Upload
bastian-ramadhan
View
106
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
REALISASI QUADCOPTER YANG DIKENDALIKAN DARI PC
DENGAN KOMUNIKASI DATA MELALUI FREKUENSI
RADIO PADA BAND FREKUENSI UHF
(SISI PENERIMA)
Realization of Quadcopter Controlled by PC through Data Communication via
Radio Frequency in UHF Band Frequency
TUGAS AKHIR
BASTIAN RAMADHAN
111344004
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
REALISASI QUADCOPTER YANG DIKENDALIKAN DARI PC
DENGAN KOMUNIKASI DATA MELALUI FREKUENSI
RADIO PADA BAND FREKUENSI UHF
(SISI PENERIMA) HALAMAN JUDUL
Realization of Quadcopter Controlled by PC through Data Communication via
Radio Frequency in UHF Band Frequency
TUGAS AKHIR
Tugas Akhir ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan
menyelesaikan
pendidikan Diploma IV Program Studi Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elektro
Oleh
BASTIAN RAMADHAN
111344004
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir ini diajukan oleh
Nama : Bastian Ramadhan NIM : 111344004
Program Studi : D-IV Teknik Telekomunikasi Jurusan : Teknik Elektro
Judul Tugas Akhir : Realisasi Quadcopter yang Dikendalikan dari PC dengan Komunikasi Data Melalui Frekuensi Radio pada Band
Frekuensi UHF (Sisi Penerima)
Penguji
1. Ketua : Dr. Eril Mozef, MS., DEA.
2. Anggota : Sutrisno, BSEE., MT.
3. Anggota : Tata Supriyadi, DU.Tech., M.Eng.
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji pada tanggal 31 Juli
2015 dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk
memperoleh gelar S.ST pada Jurusan Elektro Program Studi Teknik
Telekomunikasi, Politeknik Negeri Bandung.
Pembimbing Utama : Teddi Hariyanto, ST., MT. (…………………………)
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Malayusfi, BSEE., M.Eng.
NIP. 19540101 198403 1 001
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
“Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir ini
adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi dalam laporan Tugas Akhir ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai
bahan untuk makalah/Tugas Akhir lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa
saya menggunakannya.
Saya memahami bahwa laporan Tugas Akhir yang saya kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiatisme.”
Judul Tugas Akhir :
REALISASI QUADCOPTER YANG DIKENDALIKAN DARI PC DENGAN KOMUNIKASI
DATA MELALUI FREKUENSI RADIO PADA BAND FREKUENSI UHF (SISI
PENERIMA)
Bandung, 11 Agustus 2015
Yang menyatakan,
(Bastian Ramadhan)
NIM : 111344004
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Politeknik Negeri Bandung, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : Bastian Ramadhan NIM : 111344004
Program Studi : D-IV Teknik Telekomunikasi Jurusan : Teknik Elektro
Jenis Karya : Tugas Akhir
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Negeri Bandung Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Realisasi Quadcopter yang Dikendalikan dari PC dengan Komunikasi Data
Melalui Frekuensi Radio pada Band Frekuensi UHF (Sisi Penerima)
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Noneksklusif ini Politeknik Negeri Bandung berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Bandung
Pada Tanggal : 11 Agustus 2015
Yang menyatakan
(Bastian Ramadhan) NIM. 111344004
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Bastian Ramadhan
NIM : 111344004
Tempat/Tanggal lahir : Bandung/ 12 Maret 1994 SD lulus tahun : 2006 di SDN Padasuka II
SMP lulus tahun : 2008 di SMPN 14 Bandung SMA lulus tahun :2011 di SMAN 5 Bandung
Prestasi yang pernah dicapai :
1. Juara 2 Basket FKHMEB Cup
2. Juara 3Porseni POLBAN kategori Grup Band 3. Juara 1 3on3 Basket Portel HIMATEL
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Laporan Tugas Akhir Ini
Ku Persembahkan Kepada
Mamah, Papah, Kakek, Nenek, Adik,
Dan Keluarga Tercinta
Yang Selalu Senantiasa
Memberikan Kasih Sayang
Memberikan Dukungan
Mendidik Dan Membimbing
Serta Mengarahkan
Untuk Selalu Dalam
Arah Jalan Yang Baik
Kasih Sayang,
Mengajarkan Ketulusan,
Kejujuran, Kesungguhan, Kerja Keras,
Kepercayaan, Dan Kesetiaan
Terasa Dan Tertanam Hingga Tulang
Semoga Seluruh Kebaikan Ini
Dapat Membantuku
Dalam Menggapai Asa, Cita, Dan Cinta
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang
diberi judul “Realisasi Quadcopter yang Dikendalikan dari PC dengan Komunikasi
Data Melalui Frekuensi Radio pada Band Frekuensi UHF”. Tak lupa Shalawat dan
salam semoga tercurah limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, juga kepada
sahabat, keluarga dan kepada kita selaku umatnya.
Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dari mata
kuliah Tugas Akhir pada semester VIII di program studi DIV Teknik Telekomunikasi
Politeknik Negeri Bandung.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak,
penulisan laporan tugas akhir ini tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu
pada kesempatan ini, ijinkanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan kerja praktik ini.
2. Kedua Orangtua penulis yang membesarkan penulis dengan penuh kasih
sayang selama ini, yang senantiasa selalu mendo‟akan, mendidik, dan
memberikan kebahagiaa bagi penulis dengan tulus dan tanpa henti.
3. Kakek dan Nenek, Adik, Seluruh Keluarga, dan sanak saudara penulis yang selalu
memberikan support selama penulis melaksanakan kerja praktik hingga
terselesaikannya laporan ini.
4. Bapak Teddi Hariyanto, ST., MT. Selaku pembimbing penulis dalam
melaksanakan Tugas Akhir ini, yang tidak lelah selalu senantiasa memberikan
waktunya, ilmunya, dan arahannya kepada penulis. Semoga semua kebaikan yang
beliau berikan pada kami selaku bimbingannya dapat bermanfaat kelak.
5. Dini Nanda Gusti Asih yang juga sedang melaksanakan tugas akhir dan selalu
memberikan semangat dan menemani, baik dalam pelaksanaan tugas akhir,
penyusunan laporan, dan semoga terus menemani hingga kelak nanti. Dan
semoga kami dapat lulus dan mendapat title sarjana bersama.
6. Rekan tugas akhir, Puput Maulani Mariam yang telah bersama – sama
menuntaskan tugas akhir ini dan telah memberikan konsentrasinya dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Juang, Adit, Hasan, Megi, Fikri, Risman selaku anak kontrakan yang selalu
bersama dalam menghadapi kejamnya dunia perkuliahan selama tingkat akhir.
viii
8. Teman-teman Nirkabel 2011 yang selalu memberikan tawa canda keceriaan dan
semangat, juga selalu mendengarkan keluh kesah penulis dalam berbagai
masalah.
9. Risma, Teguh, Dena, Heri, Kenny, selaku anak bimbingan Pak Teddi yang selalu
bersama dalam melaksanakan bimbingan dan saling bahu membahu dalam
menghadapi masalah pada tugas akhir ini.
10. Bapak Tata Supriyadi selaku wali kelas 4NK 2011 yang selalu memberikan
bimbingan dan arahan.
11. Bapak T.B Utomo selaku Ketua Prodi Teknik Telekomunikasi D-IV yang
senantiasa membimbing dan mengayomi penulis dan rekan-rekan D-IV.
12. Seluruh anggota HIMATEL yang telah memberi dukungan, berbagi pengalaman
serta ilmu yang bermanfaat.
13. Dinar dan Fikri yang telah membantu keberlangsungannya Flight Control kami.
14. Deden yang telah bersedia meminjamkan APC220 nya untuk pengujian.
15. Dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam
pembuatan laporan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga laporan kerja praktik ini
berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada
umumnya.
Bandung, Juli 2015
Penulis
ix
ABSTRAK
Quadcopter adalah salah satu jenis dari banyak kategori Unmaned Aerial Vehicle
(UAV). Quadcopter adalah sebuah robot terbang yang juga disebut multicopter rotor karena memiliki 4 buah baling – baling sebagai motor penggeraknya. Dalam
penggunaannya, Quadcopter menjadi salah satu robot terbang yang menjadi favorit dalam kehidupan manusia. Quadcopter telah banyak dikembangkan dalam berbagai
bidang seperti militer, industri, fotografi, videografi, akademik, hobi dan bidang lainnya. Kenggulan Quadcopter adalah pada fleksibilitas pergerakannya, selain dapat
terbang quadcopter dapat bergerak bebas ke 8 arah mata angin dengan mudah sehingga dapat berpindah tempat dengan mudah. Pada umumnya standar Quadcopter
pabrikan dan rakitan yang ada selama ini hanya dapat dikendalikan melalui sebuah remote control sehingga pengendelaian quadcopter sudah menjadi permanen dan
terpaku pada tuas yang ada pada sebuah remote control. Pada Tugas Akhir ini akan direalisasikan sebuah quadcopter yang dapat dikendalikan oleh sebuah PC. Realisasi
quadcopter yang dapat dikendalikan dengan PC ini akan dicoba dengan meniru konsep pembangkitan pulsa yang dibangkitkan oleh remote control, sehingga
microcontroller yang nantinya akan digunakan sebagai pengganti receiver remote control akan memproduksi sinyal yang sesuai berdasarkan perintah yang diberikan
PC. Realisasi quadcopter yang dikendalikan oleh PC ini dapat memperkaya fitur kendali, karena sistem kendali sudah beralih berdasarkan keyboard yang berada pada
PC. Kata kunci : Quadcopter, UAV, PC, receiver, sistem kendali
ABSTRACT
Quadcopter is one of most kind of Unmaned Aerial Vehicle (UAV). Quadcopter is a flyng robot that is also called multirotor copter because it has 4 rotor blades as the driving motor.
In its use, quadcopter be one of flyng robot which became favorite in human life. Quadcopter
has been developed in various fields such as military, industry, photography, videography, academic, hobby and in other fileds. Quadcopter advantaged is in its movement flexibility,
besides being able to fly, quadcopter able to move freely to 8 wind direction easily, so it can
move easily. In general quadcopter standard manufacturer and assemblies that there had been only can controlled by a remote control so quadcopter control already permanently and
depend on remote control handle. In this final project will be realized a quadcopter which can controlled by PC. In this realization of quadcopter which can controlled by PC will be
tried to duplicate the principle of remote pulse generation, so the microcontroller to be used
in place of remote control receiver will generate pulse matching with command from PC. This realization of quadcopter which can controlled by PC will extend the control features,
because the control system change over to the keyboard on PC.
