Upload
hevin-sugat-jamala-akbar
View
318
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBUATAN BUTYL ALDEHID
I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan aldehid dengan cara oksidasi
alcohol primer
II. BAHAN DAN ALAT
Alat yang digunakan
Beaker gelas
Thermometer
Gelas ukur
Alat ukur indeks bias
Labu leher dua
Corong pemisah
Pengaduk
Erlenmeyer
Pipet ukur
Bola karet
Peralatan destilasi lengkap
Bahan yang digunakan
n-butanol
Kalium Dikromat
Asam Sulfat
Aquadest
Es
III. DASAR TEORI
Aldehida adalah senyawa organik yang mengandung-CHO radikal, di mana sebuah
atom karbon membentuk ikatan rangkap dengan atom oksigen dan juga terikat pada
atom hidrogen dan kelompok lain dilambangkan dengan R, yang bisa menjadi atom
hidrogen kedua, sebuah kelompok alkil, atau grup aril. Yang paling penting dan contoh-
contoh sederhana adalah metanal (formaldehida), HCOH, dan ethanal (asetaldehida), CH
3 CHO.
Gugus dapat dibuat dari oksidasi alcohol. Alcohol primer bisa dioksidasi baik menjadi
aldehid maupun asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk
pembentukan asam karboksilat, alcohol pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah
aldehid yang selanjutnya dioksidasi lebih lanjut menjadi asam.
Oksidasi parsial alkohol menjadi aldehid
Oksidasi alcohol akan menjadi sebuah aldehid jika digunakan alcohol yang
berlebih dan aldehid bisa dipisahkan melalui distilasi sesaat setelah terbentuk. Alkohol
berlebih berarti bahwa tidak ada agen pengoksidasi yang cukup untuk melakukan tahap
oksidasi kedua. Pemisahan aldehid sesegera mungkin setelah terbentuk berarti bahwa
tidak tinggal menunggu untuk dioksidasi kembali.
Jika digunakan butanol sebagai sebuah alcohol primer sederhana, maka akan
dihasilkan aldehid butanal. Persamaan lengkap untuk persamaan ini agak rumit, dan kita
perlu memahami tentang persamaan setengh reaksi untuk menyelesaikannya.
CH3CH2CH2CH2OH + Cr2O7-2 + 8H+ CH3CH2CH2COH + Cr3+ + 7 H2O
Dalam kimia organic, versi-versi sederhana dari reaksi ini sering digunakan dengan
berfokus pada apa yang terjadi terhadap zat-zat organic yang terbentuk. Untuk
melakukan ini, oksigen dari sebuah agen oksidasi dinyatakan sebagai [O]. penulisan ini
dapat menghasilkan persamaan reaksi yang lebih sedehana :
CH3CH2CH2CH2OH + [O] CH3CH2CH2COH + H2O
Penulisan ini juga dapat membantu dalam mengingat apa yang terjadi selama reaksi
berlangsung. Kita bisa membuat sebuah struktur sederhana yang menunjukkan
hubungan antara alcohol primer dengan aldehid yang terbentuk.
Sifat fisik dan kimia bahan:
Butyl aldehyd :
Kenampakan: Cairan jernih
Titil leleh : -990C
Titik didih : 75 0C
SPGR : 0,803
Tidak larut dalam air
Titik nyala : -70C
Butyl aldehid berfungsi sebagai bahan baku untuk membuat obat-obatan, agrokimia,
antioksidan, karet akselerator, pembantu tekstil, parfum dan rasa. Butyraldehyde juga
digunakan sebagai perantara dalam plastisizer manufaktur, alkohol, pelarut dan polimer.
n-butanol
Sifat Fisis :Rumus Kimia : C4H9OH
Berat Molekul : 74,12 g/mol
Titik Didih : 117°C
Titik Leleh : -89,3°C
Temperatur Kritis : 289,9°C
Tekanan Kritis : 44,23 Mpa
Volume kritis : 0,275 m3/kmol
Densitas : 0,81 g/ml
Fase : Cair
Kelarutan dalam 100 ml air : 9 ml
Kenampakan : Jernih
Spesifik Gravity 60°F : 0,8155
Sinonim : 1-Butanol,Butil alcohol
Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
Kalium dikromat pro analisis mempunyai kemurnian tak kurang dari 99,9 persen dan
memuaskan untuk kebanyakan tujuan. Dalam larutan asam, ion Cr2O72-(aq) dapat
direduksi menjadi ion Cr3+(aq) yang berwarna hijau. Jumlah ion Cr2O72- yang berubah
menjadi Cr3+ dapat digunakan untuk menentukan jumlah zat pereduksi. Prinsip ini
digunakan dalam alat uji alkohol dalam nafas peminum minuman beralkohol
(mengandung etanol). Peminum alkohol mengeluarkan napas dan dihembuskan melalui
alat ini. Alkohol dalam napas mereduksi dikromat yang berwarna jingga menjadi Cr3+
yang berwarna hijau. Perubahan warna pada alat menunjukkan jumlah uap alkohol
dalam udara di paru-paru seseorang (14).
