5
1. PENDAHULUAN Selain viabilitas, kriteria lain dalam penentuan kualitas benih adalah vigor benih. Jika viabilitas merupakan kemampuan tumbuh benih menjadi tanaman berproduksi normal dalam keadaan optimim, maka vigor benih adalah kemampuan tumbuh benih pada kondisi lingkungan yang suboptimum. Beberapa contoh kondisi lingkungan yang suboptimum antara lain kekeringan, cekaman salinitas dan cekaman tanah masam. Hanya benih dengan vigor tinggi yang mampu beradaptasi pada kondisi tersebut. Pengujian vigor benih dapat dilakukan dengan menggunakan NaCl. Penggunaan larutan ini pada konsentrasi tinggi dapat menghambat proses imbibisi benih melalui tekanan osmotic yang diberikan. Selain itu, penggunaan larutan NaCl juga mampu mensimulasikan cekaman salin terhadap benih. Hanya benih dengan kualitas baik (vigor tinggi ) mampu tumbuh pada cekaman tersebut. Tolak ukur Vkt yang lain misalnya Keserempakan Tumbuh (Kst).Analisis vigor benih didasarkan persentase kecambah normal yang tumbuh kuat dihitung pada satu Momen Periode Viabilitas (MPV).Baik untuk analisis vigor benih dengan tolak ukur KCT maupun KST benih ditanam pada media yang optimum. Analisis vigor juga dapat dilakukan pada media yang tidak optimum.Misalnya,

LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Semoga bermanfaat...!!

Citation preview

1. PENDAHULUANSelain viabilitas, kriteria lain dalam penentuan kualitas benih adalah vigor benih. Jika viabilitas merupakan kemampuan tumbuh benih menjadi tanaman berproduksi normal dalam keadaan optimim, maka vigor benih adalah kemampuan tumbuh benih pada kondisi lingkungan yang suboptimum. Beberapa contoh kondisi lingkungan yang suboptimum antara lain kekeringan, cekaman salinitas dan cekaman tanah masam. Hanya benih dengan vigor tinggi yang mampu beradaptasi pada kondisi tersebut.Pengujian vigor benih dapat dilakukan dengan menggunakan NaCl. Penggunaan larutan ini pada konsentrasi tinggi dapat menghambat proses imbibisi benih melalui tekanan osmotic yang diberikan. Selain itu, penggunaan larutan NaCl juga mampu mensimulasikan cekaman salin terhadap benih. Hanya benih dengan kualitas baik (vigor tinggi ) mampu tumbuh pada cekaman tersebut.Tolak ukur Vkt yang lain misalnya Keserempakan Tumbuh (Kst).Analisis vigor benih didasarkan persentase kecambah normal yang tumbuh kuat dihitung pada satu Momen Periode Viabilitas (MPV).Baik untuk analisis vigor benih dengan tolak ukur KCT maupun KST benih ditanam pada media yang optimum. Analisis vigor juga dapat dilakukan pada media yang tidak optimum.Misalnya, kita membuat analisis vigor benih terhadap kekeringan. Pada kondisi kekeringan dapat dijabarkan oleh media yang memilki tekanan osmotik tinggi. Pada kondisi demikian benih memerlukan energi yang lebih tinggi untuk menyerap air. Hanya benih yang vigor saja yang lebih menyerap air dan tumbuh normal. Substrat kertas merang yang dicelup dalam larutan garam NaCL dapat digunakan untuk menciptakan tekanan osmose yang tinggi, dan selama tidak memberikan efek peracunan substrat demikian dapat mengindikasikan Vkt kekeringan. Analisis vigor terhadap salinasi dapat pula dilakukan analisis seperti untuk vigor terhadap kekeringan.2. TUJUAN DAN KEGUNAANMahasiswa dapat mempelajari uji vigor kekuatan tumbuh benih pada kondisi kekeringan.