Keyword : Quadcopter, UAV, PC, reveiver, control system
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v
LEMBAR PERSEMBAHAN............................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... I-1
1.1. Latar Belakang Masalah.................................................................... I-1
1.2. Pemecahan Masalah ......................................................................... I-2
1.3. Perumusan Masalah .......................................................................... I-3
1.4. Tujuan Tugas Akhir .......................................................................... I-3
1.5. Batasan Masalah ............................................................................... I-3
1.6. Manfaat yang diharapkan .................................................................. I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI............................ II-1
2.1. Tinjauan Pustaka ............................................................................ II-1
2.2. Landasan Teori ............................................................................... II-2
2.2.1. Komponen Utama Quadcopter ............................................. II-7
2.2.2. Komunikasi Data ................................................................II-13
BAB III METODA DAN PROSES PENYELESAIAN ...................................III-1
3.1 Perancangan .................................................................................. III-1
3.1.1 Pemilihan Frame dan Perencanaan Tipe Quadcopter ........... III-1
3.1.2 Pemilihan Flight Control .................................................... III-2
3.1.3 Pemilihan Motor Brushless ................................................. III-3
xi
3.1.4 Pemilihan ESC ................................................................... III-4
3.1.5 Pemilihan Propeller ............................................................ III-4
3.1.6 Pemilihan Battery dan Charger ........................................... III-5
3.1.7 Pemilihan Microcontroller .................................................. III-5
3.1.8 Pemilihan Landing Gear ..................................................... III-6
3.1.9 Pemilihan Transceiver ........................................................ III-6
3.1.10 Perancangan PCB ............................................................... III-8
3.2 Implementasi ............................................................................... III-10
3.2.1 Diagram Blok Sistem ........................................................ III-10
3.2.2 Realisasi Quadcopter yang Dapat Dikendalikan Menggunakan PC.................................................................................... III-12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... IV-1
4.1 Hasil Pengukuran .......................................................................... IV-1
4.1.1 Pengukuran Pulsa Receiver Pabrikan ................................... IV-1
4.1.2 Pengukuran Bit Error Rate APC220 .................................... IV-3
4.2 Analisa dan Pembahasan ................................................................ IV-7
4.2.1 Membangkitkan Sinyal yang Identik dengan Receiver Pabrikan .......................................................................................... IV-7
4.2.2 Penerjemahan Perintah dari Transmitter .............................. IV-9
4.2.3 Perbandingan Kinerja Kendali Remote Control dengan Kendali PC.................................................................................... IV-10
BAB V PENUTUP ............................................................................................ V-1
5.1 Kesimpulan .................................................................................... V-1
5.2 Saran .............................................................................................. V-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II- 1 Gambar Macam – Macam Drone .................................................... II-3
Gambar II- 2 Gambar Arah Putaran Motor pada Quadcopter................................ II-4
Gambar II- 3 Gambar Konfigurasi Tipe Quadcopter ............................................ II-5
Gambar II- 4 Gambar Mode Gerakan Quadcopter ............................................... II-7
Gambar II- 5 Gambar Macam – Macam Jenis dan Bahan Frame Quadcopter ....... II-8
Gambar II- 6 Gambar Magnet Motor Brushless ................................................... II-9
Gambar II- 7 Gambar Pencatuan 3 Fasa Motor Brushless ..................................... II-9
Gambar II- 8 Gambar Jenis Propeller pada Quadcopter ......................................II-10
Gambar II- 9 Gambar Propeller Clockwise dan Counter Clockwise .....................II-11
Gambar II- 10 Gambar receiver 9 channel ..........................................................II-13
Gambar II- 11 Gambar Mode Transmisi .............................................................II-15
Gambar II- 12 Gambar transmisi sinkron ............................................................II-16
Gambar II- 13 Gambar start bit dan stop bit ........................................................II-17
Gambar II- 14 Gambar Komunikasi Serial Asinkron ...........................................II-17
Gambar III- 1 Gambar Frame F450 .................................................................... III-2
Gambar III- 2 Gambar DJI 2212 920kV Brushless Motor.................................... III-3
Gambar III- 3 DJI ESC E300 OPTO................................................................... III-4
Gambar III- 4 Gambar Konfigurasi Pin Atmega328p .......................................... III-5
Gambar III- 5 Gambar landing gear F450 ........................................................... III-6
Gambar III- 6 Gambar Transceiver APC220 ....................................................... III-7
Gambar III- 7 Gambar Konfigurasi Pin Modul Transceiver APC220 .................. III-7
Gambar III- 8 Aplikasi RFMagic untuk Mengatur Parameter-Parameter APC220 III-8
Gambar III- 9 Skema APC220 ........................................................................... III-9
Gambar III- 10 Gambar skema rangkaian micocontroller .................................... III-9
Gambar III- 11 Gambar perancangan skema PCB ............................................. III-10
Gambar III- 12 Diagram Blok Sistem Quadcopter yang Dikendalikan Menggunakan
PC................................................................................................................... III-11
Gambar III- 13 Diagram Blok Sistem Penerima ................................................ III-11
xiii
Gambar III- 14 Gambar Diagram Alir Sistem Kendali Quadcopter yang Dapat
Dikendalikan Menggunakan PC ....................................................................... III-12
Gambar III- 15 Gambar Perakitan Quadcopter.................................................. III-14
Gambar III- 16 Gambar Landing Gear F450 yang telah dipasang ...................... III-15
Gambar III- 17 Gambar LiPo Battery yang telah dipasang pada Quadcopter ...... III-15
Gambar III- 18 Gambar Flight Control APM 2.6 yang telah terpasang pada frame
bagian atas Quadcopter.................................................................................... III-16
Gambar III- 19 Gambar Quadcopter yang telah selesai dirakit........................... III-16
Gambar III- 20 Gambar Wiring Motor Quadcopter ........................................... III-17
Gambar III- 21 Gambar Layout PCB rangkaian microcontroller ........................ III-18
Gambar III- 22 Gambar Integrasi Antara Flight Control dan Komponen Quadcopter
dengan Rangkaian Microcontroller ................................................................... III-19
Gambar III- 23 Gambar tampak atas Quadcopter .............................................. III-20
Gambar III- 24 Gambar tampak depan Quadcopter ........................................... III-21
Gambar III- 25 Gambar Tampilan Utama Mission Planner ................................ III-22
Gambar III- 26 Gambar Kalibrasi Tipe Frame Quadcopter................................ III-23
Gambar III- 27 Gambar Kalibrasi Accelerometer .............................................. III-23
Gambar III- 28 Gambar Kalibrasi Compass ...................................................... III-24
Gambar III- 29 Gambar Menu Kalibrasi Radio ................................................. III-25
Gambar III- 30 Gambar Menu Kalibrasi Flight Mode........................................ III-26
Gambar III- 31 Gambar Program Pengatur Pulsa .............................................. III-26
Gambar IV- 1 Gambar Pengukuran Channel Receiver ........................................ IV-1
Gambar IV- 2 Gambar Remote Sebagai Transmitter Sinyal ................................. IV-2
Gambar IV- 3 Set Up Pengukuran BER APC220 ................................................ IV-3
Gambar IV- 4 Aplikasi Data Tester Emulator untuk Pengukuran BER ............... IV-4
Gambar IV-5 Karakter yang Diterima Sebanyak 125000 yang Sudah Disalin ke
Microsoft Excel ........................................................................... IV-5
Gambar IV- 6 Tidak Ada Kata FALSE yang Berarti Tidak Ada Karakter yang Salah ..
................................................................................................... IV-6
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel III- 1 Tabel Komponen Quadcopter.................................................... III-12
Tabel III- 2 Tabel Daftar Komponen Rangkaian Microcontroller .................. III-17
Tabel III- 3 Tabel Koneksi antara Flight Control dan Microcontroller .......... III-20
Tabel IV- 1 Tabel Hasil Pengukuran pada Receiver FLYSKY......................... IV-2
Tabel IV- 2 Tabel Hasil Pengukuran Receiver Radio Link............................... IV-3
Tabel IV- 3 Tabel Harga dan Pulsa yang Dibangkitkan ................................... IV-8
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Listing Program Quadcontrol
Datasheet ATMega 328p
Datasheet Arducopter APM 2.6
Listing Program Pengukuran Bit Error Rate APC220
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Saat ini pada masa dimana sudah serba modern, canggih, dan otomatis banyak
sekali alat – alat yang diciptakan untuk memudahkan dan membantu pekerjaan
manusia. Salah satu alat yang diciptakan manusia dengan tujuan untuk membantu
meringankan pekerjaan manusia adalah robot. Ada berbagai macam jenis robot, dari
yang berkaki, beroda, dapat menyelam, dan dapat terbang. Penggunaan robot dalam
kehidupan keseharian manusia sudah bukan lagi suatu hal yang aneh, dari
penggunaannya dalam bidang industri, militer, akademik, hobi dan lainnya.
Quadcopter adalah salah satu jenis robot mini yang dapat terbang. Quadcopter adalah
salah satu jenis robot Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Unmaned Aerial Vehicle
adalah sebuah kendaraan tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh yang
memanfaatkan udara sebagai media transmisi komunikasinya. Quadcopter memiliki
karakteristik yaitu dengan memiliki 4 buah motor baling – baling sebagai
penggeraknya. Kelebihan quadcopter adalah kemampuannya yang dapat bermanuver
dengan fleksibel , dapat bergerak ke 8 arah mata angin tanpa perlu memutar terlebih
dahulu, dapat terbang secara vertical sehingga tidak mermerlukan landasan pacu, dan
kemampuan yang mendasar quadcopter adalah dapat berhenti (hover) di suatu titik
lokasi di udara. Sehingga pengembangan quadcopter ini akan menjadi suatu bahan
yang menarik dikarenakan beberapa kelebihannya yang dapat membantu manusia,
terutama pekerjaan yang tidak dapat dilakukan manusia di udara dan dengan
ketinggian yang tidak mudah dicapai oleh manusia.
Quadcopter yang umum tersebar berada di masyarakat adalah quadcopter
pabrikan. Quadcopter pabrikan pada umumnya memiliki 4 buah dinamo brushless, 4
buah Electronic Speed Control, 1 buah Flight Control 1 buah battery dan 1 buah
receiver. Quadcopter pabrikan memiliki kualitas desain yang baik, tetapi juga
memiliki harga yang tinggi. Quadcopter pabrikan juga sudah langsung dapat
I-2
dikendalikan oleh remote yang telah disediakan oleh pabrikan quadcopter tersebut,
tetapi fitur kendali yang disediakan tidak dapat diimprovisasi sesuai keinginan
penggunanya. Oleh karena itu pada tugas akhir ini dibuat quadcopter yang dapat
dikendalikan oleh sebuah PC sehingga sistem kendali dapat disesuaikan dengan
keingin dan kebutuhan pengguna dan memiliki harga yang lebih terjangkau dari
quadcopter pabrikan. Quadcopter ini pun dapat diintegrasikan dengan sensor yang
dapat membantu kinerja quadcopter. Sensor yang dapat diintegrasikan bisa
disesuaikan tergantung pada kebutuhan pekerjaan manusia.
1.2. Pemecahan Masalah
Terbatasnya fitur kendali pada remote sebuah quadcopter dapat teratasi
dengan mengganti kendali quadcopter dengan PC. Pada dasarnya sebuah quadcopter
memiliki 4 buah channel yang dapat mengendalikan pergerakan quadcopter. Masing
masing channel memiliki fungsi yang berbeda. Setiap channel mendapatkan sebuah
sinyal yang berbentuk pulsa yang di produksi oleh receiver remote control. Masing –
masing pulsa yang diberikan kepada empat channel tersebut berubah sesuai keadaan
perintah yang diberikan oleh remote. Pulsa – pulsa ini dapat diproduksi dan ditiru
oleh sebuah microcontroller dan dikirimkan ke sebuah Flight Control yang akan
memberikan sinyal pada ESC dan dapat memutar dinamo brushless, sehingga
merubah keadaan gerak dari sebuah quadcopter. Sehingga jika fungsi receiver diganti
dengan sebuah microcontroller maka fungsi quadcopter akan tetap dapat bekerja.
Microcontroller yang mengganti sebuah receiver akan dapat diintegrasikan dengan
sensor – sensor yang dibutuhkan dan dengan penerima yang berasal dari PC.