Kalium dikromat dapat diperoleh dalam derajat kemurnian yang tinggi. Ia mempunyai
berat ekivalen cukup tinggi, tidak higroskopis, berwujud padatan dan larutannya sangat
stabil. Berat ekivalen kalium dikromat adalah seperenam bobot molekularnya, atau
49,03 g/ek (12).
Kalium dikromat merupakan pereaksi oksidasi cukup kuat, dan mempunyai persamaan
reaksi reduksi :
Cr2O72- + 14H+ + 6e 2Cr3+ + 7H2O
Potensial standar dari reaksi di atas adalah +1,33 V. Kalium dikromat tidak mahal dan
sangat stabil dalam larutan, dan dapat diperoleh dalam bentuk cukup murni untuk
pembuatan larutan standar secara langsung. Sering digunakan sebagai standar primer
untuk larutan natrium tiosulfat. Penggunaan utama dari larutan dikromat adalah titrasi
besi dalam asam klorida (7). Adanya ion klorida dalam jumlah sedang tidak
mempengaruhi titrasi ini.
Untuk titrasi Fe2+ dengan kalium dikromat dipakai indikator asam-difenilamin dalam
asam sulfat (difenilamin sulfonat). Perubahan warnanya ialah dari hijau (ion Cr+3)
menjadi violet (23).
Asam Sulfat
Nama sistematisnya adalah asam sulfat, nama lainnya berupa minyak vitriol. Asam
sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral (organik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada
semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah
satu produk utama industri kimia. Kegunaan utamanya termasuk proses bijih mineral,
sintesis kimia, pemprosesan air limbah dan pengilangan minyak.
· Sifat dari asam sulfat
Sifat Keterangan
Massa molar 98,08 gr/mol
Penampilan Cairan bening, tak berwarna, tak
berbau
Densitas 1,84 gr/cm3, cair
Titik leleh 10o C, 283 K, 50o F
Titik didih 337o C, 610 k, 639o F
Kelarutan Tercampur penuh dalam air
Keasaman -3
Viskositas 26,7 cp (20o C)
Bahaya Korosif sifatnya
Walaupun asam sulfat yang mendekati 100 % dapat dibuat, ia akan melepaskan SO3
pada titik didihnya dan menghasilkan asam 98,3 %. Asam sulfat 98% lebih stabil untuk
di simpan dan merupakan bentuk asam sulfat yang paling umum. Terdapat berbagai
jenis konsentrasi asam sulfat yang digunakan untuk berbagai keperluan.
· 10 %, asam sulfat encer untuk kegunaan laboratorium.
· 33,53 %, asam baterai
· 62,18 %, asam bilik atau asam pupuk
· 73,61 %, asam menara atau asam glover
· 97 %, asam pekat
Apabila SO3 dalam konsentrasi tinggi ditambahkan kedalam H2SO4, H2S2O7 akan
terbentuk. Senyawa ini disebut sebagai asam pirosulfat, asam berasap ataupun oleum.
Konsentrasi oleum diekspresikan sebagai % SO3 (disebut % oleum) atau % H2SO4 adalah
40% oleum (109% H2SO4) dan 65 % oleum ( 114,6 % H2SO4). H2SO4 murni terdapat
dalam bentuk padat dengan titik leleh 36o C.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
Memasukkan 26 ml n-butanol dalam sebuah labu leher tiga yang berukuran 250
ml
Menyiapkan campuran dalam beaker gelas 16 gram K2Cr2O7 kristal, 85 ml
aquadest dan 12 ml asam sulfat pekat (terlebih dahulu aquadest, asam sulfat
kemudian kalium bikromat kemudian mendinginkannya didalam wadah es)
Mencampurkan larutan tersebut kedalam labu leher tiga setelah dingin
Menyiapkan perlatan distilasi, kemudian melakukan proses distilasi, menjaga
suhu uap 75-800C dan suhu cairan 90°C
Menampung destilat yang keluar dalam Erlenmeyer yang didinginkan dengan es.
