Upload
renacasandra
View
74
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ini laporan THPI
Citation preview
PRODUK PERIKANAN DI PASAR TRADISIONAL
PASIR GINTUNG, TANJUNG KARANG, BANDAR LAMPUNG
(Laporan Praktikum Teknologi Hasil Pengolahan Perikanan)
Oleh:
Dio Sandi K.
Lukman Hakim
Martini
Okta Purnama
Rahmadi Hamijaya
1014111028
1114111029
111411031
0914111046
1114111043
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRANFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2014
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau lebih
jelasnya, daerah, tempat, wilayah, area yang mengandung kekuatan
permintaan dan penawaran yang saling bertemu dan membentuk harga. Pasar
dikatakan merupakan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas,
uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya (Fuad, 2003).
Kota Bandar Lampung merupakan daerah yang menyimpan potensi pasar
bagi sumberdaya perikanan dan kelautan yang dapat memberi arti penting
dalam pembangunan daerah untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup
nelayan dan petani ikan. Mengingat kota Bandar Lampung juga merupakan
pasar potensial, maka perlu adanya perhatian dalam memanfaatkan potensi
yang dimiliki, yang akan berdampak pada peningkatan perekonomian daerah.
Salah satu pasar potensial yang memiliki peluang di kota Bandar Lampung
dalam dunia usaha pada sektor perikanan yaitu Pasar Pasir Gintung.
Pasar Pasir Gintung merupakan salah satu pasar di kota Bandar Lampung
yang memiliki potensi yang di dalamnya terdapat berbagai produk komoditi
perikanan yang bernilai ekonomis. Dengan lokasi dan tata letak pasar yang
strategis membuat Pasar Pasir Gintung banyak dikunjungi oleh konsumen.
Selain itu, di pasar ini banyak terdapat pengepul ikan yang mampu
menyiapkan beragam jenis ikan dan olahannya dari seluruh penjuru
Indonesia. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka semakin
kompleks pula pola konsumsi atau permintaan ikan yang berkembang di
masyarakat.Tingginya permintaan konsumen dapat diukur dari banyaknya
pembeli atau konsumen yang berdatangan di pasar Pasir Gintung.
Proses identifikasi terhadap berbagai produk perikanan dan olahannya
merupakan salah faktor penting yang perlu diperhatikan ketika akan
mengetahui potensi pasar suatu produk perikanan.
I.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengidentifikasi beberapa produk perikanan dan olahannya di
Pasar Pasir Gintung.
b. Untuk mengetahui potensi pasar terhadap produk perikanan dan olahannya
di Pasar Pasir Gintung..
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
II.1. Hasil pengamatan
Tabel 1. Identifikasi produk perikanan dan olahannya di Pasar Pasir
Gintung
Gambar Nama produk Bentuk produk
Ikan tongkol segar Bahan mentah
Ikan kuniran segar Bahan mentah
Cumi segar Bahan mentah
Ikan kampakan segar Bahan mentah
Ikan teri segar Bahan mentah
Ikan kacangan segar Bahan mentah
Ikan patin segar Bahan mentah
Ikan lele segar Bahan mentah
Ikan gurame segar Bahan mentah
Ikan mas segar Bahan mentah
Ikan gabus (asin) Bahan setengah jadi
Ikan sepat (asin) Bahan setengah jadi
Ikan Tembakan (asin) Bahan setengah jadi
Ikan layur (asin) Bahan setengah jadi
Ikan asin rebus Bahan setengah jadi
Ikan asin tawar Bahan setengah jadi
Ikan asin kepala batu Bahan setengah jadi
Ikan teri (asin) Bahan setengah jadi
Ikan peda Bahan setengah jadi
Ikan baung laut asap Bahan setengah jadi
Dendeng ikan Bahan setengah jadi
Rebon tawar Bahan setengah jadi
Rebon rebus Bahan setengah jadi
Cumi asin Bahan setengah jadi
Terasi Bahan jadi
Kerupuk udang Bahan jadi
Kerupuk kakap Bahan jadi
Kerupuk cumi Bahan jadi
Mpek-mpek Bahan jadi
II.2. Pembahasan
Metode yang digunakan praktek ini adalah metode survei dengan mengamati
produk-produk perikanan yang dijual di pasar tradisional. Adapun waktu dan
tempat survei dilakukan di Pasar Pasir Gintung, Tanjung Karang, Bandar
Lampung pada pukul 05.30 - 07.00 WIB.
Dari hasil survei diketahui bahwa di Pasar Pasir Gintung terdapat cukup
banyak produk hasil perikanan yang bervariatif. Hal ini juga dipengaruhi oleh
cukup banyak nya penjual produk perikanan yang menjual dagangannya di
pasar ini. Ada sekitar 13 pedagang ikan dan produk lainnya serta 6 orang
pengepul ikan yang berada di lokasi pada waktu dilakukan dilakukan survey.
