Laporan Week 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan week 4 PBL

Citation preview

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL

1

DAFTAR ISI

2

ISI

3

A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

3B. SKENARIO

3

C. DAFTAR UNCLEAR TERM

3D. DAFTAR CUES

4E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE

4F. HASIL BRAINSTORMING

5

G. HIPOTESIS DK-1

6

H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE

7

I. HIPOTESIS DK-2

20

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

21

REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA

22TIM PENYUSUN

24ISIA. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI-

B. SKENARIOAdakah yang mudah saya pahami? (Ny. K usia 54 tahun datang kepada Ahli Gizi di Poli Gizi RS. tempat dia bekerja. Ny. K merupakan pegawai administrasi di RS tersebut dengan latarbelakang pendidikan SMEA. Saat datang ke poli, tampak Ny. Kkesulitan untuk berjalan. Ny. K mengeluh sendi-sendi kakinya sakit, hal tersebut mengurangi kemampuan geraknya. Menurut Ny. K, beliau telah didiagnosa Osteoartritis sejak 4 tahun yang lalu. Rasa sakit tersebut ditambah pula dari hasil pemeriksaan asam urat yang tinggi yaitu 6.1 mg/dl dan beban tubuhnya yang besar, dimana berat badan Ny. K adalah 69 kg dengan tinggi badan 149 cm. Kondisi kelebihan berat badan ini sudah terjadi sejak lama. Ny. K menyatakan bahwa dia mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun lalu. Hasil pemeriksaan tensi darah saat ini adalah180/100 mmHg. Terkait informasi diet yang sesuai dengan kondisinya, Ny. K tidak pernah mencari tau. Ny. K beranggapan jika dia merasa sakit dia dapat mengkonsumsi obat. Obat yang dikonsumsi furosemid 40 mg rutin setiap hari dan codein 3x1 yang diberikan dokter untuk dikonsumsi selama 7 hari. Saat berdiskusi dengan ahli gizi, Ny. K sering menyampaikan adakah yang harus saya ketahui?. Dan dengan masalah sulitnya dia memahami informasi medis, Ny. K mengatakan adakah info yang mudah untuk dipahami? dan adakah media untuk memudahkan saya memahami informasi yang saya butuhkan?C. DAFTAR UNCLEAR TERM NoIstilahPengertian

1.Furosemid

Diuretik loop yang dipakai dalam pengobatan edema dan hipertensi. (Dorland, 2011)

2.Osteoartritis

Penyakit degeneratif sendi noninflamatorik yang ditandai dengan degenerasi cartilago articularis ( tulang rawan yang melapisi permukaan artikular pada sensi synovial ), hipertrofi tulang pada tepi-tepinya, dan perubahan pada membrane sinovialis, disertai nyeri dan kekakuan. (Dorland, 2011)

3.CodeinAlkaloid narkotik yang dipeoleh dari opium (getah putih buah papaver somniferum yang belum matang dan dikeringkan, berkhasiat, narkotik, analgesic, candu) atau dibuat morfin melalui proses metilasi dan digunakan dalam bentuk basa atau garam fosfat/sulfatnya sebagai analgesic opioid (zat yang mempunyai khasiat seperti opium), antitusif, dan antidiare. (Dorland, 2011) (Kamus saku kedokteran, 2011)

4.Asam uratHasil akhir dari metabolism purin berbentuk Kristal yang banyak terdapat di persendian sehingga menyebabkan penyakit asam urat dengan gejala sakit pada persendian. (Kamus gizi, 2010)

5. Sendi

Hubungan antar tulang yang memungkinkan gerak (Kamus saku kedokteran, 2011)

6.HipertensiTingginya tekanan darah arteri secara persisten dan tidak diketahui penyebabnya. (Dorland, 2011)

D. DAFTAR CUESAhli gizi mampu memberikan edukasi gizi dengan bahasa yang mudah dipahami dan membuat media edukasi gizi yang informatif dan mudah dipahami kepada pasien dengan diagnosa osteoarthritis.E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE1. Patofisiologi penyakit asam urat, osteoarthritis, dan HT2. Keterkaitan penyakit asam urat, osteoarthritis, dan HT

3. IOM dari furosemid dan codein

4. Makanan yang harus dihindari, dibatasi, dianjurkan, serta zat gizi yang ditekankan dan prinsip diet utama penyakit osteoarthritis untuk pasien Ny. K

5. Cara memilih dan mengolah makanan yang tepat

6. Aktivitas yang dianjurkan untuk pasien Ny. K

7. Media-media yang digunakan untuk menyampaikan informasi gizi kepada pasien dan media yang paling tepat beserta alasannya

8. Penjelasan informasi dalam media yang disampaikan dengan menggunkan bahasa awam yang mudah dimengerti ( patofisiologi penyakit, keterkaitan penyakit, IOM, makanan yang dihindari dibatasi dan dianjurkan )F. HASIL BRAINSTORMING1. Bagaimana patofisiologi penyakit asam urat, osteoarthritis, dan HT?

Asam urat: Karena konsumsi tinggi purin dan ginjal tidak mampu menyaring sehingga purin yang seharusnya dikelurkan tertahan di dalam tubuh dan termetabolisme sehingga mengakibatkan asam urat dalam darah tinggi. Osteoarthritis : Ny. K kurang konsumsi kalsium sehingga tulang mudah rapuh dan sendi tidak bisa menopang tubuh. HT : Obesitas menyebabkan munculnya plak pembuluh darah dan menyempit.2. Bagaimana keterkaitan 3 penyakit tersebut? Obesitas pada pasien yang terjadi karena cadangan lemak banyak dan menimbulkan plaque pada pembuluh darah sehingga menyebabkan vasokontriksi lalu mengakibatkan hipertensi, lemak tinggi mengakibatkan gangguan metabolisme purin sehingga asam urat tinggi dalam darah dan tersimpan pada sendi akhirnya sendi tidak mampu menopang badan.

