1Uji Sensivitas Antibiotika
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil
dan hanya dapat dilihat dibawah mikroskop.Salah satu
jenis mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri merupakan
organisme uniselular yang tumbuh dengan cara
pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara
simetris. Untuk mempermudah penghitungan koloni
diperlukan pengetahuan mengenai morfologi bakteri
tersebut sehingga media pertumbuhan yang akan
digunakan sesuai dengan sifat bakteri tersebut.
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu
pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara
mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan.
Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena
kemampuan menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta
merusak bahan pangan. Antibakteri termasuk kedalam
antimikroba yang digunakan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri.
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu
mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
2Uji Sensivitas Antibiotika
dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik
dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh.
Namun dalam praktek sehari-hari AM (Anti Mikroba)
sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba
(misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga sering
digolongkan sebagai antibiotik.
B. Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
hasil dari uji sensitivitas antimikroba terhadap kadar
hambat pada obat antibiotik yang memiliki potensi sebagai
antimikroba.
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui
uji sensitivitas antimikroba melalui uji kadar hambat
antimikroba.
D. Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah melakukan uji
sensitivitas dan uji kadar hambat terhadap bakteri dengan
menggunakan obat antibiotik yang berpotensi sebagai
antimikroba.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
3Uji Sensivitas Antibiotika
A. Teori Umum
Antibiotik merupakan golongan obat yang paling
banyak digunakan di dunia terkait dengan banyaknya
kejadian infeksi bakteri. Di negara berkembang 30-80%
penderita yang dirawat di rumah sakit mendapat antibiotik.
Dari persentase tersebut 20-65% penggunaannya
dianggap tidak tepat. Penggunaan antibiotik yang tidak
tepat dapat menimbulkan masalah resistensi dan efek obat
yang tidak dikehendaki (Wijawa dkk., 2013).
Secara garis besar antimikroba dibagi menjadi dua
jenis yaitu yang membunuh kuman (bakterisid) dan yang
hanya menghambat pertumbuhan kuman (bakteriostatik).
Antibiotik yang termasuk golongan bakterisid antara lain
penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar),
kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dan lain-lain.
Sedangkan antibiotik yang memiliki sifat bakteriostatik,
dimana penggunaanya tergantung status imunologi pasien,
antara lain sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol,
eritromisin, trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam
paraaminosalisilat, dan lain-lain (Rahayu, 2012).
Terjadinya resistensi kuman terhadap antibiotik,
karena kuman sering terpapar oleh antibiotik yang
nantinya akan menyebabkan kuman akan mempunyai
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
4Uji Sensivitas Antibiotika
kemampuan untuk mencegah pengaruh antibiotik dengan
jalan membentuk selaput sel yang dapat menghambat
masuknya antibiotik ke dalam sel kuman. Oleh karena itu
agar pengobatan dapat berhasil perlu dilakukan pemilihan
antibiotika yang tepat. Pemilihan antibiotika yang tepat
harus dilakukan pemeriksaan uji kepekaan kuman
terhadap antibiotik yang akan digunakan (Bagus dkk.,
2012).
Pemberian antibiotik yang tidak memenuhi dosis
regimen dapat meningkatkan resistensi antibiotik. Jika
resistensi antibiotik tidak terdeteksi dan tetap bersifat
patogen maka akan terjadi penyakit yang merupakan
ulangan dan menjadi sulit disembuhkan (Nugroho dkk.,
2011).