Adapun produk perikanan yang dijual di pasar ini terdiri dari bahan mentah,
bahan setengah jadi dan bahan jadi. Di Pasar Pasir Gintung, bahan setengah
jadi menjadi favorit sebagian pedagang untuk dijual. Hal ini dikarenakan
kebanyakan masyarakat Bandar Lampung pergi ke Pasar Pasir Gintung untuk
membeli bahan olahan ikan setengah jadi.
Untuk bahan mentah terdiri dari ikan segar baik ikan laut maupun ikan air
tawar. Ikan segar merupakan salah satu produk perikanan yang digemari
masyarakat. Dalam menjaga mutu ikan yang di jual, di Pasar Pasir Gintung,
dilakukan pengawetan pada ikan dengan teknik pendinginan menggunakan
batu es. Pada ikan, proses pembusukan dapat terjadi akibat perubahan
aktivitas enzim-enzim tertentu yang terdapat pada tubuh ikan, aktivitas
bakteri dan mikroorganisme atau karena oksidsi lemak oleh udara. Prinsip
proses pendinginan pada ikan adalah mengurangi atau menghentikan semua
aktivitas penyebab pembusukan. Pendinginan dengan menggunakan medium
es batu merupakan medium yang paling babik digunakan karena dapat
menurunkan suhu tubuh ikan dengan cepat tanpa mengubah kualitas ikan
(Afrianto dan Evy, 1989).
Untuk ikan laut terdapat jenis ikan tongkol, ikan kuniran, ikan kampakan,
ikan kacangan, ikan teri, dan cumi-cumi. Ikan laut di Pasar Pasir Gintung
didistribusikan dari wilayah Lempasing, Pulau Pasaran, dan juga dari Jakarta.
Harga ikan laut segar relatif sama pada semua pedagang di Pasar Pasir
Gintung. Ikan tongkol dihargai Rp. 25.000 – Rp. 30.000/ kg, ikan kuniran dan
ikan kacangan dihargai Rp.20.000/ kg, untuk ikan kampakan dihargai
Rp.15.000/ kg, dan untuk cumi-cumi segar Rp.40.000/ kg.
Untuk ikan air tawar terdapat jenis ikan patin, ikan mas, ikan gurame, dan
ikan lele. ikan Ikan air tawar di Pasar Pasir Gintung didistribusikan dari
wilayah Pagelaran dan sekitar wilayah Pringsewu. Untuk ikan patin ada juga
yang didistribusikan dari wilayah Kota Gajah, Lampung Tengah. Harga ikan
air tawar juga relatif stabil antar pedagang di Pasar Pasir Gintung. Ikan lele
dihargai Rp. 20.000, ikan patin dihargai Rp.18.000/ kg, untuk ikan gurame
dihargai Rp.30.000/ kg, dan untuk ikan mas dihargai Rp.27.000 – Rp.28.000/
kg.
Untuk bahan setengah jadi terdiri dari ikan yang telah melalui proses
pengeringan, penggaraman/pembumbuan, atau juga pengasapan baik pada
ikan laut maupun ikan air tawar. Bahan setengah jadi merupakan suatu bentuk
produk pengawetan ikan. Pengawetan ikan tradisional di Indonesia meliputi
pengasinan, pemindangan, pembuatan peda, terasi, petis dan lain-lainnya.
Pembuatan ikan asin merupakan yang paling sederhana dengan biaya yang
murah. Proses pembuatan ikan asin tidak akan menghilangkan kandungan
kalsium dalam ikan. Oleh karenanya, ikan asin dapat menjadi salah satu
sumber kalsium yang baik untuk tulang. Kadar kalsium yang dijumpai pada
ikan segar pun relatif tidak ada yang hilang, ketika ikan tersebut sudah
diasinkan. Lantaran ikan asin memiliki kandungan kalsium yang tinggi,
bukan berarti kandungan gizi totalnya sama dengan ikan segar. Proses
pencucian dan pemanasan sudah merusak kandungan vitamin dan mineral
yang dikandungnya (Wibowo, S, 2003).
Selain itu pengawetan yang cukup menambah citarasa dapat dilakukan
dengan cara membuat ikan menjadi dendeng. Dendeng merupakan salah satu
olahan makanan yang berbentuk lempengan yang terbuat dari irisan atau
gilingan daging segar yang diberi bumbu dan dikeringkan. Dendeng ikan
adalah jenis makanan awetan yang dibuat dengan cara pengeringan dengan
menambah garam, gula, dan bahan-bahan lain untuk memeproleh rasa yang
diinginkan (Mahyudin, 2008).
