36

Click here to load reader

Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan mikrobiologi farmasi dan parasitologi

Citation preview

Page 1: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

1Uji Sensivitas Antibiotika

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil

dan hanya dapat dilihat dibawah mikroskop.Salah satu

jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri merupakan

organisme uniselular yang tumbuh dengan cara

pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara

simetris. Untuk mempermudah penghitungan koloni

diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri

tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan

digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut.

Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu

pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara

mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan.

Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena

kemampuan menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta

merusak bahan pangan. Antibakteri termasuk kedalam

antimikroba yang digunakan untuk menghambat

pertumbuhan bakteri.

Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu

mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 2: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

2Uji Sensivitas Antibiotika

dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik

dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh.

Namun dalam praktek sehari-hari AM (Anti Mikroba)

sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba

(misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering

digolongkan sebagai antibiotik.

B. Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui

hasil dari uji sensitivitas antimikroba terhadap kadar

hambat pada obat antibiotik yang memiliki potensi sebagai

antimikroba.

C. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui

uji sensitivitas antimikroba melalui uji kadar hambat

antimikroba.

D. Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah melakukan uji

sensitivitas dan uji kadar hambat terhadap bakteri dengan

menggunakan obat antibiotik yang berpotensi sebagai

antimikroba.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 3: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

3Uji Sensivitas Antibiotika

A. Teori Umum

Antibiotik merupakan golongan obat yang paling

banyak digunakan di dunia terkait dengan banyaknya

kejadian infeksi bakteri. Di negara berkembang 30-80%

penderita yang dirawat di rumah sakit mendapat antibiotik.

Dari persentase tersebut 20-65% penggunaannya

dianggap tidak tepat. Penggunaan antibiotik yang tidak

tepat dapat menimbulkan masalah resistensi dan efek obat

yang tidak dikehendaki (Wijawa dkk., 2013).

Secara garis besar antimikroba dibagi menjadi dua

jenis yaitu yang membunuh kuman (bakterisid) dan yang

hanya menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik).

Antibiotik yang termasuk golongan bakterisid antara lain

penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar),

kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan lain-lain.

Sedangkan antibiotik yang memiliki sifat bakteriostatik,

dimana penggunaanya tergantung status imunologi pasien,

antara lain sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol,

eritromisin, trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam

paraaminosalisilat, dan lain-lain (Rahayu, 2012).

Terjadinya resistensi kuman terhadap antibiotik,

karena kuman sering terpapar oleh antibiotik yang

nantinya akan menyebabkan kuman akan mempunyai

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 4: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

4Uji Sensivitas Antibiotika

kemampuan untuk mencegah pengaruh antibiotik dengan

jalan membentuk selaput sel yang dapat menghambat

masuknya antibiotik ke dalam sel kuman. Oleh karena itu

agar pengobatan dapat berhasil perlu dilakukan pemilihan

antibiotika yang tepat. Pemilihan antibiotika yang tepat

harus dilakukan pemeriksaan uji kepekaan kuman

terhadap antibiotik yang akan digunakan (Bagus dkk.,

2012).

Pemberian antibiotik yang tidak memenuhi dosis

regimen dapat meningkatkan resistensi antibiotik. Jika

resistensi antibiotik tidak terdeteksi dan tetap bersifat

patogen maka akan terjadi penyakit yang merupakan

ulangan dan menjadi sulit disembuhkan (Nugroho dkk.,

2011).

Pemberian antibiotik yang berlebihan merupakan

faktor resiko yang akan membuat bakteri mengalami

mutasi dan menjadi resisten (Methicillin Resistant

Staphylococcus Aureus). Menurut Peleg dan Hooper (2010)

terdapat beberapa mekanisme resistensi antibiotika dari

bakteri Gram negatif yang digunakan sebagai perlawanan

terhadap antibiotik. Mekanisme tersebut adalah resistensi

melalui penutupan celah atau pori (loss of porins) pada

dinding sel bakteri sehingga menunjukkan jumlah obat

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 5: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