Pemberian antibiotik yang berlebihan merupakan
faktor resiko yang akan membuat bakteri mengalami
mutasi dan menjadi resisten (Methicillin Resistant
Staphylococcus Aureus). Menurut Peleg dan Hooper (2010)
terdapat beberapa mekanisme resistensi antibiotika dari
bakteri Gram negatif yang digunakan sebagai perlawanan
terhadap antibiotik. Mekanisme tersebut adalah resistensi
melalui penutupan celah atau pori (loss of porins) pada
dinding sel bakteri sehingga menunjukkan jumlah obat
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
5Uji Sensivitas Antibiotika
yang melintasi membaran sel, peningkatan produksi
betalaktamase dalam periplasmik sehingga merusak
struktur betalaktam, peningkatan aktivasi pompa keluaran
(efflus pump) dalam trans membrane, sehingga bakteri
akan membawa obat keluar sebelum memberikan efek,
modifikasi enzim-enzim, sehingga antibiotika tidak dapat
berinteraksi dengan tempat target, mutasi tempat target
sehingga menghambat bergabungnya antibiotik dengan
tempat aksi, modifikasi atau mutasi ribosomal sehingga
mencegah bergabungnya antibiotik yang menghambat
sintesis protein bakteri, mekanisme langsung terhadap
metabolik (metabolic bypass mechanism), yang
merupakan enzim alternative untuk melintasi efek
penghambatan antibiotik (Fauziah, 2012).
Dimana penggunaan antibiotik yang berlebih atau
tidak terkendali menyebabkan efek samping yang
berbahaya bagi manusia itu sendiri, yang menyebabkan
bakteri-bakteri tertentu resisten terhadap antibiotik
(Anggraini dkk., 2013).
Staphylococcus aureus ditemukan paling banyak
resisten terhadap ampicillin (24,5%) clan cefotaxime
(25,5%). Hal ini disebabkan oleh kemampuan
Staphylococcus aureus untuk membentuk enzim
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
6Uji Sensivitas Antibiotika
penisilinase yang resisten terhadap ampicillin clan
cefotaxime. Ampicillin merupakan golongan penisilin yang
cenderung resisten terhadap kuman Staphylococcus
aurous (Kahuripan dkk., 2009).
B. Uraian Bahan
1. Agar (Ditjen POM, 1995 : Hal. 69)
Nama resmi : Agar
Nama lain : Agar-agar
Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa
musilago pada lidah.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut
dalam air mendidih.
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. Alkohol (Ditjen POM, 1979 : Hal. 65)
Nama resmi : Aethanolum
Nama lain : Etanol, Alkohol
RM : C2H6O
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah bergerak; bau khas;
rasa panas. Mudah terbakar dengan
memberikan nyala biru yang tidak
berasap.
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
7Uji Sensivitas Antibiotika
Kelarutan : sangat mudag larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Kegunaan : Antiseptikum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari
nyala api.
3. Beef Extract (Ditjen POM Edisi IV,1995: Hal 1152).
Nama resmi : beef extract
Nama lain : kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak daging
Pemerian : berbau dan berasa pada lidah. Kaldu
daging sapi konsentrat diperoleh dengan
mengekstraksi daging sapi segar tanpa
lemak, dengn cara merebus dalam air dan
menguapkan kaldu pada suhu rendah
dalam hampa udara sampai terbentuk
residu kental berbentuk pasta. Massa
berbentuk pasta, berwarna coklat
kekuningan sampai coklat tua, bau dan
rasa seperti daging, sedikit asam.
Kelarutan : larut dalam air dingin
Kegunaan : sumber protein untuk pertumbuhan
mikroorganisme
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
8Uji Sensivitas Antibiotika
Penyimpanan : simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak
tembus cahaya.
4. Natrium klorida(Ditjen POM Edisi IV,1995:Hal 584).
Nama Resmi : natrii chloridum
Nama Lain : natrium klorida
RM/BM : NaCl/58,44
Pemerian : hablur putih, berbentuk kubus atau
berbentuk prisma, tidak berbau, rasa asin,
mantap diudara
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai sampel
5. Yeast Extract(Ditjen POM Edisi III,1995:Hal 1153).
Nama resmi : yeast extract
Sinonim : sari ragi, ekstrak ragi
Pemerian : serbuk; kuning kemerahan sampai coklat,
bau khas tidak busuk
Kelarutan : larut dalam air, membentuk larutan kuning
sampai coklat, bereaksi asam lemah.