Di Pasar Pasir Gintung, bahan olahan setengah jadi berupa ikan gabus asin,
ikan sepat asin, ikan tembakan asin, ikan asin layur, ikan asin rebus, ikan asin
tawar, ikan asin kepala batu, ikan asin teri, ikan peda, ikan baung laut asap,
dendeng ikan, cumi asin, dan rebon (asin dan tawar). Untuk ikan gabus asin,
ikan sepat asin, ikan tembakan asin didistribusikan dari wilayah Tulang
Bawang. Untuk ikan asin layur, ikan asin rebus, ikan asin tawar, ikan asin
kepala batu, ikan asin teri, ikan peda, ikan baung laut asap, dendeng ikan,
cumi asin, dan rebon (asin dan tawar) didatangkan sebagian besar dari pulau
pasaran. Perbedaan mendasar antara ikan asin rebus dan ikan asin tawar
adalah proses penggaramannya. Ikan asin rebus merupakan ikan yang melalui
proses penggaraman, namun untuk ikan asin tawar tidak melalui proses
penggaraman. Hal yang sama berlaku pula untuk rebon.
Harga ikan setengah jadi juga relatif stabil antar pedagang di Pasar Pasir
Gintung. Ikan Peda dihargai Rp. 38.000/ kg, Teri rebus dan tawar dihargai
Rp.45.000/ kg, untuk ikan Gabus asin dihargai Rp.60.000/ kg, untuk ikan
sepat asin Rp.15.000/ kg, untuk ikan tembakan asin Rp.25.000/ kg untuk ikan
layur dihargai Rp.20.000/ kg, untuk ikan baung laut asap Rp.70.000/ kg,
rebon rebus Rp.20.000/ kg, rebon tawar Rp.35.000/ kg, dendeng ikan
Rp.28.000/ kg, dan cumi asin Rp.60.000/ kg.
Untuk bahan jadi terdiri dari terasi, kerupuk udang, kerupuk cumi, kerupuk
kakap, dan mpek-mpek. Terasi adalah salah satu penyedap masakan yang
berbentuk padat dan berbau khas yang merupakan hasil fermentasi udang,
ikan, atau campuran keduanya (Ganie, 2003;302 dalam Rahman, 2011).
Untuk terasi yang menggunakan bahan rebon, rebon memiliki kandungan
protein 59,4%; lemak 3,6%; karbohhidrat 3,2%; abu 11,41%; dan air 21,6%
(Lukito & Prayugo, 2007). Bagi kebanyakan orang yang hidup dibagian Asia
Tenggara, tidak sempurna rasanya makan nasi jika tanpa ikan dan terutama
terasi yang kaya protein dari bahan ikan. Terasi merupakan bahan makanan
kegemaran di Asia Tenggara (Reid, 1992:34 dalam Rahman, 2011). Kerupuk
dikenal baik disegala usia maupun tingkat social masyarakat. Kerupuk mudah
diperoleh di segala tempat, baik di kedai pinggir jalan, di supermarket,
maupun di restoran berbintang. Kerupuk udang atau ikan adalah produk
makanan kering yang berasal dari udang atau ikan yang dicampur dengan
tepung tapioka atau tepung terigu. Kerupuk udang mempunyai beberapa
kualitas tergantung pada komposisi banyaknya udang yang terkandung dalam
kerupuk, semakin banyak jumlah udang tentu saja kualitas kerupuk akan
menjadi semakin baik pula (Wahyono, 2003).
Untuk semua macam kerupuk dihargai Rp.2500/ bungkus. Untuk terasi udang
Rp. 1000/ bungkus kecil, Rp. 2000/ bungkus sedang. Untuk mpek-mpek
bervariasi harganya tergantung jenis mpek-mpek yang dijual, harga berkisar
Rp. 2000/ porsi - Rp. 10.000/ porsi.
III. PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum yang sudah dilakukan
adalah di Pasar Pasir Gintung produk perikanan setengah jadi menjadi
produk perikanan dominan untuk dijual kepada masyarakat Bandar
Lampung. Produk perikanan setengah jadi berupa ikan gabus asin, ikan
sepat asin, ikan tembakan asin, ikan asin layur, ikan asin rebus, ikan asin
tawar, ikan asin kepala batu, ikan asin teri, ikan peda, ikan baung laut asap,
dendeng ikan, cumi asin, dan rebon (asin dan tawar).
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, Eddy dan Evy Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan.
Yogyakarta: Kasinus.
Djarijah, Abbas Siregar. 1998. Ikan Duri Lunak. Jakarta. Penebar Swadaya.
Lukito, Agung & Prayugo, Surip. 2007. Panduan Lengkap Lobster Air Tawar.
Jakarta ; Penebar Swadaya.
Mahyudin, Kholish. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta. Penebar
Swadaya.
Rahman, Fadly. 2011. Rijsttafell : Budaya Kuliner di Indonesia. Jakarta : PT.
Gramedia Utama Pustaka.
Suara Karya. 2012. Promosi Produk Ikan Indonesia di European Seafood
Exposition 2012 Brussels. http://hkti.org/promosi-produk-ikan-indonesia-
di-european-seafood-exposition-2012-brussels.html. Diakses pada tanggal
29 Maret 2013.
Wahyono, Rudi. 2003. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta : Penebar Swadaya.