5Uji Sensivitas Antibiotika

yang melintasi membaran sel, peningkatan produksi

betalaktamase dalam periplasmik sehingga merusak

struktur betalaktam, peningkatan aktivasi pompa keluaran

(efflus pump) dalam trans membrane, sehingga bakteri

akan membawa obat keluar sebelum memberikan efek,

modifikasi enzim-enzim, sehingga antibiotika tidak dapat

berinteraksi dengan tempat target, mutasi tempat target

sehingga menghambat bergabungnya antibiotik dengan

tempat aksi, modifikasi atau mutasi ribosomal sehingga

mencegah bergabungnya antibiotik yang menghambat

sintesis protein bakteri, mekanisme langsung terhadap

metabolik (metabolic bypass mechanism), yang

merupakan enzim alternative untuk melintasi efek

penghambatan antibiotik (Fauziah, 2012).

Dimana penggunaan antibiotik yang berlebih atau

tidak terkendali menyebabkan efek samping yang

berbahaya bagi manusia itu sendiri, yang menyebabkan

bakteri-bakteri tertentu resisten terhadap antibiotik

(Anggraini dkk., 2013).

Staphylococcus aureus ditemukan paling banyak

resisten terhadap ampicillin (24,5%) clan cefotaxime

(25,5%). Hal ini disebabkan oleh kemampuan

Staphylococcus aureus untuk membentuk enzim

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 6: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

6Uji Sensivitas Antibiotika

penisilinase yang resisten terhadap ampicillin clan

cefotaxime. Ampicillin merupakan golongan penisilin yang

cenderung resisten terhadap kuman Staphylococcus

aurous (Kahuripan dkk., 2009).

B. Uraian Bahan

1. Agar (Ditjen POM, 1995 : Hal. 69)

Nama resmi : Agar

Nama lain : Agar-agar

Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa

musilago pada lidah.

Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut

dalam air mendidih.

Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Alkohol (Ditjen POM, 1979 : Hal. 65)

Nama resmi : Aethanolum

Nama lain : Etanol, Alkohol

RM : C2H6O

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah

menguap dan mudah bergerak; bau khas;

rasa panas. Mudah terbakar dengan

memberikan nyala biru yang tidak

berasap.

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 7: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

7Uji Sensivitas Antibiotika

Kelarutan : sangat mudag larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P.

Kegunaan : Antiseptikum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung

dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari

nyala api.

3. Beef Extract (Ditjen POM Edisi IV,1995: Hal 1152).

Nama resmi : beef extract

Nama lain : kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak daging

Pemerian : berbau dan berasa pada lidah. Kaldu

daging sapi konsentrat diperoleh dengan

mengekstraksi daging sapi segar tanpa

lemak, dengn cara merebus dalam air dan

menguapkan kaldu pada suhu rendah

dalam hampa udara sampai terbentuk

residu kental berbentuk pasta. Massa

berbentuk pasta, berwarna coklat

kekuningan sampai coklat tua, bau dan

rasa seperti daging, sedikit asam.

Kelarutan : larut dalam air dingin

Kegunaan : sumber protein untuk pertumbuhan

mikroorganisme

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 8: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

8Uji Sensivitas Antibiotika

Penyimpanan : simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak

tembus cahaya.

4. Natrium klorida(Ditjen POM Edisi IV,1995:Hal 584).

Nama Resmi : natrii chloridum

Nama Lain : natrium klorida

RM/BM : NaCl/58,44

Pemerian : hablur putih, berbentuk kubus atau

berbentuk prisma, tidak berbau, rasa asin,

mantap diudara

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : sebagai sampel

5. Yeast Extract(Ditjen POM Edisi III,1995:Hal 1153).

Nama resmi : yeast extract

Sinonim : sari ragi, ekstrak ragi

Pemerian : serbuk; kuning kemerahan sampai coklat,

bau khas tidak busuk

Kelarutan : larut dalam air, membentuk larutan kuning

sampai coklat, bereaksi asam lemah.

Penyimpanan : Dalam wadah tertrutup baik

6. Aquadest (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 1125).

Nama resmi : aqua destillata

Nama lain : air suling

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 9: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

9Uji Sensivitas Antibiotika

RM / BM : H2O / 18,02

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak berasa

Kegunaan : sebagai sumber nutrien mikroba dan

pelarut medium

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

7. Pepton (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal 1191).

Nama resmi : pepton

Nama lain : pepton

Pemerian : serbuk, kuning kemerahan sampai coklat,

bau kha tidak busuk.