Menentukan volume dan indeks biasnya
V. DATA PENGAMATAN
No. Percobaan Pengamatan
1. Aquadest + Asam Sulfat, dan
didinginkan dengan es
Pada saat air ditambahkan asam sulfat,
air yang tadinya tidak berwarna
berubah menjadi merah bata dan panas
2.Aquadest + Asam Sulfat + Kalium
Bikromat
Warna merah bata pada saat aquadest +
asam sulfat berubah menjadi keorangean
3.Aquadest + Asam Sulfat + Kalium
Bikromat + n-butanol
Warna berubah menjadi hijau
kehitaman
4. Distilasi
Setelah didistilasi selama 60 menit dan
dijaga pada kondisi suhu campuran
90°C didapat:
Volume distilat : 18 ml
Indeks bias : 1,396
Warna destilat : keruh
Warna residu : hijau kehitaman
Tabel data tempratur suhu parafin, cairan dan uap
Waktu
(menit)
Minyak
(°C)
Tempratur (°C)
Cairan Uap
0 27 35 25
10 95 65 51
20 128 105 91
30 116 103 90
40 105 104 91
50 120 98 88
60 105 104 96
VI. PERHITUNGAN
Secara Teori
H2SO4
V = 12 mL
= 1,84 g/mLρ
BM = 98,08 g/mol
= m / vρ
m = . vρ
= 1,84 g/mL . 12 mL
= 22,08 gram
Mol = gr/BM
= 22,08 gr/98 gr/mol
= 0.225 mol
K2Cr2O7
Massa = 16 gram
BM = 294,196 g/mol
Mol = gr/BM
= 16 gr/294 gr/mol
= 0,054 mol
C4H9OH ( n-butanol )
BM = 74,12 g/mol
ρ = 0,81 g/mL
v = 26 mL
m = . vρ
= 0,81g/mL . 26 mL
= 21,06 gram
Mol = gr/BM
= 21,06 gr/74,12 gr/mol
H2SO4 + K2Cr2O7 → H2Cr2O4 + K2SO4 + O2
H2Cr2O4 + K2 SO4 + O2 + C4H9OH → C3H7CHO + K2Cr2O7 + 2 H2O + SO2
H2SO4 + C4H9OH → C3H7CHO + 2 H2O + SO2
m : 0,225 0,281 - - -
r : 0,225 0,225 0,225 0,45 0,225
s : - 0,056 0,225 0,45 0,225
Neraca Massa Secara Teori
Komponen Input (gr) Output (gr)
H2SO4 22,05 -
C4H9OH 21,06 4,15
C3H7CHO - 16,2
H2O - 8,1
SO2 - 14,4
Total 43,11 43,07
% Yield = gr produk x 100%
gr reaktan
= 16,2 gr x 100%
43,14 gr
= 37,55 %
% Konversi = n bereaksi x 100%
N mula-mula
= 0,225 mol x 100%
0,284 mol
= 79,23 %
Secara Praktek
Massa Produk C3H7CHO = 14,454 gram
BM = 72 g/mol
Mol = gr / BM
= 14,454 gram / 72,1074 g/mol
= 0.201 mol
H2SO4 + K2Cr2O7 → H2Cr2O4 + K2SO4 + O2
H2Cr2O4 + K2 SO4 + O2 + C4H9OH → C3H7CHO + K2Cr2O7 + 2 H2O + SO2
H2SO4 + C4H9OH → C3H7CHO + 2 H2O + SO2
m : 0,225 0,284 - - -
r : 0,201 0,201 0,201 0,402 0,201
s : 0,024 0,083 0,201 0,402 0,201
Neraca Massa Secara Praktek
Komponen Input (gr) Output (gr)
H2SO4 22,05 2,35
C4H9OH 21,06 6,15
C3H7CHO - 14,47
H2O - 7,24
SO2 - 12,86
Total 43,11 43,11
% Yield = gr produk x 100%
gr reaktan
= 14,47 gr x 100%
43,14 gr
= 33,54 %
% Konversi = n bereaksi x 100%
N mula-mula
= 0,201 mol x 100%
0,284 mol
= 73,94 %
VII. ANALISA PERCOBAAN
Dari hasil percobaan dapat dianalisa bahwa butyl aldehid adalah suatu reaksi
yang dihasilkan dari oksidasi parsial alcohol primer. Dapat dibuat dengan mereaksikan
n-butanol dan asam sulfat. Sebagai agen pengoksidasi digunakan K2Cr2O7. Proses
oksidasi mulai terjadi ketika larutan kalium bikromat + asam sulfat yang mula-berwarna
orange berubah warna menjadi hijau tua saat butanol ditambahkan. Pada pembuatan
butyl aldehid ini, butanol harus dikondisikan berlebih atau dengan kata lain atom
oksigen menjadi rekasi pembatas dan harus habis karena jika tidak bukan gugus aldehid
yang terbentuk tetapi gugus asam karboksilat yang terbentuk.
Untuk mendapatkan Butyl aldehid yang murni, campuran aquades, asam sulfat,
kalium dikromat dan n-butanol dilakukan proses pemisahan dengan metode distilasi.