Penyimpanan : Dalam wadah tertrutup baik
6. Aquadest (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal. 1125).
Nama resmi : aqua destillata
Nama lain : air suling
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
9Uji Sensivitas Antibiotika
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa
Kegunaan : sebagai sumber nutrien mikroba dan
pelarut medium
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
7. Pepton (Ditjen POM Edisi IV, 1995 : Hal 1191).
Nama resmi : pepton
Nama lain : pepton
Pemerian : serbuk, kuning kemerahan sampai coklat,
bau kha tidak busuk.
Kelarutan : larut dalam air, memberikan larutan
berwarna coklat kekuningan yang bereaksi
asam
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai komponen pembuat medium PDA
C. Uraian Mikroba
1. Pseudomonas aeruginosa
a. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
10Uji Sensivitas Antibiotika
Famili: Pseudomonadaceae
Genus : Pseudomonas
Spesie : Pseudomonas aeruginosa
b. Morfologi
Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri
gram negatif aerob obligat, berkapsul, mempunyai
flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil,
berukuran sekitar 0,5-1,0 µm. Bakteri aerob ini
mensekresikan beberapa jenis pigmen, di antaranya
pyocyanin (hijau-biru), fluorescein (kuning-hijau) dan
pyorubin (merah-cokelat). Bakteri ini dapat tumbuh
tanpa oksigen jika tersedia NO3 sebagai akseptor
elektron. Pseudomonas aeruginosa mampu tumbuh
di lingkungan yang mengandung oli dan bahan bakar
minyak lainnya. Suhu optimum untuk pertumbuhan
Pseudomonas aeruginosa adalah 42oC. Pseudomonas
aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media
pembiakan karena kebutuhan nutrisinya sangat
sederhana
2. Staphylococcus aureus
a. Klasifikasi
Kingdom : Monera
Divisio : Firmicutes
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
11Uji Sensivitas Antibiotika
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphilococcus
Species : Staphilococcus aureus
b. Morfologi
Staphylococcus aureus merupakan bakteri
Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan
mampu membentuk kapsul. Berbentuk kokus dan
tersusun seperti buah anggur . Ukuran
Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada
media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada
media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-
1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding
selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40%
dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah
beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus.
Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-
asetilglukosamin.
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
12Uji Sensivitas Antibiotika
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum
Perhitungan Kuantitas Mikroorganisme ini adalah :
a. Bunsen
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
13Uji Sensivitas Antibiotika
b. Cawan petri
c. Inkubator
d. Mikro pipet
e. Pinset
f. Pipet tetes
g. Timbangan analitik
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum
Perhitungan Kuantitas Mikrooganisme ini adalah :
a. Ampisilin
b. Cefadroxil
c. Ciprofloxacin
d. Eritromicyn
e. Kloramfenikol
f. Medium NA
g. Medium NB
h. Ofloxacin
B. Cara Kerja
1. Suspensi Bakteri S. Aureus
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Dinyalakan lampu spiritus
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
14Uji Sensivitas Antibiotika
c. Diambil 1-2 ose bakteri S. Aureus dalam tabung
reaksi
d. Dihomogenkan dengan Vorteks
e. Ditaruh didalam kuvet
f. Diulangi langkah diatas pada bakteri P. A
2. NaCl Fisiologi
a. Diambil secukupnya
b. Dimasukkan kultur bakteri SA kedalam tabung
reaksi
c. Dihomogenkan dengan vortels
d. Dimasukkan kedalam kuvet suspensi bakteri
secukupnya
e. Diukur tingkat kekeruhan SA dengan
menggunakan spektro-nik 20G
f. Diulangi langkah diatas menggunakan kultur
bakteri PA
3. Pengujian Sensivitas Antibiotika
a. Diambil 2 cawan petri steril
b. Dibagi menjadi 6 bagian untuk cawan petri
c. Diberi keterangan pada tutup cawan petri untuk
setiap jenis antibiotik
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
15Uji Sensivitas Antibiotika
d. Dimasukkan medium NA sebanyak 10 mL dan
suspensi bakteri sebanyak 20 µL
e. Dihomogenkan
f. Didiamkan sampai memadat
g. Dimasukkan kertas saring yang telah direndam
dalam larutan antibiotik
h. Diinkubasi pada inkubator selama 1 x 24 jam pada
suhu 370C
i. Diamati
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
16Uji Sensivitas Antibiotika
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar pengamatan
Kelompok 1
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Pseudomonas aereginosa
ANTIBIOTIK : Amoxcilin, Cefadroxil, Eritromicin,
Ciprofloxacin, Chloramphenicol,
Ofloxacin
Nutrient Agar
Paper disc
Zona Hambat
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Staphilococcus aureus
ANTIBIOTIK : Amoxcilin, Cefadroxil,
Eritromicin, Ciprofloxacin,
Chloramphenicol, Ofloxacin
Nutrient Agar
Zona Hambat
Paper disc
17Uji Sensivitas Antibiotika
Kelompok 2
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Pseduomonas aeruginosa
ANTIBIOTIK : Amoxcilin, Cefadroxil, Eritromicin,
Ciprofloxaein, Chloramphenicol,
Ofloxacin
Nutrient Agar
Zona Hambat
Paper disc.