3. Bagaimana IOM dari codein dan furosemid? Codein: cukup serat, dihindari alkohol

Furosemid : memperhatikan natrium, interaksi dengan susu dan tinggi vit K, kafein karena bersifat antagonis dengan obat.

4. Apa makanan yang harus dihindari, dianjurkan, dibatasi, zat gizi yang ditekankan serta bagaimana dan alasan prinsip diet utama untuk OA ny. K? Prinsip: rendah purin dan cukup natrium

Dihindari: jerohan, tinggi lemak dan kolesterol, daun singkong, makanan2 kaleng, karbo sederhana, buah2an kering

Dianjurkan: sayur rendah purin dan buah, susu, pisang

Dibatasi: sayur bayam, cake, kacang-kacangan

Zat gizi yang ditekankan: natrium dan purin

5. Bagaimana cara memilih dan mengolah makanan yang tepat? Memilih: Melihat info nilai gizi jika makanan kemasan, menggunakan garam meja, tidak memilih makanan kaleng.

Mengolah: menghindari metode penggorengan, lebih baik dikukus atau direbus, ditumis.

6. Apa aktivitas yang dianjurkan untuk Ny. K? Aktivitas ringan (20-30 menit): Berenang atau jalan di air, pemanasan, jalan santai 10-15 menit, berkebun, beternak ikan.

7. Media apa yang digunakan untuk meyampaikan informasi pada pasien ? Media yang tepat dan alasannya? Poster popular karena bahasa tidak ilmiah dan banyak gambar, leaflet karena bisa diisi banyak tulisan, booklet karena bisa menampung banyak informasi, food model, TGS, piring makanku dijelaskan jumlah porsi makan, flash player (animasi), video grafis.

Media yg tepat: flash player/booklet (karena bisa disimpan dan menampung info yang cukup banyak).

8. Apa saja yang dicantumkan pada media agar mudah dipahami? Bagaimana penjelasan dengan bahasa awam (patofis, keterkaitan 3 penyakit, IOM, makanan yang dianjurkan dan zat gizi yg ditekankan)?

G. HIPOTESIS DK-1

H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE1. Patofisiologi penyakit asam urat, osteoarthritis, dan HT Asam UratAsam urat merupakan produk akhir yang terbentuk dari senyawa purin, dihasilkan dalam jaringan yang mengandung enzim xantine oksidase terutama di hati dan usus halus. Dalam keadaan normal asam urat dapat dikeluarkan melalui ginjal. Tetapi apabila sintesis asam urat terlalu banyak atau eksresinya melalui ginjal terlalu sedikit, maka kadarnya dalam darah meningkat, kristal kristal urat yang sukar larut dalam semua cairan tubuh mengendap di sendi-sendi dan jaringan serta menimbulkan peradangan. Peningkatan kadar asam urat darah dapat disebabkan karena beberapa hal sebagai berikut :

adanya gangguan metabolisme purin bawaan kelainan pembawa sifat atau gen kelebihan mengkomsumsi makan berkadar purin tinggi seperti: daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, bucis. penyakit seperti: leukemia (kanker sel darah putih), kemoterapi, radioterapiTerganggungya pembuangan asam urat di dalam darah dapat disebabkan sebagai berikut:

minum obat tertentu (anti TB/pirzinamid, diuretic, salisilat) dalam keadaan kelaparan/ puasa, diet yang terlalu ketat keracunan olah raga terlalu beratTerjadinya peningkatan aktivitas maka akan terjadinya phosphoribosylpyrophospate (PRPP) syntase, PRPP sendiri ialah kunci sintesa purin/asam urat sehingga akan menyebabkan kosentrasi PRPP akan meningkat, serta terjadinya defisiensi hypoxanthine guanine phosphoribosyl (HGPRT) yang akan meningkatkan metabolisme guanine dan hipoxantin akibatnya akan terjadi asam urat. meningkatnya kadar kalsium darah akibat penyakit hiperparatiroid, mungkin juga hipertiroid hipertensi gagal ginjal Obesitas juga dapat meningkatkan hiperuresemia(Fajar, 2010) (Hawkins, 2005) (Misnadirly, 2008) OsteoarthritisOsteoarthritis terjadi dikarenakan berbagai faktor resiko yang mengakibatkan erosi pada tulang rawan dan berkurangnya cairan sendi. Kondrosit adalah sel yang bertugas membentuk proteoglikan dan kolagen pada tulang rawan sendi. Osteoarthritis terjadi akibat kondrosit gagal mensintesis matriks yang baik dan memelihara keseimbangan antara degradasi dan sintesis matriks ekstraselular termasuk produksi kolagen. Hal itu menyebabkan perubahan diameter dan orientasi dari serat kolagen yang mengubah biomekanik tulang rawan. Sinoviosit juga mengalami radang (sinoviositis) menyebabkan timbulnya rasa nyeri, hal ini dikarenakan sinoviosit yang mengalami keradangan akan menghasilkan MMPs (Matrix Mettaloproteinase) dan berbagai sitokin yang dilepaskan ke rongga sendi dan merusak matriks rawan sendi serta mengaktifkan kondrosit. Pada akhirnya tulang subkondral juga ikut berperan dimana osteoblas akan terangsang dan menghasilkan enzim proteolitik. Berbagai sitokin turut berperan merangsang kondrosit dalam menghasilkan enzim perusak rawan sendi. Sitokin yang terpenting adalah IL-1, selain sebagai sitokin pengatur (IL-6, IL-8, LIFI) dan sitokin inhibitor (IL-4, IL-10, IL-13, dan IFN-). Sitokin inhibitor ini bersama IL-Ira dapat menghambat sekresi berbagai MMPs dan meningkatkan sekresi TIMPs. Selain itu, IL-4 dan IL-13 juga dapat melawan efek metabolic IL-1. IL-1 juga berperan menurunkan sintesis kolagen tipe II dan IX dan meningkatkan sintesis kolagen tipe I dan II, sehingga menghasilkan matriks rawan sendi yang berkualitas buruk. (Maharani, 2007)Faktor resiko osteoartritis yaitu faktor sistemik (usia, jenis kelamin, suku, genetik) dan faktor biomekanik (cidera, obesitas dan pekerjaan). Faktor-faktor resiko tersebut menyebabkan kerusakan pada daerah sendi melalui tiga mekanisme yaitu peningkatan matrix metalloprotease (MMP), inflamasi pada membran sinovial dan stimulasi produksi nitric oxide. Stimulasi produksi Nitric Oxide Il-1 memunculkan efek yg dapat menyebabkan inflamasi dengan menstimulasi produksi nitric oxide (NO). NO dapat menghambat produksi kolagen dan sintesis proteoglikan. (Bachtiar, 2010) Hipertensi