Beberapa topik mengenai realisasi quadcopter sudah pernah dilakukan dan
dapat dijumpai dalam literatur [7] [8]. Pada [7] dibahas mengenai realisasi sebuah
quadcopter untuk mendeteksi kadar karbon monoksida di udara. Fokus dari sistem ini
adalah bagaimana cara mendapatkan data kadar karbon monoksida yang berada di
udara bebas, sehingga tidak memerlukan kestabilan quadcopter yang tinggi, cukup
dengan quadcopter dengan spesifikasi standar untuk mendapatkan ketinggian yang
I-3
dibutuhkan untuk mengukur kadar karbon monoksida, dan sistem ini pun
menggunakan sistem kendali remote. Pada [8] dibahas mengenai bagaimana
memaksimalkan pengambilan Gambar dan video dari quadcopter dengan harga yang
terjangkau. Fokus pada [8] adalah bagaimana menggunakan antenna yang tepat untuk
kefektifan pengiriman gambar dan video tanpa mengeluarkan biaya yang besar.
1.3. Perumusan Masalah
Pada perancangan dan realisasi quadcopter ini memiliki rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana mengintegrasikan sebuah flight control dengan Atmega328p
untuk menjadi sebuah sistem kendali quadcopter.
2. Bagaimana membangkitkan sinyal menggunakan Atmega328p yang identik
dengan sinyal hasil produksi receiver pabrikan.
1.4. Tujuan Tugas Akhir
Tujuan dibuatnya tugas akhir dengan judul “Realisasi Quadcopter yang
Dikendalikan dari PC dengan Komunikasi Data melalui Frekuensi Radio pada Band
Frekuensi UHF (Sisi Penerima)” adalah untuk
1. Merancang dan merealisasikan sebuah quadcopter yang terdiri dari Flight
Control, microcontroller Atmega328p, 4 buah Electronic Speed Control yang
terhubung dengan 4 buah motor brushless,dan modul radio APC220.
2. Merealisasikan quadcopter yang dapat dikendalikan dengan PC.
3. Mensinkronisasikan antara quadcopter yang direalisasikan dengan pengendali
yang telah dirancang pada PC.
1.5. Batasan Masalah
Untuk merealisasikan quadcopter ini penulis membatasi pada beberapa aspek:
I-4
1. Microcontroller yang digunakan untuk memproduksi sinyal dan
menerjemahkan keputusan adalah keluarga Atmel yang mana adalah Atmega
328.
2. Catu daya yang digunakan adalah LiPo Battery 3 cell 11,7 V 2200 mAh.
3. Transceiver yang digunakan adalah APC220.
4. Flight Control yang digunakan adalah Flight Control pabrikan Arducopter
yaitu APM 2.6.
5. ESC yang digunakan adalah DJI ESC E300 OPTO.
6. Motor Brushless yang digunakan adalah DJI 2212.
7. Frame yang digunakan adalah DJI F450.
8. Landing Gear yang digunakan adalah High Landing Gear for F450.
9. Software yang digunakan adalah Bascom AVR.
1.6. Manfaat yang diharapkan
Pada tugas akhir ini hasil yang diharapkan dapat menjadi sebuah
pengembangan baru dalam bidang teknologi terutama dalam bidang robot terbang.
Realisasi quadcopter yang dapat dikendalikan oleh PC ini diharapkan dapat
menggabungkan seluruh aspek sistem kendali dan fiturnya kedalam sebuah device
yaitu PC, sehingga akan mempermudah pengendalian terutama untuk kendali jarak
jauh.
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Tugas akhir mengenai realisasi sebuah quadcopter sudah cukup banyak
direalisasikan sebelumnya, beberapa sumber yang ditemukan dan menjadi referensi
dalam realisasi tugas akhir ini, adalah :
Rancang Bangun Quadcopter untuk Pemantauan Kadar Karbon Monoksida di
Udara oleh Arya Adi Saputra dan Andi Dharmawan. Realisasi quadcopter ini masih
dikendalikan dengan sistem kendali menggunakan remote control, quadcopter ini
adalah quadcopter yang dirancang untuk outdoor dan terfokus pada penggunaan
sensor gas juga terfokus untuk bagaimana mencapai ketinggian yang cukup untuk
dapat mengukur intesitas gas yang tepat[7].
Perancangan dan Realisasi Antena Cloverleaf dan Antena Helix sebagai
Antena FPV (First Person View) pada Quadcopter. Realisasi quadcopter ini masih
menggunakan remote control untuk pengendalinya dan quadcopter ini pun dirancang
untuk pengambilan gambar dan video pada outdoor. Fokus proyek ini adalah
bagaimana cara untuk mengefektifkan pengambilan gambar dan video menggunakan
antena yang telah ditentukan sehingga dapat meminimalisir biaya yang digunakan[8].
Realisasi Wahana Quadcopter dengan Fitur Position Hold Menggunakan
Modus GPS. Realisasi quadcopter ini berfokus pada fitur position hold baik hover
maupun loiter dengan menggunakan bantuan GPS. Hover adalah kemampuan
quadcopter untuk mempertahankan kestabilan posisinya baik secara vertical maupun
horizontal sedangkan loiter adalah kemampuan quadcopter untuk kembali ke posisi
semula quadcopter. Sehingga realisasi ini berfokus pada bagaimana sebuah
quadcopter dapat terbang dengan stabil dan mempertahankan posisinya. Proyek ini
pun masih menggunakan remote sebagai pengendalinya [4].
Perancangan dan Implementasi Sistem Kendali PID untuk Pengendalian
Gerakan Hover pada UAV Quadcopter. Realisasi quadcopter ini berfokus pada
bagaimana cara menemukan PID yang tepat. Karena tujuan dari proyek ini adalah
II-2
manuver hover sehingga menitik beratkan pada kestabilan quadcopter itu sendiri.
Dan quadcopter ini masih dikendalikan oleh remote control [6].
Realisasi Pengiriman Gambar dari Kamera pada Quadcopter ke Ground
Station dan Pendeteksian Objek Bergerak. Proyek ini bertujuan untuk dapat
mengirimkan gambar dari kamera yang berada pada quadcopter ke ground station
dan mendeteksi adanya objek yang bergerak. Proyek ini berfokus pada bagaimana
cara mengirimkan gambar dengan baik sehingga dapat memberikan gambaran
keadaan yang aktual yang berada di lapangan. Sehingga quadcopter sebagai media
pembawa kamera untuk mengakses tempat yang dituju [9]. Quadcopter ini
menggunakan remote control sebagai pengendalinya.
Dari beberapa literatur diatas quadcopter yang sudah pernah direalisasikan
masih menggunakan remote control sebagai pengendali, adapun penggunaan PC
hanya sebagai ground station untuk menerima data yang dapat berupa gambar dan
lainnya.
2.2. Landasan Teori
UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah
wahana udara jenis fixed-wing, rotary-wing, ataupun pesawat yang mampu
mengudara pada jalur yang ditentukan tanpa kendali langsung oleh pilot. Teknologi
UAV sudah banyak di aplikasikan untuk pemantauan lingkungan dan keamanan,
pengawasan meteorologi, riset cuaca, agrikultur, eksplorasi dan eksploitasi bahan-
bahan mineral bahkan untuk kepentingan militer.
Sebuah kemajuan teknologi terbaru dari UAV dilengkapi perangkat
pendukung yang memungkinkan wahana dapat sepenuhnya dikendalikan secara
autonomous. Sistem autonomous UAV pada awalnya dikembangkan pada wahana
dengan tipe fixed-wing. Sebuah Flight Controller digunakan sebagai pusat
pengendalian dari sebuah wahana UAV yang dilengkapi dengan sistem algoritma
untuk menggantikan pilot serta pembacaan sensor pendukung UAV.
II-3
Gambar II- 1 Gambar Macam – Macam Drone
Quadcopter adalah salah satu jenis robot UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
micro [3]. Quadcopter memiliki karakteristik yaitu dengan memiliki 4 buah motor
baling – baling sebagai penggeraknya dimana 2 buah motor berputar searah jarum
jam dan 2 motor lainnya bergerak berlawanan dengan arah jarum jam. Kelebihan
quadcopter adalah kemampuannya yang dapat bermanuver dengan fleksibel , dapat
II-4
bergerak ke 8 arah mata angin tanpa perlu memutar terlebih dahulu, dapat terbang
secara vertical sehingga tidak mermerlukan landasan pacu, dan kemampuan yang
mendasar quadcopter adalah dapat berhenti (hover) di suatu titik lokasi di udara.
Quadcopter dapat terbang dengan prinsip kerja yang mengaplikasikan hukum
gerak Newton dan prinsip Bernoulli. Hukum gerak Newton yang diaplikasikan adalah
hukum gerak Newton II dimana jika ada sebuah benda dengan massa M mengalami
gaya resultan sebesar F maka akan mengalami percepatan sebesar a yang sama
dengan arah gayanya, dan besarnya a berbanding lurus dengan F dan berbanding
terbalik dengan M. Dan dengan didukung oleh prinsip Bernoulli yang menyatakan
bahwa pada sebuah aliran fluida, peningkatan kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Sehingga dengan putaran keempat baling –
baling quadcopter yang berputar dengan cepat dan dengan arah tertentu maka akan
menciptakan perubahan tekanan udara terhadap gravitasi yang dapat memberikan
gaya dorong melawan gravitasi dan dapat membuat quadcopter terbang.
Quadcopter memiliki empat baling-baling penggerak yang diposisikan tegak
lurus terhadap bidang datar. Masing-masing rotor (baling-baling dan motor
penggeraknya) menghasilkan daya angkat dan memiliki jarak yang sama terhadap
pusat massa pesawat. Dengan daya angkat masing-masing rotor sebesar lebih dari
seperempat berat keseluruhan, memungkinkan quadcopter untuk terbang.
Berbedanya arah putaran motor pada motor penggerak quadcopter adalah
sebagai cara untuk menghindari terjadinya momen putar yang dimaksudkan untuk
mempertahankan posisi quadcopter seperti yang terlihat pada Gambar II-2.
Gambar II- 2 Gambar Arah Putaran Motor pada Quadcopter [2]
II-5
Quadcopter memiliki ketentuan tersendiri terhadap variasi kecepatan
perputaran setiap baling-balingnya untuk dapat melakukan pergerakan tertentu.
Dalam melakukan terbang melayang di udara, yang dikenal dengan sebutan hover,
quadcopter perlu menggerakkan keempat baling-balingnya dengan kecepatan yang
sama. Setiap pasangan baling-baling memiliki arah gaya dorong yang memiliki
fungsi berbeda, satu pasang sebagai pendorong (pusher) dan satu pasang sebagai
penarik (puller) [1]. Dengan adanya pergerakan yang menghasilkan gaya dorong serta
gaya tarik yang melawan gaya gravitasi tersebut, quadcopter dapat terbang melayang
di udara dengan stabil.
Quadcopter memiliki dua konfigurasi yang dapat diatur sesuai keinginan dan
kebutuhan yaitu konfigurasi x dan plus (+) seperti yang terlihat pada Gambar II-3.
Masing masing konfigurasi memiliki pengaturan yang berbeda terhadap posisi bagian
depan quadcoper dan posisi motornya, namun konfiugrasi quadcopter yang banyak
digunakan adalah quadcopter x.
