282 0,014 1,65 0 0 0 0

Minyak kelapa 5 43,5 0 0,05 4,9 0 0,15 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 499,2 6,4 7,15 11,41 82,925 34,95 233 2,27 732 0,184 1,65 84 189 275 2

Total 1380,9 33,43 22,91 253,33 101,7 593 5,045 898,5 0,391 46,7 141,2 1073 284 11,75

Standar Kebutuhan 1921,5 39,2 42,7 345,1 800 600 12 500 1 75 1000 1000

% Kebutuhan 71,9% 53,7% 73,4% 13% 99% 42% 180% 39% 62% 14% 107%85,3%

Page 37: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

Recall Menu Sehari (Pengamatan Hari Pertama)Keterangan : M. Sadli Umasangaji

Makanan Lunak NIM : 09254

CKD St V Semester : V

Nama : Tn. W Sex : L Umur : 56 Th. Berat : 56 kg. Tinggi : 161 cm. Tgl : 26/01/2012

Waktu Menu Bahan Berat ENERGI Protein (gr) LMK H A Ca F Fe Vit. A Vit. B1 Vit. C Na K Chols Serat

( gr ) Kal Hwn Nbt (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) ( mg ) ( mg ) ( mg ) (gr)

Pagi Nasi tim Beras giling 75 270 0 5,1 0,525 59,175 4,5 105 0,6 0 0,09 0 3,75 75 0 1,5

Opor ayam Ayam 20 60,4 3,64 0 5 0 2,8 40 0,3 162 0,016 0 20 70 12 0

Santan, peras tanpa air 10 32,4 0 0,42 3,43 0,56 1,4 4,5 0,19 0 0,002 0,2 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 362,8 3,64 5,52 8,955 59,735 8,7 150 1,09 162 0,108 0,2 23,75 145 12 1,5

Snack 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Siang Nasi tim Beras giling 75 270 0 5,1 0,525 59,175 4,5 105 0,6 0 0,09 0 3,75 75 0 1,5

Ayam bumbu kecap Ayam 20 60,4 3,64 0 5 0 2,8 40 0,3 162 0,016 0 20 70 12 0

Kecap 5 2,3 0 0,29 0,065 0,45 6,15 4,8 0,285 0 0 0 200 25 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 332,7 3,64 5,39 5,59 59,625 13,45 150 1,185 162 0,106 0 223,8 170 12 1,5

Snack 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mlm Nasi tim Beras giling 75 270 0 5,1 0,525 59,175 4,5 105 0,6 0 0,09 0 3,75 75 0 1,5

Kare daging Daging sapi 20 41,4 3,6 0 2,8 0 2,2 34 0,56 6 0,016 0 18,6 97,8 14 0

Santan, peras tanpa air 10 32,4 0 0,42 3,43 0,56 1,4 4,5 0,19 0 0,002 0,2 0 0 0 0

Minyak kelapa 5 43,5 0 0,05 4,9 0 0,15 0 0 0 0 0 0 0 0 0

(MLRS) Teh Teh' 5 6,6 0 0,98 0,035 3,39 35,85 13,3 0,59 0,1048 5E-04 0 0,5 90 0 0

Gula pasir 10 36,4 0 0 0 9,4 0,5 0,1 0,01 0 0 0 0,03 0,05 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 430,3 3,6 6,55 11,69 72,525 44,6 157 1,95 6,1048 0,109 0,2 22,88 262,9 14 1,5

Total 1125,8 28,33 26,235 191,89 66,75 456 4,225 330,1 0,323 0,4 270,4 577,9 38 4,5

Standar Kebutuhan 1921,5 39,2 42,7 345,1 800 600 12 500 1 75 600 1000

% Kebutuhan 58,6% 61,4% 55,6% 8% 76% 35% 66% 32% 1% 45% 58%72,3%

Page 38: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

Recall Menu Sehari (Pengamatan Hari Kedua)Keterangan : M. Sadli Umasangaji

Makanan Biasa NIM : 09254

CKD St V Semester : V

Nama : Tn. W Sex : L Umur : 56 Th. Berat : 56 kg. Tinggi : 161 cm. Tgl : 27/01/2012