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Staphilococcus aureus
ANTIBIOTIK : Amoxcilin, Cefadroxil,
Eritromicin, Ciprofloxaein,
Chloramphenicol
Nutrient Agar
Paper disc.
Zona Hambat
18Uji Sensivitas Antibiotika
Kelompok 3
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
19Uji Sensivitas Antibiotika
B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan tentang
pengujian antibiotik, maka dapat diketahui bahwa
antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Pseduomonas aeruginosa
ANTIBIOTIK : Amoxcilin, Cefadroxil, Eritromicin,
Ciprofloxaein, Chloramphenicol,
Ofloxacin
Paper disc.
Zona Hambat
Nutrient Agar
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASIFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
MEDIUM : Nutrient Agar
BAKTERI : Staphilococcus aureus
ANTIBIOTIK : Amoxcilin, Cefadroxil,
Eritromicin, Ciprofloxaein,
Chloramphenicol, Ofloxacin
Nutrient Agar
Paper disc.
Zona Hambat
20Uji Sensivitas Antibiotika
mikroorganisme atau sintetis yang dalam jumlah kecil
mampu menekan menghambat atau membunuh
mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum
aktivitas antibiosis yang beragam.
Prosedur difusi-kertas cakram-agar yang
distandardisasikan (metode Kirby-Bauer) merupakan cara
untuk menentukan sensitivitas antibiotik untuk bakteri.
Sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan
oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin besar
diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya,
sehingga diperlukan standar acuan untuk menentukan
apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu
antibiotik.
Pada pengujian yang telah dilakukan, terbentuk zona
bening disekitar piper disk. Ini menunjukan bahwa
antibiotik yang digunakan berpotensi menghambat
pertumbuhan Streptococus Aureus.
Bakteri Gram positif meliputi bakteri koken
(streptokokus, stafilokokus), basilus (saprofit), spiral
(treponema dan leptospira), batang (korinebakteria) dan
lain-lain. Untuk bakteri Gram positif ini, antibiotika pilihan
utama adalah penisilin spektrum sempit (asalkan tidak ada
resistensi karena produksi enzim penilisinase). Penisilin
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
21Uji Sensivitas Antibiotika
spektrum luas, eritromisin, sefalosporin, mempunyai
aktifitas anti bakteri terhadap golongan Gram positif ,
tetapi tidak sekuat penisilin spektrum sempit di atas.
Bakteri gram negatif termasuk koken (N.
gonorrhoeae, N. meningitidis atau pnemokokus), kuman-
kuman enterik (E.coli, klebsiela dan enterobakter),
salmonela, sigela, vibrio, pseudomonas, hemofilus dan lain-
lain. Untuk bakteri-bakteri kelompok ini, pilihan antibiotik
dapat berupa penisilin spektrum luas, tetrasiklin,
kloramfenikol, sefalosporin dan lain-lain. Sebagai contoh,
antibiotik pilihan untuk kuman vibrio adalah tetrasiklin,
untuk salmonela adalah kloramfenikol, untuk hemofilus
adalah kloramfenikol.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa:
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
22Uji Sensivitas Antibiotika
1. Uji sensitivitas antibiotik dapat dilakukan menggunakan
metode difusi agar dengan menggunakan media kertas
cakram (paper disc).
B. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu agar praktikan
lebih berhati-hati dalam penggunaan alat dan bahan
selama praktikum untuk meminimalisir kesalahan serta
lebih serius dalam pengerjaan agar memperoleh hasil yang
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini R., Marniati Salim, dan Elida Mardiah. 2013. Uji bakteri Escherichia coli yang resistan Terhadap antibiotik pada
ikan kapas-kapas di Sungai Batang Arau Padang. Jurnal Kimia Unand Vol. 2, No. 2.
Bagus Made Bhaskara I., Ketut Budiasa dan Ketut Tono Pg. 2012. Uji Kepekaan Escherichia coli sebagai Penyebab Kolibasilosis pada Babi Muda terhadap Antibiotika Oksitetrasiklin, Streptomisin, Kanamisin dan Gentamisin. Indonesia Medicus Veterinus Vol. 1, No. 2
Fauziah Noer S. 2012. Pola bakteri dan resistensinya terhadap Antibiotik yang ditemukan pada air dan udara ruang
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
23Uji Sensivitas Antibiotika
Instalasi rawat khusus RSUP dr. Wahidin sudirohusodo Makassar. Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 16, No.2.
Kahuripan A., Retnosari Andrajati dan Tetty Syafridani. 2009. Analisis pemberian antibiotik Berdasarkan hasil uji sensitivitas Terhadap pencapaian Clinical outcome pasien Infeksi ulkus diabetik di rsud Dr. H. Abdul moeloek lampung. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VI, No. 2.
Nugroho F., Pri Iswati Utami dan Ika Yuniastuti. 2011. Evaluasi penggunaan Antibiotik pada penyakit Pneumonia di Rumah
SakitUmum daerah Purbalingga. Pharmacy, Vol.08 No. 01
Rahayu U. E. 2012. Antibiotika, Resistensi, dan Rasionalitas Terapi. Sainstis. Vol. 1, No. 1.
Wijaya Febrianto A., Alwiyah Mukaddas dan Inggrid Faustine. 2013.
Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata Palu Tahun 2012. Online Jurnal of Natural Science Vo.2(3)
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
24Uji Sensivitas Antibiotika
LAMPIRAN
I. Skema Kerja
a. Uji Sensitivitas Antibiotik
1. Pembuatan Suspensi Bakteri (Staphylococcus aureus
dan Pseudomonas aureginosa)
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
Secukupnya 1 Ose
Larutan NaCl Biakan Mikroba
Dihomogenkan
Diinkubasikan pada Suhu 37 OCSelama 1x24 jam
Bakteri+ NA
25Uji Sensivitas Antibiotika
2. Antibiotik Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Suspensi biakan bakteri Medium NA
Dipadatkan
Cawan Petri Steril
Ciprofloxacin
Ofloxacin Kloramfenikol
Diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 1 x 24 jam
Di amati
Diukur zona hambatannya
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
Sampel+ NASampel+ NA
26Uji Sensivitas Antibiotika
3. Antibiotik Terhadap Sampel Staphylococcus aureus
Suspensi Sampel nanah Medium NA
Dipadatkan
Cawan Petri Steril
Ciprofloxacin
Ofloxacin Kloramfenikol
Diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 1 x 24 jam
Di amati
Diukur zona hambatannya
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017
27Uji Sensivitas Antibiotika
II. Komposisi Medium
1. Medium NA (Nutrient Agar), yaitu:
Peptic digest of animal tissue 5,00 gr
Sodium chloride 5,00 gr
Beef extract 1,500 gr
Yeast extract 1,500 gr
Agar 15,00 gr
Aquades 1000 ml
Ismar Wulan Nur Af’idah Anas O1A1 14 017