Gambar II- 3 Gambar Konfigurasi Tipe Quadcopter
II-6
Selain gerakan melayang (hover) quadcopter juga memiliki aturan tersendiri
untuk gerakan-gerakan lainnya. Beberapa pergerakan pada quadcopter adalah :
a. Gerakan Naik Turun
Untuk bergerak terbang ke atas dan ke bawah, quadcopter perlu menaikkan
atau menurunkan kecepatan putar setiap baling-baling dengan jumlah yang sama.
Menaikkan kecepatan akan mengakibatkan quadcopter terbang ke atas, dan
menurunkan kecepatan akan mengakibatkan quadcopter terbang ke bawah.
b. Gerakan Berputar Pada Sumbu Datar (Roll)
Untuk melakukan gerakan tersebut, perlu dilakukan perubahan kecepatan
perputaran baling-baling pada salah satu pasangan baling-baling. Untuk berputar pada
sumbu x (roll) perubahan kecepatan dilakukan pada pasangan baling-baling kiri dan
kanan, sedangkan untuk berputar pada sumbu y (pitch) perubahan kecepatan
dilakukan pada pasangan baling-baling depan dan belakang. Perubahannya adalah
salah satu anggota pasangan baling-baling dikurangi kecepatannya dan anggota
pasangan baling-baling lainnya dinaikkan dengan selisih kecepatan yang sama,
sedangkan baling-baling lainnya dibiarkan dengan kecepatan tetap. Dengan
pengaturan seperti ini, quadcopter akan bergerak memutar dari arah pasangan baling-
baling yang berkecepatan lebih rendah, ke arah pasangan baling-baling yang
berkecepatan lebih tinggi.
c. Gerakan Ke Samping Kanan Dan Kiri Pada Sumbu Z (Yaw)
Gerakan ini dilakukan dengan menurunkan kecepatan satu pasang baling-
baling, atas-bawah atau kiri - kanan, dan menaikkan kecepatan satu pasangan baling-
baling lainnya. Nantinya, quadcopter akan bergerak berputar ke arah perputaran
pasangan baling-baling yang lebih lambat kecepatannya dibandingkan pasangan yang
lainnya.
Dengan sensor yang dimiliki quadcopter tersebut, maka semua informasi dari
setiap sensor tersebut diolah oleh software dan digunakan sebagai pemandu
pergerakan quadcopter.
Keseluruhan mode gerak Quadcopter dapat dilihat pada Gambar II-4.
II-7
Gambar II- 4 Gambar Mode Gerakan Quadcopter
2.2.1. Komponen Utama Quadcopter
1. Frame
Frame adalah bagian rangka quadcopter yang menjadi penyokong utama
sekaligus badan dari sebuah quadcopter. Frame berfungsi sebagai tempat
menempelnya komponen – komponen quadcopter lainnya sehingga seluruh
komponen akan lebih mudah diintegrasikan.
II-8
Gambar II- 5 Gambar Macam – Macam Jenis dan Bahan Frame Quadcopter
Berbagai macam jenis bentuk dan bahan frame quadcopter seperti yang dapat
dilihat pada Gambar II-5 diproduksi oleh berbagai produsen quadcopter untuk
memenuhi kebutuhan akan penggunaan quadcopter sesuai dengan keinginan
pengguna. Adapun beberapa pengguna yang merakit dan membuat frame sendiri
tidaklah mudah, karena ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
frame seperti berat, panjang, lebar, dan ketahanan frame.
2. Motor Brushless
Motor AC 3 fasa tanpa sikat atau disebut Brushless Motor. Brushless Motor
adalah suatu jenis motor-sinkron yang berarti medan magnet yang dihasilkan oleh
II-9
stator dan medan magnet yang dihasilkan oleh rotor berputar di frekuensi yang sama.
Motor brushless tidak mengalami slip, tidak seperti yang terjadi pada motor induksi
biasa. Motor jenis ini mempunyai permanen magnet pada bagian rotor sedangkan
elektro-magnet pada bagian stator seperti yang terlihat pada Gambar II-6.
Gambar II- 6 Gambar Magnet Motor Brushless
Motor brushless adalah salah satu jenis motor yang populer. Motor brushless
yang dikenal dengan nama motor servo digunakan di dunia industri seperti
permobilan, otomasi medis, industri dan peralatan instrumentasi. Sesuai dengan
namanya, motor tidak menggunakan sikat atau brush untuk perubahan medan
magnet, tetapi dilakukan secara elektrik. Motor brushless mempunyai banyak
keuntungan dibandingkan dengan DC motor dan motor induksi biasa.
Gambar II- 7 Gambar Pencatuan 3 Fasa Motor Brushless
II-10
Seperti yang terlihat pada Gambar II-7, motor brushless menggunakan sistem
pencatuan 3 fasa yang berbeda pada beberapa posisi setiap 60 derajat. Motor
brushless adalah pilihan ideal untuk aplikasi yang memerlukan keandalan yang tinggi
dan efisiensi tinggi. Secara umum, motor brushless dianggap motor performa tinggi
yang mampu memberikan jumlah besar torsi pada rentang kecepatan yang luas dan
rotasi diatas 10.000 RPM.
3. Propeller
Propeller adalah baling baling bergerak yang terpasang dan menjadi bagian
dari motor penggerak. Propeller adalah komponen yang menjadi alat penggerak
mekanik pada sebuah UAV. Cara kerja propeller adalah merubah gaya putaran dari
rotasi motor menjadi daya dorong untuk bergerak dan melalui suatu massa seperti air
dan udara sehingga propeller biasa ditemukan dan digunakan oleh kapal, kapal selam
dan pesawat. Pada quadcopter pun ada beberapa jenis propeller yang dapat
digunakan seperti pada Gambar II-8.
Gambar II- 8 Gambar Jenis Propeller pada Quadcopter
Prinsip yang digunakan pada penggunaan propeller adalah dengan
mengaplikasikan prinsip dari hukum gerak Newton dan prinsip Bernoulli. Sehingga
penggunaan propeller adalah untuk menghasilkan perbedaan tekanan antara
permukaan atas dan bawah dari propeller tersebut.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada dua jenis propeller
berdasarkan arah putaran dan hembusan angin yang terjadi akibat perputaran
II-11
propeller yaitu clockwise (CW) dan counter clockwise (CCW) [10]. Propeller
tersebut diperlihatkan pada Gambar II-9.
Gambar II- 9 Gambar Propeller Clockwise dan Counter Clockwise
4. ESC
Electronic Speed Control atau yang biasa disebut ESC adalah sebuah
rangkaian eletronik yang berfungsi untuk merubah - rubah kecepatan motor listrik.
ESC sering digunakan untuk motor brushless. Pada dasarnya ESC menghasilkan
sumber tegangan listrik rendah energi 3 fasa untuk motor.
ESC terhubung langsung dengan Flight Control dan motor brushless sehingga
dapat disebut juga sebagai perantara antara Flight Control dan motor brushless. ESC
menerjemahkan perintah dari Flight Control yang berupa sinyal agar dapat diterima
dan dilakukan oleh motor brushless sehingga terjadinya perubahan keadaan. ESC
memiliki bermacam jenis sesuai dengan arus listrik yang dapat diprosesnya.
5. Flight Control
Flight Control adalah otak dari sebuah quadcopter atau multirotor lainnya.
Untuk menjaga keseimbangan sebuah quadcopter harus terus melakukan pengukuran
berbagai keadaan dari sensor – sensor yang dimiliki Flight Control, dan terus
II-12
melakukan penyesuaian setiap kali terjadi perubahan keadaan. Penyesuaian ini
dihitung dengan alogaritma yang sangat rumit untuk menjaga quadcopter seimbang
sempurna. Semua perhitungan dan tindakan yang dilakukan untuk menstabilkan
quadcopter dilakukan oleh Flight Control.
Kehandalan Flight Control bergantung pada sensor – sensor yang dimiliki dan
kemampuannya untuk dapat terhubung dengan perangkat – perangkat eksternal. Pada
umumnya Flight Control pada level standar memiliki sensor gyro dan accelerometer,
namun ada juga yang sudah memiliki barometer, compass, dan GPS.
Pada dasarnya Flight Control mengendalikan 4 parameter yaitu yaw, roll,
pitch, altitude, yang masing masing dapat dikontrol dengan menyesuaikan kecepatan
motor yang dikendalikan oleh Flight Control.
6. Battery dan Charger
Battery adalah satu – satunya sumber daya pada sebuah quadcopter, maka dari
itu penggunaan battery haruslah tepat sesuai dengan kebutuhan daya dari quadcopter.
Dengan menggunakan battery yang tepat maka akan didapatkan waktu terbang yang
cukup lama dan tidak akan membahayakan quadcopter dari kekurangan daya saat
terbang. Battery yang digunakan pada quadcopter adalah battery LiPo.
Charger juga adalah alat pendukung dalam berlangsungnya quadcopter.
Harga battery yang tidak murah dan kesensitifan battery sangatlah penting dalam
memperhatikan pengisian ulang sebuah battery. Jika terjadi kesalahan pemilihan
charger maka akan dapat menyebabkan kerusakan pada battery dan dapat
menyebabkan battery meledak.
7. Receiver
Receiver adalah penerima sinyal yang berada pada quadcopter. Penerima
sinyal ini dapat berupa penerima remote control atau penerima yang menggantikan
fungsi penerima remote control. Penerima sinyal ini harus saling terhubung dengan
presisi dan permanen terhadap pengirim yang dapat berupa remote atau pengganti
fungsi remote. Perbedaan jenis receiver terdapat pada channel yang tersedia selain 4
channel utama. 4 channel utama yang harus tersedia adalah sebagai pengendali 4
parameter utama dalam sistem terbang quadcopter yaitu Aileron, Elevator, Throttle,
II-13
Rudder. Seperti receiver yang terlihat pada Gambar II-10 yang memiliki 9 channel
sehingga memiliki 5 channel tambahan.
Gambar II- 10 Gambar receiver 9 channel
2.2.2. Komunikasi Data
Komunikasi data adalah hubungan atau interaksi (pengiriman dan peneriman)
antar device yang terhubung dalam sebuah jaringan, baik dengan jangkauan yang
sempit maupun dengan jangkauan yang lebih luas.
Komunikasi data dapat terjadi jika ada komponen-komponen komunikasi data
seperti:
1. Pengirim : device yang mengirimkan data
2. Penerima : device yang menerima data
3. Data : informasi yang akan dipindahkan dapat berupa teks,
angka, gambar, suara, video, atau kombinasi dari
semuanya
4. Media Pengiriman : media atau saluran yang digunakan untuk
mengirimkan data, dapat berupa kabel, cahaya maupun
gelombang magnetik
5. Protokol : Protokol adalah sebuah aturan yang mendefinisikan
II-14
beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan
komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi
dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim
dan sisi penerima agar komunikasi dapat berlangsung
dengan benar. Protokol dalam komunikasi serial
diantaranya adalah protokol Modbus.
Ada beberapa sistem komunikasi data, diantaranya adalah:
1. Titik ke titik (point to point communication)
Informasi dari sumber hanya ditujukan kepada satu point penerima saja.
Contoh: telepon, fax, telegram.
2. Titik ke beberapa penerima (multi point communication).
Informasi dari sumber ditujukan kepada beberapa point penerima saja.
Contoh: jaringan dengan switch.
3. Menyebar (broadcasting communication).
Informasi yang diberikan sumber dapat diterima oleh semua point yang
terhubung tanpa terkecuali.
Contoh: televisi broadcast, radio broadcast.
Berikut ini adalah jenis-jenis dari mode transmisi data, yaitu:
1. Simplex: Media komunikasi antara pengirim dan penerima yang bersifat satu
arah, dimana sisi pengirim hanya berfungsi sebagai pengirim informasi,
sedangkan sisi penerima berfungsi sebagai penerima.