Waktu Menu Bahan Berat ENERGI Protein (gr) LMK H A Ca F Fe Vit. A Vit. B1 Vit. C Na K Chols Serat

( gr ) Kal Hwn Nbt (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) ( mg ) ( mg ) ( mg ) (gr)

Pagi Nasi tim Beras giling 25 90 0 1,7 0,175 19,725 1,5 35 0,2 0 0,03 0 1,25 25 0 0,5

Soto daging Daging sapi 40 82,8 7,2 0 5,6 0 4,4 68 1,12 12 0,032 0 37,2 195,6 28 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 172,8 7,2 1,7 5,775 19,725 5,9 103 1,32 12 0,062 0 38,45 220,6 28 0,5

Snack Nasi Beras giling 100 360 0 6,8 0,7 78,9 6 140 0,8 0 0,12 0 5 100 0 2

(MLRS) Ikan lele goreng Ikan segar 50 56,5 8,5 0 2,25 0 10 100 0,5 75 0,025 0 50,25 150 0 0

Minyak kelapa 5 43,5 0 0,05 4,9 0 0,15 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 460 8,5 6,85 7,85 78,9 16,15 240 1,3 75 0,145 0 55,25 250 0 2

Siang Madu Madu 20 58,8 0 0,06 0 15,9 1 3,2 0,18 0 0 0,8 12 42 0 0

Apel Apel 75 43,5 0 0,23 0,3 11,175 4,5 7,5 7,725 67,5 0,03 3,75 1,5 97,5 0 0,533

Selada buah Pepaya 100 46 0 0,5 0 12,2 23 12 1,7 365 0,04 78 4 221 0 2,5

Gula pasir 10 36,4 0 0 0 9,4 0,5 0,1 0,01 0 0 0 0,03 0,05 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 184,7 0 0,79 0,3 48,675 29 22,8 9,615 432,5 0,07 82,6 17,53 360,6 0 3,033

Snack 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mlm Nasi Beras giling 100 360 0 6,8 0,7 78,9 6 140 0,8 0 0,12 0 5 100 0 2

Ayam bb orem Ayam 40 120,8 7,28 0 10 0 5,6 80 0,6 324 0,032 0 40 140 24 0

(MLRS) Roti manis Roti warna sawo matang 40 99,6 0 3,16 0,6 19,88 8 56 1 0 0,06 0 0 0 0 0

(MLRS) Keripik jagung Jagung segar kuning 50 70 0 2,35 0,65 16,55 3 59 0,35 217,5 0,12 4 0 0 0 5

Minyak kelapa 2,5 21,75 0 0,03 2,45 0 0,075 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 672,15 7,28 12,3 14,4 115,33 22,68 335 2,75 541,5 0,332 4 45 240 24 7

Total 1489,65 44,65 28,325 262,63 73,73 700,8 14,99 1061 0,609 86,6 156,2 1071 52 12,53

Standar Kebutuhan 1921,5 39,2 42,7 345,1 800 600 12 500 1 75 600 1000

% Kebutuhan 77,5% 66,3% 76,1% 9% 117% 125% 212% 61% 115% 26% 107%113,9%

Page 39: LAPORAN STUDI KASUS - · PDF fileatau memperlambat perburukan progresif gangguan fungsi ginjal. ... Bila kemampuan makan rendah, makanan diberikan bentuk formula enteral dan parenteral

Perencanaan Menu SehariKeterangan : M. Sadli Umasangaji

Makanan Biasa NIM : 09254

CKD St V Semester : V

Nama : Tn. W Sex : L Umur : 56 Th. Berat : 56 kg. Tinggi : 161 cm. Tgl : 26/01/2012

Waktu Menu Bahan Berat ENERGI Protein (gr) LMK H A Ca F Fe Vit. A Vit. B1 Vit. C Na K Chols Serat

( gr ) Kal Hwn Nbt (gr) (gr) (mg) (mg) (mg) (SI) (mg) (mg) ( mg ) ( mg ) ( mg ) (gr)