Kelarutan : larut dalam air, memberikan larutan

berwarna coklat kekuningan yang bereaksi

asam

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sebagai komponen pembuat medium PDA

C. Uraian Mikroba

1. Pseudomonas aeruginosa

a. Klasifikasi

Kingdom :  Bacteria

Filum :  Proteobacteria

Kelas :  Gamma Proteobacteria

Ordo :  Pseudomonadales

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 10: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

10Uji Sensivitas Antibiotika

Famili:  Pseudomonadaceae

Genus :  Pseudomonas

Spesie :  Pseudomonas aeruginosa

b. Morfologi

Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri

gram negatif aerob obligat, berkapsul, mempunyai

flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil,

berukuran sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri aerob ini

mensekresikan beberapa jenis pigmen, di antaranya

pyocyanin (hijau-biru), fluorescein (kuning-hijau) dan

pyorubin (merah-cokelat). Bakteri ini dapat tumbuh

tanpa oksigen jika tersedia NO3 sebagai akseptor

elektron. Pseudomonas aeruginosa mampu tumbuh

di lingkungan yang mengandung oli dan bahan bakar

minyak lainnya. Suhu optimum untuk pertumbuhan

Pseudomonas aeruginosa adalah 42oC. Pseudomonas

aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media

pembiakan karena kebutuhan nutrisinya sangat

sederhana

2. Staphylococcus aureus

a. Klasifikasi

Kingdom : Monera

Divisio : Firmicutes

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 11: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

11Uji Sensivitas Antibiotika

Class : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Staphylococcaceae

Genus : Staphilococcus

Species : Staphilococcus aureus

b. Morfologi

Staphylococcus aureus merupakan bakteri

Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan

mampu membentuk kapsul. Berbentuk kokus dan

tersusun seperti buah anggur . Ukuran

Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada

media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada

media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-

1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding

selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40%

dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah

beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus.

Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-

asetilglukosamin.

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 12: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

12Uji Sensivitas Antibiotika

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum

Perhitungan Kuantitas Mikroorganisme ini adalah :

a. Bunsen

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 13: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

13Uji Sensivitas Antibiotika

b. Cawan petri

c. Inkubator

d. Mikro pipet

e. Pinset

f. Pipet tetes

g. Timbangan analitik

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum

Perhitungan Kuantitas Mikrooganisme ini adalah :

a. Ampisilin

b. Cefadroxil

c. Ciprofloxacin

d. Eritromicyn

e. Kloramfenikol

f. Medium NA

g. Medium NB

h. Ofloxacin

B. Cara Kerja

1. Suspensi Bakteri S. Aureus

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dinyalakan lampu spiritus

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 14: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

14Uji Sensivitas Antibiotika

c. Diambil 1-2 ose bakteri S. Aureus dalam tabung

reaksi

d. Dihomogenkan dengan Vorteks

e. Ditaruh didalam kuvet

f. Diulangi langkah diatas pada bakteri P. A

2. NaCl Fisiologi

a. Diambil secukupnya

b. Dimasukkan kultur bakteri SA kedalam tabung

reaksi

c. Dihomogenkan dengan vortels

d. Dimasukkan kedalam kuvet suspensi bakteri

secukupnya

e. Diukur tingkat kekeruhan SA dengan

menggunakan spektro-nik 20G

f. Diulangi langkah diatas menggunakan kultur

bakteri PA

3. Pengujian Sensivitas Antibiotika

a. Diambil 2 cawan petri steril

b. Dibagi menjadi 6 bagian untuk cawan petri

c. Diberi keterangan pada tutup cawan petri untuk

setiap jenis antibiotik

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 15: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

15Uji Sensivitas Antibiotika

d. Dimasukkan medium NA sebanyak 10 mL dan

suspensi bakteri sebanyak 20 µL

e. Dihomogenkan

f. Didiamkan sampai memadat

g. Dimasukkan kertas saring yang telah direndam

dalam larutan antibiotik

h. Diinkubasi pada inkubator selama 1 x 24 jam pada

suhu 370C

i. Diamati

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 16: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