2. Half Duplex (HDX): Suatu metode komunikasi yang dapat dilakukan dua arah
secara bergantian (waktu tidak sama). Di mana pengirim dapat mengirimkan
informasi dan sisi yang lain berfungsi sebagai penerima.
3. Full Duplex (FDX): Suatu metode yang digunakan pada komunikasi untuk
dua arah secara terus-menerus. Dimana sisi pengirim dan penerima dapat
berkomunikasi dua arah dalam waktu yang bersamaan.
Ilustrasi mode transmisi dapat dilihat seperti pada Gambar II-11.
II-15
Gambar II- 11 Gambar Mode Tramsmisi
Jenis transmisi dalam komunikasi data juga dikelompokkan menjadi transmisi
sinkron dan transmisi asinkron.
1. Transmisi sinkron
Pada tranmisi sinkron, data dikirim dalam bentuk berkelompok (blok) dalam
kecepatan yang tetap tanpa bit awal dan bit ahir. Awalan blok (start block) dan
akhiran blok (stop block) diidentifikasikan dalam bentuk bytes dengan susunan yang
spesifik. Clock pada penerima dioperasikan secara kontinyu dan dikunci agar sama
dengan clock yang di sisi pengirim.
Untuk mendapatkan keadaan yang sesuai, informasi clock harus dikirimkan
lewat jalur yang sama dengan data dan memanfaatkan metode pengkodean tertentu
sehingga informasi clock dapat diikutsertakan. Data dikirimkan secar terus menerus
tanpa adanya gap atau pembatas. Sedangkan clock dapat ditempatkan di bagian
terminal, pada perangkat interface ataupun pada bagian modem. Contoh transmisi
sinkron dapat dilihat pada Gambar II-12.
II-16
Gambar II- 12 Gambar transmisi sinkron
2. Transmisi asinkron
Jika pada transmisi sinkron tidak memiliki bit awalan dan akhiran, maka pada
transmisi asinkron ini memiliki kedua bit tersebut. Pada transmisi ini, informasi akan
diuraikan menjadi karakter dan masing masing karakter tersebut memiliki bit yang
diidentifikasikan sebagai bit awalan (start bit) dan bit akhiran (stop bit).
Pengiriman data asinkron ini lebih sederhana dibandingkan dengan
pengiriman data sinkron karena hanya sinyal data saja yang dikirimkan. Clock
penerima dibangkitkan secara lokal di dalam penerima dan tetap dijaga agar sesuai
dengan clock pengirim. Bit awal dan bit akhir yang dikirimkan tidak membawa
informasi tetapi hanya menunjukkan awal dan akhir setiap karakter.
Pada saat saluran transmisi dalam kondisi idle, maka keluaran UART adalah
dalam logika „1‟. Sedangkan pada saat akan mengirimkan data maka output UART
perlu di set terlebih dahulu menjadi logika „0‟ untuk waktu satu bit. Sinyal „0‟ yang
diberikan ini akan diterima oleh receiver sebagai tanda start, yang selanjutnya
digunakan untuk mensinkronkan fase clock-nya sehingga sinkron dengan fase clock
transmitter.
Data akan dikirimkan secara serial dari bit paling rendah (bit 0) sampai
dengan bit tertinggi. Setelah itu, pada akhir pesan akan diberikan sinyal stop untuk
menandakan akhir dari pengiriman data serial seperti pada Gambar II-13. Untuk cara
pemberian kode data yang disalurkan tidak ditetapkan secara pasti.
II-17
Gambar II- 13 Gambar Start Bit dan Stop Bit
Kecepatan transmisi (baud rate) dapat dipilih sesuai kebutuhan dalam rentang
nilai tertentu. Nilai baud rate yang biasanya digunakan adalah 1200, 2400, 9600,
56000 dan 115200 (bit/detik). Dalam komunikasi serial yang digunakan ini, nilai
kecepatan pengiriman data antara pengirim dan penerima harus sama serta harus
ditentukan panjang data yang dikirimkan, paritas dan jumlah bit sebagai tanda stop
seperti yang dapat dilihat pada Gambar II-14.
Gambar II- 14 Gambar Komunikasi Serial Asinkron
Jenis modulasi pada spesifikasi modul transceiver APC220 adalah modulasi
Gaussian Frequency Shift Keying (GFSK). GFSK adalah salah satu tipe FSK yang
menggunakan filter Gaussian untuk membuat deviasi frekuensi positif/negatif yang
merepresentasikan biner 1 atau 0 lebih halus.
Pada komunikasi data ini, parameter yang perlu diperhatikan juga adalah Bit
Error Rate (BER). BER adalah laju kesalahan bit yang terjadi dalam sistem transmisi
digital, dimana besaran ini merupakan ukuran kualitas sinyal dalam sistem
komunikasi digital. Misalnya untuk komunikasi voice maksimal BER 10-3
sedangkan
untuk komunikasi data maksimal BER 10-6
.
III-1
BAB III
METODA DAN PROSES PENYELESAIAN
3.1 Perancangan
Perancangan quadcopter mengacu pada kemampuan dasar quadcopter yaitu
dapat terbang dan kemampuan quadcopter itu terbang dengan stabil. Tidak semua
quadcopter dirancang untuk terbang secara stabil, karena bergantung terhadap
kebutuhan dari pengguna quadcopter tersebut, namun pada umumnya quadcopter
diharapkan dapat terbang stabil.
Untuk dapat terbang dan terbang dengan stabil, dibutuhkan komponen –
komponen yang memadai pula, sehingga diperlukan pemilihan yang tepat dalam
pemilihan komponen terbangnya.
Spesifikasi yang diinginkan adalah :
Power Supply LiPo Battery 11.1V 3 cell 40C 2200 mAh
Frekuensi komunikasi data 433 MHz
Propeller dengan ukuran 9.4 inchi
ESC 11.1 V ~ 14.8 V 15 Ampere 3S ~ 4S
Motor brushless 920 kV 11.1 V 15 ~ 30 Ampere 3S ~ 4S
Charger LiPo 3S
Flight Control yang menyediakan fitur kestabilan dengan hover accuracy
vertical +/- 0.5m horizontal +/- 0.8m
3.1.1 Pemilihan Frame dan Perencanaan Tipe Quadcopter
Pemilihan frame adalah salah satu hal yang menjadi bagian dari sebuah
perencanaan pembuatan quadcopter. Jenis bahan dan jenis frame menentukan
quadcopter apa yang akan kita buat. Dalam pembuatan quadcopter maka frame yang
dipilih adalah frame yang khusus hanya dapat digunakan untuk membuat quadcopter.
Menghindari penggunaan frame yang dapat digunakan untuk hexacopter adalah hal
yang sangat dianjurkan karena walaupun frame hexacopter dapat digunakan untuk
III-2
quadcopter tetapi akan sangat berbeda dari kesetimbangan bentuk frame dan berat
frame yang lebih berat juga ukuran frame yang lebih besar.
Setelah mendapatkan tipe frame yang akan digunakan maka selanjutnya
adalah menentukan tipe quadcopter yang akan digunakan. Seperti yang telah
dijelaskan pada umunya tipe quadcopter yang marak digunakan dan telah teruji
kehandalannya adalah tipe quadcopter x dan +. Perbedaan quadcopter x dan +
terdapat pada sisi yang menjadi bagian depan atau muka dari quadcopter. Pada tugas
akhir ini direncanakan untuk menggunakan quadcopter tipe x pada frame F450
seperti pada Gambar III-1.
Gambar III- 1 Gambar Frame F450
Frame F450 adalah frame yang mudah untuk ditemukan di pasaran dan
bersifat universal sehingga memudahkan pengguna untuk menemukan komponen
komponen yang cocok untuk ditempatkan pada frame ini. Sehingga menggunakan
frame F450 adalah pemilihan yang tepat untuk merancang sebuah quadcopter yang
akan diintegrasikan dengan banyak komponen lain.
3.1.2 Pemilihan Flight Control
Flight Control adalah komponen yang sangat penting dan paling berpengaruh
terhadap kemampuan kestabilan dan kemampuan terbang quadcopter, sehingga perlu
perencanaan yang tepat untuk memilih Flight Control apa yang akan digunakan pada
III-3
quadcopter. Flight Control yang diinginkan adalah Flight Control yang dapat
memenuhi keadaan sebagai berikut :
1. Flight Control yang bersifat open source.
2. Memiliki tingkat kestabilan yang baik.
3. Dapat diintegrasikan dengan modul – modul lain.
4. Dapat dikalibrasi dengan mudah.
5. Dapat di konfigurasi melalui PC.
Tidak semua Flight Control tersedia di Indonesia. Adapun Flight Control
yang berada di pasaran belum tentu cocok dengan spesifikasi dan fitur yang
diinginkan. Setelah mempertimbangkan beberapa Flight Control yang
direkomendasikan oleh berbagai sumber dan dapat ditemukan di Indonesia, maka
pada tugas akhir ini akan digunakan Flight Control APM 2.6.
3.1.3 Pemilihan Motor Brushless
Pemilihan motor brushless harus berkesinambungan dengan pemilihan ESC
[5]. Kedua komponen tersebut harus saling mendukung satu sama lain agar
mendapatkan kinerja dari quadcopter yang efektif dan hemat daya. Pada tugas akhir
ini pemilihan motor brushless tidak terlalu di titik beratkan dengan kebutuhan torsi
motor yang sangat tinggi sehingga penggunaan motor brushless dengan spesifikasi
yang standar pun tidak menjadi masalah, oleh karena itu motor brushless yang akan
digunakan adalah motor brushless DJI 2212 920KV seperti pada Gambar III-2.
Gambar III- 2 Gambar DJI 2212 920kV Brushless Motor
III-4
3.1.4 Pemilihan ESC
Pemilihan ESC harus berkesinambungan dengan pemilihan motor brushless.
ESC bertugas untuk memberikan daya yang dibutuhkan oleh motor. Daya yang
diberikan harus dibawah kapasitas daya yang dapat diterima oleh motor. Jika daya
yang diberikan terlalu besar maka akan menyebabkan motor terbakar. Dikarenakan
motor yang digunakan adalah DJI 2212 maka ESC yang akan digunakan adalah DJI
ESC E300 OPTO seperti pada Gambar III-3.
Gambar III- 3 DJI ESC E300 OPTO
3.1.5 Pemilihan Propeller
Propeller yang digunakan adalah propeller yang sesuai dan cocok dengan
jenis quadcopter yang digunakan. Karena quadcopter yang digunakan adalah jenis
F450 maka propeller 9.4 inch akan cocok dengan panjang frame dan tidak akan
menyebabkan saling bertabrakannya propeller. Karena motor brushless yang
digunakan pada tugas akhir ini adalah DJI 2212 maka propeller yang digunakan
haruslah cocok dengan motor DJI 2212 sehingga propeller yang digunakan pula
harus pabrikan DJI, oleh karena itu pada tugas akhir ini akan dapat digunakan
propeller DJI 9443.
III-5
3.1.6 Pemilihan Battery dan Charger
Pemilihan charger pada tugas akhir ini disesuaikan dengan battery yang
digunakan. Sedangkan pemilihan battery yang akan digunakan adalah dengan
merujuk pada kekuatan motor dan konsumsi daya quadcopter. Dengan melihat dari
beberapa spesifikasi yang tertera maka pada tugas akhir ini akan digunakan LiPo
berkapasitas 2200 mAh dan charger yang sesuai.