Terjadinya hipertensi melalui beberapa penyebab yaitu

a. Meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH sangat sedikit urin yang di eksresikan ke luar tubuh sehingga urin menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkan, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. akibatnya volume darah meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat. b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron meningkat sehingga tekanan dari dinding arteri juga semakin besar. Selain itu kelebihan BB juga meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah. Peningkatan kadar insulin menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang mengakibatkan volume dan tekanan darah meningkat.c. Keseimbangan curah jantung dan tahanan periferal sangat berpengaruh terhadap normalitas tekanan darah. Curah jantung terjadi melalui dua cara yaitu peningkatan volume cairan (preload) dan rangsangan saraf yang mempengaruhi kontraksi jantung. Peningkatan volume cairan (preload) terjadi dikarenakan peningkatan vol. Plasma berkepanjangan akibat gangguan pengaturan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam berlebih. Kontraksi jantung dapat meningkatkan curah jantung melalui rangsangan saraf adrenegik. Pada keadaan normal ada barorefleks yang menurunkan resistensi vaskular sehingga tekanan darah kembali normal. Sedangkan pada orang tertentu tertentu barorefleks tidak adequat sehingga terjadi vasokontriksi perifer. Vasokontriksi periferal inilah yang meningkatkan tahanan periferal.d. Sistem renin-angiotensin merupakan sistem endokrin penting dalam pengontrolan tekanan darah. Sistem ini terdapat di organ ginjal yang mengontrol tekanan darah melalui pengaturan volume cairan ekstraselular dan sekresi renin. Mekanisme hipertensi adalah angiotensinogen dirubah oleh hormon renin menjadi angiotensin I oleh ACE (Angiotensin I-Converting Enzym) dirubah lagi menjadi angiotensin II yang berpotensi besar meningkatkan tekanan darah karena bersifat vasokontriktor melalui : Peningkatan sekresi hormon ADH serta rasa haus, dan peningkatan sekresi aldosteron yang mengatur volume cairan ekstracelular dengan cara mereabsrobsi NaCl.e. Sistem saraf simpatikMerupakan saraf otonom yang mengatur kontriksi pembuluh darah. Hipertensi terjadi karena interaksi antara saraf otonom dan sistem RAA bersama faktor lain natrium, volume sirkulasi dan beberapa hormon.

f. Perubahan struktur dan fungsi pembuluh darahPerubahan struktur pembuluh darah bertanggung jawab terhadap perubahan tekanan darah. Perubahan struktur pembuluh darah meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Sel endotel pembuluh darah memiliki peran mengontrol pembuluh darah jantung dengan vasoaktif lokal molekul oksida nitrit dan peptida endotelium. Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer.

(Nuarima, 2012) (Rusdi & Nurlaela Isnawati, 2009 dalam Jafar, 2010) (Kartikasari, 2012)2. Keterkaitan penyakit asam urat, osteoarthritis, dan HT

Penyakit osteoarthritis, hipertensi, dan asam urat dapat terjadi dikarenakan bentuk manifestasi klinis dari keadaan obesitas.

Hubungan obesitas dengan osteoarthritis

Ketika berjalan berat badan akan dipindahkan ke sendi lutut 3-6 kali lipat berat badan. Maka bila proporsi berat badan lebih besar dari tinggi badan (obesitas), kerja sendi juga akan semakin berat. Secara biomekanika bahwa pada keadaan normal gaya berat badan akan melalui medial sendi lutut dan akan diimbangi otot-otot paha bagian lateral sehingga resultannya akan jatuh pada bagian sentral sendi lutut. Namun pada keadaan obesitas resultan itu akan bergeser ke medial sehingga beban yang diterima sendi lutut tidak seimbang. Hal ini berakibat ausnya tulang rawan karena pergeseran titik tumpu badan. (Mquet, 2005 dalam Wahyuningsih, 2009) Hubungan obesitas dengan hipertensi

Obesitas meningkatkan faktor resiko kardiovaskular, resistensi insulin, dan dislipidemia. Peningkatan aktivitas saraf simpatis sangat umum terjadi pada individu obes dan bila terjadi dalam waktu lama akan meningkatkan tekanan arteri serta vasokontriksi perifer. Selain itu hiperleptinemia pada obes menunjukkan adanya resistensi leptin karena tidak adanya proses metabolik, hal ini berperan terjadinya hipertensi pada obes. (Saraswati, 2010)

Hubungan obesitas dengan asam urat

Obesitas dengan BMI >35 kg/m2 beresiko terjadinya hiperurisemia. Adanya lemak omentum dalam rongga perut yang menggantung menjadi penyebabnya. Semakin besar volume lemak omentum maka akan mendesak ginjal sehingga mengganggu fungsi ginjal dalam mengekspresikan kelebihan asam urat. (Kusmiyati DK, 2014)3. IOM dari furosemid dan codein