16Uji Sensivitas Antibiotika

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Gambar pengamatan

Kelompok 1

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

MEDIUM : Nutrient Agar

BAKTERI : Pseudomonas aereginosa

ANTIBIOTIK : Amoxcilin, Cefadroxil, Eritromicin,

Ciprofloxacin, Chloramphenicol,

Ofloxacin

Nutrient Agar

Paper disc

Zona Hambat

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

MEDIUM : Nutrient Agar

BAKTERI : Staphilococcus aureus

ANTIBIOTIK : Amoxcilin, Cefadroxil,

Eritromicin, Ciprofloxacin,

Chloramphenicol, Ofloxacin

Nutrient Agar

Zona Hambat

Paper disc

Page 17: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

17Uji Sensivitas Antibiotika

Kelompok 2

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

MEDIUM : Nutrient Agar

BAKTERI : Pseduomonas aeruginosa

ANTIBIOTIK : Amoxcilin, Cefadroxil, Eritromicin,

Ciprofloxaein, Chloramphenicol,

Ofloxacin

Nutrient Agar

Zona Hambat

Paper disc.

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

MEDIUM : Nutrient Agar

BAKTERI : Staphilococcus aureus

ANTIBIOTIK : Amoxcilin, Cefadroxil,

Eritromicin, Ciprofloxaein,

Chloramphenicol

Nutrient Agar

Paper disc.

Zona Hambat

Page 18: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

18Uji Sensivitas Antibiotika

Kelompok 3

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 19: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

19Uji Sensivitas Antibiotika

B. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang

pengujian antibiotik, maka dapat diketahui bahwa

antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

MEDIUM : Nutrient Agar

BAKTERI : Pseduomonas aeruginosa

ANTIBIOTIK : Amoxcilin, Cefadroxil, Eritromicin,

Ciprofloxaein, Chloramphenicol,

Ofloxacin

Paper disc.

Zona Hambat

Nutrient Agar

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

MEDIUM : Nutrient Agar

BAKTERI : Staphilococcus aureus

ANTIBIOTIK : Amoxcilin, Cefadroxil,

Eritromicin, Ciprofloxaein,

Chloramphenicol, Ofloxacin

Nutrient Agar

Paper disc.

Zona Hambat

Page 20: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

20Uji Sensivitas Antibiotika

mikroorganisme atau sintetis yang dalam jumlah kecil

mampu menekan menghambat atau membunuh

mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum

aktivitas antibiosis yang beragam.

Prosedur difusi-kertas cakram-agar yang

distandardisasikan (metode Kirby-Bauer) merupakan cara

untuk menentukan sensitivitas antibiotik untuk bakteri.

Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan

oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar

diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya,

sehingga diperlukan standar acuan untuk menentukan

apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu

antibiotik.

Pada pengujian yang telah dilakukan, terbentuk zona

bening disekitar piper disk. Ini menunjukan bahwa

antibiotik yang digunakan berpotensi menghambat

pertumbuhan Streptococus Aureus.

Bakteri Gram positif meliputi bakteri koken

(streptokokus, stafilokokus), basilus (saprofit), spiral

(treponema dan leptospira), batang (korinebakteria) dan

lain-lain. Untuk bakteri Gram positif ini, antibiotika pilihan

utama adalah penisilin spektrum sempit (asalkan tidak ada

resistensi karena produksi enzim penilisinase). Penisilin

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 21: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

21Uji Sensivitas Antibiotika

spektrum luas, eritromisin, sefalosporin, mempunyai

aktifitas anti bakteri  terhadap golongan Gram positif ,

tetapi tidak sekuat penisilin spektrum sempit di atas.