3.1.7 Pemilihan Microcontroller
Microcontroller yang akan digunakan adalah microcontroller yang memiliki 6
pin PWM yang dapat digunakan secara bersamaan. 6 pin ini adalah pin yang akan
digunakan untuk mengganti channel yang ada pada receiver remote. Sehingga
microcontroller yang dipilih adalah Atmega328p yang konfigurasi pinnya dapat
dilihat pada Gambar III-4.
Gambar III- 4 Gambar Konfigurasi Pin Atmega328p
III-6
3.1.8 Pemilihan Landing Gear
Landing Gear adalah kaki tambahan yang digunakan untuk mempertinggi
badan quadcopter dan memberikan keamanan lebih pada frame quadcopter dari
hantaman ketika quadcopter mendarat di tanah. Landing Gear yang akan digunakan
harus cocok dengan frame yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu F450. Landing
Gear yang digunakan adalah High Landing Gear for SK480 F450 F550 seperti pada
Gambar III-5.
Gambar III- 5 Gambar Landing Gear F450
3.1.9 Pemilihan Transceiver
Transceiver menjadi komponen yang penting dalam komunikasi data yang
dilakukan oleh quadcopter dan pengendalinya yaitu dalam tugas akhir ini adalah PC.
Tidak sembarang transceiver dapat digunakan pada sistem yang akan
diimplementasikan. Pada sistem kali ini transceiver yang digunakan harus dapat
melakukan komunikasi serial dengan sistem clock asinkron dan berada pada band
III-7
frekuensi UHF. Dan dengan mempertimbangkan aspek memberdayakan sumber daya
yang tersedia, pada tugas akhir ini akan digunakan transceiver APC220 seperti pada
Gambar III-6.
Gambar III- 6 Gambar Transceiver APC220
Komunikasi data pada tugas akhir akhir ini adalah komunikasi wireless
dengan transmisi asinkron, di mana terdapat start bit dan stop bit. Komunikasi data
ini menggunakan teknologi wireless dengan interface APC220. APC220 adalah
modul transceiver komunikasi radio dengan komunikasi half-duplex yang dapat
digunakan untuk komunikasi point-to-point atau point-to-multipoint. Rentang
frekuensi kerja APC220 ini adalah 418 Mhz – 455 MHz. Tetapi dalam komunikasi
data pada tugas akhir ini, transmisi data dilakukan pada frekuensi radio band UHF
433 MHz. Konfigurasi pin pada modul transceiver APC220 ditunjukkan pada
Gambar III-7.
Gambar III- 7 Gambar Konfigurasi Pin Modul Transceiver APC220
Pin-pin yang digunakan untuk komunikasi data dalam tugas akhir ini adalah
III-8
GND, VCC, RXD (receiver), dan TXD (transmitter). Adapun aplikasi yang
digunakan untuk mengatur parameter-parameter modul Tranceiver APC220 ini yaitu
RFMagic seperti yang ditunjukkan pada Gambar III-8.
Gambar III- 8 Aplikasi RFMagic untuk Mengatur Parameter-Parameter APC220
RF Power dari APC220 dapat diatur pada aplikasi RFMagic dengan rentang
0-9 di mana angka 9 mengartikan 20 mW atau 13 dBm.
3.1.10 Perancangan PCB
Pada perancangan PCB rangkaian Atmega328p ini menggunakan software
Altium Designer 6.7 dengan menggunakan metode pemberian label pada setiap kaki
komponen yang digunakan yang ditampilkan pada layar seperti pada yang
ditampilkan oleh Gambar III-11, sehingga setiap pemberian label yang saling
berpasangan maka software akan secara otomatis menghubungkan jalur – jalur setiap
III-9
kaki – kaki komponen pada layout PCB yang akan dicetak. Skema APC220 dapat
dilihat pada Gambar III-9, skema rangkaian dapat dilihat pada Gambar III-10, dan
metode label dapat dilihat pada Gambar III-11.
Gambar III- 9 Skema APC220
Gambar III- 10 Gambar Skema Rangkaian Microcontroller
III-10
Gambar III- 11 Gambar Perancangan Skema PCB Menggunakan Metode Label
3.2 Implementasi
3.2.1 Diagram Blok Sistem
Berikut adalah diagram blok dari keseluruhan sistem quadcopter yang dapat
dikendalikan menggunakan PC yang dapat dilihat pada Gambar III-12.
III-11
Gambar III- 12 Diagram Blok Sistem Quadcopter yang Dikendalikan Menggunakan PC
Gambar III- 13 Diagram Blok Sistem Penerima
Keseluruhan sistem ini dikerjakan oleh 2 orang mahasiswa dimana salah
seorang berada pada bagian pengirim dan seorang lainnya berada pada sisi penerima.
Sistem ini menggunakan diagram alir komunikasi yang dapat dilihat pada Gambar
III-14.
III-12
Mulai
Ready to Fly
Menunggu input
tombol keyboard
Ada tombol
keyboard yang
ditekan
Transmisikan
Kode ASCII yang
sesuai
Transmisi
BerhasilBlank
Muncul Deskripsi
di kolom
Quadcopter State
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Gambar III- 14 Gambar Diagram Alir Sistem Kendali Quadcopter yang Dapat
Dikendalikan Menggunakan PC
3.2.2 Realisasi Quadcopter yang Dapat Dikendalikan Menggunakan PC
1. Realisasi Quadcopter
Quadcopter yang direalisasi pada tugas akhir ini menggunakan komponen –
komponen yang tertera pada tabel III-1.
Tabel III- 1 Tabel Komponen Quadcopter
1 Frame DJI F450
2 Flight Control APM 2.6
3 Electronic Speed Control DJI E300 OPTO
4 Motor Brushless DJI 2212
III-13
5 Propeller DJI 9443
6 Battery Gens LiPo 2200mAh 3S 11.1V 40C
7 Charger Battery e4 SKYRC LiPo/LiFe Balance Charger
8 Landing Gear F450 Landing Gear
Keseluruhan komponen yang tertera pada Tabel III-1 dirangkai dan
diintegrasikan dengan sesuai seperti pada Gambar III-15.
III-14
F450 Quadcopter frame
F450 Landing Gear
Gambar III- 15 Gambar Perakitan Quadcopter
III-15
Perancangan dan perakitan Quadcopter diatas telah dapat diimplementasikan
dangan baik, seluruh komponen telah terpasang pada tempat yang sesuai pada
quadcopter. Hasil perancangan dan perakitan quadcopter dapat dilihat pada Gambar
III-16 sampai Gambar III-19.
Gambar III- 16 Gambar Landing Gear F450 yang Telah Dipasang
Gambar III- 17 Gambar LiPo Battery yang Telah Dipasang pada Quadcopter
III-16
Gambar III- 18 Gambar Flight Control APM 2.6 yang Telah Terpasang pada Frame Bagian
Atas Quadcopter
Gambar III- 19 Gambar Quadcopter yang Telah Selesai Dirakit
Setelah melakukan perakitan quadcopter maka harus dilakukan adalah
melakukan wiring motor brushless terhadap Flight Control. Wiring motor ini
bergantung pada tipe quadcopter apa yang digunakan. Pada tugas akhir ini digunakan
tipe quadcopter x dan wiring dapat dilakukan seperti pada Gambar III-20.
III-17
Gambar III- 20 Gambar Wiring Motor Quadcopter
2. Realisasi Rangkaian Pengganti Receiver
Pada rangkaian microcontroller yang direalisasikan sebagai pengganti
receiver menggunakan komponen – komponen seperti pada Tabel III-2.
Tabel III- 2 Tabel Daftar Komponen Rangkaian Microcontroller
No Nama Komponen Jumlah
1 Atemega328P 1
2 IC Regulator 7805 1
3 Capasitor 30pF 2
4 Heat Sink 1
5 Transceiver APC220 1 Pasang
6 Header Male Female Secukupnya
7 Black Housing Secukupnya
8 Kabel Jumper Secukupnya
9 Spacer Secukupnya
III-18
Gambar III- 21 Gambar Layout PCB Rangkaian Microcontroller
Pada rangkaian yang ditampilkan pada Gambar III-21, telah disediakan 6 port
PWM yang akan dijadikan sebagai port yang terhubung dengan Flight Control. Dan
pada rangkaian ini pun disediakan port komunikasi data yang akan menjadi tempat
terhubungnya APC220 sebagai receiver.
III-19
3. Integrasi Sistem Kendali
Gambar III- 22 Gambar Integrasi Antara Flight Control dan Komponen Quadcopter
dengan Rangkaian Microcontroller
III-20
Pengintegrasian Flight Control dan komponen quadcopter dengan rangkaian
microcontroller adalah dengan menghubungkan port – port yang terlihat pada tabel
III-3.
Tabel III- 3 Tabel Koneksi antara Flight Control dan Microcontroller
No Sisi Flight Control APM 2.6 Sisi Microcontroller
1 Ch1 Aileron (Roll) PortPWM 1 (OC1A)
2 Ch2 Elevator (Pitch) Port PWM 2 (OC1B)
3 Ch3 Throttle Port PWM 3 (OC2A)
4 Ch4 Rudder (Yaw) Port PWM 4 (OC2B)
5 Ch5 Flight Mode Port PWM 0b (OC0B)
Realisasi pengintegrasian sistem kendali quadcopter ini telah dilakukan.
Realisasi ini dilakukan dengan menghubungkan port yang diperlihatkan pada tabel
III-3. Rangkaian microcontroller yang telah direalisasi disimpan pada plat
alumunium dengan menggunakan spacer setinggi 1cm. Plat tersebut disimpan diatas
frame quadcopter setinggi 4cm. Realisasi pengintegrasian keseluruhan komponen –
komponen yang telah direncanakan dapat dilihat pada Gambar III-23 dan III-24.
Gambar III- 23 Gambar Tampak Atas Quadcopter
III-21
Gambar III- 24 Gambar Tampak Depan Quadcopter
4. Pengaturan dan Penyesuaian Kestabilan Quadcopter
Pengaturan dan penyesuaian kestabilan quadcopter dapat dilakukan dengan
cara melakukan kalibrasi sensor – sensor pada Flight Control, melakukan pengaturan
pada software yang dapat digunakan untuk mengatur parameter pada quadcopter
yaitu Mission Planner, dan dapat pula diatur melalui program yang akan didownload
pada microcontroller. Pada tugas akhir ini pengaturan yang dilakukan adalah dengan
melakukan kalibrasi sensor – sensor yang ada pada Flight Control yang dibantu oleh
software Mission Planner dan dengan mengubah – ubah parameter yang berada pada
program yang akan didownload pada microcontroller.
a. Kalibrasi APM 2.6
APM 2.6 adalah Flight Control yang dapat diakses melalui PC menggunakan
software Mission Planner. Software ini dapat membantu pengguna untuk melakukan
kalibrasi, mengatur dan menetapkan parameter – parameter yang dapat
mempengaruhi quadcopter dalam melakukan penerbangan. Tampilan utama Mission
Planner dapat dilihat pada Gambar III-25.
III-22
Gambar III- 25 Gambar Tampilan Utama Mission Planner
Sebelum melakukan kalibrasi pengguna disarankan untuk melakukan instalasi
firmware yang terbaru yang berada pada website Arducopter, namun firmware akan
langsung secara otomatis terinstall jika PC sudah terkoneksi dengan internet,
sehingga pengguna hanya perlu menekan tombol “install firmware”. Kalibrasi sensor
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Mengkalibrasi tipe dari frame yang akan kita gunakan. Agar instalasi komponen
yang kita lakukan dengan aturan frame Quadcopter tipe x sesuai dengan
pengaturan pada Flight Control. Sehingga Flight Control melakukan semua
pergerakan sebagai quadcopter tipe x. Kalibrasi dapat dilakukan seperti pada
Gambar III-26.