3. TINJAUAN PUSTAKABenih dengan viabilitas tinggi akan menghasilkan bibit yang kuat dengan perkembangan akar yang cepat sehingga menghasilkan pertanaman yang sehat dan mantap. Vigor adalah sekumpulan sifat yang dimiliki benih yang menentukan tingkat potensi aktivitas dan kinerja atau lot benih selama perkecambahan dan munculnya kecambah. Vigor adalah suatu indikator yang dapat menunjukan bagaimana benih tumbuh pada kondisi lapang yang bervariasi. Vigor merupakan gabungan antara umur benih, ketahanan, kekuatan, dan kesehatan benih yang diukur melalui kondisi fisiologinya, yaitu pengujian stress atau memalui analisis biokimia (ISTA, 2007).Gejala metabolisme dapat ditunjukkan dari analisis biokimia, sedangkan gejala pertumbuhan diketahui lewat indikasi fisiologis yang mencakup potensi tumbuh maksimum, bobot kering kecambah normal, dan daya berkecambah. Daya berkecambah dilihat dari perbandingan jumlah benih yang berkecambah normal dalam kondisi dan periode perkecambahan tertentu (Dermawan, 2007).Vigor benih sewaktu disimpan merupakan faktor peting yang mempengaruhi umur simpannya. Proses kemunduran benih berlangsung terus dengan semakin lamanya benih disimpan sampai akhirnya semua benih mati. Lot benih yang baru dan vigor mempunyai daya simpan yang lebih lama dibanding dengan lot benih yang lebih tua yang mungkin sedang mengalami proses kemunduran sangat cepat ( Justice, 2002).Vigor kekuatan tumbuh benih merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa; benih yang berkecambah, jumlah kecambah normal, kecepatan perkecambahan (speed of germination), laju pertumbuhan kecambah (seedling growth rate) pada berbagai lingkungan yang memadai, selain itu jugaharus diperhatikan semua atribut perkecambahan secara morfologi dan fisiologis yang mempengaruhi kecepatan, keseragaman pertumbuhan benih pada berbagai lingkungan, ini merupakan tolak ukur ketahanan benih (fisiologis) atau kesehatannya (Kuswanto, 2005).Salinitas adalah banyaknya zat yang terlarut. Zat yang terlarut ini meliputi garam-garam anorganik, senyawa-senyawa organik yang berasal dari organisme hidup dan gas-gas terlarut. Fraksi terbesar dari bahan terlarut terdiri dari garam-garam anorganik yang berbentuk ion-ion. Enam jenis anorganik membentuk 99,28% berat dari bahan anorganik padat. Ion-ion adalah klor, natrium, sulfat, magnesium, kalsium dan kalium, sedangkan lima iom berikutnya yaitu bikarbonat, bromida, asam borat dan stronsium menambah 0,71% berat, sehingga 11 ion ini membentuk 99,99% berat zat terlarut (Sutopo, 2003)4. METODOLOGI PRAKTIKUMa. Waktu dan TempatPraktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Maret 2015, pukul 14:00 WITA bertempat di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.b. Bahan dan Alat1. Dua lot benih pada sawah dengan varietas yang sama namun berbeda vigornya.2. Kertas merang3. Plastik dan label4. Larutan NaCl 1% dan aquades5. Germinator IPB 72-16. Gelas ukur dan gelas beaker7. Spatula dan timbanganc. Metode Pelaksanaan1. Sebanyak 50 butir benih masing-masing lot dikecambahkan pada substrat kertas merang yang telah dilembabkan dengan larutan NaCl 1%. Sebagai pembanding (kontrol), 50 benih dikecambahkan pada kertas merang yang telah dilembabkan dengan aquades. Masing-masing perlakuan tersebut dilakukan sebanyak 4 ulangan.2. Masukan susbstrat yang telah siap ke dalam germinator IPB 72-1.3. Pengamatan dilakukan pada hari ke-5 setelah tanam. Hitung jumlah kecambah normal, abnormal dan mati. Bandingkan bagaimana pertumbuhan kecambah pada kedua perlakuan pada kedua lot benih kedelai tersebut.