Pagi Nasi Beras giling 100 360 0 6,8 0,7 78,9 6 140 0,8 0 0,12 0 5 100 0 2

Telur pindang Telur ayam 25 40,5 3,2 0 2,875 0,175 13,5 45 0,675 225 0,025 0 39,5 44,5 137,5 0

Sayur orem Labu siam 50 13 0 0,3 0,05 3,35 7 12,5 0,25 10 0,01 9 0 0 0 1,5

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 413,5 3,2 7,1 3,625 82,425 26,5 197,5 1,725 235 0,155 9 44,5 144,5 137,5 3,5

Snack Madu Madu 30 88,2 0 0,09 0 23,85 1,5 4,8 0,27 0 0 1,2 18 63 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 88,2 0 0,09 0 23,85 1,5 4,8 0,27 0 0 1,2 18 63 0 0

Siang Nasi Beras giling 100 360 0 6,8 0,7 78,9 6 140 0,8 0 0,12 0 5 100 0 2

Kalio daging Daging sapi 30 62,1 5,4 0 4,2 0 3,3 51 0,84 9 0,024 0 27,9 146,7 21 0

Minyak kelapa 2,5 21,75 0 0,03 2,45 0 0,075 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Santan, peras tanpa air 20 64,8 0 0,84 6,86 1,12 2,8 9 0,38 0 0,004 0,4 0 0 0 0

Sup Wortel 45 18,9 0 0,54 0,135 4,185 17,55 16,65 0,36 5400 0,027 2,7 31,5 110,3 0 2,25

Gambas/oyong 25 4,5 0 0,2 0,05 1,025 4,75 8,25 0,225 95 0,008 2 11,08 35,35 0 0,75

Bihun 5 18 0 0,24 0,005 4,105 0,08 1,75 0,09 0 0 0 0,65 9,85 0 0

Apel Apel 125 72,5 0 0,38 0,5 18,625 7,5 12,5 12,88 112,5 0,05 6,25 2,5 162,5 0 0,888

Sub Total 622,55 5,4 9,02 14,9 107,96 42,06 239,2 15,57 5616,5 0,233 11,4 78,63 564,7 21 5,888

Snack Selada buah Pepaya 150 69 0 0,75 0 18,3 34,5 18 2,55 547,5 0,06 117 6 331,5 0 3,75

Gula pasir 10 36,4 0 0 0 9,4 0,5 0,1 0,01 0 0 0 0,03 0,05 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sub Total 105,4 0 0,75 0 27,7 35 18,1 2,56 547,5 0,06 117 6,03 331,6 0 3,75

Mlm Nasi Beras giling 100 360 0 6,8 0,7 78,9 6 140 0,8 0 0,12 0 5 100 0 2

Kare ayam Ayam 25 75,5 4,55 0 6,25 0 3,5 50 0,375 202,5 0,02 0 25 87,5 15 0

Minyak kelapa 5 43,5 0 0,05 4,9 0 0,15 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Santan, peras tanpa air 25 81 0 1,05 8,575 1,4 3,5 11,25 0,475 0 0,005 0,5 0 0 0 0

Cah sayuran Bayam 50 18 0 1,75 0,25 3,25 133,5 33,5 1,95 3045 0,04 40 2 208 0 1,75

Tauge kacang ijo 10 2,3 0 0,29 0,02 0,41 2,9 6,9 0,08 1 0,007 1,5 1,37 0,675 0 0,55

Minyak kelapa 2,5 21,75 0 0,03 2,45 0 0,075 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Pepaya Pepaya 200 92 0 1 0 24,4 46 24 3,4 730 0,08 156 8 442 0 5

Sub Total 694,05 4,55 11 23,145 108,36 195,6 265,7 7,08 3978,5 0,272 198 41,37 838,2 15 9,3

Total 1923,7 41,07 41,67 350,3 300,7 725,2 27,21 10378 0,72 337 188,5 1942 173,5 22,44

Standar Kebutuhan 1921,5 39,2 42,7 345,1 800 600 12 500 1 75 600 1000

% Kebutuhan 100,1% 97,6% 101,5% 38% 121% 227% 2076% 72% 449% 31% 194%104,8%