III-23
Gambar III- 26 Gambar Kalibrasi Tipe Frame Quadcopter
Mengkalibrasi accelerometer pada Flight Control. Kalibrasi accelerometer
adalah salah satu poin penting pengaturan quadcopter sebelum quadcopter dapat
mengudara. Kalibrasi ini dilakukan dengan beberapa langkah yaitu dengan
memiringkan quadcopter hingga berada pada beberapa posisi ekstrim. Kalibrasi
accelerometer dapat dilihat seperti pada Gambar III-27.
Gambar III- 27 Gambar Kalibrasi Accelerometer
Kalibrasi compass juga adalah salah satu kalibrasi yang menjadi poin penting
sebelum quadcopter mengudara. Kalibrasi ini dilakukan dengan memutar –
mutar quadcopter sehingga membentuk sumbu 360 derajat pada semua bidang.
Namun sebelum melakukan kalibrasi dengan memutar quadcopter, pemilihan
penggunaan compass juga harus tepat apakah itu menggunakan compass internal
ataupun eksternal seperti yang dapat dilihat pada Gambar III-28.
III-24
Gambar III- 28 Gambar Kalibrasi Compass
Kalibrasi radio adalah kalibrasi yang melibatkan transmitter dan receiver pada
sistem kendali quadcopter yang dapat berupa remote. Kalibrasi ini merekam
range sinyal yang dapat dibangkitkan dan dikirimkan oleh remote. Kalibrasi
dilakukan untuk merekam referensi nilai sinyal terendah dan tertinggi. Menu
kalibrasi ini dapat dilihat seperti pada Gambar III-29.
III-25
Gambar III- 29 Gambar Menu Kalibrasi Radio
Kalibrasi yang dapat dilakukan ataupun tidak adalah kalibrasi flight mode, namun
kalibrasi flight mode sangat dianjurkan untuk dilakukan karena flight mode
adalah salah satu fitur yang menjadi kelebihan APM 2.6 sehingga sangat
dianjurkan untuk menggunakan fitur flight mode dan melakukan kalibrasi flight
mode. Flight mode ini dapat didapatkan lebih dari satu flight mode, namun itu
tergantung dengan ketersediaan channel pada receiver yang digunakan. Menu
kalibrasi flight mode dapat dilihat seperti pada Gambar III-30.
III-26
Gambar III- 30 Gambar Menu Kalibrasi Flight Mode
b. Mengubah Nilai Parameter pada Program
Mengubah nilai parameter pada program dalam software Bascom AVR
adalah salah satu usaha untuk membuat quadcopter dapat terbang stabil, karena pada
tugas akhir ini Flight Control mendapat sinyal pulsa untuk melakukan pergerakan
adalah dari rangkaian microcontroller. Sehingga pengaturan microcontroller dapat
dilakukan melalui program seperti pada Gambar III-31.
Gambar III- 31 Gambar Program Pengatur Pulsa
Pada Gambar III-31 terlihat beberapa angka yang merepresentasikan lebar
pulsa yang dibangkitkan oleh microcontroller.
V-1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengukuran
4.1.1 Pengukuran Pulsa Receiver Pabrikan
Dalam realisasi rangkaian microcontroller sebagai pengganti receiver pada
quadcopter hal yang paling utama adalah mengetahui sinyal pulsa yang presisi karena
ketidakcocokan pulsa sedikit saja akan sangat mempengaruhi reaksi yang terjadi.
Pengukuran dilakukan pada empat channel utama yang digunakan oleh quadcopter
yaitu channel 1 – 4 pada receiver remote. Pada tugas akhir ini sudah dilakukan
penggunaan 2 remote yang berbeda yaitu pabrikan RadioLink dengan 7 channel dan
FLYSKY dengan 6 channel.
Pengukuran dilakukan dengan menghubungkan pin PWM receiver dengan
probe positif oscilloscope dan pin ground receiver dengan probe negatif oscilloscope
seperti pada Gambar IV-1.
Channel 1 Oscciloscope
Channel 2 Oscciloscope
Gambar IV- 1 Gambar Pengukuran Channel Receiver
IV-2
Gambar IV- 2 Gambar Remote Sebagai Transmitter Sinyal
Pengukuran dilakukan dengan mencatat nilai nilai maksimal dari masing
masing channel dengan menggerakan tuas – tuas yang berada pada remote seperti
yang diperlihatkan pada Gambar IV-2. Setelah dilakukan pengukuran terhadap ke 4
channel utama yang digunakan dari kedua receiver yang berbeda tersebut berikut
adalah hasil pengukuran yang dilakukan yang ditunjukan pada tabel IV-1 dan tabel
IV-2.
Tabel IV- 1 Tabel Hasil Pengukuran pada Receiver FLYSKY
IV-3
Tabel IV- 2 Tabel Hasil Pengukuran Receiver Radio Link
Channel Minimal(µS) Middle(µS) Maximal(µS)
Channel 1
(Aileron)
2021 1578 1108
Channel 2
(Elevator)
1181 1640 2028
Channel 3
(Throttle)
1076 1636 2029
Channel 4
(Rudder)
1115 1580 2029
4.1.2 Pengukuran Bit Error Rate APC220
Pengukuran Bit Error Rate adalah pengukuran untuk melihat seberepa besar
error yang dapat terjadi dalam penggunaan modul APC220. Set up pengukuran dapat
dilakukan seperti pada Gambar IV-3.
Gambar
Pengukuran dilakukan dengan mengirim satu huruf kepada microcontroller
dan dikirim kembali ke PC lalu ditampilkan pada layar pengendali quadcopter yang
hasilnya kemudian dimasukan ke dalam Microsoft Excel agar dapat dilihat hasilnya
secara keseluruhan.
Pada pengukuran kali ini dikirimkan sejumlah 125.000 huruf “U” yang akan
dikirimkan kembali pada PC. Dan hasilnya adalah seluruh huruf “U” yang dikirimkan
dapat diterima kembali oleh PC dengan keberhasilan 100% sehingga error rate yang
didapat adalah 0%. Pengukuran BER ini dilakukan menggunakan aplikasi Data
Tester Emulator yang dibuat dengan Visual Basic 6.0. Gambar IV-4 menunjukkan
tampilan dari aplikasi Data Tester Emulator yang sudah dibuat.
PC APC220 APC220 Microcontroller
Gambar IV- 3 Set Up Pengukuran BER APC220
IV-4
Gambar IV - 4 Aplikasi Data Tester Emulator untuk Pengukuran BER
Metode yang digunakan untuk mengukur BER adalah dengan mengirimkan
bit 01010101 (karakter “U”) sebanyak 125000 kali (berjumlah 106
bit) dari
mikrokontroler dan diterima oleh PC yang dimunculkan di aplikasi Data Tester
Emulator. Karakter-karakter yang dimunculkan pada Data Tester Emulator ini
kemudiaan dimasukan ke dalam Microsoft Excel agar lebih mudah mengetahui jika
ada karakter yang salah. Jika ada bit yang salah, maka karakter yang muncul adalah
karakter lain selain “U”. Pengujian BER ini dilakukan dalam ruangan penuh dinding
dengan jarak transmitter dan receiver 3 meter dan terhalang dinding. Gambar IV-5
menunjukkan karakter yang diterima sebanyak 125000 yang sudah disalin ke
Microsoft Excel.
IV-5
Gambar IV-5 Karakter yang Diterima Sebanyak 125000 yang Sudah
Disalin ke Microsoft Excel
Jika ada karakter yang salah, maka akan ada kata FALSE pada kolom di
sampingnya. Gambar IV-6 menunjukkan hasil pengujian filter pada
Microsoft Excel bahwa tidak ada kata FALSE yang berarti tidak ada karakter
yang salah.
IV-6
Gambar IV- 6 Tidak Ada Kata FALSE yang Berarti Tidak Ada Karakter
yang Salah
Nilai BER dapat dihitung dengan persamaan:
IV-7
4.2 Analisa dan Pembahasan
4.2.1 Membangkitkan Sinyal yang Identik dengan Receiver Pabrikan
Pada tugas akhir ini telah direalisasikan rangkaian microcontroller yang salah
satu fungsinya digunakan sebagai pengganti receiver remote. Prinsip kerja sebuah
quadcopter adalah melakukan sebuah reaksi dari pemberian sinyal tertentu yang
dibangkitkan oleh remote dan dikirimkan ke receiver yang diteruskan Kepada Flight
Control untuk segera dilakukan sebuah reaksi terhadap perintah yang diberikan.
Pada tugas akhir ini, sistem kendali remote diganti oleh sistem kendali PC.
Prinsip kerja remote yang membangkitkan sinyal – sinyal ditiru oleh sebuah
microcontroller. Namun perbedaan pada tugas akhir ini adalah tempat
dibangkitkannya sinyal. Pada sistem kendali remote, sinyal dibangkitkan di remote
dan dikirimkan menuju receiver yang diterukan pada Flight Control. Pada sistem
kendali menggunakan PC ini, sinyal dibangitkan oleh microcontroller yang sudah
berada dekat dengan Flight Control yang sama – sama berada pada quadcopter.
Sinyal yang dibangkitkan oleh microcontroller adalah sinyal yang identik dengan
sinyal yang dibangkitkan remote yang sebelumnya telah diukur.
Pola – pola sinyal yang dibangkitkan adalah pola yang telah dibuat, akan
tetapi pola yang dibuat bergantung pada data apa yang dikirimkan oleh PC. Sehingga
pola sinyal yang dibangkitkan sangat bergantung pada kode ASCII apa yang dikirim
oleh PC pada microcontroller melalui APC220.
Pada pengukuran kedua remote dan receiver yang telah dilakukan terlihat
jelas perbedaan rentang nilai yang dapat dibangkitkan oleh kedua remote. Rentang
nilai yang dibangkitkan oleh remote RadioLink lebih besar dibandingkan yang dapat
dibangkitkan oleh FLYSKY. Perbedaan rentang sinyal ini akan sangat mempengaruhi
pada respon yang diberikan oleh quadcopter. Dikarenakan perbedaan spesifikasi
setiap remote yang ada dipasaran, maka dari itulah diperlukannya kalibrasi sinyal
remote. Ini kembali pada kemampuan sebuah Flight Control dapat menentukan titik –
titik referensi yang akan menjadi acuan dalam melakukan reaksi. APM 2.6 yang
menjadi Flight Control quadcopter pada tugas akhir ini dapat mengkalibrasi remote
yang digunakan, sehingga komponen – komponen lain dapat bekerja karena
IV-8
mendapatkan sinyal referensi yang dianggap sama. Oleh karena itu pengkalibrasian
untuk sistem kendali PC harus menganut pada salah satu nilai – nilai rentang yang
dimiliki remote. Pada tugas akhir ini remote yang menjadi acuan pembangkitan sinyal
adalah remote RadioLink, karena radio ini memiliki rentang yang lebih besar
sehingga memiliki perubahan step sinyal yang lebih banyak. Jika step sinyal lebih
banyak maka respon perubahan reaksi quadcopter akan lebih halus.