Furosemid

Perlu memperhatikan penambahan potasium, magnesium, clasium, sodium yang bisa ditambahkan dari makanan : pisang, alpokat , susu , pepaya, yogurt Meningkatkan eksresi kalium dan magnesium Dapat diberikan bersamaan makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman di GI Penyerapan furosemid di pengaruhi oleh waktu makan akan diserap lebih baik ketika perut dalam keadaan kosong agar dapat di absorbsi sempurna namun akan lebih tidak menimbulkan rasa tidak nyaman ketika setelah makan. Licorice berinterinteraksi akan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Berinteraksi dengan alcohol yang dapat menyebabkan dan meningkatkan terjadinya hipotensi ortostatik yaitu penurunan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba.(Anymous,2012)(Krause,2012) (Enterpraise Inc, 1998) (Ira, tanpa tahun) Codein Akan diserap lebih baik dan tidak menimbulkan rasa ketidaknyaman ketika dikonsumsi dalam keadaan setelah makan karena obat-obatan opiates seperti morphin dab codein menyebabkan penurunan motilitas (kemampuan untuk bergerak ) dari gastrointestinal. Alcohol menimbulkan efek sedative karena alcohol dapat meningkatkan kemungkinan efek samping yang berbahaya seperti koma atau kematian. Herbal yang mengandung salisilat dapat memicu alkaloid dimana jika dikonsumsi dalam dosis tinggi bersama kodein akan mengganggu penyerapan kodein.

(Enterpraise Inc, 1998) (FADI, Tanpa Tahun) (Mozayani dan Raymon, 2004) (Mollie,2011)

4. Makanan yang harus dihindari, dibatasi, dianjurkan, serta zat gizi yang ditekankan dan prinsip diet utama penyakit osteoarthritis untuk pasien Ny. K

Makanan yang dihindari

Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol karena berhubungan dengan obat yang di konsumsi pasien yaitu codein. Makanan dan minuman kaleng seperti sarden,sosis,kornet,sayuran dan buah-buahan kaleng. Makanan yg diawetkan seperti ikan asin, dendeng, abon, ikan pindang dan lain-lain. Makanan tinggi purin (150-800 mg / 100 gr) contohnya jerohan, kerang, dan makarel. Makanan berfermentasi contohnya tape.

Tidak ada makanan spesifik yang dihindari untuk penderita OA kecuali orang tersebut mempunyai alergi terhadap makanan atau food intolerance. Makanan bersantan karena mengandung lemak yang mengandung ikatan jenuh sehingga sulit untuk dipecah menjadi bahan bakar.(maharani,2007) (Almatsier 2005) (hartin kartika, 2012) (The Arthritis Society, 2008) (setiono yustian,2012) Makanan yang dibatasi

Makanan mengandung purin sedang (50-150 mg / 100 gr) contohnya ikan yang tidak termasuk golongan tinggi purin, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun papaya, kangkung, tahu, tempe, kapri, jamur, kacang polong.

(Almatsier 2005) Makanan yang dianjurkan

Wortel, labu siam, terong, pare, oyong, ketimun, labu air, selada air, tomat, lobak.

Makanan yang dapat mengurangi gejala dari Osteoarthritis yaitu yang mempunyai zat anti-inflammatory untuk mengurangi rasa sakit, contohnya teh hijau, delima, jahe dan kunyit. Makanan sumber karbohidrat yaitu nasi, bubur, bihun, roti, gandum, makaroni, pasta, jagung, kentang, ubi, talas, singkong, dan juga BM tinggi potasium seperti pisang. Bertujuan untuk membantu proses penyerapan furosemida. Makanan tinggi kalium, ( Kentang , Pisang dan susu)b. Makanan kalium sedang ( Brokoli , tomat , jeruk dan strawberry)

c. Makanan rendah kalium ( Apel dan anggur)

Putih telur, susu sapi non fat, daging ayam tanpa kulit (Kemenkes RI, 2011) (The Associations of UK Dietitians, 2015) (Drug and Food Interaction, 2007) (LIPI, 2009) Prinsip

Rendah lemak karena pasien mengalami obesitas jadi diet pertama yang dilakukan adalah rendah lemak untuk menurunkan bb pasien dan mengurangi beban sendi yang terkena OA dan dikombinasikan dengan diet rendah purin. Zat gizi yang ditekankan

Vitamin C karena sebagai antioksidan sehingga dapat mengurangi rasa nyeri akibat inflamasi dan menggantikan kolagen yang hilang. Memperhatikan tokoferol (vitamin D), B-carotene, dan selenium dapat berguna bagi management osteatritis dan perlu penambahan untuk vitamin B6, vitamin D , dan folat. a. Bahan makanan sumber vitamin D untuk membantu proses dan penyerapan kalsium. Suplementasi 400-800 microgram. Pada bahan makan contohnya minyak tumbuh-tumbuhan , terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian , sayur , dan buah. b. Bahan makanan sumber vitamin C pada sayur dan buah seperti jeruk, pepaya , tomat. c. Bahan makanan sumber selenium pada makanan laut , hati, ginjal , pada buah dan sayur redah , namun untuk hati dan ginjal sebaiknya tidak diberikan karena ditakutkan mempengaruhi kadar asam urat.d. Vitamin B6 pada kecambah , serealia, kacang, kentang , dan pisang .e. Sumber folate pada sayuran hijau , hati ( sebaiknya dihindari) , daging tanpa lemak, serealia, jeruk Kalsium untuk kesehatan tulang dikarenakan orang penderita OA lebih beresiko mengalami osteoporosis dan osteomalaise jika kekurangan. Kebutuhan 1000mg. Zat besi, untuk mencegah anemia karena efek samping NSAIDs menyababkan pendarahan. Suplemen chondroitin dan glucosamine untuk memperbaiki tulang rawan yang rusak.(Ambardini, tanpa tahun) (Almatsier, 2009) (Krause,2012) (Wolhurter, 2010) (Research UK, 2011)5. Cara memilih dan mengolah makanan yang tepat