Suhu pada campuran tersebut dijaga pada suhu 90°C, sementara suhu uapnya dijaga
pada suhu 75-80°C selama 60 menit. Destilat yang didapat setelah 60 menit destilasi
sebanyak 18 ml. Namun sebelumnya destilat tersebut dipishkan dalam corong pemisah
untuk memisahkan butyl aldehid dengan air yang ikut menguap Karena pada saat proses
destilasi berlangsung, tempraturnya melebihi kondisi operasi yang ditentukan sehingga
di Erlenmeyer penampung destilat terlihat ada 2 campuran yang terpisah. Ini disebabkan
perbedaan densitas antara butyl aldehid dan air yang berbeda. Butyl aldehid yang
didapat setelah pemisahan adalah yang bagian atas, berwarna kuning agak keruh dan
kental. Untuk memastikan bahwa yang didapat dari percobaan ini benar-benar butyl
aldehid maka dilakukan pengujian indeks bias. Hasil pengujian indeks bias butyl aldehid
yang didapatkan adalah 1,396, sementara indeks bias butanol 1,399.
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
Reaksi yang terjadi pada proses pembuatan butyl aldehid ini adalah:
H2SO4 + C4H9OH → C3H7CHO + 2 H2O + SO2
Percobaan dilakukan dengan cara oksidasi primer
% Yield
Teori : 37,55 %
Praktek : 33,54 %
% Konversi
Teori : 73,94 %
Praktek : 79,23 %
Indeks bias
n-butanol : 1,399
Butyl aldehid : 1,396
TUGAS
1. Tuliskan teori pustaka yang terkait dengan pembuatan butyl aldehid !
Jawab :
Taufik, Muhammad, dkk. (2012). Petunjuk Pratikum Satuan Proses 2.
Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya
Siswoyo, Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
http://id.wikipedia.org/wiki/asam.sulfat
http://id.wikipedia.org/wiki/kaliumbikromat
http://id.wikipedia.org/wiki/n-butanol
2. Buat table pengamatan setiap tahapan percobaan !
Jawab :
No. Percobaan Pengamatan
1. Aquadest + Asam Sulfat,
dan didinginkan dengan es
Pada saat air ditambahkan
asam sulfat, air yang tadinya
tidak berwarna berubah
menjadi merah bata dan panas
2.Aquadest + Asam Sulfat +
Kalium Bikromat
Warna merah bata pada saat
aquadest + asam sulfat berubah
menjadi keorangean
3.
Aquadest + Asam Sulfat +
Kalium Bikromat + n-
butanol
Warna berubah menjadi hijau
kehitaman
4. Distilasi Setelah didistilasi selama 60
menit dan dijaga pada kondisi
suhu campuran 90°C didapat:
Volume distilat : 18 ml
Indeks bias : 1,396
Warna destilat : keruh
Warna residu : hijau
kehitaman
Tabel data tempratur suhu parafin, cairan dan uap
Waktu
(menit)
Minyak
(°C)
Tempratur (°C)
Cairan Uap
0 27 35 25
10 95 65 51
20 128 105 91
30 116 103 90
40 105 104 91
50 120 98 88
60 105 104 96
3. Tuliskan mekanisme reaksi pada percobaan ini !
Jawab :
H2SO4 + C4H9OH → C3H7CHO + 2 H2O + SO2
4. Tuliskan sifat-sifat aldehid !
Jawab :
Aldehid mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada alkana, tetapi
lebih rendah dari alcohol
Pada suhu kamar berupa gas dan pada suhu yang lebih tinggi berwujud
cair dan pekat
Semakin panjang rantai karbon, semakin sedap baunya
Mudah larut dalam air
5. Selain K2Cr2O7, sebagai pengoksidator apa ada lagi yang dapat digunakan?
Jawab :
KMnO4
HNO3
Asam Kromat
DAFTAR PUSTAKA
Taufik, Muhammad, dkk. (2012). Petunjuk Pratikum Satuan Proses 2. Palembang:
Politeknik Negeri Sriwijaya
Siswoyo, Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
http://id.wikipedia.org/wiki/asam.sulfat
http://id.wikipedia.org/wiki/kaliumbikromat
http://id.wikipedia.org/wiki/n-butanol
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
SATUAN PROSES-2
PEMBUATAN BUTYL ALDEHID
KELOMPOK III
4 KC
AULIA ANGGRAINI (0610 3040 0361)
DIAH REISKY TERTIYANNI (0610 3040 0364)
ELISABET DYAH NUGRAHENI (0610 3040 0365)
HEVIN JAMALA AKBAR (0610 3040 0368)
LUKMAN SAPUTRA (0610 3040 0371)
MEI VALENTINA SILABAN (0610 3040 0373)
OCTARINA ISLATIFAH (0610 3040 0376)
INSTRUKTUR :
IDA FEBRIANA, S.Si, M.T
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2012