Membangkitkan sinyal pada microcontroller pada tugas akhir ini adalah
dengan menggunakan prinsip membangkitkan pulsa. Pada perencanaan tugas akhir
ini, pembangkitan pulsa direncanakan dengan menggunakan fasilistas timer yang ada
pada Atmega328p. Namun pulsa yang dibangkitkan dengan timer ini tidak sesuai
dengan pulsa yang dibutuhkan Flight Control untuk melakukan sebuah tindakan.
Sehingga digunakan prinsip pembangkitan pulsa tanpa menggunakan timer.
Pada program yang dibuat telah diatur beberapa nilai yang merepresentasikan
lebar pulsa yang dibangkitkan yang dapat disebut sebagai durasi. Perubahan nilai
yang merepresentasikan lebar pulsa yang dibangkitkan hampir linier, sehingga
memudahkan dalam perhitungan untuk memprediksi nilai yang cocok untuk
membangkitkan pulsa tertentu yang juga dapat dilihat pada tabel IV-3.
Tabel IV- 3 Tabel Harga dan Pulsa yang Dibangkitkan
No Nilai pada program Pulsa yang dibangkitkan(µS)
1 114 1499
2 116 1520
3 119 1565
4 120 1578
5 124 1624
6 125 1637
7 126 1650
8 155 2029
IV-9
4.2.2 Penerjemahan Perintah dari Transmitter
Pada realisasi quadcopter ini terjadi sebuah penerjemahan data yang
dikirimkan dari PC yang berupa kode ASCII dari salah satu tombol yang ditekan oleh
pengendali pada PC. Kode tersebuat dicocokan dengan kode yang sudah berada pada
program yang dibuat, yang kemudian dijadikan sebuah tindakan tertentu, yang berupa
pembangkitan sinyal yang sesuai untuk memberikan respon yang diinginkan.
Berikut beberapa kondisi – kondisi yang tersedia yang dapat diterjemahkan
menjadi sebuah tindakan :
a. Huruf “m” (mengaktifkan motor quadcopter)
Untuk mengaktifkan quadcopter pada Flight Control APM 2.6 adalah dengan
menahan keadaan throttle terendah dan rudder tertinggi selama +/- 5 detik.
Sehingga ketika microcontroller mendeteksi huruf “m” maka sinyal yang
dibangkitkan terjadi perubahan pada channel 3 dan 4 dengan nilai channel 3
terendah dan channel 4 tertinggi.
b. Huruf “b” (menonaktifkan motor quadcopter)
Untuk menonaktifkan quadopter pun hampir menyerupai dengan mengaktifkan,
hanya saja keadaannya sekarang berada pada channel 3 dan channel 4 berada
pada nilai terendah selama 5 detik.
c. Huruf “w” (meningkatkan throttle)
Huruf “w” digunakan untuk menaikan keadaan throttle, sehingga ketika
terdeteksi diterimanya huruf “w” maka nilai channel 3 ditingkatkan.
d. Huruf “s” (menurunkan throttle)
e. Huruf “s” digunakan untuk menurunkan keadaan throttle, sehingga ketika
terdeteksi diterimanya huruf “s” maka nilai channel 3 diturunkan.
f. Huruf “a” dan “d” (menurunkan dan meningkatkan rudder)
Huruf “a” dan “d” berpengaruh terhadap berubahnya nilai pada channel 4.
g. Huruf “p” dan simbol ; (meningkatkan dan menurunkan elevator)
Huruf “p” dan simbol ; berpengaruh terhadap berubahnya nilai pada channel 2.
h. Huruf “l” dan simbol „ (meningkatkan dan menurunkan aileron)
Huruf “l” dan simbol „ berpengaruh terhadap berubahnya nilai pada channel 1.
IV-10
i. Spacebar (mendaratkan quadcopter otomatis)
Spacebar adalah tombol yang digunakan untuk melakukan tindakan mendaratkan
quadcopter secara otomatis dengan cara menurunkan nilai throttle secara
bertahap hingga nilai terendah dan setelah throttle dalam kondisi nilai terendah
maka motor quadcopter langsung dinonaktifkan.
4.2.3 Perbandingan Kinerja Kendali Remote Control dengan Kendali PC
Pebandingan respon kinerja kendali menggunakan remote control dan dengan
menggunakan PC ada pada beberapa hal yaitu :
a. Respon perintah terhadap waktu
Pada sistem kendali yang menggunakan remote, perintah yang diberikan dapat
langsung diterima dengan baik sehingga dapat terlihat respon yang cepat dan
baik. Pada sistem kendali yang menggunakan PC, lama reaksi yang terjadi
dengan perintah yang dikirim adalah tergantung set up program yang
diberikan, ada beberapa perintah yang dapat langsung segera dilakukan
namun adapula yang membutuhkan jeda beberapa saat. Namun secara
keseluruhan, perbedaan respon waktu PC dapat hamper menyerupai respon
remote control walaupun tidak sesempurna dan secepat remote control.
b. Kapasitas Channel
Kapasitas channel pada sistem kendali menggunakan remote adalah
bergantung pada kemampuan spesifikasi remote tersebut yang bersifat
permanen. Sehingga pengguna harus dapat menentukan remote yang
dibutuhkan untuk sistem sebelum dapat digunakan. Pada sistem kendali yang
menggunakan PC, kapasitas channel bergantung pada microcontroller yang
digunakan dan rancangan rangkaian yang akan direalisasikan sehingga
pengguna dapat menentukan berapa channel yang diperlukan untuk kemudian
direalisasikan dalam bentuk rangkaian microcontroller.
c. Independensi Channel
Independensi channel adalah kemampuan setiap channel tidak saling
bergantung terhadap satu sama lain baik itu mengganggu ataupun tidak.
IV-11
Pada sistem kendali menggunakan remote, terjadi independensi yang sangat
baik dikarenakan itulah keunggulan sebuah remote control pabrikan. Namun
pada sistem kendali yang menggunakan PC, independensi sangat sulit dicapai.
Dalam tugas akhir ini masih terdapat dependensi antara channel, dapat
dirasakan terjadi perubahan lebar pulsa jika angka antara 2 atau lebih nilai
durasi sama. Yang dapat memberikan perubahan pada salah satu channel.
Begitu pun terjadi apabila ada komponen baru lain yang ditambahkan akan
merubah lebar pulsa, walaupun hanya perubahan lebar pulsa yang terjadi tidak
begitu lebar namun akan sangat berpengaruh pada keadaan yang berubah
ataupun terjadi. Sehingga manuver yang dapat dilakukan terbatas karena tidak
dapat terjadinya perubahan 2 atau lebih channel sekaligus. Keindependesian
ini dapat diserupai dengan program yang lebih kompleks sehingga sistem
kendali yang menggunakan PC ini akan dapat digunakan seakan – akan terjadi
independensi.
V-1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada realisasi quadcopter yang dikendalikan dari PC dengan komunikasi data
melalui frekuensi radio pada band frekuensi UHF memiliki kesimpulan sebagai
berikut
1. Realisasi quadcopter telah dapat direalisasikan, semua komponen quadcopter
dapat terintegrasi walaupun hasil dari fungsi kendali tidak sempurna.
2. Realisasi quadcopter yang dapat dikendalikan dengan PC telah dapat
direalisasikan. Quadcopter dapat menerima dan menerjemahkan perintah –
perintah yang diberikan oleh PC.
3. Quadcopter telah dapat disinkronisasikan sesuai dengan perintah – perintah yang
diberikan oleh PC.
4. Fitur timer pada pin timer Atmega328p yang tidak dapat membangkitkan sinyal
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh quadcopter. Namun dapat teratasi dengan
program pembangkit sinyal sederhana tanpa menggunakan fitur timer.
5. Respon quadcopter yang dikendalikan dengan PC tidak sebagus jika
dikendalikan dengan remote dikarenakan adanya proses eksekusi program yang
belum sempurna, sulitnya mencapai independensi channel.
6. Pengujian BER pada modul APC220 yang telah dilakukan didapatkan BER 0%.
Hal ini juga dapat dirasakan ketika selama pengerjaan dan pengujian tugas akhir
ini karena selama dalam penggunaan tidak pernah terjadi kesalahan pengiriman.
Data yang diterima selalu sesuai dengan yang dikirim. Dan dapat dinyatakan
pula bahwa kinerja modul APC220 handal.
5.2 Saran
1. Sistem quadcopter ini masih dapat diintegrasikan dengan sistem video streaming
jika di tambahkan dengan kamera. Sistem ini pun dapat diintegrasikan dengan
komponen – komponen lain seperti sensor kecepatan, sonar dan GPS. Sehingga
V-2
quadcopter ini dapat menjadi UAV multifungsi dan daapat digunakan untuk
banyak kepentingan.
2. Respon pergerakan quadcopter yang masih kurang responsif dapat
dikembangkan lagi pada sisi program agar dapat menjadi lebih responsif
terhadap keadaan dan perintah yang diberikan.
3. Selain kendali pada PC, jika dapat mengintegrasikan seluruh komponen pada
poin 1 dan memvisualisasikannya pada PC maka sistem ini akan menjadi sistem
kendali pada PC yang sempurna.
4. Program dapat disempurnakan dengan memperhatikan keindependensian channel
sehingga akan mendapatkan manuver yang dapat menyerupai sistem kendali
menggunakan remote.
DAFTAR PUSTAKA
[1] ___. Komponen Dan Prinsip Kerja Quadcopter [Online]. Tersedia :
http://zonaelektro.net/komponen-dan-prinsip-kerja-quadcopter/. 2014. [24 Juli 2015]
[2] ___. Prinsip Kerja Quadcopter [Online]. Tersedia :
http://zonaelektro.net/komponen-dan-prinsip-kerja-quadcopter/prinsip-kerja-quadcopter/. 2013. [24 Juli 2015]
[3] ___. Quadcopter [Online]. Tersedia : http://zonaelektro.net/quadcopter/. 2013 [14 Juli 2015]
[4] Hirawan, Regie Dwiputra. Realisasi Wahana Quadcopter dengan Fitur
Position Hold Menggunakan Modus GPS. Universitas Kristen Maranatha : Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan. 2014.
[5] Irawan, Ardithya Wiedha. 7 Komponen Merakit Drone Quadcopter
[Online]. Tersedia : http://gulangguling.com/2015/05/14/7-komponen-merakit-drone-quadcopter/. 2015. [24 Juli 2015]
[6] Priambodo, Ardy Seto. Perancangan & Implementasi Sistem Kendali PID
untuk Pengendalian Gerakan Hover pada UAV Quadcopter. ITS : Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan. 2012.
[7] Saputra, Arya Adi dan Andi Dharmawan. “Rancang Bangun Quadcopter
untuk Pemantauan Kadar Karbon Monoksida di Udara”. IJEIS. 3 (1). 11-22. 2013.
[8] Setiawan, Agi, et.all. PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENA
CLOVERLEAF DAN ANTENA HELIX SEBAGAI ANTENA FPV (FIRST
PERSON VIEW) PADA QUADCOPTER. Universitas Telkom : Tugas Akhir.
Tidak Diterbitkan.__
[9] Ulum, Abdul Baits Barul. Realisasi Pengiriman Gambar dari Kamera pada
Quadcopter ke Ground Station dan Pendeteksian Objek Bergerak. Politeknik Negeri Bandung : Tugas Akhir. Tidak Diterbitkan. 2012.
[10] Yaqinuddin, Danang. Quadcopter [Online]. Tersedia :
http://lagingerti.blogspot.com/2014/11/quadcopter.html.___ [14 Juli 2015]
LAMPIRAN