Memilih

Memilih makanan yang segar tanpa diolah, seperti sayur dan buah segar. Jangan memilih makanan yang diawetkan karena mengandung natrium tinggi. Prinsip modifikasi makanana. skip : menghindari makanan berlemak dan manisb. trim : membuang lemak pada dagingc. pick : memilih blender sayuran daripada buah-buahan manisd. nick : mungurangi makanan yang beresiko terhadap penyakit Tidak menggunakan bumbu-bumbu seperti kecap, terasi, tauco. Menghindari makanan yang mengandung alkohol. Coba tambahkan bumbu, herb, lemon, cuka di dalam masakan untuk mengurangi penggunaan garam. Membaca food label dan mengecek kandungan dalam produk. Menambah 1 serving sayuran dan buah sebagai snack. Pakailah minyak tumbuh-tumbuhan seperti olive oil, bunga matahari, minyak zaitun untuk mencegah reaksi radang(Kemenkes, 2011) (setiono yustian,2012) (Rismayanti, 2010) (Hombar, 2013) Mengolah

Dengan merebus, mengukus, mengungkep, menumis, memanggang dan pepes Perhatikan suhu saat memasak, makanan yang dimasak dengan suhu tinggi akan menghasilkan komponen yang akan menyebabkan reaksi radang. Nama komponen tersebut ialah AGES (Advanced glycation end products). Salah satu contohnya adalah dipanggang.(Kemenkes RI, 2011) (Hombar, 2013)6. Aktivitas yang dianjurkan untuk pasien Ny. KPrinsip aktivitas pada penderita OA adalah : latihan kelenturan + penguatan + ketahanan serta faktor yang terpenting ialah suhu. Jumlah dan bentuk pilihan olahraga tergantung dari keadaan persendian pasien, kestabilan sendi dan apakah pernah dilakukan pembedahan akan sangat mempengaruhi pemilihan aktivitas pada pasien OA. Aktivitas pada penderita osteoarthritis dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi pasien. Aktivitas yang dilakukan dapat berupa latihan fisik yang bertujuan memperbaiki funsi sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan mengurangi stress pada sendi, meningkatkan kekuatan sendi, mencegah disabilitas, dan meningkatkan kebugaran jasmani. Jenis aktivitas yang dapat dilakukan yaitu:

a. Terapi Manual

Terapi manual adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan tujuan meningkatkan gerakan sendi dan mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang digunakan adalah melatih ROM secara pasif, melatih jaringan-jaringan sekitar sendi secara pasif, merenggangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan massage.

b. Latihan Fleksibilitas (ROM)

Pada pasien osteoarthritis, latihan fleksibilitas ditujukan untuk mengurangi kekakuan, meningkatkan mobilitas sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak. Latihan fleksibikitas sering dilakukan selama periode pemanasan atau tergabung dalam latihan ketahanan atau aktivitas aerobik. Latihan fleksibilitas dapat dimulai dari latihan peregangan tiap kelompok otot, setidaknya tiga kali seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan repetisinya per kelompok otot secara bertahap. Latihan harus melibatkan kelompok otot dan tendon utama pada ekstremitas atas dan bawah.

c. Latihan Kekuatan

Latihan kekuatan mempunyai efek yang sama dengan latihan aerobic dalam memperbaiki disabilitas, nyeri, dan kinerja. Latihan kekuatan ada 3 macam yaitu latihan isometrik, latihan isotonic, dan isokinetik. Latihan kekuatan otot secara isometric, isotonic, maupun isokinetik dapat mengurangi nyeri dan disabilitas serta memperbaiki kecepatan berjalan pada pasien osteoarthritis. Latihan ini dianjurkan untuk latihan kekuatan awal pasien osteoarthritis dengan nyeri lutu saat latihan. Latihan isokinetik menghasilkan peningkatan kecepatan berjalan paling besar dan pengurangan disbilitas sesudah terapi dan saat evaluasi, sehingga latihan ini disarankan untuk memperbaiki stabilitas atau ketahanan berjalan. Latihan isometrik diindikasikan apabila sendi mengalami peradangan akut atau sendi tidak stabil. Latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot dan ketahanan statis (static endurance) dengan cara menyiapkan sendi untuk gerakan yang lebih dinamis dan merupakan titik awal program penguatan. Apabila instabilitas sendi dan nyeri berkurang, program latihan secara bertahap diubah ke latihan yang dinamis (isotonik). Kontraksi isotonic digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Latihan kekuatan isotonic memperlihatkan efek positif pada metabolism energy, kerja insulin, kepadatan tulang, dan status fungsional pada orang sehat. Jika tidak terdapat peradangan akut maupun instabilitas sendi, bentuk latihan ini ditoleransi baik oleh pasien osteoarthritis.d. Latihan Aerobik

Latihan aerobik (berjalan, bersepeda, berenang, senam aerobic, dan latihan aerobic di kolam renang) dapat meningkatkan kapasitas aerobik, memperkuat otot, meningkatkan ketahanan, mengurangi berat badan, dan mengurangi konsumsi obat pada pasien osteoarthritis. Pemilihan aktivitas aerobic tergantung pada beberapa faktor, yaitu status penyakit, stabilitas sendi, suber daya dan minat pasien. Latihan aerobic di kolam renang air hangat dapat mengurangi nyeri otot dan sendi, mengurangi beban sendi, meningkatkan gerakan yang tidak menimbulkan nyeri, dan memperkuat otot-otot di sekitar sendi yang sakit. (Ambardini, 2005) Selain itu juga dapat dilakukan aktivitas seperti dibawah ini:

1. Duduk dengan posisi kedua tungkai lurus pada lantai, tempat tidur atau tempat duduk yang panjang. Gerakkan telapak kaki mendekat ke arah tubuh dan tekan lutut hingga mengenai lantai, untuk menguatkan otot-otot di sekitar lutut. Tahan dalam lima hitungan, lalu istirahatkan. 2. Seperti posisi diatas, lalu angkat tungkai hingga membentuk sudut 30 derajat dengan lantai, usahakan lutut tetap lurus dan angkat 2 sampai 3 inci. Tahan dalam 5 hitungan. 3. Seperti posisi di atas, letakkan gulungan kain/selimut/bola tenis. Tekan lutut keatas benda tersebut, tahan dalam 5 hitungan4. Duduk dengan posisi kedua lutut tepat pada tepi kursi. Lalu angkat salah satu kaki dengan kekuatan penuh sampai posisi kaki lurus, tahan dalam 5 hitungan. Lakukan bergantian. (Wachjudi, dkk, 2007)7. Media-media yang digunakan untuk menyampaikan informasi gizi kepada pasien dan media yang paling tepat beserta alasannya Media untuk menyampaikan informasi ada 3 macam1. media cetak : booklet ( sepertt buku yang isinya tulisan maupun gambarKeunggulannya : a. Lebih mudah dalam menyimpan

b. Isi atau pesan yang di sampaikan dapat terperinci dan jelas

Kelemahannya :

a. Tidak bisa di gunakaan sebagai alat edukasi massa.

b. Memerlukan tenaga yang banyak dalam penyebarannya .

leaflet ( berupa lembar kertas berukuran kecil yang dilipat, isi informasi dapat berupa tulisan/gambar/kombinasi keduanya flyer (selebaran) ( seperti leaflet tetapi tidak dilipat flip chart ( bentuk lembar balik, biasanya dalam bentuk baku dimana tiap lembar berisi gambar peragaan dan baliknya berisi informasi tentang gambar rubrik ( tulisan pada surat kabar mengenai masalah kesehatan poster ( bentuk media cetak yang berisi pesan infomasi kesehatan yang ditempel di dinding / tempat umum.2. media elektronik televisi ( melalui media televisi dalam bentuk forum diskusi/tanya jawab mengenai kesehatan radio ( melalui media radio dalam bentuk obrolan/tanya jawab, ceramah video ( penyampaian informasi melalui pemutaran video kesehatan slide ( penyampaian informasinya berupa poin-poin3. media luar ruang papan reklame ( seperti poster namun dalam ukuran yang besar spanduk ( pesan dalam bentuk tulisan/gambar yang dibuat di secarik kain yang besar Media yang dipilih berupa slide.

Kelebihan slide : dapat memberikan realita meskipun terbatas, memberikan informasi, cocok untuk sasaran dalam jumlah besar sekalipun, dan dapat mengangkat masalah. Kekurangan slide : memerlukan ruang yang sedikit gelap, listrik dan peralatan mahal.(Fitriani, 2013) (Putu dan Nyoman,2008)8. Penjelasan informasi dalam media yang disampaikan dengan menggunkan bahasa awam yang mudah dimengerti ( patofisiologi penyakit, keterkaitan penyakit, IOM, makanan yang dihindari dibatasi dan dianjurkan )

Patofisiologi

Osteoartritis

Penyakit osteoartritis adalah penyakit pada sendi diibaratkan seperti sendi adalah engsel pintu. Ketika seseorang mengalami OA , keadaan sendi kita akan seperti engsel pintu yang berkarat yang disebabkan berbagai faktor salah satunya ausnya pelumas pada daerah engsel tersebut sehingga dianalogikan pada sendi lutut akan sakit jika digerakkan. Hipertensi

Kondisi terjadinya hipertensi dapat diibaratkan dengan proses mengalirnya air di dalam selang atau pipa. Selang dianalogikan sebagai pembuluh darah, air dapat mengalir lancar jika tidak ada hambatan di dalam selang tersebut. Namun jika pada selang tersebut terdapat hambatan, maka air akan tersumbat sehingga akan tertahan dan tidak dapat mengalir dengan semestinya pada akhirnya terjadi tekanan yang besar pada selang tersebut. Sama halnya dengan pembuluh darah jika terdapat hambatan maka darah tidak dapat mengalir dengan normal ke seluruh tubuh. Hambatan yang terdapat pada pembuluh darah dapat berupa endapan lemak yang berlebih di dalam tubuh. Lemak tersebut akan menempel pada pembuluh darah dan jika terlalu banyak maka pembuluh darah akan menyempit dan terjadi tekanan yang besar pada pembuluh darah tersebut. Asam urat

Asam urat dapat dianalogikan dengan limbah suatu pabrik. Limbah tersebut seharusnya dikeluarkan atau dibuang karena merupakan hasil akhir yang tidak bermanfaat. Jika limbah tersebut tidak dikeluarkan akan menimbulkan berbagai masalah. Limbah yang tidak bisa keluar dapat disebabkan beberapa hal contohnya terdapat produksi limbah yang berlebih dan atau ada gangguan pada proses pengeluaran. Sama halnya dengan asam urat yang seharusnya dikeluarkan oleh tubuh bila tertahan di dalam tubuh dapat menimbulkan masalah penyakit yang baru. Hubungan Obesitas dan Osteoartritis

Hubungan ini dapat digambarkan dengan sebuah meja. Jika diberikan beban yang besar dan diletakkan pada meja dalam waktu lama maka dapat mengakibatkan patahnya kaki yang melalui proses secara perlahan mulai dari berubahnya posisi kaki-kaki meja lalu menjadi rapuh dan akhirnya patah. Sama halnya dengan obesitas jika berat badan yang lebih maka beban badan akan ditopang oleh tulang-tulang kaki. Dalam waktu lama tulang-tulang tersebut akan berubah posisi atau bergeser sedikit demi sedikit dan terjadi pengikisan sendi. Pada akhirnya akan rapuh dan terasa sakit.