Bakteri gram negatif  termasuk koken (N.

gonorrhoeae, N. meningitidis atau pnemokokus), kuman-

kuman enterik (E.coli, klebsiela dan enterobakter),

salmonela, sigela, vibrio, pseudomonas, hemofilus dan lain-

lain. Untuk bakteri-bakteri kelompok ini, pilihan antibiotik

dapat berupa penisilin spektrum luas, tetrasiklin,

kloramfenikol, sefalosporin dan lain-lain. Sebagai contoh,

antibiotik pilihan untuk kuman vibrio adalah tetrasiklin,

untuk salmonela adalah kloramfenikol, untuk hemofilus

adalah kloramfenikol.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa:

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 22: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

22Uji Sensivitas Antibiotika

1. Uji sensitivitas antibiotik dapat dilakukan menggunakan

metode difusi agar dengan menggunakan media kertas

cakram (paper disc).

B. Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu agar praktikan

lebih berhati-hati dalam penggunaan alat dan bahan

selama praktikum untuk meminimalisir kesalahan serta

lebih serius dalam pengerjaan agar memperoleh hasil yang

lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini R., Marniati Salim, dan Elida Mardiah. 2013. Uji bakteri Escherichia coli yang resistan Terhadap antibiotik pada

ikan kapas-kapas di Sungai Batang Arau Padang. Jurnal Kimia Unand Vol. 2, No. 2.

Bagus Made Bhaskara I., Ketut Budiasa dan Ketut Tono Pg. 2012. Uji Kepekaan Escherichia coli sebagai Penyebab Kolibasilosis pada Babi Muda terhadap Antibiotika Oksitetrasiklin, Streptomisin, Kanamisin dan Gentamisin. Indonesia Medicus Veterinus Vol. 1, No. 2

Fauziah Noer S. 2012. Pola bakteri dan resistensinya terhadap Antibiotik yang ditemukan pada air dan udara ruang

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 23: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

23Uji Sensivitas Antibiotika

Instalasi rawat khusus RSUP dr. Wahidin sudirohusodo Makassar. Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No.2.

Kahuripan A., Retnosari Andrajati dan Tetty Syafridani. 2009. Analisis pemberian antibiotik Berdasarkan hasil uji sensitivitas Terhadap pencapaian Clinical outcome pasien Infeksi ulkus diabetik di rsud Dr. H. Abdul moeloek lampung. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VI, No. 2.

Nugroho F., Pri Iswati Utami dan Ika Yuniastuti. 2011. Evaluasi penggunaan Antibiotik pada penyakit Pneumonia di Rumah

SakitUmum daerah Purbalingga. Pharmacy, Vol.08 No. 01

Rahayu U. E. 2012. Antibiotika, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi. Sainstis. Vol. 1, No. 1.

Wijaya Febrianto A., Alwiyah Mukaddas dan Inggrid Faustine. 2013.

Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata Palu Tahun 2012. Online Jurnal of Natural Science Vo.2(3)

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 24: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

24Uji Sensivitas Antibiotika

LAMPIRAN

I. Skema Kerja

a. Uji Sensitivitas Antibiotik

1. Pembuatan Suspensi Bakteri (Staphylococcus aureus

dan Pseudomonas aureginosa)

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Secukupnya 1 Ose

Larutan NaCl Biakan Mikroba

Dihomogenkan

Diinkubasikan pada Suhu 37 OCSelama 1x24 jam

Page 25: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

Bakteri+ NA

25Uji Sensivitas Antibiotika

2. Antibiotik Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa

Suspensi biakan bakteri Medium NA

Dipadatkan

Cawan Petri Steril

Ciprofloxacin

Ofloxacin Kloramfenikol

Diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 1 x 24 jam

Di amati

Diukur zona hambatannya

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 26: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

Sampel+ NASampel+ NA

26Uji Sensivitas Antibiotika

3. Antibiotik Terhadap Sampel Staphylococcus aureus

Suspensi Sampel nanah Medium NA

Dipadatkan

Cawan Petri Steril

Ciprofloxacin

Ofloxacin Kloramfenikol

Diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 1 x 24 jam

Di amati

Diukur zona hambatannya

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017

Page 27: Laporan Uji Sensivitar Mikroorganisme Terhadap Antibiotika

27Uji Sensivitas Antibiotika

II. Komposisi Medium

1. Medium NA (Nutrient Agar), yaitu:

Peptic digest of animal tissue 5,00 gr

Sodium chloride 5,00 gr

Beef extract 1,500 gr

Yeast extract 1,500 gr

Agar 15,00 gr

Aquades 1000 ml

Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017