Makanan dengan penyakit

Makanan dapat digambarkan dengan bahan bakar pada kendaraan bermotor. Ada banyak jenis bahan bakar mulai dari premium, pertamax, solar, dan lain sebagainya. Diumpamakan kendaraan bermotor berupa sebuah sepeda motor. Premium dapat digunakan pada kendaraan bermotor namun tidak member keuntungan lebih selain penggerak mesin sepeda motor, sedangkan pertamax memiliki nilai lebih baik dibandingkan premium sehingga pertamax lebih dianjurkan untuk sepeda motor, sedangkan solar tidak dapat digunakan karena tidak memiliki keuntungan untuk sepeda motor sehingga tidak direkomendasikan. Analoginya adalah sepeda motor sebagai tubuh manusia, premium sebagai bahan makanan yang diperbolehkan, pertamax sebagai bahan makanan yang dianjurkan, dan solar sebagai bahan makanan yang dihindari.

I. HIPOTESIS DK-2

KESIMPULAN DAN REKOMENDASIA. KESIMPULAN Terjadinya obesitas dapat menimbulkan manifestasi klinis metabolic sindrom berupa penyakit osteoarthritis, hipertensi, dan asam urat. Hubungan obesitas dengan osteoarthritis yaitu ketika berjalan berat badan akan dipindahkan ke sendi lutut 3-6 kali lipat berat badan. Maka bila proporsi berat badan lebih besar dari tinggi badan (obesitas), kerja sendi juga akan semakin berat. Secara biomekanika bahwa pada keadaan normal gaya berat badan akan melalui medial sendi lutut dan akan diimbangi otot-otot paha bagian lateral sehingga resultannya akan jatuh pada bagian sentral sendi lutut. Namun pada keadaan obesitas resultan itu akan bergeser ke medial sehingga beban yang diterima sendi lutut tidak seimbang. Hal ini berakibat ausnya tulang rawan karena pergeseran titik tumpu badan. Hubungan obesitas dengan hipertensi adalah obesitas meningkatkan faktor resiko kardiovaskular, resistensi insulin, dan dislipidemia. Peningkatan aktivitas saraf simpatis sangat umum terjadi pada individu obes dan bila terjadi dalam waktu lama akan meningkatkan tekanan arteri serta vasokontriksi perifer. Selain itu hiperleptinemia pada obes menunjukkan adanya resistensi leptin karena tidak adanya proses metabolik, hal ini berperan terjadinya hipertensi pada obes. Sedangkan hubungan obesitas dengan asam urat yaitu obesitas dengan BMI >35 kg/m2 beresiko terjadinya hiperurisemia. Adanya lemak omentum dalam rongga perut yang menggantung menjadi penyebabnya. Semakin besar volume lemak omentum maka akan mendesak ginjal sehingga mengganggu fungsi ginjal dalam mengekspresikan kelebihan asam urat. Untuk menjelaskan kepada pasien agar mudah dipahami diperlukan media yang tepat dengan bahasa yang sedehana. Media yang dapat digunakan adalah slide. Kelebihan slide adalah dapat memberikan realita meskipun terbatas, memberikan informasi, cocok untuk sasaran dalam jumlah besar sekalipun, dan dapat mengangkat masalah. Sedangkan kekurangan slide adalah memerlukan ruang yang sedikit gelap, listrik dan peralatan mahal.B. REKOMENDASI / SARANDiharapkan skenario selanjutnya di perjelas lagi untuk menentukan cues yang terdapat dalam skenario dan mempermudah mahasiswa dalam menyelesaikan kasus dan fokus pada skenario.DAFTAR PUSTAKAAlmatsier, sunita. 2009. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta.pt gramediaGraedon Enterpraise Inc. 1998. Drug & Food Interaction.

University of Florida. 2009. Food/Drug and Drug/Nutrient InteractionArthritis Research UK. 2011. Diet and Arthritis

Wahyu, Fajar. 2010. Efek Catechin Terhadap Kadar Asam Urat, C-Reactive Protein Dan Malondialdehid Darah Tikus Putih Hiperurisemia

Ester, Muki. 2013. Interaksi Obat Dan Makanan

Kemenkes RI. 2011. Diet Rendah Purin

Rismayanti. 2010. Diet Bagi Penderita Hipertensi

Sidauruk, Perdana. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dengan Tindakan Terhadap Faktor-Faktor Yang Memperberat Terjadinya Gout Arthritis Di Kecamatan Tebing Tinggi Medan 2011-2012. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara: Medan

Bacthiar, Arief. 2010. Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber Officinale) terhadap Tanda dan Gejala Osteoartritis pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Pandanwangi Kota Malang. Fakultas Ilmu Keperawatan Program Magister Ilmu Keperawatan: DepokMozayani, Ashraf dan Raymon, Lionel P. . 2004. Handbook Of Drug Interactions: A Clinical And Forensic Guide. Humana Press: TotowaLIPI. 2009. Pangan dan Kesehatan : Bab VI Gaya Hidup Sehat. UPT Balai Informasi Teknologi LIPI

Hawkins D.W.,Rahn D.W., Gout and Hyperuricemia, Pharmacotherapy, A Pathophysiologikal Approach, Mc Graw-Hill 2005

American gastrics society panel on exercise and osteoartrithis

Tehupeiory ES. Artritis Pirai. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Soeparman (ed), Balai penerbit FKUI Jakarta, : 714-20

Kartika, diit pada pasien nyeri sendi, 2012.

Hombar, Menjalani Hidup dengan Osteoartrithis. 2013

Departemen Kesehatan., pharmacceutical care untuk pasien penyakit arthritis rematik., 2006.

Putu dan Nyoman.2008. Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Depkes, 2008. Field Book Metode dan Media Promosi Kesehatan

Wachjui, dkk. 2007. Osteoartritis. Sub. Bag. Reumatologi RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung

Maharani, Eka Pratiwi. 2007. Faktor-faktor resiko osteoarthritis lutut. Undip

Mustafiza, Pramdya Vardhani. 2010. Hubungan antara Hiperurisemia dengan Hipertens. Universitas Sebelas Maret

Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet. Gramedia Pustaka Utama

Nur Aini S W, 2009. Hubungan obesitas dengan osteoartritis lutut pada lansia .surakarta. Universitas sebelas maret

Drug and food interaction, 2007. Lasix, furosemid , hydrocholothiazide , Dixongin , lanoxin

Saiful Bahri , 2009. Komunikasi Massa. Surabaya

Kartikasari, Agnesia Nuarima. 2012. Faktor resiko hipertensi pada masyarakat di desa kabongan kidul, kabupaten rembang. laporan hasil penelitian karya tulis ilmiah. Universitas Diponegoro

Maharani pratiwi. 2007. faktor- faktor resiko osteoarthritis lutut. program studi magister epidemologi UNDIP : semarang

Maharani pratiwi. 2007. faktor- faktor resiko osteoarthritis lutut. program studi magister epidemologi UNDIP : semarang

Setiono,yustiana. 2012. dislipidemia pada obesitas dan tidak obesitas di RSUP . FK UNDIP

Lestari dkk. 2012 . efektifitas pendidikan kesehatan tentang ASI terhadpa tingkat pengetahuan. universitas Riau

Fitriani, arifah. 2013. pengaruh intervensi penyuluhan menggunakan media leaflet terhadap perubahan pengetahuan mengenai potensi bahaya dematitis kontak dan pencegahannya pada pekerja cleaning service UIN Syarif Hidayatullah.

Kartikasari, Agensia Nuarima. 2012. Faktor resiko hipertensi pada masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang

Kemenkes, 2011. Diet Hipertensi

Mollie.2011. The effect of drug on nutrition.

US department of health . 2006. Your guide to lowering your blood pressure with DASH.

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip dasar ilmu gizi.

Arthritis Research campain . osteoarthritis and obesity.

Mahan , L. Kathleen. 2012. Krauses food and Nutrition theraphy 12th edition.

Wahyuningsih, NAS. 2009. Hubungan Obesitas dengan Osteoarthritis Lutut pada Lansia di Kelurahan Puncangsawit Kecamatan Jebres Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Ira. Tanpa tahun. Farmakologi Obat.

BDA. 2015. Diet and Osteoarthritis. The Associations of UK Dietitians.

Ambardini. Tanpa tahun. Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu Osteoarthritis.

Bachtiar, Arief. 2010. Pengaruh Ekstrak Jahe Terhapad Tanda dan Gejala Osteoarthritis Pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Pandanwangi Kota Malang.

FADI. Tanpa Tahun. Avoid Food-Drug Interactions.

The Arthritis Society. 2008. Nutrition & Arthtritis.TIM PENYUSUNA. KETUA: Merisa

125070307111023B. SEKRETARIS : 1. Scriber 1: Bintang Kurniawan A

125070300111018

2. Scriber 2: Dania Kumalasari Utomo125070302111002C. ANGGOTA 1. Efi Setiowati

1250703071110082. Eka Nanda Wulandari

1250703001110083. Shabrina Dessy

1250703011110274. Refi Pravanda Sintia

1250703001110295. Apriliawan H

1250703071110056. Krisna wati Setia W

125070300111009 7. Senja Deanantha

1250703001110338. Andayu Nareswari

1250703001110499. Wildania Nurin Izzati

12507030111101810. Primalia Netta Resti Adiputri 12507030111102311. Winda nurtika

125070300111030D. FASILITATOR : Mas Lukas Adi KurniawanE. PROSES DISKUSI 1. Kemampuan fasilitator dalam memfasilitasi Fasil sudah membantu dalam proses diskusi dan selalu memberi umpan balik yang tepat, serta selalu memberi kesempatan kita untuk berdiskusi lebih dalam mengenai skenario dan bisa membuat mahasiswa fokus pada kasus skenario.Asam urat + osteoarthritis + HT

Ny. K

Pengetahuan medis terbatas

Patofisiologi

Edukasi gizi

IOM furosemid & codein

Bahan makanan dinjurkan

Pemilihan media

Bahan makanan dihindari

Bahan makanan dibatasi

Prinsip diet

Slide

Audio Visual

Penerapan pada pasien dengan bahasa yang sederhana

Alat edukasi

Zat gizi yang ditekankan:

Vit D

Vit C

As. Folat

dll

AF:

Terapi manual

Fleksibilitas

Kekuatan

Aerobik

Codein:

Berinteraksi dengan alkohol

Furosemide

Interaksi dg alcohol menyebabkan hipotensi ortostatik

IOM

Terapi

Cara memilih dan mengolah:

Tdk makanan kaleng

Tidak digoreng

Dibatasi:

Tahu

Tempe

Bayam

Daun singkong

Kangkung

Dihindari:

Otak

Hati

Jeroan

Makarel

Bersantan

Makanan kaleng

Alkohol

Dianjurkan:

Teh hijau

Delima

Jahe

Kunyit

Tips memilih & mengolah BM

Prinsip diet

IOM furosemid & codein

BM dibatasi

BM dianjurkan

BM dihindari

Konten media

Flash player / booklet

Patofisiologi

Tekanan darah

Volume darah

Diencerkan dengan volume ekstraseluler

Konsentrasi NaCl di pembuluh darah

Ekskresi NaCl (garam) dengan mereabsorpsinya di tubulus ginjal

Tekanan darah

Volume darah

Menarik cairan intraseluler ekstraseluler

Mengentalkan

Urin sedikit pekat & osmolaritas

Stimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal

Sekresi hormone ADH rasa haus

Angiotensin II

Angiotensin I Converting Enzyme (ACE)

Angiotensin I

Renin

BM

Prinsip :

Lemak

Purin

Materi

Edukasi Gizi

Obesitas menyebabkan tumpuan pada tulang semakin besar

Obesitas menyebabkan kadar insulin dan menahan Na dan air sehingga volume tekanan darah

Endapan Kristal sehingga terjadi inflamasi

Osteoarthritis

Hipertensi

Asam urat

OBESITAS

23